BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi. III.1.1. Analisa Masalah Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan benar bagaimana sistem yang saat ini diterapkan dan bagaimana sistem yang baru akan dikembangkan. Setelah penulis melakukan analisa sistem yang saat ini diterapkan dalam melakukan pengontrolan peralatan rumah tangga yaitu masih menggunakan sistem manual yaitu dengan mematikan peralatan listrik rumah tangga dengan secara langsung menekan tombol off atau mencabut kabel power yang dimiliki peralatan listrik bersangkutan. Untuk mempermudah menganalisis sistem dalam menentuan kebutuhan secara lengkap, penulis membagi kebutuhan sistem kedalam dua jenis yakni, kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. III.1.1.1. Analisa Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi-informasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem. Berikut kebutuhan fungsional yang terdapat pada sistem yang dibangun : 41 42 1. Sensor relay I/O board yang dirancang mampu melakukan kondisi peralatan listrik rumah tangga apakah dalam kondisi on ataukah off. 2. Komputer harus mampu berkomunikasi dengan sistem minimum microcontroller untuk melakukan proses pengontrollan peralatan listrik. 3. Aplikasi secara integratif harus mampu untuk bekerja secara optimal, dimana rangkaian sistem kontrol harus terkoneksi tanpa ada hambatan dengan komputer dan HP. III.1.1.2. Analisa Kebutuhan NonFungsional Kebutuhan ini adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem. Berikut adalah kebutuhan nonfungsional yang dimiliki sistem : 1. Operasional a. Dibangun dengan menggunakan VB.Net 2008 sebagai tools pemrograman dipadukan dengan memanfaatkan MySQL versi 5 sebagai aplikasi pendukung basis data. b. Aplikasi yang dibangun hanya dapat berjalan pada sistem operasi Windows 32 bit, tidak pada sistem operasi lainnya, dengan hardware minimum adalah processor setara Pentium IV dan Memori 512 MB. Dengan spesifikasi di atas, maka komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membangun dan menguji aplikasi ini adalah : i. Komponen berupa : i.a. Paket software Visual Studio 2005 i.b. PC dengan Processor IV, Memori 512 MB, Kartu Grafik 128 MB 43 i.c. Rangkaian Sensor Banjir yang terdiri atas rangkaian switch magnetik dan receiver yang dirangkai sendiri serta sistem minimum microcontroller ATMega 8535 sebagai terminal kontrol. i.d. Konektor DB-9 untuk port serial ii. Alat uji yang digunakan untuk menguji adalah : i.a. PC dengan Processor Pentium IV, Memori 512MB, Kartu Grafik 128 MB i.b. Voltmeter DC i.c. HP Nokia 3310 2. Kinerja a. Sistem yang dirancang harus mampu melakukan kondisi peralatan listrik rumah tangga apakah dalam kondisi on ataukah off. b. Komputer harus mampu berkomunikasi dengan sistem minimum microcontroller untuk melakukan proses pengontrollan peralatan listrik. c. Aplikasi secara integratif harus mampu untuk bekerja secara optimal, dimana rangkaian sistem kontrol harus terkoneksi tanpa ada hambatan dengan komputer dan HP. III.1.2. Analisa Rangkaian Sistem Beberapa aspek yang perlu dikembangkan dalam pemahaman terhadap sistem merupakan satu kesatuan prosedur inti dari sistem tersebut. Sistem dikatakan lengkap bila dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terjadi interaksi antara sub sistem-sub sistem yang ada. Pada sub bab berikut ini akan 44 dijelaskan mengenai analisa perancangan masing-masing rangkaian yang mendukung tercapainya tujuan pembuatan alat disertai dengan hasil pengukuran pada masing-masing rangkaian. III.1.2.1. Analisa Rangkaian Power Supplay (PSA) Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari satu keluaran, yaitu (+) 12 volt. keluaran (+) 12 volt digunakan untuk suplai tegangan ke seluruh rangkaian. Rangkaian tampak seperti gambar di bawah ini: Gambar III.1. Rangkaian Power Supplay (PSA) Trafo merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan 2 buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 3300 μF. 45 III.1.2.2 Analisa Rangkaian Driver Serial Rangkaian untuk komunikasi serial dengan menggunakan laser diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Gambar III.2. Rangkaian Driver Serial Rangkaian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian regulator 5 volt, bagian inverter sinar laser, bagian driver serial (RS232) dan bagian smith trigger. Pertama adalah bagian regulator 5 volt. Bagian ini ditunjukkan oleh gambar berikut ini: Gambar III.3. Rangkaian Regulator 46 Bagian ini berfungsi untuk meregulasi tegangan 5 volt, input rangkaian ini adalah power supplay 12 volt, tegangan tersebut akan langsung dihubungkan dengan resistor 1 k ohm dan LED sebagai indikator bahwa tegangan telah masuk atau belum. Selanjutnya dihubungkan ke saklar, yang berfungsi untuk memutuskan tegangan ke rangkaia berikutnya. Regulator tegangan 7805 berfungsi untuk meregulasi tegangan 12 volt tersebut menjadi teganga 5 volt. IC 7405 berfungsi sebagai gerbang NOT yang akan membalikkan logika low pada input RS232 menjadi logika high. Hal ini bertujuan agar laser pointer aktip (nyala ) jika dikirim data high dan mati jika data yang dikirim berlogika low. Berikutnya adalah rangkaian driver RS232. Rangkaian ini ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar III.6. Rangkaian Driver RS232 Rangkaian ini terdiri dari sebuah ic RS232 dan 4 buah elektrolit kapasitor. Rangkaian ini berfungsi mengubah logika high +3 s/d +18 volt pada DB9 menjadi logika high 5 volt pada keluarannya, juga mengubah logika low -3 s/d -18 volt pada DB9 menjadi logika low 0 volt pada keluarannya. 47 III.1.2.3 Sistem Minimum ATMega 8535 ATmega8535 adalah mikrokontroler keluarga AVR dengan fitur yang komplit dengan jumlah kaki I/O yang banyak. Mikrokontroler berkaki 40 (DualInline Package) ini sangat cocok untuk diaplikasikan pada sistem yang membutuhkan banyak kaki I/O baik digital maupun analog. ATmega8535 memiliki I/O digital sebanyak 32 buah yang terbagi menjadi 4 port yakni PORTA, PORTB, PORTC, dan PORTD. Kedelapan kaki PORTA dapat digunakan sebagai ADC dengan resolusi 10-bit. Dengan kemampuan yang terkesan maksimal, maka ATmega8535 sangat cocok sebagai sarana untuk mempelajari dan mendalami fitur-fitur mikrokontroler AVR. Gambar III.7. Sistem Minimum Microcontroller ATMega 8535 48 Sistem minimum mikrokontroler adalah sistem elektronika yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada umumnya, suatu mikrokontoler membutuhkan dua elemen (selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator (XTAL), dan Rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia. Perbedaannya, jantung memompa darah dan seluruh kandungannya, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi program. Pada sistem minimum AVR khususnya ATMEGA8535 terdapat elemen tambahan (optional), yaitu rangkaian pengendalian ADC: AGND (= GND ADC), AVCC (VCC ADC), dan AREF (= Tegangan Referensi ADC). III.1.2.4 Relay Relay adalah komponen yang terdiri dari sebuah kumparan berinti besi yang akan menghasilkan elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus listrik. Elektromagnet ini kemudian menarik mekanisme kontak yang akan menghubungkan kontak Normally-Open (NO) dan membuka kontak NormallyClosed (NC). Sedikit menjelaskan, kata Normally disini berarti relay dalam keadaan non-aktif atau non-energized, atau gamblangnya kumparan relay tidak dialiri arus. Jadi kontak Normally-Open (NO) adalah kontak yang pada saat Normal tidak terhubung, dan kontak Normally-Closed (NC) adalah kontak yang pada saat Normal terhubung. 49 Singkat saja, karakteristik relay antara lain adalah tegangan kerja koil/kumparan. Ada yang 5Vdc, 12Vdc, 24Vdc, 36Vdc, hingga 48Vdc. Kalau ada relay DC yang tegangan kerja koilnya selain itu tolong dibagi informasinya lewat komentar. Tegangan kerja adalah tegangan yang harus diberikan kepada koil agar relay dapat bekerja. Selain itu ada karakteristik kemampuan kontak relay. Bisa 3A, 5A, 10A, atau lebih. Maksudnya adalah arus maksimal yang mampu dialirkan oleh kontak relay adalah sesuai dengan karakteristiknya, jadi bisa 3A, 5A, atau 10A. Gambar III.8. Relay I/O Board Komponen aktif rangkaian di atas adalah 2 buah transistor jenis NPN yang disusun secara Darlington. Transistor ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang akan mengalirkan arus jika terdapat arus bias pada kaki basisnya, dan akan menyumbat arus jika tidak terdapat arus bias pada kaki basisnya. Relay yang dapat digunakan dengan rangkaian ini adalah relay dengan tegangan kerja koil 50 antara 5Vdc hingga 45Vdc. Jika relay yang digunakan membutuhkan tegangan kerja diatas 45Vdc, maka gantilah transistor C828 dengan transistor yang memiliki tegangan kerja lebih besar seperti BD139 misalnya. Untuk relay-relay kecil dengan tegangan kerja 5V – 24V, untuk lebih menghemat biaya, transistor TIP31C dapat diganti dengan C828 atau NPN sejenis. Untuk relay-relay besar, maka transistor TIP31C sudah lebih dari cukup untuk mengaktifkan relay dengan mantap. Berikut adalah sedikit contoh perhitungan praktis (bukan teoritis seperti ketika sekolah atau kuliah) dalam perancangan rangkaian driver relay menggunakan transistor darlington. Pertama-tama lakukan pengukuran resistansi kumparan relay. Sebagai contoh disini saya gunakan relay SPDT 12V dengan kapasitas arus 5A. Dari hasil pengukuran nilai resistansi kumparan relay adalah sebesar 358 ohm (boleh jadi Anda akan mendapatkan nilai yang berbeda). Dengan demikian arus yang ditarik adalah sebesar 12V / 358 Ohm = 33,5 mA. Sehingga transistor harus dapat menghasilkan arus sedikitnya 2-3 kali lebih besar dari 33,5 mA, yakni sekitar 100 mA (dalam contoh ini saya menggunakan faktor pengali 3). Transistor yang digunakan adalah 2 buah transistor NPN tipe C828 yang murah dan mudah sekali didapatkan dipasaran. Transistor C828 memiliki penguatan arus DC (hfe) sekitar 130 – 520 kali tergantung dari grup tipe transistornya.Tapi daripada bingung, kita anggap saja penguatan arusnya sebesar 100 kali. Transistor C828 memiliki VBE = 0,8V. 51 Transistor disusun secara Darlington sehingga penguatan arusnya menjadi 100 x 100 = 10.000 kali. Selanjutnya arus basis minimal dapat dihitung sebesar: Ib = 100 / 10000 = ±10 uA. Jika VBE bernilai 0,8 volt dan tegangan keluaran logika 1 mikrokontroler bernilai 4,8 volt, maka RB dapat dihitung sebagai berikut: RB = (4,8 – 0,8 – 0,8) / 10E-6 = 320000 ohm. Jika digunakan pada mikrokontroler AVR, maka rangkaian tersebut akan bekerja sangat baik tanpa masalah, karena pada saat kondisi RESET, semua port I/O AVR berada pada kondisi high-impedance. Berbeda halnya jika digunakan pada mikrokontroler AT89S. Pada saat RESET, semua port I/O MCS-51 berada pada kondisi High berlogika 1, sehingga selama RESET, relay akan aktif sejenak. Untuk itu, pada program inisialisasi haruslah mengeset port I/O yang digunakan untuk memicu relay ke kondisi Low. Solusi lain yang lebih baik adalah menggunakan driver relay yang aktif-low. Solusi lain jika aplikasi kita menggerakkan banyak relay, maka dapat digunakan IC ULN2003A, yang memiliki 7 buah transistor darlington yang siap digunakan untuk menggerakkan relay. III.2. Perancangan Sistem Perancangan sistem berisikan tentang rancangan sistem yang akan dibangun. III.2.1 Blok Diagram Sistem Pada tahap awal perancangan sistem yang dilakukan adalah perancangan diagram blok. Blok diagram merupakan penyederhanaan dari rangkaian yang menyatakan hubungan berurutan dari satu atau lebih rangkaian yang memiliki 52 kesatuan kerja tersendiri. Diagram blok aplikasi yang dirancang adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Peralatan listrik komputer Menerima informasi on/off Kendali dan Monitoring Sistem minimum microcontroller Terminal Kontrol Mengirim perintah on/off Menerima informasi on/off Sms gateway HP user Mengirim perintah on/off Gambar III.9. Diagram Blok Keterangan gambar : 1. Komputer : Sebuah komputer yang dijadikan pusat kendali dan monitoring 2. Sistem minimum : Rangkaian utama yang dijadikan terminal kontrol microcontroller 3. Peralatan listrik : Peralatan yang dikontrol 4. SMS gateway : Sebuah sistem SMS memberikan/menyampaikan gateway yang informasi client/komputer akan kondisi peralatan 5. HP Client : HP client yang akan menerima informasi ke akan HP 53 akan kondisi on/off dan mengirimkan perintah on/off III.2.2. Context Diagram Pada sub bab ini dijabarkan context diagram dari sistem kontrol pada mobil tempur. Untuk memudahkan penganlisaaan dalam suatu permasalahan perlu dilakukan terlebih dahulu pendefinisian secara menyeluruh terhadap sistem yang dirancang. Context diagram tersebut terdiri atas sebuah proses yang diberi label 0. proses terealisasi dengan beberapa eksternal entity. Adapun gambar di bawah ini merupakan context diagram yang dimaksud. Relay Bit data status Bit data status 0 monitoring Aplikasi Pengontrol Sinyal Kendali Peralatan Listrik Rumah Operator Sinyal Kendali Tangga Berbasis Interfacing Komputer Dan SMS Gambar III.10. Diagram Konteks Display Informasi Sistem 54 III.2.3. DFD Level 0 Dengan mengacu pada context diagram di atas, untuk mengetahui aliran data dalam sistem ini dapat dilihat pada DFD level 0 berikut ini : Operator 2.0 monitoring Kirim SMS informasi Bit data status 1.0 Bit data status Proses Monitoring Bit data status Relay . Gambar III.11. DFD Level 0 Aplikasi informasi Display Informasi Sistem 55 III.2.4. Flowchart Aplikasi Pengontrol Alat Rumah Tangga mulai Inbox =b tidak ya Hidupkan PC Matikan 1 tidak Service SMS Gateway sudah aktif ? Aktifkan Service SMS Gateway Inbox = c ya tidak ya Hidupkan 2 Perangkat Sistem Elektronik dalam keadaan hidup ? tidak Aktifkan Perangkat Sistem Elektronik Inbox = d ya Sesuaikan Konfigurasi Port COM tidak ya Jalankan Aplikasi Pengontrol Peralatan Listrik Rumah Tangga Matikan 2 tidak Port COM terdeteksi ? tidak Inbox = e Inbox = f ya ya tidak ya tidak Hidupkan 3 Ada sms masuk ? Matikan 3 Baca kondisi inbox ya Inbox = g tidak No,.Pengirim Valid ? Abaikan perintah ya tidak ya Hidupkan 4 tidak Inbox =a Inbox = h ya Hidupkan 1 Matikan 4 ya tidak A 56 A Inbox = i tidak ya Inbox = j ya tidak Hidupkan 5 Matikan 5 Hidupkan 6 ya Inbox = k tidak Matikan 6 ya Inbox = l tidak Hidupkan 7 ya Inbox = m tidak Matikan 7 ya Inbox = n tidak Hidupkan 8 ya Inbox = o tidak Matikan 8 ya Inbox = p tidak selesai Gambar III.12. Flowchart Aplikasi Pengontrol Peralatan Listrik Rumah Tangga Berbasis Interfacing Komputer Dan SMS 57 III.2.5. Rancangan Antar Muka Program Antarmuka pengguna merupakan tampilan dimana pengguna berinteraksi dengan sistem. Tujuan dari antarmuka pengguna adalah untuk memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna. KONTROL ALAT LISTRIK MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN SMS Lampu 1 Lampu 2 Lampu 3 Lampu 4 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF Steker 2 Kipas 1 Kipas 2 Steker 1 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF STATUS Status SMS Pengirim Sah +060878097655656 Status Kontrol EXIT Gambar III.13. Rancangan Antar Muka Antarmuka di atas adalah antarmuka utama dari aplikasi yang penulis rancang, kegiatan monitoring dan manajemen data pengguna serta penerima sms dilakukan pada antarmuka ini. Dalam antarmuka ini status kontrol dapat langsung terpantau, selain itu laporan monitoring juga dapat di lihat pada form kontrol alat listrik menggunakan komputer dan sms (lihat gambar III.12) .