12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Kata atau istilah “komunikasi dalam bahasa Inggris “communication” yang berasal dari bahasa latin yaitu “communicatus” atau “communicatio” atau “communicare” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Definisi komunikasi menurut Harold Lasswell terdapat 5 (lima) komponen yang terlibat dalam komunikasi yaitu : a. Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber) b. Mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan) c. Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima) d. Melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi) e. Dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). 7 Berdasarkan Lasswell ini dapat diturunkan 5 (lima) unsur komunikasi yang saling begantung satu sama lain, yaitu : a. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoding), komunikator pembicara (speaker) atau orginator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk 7 Drs. Riswandi, M.Si, Pengantar Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, 2009, Hal. 3 13 berkomunikasi. Sumber boleh menjadi seresponden individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau negara. b. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seprangkat simbol verbal dan atau non verbal yang memiliki perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tersebut. Pesan mempunyai 3 (tiga) komponen yaitu makna, digunakan untuk menyampaikan pesan dan bentuk organisasi pesan. 1. Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Saluran juga merujuk pada cara penyampaian pesan, apakah langsung (tatap muka) atau lewat media (cetak dan elektronik). 2. Penerima (receiver), sering disebut sasaran/tujuan (destination), comunicate, penyandi baik (decoder) atau khalayak, pendengar, penafsir (interpreter). 3. Efek, yaitu apa yang terjai pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya terhibur, menambah pengetahuan, perubahan sikap atau perilaku. Sehingga definisi komunikasi ialah tindakan atau perilaku mengirim pesan, ide, pendapat dari seseresponden ke responden lain, termasuk menulis dan berbicara kepada masing–masing responden dan responden tersebut dapat menerima pemahaman pesan yang sama dengan pemahaman pengirim pesan. 14 2.2.2 Proses Komunikasi Elemen–elemen dalam Proses Komunikasi Pengirim Penyandian Pesan Media a Pengartian Gangguan Umpan Balik Respons Gambar 2.1 Gambar tersebut Menekankan faktor–faktor kunci dalam komunikasi efektif. Pengirim arus tahu pemirsa seperti apa yang ingin dijangkau dan respons apa yang ingin didapatkan.8 2.2.3 Efek Komunikasi Efek komunikasi adalah perubahan perilaku khalayak setelah diterpa oleh pesan–pesan yang disampaikan produsen melalui media. Dapat dikatakan juga efek komunikasi adalah sikap yang timbul setelah menerima rangsangan atau stimulus. Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal pemikiran/pengetahuan (kognisi), perasaan (afeksi) dan predisposisi tindakan (konasi) seresponden terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.9 8 9 Philip Kotler & Kevin Lne Keller, Manajemen Pemasaran, Hal 177 Anwar, Saifuddin, Sikap Manusia, PT. Pustaka Pelajar, 1998, Hal. 5 Penerima 15 Definisi lainnya yaitu kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan suatu obyek tertentu10. Ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari responden lain, atau terpaan olehiklan di media massa, internet dan berbagai bentuk promosi lainnya. Terdapat tiga karakeristik sikap yaitu sebagai kecenderungan yang dipelajari, sikap mempunyai kualitas memotivasi, yaitu mereka dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Karakteristik lain dari sikap adalah bahwa sikap relatif konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya11. Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi, sikap yang tidak bersifat permanen, melainkan dapat berubah. Karakteristik sikap yang ketiga adalah sikap terjadi dalam situasi tertentuu yang artinya sangat mungkin dipengaruhi oleh situasi tertentu. Efek komunikasi terbagi menjadi tiga tataran yaitu12 : 2.2.3.1 Kognitif Adanya perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau persepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Pada tahap ini diharapkan menjadi perubahan pengetahuan dan pemahaman masyarakat setelah merasakan pada saat menggunakan Provider simPATI. 10 Schiffman, Leon and Kanuk, Leslie Lazar, Perilaku Konsumen, PT Indeks, 2008, Hal. 222 Schiffman, Leon and Kanuk, Leslie Lazar, Perilaku Konsumen, PT Indeks, 2008, Hal. 223 12 Rachmat Kriyantono, S.Sos.,M.Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2006, Hal. 359 11 16 2.2.3.2 Afektif Adanya perubahan pada apa yang dirasakan atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai. Tahap yang kedua ini diharapkan akan terbentuk kesadaran masyarakat untuk turut berdiri akan penilian terhadap program dance like Agnes Monica. 2.2.3.3 Konatif Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseresponden. Misalya bereaksi atau memukul, menganjurkan, menerima, menolak, memberi dan sebagainya. 2.2 Hirarki Efek Komunikasi Dalam konteks periklanan, komunikasi yang dilakukan ditujukan untuk memperkenalkan produk, agar khalayak mengetahui dan menyukai yang berujung pada pembelian produk yang telah diiklankan. Seseresponden tidak akan merubah perilaku begitu saja dari tidak menggerakkan khalayak untuk menembuh rangkaian tahap itu.13 Setiap pesan yang disampaikan produsen kepada khalayaknya memiliki masing–masing tujuan yang ingin dicapai, apakah ingin memperkenalkan produk, pengetahuan, menciptakann kesukaan, membuat pilihan, atau menimbulkan minat beli. Produsen juga harus menentukan 13 Robert J Lavidge & Steinerr, A Model for predictive measurement of advertising effectiveness, dalam reading in advertising and promotion strategi (eds) arnold M. Barban and C. H. Sandage (Homewood Illinois : Richard D Irwin Inc, 1968, Hal. 233 17 tanggapan apa yang dikehendaki apakah kognitif, afektif dan perilaku dari khalayak sasaran 14. Menurut George E. Belch dan Michael A. Belch Effect of advertising an consumers : movement from awarenes to action yaitu15 : Related behavioral Movement toward Example of types of promotion dimensions (Dimensi-dimensi puchase(Pergerakan Tingkah Laku yang Menuju berhubungan) or advertising relevant to Tindakan various steps (Contoh dari Membeli) Tipe-tipe Iklan atau Promosi yang Relevan pada Tiap Tahap) Conative : The realm of Purchase motives ads stimulate or direct (Tindakan Membeli) Point-of-purchase retail store ad (Iklan Toko Eceran) disires Deals (Konatif : Bidang Motif Iklan “Last-chance” offers Price menstimulasi appeals (Daya Tarik Harga) atau Mengarahkan Keinginan) Testimonials Conviction (Tahap Peneguhan) 14 Suyanto, M. Marketing Strategy Top Brand Indonesia, CV Andy Offset, Jogjakarta 2007, Hal. 141 15 Belch & Belch, Advertising & Promotion an, integrated Marketing Communication Perspecive, 2001, hal. 225 18 Affective ; The realm of Prefencces emotions ads change attitudes (Tahap Pemilihan) and feelings Competitive ads (Iklan-iklan Kompetitif) Argumentative copy (Afektif Bidang Emosi Iklan “Image” copy mengubah sikap dan perasaan) Liking (Tahap Menyukai) Cognitives : The realm of thoughts ads provide Information and facts (Kognitif Status, glamour appelas (Daya tarik yang glamor) Announcements Knowledge (Pengumuman) (Tahap Pengetahuan) Descriptive copy : Bidang pikiran Classified ads Iklan menyediakan informasi terkategorikan) dan fakta) Slogan (Iklan-iklan Jingles Skywritting Awareness (Tahap Penyadaran) Teaser Campaigns (Belch, 2001: 225) Tabel 2.1 Iklan dan promosi merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dibangun seperti sebuah piramida. Proses pertama adalah pencapaian tujuan pada level– level piramida yang lebih rendah yakni pada tahap awareness (kesadaran) dan 19 tahap knowledge (pengetahuan) atau tahap comprehension (pemahaman). Tahap berikutnya adalah mengajak para konsumen yang sebelumnya telah cukup aware atau cukup sadar dan telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang suatu produk baik yang barang atau jasa menuju level yang lebih tinggi di piramida. Piramida komunikasi ini memliki tingkat kesulitannya tersendiri dalam mencapai level–level yang ada didalamnya. Pada piramida komunikasi ini level awal yang terletak di dasar piramida cenderung lebih mudah dilakukan daripada level–level diatasnya seperti pada tahap trial (percobaan) atau ahap repurchase (pembelian kembali). Tahap berikutnya di piramida efek komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Piramida komunikasi mempunyai tujuan utama untuk menciptakan tingkat kesadaran yang tinggi akan sebuah produk diantara target konsumennya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara repetisi iklan di gencar di media massa yang segmentasi pasarnya seesuai dengan segmentasi produk yang diiklankan. 2. Piramida komunikasi adalah mengkomunikasikan informasi sehingga target komunikasi tidak hanya “sadar” akan sebuah produk tetapi juga cukup mengerti mengenai fitur serta keunggulan dari produk yang diiklankan. Pada tahap ini sebuah iklan dituntut untuk dapat mengkomunikasikan bahwa produknyalah yang terbaik diantara produk lain yang sejenis. 3. Kampanye promosi ataupun iklan didesain semaksimal mungkin untuk menciptakan perasaan positif para konsumen terhadap produk setelah 20 melihat iklan tersebut. Para konsumen yang sebelumnya telah cukup “sadar” terhadap sebuah merek harus diarahkan menuju tahap afektif yakni tahap Liking (menyukai) dan Preference (pemilihan). Iklan tersebut juga harus mengkomunikasikan secara afekif tentang keunggulankeunggulan produknya untuk menciptakan citra yang menarik bagi produk tersebut. Setelah tahap diatas tercapai, target konsumen akan bergerak menuju tahap tindakan pada level paling atas piramida. Pada tahap ini rencana promosi juga didesain untuk menciptakan sikap konsumen yang “mencoba” dan menggunakan produk tersebut secara reguler, namun juga untuk mengajak konsumen – konsumen baru melalui piramida komunikasi memiliki tujuan untuk mengembangkan memelihara dan menjaga agar konsumennya tetap menggunakan suatu produk secara teratur. Communication Effects Pyramid Repurchase Trial Preference Liking Knowledge/Comprehension Awareness (Belch, 2001 : 226) – Gambar 2.2 21 Pada penelitian ini tahap yang digunakan yaitu tahap respon kognitif yang mencakup awareness (kesadaran) dan knowledge (pengetahuan), serta tahap afektif yang mencakup liking (menyukai), preference (memilih), dan pada tahap Konatif yang mencakup conviction (keyakinan), dan purchase (pembelian) tidak dipergunakan, penelitian ini hanya digunakan pada tahap kognitif dan afektif. 2.3 Iklan Sebagai Suatu Proses Komunikasi Periklanan merupakan proses komunikasi dimana ada proses penyampaian pesan dengan maksud ingin mencapai tujuan tertentu. Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam dalam memandang periklanan sebagai bagian dari proses komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran, sehingga periklanan harus dapat mengkomunikasikan suatu produk kepada para konsumen. Pengertian periklanan sebagai bentuk komunikasi oleh Bayu Swatha dan Irawan adalah sebagai berikut 16 : 1. Memberikan Informasi. Iklan tersebut dapat memberikan informasi lebih banyak baik mengenai barang, harga, ataupun informasi lainnya yang tentu sangat berguna bagi konsumennya. Tanpa adanya informasi seperti itu responden akan segan atau tidak akan mengetahui lebih banyak mengenai suatu produk atau barang. 16 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, Hal. 25 22 2. Membujuk dan Mempengaruhi Seringkali iklan tidak hanya bersifat memberitahukan saja, tapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli–pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari pada produk yang lain. Dalam hal ini iklan yang bersifat membujuk banyak dipasang oleh media televisi. Iklan yang membujuk bisa berakibat positif dan negatif bagi konsumennya. 3. Menciptakan Kesan Dengan sebuah iklan, responden akan mempunyai kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini pemasang iklan senantiasa berusaha menciptakan iklan yang sebaik–baiknya. 4. Memuaskan Keinginan (Menimbulkan rasa brand awareness). Biasanya konsumen suatu produk kadang–kadang ingin dibertahu lebih dahulu mengenai produk yang hendak dibelinya dan juga ingin dibujuk dahulu sehingga dapat memuaskan keinginan dari konsumennya. 5. Sebagai Alat Komunikasi. Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antar penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat 23 menunjukkan cara–cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.17 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan atau menyewa tempat pada suatu media massa guna memberikan informasi kepada khalayak dan memperkenalkan suatu barang atau jasa yang baru sehingga masyarakat mengetahuinya. Sebagai sebuah proses komunikasi, periklanan bertujuan sebagai wadah untuk menyampaikan pesan dari produsen kepada konsumen dengan maksud tertentu. Kata dasar periklanan itu sendiri adalah iklan atau advertise yang berarti mengarahkan. Secara umum iklan bisa disebut sebagai suatu bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk menginterpretasikan kualitas produk jasa dan ide–ide yang didasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Advertising is paid non-personal communication from an identified sponsor using mass media to persuade or influence an audience definisinya, salah satu tujuan 18 . Seperti iklan adalah untuk membujuk atau mempersuasi atau mempengaruhi konsumen agar tertarik pada produk yang diiklankan. Untuk itu, iklan sekreatif mungkin baik dari segi verbal dan picture. 17 Bayu Swatha DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern,Yogyakarta, Liberti, 2003, Hal. 396 18 Ibid, Hal 16 24 Maka periklanan dalam kaitan tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem komunikasi antara produsen dengan konsumen, sehingga periklanan yang dimaksud disini adalah : “Process of sharing a company paid message way of the mass media, with consumers”.(Proses Penyampaian pesan yang dibiayai produsen melalui sasaran media massa dan ditujukan kepada khalayak).19 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah sebagai media untuk menyampaikan informasi, dengan cara membujuk masyarakat untuk membeli atau mencoba produk yang disampaikan. Advertising aims to persuade people to buy”20. Atau iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media dan dibiayai oleh pemrakrsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Dengan kata lain iklan adalah suatu media komunikasi antara penjual dan pembeli. Dengan demikian iklan melibatkan produsen sebagai komunikator, fisik iklan itu sendiri sebagai unsur pesan, media sebagai saluran dan khalayak sebagai publik yang ditujunya. Dengan demikian model komunikasnya menjadi: 19 M. Wayne De Loizer, The Marketing Communication Process, Mc Graw Hill Kogakhusa, 1976, Hal. 21 20 Frank F Jefkins, Periklanan, Erlangga, 1996, Hal. 5 25 Produsen Iklan Media Khalayak Sasaran Sumber : Endah Muwarni, Dasar–dasar Periklanan, (Jakarta, Wacana Jurnal Ilmiah Komunikasi Fakultan Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), 2004, Hal. 15 Bagian diatas menerangkan bahwa dalam kegiatan periklanan setiap sumber mengharapkan dampak yang positif dari konsumen, karena periklanan merupakan usaha untuk mendorong responden dari tahap tidak tahu akan sesuatu menjadi tahu meningkat menjadi tertarik hingga ke tahap pembeli produk tersebut. 2.4 Televisi Sebagai Media Periklanan Dalam membuat pesan (iklan) kepada khalayak, diiperlukan media sebagaii saluran untuk menyammpaikan pesan. Media beriklan terbagi atas 2 macam yaitu Media Lini Atas (Above the line) dan Media Lini Bawah (Below the line) Jenis–jenis media yang termasuk sebagai media lini atas yaitu media yang memiliki jangkauan yangt luas ke khalayak seperti Televisi, Radio, dan Surat kabar. Sedangkan media yang termasuk dalam media lini bawah yaitu media yang memiliki jangkauan yang terbatas namun segmented seperti acara sponsorship, sales promo. Untuk dapat menentukan media apa saja yang efektif dan efisien diperlukan pemilihan dari berbagai kategori dengan mempertimbangkan 26 variabel–variabel berikut 21 yaitu kebiasaan media audience sasaran, produk, pesan dan biaya. Keputusan untuk memilih media massa dalam saluran beriklan adalah karena jangkauannya yang luas dan baiya yang relatif lebih murah. Produsen memiliki kecenderungan untuk meningkatakan brand awareness di benak khalayak dengan cara beriklan di media lini atas. Cara beriklannya pun tidak bisa hanya satu kali atau beberapa kali melainkan harus dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi. Saat ini televisi bukan lagi merupakan barang yang mewah karena keberadaannya yang mudah dijumpai dan didapat. Karena itu potensinya sebagaai wahana iklan sangan besar. Sebab ia mampu menjangkau khalayak hingga ke pelosok sekalipun. Televisi merupakan sarana hiburan yang murah meriah bagi keluarga dan keberadaannya selalu siap setiap harinya. Menurut Prof. Drs. Onong, televisi merupakan media yang ideal untuk menyampaikan pesan jarak jauh dengan penayangan gambar dan pandangan suara, baik melaluii kawat maupun secara elektromagnetik (berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh dan vision yang berarti penglihatan.22 21 Philip Kotler, Management Pemasaran edisi Milenium, PT Prenhalindo, Jakarta 2002, Hal. 659 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA. Kamus Komunikasi, PT Mandar Maju, Bandung 1989, Hal. 381 22 27 2.5 Karakter Televisi Sebagai Media Periklanan 2.5.1 Keunggulan Media Televisi a. Kesan realistic. Karena sifatnya yang audio–visual dan merupakan kombinasi dari warna dan gerakan, maka iklan televisi nampak begitu hidup dan seperti nyata. Kelebihan ini tidak dimiliki media lain. b. Perhatian khalayak lebih tinggi. Televisi disiarkan ke rumah– rumah dan disaksikan dalam suasana santai, sehingga khalayak lebih mudah memberikan perhatian. c. Pengulangan/repetisi. Iklan televisi biasanya ditayangkan beberapakali dalam sehari, sehingga lebih mampu memberikan kesan/impresi yang mendalam pada diri khalayaknya. 2.5.2 Kelemahan Media Televisi a. Televisi cenderung menjangkau khalayak secara massal tanpa seleksi. Siapapun dapat menyaksikan acara televisi setiap saat. b. Televisi tidak dapat memberikan data/informasi terperinci mengenai produk, karena pada umumnya spot iklan televisi berdurasi sangat pendek (30 atau 40 detik setiap spot iklan). c. Biaya memasang iklan di televisi sangat mahal dibandingkan dengan media periklanan lainnya23. Endah Wardani, Dasar – dasar Periklanan, Wacana Jurnal Ilmiah Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi, Jakarta, 2004, Hal. 109 - 110 23 28 2.6 Elemen - Elemen Iklan Televisi Dalam membuat iklan diperlukan unsur–unsur yang mendukung periklanan dalam media televisi. Unsur–unsur tersebut adalah sebagai berkut 24 : 1. Jingle Adalah musical commercials usually with sales massage in the versa artinya adalah musik iklan biasanya menyampaikan pesan penjualan. Jadi jingle harus dapat mendukung iklan tersebut. Pesan pada jingle iklan sifatnya menjual produk tersebut.25 Menurut Subiakto Priosoesdarsono, Bahwa pada tingkat kognitif sifatnya menyuarakan suara menjadi visual jingle iklan bersifat informative dan harus mampu memvisualisasikannya. Jingle iklan harus memenangkan afeksi dan menciptakan efeksi tertentu. Jingle iklan harus dapat membangun mood dari responden yang mendengarkannya. Jingle iklan pada tahap afeksi bersifat persuasive dan otoritatif (take it or leave it)26. Jadi intinya, Jingle merupakan musik dan lagu yang berisi slogan yang mendukung iklan tersebut. 2. Storyboard Storyboard adalah visualisasi untuk iklan televisi , merupakan penyajian diawal dalam pembuatan iklan televisi. Storyboard 24 Renald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, 1993, Hal. 92 25 William Wlls, John Burnett and Sandra Moriarty, Advertising Principles & Practice, Prentice Hsll 1989, Hal. 555 26 Membangun Emosi Lewat Jingle, Majalah Cakram, Agustus 1999/186, Hal. 44 29 berisikan rangkaian gambar yang memperlihatkan urutan adegan dari sebuah film iklan maupun program acara yang akan ditayangkan melalui film atau televisi. Setiap gambar disertai catatan arahan bagi sutradara. Tiga elemen yang terdapat pada Storyboard : a. Gambar–gambar yang menampilkan adegan atau gerak film tersebut. b. Diskritif tertulis yang menerangkan tentang apa yang nampak (visual) c. Apa yang nanti akan didengar oleh khalayak (audio). Untuk menciptakan sebuah iklan yang efektif, maka menurut Jefri Abidin, sebagai berikut27 : a. Iklan harus dapat menangkap perhatian awal khalayaknya, pada 5 detik pertama iklan dalam situasi kritis, karena pada awal waktu inilah adanya kesempatan terbaik untuk mendapatkan perhatian khalayaknya. b. Sampaikan pesan tunggal, isi cerita dan pesan iklan harus berjalan serta tidak membingungkan dan tidak membuat penonton berpikir keras dalam menginterpretasikan iklan tersebut. c. Memberikan tanda yang khas pada produk anda, agar mudah diingat oleh khalayak. 27 Jefri Abidin AM, Kiat Advertising Semarang, PT Esa Semarang, 1999, Hal. 31 30 d. Tampilkan responden bukan hanya benda karena dengan menggunakan endorser iklan lebih dapat memberikan image langsung terhadap produknya. e. Nada iklan harus mencerminkan citra produk anda serta dalam beriklan harus menampilkan citra produk yang baik. f. Hindari iklan yang banyak bicara, hal ini dapat menyebabkan khalayak bosan terhadap iklan tersebut, sehingga dapat menimbulkan tidak berminat terhadap produk iklan tersebut, sehingga dapat menimbulkan tidak berminat terhadap produk yang diiklankan tersebut. g. Buatlah kampanye iklan yang saling mendukung, pastikanlah bahwa storyboard yang dibuat berdasarkan pada “big idea” dengan membuat beberapa iklan dengan tema yang sama. h. Carilah key visual dalam iklannya, inilah cara lain untuk melakukan tes terhadap storyboard. Dapatkah anda mewakili seluruh peswan yang disampaikan? Iklan yang baik harus mampu memberikan satu frame gambar yang bisa mewakili seluruh pesan tersebut (key-visual). 3. Copy Script Copy is the words that make up the headline and message of an advertisment or commercial. (Script adalah susunan suatu kalimat yang membentuk headline atau pesan pada sebuah iklan)28. 28 Courtland L. Bovee/William F. Arens, Opcit, Glosarry, G-5 31 Biasanya script ini digunakan untuk radio, televisi, sinema, drama, theater, maupun iklan. Dalam menentukan (script) iklan pada media televisi yaitu : a. Waktu (durasi), naskah iklan televisi ditulis dalam kerangka waktu terbatas, ukurannya (spot) adalah detik, dan biasanya spot untuk iklan televisi berkisar antara 15 hingga 60 detik. b. Format penulisan script menggunakan format atau kode yang telah dimengerti secara umum oleh kalangan iklan. Copy script atau naskah iklan yang ditulis harus miliki nilai komersil atau bersifat menjual, meskipun iklan tersebut hanya bertujuan untuk mengingatkan saja. 4. Endorser Endorser berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyokong atau pendukung29. Dalam konsep periklanan endorser diartikan sebagai responden yang membawakan pesan – pesan iklan. Endorser sering juga disebut sebagai model iklan. Kemudian secara leksikal arti model diberi batasan sebagai “person or thing to be coped” (Oxford Advance Learners, 1975)30. Dengan demikian, pengertian endorser dalam konteks periklanan sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan pengertian itu. Endorser dapat dikatakan sebagai seseresponden atau sekelompok responden yang akan digunakan dalam iklan sebagai unsur yang 29 30 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, PT Gramedia 1984, Hal 213. Oxford Dictionary, Advance Learners, London, 1975 32 mendukung suatu pesan produk. Model dalam suau iklan dapat berupa model awam (model iklan profesional atau biasa) atau tokoh–tokoh terkenal seperti bintang film, atlet, penyanyi dan sebagainya. Menurut Daniel Boustein, tokoh tenar (celebrity) adalah “a person who is known for his/her well-knowness”31 yaitu responden – responden yang dikenal karena ketenarannya. Mereka adalah responden – responden yang selalu diliput atau diberitakan media massa karena keistimewaan dalam profesinya. Menurut Frederick Webster, ada tiga jenis figure atau tokoh yang dapat digunakan sebagai endorser : a. Responden–responden yang telah memperoleh ketenaran dalam profesi atau usaha yang tidak berkaitan dengan produk atau perusahaan yang beriklan. b. Pembicara professsional yang disukai public karena cara penyajiannya dan sering diekspose media massa. c. Responden–responden yang akrab sebagai juru bicara tetap dari suatu produk atau perusahaan tertentu menggunakan model iklan seresponden tokoh terkenal juga memiliki beberapa resiko.32 Keuntungan utama dari pengguna endorser yang terkenal adalah keterkenalan dari selebriti yang digunakan berhubungan dengan brand awareness (kesadaran merek). Keuntungan lainnya menurut 31 32 Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Binacipta, Bandung, 1977, Hal. 233 Fedrick Webster, Marketing Communication, Toronto 1971, Hal. 265 33 Rossitter adalah model iklan tokoh terkenal juga dapat digunakan untuk mengatasi keadaan yang disebut “Information loaded”. Untuk menghindari keadaan ini, konsumen mempercayakan pilihannya.pada seseresponden ahli atau selebriti yang bertingkah laku seperti ahli33. Pemilihan Endorser juga harus tepat karena jika salah menggunakan Endorser maka dapat berakibat kurang efektifnya inti pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator. 5. Signature slogan atau Strapline Slogan adalah baris kalimat penutup (the pay off line). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk dan perusahaan. Tujuan dari slogan ialah untuk memberikan kesinambungan dari kampanye periklanan dan menciptakan ingatan pada konsumen terhadap produk yang diiklankan. Slogan dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk dan perusahaan. Slogan dapat ditampilkan dalam benyuk audio (voice) saja, tulisan (visual) saja atau perpaduan keduanya audio visual. 34 6. Logo Simbol atau logo adalah identifikasi suatu produk atau perusahaan. Logo digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui dan mengenali produk atau perusahaan tersebut dengan mudah35. 33 John R. Rossiter, Larry Percy, Advertising and Promotion Management , Mc Graw Hill Book Company, USA, Hal. 292 34 Burhan Bungin, Imaji Media Massa Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalis, Jendela, Jogjakarta 2001, Hal. 153 35 Frank Jefkins, Perklanan, Hal. 300 34 Pada iklan televisi ada beberapa elemen–elemen visual yang dapat digunakan dalam membuat naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan menjual yang kuat. Menurut Belch elemen–elemen pengiklan yang terdapat dalam media televisi dibagi menjadi 36 : a. Elemen visual dalam iklan adalah apa yang terlihat pada layar TV. Elemen ini meliputi, the product, action sequences, demonstration/setting, and the talent dan faktor lain seperti copy (produk, urutan adegan, latar belakang, model iklan tulisan). b. Produk (product), merupakan obyek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak. c. Urutan adegan (action sequence), urutan adegan atau jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khalayak dalam memahami pesan yang terdapat di dalamnya. d. Latar Belakang (setting), latar belakang berfungsi menghidupkan suasana, sehingga sesuai dengan jalan cerita e. Model iklan (talent), Model iklan merupakan responden yang muncul dalam iklan. Responden tersebut dapat memainkan berbagai peranan sebagai announcers, spoke persons, character types, maupun selebritis. 36 Belch, George E & Michael A Belch , Advertising and prmotion 5th edition, Mc Graw Hill, New York 2001, Hal. 28 35 f. Tulisan (copy), kalimat–kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung. g. Elemen audio yakni suara dan musik pada iklan h. Suara (sound), merupakan elemen yang penting dalam iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle. Spoken dialogue atau perbincangan dan pengumuman (announcement). Suara dialog biasanya digunakan suara dari karakter untuk memperlihatkan siapa yang sedang berbicara. Misalnya, suara anak–anak, responden tua, eksekutif muda, penyanyi opera. Hampir semua iklan mempunyai announcer, yang berperan sebagai central voice/sebagai penutup iklan yang menyebutkan identifikasi produk.37 i. Suara (musik), musik merupakan elemen lain dari audio yang tidak kalah pentingnya. Musik berupa jingle, biasanya bersifat persuasif karena dapat membuat khalayak mengingat informasi ketika menyanyikannya. Musik juga bisa digunakan dibelakang dialog untuk menciptakan mood dan membangun suasana latar belakang.38 Menurut David A. Aaker dan John G. Myers dalam bukunya yang berjudul Advertising Management, terdapat 13 tipe iklan di televisi yaitu39 : 37 William Wells, John Burnett & Sandra Moriarty, Advertising : Principles and Practice, 5th edition, Prentice Hall, New Jersey 2000, Hal. 347 38 Ibid, Hal. 348 39 David Aaker, Marketing Management, Hal. 47 36 1. Jalan cerita, iklan yang menceritakan dengan jelas tahap demi tahap dari suatu pesan iiklan dari awal, pertengahan hingga akhir. Iklan ini berisi rangkaian atau alur cerita mengenai sesuatu hal sesuai dengan produk yang diiklankan. 2. Penyelesaian masalah, khalayak diberkan masalah yang harus dipecahkan dan solusinya adalah produk yang dipasarkan oleh pengiklan. Tipe ini paling banyak digunakan dan contoh paling umum dari iklan televisi karena simple dan cukup afektif dengan menampilkan saat terjadi masalah lalu munculah produk yang dapat mengatasi masalah tersebut. 3. Kronologi, Pesan iklan disampaikan melalui berbagai kejadian yang berhubungan satu sama lain ddan berkembang dari cerita sebelumnya. Biasanya jenis iklan ini dibuat dengan efek dramatis agar khalayk tertarik untuk mengikuti kronologis dari iklan yang dibuat oleh produsen. 4. Special effects (efek khusus), Pesan iklan menggunakan efek suara dan teknik gambar yang canggih. Hal ini dilakukan untuk menciptakan efek dramatis pada iklan yang dibuat. Semakin dramatis iklan tersebut kemungkinan khalayak akan tertarik semakin tinggi hingga dapat mendorong khalayak untuk mencoba produk yang ditawarkan. 5. Kesaksian, Tipe iklan ini biasanya menggunakan figure tokoh terkenal untuk memberikan kesaksian mengenai produk yang diiklankan. Jenis iklan ini juga dapat disebut sebagai iklan testimoni. Figur/tokoh yang 37 digunakan untuk tipe iklan ini harusnya tokoh yang tepat dan represent terhadap produk yang ditawarkan. 6. Sindiran, Iklan yang menggunakan kekurangan manusia sebagai bahan lelucon, pada umumnya diproduksi dengan gaya yang berlebihan. Saat ini sedang marak iklan berbentuk sindiran antar sesama operator selular dengan menampilkan atribut–atribut produk pesaing dan membandingkan dengan produk mereka. 7. Juru bicara, Hanya menggunakan suara announcer dalam iklan. Salah satu contoh iklan yang menggunakan teknik jurubicara ini adalah kitkat dimana tidak ada model dalam iklan tersebut melainkan hanya suara (announcer) saja. 8. Demonstrasi, Tipe iklan ini memperlihatkan keefektifan produk. Biasanya digunakan untuk produk–produk rumah tangga atau produk– produk high – involvement. 9. Ketegangan, Membangun rasa penasaran dan ketegangan khalayak sebagai pemecahan akhir dari suatu masalah biasanya jalan cerita yang dibuat berbentuk drama. 10. Potongan dari kehidupan sehari–hari : sebuah variasi dari pemecahan masalah. Dimulai dari seresponden yang menemukan sebuah masalah dan menemukan pemecahannya sebagai jawaban dari masalahnya tersebut. 11. Analogi, Memberikan perumpamaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan produk yang diiklankan. Analogi menggunakan contoh 38 untuk menciptakan kegunaan produk dengan pembandingan yang diiklankan. 12. Kepribadian, Mempercayakan pada aktor dan aktris untuk menyampaikan pesan iklan, dan lebih menekankan pada tempat pengambilan produk, dan memperlihatkan kegunaan dan kegembiraan dalam menggunakan produk40. Setiap produk memiliki karakteristik produk dan khalayak yang berbeda, sebagai pengiklan produsen harus mampu menciptakan iklan yang sesuai dengan karakteristik produk maupun karakteristik khalayaknya agar pesan yang disapaikan dapat diterima dengan baik oleh target audience. Tipe iklan yang menggunakan jalan cerita atau penyelesaian masalah biasanya digunakannya untuk produk kesehatan, obat–obatan dan produk yang digunakan sehari–hari. Karakteristik khalayaknyapun biasanya untuk masyarakat menengah dan menengah bahwa agar mereka dapat mudah mencerna berbagai informasi yang disampaikan oleh produsen. Special efect dan khayalan biasanya digunakan untuk produk yang dikhususkan untuk dikonsumsi oleh anak–anak. Special efect dan khalayan digunakan untuk menarik perhatian anak–anak sehingga anak–anak memiliki minat untuk mencoba produk tersebut 40 David A. Aaker & John G. Myers, Advertising Management, Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, Hal. 388 - 389