DAFTAR PUSTAKA Andrianto, T. 2005. Pedoman Praktis Budidaya

advertisement
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T. 2005. Pedoman
Absolut. Yogyakarta.
Praktis
Budidaya
Ikan
Kerapu
Macan.
APHA. 2005. Standart Methods for The Examination of Water and
Wastewater, 16th Edition. American Public Health Association.
Washington DC.
Ariana, D. 2002. Pemetaan Batimetri dan Karakteristik Dasar Perairan dengan
Data Satelit Penginderaan Jauh. http://www.ipb.ac.id/ipb-research. [15
Agustus 2013].
Bal, D.V. and Rao, K.V., 2000. Marine Fisheries. Tata Mcgraw Hill Publishing
Company Ltd. New Delhi.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, 2001. Modul
Petunjuk Teknis Pembesaran Kerapu Macan Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Kelautan
Dan Perikanan. Lampung.
Cornelia, M. 2005. Prosedur dan Spesifikasi Teknis Analisis Kesesuaian
Budidaya Rumput Laut. Pusat survey sumberdaya alam laut Bakosurtunal.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Modul Sosialisasi dan Orientasi
Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil. Jakarta.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Bolmong. 2014. Peningkatan Target
Ekspor Kerapu Macan. http://www.harian-komentar.com. [16 Agustus
2014].
Djarwanto dan Subagyo, P. 2006. Statistik Induktif. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. PT. Kanisius. Yogyakarta.
Endrawati, H., & Zainuri, M. 2008. Kajian hubungan tropik zooplankton dan
kerapu macan. Majalah Penelitian, IX (35) : 107-111.
Evalawati., M. Meiyana dan T. W. Aditya. 2001. Modul Pembesaran Kerapu
Macan (Epinephelus fuscogutattus) di Keramba Jaring Apung. Balai Besar
Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Direktorat Pengembangan Sumber
Daya Kelautan Dan Perikanan. Lampung.
Ghufran, M. H. 2010. Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscogutattus) di Keramba Jaring Apung. Akademia. Jakarta.
Hatta, M. 2002. Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Kerapu Macan
(Epinephelus fuscogutattus). Majalah Penelitian, VI (30) : 65-69.
Hargreaves and John A. 2002. Control of Clay Turbidity in Ponds. Southern
Regional Aquaculture Center (SRAC). Jurnal Penelitian, IX (27) : 115-119
Hartoko, A., 2000. Modul Teknologi Pemetaan Dinamis Sumberdaya Ikan
Kerapu Macan Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografi dan Data
Satelit NOAA, Landsat_TM dan SeaWIFS_GSFC di Perairan Laut
Indonesian. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset
Nasional, Jakarta.
Howerton, R. 2001. Best Management Practices for Hawaiian Aquaculture.
Centre for Tropical and Subtropical Aquaculture, Publication No. 148.
Hutagalung H. P. dan A. Rozak. 2004. M o d u l Penentuan Kadar Nitrat.
Metode Analisis Air Laut , Sedimen dan Biota. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oceanologi. LIPI. Jakarta.
Irawan. 2009. Faktor-faktor penting dalam proses pembesaran ikan di Fasilitas
Nursery. http://www.sith.ieb.ac.id. [18 September 2013].
Kennish, M. J.,2000. Ecology of estuaries. Vol. II. Biological aspects. American
Public Health Association. Washingtin DC.
Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2014. Statistik Perikanan Budidaya
Indonesia 2012. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen
Kelautan dan Perikanan Indonesia, Jakarta. http://www.Antaranews.com.
[22 Agustus 2014].
Mayunar, R. Purba dan P.T. Imanto. 1995. Pemilihan Lokasi untuk Usaha
BudidayaIkan Laut dalam Sudradjat. 1995. Prosiding Temu Usaha
Pemanfaatn keramba Jaring Apung bagi Budidaya Laut. Puslitbang
Perikanan, Badan Litbang Pertanian. P. 179-189.
Moleong, J.L. 2002. Metodologi Penelitian Deskriptif. PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.
Mukadar, N. 2007. Analisis Kadar Protein Pada Ikan Kerapu Macan. Skripsi
Jurusan
Kimia
FKIP
Universitas
Darussalam
Ambon.
http://lib.fkip.unidar.ac.id. [16 Agustus 2014].
Nontji, A. 2007. Budidaya Kerapu Macan Dalam Keramba Jaring Apung.
Cetakan kelima (Edisi Revisi). Penerbit Djambatan. Jakarta.
Nybakken, J.W. 2002. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia
Pustaka, Jakarta
Radiarta, N., S.E Wardoyo, B. Priono dan O. Praseno. 2004. Aplikasi Sistem
Informasi Geografis untuk Penentuan Lokasi Pengembangan Budidaya Laut
di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
Vol. IX (1) : 67 - 79.
Rahardjo, B.B., & T.Winanto, 2007. Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan di Laut.
Buletin Budidaya Laut, XI (28) : 35 - 43 .
Ruslan dan Istiqomah. 2009. Pengamatan Pembesaran Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus) pada Keramba Jaring Apung dengan Dasar
Bertingkat. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, I (8) : 33 – 36.
Sachlan, M. 2002. Modul Planktonologi. Direktorat Jendral Perikanan
Departemen Pertanian.Jakarta.
Sediadi, A. dan Sutomo. 2000. Karakteristik Plankton di perairan Indonesia. P.
121-126. Sunyoto, 2000. Evaluasi Lokasi Karamba Jaring Apung. P.105108. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oceanologi. LIPI. Jakarta.
Setiawan, 2010. Pengaruh Kedalaman Perairan Terhadap Kualitas Perairan. PT.
Kanisius. Yogyakarta.
Soesilo, 2002. Teknologi Pengindraan Jauh di Indonesia. Aksara Buana. Jakarta.
Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala
Rumah Tangga. PT Agromedia Pustaka, Depok.
Sudirman, H., Karim, M. Y. 2008. Ikan Kerapu, Eksploitasi, Manajemen dan
Budidaya. P. 129. Liberty. Yogyakarta.
Sumawijaya. 2004. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya.
Wardoyo, S.T.H., 2002. Water Analysis Manual Tropical Aquatic Biology
Program. Biotrop. P. 81. Bogor.
Winanto, 2004. Memproduksi Benih Kerapu Macan. Swadaya. Jakarta.
Wiryawan, B., Bill M., Handoko, AS., Ali K.B., Marizal A. dan Hermawati P.
2001. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Kerjasama Daerah
Provinsi Lampung dengan Proyek Pesisir Lampung. Bandar Lampung.
Download