Oleh : Sri Handayani NIM K 7402143

advertisement
Hubungan antara lingkungan belajar dan persepsi siswa tentang jurusan
yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X S M A N e g e r i 3
S u k o h a r j o tahun ajaran 2005/2006
Oleh :
Sri Handayani
NIM K 7402143
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa tidak akan mungkin berhasil
jika tidak ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Hal
tersebut karena faktor manusia memegang peranan yang sangat penting dalam
pembangunan, sehingga dapat dikatakan meskipun faktor-faktor lain yang
dimiliki cukup memadai, namun jika tanpa didukung oleh faktor manusia semua
tidak akan mungkin untuk dilaksanakan. Hal tersebut disadari benar oleh
pemerintah, oleh karena itu pemerintah Indonesia senantiasa berupaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar
pembangunan nasional.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia merupakan
salah satu perwujudan dari tujuan nasional yang tercantum dalam alinea IV
pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
pencapaian tujuan nasional tersebut, peran pendidikan tidak boleh diabaikan
karena pendidikan merupakan kunci dari kemajuan, perkembangan, dan
perubahan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting
untuk meningkatkan ketrampilan, kecerdasan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dalam rangka
membangun
diri
sendiri
pembangunan bangsa.
serta
bersama-sama
bertanggung
jawab
atas
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 disebutkan bahwa:
1
2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
(UUSPN,2003:5)
Begitu pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan,
maka
pemerintah berusaha untuk terus-menerus meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan
perkembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi membuat sumber daya manusia Indonesia memiliki potensi dan
kualitas untuk bersaing dengan bangsa- bangsa lain.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah
diantaranya; menambah sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu para
guru, pembaharuan kurikulum dan lain sebagainya. Banyaknya permasalahan
pendidikan yang ada di Indonesia hendaklah disikapi secara tepat dan bijaksana.
Alokasi dana APBN sebasar 20% untuk pendidikan hendaklah benar-benar
direalisasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Permasalahan pendidikan di
Indonesia adalah masalah semua masyarakat, karena berhasil tidaknya pendidikan
di negara ini merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Dengan
demikian tugas pencapaian tujuan pendidikan nasional bukan semata-mata tugas
pemerintah, namun menjadi kewajiban setiap warga negara Indonesia.
Pendidikan dapat ditempuh melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal,
pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah
pendidikan yang dilaksanakan secara bertingkat atau berjenjang dan memiliki
ketentuan yang tegas dan jelas. Pendidikan informal adalah pendidikan yang
diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar terutama dalam
lingkungan keluarga. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan
dengan sadar tetapi tidak mengikuti syarat atau peraturan yang tetap.
Keberhasilan pendidikan dapat dinilai dari keberhasilan proses belajar
mengajar yang diukur melalui prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi
3
prestasi belajar siswa ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kesehatan,
tingkat intelegensi, bakat minat, dan motivasi. Faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar seperti fasilitas belajar, suasana belajar, kurikulum, serta
lingkungan belajar.
Lingkungan belajar/pendidikan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yang
dikenal dengan sebutan tri pusat pendidikan yakni; lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan yang pertama yang merupakan sumber dan dasar bagi lingkungan
pendidikan yang lain. Lingkungan keluarga sebagai tempat berlangsungnya
pendidikan informal sangat besar pengaruhnya terhadap diri siswa. Lingkungan
keluarga yang tenang, damai, dan sejahtera apalagi jika ditunjang dengan sarana
dan prasarana yang memadai memberi pengaruh yang positif terhadap
perkembangan dan tingkat pencapaian prestasi belajar yang lebih baik.
Keberhasilan pendidikan dalam lingkungan keluarga akan mempermudah
tercapainya hasil pendidikan di lingkungan belajar yang lain yaitu lingkungan
sekolah dan masyarakat.Hal tersebut sebagaimana pendapat Sucipto dalam
Slametto (1995:61) yang menyatakan “Keluarga adalah lembaga pendidikan yang
utama dan pertama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam
ukuran kecil, tapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa dan negara”.
Lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal yang ada di masyarakat karena lembaga ini memiliki
tatanan formal, terprogram, memiliki sasaran yang jelas, dan memiliki jenjang
yang pasti yang harus ditempuh oleh siswa yaitu; pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 bab IV pasal 13 yang
berbunyi;”Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.”
Pendidikan dasar ditempuh selama sembilan tahun yaitu enam tahun di
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan tiga tahun di Sekolah
4
Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain
yang sederajat. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap
serta membarikan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup di masyarakat
dan mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan yang
bentuknya bermacam-macam seperti; Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Materi pelajaran yang diajarkan
di pendidikan menengah merupakan pengembangan lebih lanjut dari materi di
pendidikan dasar.
Lingkungan ketiga adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan
lapangan pendidikan yang luas karena sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial
yang selalu ingin bergaul dan hidup di tengah masyarakat. Masyarakat memiliki
norma-norma sosial budaya yang yang harus ditaati oleh semua warganya
sehingga akan memberi pengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya
dalam bertindak dan bersikap. Dengan begitu lingkungan masyarakat memberi
pengaruh terhadap proses belajar anak. Ketiga lingkungan belajar tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat satu dengan yang lain selama pendidikan
ditujukan pada usaha pengembangan kepribadian. Proses pendidikan atau proses
belajar terjadi karena seseorang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan, maka
hasil belajar juga sangat dipengaruhi oleh ketiga lingkungan tersebut.
Salah satu bentuk sekolah menengah adalah Sekolah Menegah Atas
(SMA). Tujuan dari Sekolah Menengah Atas adalah mempersiapkan lulusannya
untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada umumnya SMA terdiri
dari 3 jurusan yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, dan jurusan Bahasa. Penjurusan siswa di SMA biasanya dilakukan di
semester 2 kelas X dengan pertimbangan kemampuan, minat maupun saran dari
guru bimbingan konseling disamping daya tampung yang ada.
Selain dipengaruhi oleh lingkungan, kemampuan siswa dalam melakukan
persepsi terhadap suatu obyek juga akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Persepsi merupakan wujud respon dari stimulus yang diterima. Melalui persepsi,
5
siswa aka memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu obyek.
Pengertian yang diperoleh siswa berbeda-beda tergantung seberapa besar
perhatian siswa terhadap obyek tersebut.
Persepsi siswa tentang jurusan yang diminati berbeda-beda karena setiap
siswa memiliki minat yang berbeda pada ketiga jurusan yang ada di SMA. Ada
yang lebih berminat masuk jurusan IPA, ada pula yang lebih suka memilih
jurusan IPS atau bahasa. Persepsi siswa tentang jurusan sangat penting karena
persepsi akan menjadi dasar bagi siswa untuk memilih jurusan di SMA sesuai
dengan jenjang pendidikan tinggi yang ingin ditempuhnya setelah ia lulus dari
sekolah menengah. Persepsi tentang jurusan yang diminati akan mendorong siswa
untuk bisa meraih prestasi yang baik sehingga ia bisa masuk ke jurusan yang telah
dipilihnya.
SMA Negeri 3 Sukoharjo adalah salah satu bentuk sekolah menengah
yang ada di Sukoharjo. Siswa-siswi SMA Negeri 3 sukoharjo memiliki latar
belakang keluarga dan masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang
tersebut kemungkinan bias mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu lokasi
SMA Negeri 3 Sukoharjo yang berada di pinggir jalan raya menuntut pihak
sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang tenang sehingga siswa dapat
belajar dengan baik disamping tersedianya komponen belajar mengajar yangf
mendukung tercapainya tujuan pengajaran disekolah.
SMA Negeri 3 Sukoharjo memiliki 3 jurusan yaitu jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa. Keharusan
untuk masuk ke salah satu jurusan yang ada di sekolah membuat siswa-siswi kelas
1 SMA Negeri 3 Sukoharjo memiliki pandangan (persepsi) terhadap jurusan yang
diminatinya. Persepsi yang terbentuk menjadi pertimbangan siswa dalam memilih
salah satu jurusan yang sesuai dengan minat, kemampuan, serta jenjang
pendidikan tinggi yang akan dipilih dan ditekuninya setelah lulus Sekolah
Menengah Atas. Ketidaktepatan dalam melakukan persepsi terhadap jurusan yang
dipilih bisa menyebabkan siswa masuk ke jurusan yang kurang sesuai sehingga
kadang-kadang mereka harus pindah ke jurusan yang lain.
6
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Lingkungan Belajar dan
Persepsi Siswa Tentang Jurusan yang Diminati dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka timbul
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut;
1. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab semua orang, namun
masih ada orang tua yang menyerahkan tanggung jawab pendidikan
sepenuhnya kepada pihak sekolah padahal untuk mencapai keberhasilan
tersebut diperlukan kerja sama dan interaksi yang baik antar berbagai pihak
dan lingkungan terutama pihak orang tua dan sekolah. Apakah pendidikan
yang diterima di lingkungan keluarga mempengaruhi keberhasilan pendidikan
di sekolah ?
2. Lingkungan belajar yang baik diharapkan mampu menunjang pencapain
prestasi belajar siswa secara optimal, namun terdapat siswa yang prestasi
belajarnya rendah meskipun lingkungan sekitarnya sangat mendukung untuk
mencapai prestasi yang tinggi. Sebenarnya seberapa besar pengaruh
lingkungan dalam menunjang keberhasilan belajar siswa ?
3. Kedisiplinan siswa dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah
menjadikan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Apakah sikap tersebut bias mempengaruhi prestasi belajar siswa ?
4. Persepsi siswa yang berbeda-beda tentang suatu obyek/stimulus dipengaruhi
oleh berbagai faktor baik yang berasal dari luar individu maupun yang berasal
dari individu itu sendiri. Apakah persepsi siswa yang berbeda-beda tersebut
mengakibatkan prestasi belajar yang berbeda-beda pada setiap siswa ?
7
5. Ketidaktepatan persepsi siswa kelas X tentang jurusan-jurusan yang ada di
SMA bisa mengakibatkan siswa memilih dan masuk ke jurusan yang tidak
sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga siswa akan menemui
berbagai kesulitan yang berpengaruh terhadap kelanjutan dan keberhasilan
belajarnya. Apakah persepsi siswa tentang jurusan yang diminatinya
berpengaruh terhadap prestasi belajarnya ?
6. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor yang saling berpengaruh. Apakah interaksi lingkungan belajar
siswa dan persepsi siswa yang berbeda-beda mengakibatkan prestasi belajar
siswa juga berbeda-beda ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan serta untuk
memperjelas tujuan penelitian ini maka peneliti membatasi masalah pada point
nomor 2,5, dan 6.
Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan dimana siswa
tumbuh, belajar, dan mengembangkan kepribadiannya. Lingkungan belajar yang
besar pengaruhnya ada 3 yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.
Persepsi siswa tentang jurusan yang diminati adalah pandangan atau
pengertian siswa tentang jurusan yang ingin di masukinya.
Prestasi belajar yang dimaksud adalah jumlah nilai rata-rata dari seluruh
mata pelajaran pada semester 2.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan
maka perumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah
1. Adakah hubungan yang positif antara lingkungan belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006 ?
8
2. Adakah hubungan yang positif antara persepsi tentang jurusan yang
diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo
Tahun Ajaran 2005/2006 ?
3. Adakah hubungan yang positif antara lingkungan belajar dan persepsi
tentang jurusan yang diminati secara bersama-sama dengan prestasi
belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006 ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah;
1. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun
Ajaran 2005/2006.
2. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang
jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri
3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006.
3. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara lingkungan belajar dan
persepsi tentang jurusan yang diminati secara bersamaan dengan prestasi
belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengetahuan, sarana untuk
memperdalam teori yang telah ada, disamping mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah..
2. Bagi siswa memberi pemahaman bahwa belajar itu memerlukan
lingkungan yang mendukung dan sebelum memilih jurusan harus
mempunyai informasi yang cukup tentang jurusan yang dipilih dan
disesuaikan dengan minat dan kemampuannya.
9
3. Bagi orang tua agar selalu memberi dukungan positif dalam membantu
siswa memilih jurusan dan mendorong siswa agar lebih giat belajar
disamping berusaha menciptakan lingkungan belajar yang baik dalam
keluarga karena orang tua adalah pendidik yang utama dan peletak dasar
kepribadian anak yang mendukung keberhasilan proses belajar di
lingkungan sekolah dan masyarakat.
4. Bagi Sekolah khususnya SMA Negeri 3 Sukoharjo agar dapat memperoleh
informasi yang benar tentang hubungan antara lingkungan belajar dan
persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajr siswa.
Selain itu bisa menjadi masukan agar lebih tepat dalam mengarahkan
siswanya dalam pemilihan jurusan.
10
Download