II. TELAAH PUSTAKA Cherax quadricarinatus atau lobster air tawar dikenal dengan nama red claw, termasuk dalam anggota Famili Parastacidae merupakan jenis lobster yang habitatnya berasal dari Queensland, Australia. Ciri utama lobster ini adalah di kedua ujung capitnya berwarna merah. Lobster air tawar dikenal di Indonesia pada tahun 1990 sebagian ikan hias, memasuki tahun 2000, bisnis lobster air tawar mulai popular karena telah ditemukan teknik budidaya yaitu pembenihan dan pembesaran lobster air tawar di berbagai lokasi atau wilayah (Kurniawan dan Hartono, 2007). Lobster air tawar memiliki beberapa sifat seperti mengalami pergantian kulit (moulting) yang merupakan proses alami lobster dimana proses pergantian cangkang karena pertambahan ukuran lobster yang semakin besar sementara ukuran cangkang yang tidak mengikuti, sehingga untuk menyesuaikan maka cangkang dilepaskan dan diganti dengan pembentukkan cangkang baru dengan bantuan kalsium (Wickins dan lee, 2002). Lobster air tawar juga dikenal mempunyai sifat kanibal. Umumnya lobster yang sedang berganti kulit sangat lemah dan rentan terhadap serangan kanibalisme. Menurut Jones (1990), kemungkinan pemicu munculnya sifat kanibal saat ada lobster yang sedang ganti kulit adalah aroma yang ditimbulkan dari zat kalsium yang dikeluarkan lobster saat proses ganti kulit sehingga memancing lobster lain untuk memangsanya. Sifat kanibal terjadi saat tidak tersedia pakan yang memadai. Menurut Royce (1973), mortalitas dipengaruhi faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar meliputi kondisi abiotik, kompetisi antar spesies, jumlah populasi dalam ruang gerak yang sama, dan kurangnya makanan yang tesedia, sedangkan faktor dalamdipengaruhi oleh umur dan daya penyesuaian diri terhadap lingkungan. Sifat lain dari lobster adalah mencari sumber air baru dan merupakan hewan nokturnal dan suka berkelompok. bio.unsoed.ac.id Sejak tahun 2003, usaha budidaya lobster air tawar mulai meningkat, yang awalnya diminati sebagai ikan hias berubah menjadi komoditas konsumsi (Sukmajaya dan Suharjo 2003). Beberapa penelitian menunjukan bahwa faktor lingkungan dan pemberian pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulusan hidup lobster air tawar. Usaha mengoptimalkan kegiatan budidaya perikanan dan informasi mengenai kadar nutrisi dalam pakan yang tepat harus diketahui. Salah satu nutrisi yang harus 3 tersedia dalam pakan adalah kalsium. Pada udang dan lobster air tawar sebagai hewan crustaceae, kalsium mempunyai fungsi tambahan yang sangat berperan dalam pertumbuhan yaitu sebagai bahan utama dalam proses pengerasan eksoskeleton setelah pergantian kulit. Pergantian kulit merupakan peristiwa kritis dan penting dalam hidup lobster air tawar, proses pergantian kulit yang lancar diperlukan untuk pertumbuhan optimalnya (Fieber & Lutz, 1982). Pertumbuhan lobster membutuhkan pakan yang memadai dan dapat menunjang proses fisiologis pada tubuh udang. Sementara itu, pakan merupakan biaya produksi yang cukup tinggi, yaitu mencapai 40 – 70 % dari total biaya operasional produksi dan protein merupakan salah satu bagian yang dihitung dalam pakan. Tepung ikan merupakan salah satu protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk udang karena mengandung nilai protein yang tinggi, akan tetapi memiliki harga yang mahal, sehingga diperlukan upaya pengembangan pakan berbahan baku sumber protein nabati yang mudah diperoleh, harganya murah dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai. Pemberian bahan nabati berupan Lemna minor pada C. quadricarinatus belum mendapatkan hasil yang optimal (Sary, 2010). Oleh sebab itu, perlu perlu dicari bahan alternatif lain untuk mengoptimalkan pertumbuhannya. Kacang-kacangan mengandung beberapa senyawa penting seperti antitripsin, hemoglutin, atau leksin, oligosakarida dan asam fitat. Selain mengandung asam amino kacang-kacangan juga mengandung zat antigizi. Salah satu upaya untuk menonaktifkan zat antigizi tersebut adalah dengan mengubah kacang kacangan menjadi kecambah. Germinasi (proses perkecambahan) meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting, pada saat berkecambah terjadi hidrolisa karbohidrat, protein, lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin sedangkan kadar lemak mengalami penurunan (Astawan, 2004). Kecambah mengandung senyawa fitokimia yang bio.unsoed.ac.id bermanfaat untuk mencegah kanker darah salah satunya adalah kanavanin (canavanine) yang merupakan asam amino bahan penyusunnya arginine (Irfan, 2006). Pertumbuhan yang optimal memerlukan suplai pakan yang tepat agar nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dapat terpenuhi. Salah satu upaya yang dilakukan agar pertumbuhan lobster air tawar yang dipelihara dapat optimal yaitu dengan pemilihan formulasi pakan yang tepat. Pakan berupa pelet, kecambah, dan 4 cacing tubifex beserta kombinasinya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan rasio konversi pakan pada lobster air tawar yang dipelihara. Kualitas pakan yang tidak tepat misalnya pakan yang mudah hancur atau bau pakan yang tidak merangsang akan menyebabkan pakan tidak termakan dan terbuang (Kakam, 2008). Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan pelet dapat memberikan hasil yang memuaskan. Standar kandungan protein dalam pakan yang diberikan pada lobster memiliki optimum 30-45%. Selain itu menurut Holdich dan Lowery (1988) tingkat pemberian pakan untuk pemeliharaan lobster air tawar berkisar 1-4%, dengan tingkat pemberian tertinggi untuk pemeliharaan benih. Thompson et al. (2004) yang melakukan penelitian pengaruh variasi protein pakan pada red claw (berat rata-rata 4,6 g) selama 117 hari memberi pakan sebanyak 10 % biomassa lobster redclaw pada dua minggu pertama. Jumlah ini dievaluasi setiap minggu dan menurun hingga 4% pada dua minggu terakhir penelitian. Sementara menurut penelitian Tanribali (2007) pemberian pakan remah dengan kandungan protein 33% sebanyak 4% perhari pada lobster berukuran 2,71±0,13 cm menghasilkan laju pertumbuhan 4,15%. Sedangkan pada penelitian Alamsyah (2005) pemberian pakan dengan kandungan protein diatas 40% sebanyak 7% perhari pada lobster berukuran ±2 inci menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 2,24%. Serta pada penelitian Irawan (2007) lobster air tawar berukuran 6,02±0,13 cm membutuhkan pakan dengan kandungan protein sebesar 25,65%. Peningkatan laju pertumbuhan erat hubungannya dengan konversi dan efensiensi pakan. Indikator yang digunakan yaitu untuk menentukan efektivitas pakan adalah tinggi rendahnya efensiensi pakan. Tingginya efensiensi pakan yang ditandai dengan rendahnya nilai rasio konversi pakan menunjukan penggunaan pakan yang efisien, sehingga hanya sedikit pakan yang dirombak untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisme selebihnya digunakan untuk pertumbuhan (Amirna., et. al., 2013). bio.unsoed.ac.id Mannopo et al. (2009) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisme ditentukan oleh ketersediaan pakan yang sesuai dan dari faktor lingkungan itu sendiri. Menurunnya tingkat kelangsungan hidup dapat dikarenakan adanya sifat kanibalisme (suka memangsa sesama). Lobster suka menyerang sesamanya, lobster sehat akan menyerang lobster yang lemah terutama pada saat moulting atau lobster sakit. 5 Lobster hidup di daerah rawa-rawa, sungai, dan danau air tawar. Lobster air tawar berasal dari daerah tropis sehingga membuatnya tahan terhadap berbagai kondisi dan cuaca. Suhu yang baik untuk pertumbuhan lobster air tawar antara 23 oC 31oC. Perubahan suhu air yang terlalu drastis akan membuat lobster sulit untuk beradaptasi, sehingga akan menghambat pertumbuhannya. Perubahan suhu yang ideal sebesar 2oC – 3oC.Selain suhu air, pH air juga penting. Lobster hidup dengan perairan yang sedikit basa atau alkalin, yaitu antara 7 – 9. Kadar pH yang tinggi ini diperlukan lobster untuk menjaga kandungan kalsium terlarut agar tetap tinggi untuk pembentukan cangkang. Konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada pemeliharaan lobster harus lebih dari 4 mg/l dan konsentrasi amoniaknya harus kurang dari 1 ppm (Iskandar, 2006). bio.unsoed.ac.id 6