bab 1 pendahuluan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi tradisional petani yang mengelola air irigasi dapat ditemui di
berbagai belahan dunia, salah satunya adalah sistem irigasi subak di Bali. Subak
merupakan organisasi irigasi tradisional di Bali yang sudah ada sejak kurang lebih
seribu tahun yang lalu. Subak sebagai lembaga irigasi tradisional yang bercorak
sosio agraris religius dilandasi oleh jiwa dan semangat gotong royong yang tinggi.
Peranan subak sebagai mitra pemerintah dalam ikut mensukseskan programprogram pembangunan di bidang pertanian tidak dapat diabaikan. Sehingga perlu
dilestarikan eksistensinya dalam arti bukan sekedar mempertahankan nilai-nilai
lama, tetapi membina dan mengembangkannya supaya subak menjadi lebih kuat
dan mandiri serta tangguh dalam menghadapi segala tantangan moderenisasi.
Sebagaimana halnya dengan berbagai organisasi tradisional yang
tumbuh di Bali, subak juga mempunyai keunikan atau kelebihan dibandingkan
dengan sistem irigasi-irigasi yang ada di dunia yaitu berlandaskan atas filosofi Tri
Hita Karana. Filosofi ini mengajarkan bahwa kebahagian manusia akan dapat
dicapai bila manusia mampu menjaga keharmonisan hubungan antara tiga faktor,
yaitu Parhyangan (unsur ketuhanan), Pawongan (unsur kemanusiaan), dan
Palemahan (unsur alam dan lingkungan sekitar).
Dalam setiap sistem irigasi yang ada, hal pokok yang menjadi dasar
sistem irigasi tersebut adalah sumber mata air. Untuk sistem irigasi subak ini,
umumnya yang menjadi sumber mata air adalah sungai. Di dalam usaha
mendapatkan air irigasi dari suatu sumber mata air, subak membangun berbagai
fasilitas
irigasi
seperti
Empelan
(bendungan/empangan),
Buka
(intake/pemasukan), Awungan (terowongan air), Pengoros (pintu penguras),
Pepiyuh (pelimpah samping), Jengkuwung (gorong-gorong), Telepus (shipon),
Telabah Pengutangan (saluran pembuangan), Petaku (bangunan terjun), Abangan
(talang air), Telabah (saluran utama), Tembuku Aya
(bangunan bagi
utama/primer), Telabah Gede (saluran kedua/sekunder), Tembuku Gede
1
(bangunan bagi kedua/sekunder), Telabah Pemaron (saluran ketiga/tersier),
Tembuku Pemaron (bangunan bagi ketiga/tersier), Telabah Penyahcah (saluran
keempat/kuarter), Tembuku Penyahcah (bangunan bagi keempat/kuarter), Telabah
Pengalapan (saluran kepetakan sawah), Tembuku Pengalapan (bangunan bagi ke
petak sawah), Kekalen/Tali Kunda (saluran individu). Air yang telah didapatkan
oleh subak tersebut pada akhirnya harus didistribusikan kepada segenap anggota
subak. Pembagian jatah air irigasi dilakukan secara proporsional, terkait dengan
hak dan kewajiban yang sama yaitu satu porsi air (dalam istilah Bali adalah satu
Tektek atau Kecoran) untuk setiap anggota.
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) yang
disingkat SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. SIG dalam hal
ini keberadaannya sebagai suatu teknologi di bidang pemetaan mempunyai
berbagai macam kelebihan yang dapat menunjang atau membantu proses
pemetaan di suatu ruang atau wilayah tertentu. Kelebihan-kelebihan tersebut
antara lain dengan adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) pengguna dapat
menggabungkan dua atau lebih data dengan konteks atau tema yang berbeda
menjadi satu buah data dalam konteks atau tema yang baru (gabungan) yang
diperoleh setelah melalui proses analisis atau pengolahan data dalam Sistem
Informasi Geografis (SIG), dan data hasil penggabungan tersebut dapat menjadi
suatu bahan pembanding untuk aplikasi SIG yang lain.
Teknologi ini juga berkembang pesat sejalan dengan perkembangan
teknologi informatika atau teknologi komputer. Seiring dengan perkembangan
teknologi dalam usaha pelestarian terhadap sistem irigasi tradisional di Bali,
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media
mempresentasikan semua data-data tentang Subak (khususnya data spasial) serta
penggambaran saluran distribusi pembagian air dan informasi-informasi yang
terkait dengan subak ke dalam sistem komputerisasi. Sifat-sifat sebuah atlas dan
serangkaian peta dapat direkam pada program komputer, dan dibandingkan
terhadap database pada akhir proses produksi. Peta digital ini menunjukkan
2
informasi terpilih, yang mencerminkan secara efektif untuk menjelaskan suatu
karakteristik Subak.
1.2 Rumusan Masalah
Sistem irigasi subak berhubungan dengan area atau wilayah, memiliki
suatu data keruangan atau data spasial yang menyangkut aspek fisik internal dan
eksternal subak, jaringan pendistribusian air. Berdasarkan keterkaitan jenis data
yang dimiliki tersebut, dalam hal ini Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
dimanfaatkan sebagai media atau salah satu alat pencatatan peta penyebaran lahan
dan distribusi air pada suatu wilayah subak melalui digitasi komputer.
Sebagai media pencatatan Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki
keterkaitan dengan sistem irigasi subak berdasarkan jenis data yang dimiliki yaitu
data spasial. Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah :
a. Pencatatan fisik internal subak yang meliputi nama pemilik serta
luas sawah/lahan, lebar penampang setiap bangunan bagi,
ketinggian air (water level), elevasi (kemiringan tanah), dan
pendistribusian air.
b. Pencatatan fisik eksternal subak yang meliputi nama dan luas
Pura subak, tingkatan upacara keagamaan, dan aturan-aturan
yang berlaku dalam organisasi subak tersebut.
c. Pencatatan jalur distribusi aliran air yang meliputi bangunan bagi
(tersier dan kuaerter), nama sungai dan kategori saluran
(telabah).
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka sistem memiliki batasan
masalah sebagai berikut :
a. Peta digital yang terdapat pada sistem adalah peta yang berlaku
pada saat penelitian dilakukan. Penelitian tentang sistem irigasi
subak tradisional ini dilakukan pada satu aliran daerah subak
3
saja, yaitu “Subak Lod Tunduh” yang terletak di Desa
Singakerta. Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar – Bali.
b. Menggambarkan
sistem pendistribusian air untuk semua
sawah/lahan yang terdapat di Subak Lod Tunduh secara dua
dimensi melalui proses digitasi. Dari cara mendapatkan sumber
air pertama kali yaitu melalui empelan (sungai besar yang
dibendung) yang mengalir melalui telabah-telabah (saluransaluran air) kemudian air dibagi melalui tembuku-tembuku
(bangunan pembagi air) sampai air tersebut masuk ke
sawah/lahan masing-masing anggota subak dan pada akhirnya air
tersebut di buang melalui pengutangan (saluran pembuangan).
c. Menyajikan informasi data atribut berupa analisis jalur
pendistribusian air irigasi, luas area dari masing-masing
sawah/lahan pada setiap anggota subak dan luas area berdasarkan
letak serta luas area keseluruhan, panjang keseluruhan saluran
yang dipakai untuk keperluan irigasi, elevasi (kemiringan tanah)
pada setiap titik koordinat (point), nama empelan (bendungan)
dan kategori setiap tembuku (bangunan pembagi) beserta lebar
penampang airnya.
d. Menyajikan visualisasi berupa gambar (image) pada setiap titik
(point) yang menerangkan setiap tembuku (bangunan pembagi
air) dan tempat suci atau Pura.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dan pembuatan Sistem Irigasi Subak di Bali
Berbasis Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut :
a. Implementasi sistem irigasi subak melalui media komputer yang
berbasis Sistem Informasi Geografis bertujuan untuk pelestarian
kebudayaan yang unik pada sistem irigasi subak yang hanya
terdapat di Bali ini.
4
b. Memadukan dan menggambarkan dalam bentuk elektronik
(digital) antara sistem tradisional yang sudah mengakar sejak
jaman nenek moyang dengan teknologi informasi, sehingga
menghasilkan suatu sistem yang berdaya guna untuk pelestarian
dan pengembangan kebudayaan khususnya di bidang irigasi
subak di Bali.
1.5 Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian dalam skripsi ini dapat dibuktikan dengan tabel
daftar keaslian penelitian untuk lokasi penelitian di Subak Lod Tunduh seperti di
bawah ini.
Tabel 1.1
Daftar Keaslian Penelitian
No.
Penulis
Tahun
Judul
Hasil
1.
A. A. Sri Dwipayani
2006
Penjelasan kinerja
Subak Lod Tunduh dan
analisis koperasi tani
yang dimilikinya
2.
Gede Iwan Saputra
2007
Kinerja Subak Yang Memiliki
Koperasi Tani
(Kasus Di Subak Lod Tunduh,
Desa Singakerta, Kecamatan
Ubud, Kabupaten Gianyar)
Sistem Irigasi Subak di Bali
Berbasis Sistem Informasi
Geografis
Peta Digital Subak
Lod Tunduh
(Visualisasi)
1.6 Sistematika Penulisan
a. Bab I. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, keaslian penelitian, dan sistematika
penulisan.
b. Bab II. Tinjauan Pustaka
Berisi tentang teori pendukung yang digunakan dalam penulisan
tugas akhir ini.
c. Bab III. Pengembangan Sistem
Berisi tentang metodelogi penelitian dan perancangan sistem
yang akan dibuat seperti struktur data, aliran dan penyimpanan
data, flowchart, serta rancangan interface.
5
d. Bab IV. Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang implementasi sistem serta pembahasan sistem
yang dibuat, lengkap dengan hasil capture dan penjelasannya.
e. Bab V. Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari sistem yang dibuat serta saransaran untuk pengembangan sistem lebih lanjut.
6
Download