BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Komunikasi adalah sebagai rangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi
secara berurutan (ada tahapan atau sekeuensi) serta berkaitan satu sama lainnya
dalam kurun waktu tertentu. Sebagai proses, komunikasi tidak statis tetapi
dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terusmenerus. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor
atau unsur- unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta.
Pesan meliputi bentuk isi dan cara penyajiannya, saluran atau alat yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang
terjadi serta situasi kondisi pada saat berlangsung proses komunikasi11
Komunikasi adalah berasal dari bahasa Inggris communication berasal dari
kata latin communication, dan berasal dari kata comunis yang berarti sama. Sama
yang dimaksud adalah sama makna. Maka komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu
menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja
belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu dalam percakapan
kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain
11
Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk, Pengantar komunikasi, universitas terbuka, Jakata, 2005, Hal :1.131.14
10
11
mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang
dipercakapkan.12
Komunikasi merupakan kebutuhan manusia. Tindakan komunikasi dapat
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kegiatan individual, kelompok,
keluarga, organisasi, dalam kontek lokal, interlokal, regional, dan global atau
melalui media massa. Tindakan komunikasi bisa dapat dilakukan secara verbal
dan non verbal, lansung dan tidak langsung.
Komunikasi merupakan percakapan yang dilakukan secara dua orang atau
lebih. Karena komunikasi merupakan proses penyampaian hal yang disampaikan
adalah informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Sedangkan cara
penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol. Simbol-simbol yang
dimaksud dapat berbentuk kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Segala hal yang harus ditambahkan bahwa komunikasi tidak selalu harus terjadi
dalam arah, sifat atau konteks yang bervalensi “Positif”. Komunikasi juga bisa
terjadi sifat dan konteks yang bervalensi “Negativ” dan “Netral” konflik,
percecokan, marah-marah, berkelahi, saling mengancam. Pesan komunikasi bisa
berupa apa saja asalkan bisa difahami maknanya. Komunikasi merupakan alat
antar untuk manusia, agar manusia bisa saling berhubungan.
2.1.1 Defenisi Komunikasi
Defenisi komunikasi menrut Hovlad, Janis dan Keley bahwa komunikasi
suatu proses dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya
verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens). Defenisi menurut
12
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, Hal
:9
12
W.Weaver komunikasi juga prosedur dimana pikiran seorang mempengaruhi
orang lain.13
Seorang akan berubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila
komunikasinya itu memang komunikatif. Bila komunikasi tidak menyambung
pikiran seorangpun tidak memahami makna tersebut. Komunikasi merupakan
pesan yang disampaikan untuk seseorang kepada orang lain yaitu bersifat dua
arah.
Dari defenisi bahwa komunikasi merupakan suatu peristiwa atau kejadian,
kegiatan ataupun usaha, penyampaian sesuatu informasi, atau pesan, yang
dimaksudnya dapat bermacam-macam, oleh suatu pihak kepada pihak lain.
Komunikasi merupakan yang menghubungkan antara satu pihak dengan pihak
lain.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi
Pengertian komunikasi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah suatu proses.
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat.
4. Komunikasi bersifat simbolis.
5. Komunikasi bersifat transaksional.
6. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang.14
13
Elvinaro Ardianto, dan Q-Anees Bambang, Opcit, 2007, Hal : 21-22
14
Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk, Pengantar komunikasi, Opcit, 2005, Hal :1.13-1.16
13
2.2
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah sifatnya khalayak dan cakupannya lebih luas.
Dalam pengertian komunikasi massa adalah komunkasi melalui media massa,
jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media
communication).
Para ahli pakar pernah mengungkapkan bahwa pengertian komunikasi
dengan komunikasi massa dengan menggunakan media massa, dalam contoh hal
surat kabar, majalah, radio, televisi, atu film.15
2.2.1 Defenisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan
yang dihasilkan, pembaca atau pendengar atau penonton yang akan diraihnya, dan
efeknya terhadap mereka. Dari sekian banyak defenisi komunikasi massa banyak
ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Pada dasarnya komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Defenisi
komunikasi massa bisa didefenisikan dalam tiga ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar,
heterogen, dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk
bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan
sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi
yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.16
15
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori, Opcit ,2004, Hal : 20
Werner J.Servin – James w. Tandkard, Jr, Teori Komunikasi , Prenada media, Jakarta, 2005,
Hal :4
16
14
Komunikasi massa menggunakan media massa sebagai media untuk
menyalurkan informasi. Media yang dimaksud disini adalah media cetak, media
elektronik dan cyber media.
2.2.2 Tujuan dan Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan bagian dari hidup manusia itu sendiri.
Setiap saat manusia dipengaruhi oleh proses komunikasi massa. Baik media cetak,
elektronik maupun cyber media sudah menjadi bagian penting dari kehidupan
masyarakat umumnya.
Tujuan-tujuan komunikasi massa:
1. Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa.
2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan oleh
masyarakat.
3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa.
4. Untuk menjelaskan peran media massa dalam pembentukan pandanganpandangan nilai-nilai masyarakat.17
Komunikasi massa komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media
massa. Pengertian media massa sendiri bahwa secara garis besar dapat dibagi
dalam dua kelompok yaitu:
1. Media massa cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah, bulletin.
2. Media massa elektronik antara lain meliputi cakupan media audio seperti
radio dan audio visual seprti televisi dan film.
17
Werner J.Servin – James w. Ibid, 2005, Hal :13
15
Adapun karakter komunikasi massa sendiri mempunyai cakupan yang luas
antara lain :
1. Komunikasi melalui media massa pada dasarrnya ditujukan ke khalayak
yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas
geografis cultural.
2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan
perorangan atu pribadi.
3. Pola penyampaian pesan media massa cetak dan elektronik.
4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah.
5. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana,
terjadwal, dan terorganisasi.
6. Penyampaian pesan melalui media massa.18
2.3
Televisi Sebagi Media Komunikasi Massa
Perkembangan televisi Indonesia menurut sejarah sejak pemerintahan
televisi republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962 maka selama 27
tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi.
Namun dalam waktu beberapa tahun kebelakangan dengan sangat pesat. Bermula
hanya satu stasiun televisi milik pemerintah, kini telah berkembang menjadi
belasan televisi swasta yang berada di jakarta dan daerah.
Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok
usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI, yang merupakan televisi
18
Sasa djuarsa sendjaja, Dkk, Pengantar komunikasi, Op.Cit, ,2005, Hal :7.4-7.7
16
swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan TPI, SCTV, INDOSIAR,
dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta
baru (Metro TV, Trans TV, TV-7, Lativi, dan Global TV) serta beberapa televisi
daerah yang antara lain Bali TV, Jawa TV dan Riau TV dan masih banyak televisi
swasta dan daerah lainnya.19
Media televisi merupakan bagian dari sarana setiap manusia karena mereka
tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Karena televisi merupakan sumber suatu
informasi yang penting bagi manusia. Dari televisilah semua manusia bisa
mendapatkan suatu informasi baik itu bersifat pendidikan, pengetahuan, hiburan
dan sebagainya. Setiap televisi bagi manusia bukan dari segi informasinya saja.
Melainkan adanya televisi bagi manusia karena memiliki keunikan, yaitu
ditelevisi terdapat suatu gambar dan audio jadi manusia pada mengetahui bahwa
informasi itu bersumber dari mana, bukan setiap televisi hanya isinya pesan
melainkan visualisanya juga ada..
Komunikasi massa media televisi adalah sutau proses komunikasi antara
komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu televisi.
Penyelengara komunikasi massa media televisi tidak dilakukan hanya seseorang
atau perorangan melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang
kompleks serta pembiayaan yang besar. Pesan-pesan yang disampaikan melalui
komunikasi media massa televisi bukan hanya dapat dilihat dan didengar secara
sekilas, melainkan pesan-pesan ditelevisi bukan hanya dilihat dan dengar, tetapi
juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual).
19
Morissan, Jurnalistik Televisi, Ramdina Prakasa, Tangerang, 2005, Hal :3
17
Sebagai media massa televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran
transmisi.
2. Isi pesan audio visual artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan
pada waktu siaran.
3. Bersifat periodik, tidak dapat diulang.
4. Bersifat transitory (hanya meneruskan).
5. Serentak dan Global.
6. Meniadakan jarak dan waktu.
7. Tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol
sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi.20
2. 3. 1 Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
Kelebihan dan kekurangann televisi beragam sama seperti media yang lain.
Di Indonesia televisi merupakan medium tervavorit bagi pemasang iklan, karena
mampu menarik investor untuk membangun industri televisi media. Televisi juga
merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber manusia
gerakan reformasi Indonesia tahun 1998 telah memicu perkembangan industri
televisi. Seiring dengan itu kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga
semakin bertambah.21
Keunggulan televisi bisa dilihat dari sisi pragmatis dan teknologis. Yang
ini merupakan keunggulan televisi dari sisi programatis:
20
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT Rineka Cipta,
Jakarta, 1996, hal 8-9
21
Morissan, Jurnalistik Televisi, Opcit, 2005, Hal :3
18
1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa
mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas.
2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa
perhatian sepenuhnya.
3. Memiliki tokoh berwatak. Sedangkan media lain bintangnya ada yang
direkayasa.
Kekurangan (kelemahan) dari televisi :
1. Kecendrungan televisi untuk menempatkan khalayak sebagai obyek
yang pasif, sebagai penerima pesan.
2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan
3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk di kontrol
dampak negtif.22
2.3.2 Peran Media Massa
Media massa adalah suatau institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media
massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan :
1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat yaitu perannya sebagai media
edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik
masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat
yang maju.
22
Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997, hal : 30-32
19
2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi yaitu media yang
setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan
informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa
kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang
kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi,
sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif,
masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada
media massa.
3. Terakhir media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change,
media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap
saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar
perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan
masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan untuk
mencegah
berkembangnya
budaya-budaya
yang
justru
merusak
peradaban manusia dan masyarakat.23
2.4
Hiburan
Hiburan sering kali disiarkan di televisi, banyak macam hiburan
(entertainmet) di televisi yang berbeda jenisnya, ada film kartun, reality show,
film aksi, pertualangan, jalan-jalan, wisata kuliner dan masih banyak hiburan yang
sering di siarkan di televisi.
23
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Prenada Media Group, jakarta, 2008, hal : 85- 86
20
Hal ini sudah jelas bahwa fungsi media massa adalah hiburan, dua dari
media yang di kaji adalah film dan rekaman suara, yang khususnya menaruh
minat terutama pada hiburan, fungsi hiburan ini telah diisi dengan komunikasi
interpersonal, pelawak, pesulap, pendongeng mengisi fungsi pada abad-abad
sebelum media. Tugas ini yang diambil alih oleh komunikasi massa, jelas bahwa
media dapat memberikan hiburan kepada sejumlah besar orang dengan biaya
murah. Disisi lain media massa dalam penayangan hiburan harus semenarik
mungkin untuk menarik perhatian bagi khalayak penontonnya baik dari kalangan
terendah hingga atasan.24
2.4.1 Reality Show
Reality show adalah program hiburan yang diminati oleh setiap penonton,
karena reality show adalah program yang disajikan secara alamiah. Sesuai dengan
namanya reality show menyajikan suatu seperti konflik, persaingan atau hubungan
berdasarkan realitas yang sebenarnya. Jadi menyajikan situasi bagaimana apa
adanya. Program ini menyajkan suatu keadaan nyata (rill) dengan cara yang
secara alamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap
merupakan permainan (game). Popularitas program reality show sangat menonjol
belakangan ini, bahkan beberapa program yang sebenarnya tidak realitas pun ikutikutan menggunakan nama atau jargon reality show untuk mendongkrak daya
jualnya. Tingkat realitas yang disajikan dalam reality show ini bermacm-macam.
Mula dari yang betul-betul realistis misalnya hiden kamera hingga yang terlalu
24
Heru Puji Winarso, Sosiologi Komunikasi Massa, Prestasi Putaka, Jakarta, 2005, hal :42
21
banyak rekayasa namun tetap menggunakan nama reality show.25 Reality show
berbagai macam bentuknya :
1. Reality show yang menggunkan hiden kamera (kamera tersembunyi)
acara ini sering di gunakan dalam acara “minta tolong” di RCTI,
plaboy kabel SCTV dan masih banyak acara reality show yang
menggunakan hiden kamera.
2. Reality show dengan cara Competition show. Biasanya program ini
banyak melibatkan orang dan mereka bersaing dalam kompetisi yang
berlangsung beberapa hari atau seminggu dengan cara voting. Bila
votingnya dikit maka akan tersisih dan yang banyak dia akan menang.
3. Reality show dengan cara relationship show, acara ini sering
digunakan dalam acara tayangan kontak jodoh SCTV, katakan cinta
RCTI dan acara reality show yang berhubungan untuk memilih
pasangannya, bila sesuai maka dia pasangan yang cocok.
4. Reality show dengan acara fly on the wall, acara ini melihat kehidupan
orang sehari-hari di mulai dari kegiatan pribadi sampai aktivitas
profesionalnya.
5. Program reality show dengan acara program mistik. Acara ini biasanya
menggunakan supranatural, paranormal dan yang berhubungan dengan
mistik atau gaib. Acara ini apakah betul melihat makhluk halus atau
tidak. Seperti contoh : Dunia lain TRANS TV, Kismis Rcti dan
sebagainya.
25
Morissan, Media Penyiaran, Opcit, 2005, Hal :106
22
Reality show merupakan program yang sangat diminati penontonnya, karena
program ini disajikan secara menarik dan secara alamiah, dalam acara ini bisa
dilihat ada yang bersifat negatif dan ada pula yang bersifat positif.
2.5
Model Stimulus – Respons (S-R)
Model stimulus-respon adalah model komunikasi paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik.
Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus respon.
S
R
S: Stimulus
R: Respons
Model ini menunjukan komunikasi sebagai suatu proses aksi reaksi yang sangat
sederhana. Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu
kemudian tersipu malu, atau bila saya tersenyum dan kemudian anda membalas
senyuman saya, itulah pola S-R, jadi S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal
(lisan-tulisan), isyrat-isyarat nonverbal, gambar-gambar dan tindakan-tindakan
tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara
tertentu. Oleh karena itu anda dapat menganggap proses ini sebagai pertukaran
atau pemindahan informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal-balik
dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi
23
berikutnya.26 Media massa dengan kapasitas dan efek yang ditimbulkan sepadan
dengan teori stimulus –Response (S-R) yang mekanistis dan sangat popular pada
penelitian psikologi antara 1930 dan 1940. Teori S-R yang mekanistis itu
mengajarkan,
setiap
stimulus
(rangsangan)
akan
menghasilkan
respons
(tanggapan) secara spontan dan otomatis bagaikan gerak refleks. Kalau tangan
kita terkena percikan api (S) maka secara spontan, otomatis dan reflektif kita akan
menyentakkan tangan kita (R) sebagai tanggapan yang berupa gerakan
menghindar, tanggapan tersebut sangat mekanistis dan otomatis, tanpa menunggu
perintah dari otak.27
Dalam teori ini peneliti melihat bahwa setiap dampak media massa dapat
mengubah tindakan komunikasi. Oleh sebab itu model stimulus-response (S-R)
dapat membentuk khalayaknya tentang sumber-sumber informasi, setiap khalayak
akan mengetahui dan megalami dimana situasi pengaruh dan penilaian terhadap
masalah-masalah umum diharapkan muncul dan kita membutuhkan alat-alat untuk
memenuhi keperluan tersebut melalui pemahaman lewat media. Secara gambaran
teori S-R sebagai berikut :
Variabel (independent)
Dampak
Tayangan Minta
Tolong diRCTI
Variabel (dependent)
Sikap Empati
Gambar 2.5 Hubungan Variabel Independent – Variabel Dependent
26
27
Deddy Mulyana, Ilmu Komuniksi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, hal: 133
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, P.T Grasindo, Jakarta,2000, hal: 21
24
Bedasarkan uraian tersebut peneliti melihat salah satu variabel efek berupa
pengetahuan, sikap dan aksi, tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya ingin
meneliti pengetahuan dan sikap yang merupakan dampak dari variabel media
massa, Sedangkan variabel aksi ditiadakan. Pada mulanya khalayak akan
menghasilkan efek kognitif atau pengetahuan
atas sebuah tayangan dimana
khalayak yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Setelah adanya pengetahuan yang
dimiliki khalayak, secara otomatis perhatian dan sikap khlayak akan berubah,
mereka akan menentukan apakah sebuah tayangan baik atau buruk, perlu ditolong
atau tidak ditolong, patut dicontoh atau tidak dicontoh. Dari media, khalayak
dapat memperoleh berbagi informasi tentang bagaimana seseorang yang butuh
pertolongan
patutkah kita tolong, jika ada orang susah apakah kita
mendiamkannya apakah kita menolongnya, dari sinilah bisa diambil hikmahnya
bahwa masih banyak orang susah yang masih butuh pertolongan dari kita dan
jangan ragu-ragu jika ada yang membutuhkan pertolongan baik itu orang susah
maupun orang yang sedang membutuhkan pertolongan kita, maka dari itu kita
wajib menolongnya.
Dari teori ini maka dapatlah peneliti menjabarkan bahwa mahasiswa fikom
universitas mercu buana angkatan 2006-2008, setelah menonton tayangan “minta
tolong” akan menimbulkan sikap empati dan perasaan yang ditimbulkannya, yang
merupakan salah satu dampak yang diterimanya melalui alat indra terutama
penglihatan dan pendengaran baik informasi yang didapat oleh mereka dari
tayangan tersebut.
25
2.6
Dampak Isi Media Massa (Televisi)
Melalui media massa proses komunikasi massa dapat memberikan
kontribusi kepada pola pikir khalayak, masukan dan pengaruh tersebut dapat
berupa pengetahuan, hiburan, perubahan sikap atau menggerakkan prilaku
seseorang.
Kefektifan media adalah pernyataan tentang keefesienan media dalam upaya
mencapai tujuan tertentu dan dapat diterapkan bagi masa lampau, sekarang, atau
masa depan, tetapi selamanya dapat diterapkan selamanya menunjukan perhatian.
Masing-masing tingkat itu atau keseluruhannya dapat dipengaruhi oleh
komunikasi massa dan dampak pada salah satu tingkat menyiratkan dampak pada
tingkat lainnya. Hampir seluruh penelitian yang telah dilakukan pada tingkat
individu, menimbulkan kesulitan untuk menarik kesimpulan tentang dampaknya
pada tingkat kolektif atau yang lebih tinggi, seperti dalam tahap penelitian
sekarang.28
Aspek yang paling membingungkan dari penelitian tentang dampak adalah
keserbaragaman dan kerumitan gejala yang dicakupnya. Biasanya diadakan
pembedaan dasar yaitu, dampak pesan media massa meliputi aspek kognitif,
afektif, konatif. Dampak kognitif yang berhubungan dengan gejala mengenal
fikiran, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, diyakini, dipahami,
atau persepsi khalayak atau meliputi penangkapan kesadaran. Dampak ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, kepercayaan atau keyakinan. Dampak
28
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Opcit, 1987, hal:230-231
26
afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, sikap atau nilai yang
berhubungan dengan emosi, perasaan. feel ini berwujud pada proses yang
menyangkut perasaan-perasaan tertentu. Dampak konatif merujuk pada perilaku
dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Kecendrungan dampak
ini bersifat memberi sifat pertolongan dan kecendrungan untuk berbuat sesuatu
yang obyek.29 Dari sinilah semua dampak timbulah suatu perasaan atau sikap dan
perilaku yang dirasakan oleh setiap manusia
2.7
Sikap dan Empati
Karena penelitian ini membahas mengenai adanya pengaruh dampak tingkat
kepercayaan khalayak, maka akan dimasukkan kajian tentang sikap yang
merupakan bagian dari prilaku.
2.7.1 Sikap
Sikap berasal dari bahasa ingris yaitu attitude, sikap suatu hal yang
menentukan sikap sifat, hakekat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang
akan datang.30 Sikap biasanya timbul dari dalam diri kita sendiri karena sikap
memiliki perbuatan yang akan kita kerjakan.
Sikap adalah merupakan derajat perasaan positif atau negatif terhadap
berbagai objek psikologi. Sikap juga dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan
untuk mendekati atau menghindari bertingkah laku positif atau negatif ke arah
29
30
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Pt. Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hal : 162
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, lbid, 1991, hal : 161-162
27
setiap tanda-tanda sosial seperti institusi, manusia, situasi, objek gagasan, dan
konsep.31
Sikap (attitude) adalah kesiapan mental untuk merespons sesuatu, baik yang
negatif maupun yang positif. Sikap didampingi oleh sesuatu antecedent cenderung
lebih bersifat kognitif seperti keyakinan terhadap sesuatu, pendapat, pengetahuan
atau informasi yang dimiliki. Sedang attitude sendiri cenderung pada kompenen
afektif yang merupkan pengaruh dari antecedent. Dua komponen perilaku adalah
hasil dari sikap dan ia merupakan kesiapan mental untuk berbuat dengan cara
tertentu.32
Antecedent
Attitude
Keyakinan dan
nilai pekerjaan
saya kurang
tanggung jawab
Menumbuhkan
Perasaan saya
tidak suka
pekerjaan
Result
Perilaku
Mempengaruhi pekerjaan
saya pergi dari
pekerjaan
Sumber: Perilaku Keorganisasian
Gambar 2.7.1 Perubahan Sikap
2.7.2 Empati
Perilaku adalah tingkah laku yang sedang dikerjakan oleh manusia untuk
melakukan kegiatan baik itu kerja, demo, dan melakukan kegiatan lainnnya.
prilaku menjadi hal yang dianggap penting karena prilaku merupakan hasil
interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan kerumunan situasional.
Manusia memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya
sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya.
31
Thorstone, Kendler, Krech and Cruthfield, Pengantar Psikologi,. Illinois, The Dorsay Press,
1985, hal 20
32
Manahan P Tampubolon., Perilaku Keorganisasian, Ghalia Indonesia, Bogor , 2008, hal : 34-35
28
Perilaku tindakan yang sedang dilakukan orang untuk melakukan kegiatan
yang positif. Adanya hubungan antara sikap dan perilaku. Karena sikap
merupakan kecendrungan untuk bertindak. Adanya tingkah laku merupakan
bagian dari sikap sehingga timbullah suatu perilaku atau tingkah laku.
Empati adalah sebuah tindakan dari sikap, namun empati adalah
kemampuan untuk membayangkan dan menyadari bagaimana perasaan diri
sendiri bila berada pada posisi lawan bicara (Put Your Self In Your Costomer
Shoes). Empati juga mengandung arti, mengatakan perasaan diri sendiri
berdasarkan pengamatan dan perasaan pribadi, menceritakan pengalaman yang
sama dengan yang dialami oleh lawan bicara, dan berusaha menjadi cermin bagi
lawan bicara.33 Empati yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan
dirinya kedalam peranan orang lain.apabila sumber dan penerima atau keduanya
berada dalam situasi heterophilous mampu mengantisipasi suatu tehadap yang
lain, maka kemungkinan komunikasi yang efektif lebih besar terjadi. Jika
seseorang dapat melihat bagaimana orang lain merasa dan menyampaikan
perasaannya, adapula mungkinan yang lebih baik baginya untuk menyusaikan
pesan-pesannya kepada penerima. Apabila sumber memiliki empati yang tinggi
dengan penerima yang heterophilous sumber dan penerima sebenarnya adalah
homophilous secara sosiologis. Kemungkinan terdapat tingkatan yang ideal
mengenai empati sumber terhadap penerimannya.34
Empati dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mengenali, mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. Empati adalah faktor
33
Inge Hutagalung, Pengembangan Kpribadian ( tinjauan Praktik Menuju Pribadi Positif ), PT.
Indeks, Jakarta, 2007, hal: 40
34
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Opcit, 2000, hal: 84-85
29
kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Empati telah di
defenisikan bermacam-macam. Empati di anggap sebagi memahami orang lain
yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita, sebagai keadaan ketika pengamat
bereaksi secara emosional karena ia menanggapi orang lain mengalami atau siap
mengalami suatu emosi, sebagai imaginative intellectual and emotional
participation in another person’s experience 35
2.8
Hipotesis Penelitian
Hipotesis harus dihubungkan dengan teknik penelitian yang digunakan.
Teori dan metode bukanlah hal yang bertentangan. Ahli teori yang tidak tahu
teknik untuk menguji hipotesisnya tidak akan mampu merumuskan masalah yang
ditelitinya. Sebelum meneliti masalah, harus mempelajari beberapa teknik yang
pernah digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang pernah diteliti.
Untuk merumuskan hipotesis yang berkaitan dengan teori jelas memerlukan
penelahan kepustakaan. Hipotesis yang lahir tanpa pengetahuan teoritis tidak lebih
tinggi nilainya dari dugaan orang awam. Selain tidak akan mengembangkan ilmu,
hipotesis seperti itu tidak akan memberikan kepuasan ilmiah.36
Hipotesis yang peneliti buat adalah :

Ho= Tayangan “minta tolong” tidak berdampak terhadap sikap
empati mahasiswa fikom unversitas mercu buana.

Ha= Tayangan “minta tolong” berdampak pada sikap Empati
mahasiswa fikom universitas mercu buana.
35
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, Hal: 132
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005,
hal: 15
36
30
Uji dua variabel digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi sama dengan,
dan hipotesis alternative (Ha) berbunyi tidak sama dengan “(Ho=, Ha≠).37
Adapun rumusan statistik :
Ho : = 0
Ha : ≠ 0
Untuk menguji hipotesis yang telah peneliti buat, peneliti akan menggunakan
metode statistik dengan skala interval atau rasio, yaitu analisis regresi sederhana
dan pengukuran koefisian korelasi.
37
Sugiyono, Statistika untuk penelitian, Alfabeta, bandung, 2007, hal: 97
Download