ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BY NY. N DI BPM SRI RAHAYUNINGSIH Amd.Keb DI DESA GENUK, KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb) Disusun Oleh : EVA MARSAUDAH NIM. 0141729 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada By Ny. N di BPM Sri Rahayuningsih Amd.Keb di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang pada Mahasiswi Kebidanan Univesitas Ngudi Waluyo Tahun 2017” yang di susun oleh: Nama : Eva Marsaudah NIM : 0141729 Program Studi : DIII Kebidanan Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo. Ungaran, Agustus 2017 Pembimbing Utama. Heni Setyowati, S,SiT., M.Kes. NIDN. 0617038002 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BAYI BARU LAHIR NORMAL DI BPM SRI RAHAYUNINGSIH AMD. KEB DI DESA GENUK, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG Eva Marsaudah*) Heni Setyowati, S.SiT, M.Kes **), Dian Luvi Afriyani, S.SiT, M.Kes ** *) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Latar Belakang : Berdasarkan laporan angka kematian Bayi Baru Lahir di kabupaten Semarang tahun 2015 sebanyak 152 kasus dari 11,18 per 1.000 KH. Penyebab terbesar Angka Kematian Bayi adalah BBLR, Asfiksia, infeksi, aspirasi dan lain-lain. Tujuan: Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada Bayi Baru Lahir secara komprehensif. Metode :Metode yang digunakan untuk pengambilan data penulis menggunakan survey deskriptif dengan teknik wawancara, pengkajian fisik, studi pustaka dan studi dokumentasi. Hasil :Pengkajian dilakukan pada 0 jam, 2 jam, 6 jam dam melakukan kunjungan neonatus dengan hasil baik dan masalah teratasi, bayi dalam keadaan normal, tidak terjadi hipotermi, tidak terjadi infeksi, nutrisi dan vital sign baik. Kesimpulan :Kesimpulan peryataan diatas penulis melaksanakan evaluasi pada bayi Ny. N segera setelah lahir bahwa apa yang telah direncanakan terlaksana yaitu kondisi bayi segera setelah lahir dalam keadaan sehat daan tidak ada kegawatdaruratan pada bayi. Kata kunci : Neonatus, Bayi Baru Lahir Normal Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd.Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 1 ABSTRACT Background: Based on reports of mortality rate of Newborn Infants in Semarang regency in 2015 as many as 152 cases from 11.18 per 1,000 KH. Infant mortality cases in 2014 are 229 cases of infant mortality in 2015. The biggest cause of Infant Mortality Rate is LBW, Asphyxia, infection, aspiration and others. Purpose: This care was given to given to give proper midwifery care in Newborns comprehensively. Method: The methods used for data collection were descriptive survey with interview techniques, physical assessment, literature study and documentation study. Results: Assessment was performed at 0 hours, 2 hours, 6 hours and udid newborn visits showing good results and resulved problems, newborns under normally circumstances, no hypothermia, no infections, nutrition and good vital signs either. Conclusion: The conclusion of the statements above shoved that the winter camied out evaluation on the baby of born. N after birth was been planned, if shoves to was the condition of the baby immediately after birth in a healthy condition and there was no emergency situation in newborn. Keywords: Newborn Born Normally PENDAHULUAN LatarBelakang Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 sebesar 359 per 1.000.000 KH (SDKI, 2012), sedangkan target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015(Kepmenkes RI, 2015). Penyebab AKI Perdarahan (25%), Infeksi (15%), aborsi tidak aman (13%), Eklamsia (12%), Kelahiran sungsang (8%). AKB Sebesar 23/10.000 (SKDI, 2012). AKB di Indonesia tahun 2015 sebesar 23/100.000 KH (SKDI, 2015). AKB di Indonesia tahun 2014 sebesar 10,08/1.000 KH. Terjadi sedikit penurunan jika dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 10,41/1.000 KH. Dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar 17/1.000 KH, maka AKB di Indonesia tahun 2014 sudah melampaui target (Kepmenkes RI, 2015). Kematian pada bayi juga dapat disebabkan oleh adanya trauma persalinan dan kelainan bawaan yang mungkin besar dapat disebabkan oleh rendahnya status gizi ibu pada saat kehamilan serta kurangnya jangkauan pelayanan kesehatan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penyebab utama terjadinya kematian bayi baru lahir di negara berkembang antara lain adalah asfiksia, sindrom gangguan nafas, infeksi serta komplikasi hipotermi (Hidayat, 2007). Angka kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10,08/1.000 KH, Terjadi sedikit penurunan bila dibandingkan Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd.Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 2 tahun 2013 yaitu 10.41/1.000 KH. Di bandingkan dengan target tahun 2015 sebesar 17/1.000 KH. Maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sudah melampaui target (profil dinkes provinsi Jawa Tengah, 2015). Penyebab AKI di provinsi Jawa Tengah tahun 2015 seperti tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil dan KB, Serta kondisi lingkungan dan social ekonomi.AKB terendah adalah Jepara yaitu 6,35 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Cilacap 7,01 per 1.000 kelahiran hidup, dan Demak 7,21 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKB tertinggi adalah Grobogan yaitu 17,38 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Temanggung 16,79 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kota Magelang 15,63 per 1.000 kelahiran hidup.(profil dinkes 2015) Kematian bayi terbesar pada asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi. Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir.Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari (0–28 hari). Periode neonatal adalah periode yang paling rentan untuk bayi yang sedang menyempurnakan penyesuaian fisiologis yang dibutuhkan pada kehidupan ekstrauterin. Tingkat morbiditas dan mortalitas neonatus yang tinggi membuktikan kerentanan hidup selama periode ini. Transisi kehidupan bayi dari intrauterin ke ekstrauterin memerlukan banyak perubahan biokimia dan fisiologis. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan kegagalan penyesuaian yang disebabkan Asfiksia, Prematuritas, kelainan kongenital yang serius, infeksi penyakit, atau pengaruh dari persalinan. Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Semarang tahun 2015 sebanyak 158 kasus dari 11,18 per 1.000 KH, 253 kasus kematian bayi pada tahun 2014 sebanyak 229 kasus kematian bayi pada tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi tahun 2014 sebanyak 142 kasus KH. Penyebab terbesar AKB adalah BBLR (62), asfiksia (33), dan sisanya (63) karena infeksi, kelainan congenital, aspirasi, dan lain-lain. (Profil dinkes,2015) Berbagai upaya telah dilakukan dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) antara lain Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil, Kurang energi kronik (KEK) agar tidak terlahir bayi dengan kondisi BBLR. Selain itu juga dilaksanakan sosialisi tentang cara perawatan bayi, sosialisasi konselor menyusui bagi dokter dan bidan, survey ASI eksklusif, Sosialissi Managemen Terpadu Balita sakit (MTBS), meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam tata laksana BBLR dan asfiksia serta pelatihan tata laksana neonatal bagi dokter, bidan dan perawat. Disamping kegiatan diatas, juga dibentuk satgas penurunan AKI, mengoptimalkan jejaring ibu dan bayi dan nomor telepon call centeruntuk rujukan dalam penanganan kasus kelahiran. Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 3 Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program jampersal (Jaminan persalinan) yang di gulirkan sejak tahun 2011. Terobosan ini penting mengingat masih banyaknya ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan Terutama pada perawatannya Bayi Baru Lahir atau Neonatus meliputi Pencegahan infeksi, Penilaian bayi baru lahir, pencegahan kahilangan panas, Asuhan tali pusat, Inisiasi menyusui dini (IMD), Pencegahan perdarahan, Pemberian imunisasi, Pemeriksaan bayi baru lahir. Dengan demikian kendala penting yang di hadapi masyarakat untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dapat di atasi dengan program jampersal, juga AKB (Angka Kematian Bayi) sehingga target tahun 2015 diharapkan dapat tercapai. Kewenangan bidan pada bayi baru lahir yaitu melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini (IMD), injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat, penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk, kembangbayi, anak balita dan anak pra sekolah, pemberian konseling dan penyuluhan, pemberian surat keterangan kelahiran, pemberian surat keterangan kematian. (Permenkes No 1464/Menkes/Per/X/2010). Berdasarkan laporan Puskesmas Ungaran jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Semarang pada tahun 2016 sebanyak 492 kasus dari 89,15 jumlah1.000 KH. Angka kematian bayi pada tahun 2015 sebanyak 15% dari 11,18 per 1.000KH. Mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 10,2% dari 10,2per 1.000 KH. Pada tahun 2013 sebanyak 13,44% per 1.000 KH. Tahun 2016 terdapat ibu bersalin 453 bayi dengan bayi normal, 3 dengan bayi asfiksia ringan, 5 bayi dengan BBLR, 3 bayi dengan ikterus, 2 dengan infeksi, 20 dengan diare, 6 dengan lainnya. Umumnya kelahiran bayi normal ditolong oleh bidan yang di beri tanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena itu kelainan pada bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesainya persalinan yang di anggap normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera mengetahui timbulnya perubahan-perubahan pada bayi yang bila perlu memberikan pertolongan pertama seperti menghentkan perdarahan, membersihkan jalan nafas, memeriksa oksigen dan melakukan pernafasan buatan sampai bayi tersebut mendapat perawatan yang baik, sehingga pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan sebaikbaiknya. Adapun hal atau kejadian yang terjadi setelah bayi baru lahir diantaranya seperi hipotermi, ikterus, asfiksia, perdarahan, dll. Dari hasil prasurvey yang penulis lakukan pada tanggal 9 November 2016 di BPM Sri Rahayuningsih Kabupaten Semarang penulis mendapatkan dari bulan Januari sampai bulan Desember 2016 terdapat ibu bersalin 27 bayi dengan bayi normal, 3 dengan bayi asfiksia ringan, 2 bayi dengan BBLR, 2 bayi dengan ikterus. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi lahir normal di BPM Sri Rahayuninsih pada tahun 2016. Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 4 Rumusan Masalah Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal di BPM Sri Rahayuningsih, Am.Keb Kab. Semarang tahun 2016 Tujuan penelitian Tujuan umum Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada Bayi baru lahir normal secara komprehensif di BPM Sri Rahayuningsih Kab. Semarang Teknik Memperoleh Data Data Primer Wawancara Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005) Pengkajian Fisik Pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap pengkajian pada tahap pengkajian atau pemeriksaan klinis dari system pelayanan terintegrasi,yang prinsipnya menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik yaitu inspeksi, palpasi,perkusi dan auskultasi (Prihardjo, 2006) Data Sekunder Studi Pustaka Metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan tentang pasien yang ada (Notoatmodjo, 2005). Studi Dokumentasi Semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistic, catatancatatan didalam kartu klinik (Notoatmodjo, 2005). Data perkembangan pertama Memonitor keadaan umum dan pernafasan bayi -KU:Baik -Rr: 40x/menit -S: 36,7°c Siapkan air hangat untuk memandikan bayi -Air hangat untuk bayi sudah siap. Memandikan bayi dengan air hangat dan sabun -bayi sudah bersih Membungkus tali pusat dengan kasa bersih dan steril. -tali pusat telah dibungkus dengan kasa bersih dan steril. Menjaga kehangatan bayi dengan mengoleskan minyak telon pada badan dan ekstremitas. -kehangatan bayi sudah terjaga. Bayi sudah diberi minyak telon dan dipakaian pakaian,bedong dan topi. Memberikan bayi kepada ibu untuk membesikan ASI eksklusif -bayi sudah mau menyusu dengan baik Memberikan penkes kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir -ibu sudah mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir. Memberikan penkes kepada I bu agar selalu menjaga personal hygine ibu. -Ibu mau menjaga personal hyginenya Data perdembangan Kedua Mengukur KU dan TTV (jam 07.00 WIB) KU: Baik Kesadaran: CM S: 36,6°c Rr:45 kali/menit N: 128kali/menit. Memandikan bayi. Bayi telah di mandikan. Menjaga kehangatan bayi dengan mengoleskan minyak telon pada badan dan ekstremitas. kehangatan bayi sudah terjaga. Bayi sudah diberi minyak telon Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 5 dan dipakaian pakaian, bedong dan topi. Memberitahu ibu kapan bayinya mendapatkan imunisasi Ibu bersedia bayinya untuk mendapatkan imunisasi PEMBAHASAN Pengkajian Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal dari menejemen kebidanan secara varney, dilaksanakan dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Pada kasus ini, telah dilakukan pengkajian data subjektif meliputi identitas bayi, umur ibu, pendidikan, factor maternal, factor prenatal, lama persalinan. Identitas bayi Ny.N dengan memberikan gelang di kaki bayi, Identitas ini diperlukan untuk menandai bayi agar tidak keliru dengan bayi lain, menurut teori (Matondong, 2009) identitas ini diperlukan untuk memeriksakan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang di maksud dan tidak keliru dengan bayi lain. Dalam tinjauan kasus ini tidak terdapat kesenjangan karena bayi sudah diberi identitas By Ny N sehingga tidak akan keiru dengan bayi lain. Umur ibu pada kasus ini berusia 25 tahun, umur 25 tahun adalah umur reproduksi sehat sehingga dapat melahirkan bayi normal, Menurut teori (Ambarwati, 2009) dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperi kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum matang, mental dan psikis belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali terjadi perdarahan, kasus ini tidak terdapat kesenjangan karena Ny N berumur 25 tahun, pendidikan ibu dalam kasus ini Ny N berpendidikan sampai SMP, saat konseling Ny N sering kurang paham tentang apa yang di sampaikan, menurut teori (Ambarwati dan Wulandari,2008) berpengaruh dalam tingkatan kebidanan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi, sedangkan sebaliknya semakin seseorang berpendidikan kurang, maka semakin sulit menerima informasi. Dalam kasus ini terjadi kesenjangan karena Ny N pendidikan terakhir SMP. Pada factor maternal Ny N tidak ada kompikasi pada saat proses peersalnan, menurut teori (Muslihatun, 2010) meliputi adanya penyakit jantung, dabetus mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, pada tinjauan kasus Ny. N tidak memiliki penykit menular atau menurun, maka dalam kasus ini tidak ada kesenjangan karena Ny N tidak memiliki penyakit menular dan menurun, pada factor prenatal meliputi premature/postmatur, partus lama, atau menggunakan obat selama persalinan gwat janin, suhu tubuh ibu meningkat, posisi janin tida normal, air ketuban brca,mpur mekonium atau KPD maka tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan. Menurut Dewi (2013) bahwa bayi baru lahir normal memiliki ciriciri sebagai berikut : lahir langsung menangis, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan. Pada Pemeriksaan Objektif didapatkan : keadaan umum baik, nadi 140 ×/menit, suhu 36,5°C, Respirasi 40 ×/menit, bayi menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan, dan pada pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan muka: simetris, hidung: bersih, simetris, mulut bibir lembab, dan bayi tidak ditemukan kelainan bawaan dari ujung kepala hingga kaki. Masa gestasi ibu 39 minggu 5 hari. Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 6 Pada data obyektif ini penulis juga melakukan pemeriksaan Antopometri yaitu : BB: 3.300 gram, PB: 48cm, LK :34 cm, LD: 35 cm, Lila : 11 cm. Pada pemeriksaan antopometri ini ada kesenjangan antara teori dan pratek, menurut teori pada Saat melakukan menimbang BB dan PB, bayi hanya menggunakan popok tanpa pakaian apapun, tetapi di lahan pratek pada saat menimbang BB dan PB, bayi di bedong dan pakai pakain lengkap Menurut Dewi (2013) untuk mengetahui denyut jantung pada bayi normalnya 120-160x/menit , untuk respirasi pada bayi normalnya 4060x/menit, menurut Matondang (2013) bahwa suhu aksila normalnya 3637°C. Selain pada pemeriksaan TTV adapun pemeriksaan fisik yaitu mulai dari kepala sampai ujung kaki menurut (Wafi Nur,2010) normalnya tidak ada kelainan pada fisik maupun organorgan dan semua dalam baas normal. Pengkajian pada bayi baru lahir dilaksanakan pengumpulan data dasar yaitu data subyektif dan data obyektif sebagai berikut : Pada data Subjektif ibu mengatakan baru saja melahirkan bayi perempuan, ibu mengatakan bayinya lahir normal lansung menangis dan kulitnya kemerahan. Pada data Objektif Pemeriksaan objektif didapatkan : keadaan umum baik, nadi 140 ×/menit, suhu 36,5°C, Respirasi 40 ×/menit, bayi menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan, dan pada pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan muka: simetris, hidung: bersih, simetris, mulut bibir lembab, dan bayi tidak ditemukan kelainan bawaan dari ujung kepala hingga kaki. Pada data obyektif ini penulis juga melakukan pemeriksaan Antopometri yaitu : BB: 3.300 gram, PB: 48cm, LK :34 cm, LD: 35 cm, Lila : 11 cm. Pada pemeriksaan antopometri ini ada kesenjangan antara teori dan pratek, menurut teori pada Saat melakukan menimbang BB dan PB, bayi hanya menggunakan popok tampa pakaian apapun, tetapi di lahan pratek pada saat menimbang BB dan PB, bayi di bedong dan pakai pakain lengkap. Berdasarkan Buku KIA, Kunjungan Neonatus Ke-1 dilakukan pada kurun waktu 6 – 24 setelah bayi lahir. Kunjungan Neonatus Ke-2 dilakukan pada kurun waktu 3 – 7 hari. Kunjungan yang ke-3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan 28 hari setelah lahir. Hal ini tidak terdapat kesenjagan antara teori dan pratik lahan. Pada kasus ini, telah dilakukan pengkajian data subjektif meliputi identitas bayi, umur ibu, pendidikan, factor maternal, factor prenatal, lama persalinan. Identitas bayi Ny.N dengan memberikan gelang di kaki bayi, Identitas ini diperlukan untuk menandai bayi agar tidak keliru dengan bayi lain, menurut teori (Matondong, 2009) identitas ini diperlukan untuk memeriksakan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang di maksud dan tidak keliru dengan bayi lain. Dalam tinjauan kasus ini tidak terdapat kesenjangan karena bayi sudah diberi identitas By Ny N sehingga tidak akan keiru dengan bayi lain. Umur ibu pada kasus ini berusia 25 tahun, umur 25 tahun adalah umur reproduksi sehat sehingga dapat melahirkan bayi normal, Menurut teori( Ambarwati, 2009) dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperi kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum matang, mental dan psikis belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali terjadi perdarahan, kasus Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 7 ini tidak terdapat kesenjangan karena Ny N berumur 25 tahun, pendidikan ibu dalam kasus ini Ny N berpendidikan sampai SMP, saat konseling Ny N sering kurang paham tentang apa yang di sampaikan, menurut teori (Ambarwati dan Wulandari,2008) berpengaruh dalam tingkatan kebidanan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi, sedangkan sebaliknya semakin seseorang berpendidikan kurang, maka semakin sulit menerima informasi. Dalam kasus ini terjadi kesenjangan karena Ny N pendidikan terakhir SMP. Pada factor maternal Ny N tidak ada kompikasi pada saat proses peersalnan, menurut teori (Muslihatun, 2010) meliputi adanya penyakit jantung, dabetus mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, pada tinjauan kasus Ny. N tidak memiliki penykit menular atau menurun, maka dalam kasus ini tidak ada kesenjangan karena Ny N tidak memiliki penyakit menular dan menurun, pada factor prenatal meliputi premature/postmatur, partus lama, atau menggunakan obat selama persalinan gwat janin, suhu tubuh ibu meningkat, posisi janin tida normal, air ketuban brca,mpur mekonium atau KPD maka tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan. Berdasarkan Buku KIA, Kunjungan Neonatus Ke-1 dilakukan pada kurun waktu 6 – 24 setelah bayi lahir. Kunjungan Neonatus Ke-2 dilakukan pada kurun waktu 3 – 7 hari. Kunjungan yang ke-3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan 28 hari setelah lahir. Hal ini tidak terdapat kesenjagan antara teori dan pratik lahan. Kunjungan dilakukan sebanyak 3 kali, Pada kunjungan pertama data subjektif yang diperoleh penulis antara lain bayi Ny. N telah dapat BAB dan BAK, bayinya mau menyusu sejak 1 jam, perawatan tali pusat, tetap menjaga kehangatan, tidak ada tanda bahaya bayi baru lahir, bayi sudah diberikan Imunisasi Hb 0, Vitamin K dan salep mata. Data obyektif bayi dalam batas normal. Pada Kunjungan kedua penulis melakukan pengumpulan data subjektif dan objektif pada By Ny. N dengan hasil pada data Subjektif bayi mampu menyusu dengan kuat, dan Bayi Sudah BAK 5 – 6 ×/hari, BAB 4 – 5 ×/hari dalam sehari konsistensi cair seperti biji cabai. Hasil dari data obyektif pada pemeriksaan fisik diperoleh hasil tali pusat sudah kering. Pada Kunjungan ketiga ini data subjektif yang di peroleh penulis adalah bayi sehat, dan bayi BAK 5 – 6 ×/hari dan BAB 4 – 5 ×/hari. Data objektif diperoleh hasil peningkatan berat badan bayi 3.500gram, BB naik 1 kg. Pada pemeriksaan fisik Tali pusat sudah puput atau lepas, sejak bayi berumur 5 hari. Interpretasi Data Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, menentukan masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir. Berdasarakan pengkajian didapatkan : Pada data subjektif Ibu mengatakan bernama Ny N, berumur 25 tahun, ibu mengatakan baru saja melahirkan anak perempuan, ibu mengatakan bayinya lahir normal dan langsung menangis spontan, ibu mengatakan warna kulit bayi kemerahan. Pada data objektif pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum bayi baik, kesadaran : Composmetris, bayi bernafas normal, bayi menangis segera Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 8 setelah lahir, gerakan aktif, warna kulit bayi kemerahan, TTV bayi : denyut jantung bayi : 140 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu : 36,5°C, pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pemeruksaan muka simetris, pemeriksaan hidung simetris bersih, tidak ada nafas cuping hidung, pemeriksaan mulut bayi lembab, kemerahan, pada pemeriksaan dada tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan bunyi nafas dan jantung. pemeriksaan ekstremitas gerakan aktif, jumlah jari lengkap, akral hangat. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas. Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan pemeriksaan pada By Ny. N. Pada Asuhan bayi lahir diagnosa kebidanan bayi Ny. N umur 0 Menit, diagnosa masalah tidak ada. Pada Kunjungan pertama di lakukan 8 jam setelah lahir maka diperoleh diagnosa kebidanan bayi Ny. N umur 8 jam, dan diagnosa masalah tidak ada. Kunjungan kedua dilakukan pada bayi Ny N, umur Bayi 4 hari di peroleh diagnosa kebidanan bayi Ny N, umur 3 hari, dan diagnosa masalah tidak ada. Pada Kunjungan ketiga dilakukan pada bayi Ny n, umur By 8 hari. Diagnosa kebidanan bayi Ny. T, umur 8 hari dan diagnosa masalah tidak ada. Maka dalam langkah ini tidak ada kesenjangan antar teori dan kasus. Dalam teori penulisan interpretsi data ditegakan berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, baik dalam data subyektif maupun data obyektifnya sama hasilnya dengan kasus ini penulis interpretasi tada juga ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan. Diagnosa Potensial Pada langkah ini tidak terjadi diagnosa potensial karena tidak ada tanda-tanda adanya bahaya pada bayi segera setelah lahir, Pada kasus ini. Bayi Ny. N tidak terdapat kesenjangan antara teori dan pratek di lahan. Antisipasi Penanganan Segera Antisipasi merupakan penerapan tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan atau di tangani bersama tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Pada kasus ini tidak memerlukan penanganan segera atau kolaborasi dengan dokter karena bayi dalam keadaan baik dan normal. Dalam kasus Bayi Ny. N tidak dilakukan antisipasi karena tidak ditemukan masalah dalam diagnosa potensial. Perencanaan Pada Asuhan bayi baru lahir, merencanakan pada bayi untuk beri vitamin K, memberi salep mata, menjaga kehangatan, memberi ASI pada bayi. Setelah 1 jam pemberian vitamin K kemudian berikan salep mata (APN, 2008). Di lahan penulis merencanakan pada Bayi Ny E untuk beri vitamin K, memberi salep mata, menjaga kehangatan, perawatan tali psat, Dalam perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori dan pratek di lahan, karena diberikan langsung setelah bayi lahir. Pada kunjungan pertama 8 jam setelah bayi lahir penulis merencanakan mengajarkan ibu menyusui bayinya 2 jam sekali lamanya 15–20 menit.Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat, memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, mejaga kehangatan bayi. Pada Kunjungan Kedua 4 hari setelah bayi lahir, penulis merencanakan lakukan pemeriksaan pada Tali pusat bayi, memberitahu pentingnya ASI eksklusif, memastikan tidak ada bahaya pada BBL. Penulis memberitahu kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 9 sehat, tali pusatnya sudah puput, dan tidak ada tanda infeksi pada pusar bayi, memastikan bayi mendapat ASI yang cukup dan menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine. Pelaksanaan Pada kasus ini dilaksanakan secara menyuluruh dari apa yang sudah direncanakan pada langkah kelima (perencanaan) yaitu : Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Jeannette Crenshaw, (2007) separate mothers and babies and to plan for early and frequent skin toskin contac and rooming-in. Menurut dewi, (2013) Memotong tali pusat menggunakan gunting tali pusat, tali pusat merupakan garis kehidupan janin dan dan bayi selama beberapa menit pertama setelah kelahiran. Pemisahan bayi dari placenta dengan dilakukan dengan cara menjepit tali pusat diantara dua klem, dengan jarak sekitar 8-10 cm dari umbilicus. Penelitian ini didukung oleh Jeannette Crenshaw, (2007) Mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan handuk kering. Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubugan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melaui aktivitas metabismenya. Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadagan lemaknya. Semakin kecil tubuh neonatus juaga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan masanya. Suhu membran limpani sangat akurat karena telinga tengah mempunyai sumber vaskuler yang sama sebagaimana vascular yang sama sebagaimana vascular yang menuju hipotalamus, suhu permukaan kulit meningkat turun sejalan dengan perubahan suhu lingkugan, suhu inti tubuh lalui oleh hipotalamu, pada bayi pengaturan tersebut masih belum matang dan belum efisien, sebab itu pada bayi ada lapisan yang paling yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuh pada bayi certa mencegah kehilangan panas tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit, ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi baik dan efisien atau tidak bergantung pada kekebalanya. Sayangnya sebagian besra bayi tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsure tersebut, untuk itulah dilakukan pengeringan tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks kaseosa. Menurut teori flora honey Darmawan, (2006) Memberikan suntikan vitamin K1 1 mg intramuskuler, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui dini. Pemberian k1 ini bertujuan untuk mencegah prdarahan pada bayi. Memberikan tetes mata tetrasiklin 1 % 1 tetes pada mata kanan dan kiri salep mata atau tetes mata untuk mencegah infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Namum di lahan praktek pemberian tetes mata dilakukan setelah pemberian vitamin k1 pada menit pertama kelahiran bayi. Menurut Elena monica (2015), Melakukan pemeriksaan antropometri yang meliputi panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan berat badan. Menjaga kehangatan bayi dengan memakai pakaian bayi bedong dan topi bayi. Penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny N, sesuai dengan Asuhan yang telah direncanakan. Pada pelaksanaan ini terjadi kesenjangan antara teori dan pratek di lahan, pratek pencegahan infeksi sering tidak dilakukan seperti mancuci tangan sebelum dan Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 10 melakukan tindakan karena dari segi kebiasaan yang belum membiasakan mencuci tangan. Evaluasi Berdasarkan hasil asuhan yang diberikan pada bayi Ny. N tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi pada bayi. Karena evaluasi udah di lakukan sesuai dengan pelaksanaan. Setelah asuhan tersebut diberikan dilanjutkan dengan asuhan perawatan bayi baru lahir, pemantauan nutrisi dan pemantauan eleminasi, hasilnya bayi dalam kondisi normal, nutrisi dan eleminasi baik. Berdasarkan hasil asuhan selama 1 minggu masalah bayi teratasi dan bayi dalam keadaan normal, tidak terjadi hipotermi, tidak terjadi infeksi nutrisi dan vital sign baik. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengkajian pada bayi Ny. N nilai Apgar Score 10, warna kuli tubuh merah muda, bayi menangis segera seteah lahir dan gerakan aktif. 2. Interpretasi data ditegakan diagnosa kebidanan pada bayi Ny. N umur 0 menit. 3. Diagnose potencial pada bayi Ny. N tidak terjadi karena dapat ditangani dengan baik. 4. Antisipasi penanganan segera dilakukan kolaborasi dengan bidan. 5. Penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny. N dilakukan secara menyuluruh yaitu lakukan penilaian segera setelah lahir, keringkan tubuh bayi, potong dan jepit tali pusat, lakukan IMD, beri salep mata, beri injeksi vitamin k1, ukur antropometri pada bayi, lakukan pemeriksaan fisik, beri imunisasi, hb0, Tunda memandikan bayi kurang dari 6b jam, beri bayi identitas lakukan rawat gabung. 6. Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan bayi Ny N segera setelah lahir sesuai dengan yang telah direncanakan dan sesuai dengan teori asuhan yang ada yaitu kolaborasi bayi segera setelah lahir dalam keadaan sehat. 7. Penulis telah melaksanakan evaluasi pada bayi Ny. N segera setelah lahir bahwa apa yang telah direncanakan terlaksana yaitu kondisi bayi segera setelah lahir dalam keadaan sehat daan tidak ada kegawatdaruratan pada bayi. Saran Berdasarkan studi kasus yang sudah dilaksanakan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Bidan Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan yang sesuai dengan pendekatan menejemen kebidanan tujuh angkah Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat tercapai pada klien. Bidan diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan bayi baru lahir normal sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. 2. Bagi BPM Diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir . 3. Bagi akademik kebidanan Ngudi Waluyo Diharapkan dapat menambah bahan bacaan serta menambah literature di perpustakaan. Agar mahasiswa Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 11 lebih mudah dalam penyelesaian khususnya asuhan pada bayi baru lahir. 4. Bagi peneliti lain Diharapkan dapat melakukan studi kasus mengenai bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat. DAFTAR PUSTAKA DepKes RI, 1992, Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga. Depkes RI.2005. Asuhan Kebidanan Anak dalam Konteks keluarga. Tanpa Kota: Tanpa penerbit. Depkes RI.2015. Managemen terpadu bayi muda.modul-6.Depkes RI Dewi, dkk. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Maryanti, dwi. 2011. Buku ajar neonatus, bayi dan balita. Monika, Elena, (2015) Sistem Pendukung Keputusan Penentuan ststus Bayi Baru Berdasarkan Pemeriksaan Antropometri: Cirebon Muslihatun, Wafi N, Mufdliah dan Nanik S. 2010. Dokumentasi Kebidanan. Yogjakarta: Fitramaya. Prawiroharjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan Sarwono Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC. Prawiroharjo,. 2008. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal Prawiroharjo. 2002. Ilmu kandungan.. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Profil Kesehatan Indonesa 2014. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015. Profil Keshatan Kabupaten Semarang 2015. Rizma Putra Sitiatava, 2012, DMedika. Jogjakarta : Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP. Varney, Hellen. 2002. Pelatihan Managemen Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Vivian, 2011 Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Jakarta :Sambala Medika Notoatmojo soekijo2005, ,mrtodelogi penelitian kesehatan, Jakarta: Rienka Wahyuni. 201, Asuhan neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: Egc. Notoatmojo, D. 2013. Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Prawirohadrjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Yeyeh Ali Rukiyah, 2010, Asuhan neonatus . Jakarta : bayi dan anak baita Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Sri Rahayuningsih Amd. Keb Di Desa Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang 12