ANALISIS PROFIL LITERASI SAINS PADA SOAL UJIAN NASIONAL

advertisement
ANALISIS PROFIL LITERASI SAINS PADA SOAL UJIAN NASIONAL
DAN OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT PROVINSI
TAHUN 2014-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FATMA SEPTIYANI
NIM. 13303241017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
i
ANALISIS PROFIL LITERASI SAINS PADA SOAL UJIAN NASIONAL
DAN OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT PROVINSI
TAHUN 2014-2016
Oleh :
Fatma Septiyani
NIM : 13303241017
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui profil komponen literasi sains kimia pada soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumenter.
Subjek penelitian ini adalah soal Ujian Nasional (UN) dan Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi (OP) Tahun 2014-2016. Soal ujian nasional yang dianalisis
terdiri dari 1200 butir soal sedangkan soal olimpiade yang dianalisis terdiri dari
109 butir soal. Objek dalam penelitian ini adalah komponen profil literasi sains
kimia yang terdiri dari 17 indikator yang mengacu pada jurnal dari Shawartz,
Ben-zvi, dan Hofstein (2006) serta PISA.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan soal Ujian Nasional dan Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 mengandung literasi sains kimia
yang tersebar pada beberapa indikator. Indikator mampu mengidentifikasi
masalah untuk diselidiki (b) untuk UN dan OP, yaitu: 26,67% dan 58,72%;
menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d): 11,25%
dan 1,83%; menjelaskan pengetahuan faktual (e): 15% dan 10,09%; menjelaskan
pengetahuan konseptual (f): 98,33% dan 100%; menjelaskan pengetahuan
prosedural (g): 6,42% dan 2,75%; memberikan penjelasan makroskopik dari
fenomena kimia (i): 13,33% dan 10,09%; memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j): 0,83% dan 5,50%; memberikan penjelasan
simbolik dari fenomena kimia (k): 36,17% dan 31,19%; mengetahui peran penting
pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l): 21,25% dan
8,26%; menganalisis soal (C4) (o): 26,67% dan 58,72%; mengevaluasi soal (C5)
(p): 0% dan 11,01%; dan menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu
kimia terkini (q): 1,67% dan 0,92%. Presentase indikator lain dalam soal adalah
0%.
Kata kunci: Literasi Sains, Literasi Sains Kimia, Ujian Nasional, Olimpiade
ii
THE PROFILE ANALYSIS OF SCIENCE LITERATURE IN QUESTIONS
OF FINAL EXAMINATION AND PROVINCE CHEMISTRY OLYMPIAD
FOR SENIOR HIGH SCHOOL IN YEAR 2014 – 2016
By :
Fatma Septiyani
NIM : 13303241017
ABSTRACT
This research was a qualitative descriptive research which aimed to find out
the component profile of science chemistry literature in question packages of
Final Examination for Senior High School and Province Chemistry Olympiad for
Senior High School in year 2014 – 2016.
This research used documentary study as the data collection technique. The
research subjects were the Final Examination’s questions for Senior High School
and Province Chemistry Olympiad for Senior High School in year 2014 – 2016.
The questions of final examination that was analysis consist of 1200 items while
the questions of olympiad that was analysis consist of 109 items. The research
object was the component profile of science literature there were 17 indicators
based on Journal of Shawartz, Ben-zvi, and Hofstein (2006) and PISA.
The research finding showed that the Final Examination’s questions for
Senior High School and Province Chemistry Olympiad for Senior High School in
year 2014 – 2016 contained the science chemistry literature that spread to some
indicators. Indicators able to identify problems to investigate (b) for Final
Examination and Province Olympiad, it was: 26,67% and 58,72%; were using
experiment’s result to describe the chemistry phenomena (d): 11.25% and 1.83%;
describing factual knowledge (e): 15% and 10,09%; describing conceptual
knowledge (f): 98,33% and 100%; describing procedural knowledge (g): 6,42%
and 2,75%; giving macroscopic explanation of chemistry phenomena (i): 13,33%
and 10,09%, giving sub-microscopic explanation of chemistry phenomena (j):
0,83% and 5,50%; giving symbolical explanation of chemistry phenomena (k):
36,17% and 31.19%; knowing the importance of chemistry to describe the daily
phenomena (l): 21,25% and 8,26%; question analysis (C4) (o): 26,67% and
58,72%; question evaluation (C5) (p): 0% and 11,01%; and show interest in
learners of current chemical issues (q): 1,67% and 0,92%. The percentage of
other indicators in the matter is 0%.
Keyword: Sacience Literacy, Chemistry Science Literacy, National Examination,
Olympiad
iii
iv
v
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawahini, saya :
Nama
: Fatma Septiyani
NIM
: 13303241017
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Fakultas
: MIPA Universitas Negeri Yogyakarta
JudulPenelitian
:Analisis Profil Literasi Sains pada Soal Ujian
Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain, kecuali pada bagian-bagian
tertentu yang diambil sebagai bahan acuan penelitian ini. Selanjutnya apabila ada
hal-hal yang tidak sesuai sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 15 Juni 2017
Yang Menyatakan,
Fatma Septiyani
NIM. 13303241017
vi
MOTTO
Manfaatkanlah semangatmu sebaik mungkin, sebelum malasmu menghancurkan
masa depanmu
Semangat dan kemalasanmu bebas kau pilih, tapi tidak dengan konsekuensinya
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Banyak suka duka yang menyertai perjalanan ini hingga terselesaikannya
tugas akhir skripsi ini, namun berkat kesabaran dan dukungan semua pihak dapat
terlewati dengan mudah. Saya sangat berterimakasih dan mempersembahkan hasil
tugas akhir skripsi ini kepada:
 Allah SWT, Dzat pemberi kehidupan, yang telah memberikan karunia nikmat
yang tak terhingga, mencerahkan dari segala gelap, melindungi dari segala
bahaya dan memudahkan dari segala kesulitan.
 Kedua orang tua yang tidak pernah lelah untuk selalu memberikan dorongan,
semangat, dan doa yang tiada henti mereka panjatkan untuk saya.
 Adik perempuan terbongsor, Della Aprilia Sari, teman jahil dan teman curhat
ketika dirumah.
 Dosen pembimbing, Bapak Crys Fajar Partana, M.Si yang telah ikhlas dan
bersungguh-sungguh membimbing saya dari awal perencanaan sampai
tersusunnya laporan skripsi ini.
 Bapak dan Ibu dosen FMIPA UNY, yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, yang telah membantu dan memberi masukan penulisan laporan
skripsi.
 Riris Kasduing Galih seperjuangan skripsi, banyak suka duka telah kita lewati
berdua dan alhamdulillah kita berhasil melewatinya.
 Agus Ardiyanto, untuk yang satu ini, biar kedua mataku yang berbicara
padanya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, karunia,
dan hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tertuju kepada Nabi Besar
Muhamad SAW beserta para pengikutnya. Berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
maka, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Profil Literasi Sains pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016”. Penyusunan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Kimia di FMIPA UNY.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang dicapai bukanlah karena kerja
individu semata, tetapi berkat bantuan semua pihak yang ikut mendukung
terselenggaranya penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penelitian ini
dapat terlaksana dengan baik, dari awal hingga penyusunan laporan
skripsi.
2. Kedua orang tua dan semua keluarga penulis yang telah memberikan
perhatian, dukungan, dan doa yang tiada henti.
3. Bapak Dr. Crys Fajar Partana, M.Si. selaku dosen pembimbing penelitian
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan
penelitian dan telah berkenan meluangkan tenaga, waktu, dan pikiran
ix
untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penelitian sampai
tersusunnya laporan skripsi ini.
4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd. selaku koordinator tugas akhir skripsi
yang telah memberikan masukan dan koreksi pada skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan atas bantuan yang diberikan dari semua pihak di atas
mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak senantiasa penulis nantikan demi perbikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perbaikan pendidikan di masa yang
akan datang, khususnya di bidang pendidikan Kimia.
Yogyakarta, Mei 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
xi
A. Deskripsi Teori................................................................................... 9
1. Pembelajaran Kimia ..................................................................... 9
2. Analisis Soal ................................................................................ 10
3. Literasi Sains ................................................................................ 11
B. Kerangka Berpikir .............................................................................. 23
C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 25
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................ 26
B. Desain Operasional Istilah Penelitian ................................................. 27
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 27
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ......................... 28
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
B. Pembahasan ......................................................................................... 37
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 92
B. Saran ................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96
LAMPIRAN ..................................................................................................... 99
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Rerata Skor dan Peringkat Literasi Sains Berdasarkan Studi
PISA ...................................................................................................... 3
Tabel 2.Gambaran Kemampuan Sains Siswa Indonesia pada setiap Level
Kemampuan (Benchmark) ................................................................. 4
Tabel 3. Kisi-Kisi Dimensi Literasi Sains Kimia ............................................ 30
Tabel4. Lembar Tabulasi setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal
Ujian Nasional dan Olimpiade ............................................................ 33
Tabel 5. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional Kimia
Tahun 2014-2016 ................................................................................ 35
Tabel 6. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
36
Tabel 7. Presentase Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks untuk Soal
Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
Tahun 2014-2016
37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016
39
Gambar 2. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
40
Gambar 3. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016
56
Gambar 4. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
56
Gambar 5. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks dalam Soal
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016
66
Gambar 6. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks dalam Soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
66
Gambar 7. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi
(High Order Thinking) dalam Soal Ujian Nasional Kimia
Tahun 2014-2016
76
Gambar 8. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi
(High Order Thinking) dalam Soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
76
Gambar 9. Grafik Korelasi Dimensi Aspek Afektif dalam Soal
Ujian Nasional dan dalam Soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
xiv
82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Validasi Instrumen Penelitian................................................100
Lampiran 2. Instrumen Literasi Sains..................................................................103
Lampiran 3. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Ujian Nasional Kimia
Tahun 2014-2016............................................................................107
Lampiran 4. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016................................................152
Lampiran 5. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016......................................159
Lampiran 6. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016.........172
Lampiran 7. Tabulasi Setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal
Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
Tahun 2014-2016...........................................................................174
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting, karena
memungkinkan peserta didik untuk memahami apa yang terjadi disekitar mereka.
Kurikulum kimia umumnya menggabungkan beberapa konsep abstrak, yang
penting untuk dipelajari lebih lanjut baik dalam ilmu kimia maupun ilmu sains
lainnya (Sirhan, 2007).
Kimia merupakan pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh semua
peserta didik, terutama bagi mereka yang mengambil jurusan IPA. Melalui
pembelajaran kimia, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir peserta
didik secara kritis dan kreatif terutama dalam memecahkan masalah yang
memiliki tingkat kesulitan tinggi (High Order Thinking). Oleh karena itu, peserta
didik perlu dibiasakan untuk mengerjakan soal-soal yang bervariasi yang tentunya
dapat meningkatkan kemampuan berfikir mereka. Kimia sendiri memiliki tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, yakni untuk memperoleh pemahaman kimia
yang berkaitan dengan fakta, kemampuan mengenal, dan memecahkan masalah,
mempunyai keterampilan dalam menggunakan laboratorium, serta mempunyai
sikap ilmiah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Sastrawijaya,
1988).
Kimia memegang peranan tersendiri dalam bidang pendidikan sebagai upaya
pemerintah memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu usaha
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah berperan
1
serta dalam studi internasional yang diselenggarakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman dan menguji kompetensi peserta didik di seluruh dunia. Salah satu
studi yang dilakukan adalah PISA (Programme of International Students
Assesment) yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Indonesia sendiri sudah
mengikuti studi ini sejak awal diselenggarakannya, yaitu pada tahun 2000.
Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011) menyatakan bahwa PISA
merupakan studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara berkala kemampuan
peserta didik pada usia 15 tahun, yaitu kisaran peserta didik kelas tiga SMP atau
kelas satu SMA dalam membaca (reading literacy), matematika (mathematics
literacy) dan sains (scientific literacy). Studi PISA yang dilaksanakan oleh OECD
(Organisation for Economic Co-operation & Development) dan Unesco Institute
for Statistics) digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada akhir
usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam rangka
tantangan yang ada di masyarakat (knowledge society)dewasa ini. PISA 2006
mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi isu
ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah itu
dalam kehidupan sehari-hari.
Rerata skor Literasi Sains Indonesia berdasarkan hasil studi PISA ditunjukkan
pada Tabel 1.
2
Tabel 1. Rerata Skor dan Peringkat Literasi Sains Berdasarkan Studi PISA
No.
Tahun Studi
Rerata Skor
Peringkat
Jumlah Negara
Literasi Sains
Indonesia
Peserta
1.
2000a
379
38
41
a
2.
2003
381
38
40
3.
2006a
395
50
57
b
4.
2009
383
60
65
5.
2012c
382
64
65
d
6.
2015
395
62
70
a
b
c
d
Keterangan Sumber : :PISA 2006 , :PISA 2009, :PISA 2012, :PISA 2015.
Tahun 2015 peserta didik Indonesia kembali mengikuti tes PISA, skor rerata
literasi sains yang diperoleh sebesar 395. Dengan rincian, untuk kemampuan sains
mendapatkan skor rerata 403, skor ini meningkat dari 3 tahun keikutsertaan tes
sebelumnya, yaitu sebesar 3 poin. Untuk kemampuan membaca mendapatkan skor
rerata literasi sains sebesar 397, skor ini menurun dari 3 tahun keikutsertaan tes
sebelumnya, yaitu sebesar 2 poin. Kemampuan matematika skor yang diperoleh
sebesar 386, skor ini meningkat dari 3 tahun keikutsertaan tes sebelumnya, yaitu
sebesar 4 poin. Skor rerata yang diperoleh peserta didik Indonesia pada tahun
2015 tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan rerata OECD, yaitu
sebesar 493.
Hasil rata-rata skor yang diperoleh Indonesia tersebut berdasarkan level
kemampuan (Benchmark) masih berada pada level terendah, yaitu pada level 1
dari 6 level. Artinya, kemampuan peserta didik Indonesia masih pada level dasar,
sedangkan pada level kemampuan lebih tinggi, presentase jumlah peserta didik
Indonesia semakin kecil, bahkan tidak ada satupun peserta didik Indonesia yang
berada pada level 5 dan level 6. Rendahnya kemampuan peserta didik Indonesia
dalam
literasi
sains
antara
lain
disebabkan
3
rendahnya
kemampuan
mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem
kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains. Data gambaran
kemampuan sains peserta didik Indonesia pada setiap level kemampuan
(Benchmark) yang terdapat dalam Ringkasan Studi PISA 2006 dari Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Gambaran Kemampuan Sains Peserta didik Indonesia pada setiap
Level Kemampuan (Benchmark)
Level kemampuan
Skor
Presentase (%)
Dibawah level 1
Di bawah 334,94
20,3
Level 1
334,94-409,54
41,3
Level 2
409,54-484,14
27,5
Level 3
484,14-558,73
9,5
Level 4
558,73-633,33
1,4
Level 5
633,33-707,93
-
Level 6
Di atas 707,93
-
Selain turut serta dalam studi PISA, perbaikan kualitas pendidikan juga
dilakukan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran yang diselenggarakan oleh
pemerintah setiap tahunnya. Bentuk evaluasi yang diselenggarakan pemerintah
pada pendidikan formal, yaitu melalui Ujian Nasional. Melalui evaluasi ini kita
dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik dalam
memahami apa yang telah dipelajarinya dan keberhasilan guru dalam
penyampaian materi.
Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi
peserta didik secara nasional yang digunakan oleh pemerintah pusat sebagai salah
4
satu instrumen penting untuk standarisasi mutu pendidikan. Menurut Peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2015
tentang kriteria kelulusan peserta didik, penyelenggaraan ujian nasional, dan
penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah/pendidikan kesetaraan pada SMP/MTs
atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat, ujian nasional
didefinisikan sebagai kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata
pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL).
Selain itu, pemerintah juga menyelenggarakan suatu kompetisi untuk mencari
peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, yaitu melalui olimpiade.
Olimpiade merupakan ajang kompetisi bergengsi tahunan yang diikuti oleh
peserta didik yang berprestasi dari penjuru daerah di Indonesia. Masing-masing
sekolah/dinas pendidikan daerah saling berlomba dalam mempersiapkan tim yang
tangguh yang akan mewakili sekolah atau daerahnya untuk berkompetisi sampai
tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena, ajang ini diperuntungkan bagi peserta didik
yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, maka soal yang diujikan pun dianggap
memiliki kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan soal-soal yang diberikan di
sekolah.
Saat ini, belum banyak data yang memberikan informasi mengenai seberapa
besar adanya profil literasi sains yang terdapat dalam soal ujian nasional dan juga
olimpiade. Data mengenai profil literasi sains tersebut sangat penting untuk
diketahui, khususnya oleh guru-guru agar dalam penyusunan soal-soal mereka
tetap memperhatikan adanya profil literasi sains dalam soal yang mereka buat.
5
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian pada soal Ujian Nasional dan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016 berkaitan dengan profil literasi sains kimia.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Hasil survei PISA menunjukkan bahwa literasi sains peserta didik di Indonesia
masih rendah, bahkan dibawah rata-rata skor Internasional. Kebanyakan
peserta didik di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan
memahami penggunaan peralatan sains. Harusnya mereka sudah mampu
mengomunikasikan dan mengaitkan kemampuan itu dengan berbagai topik
sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak.
2. Perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan pada sistem pendidikan di
Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mampu bersaing
dalam dunia Internasional.
3. Belum diketahui seberapa besar adanya profil literasi sains pada soal Ujian
Nasional Kimia.
4. Belum diketahui seberapa besar adanya profil literasi sains pada soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi.
6
C. Pembatasan Masalah
Merujuk pada identifikasi masalah, maka penelitian ini membatasi masalah
penelitian yang berfokus pada analisis profil literasi sains pada soal Ujian
Nasional Kimia dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016.
Fokus analisis literasi sains ini pada pelajaran kimia, sehingga kriteria yang
digunakan mengacu pada aspek literasi sains kimia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana profil komponen literasi sains pada paket soal Ujian Nasional
Kimia Tahun 2014-2016?
2. Bagaimana profil komponen literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian analisis terhadap profil literasi
sains pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
Tahun 2014-2016 adalah untuk :
1. Mengetahui profil komponen literasi sains pada paket soal Ujian Nasional
Kimia Tahun 2014-2016.
2. Mengetahui profil komponen literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016.
7
F. ManfaatPenelitian
Hasil penelitian Analisis Profil Literasi Sains pada Soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ini dapat digunakan
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
a. Memberikan pengalaman empiris tentang penelitian pendidikan kimia terutama
cara menganalisis soal yang berkaitan dengan literasi sains.
b. Menambah khasanah pengetahuan dalam bidang pendidikan.
2. Bagi guru
a. Memberikan gambaran bagi guru kimia maupun calon guru kimia mengenai
soal yang mengandung dimensi literasi sains.
b. Masukan bagi guru kimia sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
menyusun soal-soal ulangan supaya lebih memperhatikan aspek literasi sains
sehingga soal yang dibuat merupakan soal yang berkualitas.
3. Bagi pihak lain
a. Sumber informasi bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai profil
literasi sains.
b. Memberikan
masukan
bagi
pihak-pihak
terkait,
kaitannya
dengan
mengembangkan bentuk-bentuk soal dan instrumen penilaian, seperti Dinas
Pendidikan Kabupaten atau Provinsi.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Kimia
Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu dasar yang didalamnya mencakup
konten, konteks, proses, afektif dan ilmu lainnya. Melalui pengetahuan ini dapat
digunakan untuk memahami ilmu pengetahuan melalui konteks yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dapat mengemabngkan kepribadian,
kemampuan berpikir, sikap ilmiah, dan etika kehidupan. Proses ilmiah yang
digunakan bersma pembelajaran IPA dapat membuat kemampuan berpikir peserta
didik menjadi lebih berkembang. Melalui ilmu pembelajaran, orang akan
menganali keteraturan di alam, keterbatasan ilmu, dan memahami bahwa
penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan harus disertai dengan etika
ilmiah. Semua definisi diatas mengarah pada gagasan literasi sains. Seseorang
yang memiliki literasi sains berarti dia dapat memahami ilmu pengetahuan dan
menerapkannya sesuai dengan kebutuhan di masyarakat (Rubini & Permanasari,
2014).
Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (Natural Science).
Menurut Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011) kimia merupakan ilmu
tentang pemahaman dan rekayasa materi karena dapat menjelaskan perubahan
materi menjadi materi lain. Kimia juga sering didefinisikan sebagai ilmu tentang
susunan sifat perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut.
Supardi dan Putri (2010) menjelaskan bahwa kimia merupakan salah satu
mata pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan. Pembelajaran kimia di
9
SMA perlu ditingkatkan dalam pemahaman peserta didik terhadap pemanfaatan
dan penerapannya di masyarakat. Kimia sendiri memiliki tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai seperti yang diungkapkan oleh Sastrawijaya (1988), yakni
memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal fakta, kemampuan mengenal
dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam menggunakan
laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam
kenyataan sehari-hari. Untuk mewujudkan tujuan tersebut harus diperoleh dalam
jumlah waktu yang terbatas, dengan jumlah alat dan bahan yang tersedia, dan
tenaga pengajar yang terbatas jumlah serta kemampuannya.
2. Analisis Soal
1. Analisis secara Teoritik atau Analisis Kualitatif.
Surapranata (2004) mengkategorikan analisis kualitatif sebagai penelaahan
soal berdasarkan validitas logis (logical validity) dan juga dari segi materi,
konstruksi, dan bahasa. Validitas logis (logical validity) berupa penelaahan untuk
menganalisis soal ditinjau dari segi teknis, isi, dan editorial. Analisis secara teknis
merupakan penelaahan soal berdasarkan aturan-aturan pengukuran dan format
penulisan soal. Analisis secara isi merupakan penelaahan khusus yang berkaitan
dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis secara editorial
merupakan penelaahan yang khususnya berkaitan dengan keseluruhan format dan
keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lainnya.
Analisis materi merupakan penelaahan yang berkaitan dengan substansi
keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai
dengan soal. Analisis konstruksi merupakan penelaahan yang umumnya berkaitan
10
dengan teknik penulisan soal. Analisis bahasa merupakan penelahaan soal yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut
EYD. Melalui analisis kualitatif dapat diketahui berfungsi tidaknya sebuah soal.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis soal secara kuantitatif lebih menekankan pada analisis karakteristik
internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Sukiman (2011),
menyatakan bahwa karakteristik internal secara kuantitatif yang dimaksudkan
adalah analisis soal secara kuantitatif yang diarahkan untuk menelaah tingkat
validitas soal, reabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan khusus untuk
model soal pilihan ganda perlu juga ditelaah efektifitas fungsi distraktor. Hasil
analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal dapat membedakan
antara peserta tes yang kemampuannya tinggi dalam hal yang didefinisikan oleh
kriteria dengan peserta tes yang kemampuannya rendah.
3. Literasi Sains
a. Pengertian Literasi Sains
PISA 2003
dalam Toharudin, Hendrawati,
dan Rustaman, (2011)
mendefinisikan literasi sains sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah, kemampuan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada agar dapat memahami dan
membantu peserta didik dalam membuat suatu keputusan mengenai dunia alami
dan interaksi manusia dengan alam. Literasi sains sendiri memiliki dua
kompetensi utama, yaitu pertama, kompetensi belajar sepanjang hayat, termasuk
membekali peserta didik untuk belajar di sekolah yang lebih lanjut dan kedua,
11
kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan sains dan
teknologi.
Selain pengertian tersebut, terdapat dua pandangan mengenai makna literasi
sains. Mohapatra (2013) menyampaikan dua pandangan literasi sains sebagai :
1.
Memandang literasi sains sebagai pusat pengetahuan sains.
2.
Memandang literasi sains menunjuk pada kegunaanya pada masyarakat.
Pandangan tersebut menjelaskan bahwa literasi sains merupakan suatu hal
yang perlu dimiliki untuk dapat menghadapi tantangan perubahan dunia yang
sangat cepat sehingga pandangan ini menunjuk pada pembangunan life skill.
b. Ruang Lingkup Literasi Sains
Dalam pengukuran literasi sains, PISA 2006 menetapkan empat dimensi
besar literasi sains dalam pengukurannya, yaitu konten/pengetahuan sains,
kompetensi/proses sains, konteks aplikasi sains, dan aspek sikap peserta didik
akan sains.
1). Aspek Konten
Aspek konten menekankan pada konsep-konsep kunci dari sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan aktivitas manusia
yang dilakukan terhadap alam (Zuriyani, 2012). Menurut PISA konten sains yang
dimaksud disini adalah pada pengetahuan yang menjadi kurikulum sains di
sekolah dan pengetahuan yang diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain
yang tersedia. Kriteria penentuan aspek konten sains adalah sebagai berikut :
12
a) Relevan dengan situasi nyata,
b) Merupakan pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka
panjang,
c) Sesuai untuk tingkat perkembangan anak usia 15 tahun.
2). Aspek Kompetensi/ Proses
PISA mengkaji proses literasi sains sebagai kemampuan peserta didik untuk
menggunakan
pengetahuan
dan
pemahaman
ilmiah
yang
dimilikinya.
Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi kemampuan peserta didik untuk
mencari, menafsirkan, dan memperlakukan bukti-bukti (Toharudin, Hendrawati,
& Rustaman, 2011).
PISA menetapkan tiga aspek dari komponen kompetensi/proses sians dalam
penilaian literasi sains, yakni mengidentifikasi pertanyaan imiah, menjeaskan
fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti imiah. Zuriyani (2012),
menyatakan bahwa proses kognitif yang termasuk dalam proses sains antara lain
penalaran induktif/deduktif, berfikir kritis dan terpadu, pengubahan representasi,
mengkonstruksi eksplanasi berdasarkan data, berfikir dengan menggunakan model
dan menggunakan matematika. Kompetensi/proses sains dalam PISA dibagi
menjadi tiga aspek, yaitu :
a) Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah
Pertanyaan ilmiah merupakan pertanyaan yang meminta jawaban yang
disertai dengan bukti ilmiah, yang didalamnya mencakup juga mengenal
pertanyaan yang mungkin diselidiki secara ilmiah dalam situasi yang diberikan,
13
mencari informasi dan mengidentifikasi kata kunci serta mengenal fitur
penyelidikan ilmiah.
b) Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Kompetensi ini mencakup mengaplikasikan pengetahuan sains yang sudah
dimiliki dalam permasalahan yang sedang dihadapi, mendeskripsikan fenomena,
memprediksi perubahan, pengenalan dan identifikasi deskripsi, eksplanasi dan
prediksi yang sesuai.
c) Menggunakan bukti ilmiah
Kompetensi ini menuntut peserta didik untuk memahami penemuan ilmiah
sebagai bukti untuk membuat kesimpulan. Peserta didik juga diharapkan dapat
menyatakan bukti dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau dalam bentuk
representasi. Dengan kata lain, peserta didik harus mampu menggambarkan
hubungan yang jelas dan logis antara bukti dan kesimpulan atau keputusan.
3). Aspek Konteks
Konteks literasi sains dalam PISA, lebih menekankan pada kehidupan seharihari daripada kelas atau laboratorium. Konteks sains melibatkan isu-isu yang
sangat penting dalam kehidupan secara umum, seperti juga terhadap kepedulian
pribadi. Butir-butir soal pada penilaian. Menurut PISA 2006, konteks sains lebih
berfokus pada situasi yang terikat pada diri individu, keluarga, dan kelompok
individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terikat pada kehidupan
lintas negara (global), yang meliputi a) Kesehatan; b) sumber daya alam; c)
lingkungan; d) bahaya; dan e) perkembangan sains dan teknologi.
14
4). Aspek Sikap
Sikap-sikap akan sains berperan penting dalam pengambilan keputusan
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar
karir dalam sains, menggunakan konsep, dan metode ilmiah dalam kehidupan
mereka. PISA memandang bahwa kemampuan sians peserta didik tidak hanya
kecakapan dalam sains, tetapi juga bagaimana sifat mereka akan sains.
Kemampuan sains seseorang di dalamnya memuat sikap-sikap tertentu, seperti
kepercayaan, termotivasi, pemahaman diri, dan nilai-nilai (Zuriyani, 2012).
c. Literasi Sains Kimia
Literasi sains merupakan konsep yang luas, mengajarkan pelajaran khusus
dalam pendidikan sains yang harus berkontribusi pada tujuan peserta didik secara
ilmiah. Kimia berkontribusi pada literasi kimia pada khususnya dan pada literasi
sains pada umumnya (Shwartz et al dalam Celik, 2014). Tsaparlis dalam Celik,
2014 mendefinisikan literasi kimia sebagai kemampuan memahami kimia dan
kemampuan untuk menerapkan pemahaman yang dimilikinya untuk diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan instrumen yang mengacu pada
apa yang disampaikan oleh Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan sebagian
mengacu pada PISA, yaitu :
1. Saintifik dan pengetahnuan konten kimia
Orang yang berpengetahuan tentang kimia paham akan beberapa ide, dibawah
ini:
15
a. Ide santifik umum
1) Kimia adalah ilmu eksperimental. Kimiawan membuat rumusan masalah
saintifik, membuat hipotesis, dan menyarankan teori-teori untuk menjelaskan
dunia.
2) Kimia menyediakan ilmu untuk menjelaskan fenomena di ilmu lain seperti
ilmu kebumian dan ilmu kehidupan.
Di dalam komponen ini, ilmu yang dimaksud adalah ranah pengetahuan yang
terdiri dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan epistemik.
a) Pengetahuan Faktual
Kuswana (2012) mendefinisikan pengetahuan faktual sebagai pengetahuan
yang mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat
penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang mudah diobservasi. Pengetahuan
ini meliputi pengetahuan tentang terminologi (pengetahuan khusus label-label
atau simbol-simbol verbal dan nonverbal) dan pengetahuan tentang pokok-pokok
dan bagian-bagiannya (berkenaan dengan pengetahuan berbagai peristiwa, lokasi,
orang, tanggal, sumber, informasi dan informasi yang spesifik dan tepat).
b) Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan hubungan saling keterkaitan antara unsurunsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersamasama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik
yang implisit maupun eksplisit. Pengetahuan konseptual ini terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang
16
prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur
(Widodo, 2006).
c) Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahaun tentang bagaimana melakukan
sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun baru. Menurut Kuswana (2012)
pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang keterampilan umum-khusus dan
algoritma, pengetahuan tentang metode dan teknik khusus, dan pengetahuan
tentang kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat.
d) Pengetahuan Epistemik
Pengetahuan epistemik menurut Duschl (dalam OECD, 2013) diartikan
sebagai
pengetahuan membangun dan mendefinisikan fitur esensial untuk
membangun proses pengetahuan dalam sains dan aturan mereka dalam
menjastifikasi pembentukan pengetahuan. Pengetahuan ini memiliki peran dalam
menjastifikasi pembentukan pengetahuan sains dalam mengontrol, mengambil
keputusan, dan menentukan tingkat kepercayaan berdasarkan fakta-fakta dan bukti
empiris dalam penyelidikan ilmiah. Justifikasi dari fitur-fitur saintifik tersebut
digunakan dalam kehidupan nyata sebagai bentuk individu yang mencerminkan
melek terhadap sains.
b. Karakteristik kimia (ide pokok)
1) Kimia mencoba menjelaskan fenomena makro dalam bentuk struktur molekul
dari sebuah hal
2) Kimia menginvestigasi dinamika proses dan reaksi
3) Kimia menginvestigasi perubahan energi selama reaksi kimia
17
4) Kimia bertujuan dalam hal memahami dan menjelaskan kehidupan dalam hal
struktur-struktur kimia dan proses-proses dari sistem kehidupan
5) Kimia menggunakan bahasa yang spesifik. Orang yang berpengetahuan tidak
harus menggunakan bahasa ini, tetapi harus mengapresiasi kontribusinya dalam
peningkatan disiplin ilmu.
Di dalam aspek ini, karakteristik kimia yang dimaksud berkaitan dengan
representasi yang terdiri dari representasi makroskopik, sub-mikroskopik dan
simbolik.
a) Representasi Makroskopik
Representasi makroskopik merupakan tingkatan yang konkret, pada level ini
peserta didik mengamati fenomena yang terjadi, baik melalui percobaan yang
dilakukan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Indrayani (2013), fenomena yang diamati dapat berupa timbulnya bau, terjadinya
perubahan warna, pembentukan gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi
kimia.
b) Representasi Sub-mikroskopik
Representasi sub-mikroskopik merupakan representasi
yang memiliki
tingkatan untuk menjelaskan dan menerangkan fenomena yang diamati sehingga
menjadi sesuatu yang dapat dipahami. Pada tingkat sub-mikroskopik ini lebih
menekankan pada partikel dan sifatnya. Representasi ini memberikan penjelasan
pada tingkat partikel, materi digambarkan sebagai susunan dari atom-atom,
molekul-molekul dan ion-ion (Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust,
& Mocerino 2007).
18
c) Representasi Simbolik
Representasi
simbolik
digunakan
untuk
merepresentasikan
fenomena
makroskopik dengan menggunakan persamaan kimia, persamaan matematika,
grafik, mekanisme reaksi, dan analogi-analogi (Johnstone 1982 dalam
Chandrasegaran, Treagust, & Mocerino 2007).
Dalam mempelajari ilmu kimia, huruf alfabet dapat menjadi suatu simbol
unsur kimia, suatu kata dapat menjadi simbol dari rumus kimia suatu zat. Bahasa
simbol tersebut perlu dipahami ketika mempelajari kimia. Kurangnya pemahaman
mengenai hal itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman konsep (Markic
& Childsb, 2016).
2. Kimia dalam konteks
Orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk:
a. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari
b. Menggunakan pemahaman kimianya dalam kehidupan kesehariannya, sebagai
konsumen produk dan teknologi baru, pengambilan keputusan dan partisipasi
dalam debat sosial yang berhubungan dengan isu-isu kimia
c. Mengerti mengenai hubungan antara inovasi kimia dan proses social
Konteks kimia berdasarkan PISA 2006 lebih berfokus pada situasi yang terikat
pada diri individu, keluarga, dan kelompok individu (personal), terkait pada
komunitas (social), serta terikat pada kehidupan lintas negara (global), yang
meliputi a) Kesehatan; b) sumber daya alam; c) lingkungan; d) bahaya; serta e)
perkembangan sains dan teknologi.
19
Feinstein dalam Ogunseemi (2015) berpendapat bahwa pendidikan sains
harus fokus pada “aspek kegunaan” literasi ilmiah, yaitu sejauh mana pendidikan
sains ini dapat membantu orang dalam memecahkan permasalahan pribadi,
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan juga membuat
keputusan terkait dengan ilmu penting.
3. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking)
Orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk membuat
pertanyaan, mencari informasi, dan menyambungkannya, saat dibutuhkan. Dia
akan bisa menganalisis kerugian atau keuntungan disetiap debat (sederet
keterampilan dan konteks kimia yang berkaitan diberikan didokumen lengkap
mengenai “ pengetahuan kimia”).
Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) ini merujuk pada
domain proses kognitif yang terdiri dari C4 (analisis), C5 (evaluasi), dan C6
(mencipta).
a. Jenjang Kemampuan Analisis (C4)
Di tingkat kemampuan analisis, Basuki dan Hariyanto (2016) menyatakan
bahwa seorang peserta didik akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi tersebut ke dalam bagian yang lebih
kecil untuk mengenali pola atau hubungannnya, dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Peserta
didik juga akan mampu membedakan antara fakta dan simpulan.
20
b. Jenjang Kemampuan Evaluasi (C5)
Pada jenjang kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu materi (pernyataan, sejarah kimia, laporan
penelitian) untuk tujuan-tujuan yang ditentukan. Peserta didik harus dapat
menentukan dan mengambil keputusan berdasarkan kesesuaian suatu pernyataan
dengan kriteria yang berlaku (Arifin, Sudja, Ismail, HAM, & Wahyu, 2005).
c. Jenjang kemampuan Mencipta (C6)
Jenjang ini dikenali dari kemampuan untuk menempatkan unsur-unsur
bersama-sama untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren dan berfngsi,
mengorganisasikan kembali unsur-unsur menjadi suatu pola baru atau struktur
baru melalui membangkitkan, merencanakan, atau menghasilkan sesuatu (Basuki
& Hariyanto, 2016).
4. Aspek afektif
Orang yang pengetahuan kimia mempunyai pandangan kimia yang
menyeluruh dan realistis dan aplikasinya. Terlebih lagi, dia menunjukkan
ketertarikan dalam isu-isu kimia khususnya dalam gagasan yang nonformal
(seperti program TV).
Aspek afektif ini merujuk pada domain afektif yang digunakan dalam
pengukuran penampilan khusus. Domain afektif ini menurut Joesmani (1988)
berkaiatan dengan sikap, perasaan apresiasi, dan minat. Aspek afektif ini berkaitan
dengan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai tanda kecenderungannya
untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu
(Siregar & Nara, 2011).
21
Sikap (attitude) dalam literasi sains merujuk pada adanya ketertarikan
terhadap sains, adanya dukungan terhadap penelitian ilmiah, dan adanya dorongan
untuk bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukan, sebagai contoh
dalam sumber daya alam dan lingkungan tempat tinggal (OECD, 2006). Joesmani
(1998) mengkategorikan sikap-sikap yang termasuk domain afektif, yaitu :
a. Sikap mau menerima (receving)
Menerima merupakan suatu sifat yang menunjukkan kesediaan atau kesiapan
seseorang dalam menerima suatu fenomena khusus atau sebuah rangsangan
tertentu. Kemauan untuk menerima adanya suatu eksistensi dapat menimbulkan
minat untuk memperhatikan, hal tersebut akan membangkitkan kesadaran peserta
didik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari di kelas.
b. Sikap mau meresponi (responding)
Merespon menunjukkan sikap partisipasi yang aktif dari diri peserta didik.
Merespon tidak hanya sekedar memperhatikan tetapi juga ikut terlibat secara aktif
dalam situasi tersebut. Kemampuan yang diharapkan muncul adalah timbulnya
kesadaran diri untuk mengikutsertakan diri secara suka rela terhadap suatu
kegiatan sehingga dapat memberi kepuasan bagi dirinya sendiri.
c. Sikap menghargai (valuing)
Menilai merupakan suatu sikap yang menunjukkan adanya penghargaan atau
penilaian peserta didik terhadap suatu objek, fenomena ataupun perilaku tertentu.
Penilaian yang dimaksud adalah dimulai dari tingkat rendah, yaitu ketersediaan
menerima suatu fenomena (acceptance of a value) sampai dengan tingkat
22
menjadikan nilai tersebut sebagai miliknya (commitmen). Kemampuan yang
diharapkan akan muncul dari peserta didik adalah konsistensi yang mantap
terhadap nilai-nilai yang telah diterimanya sehingga sangat berkaitan dengan
pembentukan sikap (attitide) dan apresiasi (appreciation).
d. Sikap mengorganisasi (organization)
Mengorganisasikan menunjukkan sikap yang dapat mengorganisasikan nilainilai dari berbagai nilai yang berbeda, bahkan yang bertolak belakang satu dengan
yang lainnya. Kemampuan yang diharapkan terbentuk adalah pembentukan
konsep nilai dan pengorganisasian sistem nilai pada diri peserta didik dalam
proses pembelajaran digunakan untuk mengajarkan perkembangan filsafat hidup.
e. Sikap mau menyatakan (characterization)
Sikap mau menyatakan berarti individu telah memiliki sistem nilai yang dapat
mengontrol perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkembang
menjadi gaya hidup. Perilaku yang diharapkan yang akan muncul dalam proses
pembelajaran berada pada rentang yang luas dengan tekanan utamanya adalah
kenyataan bahwa peserta didik telah mempunyai perilaku khusus sebagai
karakteristiknya serta mempunya pola tersendiri dalam penyesuaian pribadi,
sosial, dan emosional (Joesmani, 1988).
B. Kerangka Berpikir
Hasil survai literasi sains peserta didik Indonesia yang dilakukan oleh PISA
(Programme of International Students Assesment) masih tergolong rendah dan
bahkan masih berada dibawah rata-rata skor internasional yang ditetapkan oleh
OECD (Organisation for Economic Co-operation & Development) dan Unesco
23
Institute for Statistics. Hasil yang diperoleh ini, seharusnya menjadi kritikan
tersendiri bagi sistem pendidikan dan menjadi tantangan baru didunia pendidikan
dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Indonesia sendiri tidak pernah absen dari ajang tes literasi sains sejak awal
diselenggarakan tes tersebut. Hingga keikutsertaanya pada tahun 2015 ini, skor
literasi sains yang diperoleh peserta didik Indonesia masih rendah dan bahkan
masih berada dibawah skor rata-rata yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan
kemampuan sains peserta didik Indonesia masih sebatas pada mengenali sejumlah
fakta dasar, mereka belum mampu mengkomunikasikan dan mengkaitkan
kemampuan yang dimilikinya dengan berbagai permasalahan sains.
Kegagalan yang diperoleh ini, tidak serta merta disebabkan oleh rendahnya
kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik. Bentuk dan jenis soal yang
diberikan kepada peserta didik di sekolah juga menjadi faktor lain rendahnya hasil
tes literasi sains yang diperoleh. Bentuk dan jenis soal yang diberikan ini akan
sangat mempengaruhi cara berfikir peserta didik kita. Soal-soal yang didalam
penyampaiannya dikaitkan dengan fenomena sains terutama yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari, akan mengubah cara berfikir peserta didik menjadi
lebih berkembang. Peserta didik akan menjadi lebih kritis karena soal-soal yang
diberikan terkait dengan permasalahan yang sering mereka jumpai dikehidupan
mereka. Tentunya diharapkan dapat membawa dampak besar pada hasil capaian
tes literasi sains pada tahun berikutnya. Soal yang mengandung literasi sains,
didalam penyelesaiannya membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi
24
pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti
yang ada.
Penelitian ini akan menganalisis profil literasi sains pada soal Ujian Nasional
dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dengan tujuan
untuk mengetahui komponen profil literasi sains pada soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Analisis ini dilakukan
dengan cara mengidentifikasi setiap butir soal, didasarkan pada kriteria dimensi
literasi sains kimia yang terdiri dari 17 indikator.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana profil komponen literasi sains pada paket soal Ujian Nasional
Kimia Tahun 2014-2016?
2. Bagaimana profil komponen literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016?
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Sukmadinata (2006), menyatakan penelitian
deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi
apa adanya.
Metode penelitian deskriptif maupun kualitatif keduanya sama-sama
menafsirkan fenomena yang terjadi secara alamiah. Arifin (2012), menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab permasalahan
yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi
yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi
objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan
terutama data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan langkah-langkah
pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi, serta
membuat kesimpulan (Sukmadinata, 2006).
26
B. Definisi Operasional Istilah Penelitian
Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang keliru, maka variabel yang
berupa literasi sains kimia ini diberikan definisi operasional setiap variabel
sebagai berikut :
1. Literasi Sains adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains yang
di milikinya dalam rangka untuk membuat keputusan atas permasalahan yang
terjadi pada alam akibat aktivitas manusia.
2. Kriteria soal yang mengandung literasi sains kimia mengacu pada jurnal
Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan sebagian mengacu pada PISA, yaitu
:
a. Saintifik dan konten kimia
b. Kimia dalam konteks
c. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking)
d.
Aspek afektif
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini berupa soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Soal ujian nasional tahun 2014 yang
dianalisis terdiri dari 20 paket soal dan masing-masing paket terdiri dari 40 butir
soal dan untuk tahun 2015 dan 2016 masing-masing memiliki 5 paket soal yang
terdiri dari 40 butir soal. Jadi, untuk soal ujian nasional kimia soal keseluruhan
yang dianalisis adalah 1200 butir soal. Soal olimpiade tahun 2014 terdiri dari 30
butir soal pilihan ganda serta 7 butir soal uraian dan untuk tahun 2015 dan 2016
27
terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda dan 6 butir soal uraian. Jadi, untuk soal
olimpiade soal keseluruhan yang dianalisis adalah 109 butir soal.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan dikenakan pada subjek adalah komponen profil
literasi sains kimia, terdiri dari 17 indikator yang mengacu pada jurnal Shwartz,
Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan PISA.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar pengumpulan
data yang meliputi lembar analisis dimensi literasi sains kimia dan lembar
penjabaran indikator kimia dalam konteks. Kedua instrumen pengumpulan data
tersebut sebelum digunakan untuk analisis soal terlebih dahulu dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing dan juga divalidasi oleh dosen dari Jurusan Pendidikan
Kimia. Adapun secara rinci lembar pengumpulan data tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Lembar pengumpulan data analisis dimensi literasi sains kimia
Lembar pengumpulan data analisis dimensi literasi sains kimia menggunakan
instrumen yang berupa tabel yang terdiri dari nomor, kode soal, dan kriteria
dimensi literasi sains kimia. Melalui pengisian instrumen ini dapat diketahui
jumlah dan presentase masing-masing soal yang mengandung kriteria dimensi
literasi sains kimia, baik dalam soal Ujian Nasional maupun Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Secara lengkap hasil pengisian lembar
28
analisis dimensi literasi sains kimia dapat dilihat pada Lampiran 3 untuk soal ujian
nasional dan pada Lampiran 4 untuk soal olimpiade.
29
Karakteristik kimia
(ide pokok)
Aspek-Aspek
Ide santifik umum
Tabel 3. Kisi-Kisi Dimensi Literasi Sains Kimia
Dimensi
1. Saintifik dan
pengetahuan konten
kimia
2. Kimia dalam konteks
3. Keterampilan berfikir
tingkat tinggi (High
Order Thinking)
4. Aspek afektif
o
p
Kode
a
b
c
Indikator Literasi Sains Kimia
Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia
Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki
Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah
Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia
Menjelaskan pengetahuan faktual
Menjelaskan pengetahuan konseptual
Menjelaskan pengetahuan prosedural
Menjelaskan pengetahuan epistemik
Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia
Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari
Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan isu kimia
Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi
isu kimia
Menganalisis soal (C4)
Mengevaluasi soal (C5)
q
n
m
d
e
f
g
h
i
j
k
l
Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini.
30
b. Lembar pengumpulan data penjabaran indikator kimia dalam konteks
Lembar penjabaran untuk indikator kimia dalam konteks menggunakan
instrumen yang berupa tabel yang terdiri dari nomor, kode soal, dan kolom
penjabaran indikator kimia dalam konteks. Melalui pengisian instrumen ini dapat
diketahui jumlah dan jenis konteks pada soal yang mengandung indikator kimia
dalam konteks, baik dalam soal Ujian nasional maupun soal Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Secara lengkap hasil pengisian lembar
penjabaran untuk indikator kimia dalam konteks dapat dilihat pada Lampiran 5
untuk soal ujian nasional dan pada Lampiran 6 untuk soal olimpiade.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi
dokumenter. Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang
sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2006). Dokumendokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016.
E. Teknik Analisis Data
Analisis dimensi literasi sains kimia pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade
Kimia
SMA
Tingkat
Provinsi
Tahun
2014-2016
dilakukan
dengan
mengidentifikasi butir setiap soal dengan kriteria dimensi literasai sains kimia.
Adapun langkah-langkah analisis soal Ujian nasional pada semua paket soal yang
31
berbeda dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, sebagai
berikut :
1. Mengelompokkan butir soal berdasarkan tahun, untuk soal Ujian Nasional butir
soal yang sama dalam paket yang berbeda dikelompokkan menjadi satu
kelompok. Butir soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi dikelompokkan
berdasarkan tahun.
2. Menuliskan kode butir soal untuk soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi ke dalam lembar analisis dimensi literasi sains kimia,
dengan format sebagai berikut :
a. Untuk soal UN Kimia
UN.14.01.02, yang berarti bahwa soal yang dianalisis adalah soal UN tahun
2014 paket soal 01 dengan nomor soal 02, begitu juga selanjutnya.
b. Untuk soal Olimpiade Tingkat Provinsi
1) OP14.PG.01, yang berarti bahwa soal yang dianalisis adalah soal Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014 dalam bentuk soal pilihan ganda
dengan nomor soal 01, begitu juga selanjutnya.
2) OP14.ES.01, yang berarti bahwa soal yang dianalisis adalah soal Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014 dalam bentuk soal essay (uraian)
dengan nomor soal 01, begitu juga selanjutnya.
3. Setiap kode soal yang mengandung kriteria literasi sains kimia yang telah
ditetapkan diberi tanda cheklist (√).
4. Menjumlahkan tanda cheklist (√) untuk setiap kriteria.
32
5. Data yang diperoleh kemudian dihitung presentase menggunakan rumus
presentase sebagai berikut :
X=
Xi
x 100%
Xn
Keterangan:
Xi = jumlah butir soal yang sesuai dengan dimensi literasi sains kimia yang
diukur
Xn = jumlah keseluruhan butir soal
X = presentase butir soal yang sesuai dengan dimensi literasi sains kimia yang
diukur
Presentase kriteria dimensi literasi sains kimia yang diperoleh merupakan
presentase soal untuk setiap tahun. Selanjutnya dihitung rata-rata presentase
dimensi literasi sains kimia untuk keseluruhan tahun, yaitu tahun 2014-2016.
6. Data hasil perhitungan setiap kriteria tersebut ditabulasikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Lembar Tabulasi setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian
Nasional dan Olimpiade
No.
Kriteria
1.
a
2.
b
3.
c
4.
Dst.
Jumlah (%)
2014
2015
2016
UN OP UN OP UN OP
33
UN OP
Total
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dianalisis secara
kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal Ujian Nasional
Kimia SMA dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi. Soal yang dianalisis
tersebut adalah soal pada tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2014-2016 untuk
jenjang pendidikan SMA. Analisis yang dilakukan pada soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 adalah pada profil
literasi sains kimia dalam soal tersebut.
Analisis profil literasi sains kimia dalam soal dilakukan dengan cara
mengidentifikasi soal berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.
Indikator-indikator ini terbagi dalam 4 dimensi, yaitu saintifik dan pengetahuan
konten kimia, kimia dalam konteks, keterampilan berfikir tingkat tinggi (High
Order Thinking), dan aspek afektif. Dimensi-dimensi ini merupakan hasil
kombinasi dari apa yang disampaikan oleh Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006)
dan sebagian mengacu pada ringkasan PISA. Presentase profil literasi sains kimia
dalam soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun
2014-2016 disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Hasil analisis soal tersebut secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 untuk soal ujian nasional dan pada
Lampiran 4 untuk olimpiade.
34
13.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
n.
m.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
a.
b.
c.
Indikator Literasi Sains Kimia
Tabel 5. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional Tahun 2014-2016
14.
o.
p.
q.
No.
15.
16.
17.
Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia
Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki
Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah
Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia
Menjelaskan pengetahuan faktual
Menjelaskan pengetahuan konseptual
Menjelaskan pengetahuan prosedural
Menjelaskan pengetahuan epistemik
Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia
Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan
fenomena sehari-hari
Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan isu kimia
Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi
isu kimia
Menganalisis soal (C4)
Mengevaluasi soal (C5)
Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini.
Jumlah Soal
35
0
0
10
10
97,5
6,88
0
7,25
0
37,38
25,25
30
0
0
200
0
0
12,50
20
100
8,5
0
20
0
30
19
40
0
0
200
0
0
15
30
100
2,5
0
30
5
37,50
7,5
Presentase (%)
Ujian Nasional
2014
2015
2016
0
0
0
22,5
30
40
0
0
0
26,67
0
1,67
1200
0
0
11,25
15
98,33
6,42
0
13,33
0,83
36,17
21,25
0
26,67
0
Total
22,5
0
2,5
800
Tabel 6. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
No.
Indikator Literasi Sains Kimia
Presentase (%)
Olimpiade Kimia SMA
2014
2015
2016
0
0
0
62,16
69,44
44,44
0
0
0
1,83
10,09
100
2,75
0
10,09
5,50
31,19
8,26
0
58,72
0
Total
2,78
8,33
100
2,78
0
8,33
5,56
30,56
8,33
a.
b.
c.
2,78
13,89
100
0
0
13,89
2,78
30,56
11,11
0
1.
2.
3.
0
8,11
100
5,41
0
8,11
8,11
32,43
5,41
0
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
0
0
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
0
0
m.
0
13.
0
n.
58,72
11,01
0,92
109
14.
44,44
8,33
0
36
o.
p.
q.
69,44
19,44
0
36
15.
16.
17.
62,16
5,41
2,70
37
Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia
Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki
Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah
Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia
Menjelaskan pengetahuan faktual
Menjelaskan pengetahuan konseptual
Menjelaskan pengetahuan prosedural
Menjelaskan pengetahuan epistemik
Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia
Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari
Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan isu kimia
Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi
isu kimia
Menganalisis soal (C4)
Mengevaluasi soal (C5)
Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini.
Jumlah Soal
36
Analisis selanjutnya adalah mengenai penjabaran indikator kimia dalam
konteks, analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi adanya konteks kimia
dalam kehidupan sehar-hari yang terdapat dalam soal Ujian Nasional maupun
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan. Penjabaran soal yang mengandung indikator kimia dalam
konteks disajikan pada Tabel 6 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5
untuk soal ujian nasional dan pada Lampiran 6 untuk soal olimpiade.
Tabel 7. Presentase Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks untuk Soal Ujian
Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun
2014-2016
No.
Kimia dalam Konteks
Jumlah
Ujian
Presentase (%)
Olimpiade
Nasional
Ujian
Olimpiade
Nasional
1.
Kesehatan
0
4
0
3,67
2.
Sumber Daya Alam
3
2
0,25
1,83
3.
Lingkungan
23
0
1,92
0
4.
Sains dan Teknologi
229
3
19,08
2,75
1200
109
Jumlah Soal
2. Pembahasan
Penelitian profil literasi sains kimia pada butir-butir soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ini, ditinjau
berdasarkan empat kriteria dimensi literasi sains kimia yang telah ditetapkan.
1. Saintifik dan pengetahuan konten kimia
Penelitian terhadap butir-butir soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 mengenai profil literasi sains kimia,
37
pertama ditinjau dari dimensi saintifik dan pengetahuan konten kimia. Dimensi ini
terbagi menjadi dua aspek, yaitu ide saintifik umum dan karakteristik kimia (ide
pokok). Selanjutnya aspek-aspek ini terbagi lagi menjadi beberapa komponen.
a. Ide saintifik umum
Aspek ide saintifik umum, terbagi menjadi dua komponen yang selanjutnya
komponen-komponen ini akan terbagi lagi menjadi beberapa indikator.
Komponen yang pertama dari ide saintifik umum, yaitu kimia adalah ilmu
eksperimental. Kimiawan membuat rumusan masalah saintifik, membuat
hipotesis, dan menyarankan teori-teori untuk menjelaskan dunia. Indikator literasi
sains kimia dari komponen ini terdiri dari 4 buah indikator, yaitu merencanakan
eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a), mampu mengidentifikasi
masalah untuk diselidiki (b), merumuskan hipotesis untuk meramalkan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c),
dan menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d).
Komponen yang kedua dari aspek ide saintifik umum, yaitu kimia
menyediakan ilmu untuk menjelaskan fenomena di ilmu lain seperti ilmu
kebumian dan ilmu kehidupan. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini
terdiri dari 4 buah indikator, yaitu menjelaskan pengetahuan faktual (e),
menjelaskan pengetahuan konseptual (f), menjelaskan pengetahuan prosedural (g),
dan menjelaskan pengetahuan epistemik (h).
Ditinjau dari ide saintifik umum diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari
delapan indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA
38
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi ide saintifik
umum pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 1 dan Gambar 2.
Rata-rata Aspek Ide Saintifik Umum (%)
120
100
80
60
UN 2014
UN 2015
40
UN 2016
20
0
a
b
c
d
e
f
g
h
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 1. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal Ujian
Nasional Kimia Tahun 2014-2016
39
Rata-rata Aspek Ide Saintifik Umum (%)
120
100
80
OP 2014
60
OP 2015
40
OP 2016
20
0
a
b
c
d
e
f
g
h
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 2. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
Keterangan :
a : Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia
b : Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki
c : Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah
d : Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena
e : Menjelaskan pengetahuan faktual
f : Menjelaskan pengetahuan konseptual
g : Menjelaskan pengetahuan prosedural
h : Menjelaskan pengetahuan epistemik
40
Rincian presentase hasil analisis aspek ide saintifik umum pada masing-masing
indikator untuk soal Ujian Nasional Kimia ditunjukkan pada Tabel 5 dan untuk
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang
paling banyak terkandung di dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade
adalah menjelaskan pengetahuan konseptual (f). Soal UN Kimia Tahun 2015 dan
UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung
indikator ini dengan presentase sebesar 100%. Selanjutnya diikuti soal UN Kimia
Tahun 2014 sebesar 97,5%. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi (OP),
OP Kimia Tahun 2014, 2015, dan 2016 memiliki presentase yang sama besar
untuk indikator ini, yaitu sebesar 100% atau dapat dikatakan semua soal dalam
olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 mengandung indikator
ini. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal
Ujian nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase OP Kimia (100%) dan UN
Kimia (98,33%).
Indikator
kedua
yang
terkandung
didalam
soal
adalah
mampu
mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b). Soal UN Kimia Tahun 2016
merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase
40%. Selanjutnya diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (30%) dan UN Kimia Tahun
2014 (22,5%). Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2015
merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase
sebesar 69,44%, selanjutnya diikuti OP Kimia Tahun 2014 (62,16%) dan OP
41
Kimia Tahun 2016 (44,44%). Berdasarkan analisis secara keseluruhan, soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar
dibandingkan dengan soal Ujian Nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase
OP Kimia (58,72%) dan UN Kimia (26,67%).
Indikator ketiga yang terdapat dalam soal adalah menggunakan hasil
eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d). Soal UN Kimia Tahun 2016
merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase
sebesar 15%. Selanjutnya diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (12,50%) dan UN
Kimia Tahun 2014 (10%). Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi, OP Kimia
Tahun 2015 dan 2016 merupakan soal yang mengandung indikator ini dengan
presentase sebesar 2,78%. Berbeda halnya dengan soal OP Kimia tahun 2014,
didalamnya tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini. Berdasarkan
analisis secara keseluruhan, soal Ujian Nasional memiliki presentase paling besar
dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk
indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (11,25%) dan OP Kimia (1,83%).
Indikator keempat yang terkandung didalam soal adalah menjelaskan
pengetahuan faktual (e). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling
banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 30%. Diikuti soal
UN Kimia Tahun 2015 (20%) dan UN Kimia Tahun 2014 (10%). Soal Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2015 merupakan soal yang paling banyak
mengandung indikator ini dengan presentase 13,89%. Diikuti soal OP Kimia
Tahun 2016 (8,33%) dan OP Kimia Tahun 2014 (8,11%). Berdasarkan hasil
analisis secara keseluruhan soal Ujian Nasional Kimia memiliki presentase paling
42
besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk
indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (15%) dan OP Kimia (10,09%).
Indikator kelima yang terkandung didalam soal adalah menjelaskan
pengetahuan prosedural (g). Soal UN Kimia Tahun 2015 merupakan soal yang
paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 8,5%. Diikuti
soal UN Kimia Tahun 2014 (6,88%) dan UN Kimia Tahun 2016 (2,5%). Soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014 merupakan soal yang hanya
mengandung indikator ini dengan presentase 5,41%. Diikuti soal OP Kimia Tahun
2016, yaitu sebesar 2,78%. Namun, dalam soal UN Kimia 2015 tidak terdapat soal
yang mengandung indikator ini atau dengan kata lain presentasenya 0%.
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan soal Ujian Nasional Kimia memiliki
presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (6,42%) dan OP
Kimia (2,75%).
Contoh soal yang mengandung indikator mampu mengidentifikasi masalah
untuk diselidiki (b) adalah sebagai berikut :
1). UN16.03.06
Konfigurasi elektron unsur X dan Y berturut-turut adalah:
X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Y : 1s2 2s2 2p5
Jika X dan Y membentuk senyawa XY2, maka bentuk molekulnya adalah ....
A. huruf V
B. huruf T
C. linier
43
D. piramida segitiga
E. tetrahedral
Soal UN16.03.06 termasuk dalam indikator mampu mengidentifikasi masalah
untuk diselidiki (b) karena peserta didik diminta untuk menentukan bentuk
molekul dari kedua senyawa (X dan Y) yang belum diketahui tersebut.
Penyelesaian soal ini menuntut peserta didik untuk dapat memahami konsep
struktur atom, terutama menentukan elektron valensi suatu unsur berdasarkan
konfigurasi elektronnya, mengetahui bagaimana kecenderungan kedua unsur
untuk dapat mencapai kestabilan pada saat pembentukan ikatan, menentukan
rumus senyawa dari kedua unsur yang berikatan dan menggambarkan struktur
Lewis dari pembentukan ikatan tersebut, merumuskan tipe molekul, dan
menentukan bentuk molekul. Peserta didik harus memiliki keterampilan dalam
memilih konsep kimia yang relevan dan mampu mengaplikasikannya dalam setiap
tahapan penyelesaian.
2). OP14.PG.07
Dalam molekul metanol berikut ini, berturut-turut, apa jenis orbital hibrida
digunakan untuk atom karbon dan oksigen?
A. sp3 ; dsp2
B. sp2 ; sp3
C. dsp2 ; sp2
D. sp3 ; sp3
E. sp2 ; sp3
Soal OP14.PG.07 termasuk dalam indikator mampu mengidentifikasi
masalah untuk diselidiki (b) karena peserta didik diminta untuk menentukan jenis
44
orbital pada atom karbon dan oksigen dalam senyawa metanol tersebut. Bentuk
soal yang disertai dengan gambar struktur metanol tersebut akan memudahkan
peserta didik dalam mengidentifikasi jenis orbital dari atom karbon dan oksigen
tersebut.
Menurut Suwarto (2010), kemampuan mengidentifikasi atau menganalisis
soal merupakan usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya
dan menentukan hubungan antara bagian–bagian tersebut dengan materi tersebut
secara keseluruhan. Soal tersebut termasuk kedalam kemampuan menganalisis
untuk jenis mengorganisasi (organizing). Proses mengorganisasi adalah
mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan
mengenali cara hubungan antar elemen tersebut sehingga elemen tersebut dapat
disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren.
Contoh soal yang mengandung indikator menggunakan hasil eksperimen
untuk menjelaskan fenomena kimia (d) adalah sebagai berikut :
1). UN16.05.05
Perhatikan data sifat fisik dari dua buah zat berikut!
Senyawa
Titik Leleh
Daya Hantar Listrik
o
( C)
Lelehan
Larutan
P
-115
Tidak Menghantarkan
Menghantarkan
Q
810
Menghantarkan
Menghantarkan
Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang terdapat pada senyawa P dan Q
berturut-turut adalah ....
A. ion dan kovalen non polar
B. kovalen polar dan kovalen non polar
C. kovalen polar dan ion
D. kovalen polar dan hidrogen
E. hidrogen dan ion
Soal UN16.05.05 termasuk dalam menggunakan hasil eksperimen untuk
menjelaskan fenomena kimia (d) karena di dalam soal tersebut disajikan tabel
45
mengenai hasil percobaan dari senyawa P dan Q. Adanya tabel hasil percobaan
dua senyawa tersebut, peserta didik dapat membedakan jenis ikatan dari senyawa
tersebut yang didasari dari teori yang sudah ada. Semua soal yang didalamnya
terdapat hasil percobaan dan memiliki data lebih dari satu tergolong di dalam
indikator ini.
2). OP16.PG.19
Reaksi berikut ini :
2HgCl2(aq) + C2O4-2(aq)  2Cl-(aq) + 2CO2(g) + HgCl2(aq)
Untuk menentukan laju awal reaksi, reaksi dilakukan dengan menggunakan
variasi konsentrasi dua pereaksi. Hasilnya diperoleh seperti data pada tabel
berikut ini :
Percobaan
1
2
3
4
[C2O4-2] M
0,15
0,30
0,15
0,30
[HgCl2] M
0,05
0,05
0,10
0,10
Laju awal (M/det)
8,75 x 10-6
3,25 x 10-5
1,75 x 10-5
7,00 x 10-5
Persamaan laju awal reaksi tersebut adalah :
A. Laju = r = k [HgCl2] [C2O4-2]
B. Laju = r = k [HgCl2]2[C2O4-2]2
C. Laju = r = k [HgCl2] [C2O4-2]2
D. Laju = r = k [HgCl2]2 [C2O4-2]
E. Laju = r = k [HgCl2] [C2O4-2]4
Soal OP16.PG.19 termasuk dalam menggunakan hasil eksperimen untuk
menjelaskan fenomena kimia (d) karena di dalam soal tersebut disajikan tabel
secara berulang mengenai hasil percobaan dari dua pereaksi yang dilakukan
selama empat kali dengan variasi konsentrasi dari dua pereaksi tersebut. Data
yang disajikan ini merupakan informasi untuk menjawab permasalahan dari soal
tersebut. Berdasarkan hasil percobaan tersebut peserta didik akan dapat
46
menentukan laju awal reaksi dari persamaan reaksi tersebut karena peserta didik
memiliki data yang dapat dibandingkan sehingga rumus laju awal reaksi dapat
diketahui.
Contoh soal yang mengandung indikator menjelaskan pengetahuan faktual (e),
adalah sebagai berikut :
1). UN14.20.39
Suatu unsur logam dibuat dengan reaksi:
MgCl2(l)Mg (s) + Cl2(g)
Nama proses pembuatan unsur tersebut adalah ....
A. Goldschmidt
B. Deacon
C. Dow
D. Frasch
E. Hall-Herault
Soal UN14.20.39 termasuk dalam menjelaskan pengetahuan faktual (e)
karena di dalam soal tersebut hanya menyajikan informasi yang sudah pasti, yaitu
mengenai nama-nama proses pengolahan suatu unsur. Peserta didik hanya diminta
untuk menyebutkan nama proses pengolahan dari unsur tersebut berdasarkan
persamaan reaksi yang disajikan. Soal tersebut termasuk dalam pengetahuan
faktual tentang pokok-pokok dan bagian-bagiannya karena didalam soal tersebut
berkenaan dengan pengetahuan tentang berbagai peristiwa.
Menurut Kuswana (2012), didalam pengetahuan faktual memiliki ciri-ciri
yang tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan singkat atau
bersifat kebendaan yang dapat diamati dengan mudah. Pengetahuan faktual ini
berisi bagian-bagian materi pokok dan mendasar yang harus peserta didik ketahui
terlebih dahulu jika mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah.
47
2). OP15.PG.06
Suatu zat padat mempunyai titik leleh yang tajam dan jelas di atas 100oC. Zat
padat tersebut tidak dapat menghantarkan listrik bahkan dalam keadaan
lelehan. Zat padat tersebut larut dalam pelarut hidrokarbon. Struktur yang
paling tepat mengenai zat padat tersebut adalah....
A. kristal atom
B. kristal ion
C. kristal molekul raksasa
D. kristal molekul
E. logam
Soal OP15.PG.06 termasuk dalam menjelaskan pengetahuan faktual (e)
karena di dalam soal tersebut dipaparkan ciri-ciri atau karakteristik yang sudah
pasti dimiliki oleh suatu zat. Peserta didik hanya diminta untuk menentukan zat
padat yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan dalam soal. Kuswana (2012)
memaparkan
bahwa
pengetahuan
faktual
merupakan
pengetahuan
yang
mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan
singkat atau bersifat kebendaan yang mudah diobservasi. Soal tersebut termasuk
dalam pengetahuan faktual tentang pengetahuan yang detail dan elemen-elemen
yang spesifik karena memaparkan ciri-ciri yang spesifik dari suatu zat padat.
Contoh soal yang mengandung indikator menjelaskan pengetahuan konseptual
(f), adalah sebagai berikut :
1). UN14.01.27
Perhatikan beberapa persamaan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari
berikut!
(1) C6H12O6(aq)  2C2H5OH (aq) + 2CO2(g)
(2) C6H12O6(aq) + O2(g)6CO2 (g) + 6H2O(l)
(3 ) H2O(aq)  H2(g) + 1/2O2(g)
(4) C8H18(g) + 12O2(g)  8CO2(g) + 9H2O(g)
(5) C(s) + 2H2O(g)  CO2(g) + 2H2(g)
48
Reaksi eksoterm terjadi pada....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (5)
C. (2) dan (4)
D. (2) dan (5)
E. (3) dan (5)
Soal UN14.01.27 termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan
konseptual (f) karena peserta didik dituntut untuk mengetahui konsep atau
pengertian dari reaksi eksoterm sehingga peserta didik akan dapat menentukan
persamaan reaksi yang termasuk reaksi eksoterm tersebut. Reaksi eksoterm
merupakan reaksi yang mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika
reaksi terjadi dan menghasilkan suhu panas. Suhu panas ini dapat diperoleh
melalui pembakaran atau pemanasan. Persamaan reaksi pembakaran atau
pemanasan dibutuhkan adanya oksigen (O2) atau ditandai dengan adanya
penangkapan oksigen, sehingga persamaan reaksi nomor (2) dan (4) termasuk
dalam reaksi eksoterm.
Soal UN14.01.27 merupakan soal konseptual tentang klasifikasi dan kategori
hal ini dikarenakan soal tersebut menuntut peserta didik untuk mengkategorikan
reaksi-reaksi yang termasuk ke dalam reaksi eksoterm. Pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab
pengetahuan ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan
informasi dan pengetahuan (Widodo, 2006).
2). OP15.PG.15
Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam campuran asam nitrat pekat dan
asam sulfat pekat:
HNO3(aq) + 2H2SO4(aq) ↔ NO2+(aq) + 2HSO4-(aq) + H3O+(aq)
49
Pernyataan yang paling tepat mengenai reaksi kesetimbangan ini adalah
A. penambahan H2O akan mengurangi konsentrasi NO2+
B. HNO3 dan NO2+ adalah pasangan asam-basa konjugasi
C. asam nitrat bertindak sebagai suatu oksidator
D. asam sulfat bertindak sebagai dehidratator
E. asam sulfat bertindak sebagai suatu basa
Soal OP15.PG.15 termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan
konseptual (f) karena dalam mengerjakan soal tersebut peserta didik harus
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan termasuk dalam
pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori. Hal ini karena pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian,
atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu (Widodo, 2006).
Presentase adanya indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f) dalam
soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 20142016 rata-rata mendekati 100%. Artinya hampir semua soal yang disajikan
mengandung konsep-konsep dasar kimia. Seperti yang kita ketahui ujian nasional
merupakan suatu bentuk evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
dicantumkan oleh pemerintah. Ujian Nasional telah memiliki standar kelulusan
tersendiri sehingga soal yang disajikan disesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi digunakan untuk menjaring dan memfasilitasi peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan peserta didik lainnya.
Keduanya memiliki tingkat presentase menjelaskan pengetahuan konseptual (f)
50
sama tinggi, namun yang membedakan diantara keduanya soal yang disajikan
berbeda dengan cukup signifikan. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
memiliki kedalaman konten materi soal yang lebih dalam dibandingkan soal Ujian
Nasional.
Contoh soal yang mengandung indikator menjelaskan pengetahuan prosedural
(g), adalah sebagai berikut :
1). UN15.03.07
Untuk membuat tape digunakan singkong yang didalamnya mengandung
karbohidrat (C6H12O6). Jika senyawa tersebut difermentasikan akan dihasilkan
alkohol dan gas karbon dioksida. Reaksi setara dari fermentasi tersebut adalah
....
A.
B.
C.
D.
E.
C6H12O6 (aq) C2H5OH(aq) + CO2(g)
C6H12O6 (aq) 2C2H5OH(aq) + 2CO2(g)
C6H12O6 (aq) 3C2H5OH(aq) + 3CO2(g)
C6H12O6 (aq) 3C2H5OH(aq) + 4CO2(g)
C6H12O6 (aq) 4C2H5OH(aq) + 5CO2(g)
Soal UN15.03.07 termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan
prosedural (g) karena dalam soal tersebut dipaparkan mengenai prosedur
pembuatan tape, meskipun dipaparkan secara tersirat. Peserta didik diminta untuk
menentukan reaksi yang tepat selama proses pembuatan tape tersebut. Indikator
menjelaskan pengetahuan prosedural (g) merupakan pengetahuan tentang
bagaimana cara melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, algoritma,
teknik-teknik, dan metode-metode yang secara keseluruhan dikenal sebagai
prosedur (Kuswana, 2012). Soal tersebut termasuk ke dalam pengetahuan
prosedural mengenai pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan
51
dengan suatu bidang tertentu. Hal ini dikarenakan dalam soal tersebut disebutkan
mengenai pengetahuan tentang pembuatan tape.
2). OP14.ES.3c
Mineral fluorospar
Sumber utama florin adalah mineral flurospar (juga disebut fluorite) yang
kandungan utamanya adalah kalsium florida, CaF2.
c. Tahapan pertama pembebasan florin dari CaF2 adalah menghaluskan
senyawa ini dan kemudian mereaksikannya dengan asam sulfat pekat. Hasil
reaksi ini adalah hidrogen florida dan kalsium sulfat CaSO4. Tuliskan
persamaan setara dan fasa reaktan dan produk untuk reaksi ini.
Soal OP14.ES.3c meruapakan soal OP Kimia Tahun 2014 esai nomor 3c
termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan prosedural (g) karena
dalam soal tersebut disebutkan mengenai prosedur pembebasan florin dari CaF2.
Peserta didik diminta untuk menentukan persamaan reaksi yang tepat selama
proses pembebasan florin tersebut. Menurut Widodo (2006), pengetahuan
prosedural merupakan pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik
yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi
langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal
tertentu. Soal tersebut termasuk ke dalam pengetahuan prosedural mengenai
pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang
tertentu.
Adanya soal yang mengandung pengetahuan prosedural ini dapat juga untuk
mengetahui tingkat keterampilan peserta didik terutama berkaitan dengan
keterampilan menentukan atau menetapkan langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Bagaimana cara membuat larutan elektrolit, bagaimana
52
melakukan titrasi, dan tata cara menghindari kesalahan kerja saat berada dalam
laboratorium merupakan contoh keterampilan yang termasuk dalam indikator
menjelaskan pengetahuan prosedural (g) dalam ilmu kimia.
Dari keseluruhan soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016, tidak terdapat soal yang mengandung indikator
merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a), merumuskan
hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam
suatu percobaan ilmiah (c), dan menjelaskan pengetahuan epistemik (h). Soal
yang disajikan biasanya berkaiatan dengan data-data percobaan yang telah
dilakukan dan soal tersebut biasanya meminta peserta didik untuk mengolah data
yang ada berdasarkan pertanyaan dari soal tersebut. Indikator (a) dan (c),
termasuk kedalam keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking)
untuk tingkat mencipta (C6). Soal ini tidak dimunculkan dalam soal Ujian
Nasional maupun Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
dikarenakan terlalu tinggi tingkatannya bagi anak SMA.
Indikator merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a)
termasuk dalam tingkat kognitif mencipta bagian merencanakan (planing). Proses
merencanakan merupakan suatu proses untuk menentukan rencana atau cara yang
sesuai dari permasalahan yang sedang dihadapi. Proses merencanakan ini berupa
langkah-langkah untuk menciptakan solusi yang dapat diterapkan pada suatu
masalah. Nama alternatif untuk proses merencakan ini adalah merancang
(designing) Suwarto (2010).
53
Indikator
merumuskan
hipotesis
untuk
meramalkan
kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c) merupakan
tingkat kognitif mencipta bagian memunculkan (Generating). Menurut Suwarto
(2010) proses memunculkan merupakan proses penyajian masalah dan
menemukan alternatif penyelesaiannya atau hipotessis yang sesuai dengan
permasalahan tersebut. Tujuan dari proses memunculkan yang termasuk dalam
kategori mencipta lebih bersifat divergen yang berarti untuk memperoleh berbagai
macam kemungkinan atau dapat membuat hipotesis.
Indikator menjelaskan pengetahuan epistemik (h) merupakan bagian dari
pengetahuan metakognitif yang mencakup pengetahuan tentang kognisi secara
umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Hasil penelitian-penelitian berkaitan
dengan
pengetahuan
metakognitif
menunjukkan
bahwa
seiring
dengan
perkembangan peserta didik menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin
banyak tahu tentang kognisi, dan apabila peserta didik bisa mencapai hal ini maka
mereka akan lebih baik lagi dalam belajar (Widodo, 2006). Jadi, pengetahuan
epistemik merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan diri sendiri
dan berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan filsafat.
Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun
2014-2016 tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini karena tingkat
pengetahuan kita didalam dunia pendidikan belum sampai disitu. Soal yang
mengandung indikator ini juga dapat menimbulkan persepsi jawaban pertanyaan
yang subjektif dari setiap peserta didik sehingga tidak dimunculkan dalam soal
ujian nasional maupun olimpiade.
54
b. Karakteristik kimia (ide pokok)
Aspek kedua dari dimensi saintifik dan pengetahuan konten kimia adalah
karakteristik kimia (ide pokok). Di dalam aspek tersebut terdapat tiga komponen
yang masing-masing komponen memiliki satu buah indikator literasi sains kimia.
Komponen yang pertama dari karakteristik kimia (ide pokok), yaitu kimia
mencoba menjelaskan fenomena mikro dalam bentuk struktur molekul dari
sebuah hal. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu memberikan
penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i). Komponen yang kedua dari
aspek karakteristik kimia (ide pokok), yaitu kimia bertujuan dalam hal memahami
dan menjelaskan kehidupan. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini,
yaitu memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j).
Komponen yang ketiga dari karakteristik kimia (ide pokok), yaitu kimia
menggunakan bahasa yang spesifik. Orang yang berpengetahuan tidak harus
menggunakan bahasa ini, tetapi harus mengapresiasi kontribusinya dalam
peningkatan disiplin ilmu. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu
memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k).
Ditinjau dari aspek karakteristik kimia (ide pokok) diperoleh hasil rata-rata
perbandingan dari tiga indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi
aspek karakteristik kimia (ide pokok) pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 3 dan
Gambar 4.
55
Rata-rata Aspek Karakteristik Kimia
(Ide Pokok) (%)
40
35
30
25
UN 2014
20
UN 2015
15
UN 2016
10
5
0
i
j
k
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 3. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016
35
Rata-rataAspek Karakteristik Kimia
(Ide Pokok) (%)
30
25
20
OP 2014
15
OP 2015
OP 2016
10
5
0
i
j
k
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 4. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
56
Keterangan :
i : Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia
j : Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia
k : Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia
Rincian presentase hasil analisis aspek karakteristik kimia (ide pokok) pada
masing-masing indikator untuk soal Ujian Nasional ditunjukkan pada Tabel 5 dan
untuk Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang
paling banyak terkandung di dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade
adalah memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k). Soal UN Kimia
Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini
dengan presentase sebesar 37,50%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2014 (37,38%)
dan UN Kimia Tahun 2015 (30%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
(OP), OP Kimia Tahun 2014 memiliki presentase yang paling besar untuk
indikator ini, yaitu sebesar 32,43% dan selanjutnya diikuti OP Kimia Tahun 2015
dan OP Kimia Tahun 2016 dengan presentase sebesar 30,56%. Berdasarkan hasil
analisis secara keseluruhan, soal Ujian nasional memiliki presentase paling besar
dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk
indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (36,17%) dan OP Kimia (31,19%).
Indikator kedua yang banyak terkandung didalam soal adalah memberikan
penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i). Soal UN Kimia Tahun 2016
merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase
57
sebesar 30%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (20%) dan UN Kimia Tahun
2014 (7,25%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun
2015 memiliki presentase yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar
13,89%, selanjutnya diikuti OP Kimia Tahun 2016 (8,33%) dan OP Kimia Tahun
2014 (8,11%). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Ujian nasional
memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia
(13,33%) dan OP Kimia (10,09%).
Indikator ketiga yang terkandung didalam soal memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan
soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 5%.
Namun, berbeda halnya dengan soal UN Kimia Tahun 2014 dan 2015, tidak
terdapat soal yang mengandung indikator ini (0%). Soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2014 memiliki presentase yang paling besar
untuk indikator ini, yaitu sebesar 8,11%. Diikuti OP Kimia Tahun 2016 (5,56%)
dan OP Kimia Tahun 2015 (2,78%). Berdasarkan analisis secara keseluruhan, soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar
dibandingkan dengan soal Ujian nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase
OP Kimia (5,50%) dan UN Kimia (0,83%).
Contoh soal yang mengandung indikator memberikan penjelasan makroskopik
dari fenomena kimia (i), adalah sebagai berikut :
58
1). UN15.02.18
Perhatikan gambar uji senyawa karbon berikut!
Berubahnya air kapur menjadi keruh membuktikan adanya unsur ....
A. hidrogen dan oksigen
B. karbon dan oksigen
C. oksigen dan nitrogen
D. nitrogen dan kobalt
E. kalsium dan oksigen
Soal UN15.02.18 termasuk kedalam indikator memberikan penjelasan
makroskopik dari fenomena kimia (i), karena soal tersebut berupa hasil percobaan
pengujian senyawa karbon yang dapat dilihat oleh mata, ditunjukkan dengan
berubahnya air kapur menjadi keruh. Peserta didik akan dapat mengerjakan soal
tersebut dengan mudah karena peserta didik dapat melihat perubahan yang terjadi
selama percobaan meskipun itu dalam bentuk gambar.
2). OP16.PG.20
Perhatikan diagram sel elektrokimia berikut ini.
Bila anda mengamati reaksi di dalam sel tersebut berlangsung, ternyata
elektroda timah putih (Sn) nampak semakin kecil sedangkan elektroda perak
(Ag) terbentuk endapan (deposit). Pernyataan yang benar adalah:
A. elektroda perak adalah katoda dan elektroda timah putih adalah anoda
B. elektron mengalir dari elektroda perak ke elektroda timah putih
59
C. ion nitrat mengalir melalui jembatan garam ke larutan perak nitrat
D. setengah reaksi yang terjadi di eleketroda timah putih adalah Sn+4 + 2e-
Sn+2
E. elektroda perak adalah anoda dan elektroda timah putih adalah katoda
Soal OP16.PG.20 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan
makroskopik dari fenomena kimia (i), karena peserta didik dituntut untuk
mengerjakan soal berdasarkan gambar yang telah disediakan. Soal tersebut
mempermudah peserta didik karena dalam menyelesaikannya peserta didik cukup
melihat apa yang tersedia di gambar. Gambar yang disediakan merupakan
visualisasi dari suatu percobaan yang nyata sehingga peserta didik akan dapat
melihat perubahan apa saja yang terjadi dalam percobaan tersebut.
Representasi makroskopik merupakan level yang konkret, pada level ini
peserta didik dapat mengamati fenomena yang terjadi, baik melalui percobaan
yang dilakukan atau fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Fenomena
yang diamati dapat berupa timbulnya bau, terjadinya perubahan warna,
pembentukan gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi kimia (Johnstone 1982
dalam Chandrasegaran, Treagust,& Mocerino 2007).
Contoh soal yang mengandung indikator memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j), adalah sebagai berikut :
1). UN16.03.29
Perhatikan gambar berikut!
60
Larutan yang mempunyai tekanan uap paling kecil ditunjukkan oleh gambar
nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Soal UN16.03.29 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j) karena memberikan gambaran dari suatu
partikel yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Representasi submikroskopik dalam soal tersebut sangat membantu peserta didik karena peserta
didik dapat melihat proporsi seberapa banyak adanya zat terlarut yang tidak
menguap dan zat pelarut sehingga peserta didik dapat menentukan tekanan uap
yang paling kecil. Adanya bentuk soal seperti ini akan sangat membantu peserta
didik dalam memahami soal terutama soal-soal yang berkaitan dengan partikel,
atom, dan ion yang tidak mudah untuk dilihat.
2). OP14.PG.06
Muatan formal atom C, O dan Cl yang diberi tanda dari struktur Lewis berikut
ini berturut-turut adalah:
A. 0, 0, 0
B. 0, -1, -1
C. +1, -1, 0
D. -1, +1, 0
E. 0, +1, 0
61
Soal OP14.PG.06 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j) karena memberikan gambaran dari suatu
atom yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Representasi sub-mikroskopik
dalam soal tersebut sangat membantu peserta didik karena peserta didik dapat
melihat adanya pasangan elektron bebas (PEB) dari atom oksigen dan atom
klorin. Bentuk soal seperti ini akan membantu peserta didik dalam menentukan
muatan formal dari atom karbon, oksigen, dan klorin dalam senyawa tersebut.
Menurut Chandrasegaran, Treagust, & Mocerino (2007), representasi submikroskopik merupakan level abstrak yang menjelaskan fenomena makroskopik.
Representasi ini memberikan penjelasan pada level partikel, materi digambarkan
sebagai susunan dari atom-atom, molekul-molekul dan ion-ion. Hal senada juga
diungkapkan oleh Addin, Ashadi, dan Masykuri (2016), yang menyatakan
submikro merupakan deskripsi dari fenomena makro namun tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang atau mikroskopoptik sekalipun seperti atom, ion, dan
molekul.
Contoh soal yang mengandung indikator memberikan penjelasan simbolik dari
fenomena kimia (k), adalah sebagai berikut :
1). UN14.06.10
Berikut ini kurva perubahan harga pH pada titrasi :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)
62
Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah ....
A.
B.
C.
D.
E.
P
Q
R
L
M
Soal UN14.06.10 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan simbolik
dari fenomena kimia, hal ini dikarenakan soal tersebut berupa kurva yang akan
mempermudah peserta didik dalam mengerjakan soal tersebut. Grafik merupakan
bagian dari simbolik karena merepresentasikan atau memberi gambaran mengenai
perubahan harga pH dari titrasi larutan penyangga. Representasi simbolik
digunakan untuk merepresentasikan fenomena makroskopik dengan menggunakan
persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, dan analogianalogi (Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust,& Mocerino 2007).
2). OP14.ES.7c
Reaksi reaksi Organik
Senyawa dari A sampai F diperoleh dari gas hidrokarbon A melalui rangkaian
seperti terlihat dalam skema berikut.
63
Senyawa A dapat menghilangkan warna brom dalam air, spektrum H1 –NMR
dan C13 –NMR dari A berupa puncak singlet. Reaksi pembakaran A akan
menghasilkan CO2 dan 2H2O
c. Bagaimana mekanisme reaksi dari F menjadi G
Soal OP14.ES.7c termasuk dalam indikator memberikan penjelasan
simbolik dari fenomena kimia (k) karena peserta didik diberi gambaran mengenai
proses reaksi dari A sampai menjadi G. Adanya representasi simbolik yang
menggambarkan terjadinya reaksi ini sangat membantu peserta didik terutama
dalam menganalisis reaktan yang digunakan maupun produk yang dihasilkan.
Selain itu peserta didik juga dituntut untuk membuat mekanisme reaksi dari F
menjadi G.
Penentuan atau penggambaran mekanisme reaksi ini merupakan representasi
simbolik dari submikro untuk menggambarkan atom, baik terdiri dari satu unsur
atau tergabung dalam grup dari beberapa unsur, atau tanda untuk menggambarkan
muatan listrik, tanda baca di bawah garis untuk mengindikasikan banyaknya atom
dalam sebuah ion atau molekul, huruf untuk mengindikasikan keadaan fisik dari
suatu zat seperti (solid (s), liquid (l), gas (g), dan aqueous (aq), dan larutan lain),
juga dapat digunakan untuk persamaan ionik dan kimia (Addin, Ashadi,&
Masykuri, 2016).
2. Kimia dalam konteks
Analisis dimensi kimia dalam konteks pada soal Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dilakukan dengan
mengidentifikasi soal-soal yang didalam penyajiannya dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Dimensi kimia dalam konteks ini selanjutnya dibagi
menjadi tiga komponen, masing-masing komponen memiliki satu indikator.
64
Komponen yang pertama, yaitu mengetahui peran penting pengetahuan kimia
untuk menjelaskan fenomena sehari-hari. Indikator literasi sains kimia dari
komponen ini adalah mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk
menjelaskan fenomena sehari-hari (l).
Komponen yang kedua dari dimensi kimia dalam konteks adalah
menggunakan pemahaman kimianya dalam kehidupan kesehariannya, sebagai
konsumen produk dan teknologi baru, pengambilan keputusan dan partisipasi
dalam debat sosial yang berhubungan dengan isu-isu kimia. Indikator literasi sains
kimia dari komponen ini adalah menggunakan pemahaman kimianya untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m).
Komponen yang ketiga dari dimensi kimia dalam konteks adalah mengerti
mengenai hubungan antara inovasi kimia dan proses sosial. Indikator literasi sains
kimia dari komponen ini adalah menghubungkan antara inovasi kimia dan proses
sosial dalam menanggapi isu kimia (n).
Ditinjau dari dimensi kimia dalam konteks diperoleh hasil rata-rata
perbandingan dari tiga indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi
dimensi kimia dalam konteks pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 5 dan
Gambar 6.
65
Rata-rata Dimensi Kimia dalam
Konteks (%)
30
25
20
15
UN 2014
UN 2015
10
UN 2016
5
0
l
m
n
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 5. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks pada Soal Ujian
Nasional Tahun 2014-2016
Rata-rata Dimensi Kimia dalam Konteks
(%)
12
10
8
6
OP 2014
OP 2015
4
OP 2016
2
0
l
m
n
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 6. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks pada Soal Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
66
Keterangan :
l : Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari
m : Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan isu kimia
n : Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu
kimia
Rincian presentase hasil analisis dimensi kimia dalam konteks pada masingmasing indikator untuk soal Ujian Nasional Kimia ditunjukkan pada Tabel 5 dan
untuk Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang
paling banyak terkandung di dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade
adalah mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari (l). Soal UN Kimia Tahun 2014 merupakan soal yang paling banyak
mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 25,25%. Diikuti soal UN
Kimia Tahun 2015 (19%) dan UN Kimia Tahun 2016 (7,5%). Soal Olimpiade
Kimia SMA Tingkat Provinsi (OP), OP Kimia Tahun 2015 memiliki presentase
yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 11,11%, untuk OP Kimia
2016 (8,33%) dan OP Kimia 2014 (5,41%). Berdasarkan hasil analisis secara
keseluruhan, soal Ujian nasional memiliki presentase paling besar dibandingkan
dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Ratarata presentase UN Kimia (21,25%) dan OP Kimia (8,26%).
Indikator selanjutnya, yaitu menggunakan pemahaman kimianya untuk
mengambil
keputusan
yang
berhubungan
67
dengan
isu
kimia
(m)
dan
menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu
kimia (n) tidak terkandung dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade.
Jadi, dapat dikatakan untuk indikator (m) dan (n) memiliki presentase sebesar 0%.
Berdasarkan ringkasan studi PISA tahun 2006, dijelaskan bahwa terdapat lima
jenis konteks dalam sains, yaitu kesehatan, sumber daya alam, lingkungan,
bahaya, serta sains dan teknologi yang diaplikasikan secara personal, sosial,
maupun global. Di dalam soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016 terdapat beberapa soal yang mengandung jenis konteks
tarsebut. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 hanya mengandung jenis
konteks sumber daya alam, lingkungan, serta sains dan teknologi. Berbeda halnya
dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang
mengandung konteks kesehatan, sumber daya alam, serta sains dan teknologi.
Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 tidak terdapat soal yang
mengandung konteks kesehatan atau dapat dikatakan presentasenya 0%. Berbeda
halnya dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
yang memiliki presentase sebesar 3,67% untuk jenis konteks kesehatan. Contoh
soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia
untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks kesehatan, adalah
sebagai berikut:
1). OP15.ES.04
Senyawa hidroksi apatit adalah senyawa pembentuk tulang dan gigi yang
memiliki rumus kimia Ca5(PO4)3OH. Untuk mencegah lubang pada gigi, pasta
gigi mengandung senyawa yang dapat melepaskan ion F-dan membentuk
senyawa Ca5(PO4)3F pada gigi.
68
Soal OP15.ES.04 merupakan bagian dari soal OP Kimia Tahun 2015 esai
nomor 4 yang mengandung jenis konteks kesehatan karena didalamnya
memberikan pengetahuan pada peserta didik berkaitan dengan kesehatan gigi.
Dengan adanya soal ini, akan memberikan tambahan pengetahuan kepada peserta
didik mengenai senyawa yang dapat membentuk tulang dan gigi serta dapat
mencegah gigi berlubang. Namun, dalam soal Ujian Nasional Kimia Tahun 20142016 tidak terdapat soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting
pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis
konteks kesehatan.
Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 terdapat soal yang mengandung
konteks sumber daya alam, yaitu sebesar 0,25%. Begitu juga dengan soal
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang memiliki
presentase sebesar 1,83%. Contoh soal yang mengandung indikator mengetahui
peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l)
untuk jenis konteks sumber daya alam, adalah sebagai berikut:
1). UN15.04.07
Pada peristiwa pembakaran gas LPG yang mengandung propana menghasilkan
gas karbon dioksida dan uap air. Persamaan reaksi yang sesuai dengan
peristiwa tersebut adalah ,...
A. C3H8 (g)  CO2 (g) + H2O (l)
B. C3H8 (g)  3CO2 (g) + 4H2O (l)
C. C3H8 (g) + O2(g)  CO2 (g) + H2O (l)
D. C3H8 (g) + O2(g) 3CO2 (g) + 4H2O (l)
E. C3H8 (g) + 5O2(g)  3CO2 (g) + 4H2O (l)
Soal UN15.04.07 termasuk dalam konteks sumber daya alam karena dalam
soal tersebut menjelaskan pemanfaatan dari alam, yaitu gas propana yang
69
digunakan sebagai gas pengisi pada tabung LPG. Dalam peristiwa pembakaran
gas LPG tentunya mengalami reaksi kimia, peserta didik diminta untuk
menuliskan persamaan reaksi dari terjadinya reaksi kimia dari pembakaran gas
LPG. Soal dengan bentuk seperti ini, selain memacu peserta didik untuk berfikir
mengenai terjadinya reaksi juga dapat memberikan pengetahuan bagi peserta didik
mengenai reaksi yang terjadi selama proses pembakaran gas LPG.
Selain mengandung konteks sains soal tersebut juga termasuk kedalam
indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) karena peserta
didik diminta untuk menentukan persamaan reaksi yang tepat dari proses
pembakaran gas LPG. Soal tersebut juga termasuk kedalam indikator menjelaskan
pengetahuan konseptual (f) karena selain menentukan persamaan reaksi yang tepat
peserta didik juga diminta untuk menyetarakan reaksi tersebut sesuai dengan
konsep penyetaraan reaksi.
2). OP16.ES.06
Daun herbal dan kandungannya
Senyawa hidrokarbon ß-osimena banyak terkandung dalam daun herbal,
misalnya daun kemangi (Ocinum bassilum, Ferina citratum) yang mempunyai
aroma dan cita rasa menarik. Senyawa ini mempunyai rumus molekul C10H16
dan mengabsorbsi sinar UV pada panjang gelombang = 232 nm.
Soal OP16.ES.06 termasuk dalam konteks sumber daya alam karena dalam
soal tersebut menjelaskan karakteristik dari daun kemangi. Daun kemangi
merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh di alam bebas dan daun ini
banyak dimanfaatkan sebagai pemberi aroma dalam makanan.
Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 memiliki soal yang mengandung
konteks lingkungan, yaitu sebesar 1,92%. Berbeda halnya dengan soal Olimpiade
70
Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang tidak memiliki jenis konteks
lingkungan atau dapat dikatakan presentasenya 0%. Contoh soal yang
mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk
menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks lingkungan, adalah
sebagai berikut :
1). UN14.19.07
Di daerah bukit kapur, air sukar berbuih. Hal ini disebabkan terjadi kesadahan
sementara pada air tersebut. Kesadahan sementara tersebut dapat dihilangkan
dengan pemanasan. Persamaan reaksi setara yang tepat untuk pernyataan
tersebut adalah ....
A. CaCO3(s) + CO2(g) +H2O(l)  Ca(HCO3)2(aq)
B. MgSO4(s) + CO2(g) +H2O(l) Mg(HCO3)2(aq)
C. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
D. Ca(HCO3)2(aq)  CaCO3(s) + CO2(g) +H2O(l)
E. MgSO4(aq) MgO(s) + SO3(g)
Soal UN14.19.07 termasuk dalam konteks lingkungan karena soal tersebut
berkaitan dengan terjadinya fenomena alam disuatu tempat yang mengalami
reaksi kimia. Kesadahan ini dapat terjadi karena adanya kandungan kapur yang
berlebih pada air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya.
Selain mengandung konteks sains soal tersebut juga mengandung indikator
memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) karena peserta didik
diminta untuk menentukan persamaan reaksi yang tepat dari proses penghilangan
kesadahan melalui pemanasan.
Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 memiliki beberapa soal yang
mengandung konteks sains dan teknologi, yaitu sebesar 19,08%. Sama halnya
dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang
71
memiliki presentase sebesar 2,75%. Contoh soal yang mengandung indikator
mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari (l) untuk jenis konteks sains dan teknologi, adalah sebagai berikut :
1). UN14.02.07
Senyawa natrium hidrogen karbonat atau yang dikenal dengan nama soda kue
banyak digunakan untuk mengembangkan adonan kue. Pada saat dipanaskan
soda kue terurai menghasilkan natrium karbonat, air dan gas karbon dioksida
yang menyebabkan adonan kue mengembang. Persamaan reaksinya dapat
dituliskan sebagai berikut ....
A. Na2HCO3(s)  Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
B. 2NaHCO3(s)  Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
C. NaHCO3(s)  NaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
D. NaH2CO3(s)  NaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
E. NaHCO3(s)  Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Soal UN14.02.07 termasuk kedalam konteks perkembangan sains dan
teknologi. Hal ini dikarenakan dalam soal tersebut dipaparkan mengenai adanya
senyawa yang dapat mengembangkan adonan kue, yaitu natrium hidrogen
karbonat atau soda kue. Penentuan senyawa ini sebagai bahan pengembang
tentunya sudah mengalami beberapa kali eksperimen hingga dipastikan bahwa
senyawa
natrium
hidrogen
karbonat
tersebut
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan adonan kue.
Selain mengandung konteks sains soal tersebut juga termasuk kedalam
indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k). Hal ini
karena berkaitan dengan penentuan persamaan reaksi yang merupakan simbol dari
reaksi kimia ketika natrium hidrogen karbonat atau soda kue dipanaskan.
72
2). OP14.ES.04
Aditif dalam deterjen, natrium tripolifosfat
Senyawa natrium tripolyfosfat Na5P3O10, dihasilkan dari proses pemanasan
stoikiometri dinatriumfosfat, Na2HPO4, dan mononatriumfosfat, NaH2PO4,
dibawah kondisi yang terkendali. Senyawa ini digunakan sebagai aditif dalam
deterjen untuk mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah sehingga dapat
mencegah pengendapan garam asam lemak pada pakaian yang dicuci.
Soal OP14.ES.04 merupakan bagian dari soal OP Kimia Tahun 2014 esai
nomor 4 yang mengandung jenis konteks sains dan teknologi. Teknologi yang
dimaksud disini adalah pemanfaatan senyawa natrium tripolifosfat yang biasanya
ditambahkan pada deterjen untuk mengurangi kesadahan dalam air. Soal tersebut
dapat memberikan pengetahuan tambahan pada peserta didik terutama mengenai
senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Indikator selanjutnya, yaitu menggunakan pemahaman kimianya untuk
mengambil
keputusan
yang
berhubungan
dengan
isu
kimia
(m)
dan
menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu
kimia (n). Indikator menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil
keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m) yang dimaksud disini adalah
keputusan yang dapat mempengaruhi masyarakat luas termasuk juga pemerintah
terkait dengan isu-isu kimia yang terjadi dilingkungan masyarakat. Sedangkan
untuk indikator menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam
menanggapi isu kimia (n) yang dimaksud disini adalah pembuatan suatu produk
baru terutama dibidang kimia yang dapat digunakan untuk menanggapi
permasalahan atau isu-isu kimia.
73
Kedua indikator ini, yaitu menggunakan pemahaman kimianya untuk
mengambil
keputusan
yang
berhubungan
dengan
isu
kimia
(m)
dan
menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu
kimia (n) tidak terdapat dalam soal Ujian Nasional maupun Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Hal ini dikarenakan kebanyakan dalam
soal ujian nasional maupun olimpiade hanya mengukur tingkat kognitif sehingga
soal yang dibuat disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Bentuk soal yang
dibuatpun kebanyakan dalam bentuk pilihan ganda yang tidak memerlukan
penjelasan jawaban dari setiap soal. Meskipun di dalam soal olimpiade terdapat
soal esai, namun jawaban yang dimintapun tidak memerlukan analisis yang dapat
menimbulkan persepsi ganda.
3. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking)
Analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking)
pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun
2014-2016
dilakukan
dengan
mengidentifikasi
soal-soal
yang
didalam
penyajiannya mengandung tingkat kognitif berfikir tingkat tinggi (High Order
Thinking). Dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) ini
selanjutnya dibagi menjadi satu komponen, komponen ini terbagi lagi menjadi
dua indikator.
Komponen yang dimaksud disini adalah orang yang berpengetahuan tentang
kimia akan bisa untuk membuat pertanyaan, mencari
informasi, dan
menyambungkannya, saat dibutuhkan. Dia akan bisa menganalisis kerugian atau
keuntungan disetiap debat (sederet keterampilan dan konteks kimia yang
74
berkaitan diberikan didokumen lengkap mengenai “pengetahuan kimia”).
Indikator literasi sains kimia dari komponen ini dijabarkan dari dimensi proses
kognntif Blooms yang dapat dikatakan sebagai HOCS (Higher Order CognitifveSkills), yaitu berupa menganalisis soal (C4) (o) dan mengevaluasi soal (C5) (p).
Dimensi kognitif tingkat mencipta (C6) pada penelitian ini tidak digunakan karena
dimensi ini dianggap terlalu tinggi tingkatannya bagi anak SMA.
Ditinjau dari dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order
Thinking) diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari dua indikator tersebut untuk
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 tidak terdapat soal yang mengandung
keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking). Jadi, dapat dikatakan
presentase rata-rata dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi pada soal Ujian
Nasional Kimia Tahun 2014-2016 adalah 0% sehingga tidak disajikan diagram
yang mengambarkan presentase rata-rata dimensi tersebut.
Hasil analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order
Thinking) pada soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016,
disajikan dalam grafik korelasi dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High
Order Thinking) pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan pada gambar 7 dan gambar 8.
75
Rata-rata Dimensi Keterampilan
Berfikir Tingkat Tinggi (%)
45
40
35
30
25
UN 2014
20
UN 2015
15
UN 2016
10
5
0
o
p
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 7. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (High
Order Thinking) dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016
80
Rata-rata Dimensi Keterampilan
Berfikir Tingkat Tinggi (%)
70
60
50
40
OP 2014
30
OP 2015
OP 2016
20
10
0
o
p
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 8. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (High
Order Thinking) dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016
76
Keterangan :
o : Menganalisis soal (C4)
p : Mengevaluasi soal (C5)
Rincian presentase hasil analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi
(High Order Thinking) pada masing-masing indikator untuk Ujian Nasional dan
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang
paling banyak terkandung di dalam soal ujian nasional dan olimipade adalah
menganalisis soal (C4) (o). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang
paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 40%. Diikuti
soal UN Kimia Tahun 2015 (30%) dan UN Kimia Tahun 2014 (22,5%). Soal
Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2015 memiliki presentase
yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 69,44%. Diikuti OP Kimia
Tahun 2014 (62,16%) dan OP Kimia Tahun 2016 (44,44%). Berdasarkan hasil
analisis secara keseluruhan, soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi
memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Ujian Nasional untuk
indikator ini. Rata-rata presentase OP Kimia (58,72%) dan UN Kimia (26,67%).
Indikator kedua, yaitu mengevaluasi soal (C5) (p) tidak terdapat soal yang
mengandung indikator ini dalam soal Ujian Nsional Kimia Tahun 2014-2016. Hal
ini dikarenakan kebanyakan soal dalam Ujian Nasional Kimia hanya mengukur
ketrampilan berfikir tingkat rendah (Low Order Thinking), yaitu C1, C2, dan C3
dan keterampilan berfikir tingkat tinggi untuk sekelas ujian nasional baru sampai
C4 (menganalisis). Soal dengan ketrampilan berfikir tingkat tinggi (High Order
77
Thinking) yang lain, yaitu C5, dan C6 sangat jarang terdapat dalam Ujian
Nasional.
Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2015 merupakan soal
yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase 19,44%. Diikuti
soal OP Kimia Tahun 2016 (8,33%) dan OP Kimia 2014 (5,41%).
Contoh soal yang mengandung indikator menganalisis soal (C4) (o), adalah
sebagai berikut :
1). UN14.01.24
Hasil reaksi identifikasi zat organik dengan rumus molekul C2H4O :
(1) Zat tersebut dapat mereduksi pereaksi Fehling
(2) Dengan KMnO4 menghasilkan zat yang dapat memerahkan lakmus biru
Gugus fungsi senyawa tersebut adalah ....
Soal UN14.01.24 termasuk dalam indikator menganalisis soal (C4) (o) karena
soal tersebut menuntut peserta didik untuk mengidentifikasi gugus fungsi suatu
senyawa berdasarkan rumus molekul yang diketahui, kemuadian peserta didik
harus mengklasifikasikannya ke dalam salah satu golongan senyawa turunan
alkana berdasarkan informasi hasil reaksi identifikasi dari rumus molekul tersebut
dan selanjutnya menentukan gugus fungsi yang dimilikinya.
78
Soal
tersebut
termasuk
dalam
tingkat
menganalisis
(C4)
bagian
mengorganisasi (organizing). Hal ini karena dalam menyelesaikan soal tersebut
peserta didik dituntut untuk paham mengenai hubungan yang sistematis
berdasarkan informasi yang disediakan dan mengaitkannya satu sama lain
sehingga menjadi struktur yang saling melengkapi. Menurut Widodo (2006),
mengorganisasi (organizing) merupakan mengidentifikasi unsur-unsur suatu
keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain
untuk membentuk suatu struktur yang padu.
2). OP14.PG.07
Suatu sampel dari senyawa X, bila dipanaskan dengan larutan natrium
hidroksida akan menghasilkan gas A. Bila X dipanaskan dalam asam sulfat
pekat, akan dihasilkan gas B. Bila gas A dan B direaksikan, maka akan
dihasilkan kembali senyawa X. Berdasarkan informasi tersebut maka senyawa
X adalah ....
A. CH3CO2C2H5
B. NH2CH2CO2CH3
C. NH4CI
D. NH4I
E. (NH4)2SO4
Soal OP14.PG.07 termasuk dalam indikator menganalisis soal (C4) (o)
karena peserta didik dituntut untuk menentukan jenis senyawa X yang belum
diketahui berdasarkan uraian yang ditampilkan dalam soal. Selain itu, peserta
didik dituntut untuk paham mengenai persamaan reaksi dan menganalisis produk
yang dihasilkan dari hasil reaksi-reaksi yang berlangsung. Soal tersebut hanya
dapat diselesaikan peserta didik dengan cara menuliskan persamaan reaksi dari
masing-masing senyawa (senyawa X dan Y). Kemudian menentukan gas yang
dihasilkan dari reaksi masing-masing senyawa X dan Y. Selanjutnya peserta didik
79
dituntut untuk mereaksikan gas yang dihasilkan dari kedua senyawa tersebut
sehingga akan dihasilkan senyawa baru yang merupakan senyawa X.
Soal
tersebut
mengorganisasi
termasuk
(organizing).
dalam
tingkat
Proses
menganalisis
mengorganisasi
(C4)
bagian
merupakan
proses
mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan
mengenali cara hubungan antar elemen tersebut sehingga elemen tersebut dapat
disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren. Dalam proses ini peserta
didik pertama-tama akan mengidentifikasi elemen-elemen yang penting atau
relevan terlebih dahulu dan kemudian menentukan bentuk struktur atau kesatuan
keseluruhan dari elemen-elemen tersebut (Suwarto, 2010).
Contoh soal yang mengandung indikator mengevaluasi soal (C5) (p), adalah
sebagai berikut :
1). OP16.PG.11
Pernyataan yang benar mengenai metana (CH4) dan ion amonium (NH4+)
adalah :
A. secara kimia CH4 dan NH4+ tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya
B. geometri CH4 adalah tetrahedral, sedangkan NH4+ adalah bidang segi empat
datar
C. keduannya memiliki sifat fisik yang sama
D. CH4 dan NH4+ adalah isoelektrik
E. pada temperatur kamar, CH4 dan NH4+ adalah gas
Soal OP16.PG.11 termasuk dalam indikator mengevaluasi soal (C5) (p)
karena berkaitan dengan pengambilan keputusan yang tepat dari metana (CH4)
dan ion amonium (NH4+). Soal tersebut dapat dikerjakan jika peserta didik paham
mengenai karakteristik yang dimiliki metana (CH4) dan ion amonium (NH4+).
Selain itu, peserta didik dituntut untuk paham mengenai penentuan bentuk orbital.
80
Menurut Widodo (2006), keterampilan mengevaluasi merupakan keterampilan
dalam membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.
Soal tersebut termasuk dalam tingkat mengevaluasi (C5) bagian memeriksa
(checking). Proses memeriksa merupakan proses menilai konsistensi berdasarkan
kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut).
Berdasarkan hasil analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi soal
Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 banyak didominasi oleh soal tipe Low
Order Thinking. Artinya, soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 belum
menekankan
kemampuan
berfikir
tingkat
tinggi
terutama
keterampilan
menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5). Sebaiknya jumlah soal tipe High
Order Thinking dimunculkan lebih banyak agar peserta didik terpacu untuk
menggunakan semua kemampuan yang dimilikinya dan peserta didik terbiasa
mengahadapi soal-soal yang mengandung keterampilan berfikir tingkat tinggi
(High Order Thinking).
4. Aspek afektif
Analisis dimensi aspek afektif pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia
SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dilakukan dengan mengidentifikasi soalsoal yang didalam penyajiannya dikaitkan dengan isu-isu kimia terkini yang baru
saja terjadi. Dimensi aspek afektif ini selanjutnya dibagi menjadi satu komponen,
komponen ini memiliki satu indikator. Komponen yang dimaksud disini adalah
orang yang memiliki pengetahuan kimia mempunyai pandangan kimia yang
menyeluruh dan realistis dan aplikasinya. Terlebih lagi, dia menunjukkan
ketertarikan dalam isu-isu kimia khususnya dalam gagasan yang non-formal
81
(seperti program TV). Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu
menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q).
Ditinjau dari dimensi aspek afektif diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari
indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi dimensi aspek afektif
pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun
2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 9.
1.8
Rerata Dimensi Aspek Afektif
(%)
1.6
1.4
1.2
1
0.8
UN
0.6
OP
0.4
0.2
0
q
Indikator Literasi Sains Kimia
Gambar 9. Grafik Korelasi Dimensi Aspek Afektif dalam Soal Ujian Nasional
dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
Keterangan :
q : menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini
82
Rincian presentase hasil analisis dimensi aspek afektif pada masing-masing
indikator untuk soal Ujian Nasional Kimia ditunjukkan pada Tabel 5 dan untuk
Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk indikator
menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini paling banyak
terdapat dalam soal UN Kimia Tahun 2014-2016, yaitu sebesar 1,67%.
Rinciannya adalah bahwa dalam soal UN Kimia Tahun 2014 terdapat indikator ini
dengan presentase 2,5%, namun dalam soal UN Kimia Tahun 2015-2016 tidak
terdapat soal yang mengandung indikator ini. Soal Olimpiade Kimia SMA
Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 memiliki presentase sebesar 0,92 untuk
indikator ini, dengan rincian dalam soal OP Kimia Tahun 2014 dengan presentase
2,70%, namun dalam soal OP Kimia Tahun 2015-2016 tidak terdapat soal yang
mengandung indikator ini.
Contoh soal yang mengandung indikator menunjukkan ketertarikan peserta
didik terhadap isu kimia terkini (q), adalah sebagai berikut :
1). UN14.semua paket.36
Cara yang paling tepat dilakukan untuk melindungi hiasan rumah yang terbuat
dari besi dari peristiwa-peristiwa korosi adalah ....
A. dilapisi dengan perak
B. dilapisi dengan alurninium
C. proteksi katodik
D. dilumuri dengan oli
E. dilapisi dengan seng
Soal UN14.semua paket.36 termasuk kedalam indikator menunjukkan
ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q) karena soal tersebut
83
meminta peserta didik untuk menentukan suatu cara untuk melindungi korosi.
Adanya soal yang meminta respon dari peserta didik tersebut dapat digunakan
untuk mengetahui adanya ketertarikan peserta didik terhadap isu-isu kimia yang
terjadi di lingkungan sekitarnya. Selain itu, dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap respon yang akan dimunculkan oleh peserta didik, meskipun
soal tersebut hanya dalam bentuk pilihan ganda tetapi kita dapat melihat sikapsikap yang dimiliki oleh peserta didik.
Soal ini termasuk kedalam sikap mau meresponi (responding). Merespon
menunjukkan sikap partisipasi yang aktif dari diri peserta didik. Merespon tidak
hanya sekedar memperhatikan tetapi juga ikut terlibat secara aktif dalam situasi
tersebut. Kemampuan yang diharapkan muncul adalah timbulnya kesadaran diri
untuk mengikutsertakan diri secara suka rela terhadap suatu kegiatan sehingga
dapat memberi kepuasan bagi dirinya sendiri, (Joesmani, 1998).
Soal tersebut juga termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan
konseptual (f) karena untuk melindungi korosi pada barang-barang yang terbuat
dari besi dapat dilakukan dengan menerapkan konsep reaksi redoks, yaitu melalui
perlindungan katodik. Proses tersebut kita harus melakukan pengorbanan terhadap
logam yang bertindak sebagai anoda. E0sel besi harus lebih besar daripada E0sel
logam manapun. Logam pelindung ini akan ditanam dalam tanah atau air dekat
logam yang akan dilindungi sehingga akan terbentuk “sel volta raksasa” dengan
logam pelindung yang bertindak sebagai anoda.
84
2). OP14.ES.3e
Sumber utama fluorin adalah mineral fluorospar (juga disebut fluorite) yang
kandungan utamanya adalah kalsium fluorida, CaF2.
e. Pada tahap pertama pembebasan florin dari CaF2 haruskah reaksi ini
dipanaskan atau didinginkan?
Soal OP14.ES.3e termasuk kedalam indikator menunjukkan ketertarikan
peserta didik terhadap isu kimia terkini (q) karena soal tersebut meminta peserta
didik untuk memberikan pendapat mengenai perlakuan dalam pembebasan florin
dari CaF2 apakah harus dipanaskan atau didinginkan. Jawaban yang diberikan
setiap peserta didik tersebut dapat digunakan untuk mengetahui adanya
ketertarikan peserta didik terhadap isu-isu kimia yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Selain itu, dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik berkaitan dengan konsep
perubahan entalpi.
Soal tersebut termasuk kedalam sikap mau menyatakan (characterization).
Sikap mau menyatakan berarti individu telah memiliki sistem nilai yang dapat
mengontrol perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkembang
menjadi gaya hidup. Perilaku yang diharapkan yang akan muncul dalam proses
pembelajaran berada pada rentang yang luas dengan tekanan utamanya adalah
kenyataan bahwa peserta didik telah mempunyai perilaku khusus sebagai
karakteristiknya serta mempunya pola tersendiri dalam penyesuaian pribadi,
sosial, dan emosional (Joesmani, 1988).
Dari hasil analisis soal Ujian Nasional dan olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016 tersebut, ternyata terdapat beberapa soal yang
85
mengandung lebih dari satu indikator. Berikut ini terdapat beberapa soal yang
mengandung lebih dari satu indikator literasi sains kimia, diantaranya :
1). UN14.13.08
Perhatikan data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber yang
tercemar limbah :
Jenis Air
Nyala Lampu
Pengamatan Lain
Derajat
Ionisasi (œ)
(1)
Redup
Ada Gelembung
0,8
(2)
Terang
Ada Gelembung gas
1
(3)
Redup
Ada Gelembung gas
0,2
(4)
Redup
Ada Gelembung gas
0,8
(5)
Terang
Ada Gelembung gas
1
Berdasarkan data tersebut, air tercemar limbah yang digolongkan dalam
elektrolit kuat adalah ....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (5)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (5)
E. (3) dan (4)
Soal UN14.13.08 mengandung empat indikator literasi sains kimia, yaitu
menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d),
menjelaskan pengetahuan konseptual (f), memberikan penjelasan makroskopik
dari fenomena kimia (j), dan mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk
menjelaskan fenomena sehari-hari (l).
Soal tersebut mengandung indikator menggunakan hasil eksperimen untuk
menjelaskan fenomena kimia (d), karena di dalam soal tersebut disajikan tabel
secara berulang mengenai hasil percobaan pengujian daya hantar listrik air dari
berbagai sumber yang tercemar limbah. Data yang disajikan tersebut merupakan
informasi untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan dari soal. Adanya tabel
86
hasil percobaan pengujian air limbah tersebut, sangat membantu peserta didik
dalam menentukan air limbah mana yang tergolong sebagai elektrolit kuat.
Indikator kedua yang terkandung dalam soal tersebut adalah menjelaskan
pengetahuan konseptual (f), hal ini karena untuk dapat menyelesaikan soal
tersebut peserta didik dituntut untuk mengetahui konsep maupun ciri-ciri dari
larutan elektrolit kuat. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik sehingga ketika dilakukan pengujian pada air limbah
yang termasuk larutan elektrolit kuat akan dapat menyalakan lampu dengan
terang. Selanjutnya akan terjadi reaksi reduksi dari air (H2O) sehingga disekitar
elektrode akan terdapat banyak gelembung gas yang merupakan gas (H2), dan
harga energi ionisasinya adalah satu (œ =1). Soal tersebut tergolong soal
konseptual tentang klasifikasi dan kategori hal ini dikarenakan soal tersebut
menuntut peserta didik untuk mengklasifikasikan ciri-ciri khusus yang dimiliki
larutan elektrolit kuat dari hasil pengujian air limbah. Pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan
spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan suatu materi (Suwarto, 2010).
Indikator selanjutnya yang terdapat dalam soal tersebut adalah memberikan
penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (j), karena di dalam soal tersebut
disajikan tabel mengenai hasil percobaan pengujian pada air limbah. Data yang
disajikan dalam tabel tersebut merupakan data yang dapat diamati oleh mata
manusia secara langsung. Pengujian air limbah yang mengandung elektrolit kuat
dalam percobaannya akan dapat menyalakan lampu dengan terang. Selain itu,
pada elektroda juga akan dikelilingi oleh gelembung gas (H2).
87
Indikator terakhir yang terdapat dalam soal adalah mengetahui peran penting
pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis
konteks lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam soal tersebut membahas mengenai
pengujian pada air limbah dari berbagai sumber. Air limbah ini termasuk salah
satu jenis permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan. Namun, jika air
limbah tersebut merupakan larutan elektrolit kuat maka dapat dimanfaatkan
sebagai energi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat.
2). OP15.ES.01
Mineral dan senyawa mangan
Pyrolusite adalah suatu mineral mangan dioksida yang berwarna kehitaman
atau coklat yang merupakan sumber utama bijih mangan.
Carl Scheele di tahun 1774 melakukan percobaan dengan menambahkan
sejumlah asam sulfat ke dalam mineral pyrolusite, ternyata dia memperoleh
suatu gas A yang berupa suatu unsur. Pada temperatur ruang, gas A tersebut
tidak berwarna, serta tidak mempunyai bau dan rasa. Pada percobaan
berikutnya, ke dalam mineral tersebut dia menambahkan larutan asam klorida,
dan menghasilkan gas B, yang juga berupa unsur berwarna kuning-kehijauan
dengan bau yang kuat dan khas, serta gas tersebut dikenal luas banyak
dihasilkan dalam kebanyakan zat pemutih rumah tangga.
a.Tuliskan persamaan reaksi untuk eksperimen Scheele tersebut, yaitu reaksi
antara mineral pyrolusite dengan asam sulfat dan dengan asam klorida,
serta tuliskan nama gas A dan gas B
b. Jelaskan jenis reaksi apakah yang terjadi
88
Ke dalam mineral MnO2 ditambahkan campuran larutan BaCl2 dan larutan
H2SO4
c. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam campuran tersebut
Pyrolusite mempunyai struktur tetragonal ( Gambar 2)
Dalam sel unitnya (sel satuannya) , a = b = 4,4 Å dan c = 2,9 Å
d. Hitunglah rapat massa pyrolusite (dalam g/cm3)
Mangan dioksida yang terkandung dalam mineral pyrolusite dapat digunakan
sebagai sumber untuk pembuatan KMnO4 berdasarkan reaksi:
2MnO2 + 2KOH + O2 2KMnO4 + H2
Untuk membuat KMnO4 ke dalam 1 kg bubuk pyrolusite ditambahkan
sejumlah larutan pekat KOH berlebih dan kemudian ke dalamnya dialirkan gas
O2 yang juga berlebih. Setelah reaksi berakhir, dan kemudian produk KMnO4
diisolasi, ternyata diperoleh sebanyak 1,185 kg KMnO4 murni. Bila dianggap
dalam proses tersebut hanya MnO2 dalam pyrolusite yang bereaksi, maka:
e. Hitunglah persen berat MnO2 dalam pyrolusite
f. Hitunglah berapa liter volume gas H2 yang dapat dihasilkan reaksi
tersebut (diketahui volume gas pada STP = 22,4 L/mol)
Soal OP15.ES.01 mengandung empat indikator literasi sains kimia, yaitu
menjelaskan pengetahuan konseptual (f), memberikan penjelasan makroskopik
dari fenomena kimia (i), memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena
kimia (j), dan memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k).
Indikator pertama yang terdapat dalam soal tersebut adalah menjelaskan
pengetahuan konseptual (f), karena pada soal f peserta didik diminta untuk
menentukan volume gas H2 yang dihasilkan dari reaksi. Untuk dapat mengerjakan
89
soal tersebut peserta didik dituntut untuk mengetahui konsep dari konsep mol
(stoikiometri) mengenai volume molar gas (Vm). Menurut Avogadro, pada suhu
dan tekanan yang sama, gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan
mempunyai volume gas yang sama pula. Jika peserta didik sudah paham dengan
konsep ini, tentu peserta didik akan dapat mengerjakan soal tersebut dengan
mudah.
Indikator kedua yang terdapat dalam soal tersebut adalah memberikan
penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j), hal ini karena didalam soal
tersebut disajikan gambar (gambar 2) mengenai bentuk geometri dari pyrolusite
yang memiliki bentuk struktur tetragonal. Informasi yang diberikan ini tentunya
bermanfaat untuk menjawab pertanyaan d, yaitu untuk menghitung rapat massa
dari pyrolusite (MnO2).
Indikator selanjutnya yang terdapat dalam soal tolimpiade tersebut adalah
memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (j), karena di dalam
soal tersebut dijelaskan bahwa pyrolusite tersebut merupakan suatu bijih mangan
yang berwarna kehitaman atau coklat. Selain itu, dalam soal juga disajikan
mengenai gambar dari pyrolusite tersebut, yang di dalam dunia nyata bijih
mangan tersebut dapat dilihat langsung oleh mata.
Indikator terakhir yang terdapat dalam soal adalah memberikan penjelasan
simbolik dari fenomena kimia (k), karena pada soal a peserta didik dituntut untuk
membuat persamaan reaksi dari eksperimen yang dilakukan oleh Scheele, yaitu
reaksi antara mineral pyrolusite dengan asam sulfat dan dengan asam klorida,
serta peserta didik diminta untuk menuliskan nama gas A dan gas B. Simbolik
90
merupakan representasi dari submikro untuk menggambarkan atom, baik terdiri
dari satu unsur atau tergabung dalam grup dari beberapa unsur, atau huruf untuk
mengindikasikan keadaan fisik dari suatu zat seperti (solid (s), liquid (l), gas (g),
dan aqueous (aq), dan larutan lain), juga dapat digunakan untuk persamaan ionik
dan kimia (Addin, Ashadi, & Masykuri, 2016).
91
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan data yang diperoleh, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 yang dianalisis mengandung
profil komponen literasi sains kimia yang mempunyai sebaran sebagai berikut :
a. Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) sebesar 26,67
b. Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d)
sebesar 11,25%.
c. Menjelaskan pengetahuan faktual (e) sebesar 15%.
d. Menjelaskan pengetahuan konseptual (f) sebesar 98,33%.
e. Menjelaskan pengetahuan prosedural (g) sebesar 6,42%.
f. Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i) sebesar
13,33%.
g. Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j) sebesar
0,83%.
h. Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) sebesar 36,17%
i. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari (l) sebesar 21,25%
j. Menganalisis soal (C4) (o) sebesar 26,67%
k. Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q)
sebesar 1,67%
92
l. Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a),
merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c), menjelaskan pengetahuan
epistemik (h), menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil
keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m), menghubungkan antara
inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n), dan
mengevaluasi soal (C5) (p) sebesar 0%.
2. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang
dianalisis mengandung profil komponen literasi sains kimia yang mempunyai
sebaran sebagai berikut :
a. Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) sebesar 58,72%
b. Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d)
sebesar 1,83%
c. Menjelaskan pengetahuan faktual (e) sebesar 10,09%.
d. Menjelaskan pengetahuan konseptual (f) sebesar 100%.
e. Menjelaskan pengetahuan prosedural (g) sebesar 2,75%.
f. Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i) sebesar
10,09%.
g. Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j) sebesar
5,50%.
h. Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) sebesar 31,19%.
i. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena
sehari-hari (l) sebesar 8,26%.
93
j. Menganalisis soal (C4) (o) sebesar 58,72%.
k. Mengevaluasi soal (C5) (p) sebesar 11,01%.
l. Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q)
sebesar 0,92%.
m. Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a),
merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c), menjelaskan pengetahuan
epistemik (h), menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil
keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m), dan menghubungkan
antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n)
sebesar 0%.
B. Saran
1. Pemerintah harus lebih giat lagi dalam memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia, terutama untuk daerah-daerah pinggiran supaya ketika dilakukan tes
literasi sains oleh PISA hasil yang diperoleh akan meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya.
2. Melakukan pelatihan bagi guru-guru mengenai teknik-teknik dalam membuat
soal yang mengandung literasi sains.
3. Untuk soal-soal Ujian Nasional terutama kimia, lebih diperbanyak lagi soal
dengan tingkat HOT (High Order Thinking) terutama untuk keterampilan C5
(mengevaluasi) agar peserta didik dapat menggunakan seluruh kemampuannya
dan terbiasa mengerjakan soal-soal yang membutuhkan keterampilan berfikir
tingkat tinggi.
94
4. Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel yang berbeda
terutama buku-buku pegangan peserta didik, supaya dapat diketahui seberapa
besar adanya profil komponen literasi sains dalam sampel tersebut.
95
DAFTAR PUSTAKA
Addin, I., Ashadi, Masykuri, M. (2016). Analisis Representasi Kimia pada Materi
Pokok Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA. Jurnal
Kimia dan Pendidikan Kimia (JKPK), 1(2), 58-65.
Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., HAM, M., & Wahyu, W. (2005). Strategi
Belajar Mengajar Kimia. Malang : UM PRESS.
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Basuki, I., & Hariyanto. (2016). Asesmen Pembelajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Celik, S. (2014). Chemistry Literacy Levels of Science and Mathematics Teacher
Candidats. Australian Journal of Teacher Education. 39(1).
Chandrasegaran, A.L, Treagust, D.F.,& Mocerino, M. (2007). The development
of A Two-Tier Multiple-choice Diagnostic Instrument For Evaluating
Secondary School Students’ Ability To Describe And Explain Reactions
Using Multiple Levels of representation. Chemistry education Research
and Practice, 8(3), 293-307.
Indrayani, P. (2013). Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan
Simbolik Titrasi Asam-Basa Peserta didik Kelas XI IPA SMA serta
Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Jurnal
Pendidikan Sains, 1(2), 109-120.
Joesmani. (1988). Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Markic, S., & Childsb P.E. (2016). Language and The Teaching and Learning of
Chemistry.Chemistry Education Reascerh and Practice, 17, 434-438.
Mohapatra, A.K. (2013). Eksploring Prespectives of Scientific Literacy on
Overview. Cognitive Discourses International Multidiesiplinary journal
ISSN : 2321-1075, 1(1).
96
Ogunseemi, O.E. (2015). Science and Technology in Africa for The Twenty First
Century : Perspectives for Change. European Scientific Journal. ISSn
:1857-7881.
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD-PISA) (last
revised 2006), Assessment of scientific literacy in the OECD / Pisa
project, http://www.pisa.oecd.org/
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD-PISA) (last
revised 2015), Assessment of scientific literacy in the OECD / Pisa
project, http://www.pisa.oecd.org/.
Ringkasan studi PISA 2006. (2007). Departemen Pendidikan Nasional Badan
Penelitian dan Pengembangan.
Rubini, B., Permanasari, A. (2014). The Development of Contextual Model with
Collaborative Strategy in Basic Science Course to Enhance Students’
Scientific Literacy. Journal of Education and Practice. 5(6). ISSn : 22221735.
Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Shwartz, Y., Ben-zvi, R., & Hofstein, A. (2006). The Use of Scientific Taxonomy
for Assessing The Development of Chemical Literacy Among HighSchool Students. Chemistry education Research and Practice, 7(4), 203225.
Siregar, E., & Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Chemistry : An Overview. Journal of
Turkish Science Education, 4(2), 2-20.
Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Sukiman. (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta : Insan Madani.
Supardi, K.I. dan Putri, I.R. (2010). Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari
Internet pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap
Hasil Belajar Kimia Peserta didik SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia,4(1), 574-581.
Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya.
97
Suwarto. (2010). Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif dalam
Pendidikan. Widyatama, 19(1).
Toharudin, U., Hendrawati, S.,& Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains
Peserta Didik.Bandung : Humaniora.
Widodo, A. (2006).Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal.
Buletin Puspendik, 3 (2),18-29.
Zuriyani, E. (2012). Literasi Sains dan pendidikan. Diperoleh dari
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagjl1343099486.pdf
pada tanggal 09 November 2016.
98
LAMPIRAN
99
Lampiran 1. Surat Validasi Instrumen Penelitian
100
101
102
Dimensi
Aspek-Aspek
Komponen
Kimia adalah ilmu eksperimental.
Kimiawan membuat rumusan
Ide santifik umum
pengetahuan
masalah saintifik, membuat
Saintifik dan
Lampiran 2. Instrumen Literasi Sains Kimia
No.
1.
konten kimia
hipotesis, dan menyarankan teori-
a.
b.
c.
Indikator Literasi Sains Kimia
Merencanakan eksperimen untuk
membuktikan suatu teori kimia
Mampu mengidentifikasi masalah untuk
diselidiki
Merumuskan hipotesis untuk meramalkan
lain seperti ilmu kebumian dan
menjelaskan fenomena di ilmu
Kimia menyediakan ilmu untuk
h.
g.
f.
e.
Memberikan penjelasan makroskopik dari
Menjelaskan pengetahuan epistemik
Menjelaskan pengetahuan prosedural
Menjelaskan pengetahuan konseptual
Menjelaskan pengetahuan faktual
teori untuk menjelaskan dunia.
kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi dalam suatu percobaan ilmiah
Menggunakan hasil eksperimen untuk
ilmu kehidupan.
i.
d.
Kimia mencoba menjelaskan
menjelaskan fenomena kimia.
Karakteristik kimia
fenomena mikro dalam
fenomena kimia
(ide pokok)
103
2.
bentukstruktur molekul dari
sebuah hal
Kimia bertujuan dalam hal
memahami dan menjelaskan
kehidupan
Kimia menggunakan bahasa yang
spesifik. Orang yang
berpengetahuan tidak harus
menggunakan bahasa ini, tetapi
harus mengapresiasi
kontribusinya dalam peningkatan
disiplin ilmu.
j.
k.
Memberikan penjelasan sub-mikroskopik
dari fenomena kimia
Memberikan penjelasan simbolik dari
fenomena kimia
Mengetahui peran penting pengetahuan
Mengetahui peran penting
kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-
l.
Kimia dalam
pengetahuan kimia untuk
m. Menggunakan pemahaman kimianya untuk
konteks
Menggunakan pemahaman
mengambil keputusan yang berhubungan
hari
kimianya dalam kehidupan
dengan isu kimia
menjelaskan fenomena sehari-hari
kesehariannya, sebagai konsumen
produk dan teknologi baru,
104
3.
pengambilan keputusan dan
partisipasi dalam debat sosial
yang berhubungan dengan isu-isu
kimia.
Mengerti mengenai hubungan
antara inovasi kimia dan proses
n. Menghubungkan antara inovasi kimia dan
tinggi (High
berfikir tingkat
Keterampilan
informasi,dan
membuat pertanyaan, mencari
tentang kimia akan bisa untuk
Orang yang berpengetahuan
p. Mengevaluasi soal (C5)
o. Menganalisis soal (C4)
proses sosial dalam menanggapi isu kimia
Order
menyambungkannya, saat
social
Thinking)
dibutuhkan. Dia akan bisa
menganalisis kerugian atau
keuntungan disetiap debat
(sederet keterampilan dan konteks
kimia yang berkaitan diberikan
didokumen lengkap mengenai
“pengetahuan kimia”).
105
4.
Aspekafektif
Orang yang memiliki
pengetahuan kimia mempunyai
pandangan kimia yang
menyeluruh dan realistis dan
aplikasinya. Terlebih lagi, dia
menunjukkan ketertarikan
dalamisu-isu kimia khususnya
dalam gagasan yang non-formal
(seperti program TV).
106
q. Menunjukkan ketertarikan peserta didik
terhadap isu kimia terkini.
Kode Soal
UN14.01.01
UN14.02.01
UN14.03.01
UN14.04.01
UN14.05.01
UN14.06.01
UN14.07.01
UN14.08.01
UN14.09.01
UN14.10.01
UN14.11.01
UN14.12.01
UN14.13.01
UN14.14.01
UN14.15.01
UN14.16.01
a
b
c
d
e
f
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
g
h
i
j
k
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Dimensi Literasi Sains Kimia
Saintifik dan Pengetahuan Konten Kimia
Ide Santifik Umum
Karakteristik
Kimia
(Ide Pokok)
Lampiran 3. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
107
m
n
Kimia dalam Keteramp
Konteks
ilan
Berfikir
Tingkat
Tinggi
(High
Order
Thinking)
o
p
l
Aspek
Afektif
q
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
UN14.17.01
UN14.18.01
UN14.19.01
UN14.20.01
UN14.01.02
UN14.02.02
UN14.03.02
UN14.04.02
UN14.05.02
UN14.06.02
UN14.07.02
UN14.08.02
UN14.09.02
UN14.10.02
UN14.11.02
UN14.12.02
UN14.13.02
UN14.14.02
UN14.15.02
UN14.16.02
UN14.17.02
UN14.18.02
UN14.19.02
UN14.20.02
UN14.01.03
UN14.02.03
UN14.03.03
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
108
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
UN14.04.03
UN14.05.03
UN14.06.03
UN14.07.03
UN14.08.03
UN14.09.03
UN14.10.03
UN14.11.03
UN14.12.03
UN14.13.03
UN14.14.03
UN14.15.03
UN14.16.03
UN14.17.03
UN14.18.03
UN14.19.03
UN14.20.03
UN14.01.04
UN14.02.04
UN14.03.04
UN14.04.04
UN14.05.04
UN14.06.04
UN14.07.04
UN14.08.04
UN14.09.04
UN14.10.04
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
109
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
UN14.11.04
UN14.12.04
UN14.13.04
UN14.14.04
UN14.15.04
UN14.16.04
UN14.17.04
UN14.18.04
UN14.19.04
UN14.20.04
UN14.01.05
UN14.02.05
UN14.03.05
UN14.04.05
UN14.05.05
UN14.06.05
UN14.07.05
UN14.08.05
UN14.09.05
UN14.10.05
UN14.11.05
UN14.12.05
UN14.13.05
UN14.14.05
UN14.15.05
UN14.16.05
UN14.17.05
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
110
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
UN14.18.05
UN14.19.05
UN14.20.05
UN14.01.06
UN14.02.06
UN14.03.06
UN14.04.06
UN14.05.06
UN14.06.06
UN14.07.06
UN14.08.06
UN14.09.06
UN14.10.06
UN14.11.06
UN14.12.06
UN14.13.06
UN14.14.06
UN14.15.06
UN14.16.06
UN14.17.06
UN14.18.06
UN14.19.06
UN14.20.06
UN14.01.07
UN14.02.07
UN14.03.07
UN14.04.07
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
111
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
UN14.05.07
UN14.06.07
UN14.07.07
UN14.08.07
UN14.09.07
UN14.10.07
UN14.11.07
UN14.12.07
UN14.13.07
UN14.14.07
UN14.15.07
UN14.16.07
UN14.17.07
UN14.18.07
UN14.19.07
UN14.20.07
UN14.01.08
UN14.02.08
UN14.03.08
UN14.04.08
UN14.05.08
UN14.06.08
UN14.07.08
UN14.08.08
UN14.09.08
UN14.10.08
UN14.11.08
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
112
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
UN14.12.08
UN14.13.08
UN14.14.08
UN14.15.08
UN14.16.08
UN14.17.08
UN14.18.08
UN14.19.08
UN14. 20.08
UN14.01.09
UN14.02.09
UN14.03.09
UN14.04.09
UN14.05.09
UN14.06.09
UN14.07.09
UN14.08.09
UN14.09.09
UN14.10.09
UN14.11.09
UN14.12.09
UN14.13.09
UN14.14.09
UN14.15.09
UN14.16.09
UN14.17.09
UN14.18.09
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
113
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
UN14.19.09
UN14. 20.09
UN14.01.10
UN14.02.10
UN14.03.10
UN14.04.10
UN14.05.10
UN14.06.10
UN14.07.10
UN14.08.10
UN14.09.10
UN14.10.10
UN14.11.10
UN14.12.10
UN14.13.10
UN14.14.10
UN14.15.10
UN14.16.10
UN14.17.10
UN14.18.10
UN14.19.10
UN14. 20.10
UN14.01.11
UN14.02.11
UN14.03.11
UN14.04.11
UN14.05.11
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
114
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
UN14.06.11
UN14.07.11
UN14.08.11
UN14.09.11
UN14.10.11
UN14.11.11
UN14.12.11
UN14.13.11
UN14.14.11
UN14.15.11
UN14.16.11
UN14.17.11
UN14.18.11
UN14.19.11
UN14. 20.11
UN14.01.12
UN14.02.12
UN14.03.12
UN14.04.12
UN14.05.12
UN14.06.12
UN14.07.12
UN14.08.12
UN14.09.12
UN14.10.12
UN14.11.12
UN14.12.12
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
115
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
UN14.13.12
UN14.14.12
UN14.15.12
UN14.16.12
UN14.17.12
UN14.18.12
UN14.19.12
UN14. 20.12
UN14.01.13
UN14.02.13
UN14.03.13
UN14.04.13
UN14.05.13
UN14.06.13
UN14.07.13
UN14.08.13
UN14.09.13
UN14.10.13
UN14.11.13
UN14.12.13
UN14.13.13
UN14.14.13
UN14.15.13
UN14.16.13
UN14.17.13
UN14.18.13
UN14.19.13
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
116
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
UN14. 20.13
UN14.01.14
UN14.02.14
UN14.03.14
UN14.04.14
UN14.05.14
UN14.06.14
UN14.07.14
UN14.08.14
UN14.09.14
UN14.10.14
UN14.11.14
UN14.12.14
UN14.13.14
UN14.14.14
UN14.15.14
UN14.16.14
UN14.17.14
UN14.18.14
UN14.19.14
UN14. 20.14
UN14.01.15
UN14.02.15
UN14.03.15
UN14.04.15
UN14.05.15
UN14.06.15
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
117
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
UN14.07.15
UN14.08.15
UN14.09.15
UN14.10.15
UN14.11.15
UN14.12.15
UN14.13.15
UN14.14.15
UN14.15.15
UN14.16.15
UN14.17.15
UN14.18.15
UN14.19.15
UN14. 20.15
UN14.01.16
UN14.02.16
UN14.03.16
UN14.04.16
UN14.05.16
UN14.06.16
UN14.07.16
UN14.08.16
UN14.09.16
UN14.10.16
UN14.11.16
UN14.12.16
UN14.13.16
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
118
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
UN14.14.16
UN14.15.16
UN14.16.16
UN14.17.16
UN14.18.16
UN14.19.16
UN14. 20.16
UN14.01.17
UN14.02.17
UN14.03.17
UN14.04.17
UN14.05.17
UN14.06.17
UN14.07.17
UN14.08.17
UN14.09.17
UN14.10.17
UN14.11.17
UN14.12.17
UN14.13.17
UN14.14.17
UN14.15.17
UN14.16.17
UN14.17.17
UN14.18.17
UN14.19.17
UN14. 20.17
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
119
√
√
√
√
√
√
√
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
UN14.01.18
UN14.02.18
UN14.03.18
UN14.04.18
UN14.05.18
UN14.06.18
UN14.07.18
UN14.08.18
UN14.09.18
UN14.10.18
UN14.11.18
UN14.12.18
UN14.13.18
UN14.14.18
UN14.15.18
UN14.16.18
UN14.17.18
UN14.18.18
UN14.19.18
UN14. 20.18
UN14.01.19
UN14.02.19
UN14.03.19
UN14.04.19
UN14.05.19
UN14.06.19
UN14.07.19
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
120
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
368.
369.
370.
3371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
UN14.08.19
UN14.09.19
UN14.10.19
UN14.11.19
UN14.12.19
UN14.13.19
UN14.14.19
UN14.15.19
UN14.16.19
UN14.17.19
UN14.18.19
UN14.19.19
UN14. 20.19
UN14.01.20
UN14.02.20
UN14.03.20
UN14.04.20
UN14.05.20
UN14.06.20
UN14.07.20
UN14.08.20
UN14.09.20
UN14.10.20
UN14.11.20
UN14.12.20
UN14.13.20
UN14.14.20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
121
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
UN14.15.20
UN14.16.20
UN14.17.20
UN14.18.20
UN14.19.20
UN14. 20.20
UN14.01.21
UN14.02.21
UN14.03.21
UN14.04.21
UN14.05.21
UN14.06.21
UN14.07.21
UN14.08.21
UN14.09.21
UN14.10.21
UN14.11.21
UN14.12.21
UN14.13.21
UN14.14.21
UN14.15.21
UN14.16.21
UN14.17.21
UN14.18.21
UN14.19.21
UN14. 20.21
UN14.01.22
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
122
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
UN14.02.22
UN14.03.22
UN14.04.22
UN14.05.22
UN14.06.22
UN14.07.22
UN14.08.22
UN14.09.22
UN14.10.22
UN14.11.22
UN14.12.22
UN14.13.22
UN14.14.22
UN14.15.22
UN14.16.22
UN14.17.22
UN14.18.22
UN14.19.22
UN14. 20.22
UN14.01.23
UN14.02.23
UN14.03.23
UN14.04.23
UN14.05.23
UN14.06.23
UN14.07.23
UN14.08.23
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
123
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
449.
450.
451.
452.
453.
454.
455.
456.
457.
458.
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
UN14.09.23
UN14.10.23
UN14.11.23
UN14.12.23
UN14.13.23
UN14.14.23
UN14.15.23
UN14.16.23
UN14.17.23
UN14.18.23
UN14.19.23
UN14. 20.23
UN14.01.24
UN14.02.24
UN14.03.24
UN14.04.24
UN14.05.24
UN14.06.24
UN14.07.24
UN14.08.24
UN14.09.24
UN14.10.24
UN14.11.24
UN14.12.24
UN14.13.24
UN14.14.24
UN14.15.24
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
124
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
UN14.16.24
UN14.17.24
UN14.18.24
UN14.19.24
UN14. 20.24
UN14.01.25
UN14.02.25
UN14.03.25
UN14.04.25
UN14.05.25
UN14.06.25
UN14.07.25
UN14.08.25
UN14.09.25
UN14.10.25
UN14.11.25
UN14.12.25
UN14.13.25
UN14.14.25
UN14.15.25
UN14.16.25
UN14.17.25
UN14.18.25
UN14.19.25
UN14. 20.25
UN14.01.26
UN14.02.26
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
125
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
503.
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
UN14.03.26
UN14.04.26
UN14.05.26
UN14.06.26
UN14.07.26
UN14.08.26
UN14.09.26
UN14.10.26
UN14.11.26
UN14.12.26
UN14.13.26
UN14.14.26
UN14.15.26
UN14.16.26
UN14.17.26
UN14.18.26
UN14.19.26
UN14. 20.26
UN14.01.27
UN14.02.27
UN14.03.27
UN14.04.27
UN14.05.27
UN14.06.27
UN14.07.27
UN14.08.27
UN14.09.27
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
126
√
√
√
√
√
√
√
√
√
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541.
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
551.
552.
553.
554.
555.
556.
UN14.10.27
UN14.11.27
UN14.12.27
UN14.13.27
UN14.14.27
UN14.15.27
UN14.16.27
UN14.17.27
UN14.18.27
UN14.19.27
UN14. 20.27
UN14.01.28
UN14.02.28
UN14.03.28
UN14.04.28
UN14.05.28
UN14.06.28
UN14.07.28
UN14.08.28
UN14.09.28
UN14.10.28
UN14.11.28
UN14.12.28
UN14.13.28
UN14.14.28
UN14.15.28
UN14.16.28
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
127
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
566.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
580.
581.
582.
583.
UN14.17.28
UN14.18.28
UN14.19.28
UN14. 20.28
UN14.01.29
UN14.02.29
UN14.03.29
UN14.04.29
UN14.05.29
UN14.06.29
UN14.07.29
UN14.08.29
UN14.09.29
UN14.10.29
UN14.11.29
UN14.12.29
UN14.13.29
UN14.14.29
UN14.15.29
UN14.16.29
UN14.17.29
UN14.18.29
UN14.19.29
UN14. 20.29
UN14.01.30
UN14.02.30
UN14.03.30
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
128
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
584.
585.
586.
587.
588.
589.
590.
591.
592.
593.
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
UN14.04.30
UN14.05.30
UN14.06.30
UN14.07.30
UN14.08.30
UN14.09.30
UN14.10.30
UN14.11.30
UN14.12.30
UN14.13.30
UN14.14.30
UN14.15.30
UN14.16.30
UN14.17.30
UN14.18.30
UN14.19.30
UN14. 20.30
UN14.01.31
UN14.02.31
UN14.03.31
UN14.04.31
UN14.05.31
UN14.06.31
UN14.07.31
UN14.08.31
UN14.09.31
UN14.10.31
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
129
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
625.
626.
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
UN14.11.31
UN14.12.31
UN14.13.31
UN14.14.31
UN14.15.31
UN14.16.31
UN14.17.31
UN14.18.31
UN14.19.31
UN14. 20.31
UN14.01.32
UN14.02.32
UN14.03.32
UN14.04.32
UN14.05.32
UN14.06.32
UN14.07.32
UN14.08.32
UN14.09.32
UN14.10.32
UN14.11.32
UN14.12.32
UN14.13.32
UN14.14.32
UN14.15.32
UN14.16.32
UN14.17.32
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
130
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
638.
639.
640.
641.
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
652.
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
664.
UN14.18.32
UN14.19.32
UN14. 20.32
UN14.01.33
UN14.02.33
UN14.03.33
UN14.04.33
UN14.05.33
UN14.06.33
UN14.07.33
UN14.08.33
UN14.09.33
UN14.10.33
UN14.11.33
UN14.12.33
UN14.13.33
UN14.14.33
UN14.15.33
UN14.16.33
UN14.17.33
UN14.18.33
UN14.19.33
UN14. 20.33
UN14.01.34
UN14.02.34
UN14.03.34
UN14.04.34
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
131
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
672.
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
UN14.05.34
UN14.06.34
UN14.07.34
UN14.08.34
UN14.09.34
UN14.10.34
UN14.11.34
UN14.12.34
UN14.13.34
UN14.14.34
UN14.15.34
UN14.16.34
UN14.17.34
UN14.18.34
UN14.19.34
UN14. 20.34
UN14.01.35
UN14.02.35
UN14.03.35
UN14.04.35
UN14.05.35
UN14.06.35
UN14.07.35
UN14.08.35
UN14.09.35
UN14.10.35
UN14.11.35
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
132
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
692.
693.
694.
695.
696.
697.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
709.
710.
711.
712.
713.
714.
715.
716.
717.
718.
UN14.12.35
UN14.13.35
UN14.14.35
UN14.15.35
UN14.16.35
UN14.17.35
UN14.18.35
UN14.19.35
UN14. 20.35
UN14.01.36
UN14.02.36
UN14.03.36
UN14.04.36
UN14.05.36
UN14.06.36
UN14.07.36
UN14.08.36
UN14.09.36
UN14.10.36
UN14.11.36
UN14.12.36
UN14.13.36
UN14.14.36
UN14.15.36
UN14.16.36
UN14.17.36
UN14.18.36
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
133
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
719.
720.
721.
722.
723.
724.
725.
726.
727.
728.
729.
730.
731.
732.
733.
734.
735.
736.
737.
738.
739.
740.
741.
742.
743.
744.
745.
UN14.19.36
UN14.20.36
UN14.01.37
UN14.02.37
UN14.03.37
UN14.04.37
UN14.05.37
UN14.06.37
UN14.07.37
UN14.08.37
UN14.09.37
UN14.10.37
UN14.11.37
UN14.12.37
UN14.13.37
UN14.14.37
UN14.15.37
UN14.16.37
UN14.17.37
UN14.18.37
UN14.19.37
UN14.20.37
UN14.01.38
UN14.02.38
UN14.03.38
UN14.04.38
UN14.05.38
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
134
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
753.
754.
755.
756.
757.
758.
759.
760.
761.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
768.
769.
770.
771.
772.
UN14.06.38
UN14.07.38
UN14.08.38
UN14.09.38
UN14.10.38
UN14.11.38
UN14.12.38
UN14.13.38
UN14.14.38
UN14.15.38
UN14.16.38
UN14.17.38
UN14.18.38
UN14.19.38
UN14.20.38
UN14.01.39
UN14.02.39
UN14.03.39
UN14.04.39
UN14.05.39
UN14.06.39
UN14.07.39
UN14.08.39
UN14.09.39
UN14.10.39
UN14.11.39
UN14.12.39
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
135
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
773.
774.
775.
776.
777.
778.
779.
780.
781.
782.
783.
784.
785.
786.
787.
788.
789.
790.
791.
792.
793.
794.
795.
796.
797.
798.
799.
UN14.13.39
UN14.14.39
UN14.15.39
UN14.16.39
UN14.17.39
UN14.18.39
UN14.19.39
UN14.20.39
UN14.01.40
UN14.02.40
UN14.03.40
UN14.04.40
UN14.05.40
UN14.06.40
UN14.07.40
UN14.08.40
UN14.09.40
UN14.10.40
UN14.11.40
UN14.12.40
UN14.13.40
UN14.14.40
UN14.15.40
UN14.16.40
UN14.17.40
UN14.18.40
UN14.19.40
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
136
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
800.
801.
802.
803.
804.
805.
806.
807.
808.
809.
810.
811.
812.
813.
814.
815.
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
823.
824.
825.
826.
UN14.20.40
UN15.01.01
UN15.02.01
UN15.03.01
UN15.04.01
UN15.05.01
UN15.01.02
UN15.02.02
UN15.03.02
UN15.04.02
UN15.05.02
UN15.01.03
UN15.02.03
UN15.03.03
UN15.04.03
UN15.05.03
UN15.01.04
UN15.02.04
UN15.03.04
UN15.04.04
UN15.05.04
UN15.01.05
UN15.02.05
UN15.03.05
UN15.04.05
UN15.05.05
UN15.01.06
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
137
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
827.
828.
829.
830.
831.
832.
833.
834.
835.
836.
837.
838.
839.
840.
841.
842.
843.
844.
845.
846.
847.
848.
849.
850.
851.
852.
853.
UN15.02.06
UN15.03.06
UN15.04.06
UN15.05.06
UN15.01.07
UN15.02.07
UN15.03.07
UN15.04.07
UN15.05.07
UN15.01.08
UN15.02.08
UN15.03.08
UN15.04.08
UN15.05.08
UN15.01.09
UN15.02.09
UN15.03.09
UN15.04.09
UN15.05.09
UN15.01.10
UN15.02.10
UN15.03.10
UN15.04.10
UN15.05.10
UN15.01.11
UN15.02.11
UN15.03.11
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
138
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
863.
864.
865.
866.
867.
868.
869.
870.
871.
872.
873.
874.
875.
876.
877.
878.
879.
880.
UN15.04.11
UN15.05.11
UN15.01.12
UN15.02.12
UN15.03.12
UN15.04.12
UN15.05.12
UN15.01.13
UN15.02.13
UN15.03.13
UN15.04.13
UN15.05.13
UN15.01.14
UN15.02.14
UN15.03.14
UN15.04.14
UN15.05.14
UN15.01.15
UN15.02.15
UN15.03.15
UN15.04.15
UN15.05.15
UN15.01.16
UN15.02.16
UN15.03.16
UN15.04.16
UN15.05.16
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
139
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
881.
882.
883.
884.
885.
886.
887.
888.
889.
890.
891.
892.
893.
894.
895.
896.
897.
898.
899.
900.
901.
902.
903.
904.
905.
906.
907.
UN15.01.17
UN15.02.17
UN15.03.17
UN15.04.17
UN15.05.17
UN15.01.18
UN15.02.18
UN15.03.18
UN15.04.18
UN15.05.18
UN15.01.19
UN15.02.19
UN15.03.19
UN15.04.19
UN15.05.19
UN15.01.20
UN15.02.20
UN15.03.20
UN15.04.20
UN15.05.20
UN15.01.21
UN15.02.21
UN15.03.21
UN15.04.21
UN15.05.21
UN15.01.22
UN15.02.22
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
140
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
908.
909.
910.
911.
912.
913.
914.
915.
916.
917.
918.
919.
920.
921.
922.
923.
924.
925.
926.
927.
928.
929.
930.
931.
932.
933.
934.
UN15.03.22
UN15.04.22
UN15.05.22
UN15.01.23
UN15.02.23
UN15.03.23
UN15.04.23
UN15.05.23
UN15.01.24
UN15.02.24
UN15.03.24
UN15.04.24
UN15.05.24
UN15.01.25
UN15.02.25
UN15.03.25
UN15.04.25
UN15.05.25
UN15.01.26
UN15.02.26
UN15.03.26
UN15.04.26
UN15.05.26
UN15.01.27
UN15.02.27
UN15.03.27
UN15.04.27
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
141
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
935.
936.
937.
938.
939.
940.
941.
942.
943.
944.
945.
946.
947.
948.
949.
950.
951.
952.
953.
954.
955.
956.
957.
958.
959.
960.
961.
UN15.05.27
UN15.01.28
UN15.02.28
UN15.03.28
UN15.04.28
UN15.05.28
UN15.01.29
UN15.02.29
UN15.03.29
UN15.04.29
UN15.05.29
UN15.01.30
UN15.02.30
UN15.03.30
UN15.04.30
UN15.05.30
UN15.01.31
UN15.02.31
UN15.03.31
UN15.04.31
UN15.05.31
UN15.01.32
UN15.02.32
UN15.03.32
UN15.04.32
UN15.05.32
UN15.01.33
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
142
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
962.
963.
964.
965.
966.
967.
968.
969.
970.
971.
972.
973.
974.
975.
976.
977.
978.
979.
980.
981.
982.
983.
984.
985.
996.
997.
988.
UN15.02.33
UN15.03.33
UN15.04.33
UN15.05.33
UN15.01.34
UN15.02.34
UN15.03.34
UN15.04.34
UN15.05.34
UN15.01.35
UN15.02.35
UN15.03.35
UN15.04.35
UN15.05.35
UN15.01.36
UN15.02.36
UN15.03.36
UN15.04.36
UN15.05.36
UN15.01.37
UN15.02.37
UN15.03.37
UN15.04.37
UN15.05.37
UN15.01.38
UN15.02.38
UN15.03.38
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
143
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
989.
990.
991.
992.
993.
994.
995.
996.
997.
998.
999.
1000
1001.
1002.
1003.
1004.
1005.
1006.
1007.
1008.
1009.
1010.
1011.
1012.
1013.
1014.
1015.
UN15.04.38
UN15.05.38
UN15.01.39
UN15.02.39
UN15.03.39
UN15.04.39
UN15.05.39
UN15.01.40
UN15.02.40
UN15.03.40
UN15.04.40
UN15.05.40
UN16.01.01
UN16.02.01
UN16.03.01
UN16.04.01
UN16.05.01
UN16.01.02
UN16.02.02
UN16.03.02
UN16.04.02
UN16.05.02
UN16.01.03
UN16.02.03
UN16.03.03
UN16.04.03
UN16.05.03
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
144
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1016.
1017.
1018.
1019.
1020.
1021.
1022.
1023.
1024.
1025.
1026.
1027.
1028.
1029.
1030.
1031.
1032.
1033.
1034.
1035.
1036.
1037.
1038.
1039.
1040.
1041.
1042.
UN16.01.04
UN16.02.04
UN16.03.04
UN16.04.04
UN16.05.04
UN16.01.05
UN16.02.05
UN16.03.05
UN16.04.05
UN16.05.05
UN16.01.06
UN16.02.06
UN16.03.06
UN16.04.06
UN16.05.06
UN16.01.07
UN16.02.07
UN16.03.07
UN16.04.07
UN16.05.07
UN16.01.08
UN16.02.08
UN16.03.08
UN16.04.08
UN16.05.08
UN16.01.09
UN16.02.09
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
145
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1043.
1044.
1045.
1046.
1047.
1048.
1049.
1050.
1051.
1052.
1053.
1054.
1055.
1056.
1057.
1058.
1059.
1060.
1061.
1062.
1063.
1064.
1065.
1066.
1067.
1068.
1069.
UN16.03.09
UN16.04.09
UN16.05.09
UN16.01.10
UN16.02.10
UN16.03.10
UN16.04.10
UN16.05.10
UN16.01.11
UN16.02.11
UN16.03.11
UN16.04.11
UN16.05.11
UN16.01.12
UN16.02.12
UN16.03.12
UN16.04.12
UN16.05.12
UN16.01.13
UN16.02.13
UN16.03.13
UN16.04.13
UN16.05.13
UN16.01.14
UN16.02.14
UN16.03.14
UN16.04.14
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
146
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1070.
1071.
1072.
1073.
1074.
1075.
1076.
1077.
1078.
1079.
1080.
1081.
1082.
1083.
1084.
1085.
1086.
1087.
1088.
1089.
1090.
1091.
1092.
1093.
1094.
1095.
1096.
UN16.05.14
UN16.01.15
UN16.02.15
UN16.03.15
UN16.04.15
UN16.05.15
UN16.01.16
UN16.02.16
UN16.03.16
UN16.04.16
UN16.05.16
UN16.01.17
UN16.02.17
UN16.03.17
UN16.04.17
UN16.05.17
UN16.01.18
UN16.02.18
UN16.03.18
UN16.04.18
UN16.05.18
UN16.01.19
UN16.02.19
UN16.03.19
UN16.04.19
UN16.05.19
UN16.01.20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
147
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1097.
1098.
1099.
1100
1101.
1102.
1103.
1104.
1105.
1106.
1107.
1108.
1109.
1110.
1111.
1112.
1113.
1114.
1115.
1116.
1117.
1118.
1119.
1120.
1121.
1122.
1123.
UN16.02.20
UN16.03.20
UN16.04.20
UN16.05.20
UN16.01.21
UN16.02.21
UN16.03.21
UN16.04.21
UN16.05.21
UN16.01.22
UN16.02.22
UN16.03.22
UN16.04.22
UN16.05.22
UN16.01.23
UN16.02.23
UN16.03.23
UN16.04.23
UN16.05.23
UN16.01.24
UN16.02.24
UN16.03.24
UN16.04.24
UN16.05.24
UN16.01.25
UN16.02.25
UN16.03.25
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
148
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1124.
1125.
1126.
1127.
1128.
1129.
1130.
1131.
1132.
1133.
1134.
1135.
1136.
1137.
1138.
1139.
1140.
1141.
1142.
1143.
1144.
1145.
1146.
1147.
1148.
1149.
1150.
UN16.04.25
UN16.05.25
UN16.01.26
UN16.02.26
UN16.03.26
UN16.04.26
UN16.05.26
UN16.01.27
UN16.02.27
UN16.03.27
UN16.04.27
UN16.05.27
UN16.01.28
UN16.02.28
UN16.03.28
UN16.04.28
UN16.05.28
UN16.01.29
UN16.02.29
UN16.03.29
UN16.04.29
UN16.05.29
UN16.01.30
UN16.02.30
UN16.03.30
UN16.04.30
UN16.05.30
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
149
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1151.
1152.
1153.
1154.
1155.
1156.
1157.
1158.
1159.
1160.
1161.
1162.
1163.
1164.
1165.
1166.
1167.
1168.
1169.
1170.
1171.
1172.
1173.
1174.
1175.
1176.
1177.
UN16.01.31
UN16.02.31
UN16.03.31
UN16.04.31
UN16.05.31
UN16.01.32
UN16.02.32
UN16.03.32
UN16.04.32
UN16.05.32
UN16.01.33
UN16.02.33
UN16.03.33
UN16.04.33
UN16.05.33
UN16.01.34
UN16.02.34
UN16.03.34
UN16.04.34
UN16.05.34
UN16.01.35
UN16.02.35
UN16.03.35
UN16.04.35
UN16.05.35
UN16.01.36
UN16.02.36
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
150
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1178.
1179.
1180.
1181.
1182.
1183.
1184.
1185.
1186.
1187.
1188.
1189.
1190.
1191.
1192.
1193.
1194.
1195.
1196.
1197.
1198.
1199.
1200.
UN16.03.36
UN16.04.36
UN16.05.36
UN16.01.37
UN16.02.37
UN16.03.37
UN16.04.37
UN16.05.37
UN16.01.38
UN16.02.38
UN16.03.38
UN16.04.38
UN16.05.38
UN16.01.39
UN16.02.39
UN16.03.39
UN16.04.39
UN16.05.39
UN16.01.40
UN16.02.40
UN16.03.40
UN16.04.40
UN16.05.40
Jumlah
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
320
-
√
√
√
√
√
135
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
180
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1180
151
77
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
160
10
√
√
√
434
√
√
√
√
√
255
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
320
-
20
√
h
Karakteristik
Kimia dalam
Keterampilan
Aspek
(High Order
p
Thinking)
o
√
√
√
√
q
Afektif
n
Berfikir
m
Tingkat
√
k
Kimia
j
Tinggi
i
√
√
√
(Ide Pokok)
l
Konteks
Dimensi Literasi Sains Kimia
Lampiran 4. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
√
Kode Soal
OP14.PG.01
√
No.
1.
OP14.PG.02
√
g
Saintifik dan Pengetahuan Konten Kimia
Ide Santifik Umum
2.
OP14.PG.03
√
f
3.
OP14.PG.04
√
e
4.
OP14.PG.05
√
√
d
5.
OP14.PG.06
√
√
c
6.
OP14.PG.07
√
b
7.
OP14.PG.08
a
8.
OP14.PG.09
√
9.
152
24.
23.
22.
21.
20.
19.
18.
17.
16.
15.
14.
13.
12.
11.
10.
OP14.PG.25
OP14.PG.24
OP14.PG.23
OP14.PG.22
OP14.PG.21
OP1.PG.20
OP14.PG19
OP14.PG.18
OP14.PG.17
OP14.PG.16
OP14.PG.15
OP14.PG.14
OP14.PG.13
OP14.PG.12
OP14.PG.11
OP14.PG.10
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25.
OP14.PG.26
√
√
26.
OP14.PG.27
√
27.
153
33.
32.
31.
30.
29.
28.
OP14.ES.04
OP14.ES.03
OP14.ES.02
OP14.ES.01
OP14.PG.30
OP14.PG.29
OP14.PG.28
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
34.
OP14.ES.05
√
√
√
√
35.
OP14.ES.06
√
√
36.
OP14.ES.07
√
√
37.
OP15.PG.01
√
√
38.
OP15.PG.02
√
39.
OP15.PG.03
√
40.
OP15.PG.04
√
√
41.
OP15.PG.05
√
42.
OP15.PG.06
√
√
43.
OP15.PG.07
√
44.
OP15.PG.08
√
45.
154
√
√
√
53.
52.
51.
50.
49.
48.
47.
46.
OP15.PG.17
OP15.PG.16
OP15.PG.15
OP15.PG.14
OP15.PG.13
OP15.PG.12
OP15.PG.11
OP15.PG.10
OP15.PG.09
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
54.
OP15.PG.18
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
55.
OP15.PG.19
√
√
√
56.
OP15.PG.20
√
√
√
√
57.
OP15.PG.21
√
√
√
√
58.
OP15.PG.22
√
√
√
√
59.
OP15.PG.23
√
√
√
√
60.
OP15.PG.24
√
√
√
61.
OP15.PG.25
√
√
62.
OP15.PG.26
√
63.
155
√
70.
69.
68.
67.
66.
65.
64.
OP15.ES.04
OP15.ES.03
OP15.ES.02
OP15.ES.01
OP15.PG.30
OP15.PG.29
OP15.PG.28
OP15.PG.27
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
71.
OP15.ES.05
√
√
√
72.
OP15.ES.06
√
√
√
73.
OP16.PG.01
√
√
√
74.
OP16.PG.02
√
√
√
75.
OP16.PG.03
√
√
76.
OP16.PG.04
√
√
77.
OP16.PG.05
√
√
78.
OP16.PG.06
√
√
79.
OP16.PG.07
√
80.
√
√
OP16.PG.08
√
81.
156
95.
94.
93.
92.
91.
90.
89.
88
87.
86.
85.
84.
83.
82.
OP16.PG.23
OP16.PG.22
OP16.PG.21
OP16.PG.20
OP16.PG.19
OP16.PG.18
OP16.PG.17
OP16.PG.16
OP16.PG.15
OP16.PG.14
OP16.PG.13
OP16.PG.12
OP16.PG.11
OP16.PG.10
OP16.PG.09
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
96.
OP16.PG.24
√
97.
OP16.PG.25
√
98.
OP16.PG.26
√
99.
157
√
√
√
√
√
√
√
√
102.
101.
100.
OP16.PG.30
OP16.PG.29
OP16.PG.28
OP16.PG.27
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
103.
OP16.ES.01
√
√
√
√
√
√
9
64
34
√
√
104.
√
OP16.ES.02
√
√
105.
√
-
OP16.ES.03
-
106.
6
√
√
11
√
-
OP16.ES.04
√
√
109
3
107.
√
11
OP16.ES.05
2
108.
√
64
-
OP16.ES.06
-
109.
Jumlah
158
√
12
1
Lampiran 5. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal Ujian
Nasional Kimia Tahun 2014-2016
No.
1.
Kode Soal
UN14.02.06
2.
UN14.03.06
3.
UN14.06.06
4.
UN14.17.06
5.
UN14.18.06
6.
UN14.02.07
7.
UN14.03.07
8.
UN14.06.07
9
UN14.07.07
10.
UN14.09.07
11.
UN14.12.07
12.
UN14.15.07
13.
UN14.17.07
14.
UN14.18.07
15.
UN14.19.07
16.
UN14.20.07
17.
UN14.01.08
Keterangan
Sains dan Teknologi : Pembuatan asam nitrat dalam
industri
Sains dan Teknologi: Pembuatan logam besi dalam
industri
Sains dan Teknologi: Pembuatan logam besi dalam
industri
Sains dan Teknologi : Pembuatan asam nitrat dalam
industri
Sains dan Teknologi : Pembuatan asam nitrat dalam
industri
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hidrogen
karbonat atau soda kue untuk pengembang adonan
kue
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida
atau karbit untuk bahan mengelas
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida
atau karbit untuk bahan mengelas
Lingkungan : Terjadinya kesadahan pada air yang
terjadi daerah bukit kapur
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hidrogen
karbonat atau soda kue untuk pengembang adonan
kue
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida
atau karbit untuk bahan mengelas dan untuk mengisi
balon udara
Lingkungan : Terjadinya kesadahan pada air yang
terjadi daerah bukit kapur
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hidrogen
karbonat atau soda kue untuk pengembang adonan
kue
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida
atau karbit untuk bahan mengelas
Lingkungan : Terjadinya kesadahan pada air yang
terjadi daerah bukit kapur
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida
atau karbit untuk bahan mengelas dan untuk mengisi
balon udara
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air
limbah
159
18.
UN14.02.08
19.
UN14.03.08
20.
UN14.04.08
21.
22.
23.
UN14.05.08
UN14.06.08
UN14.07.08
24.
UN14.08.08
25.
26.
27.
28.
29.
UN14.09.08
UN14.10.08
UN14.11.08
UN14.12.08
UN14.13.08
30.
UN14.14.08
31.
UN14.15.08
32.
33.
UN14.16.08
UN14.17.08
34.
UN14.18.08
35.
36.
UN14.19.08
UN14.20.08
37.
UN14.01.14
38.
UN14.02.14
39.
UN14.03.14
40.
UN14.04.14
41.
UN14.05.14
Lingkungan : Pengujian air limbah yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik
Lingkungan : Pengujian air limbah yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air
limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian air limbah yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air
limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air
dari berbagai sumber yang tercemar limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
di suatu selokan
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air
dari berbagai sumber yang tercemar limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air
dari berbagai sumber yang tercemar limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
di suatu selokan
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah
di suatu selokan
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
160
42.
UN14.06.14
43.
UN14.07.14
44.
UN14.08.14
45.
UN14.09.14
46.
UN14.10.14
47.
UN14.11.14
48.
UN14.12.14
49.
UN14.13.14
50.
UN14.14.14
51.
UN14.15.14
52.
UN14.16.14
53.
UN14.17.14
54.
UN14.18.14
55.
UN14.19.14
56.
UN14.20.14
57.
UN14.01.15
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat
koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep koagulasi
161
58.
UN14.02.15
59.
UN14.03.15
60.
UN14.04.15
61.
UN14.05.15
62.
UN14.06.15
63.
UN14.07.15
64.
UN14.08.15
65.
UN14.09.15
66.
UN14.10.15
67.
UN14.11.15
68.
UN14.12.15
69.
UN14.13.15
70.
UN14.14.15
71.
UN14.15.15
72.
UN14.16.15
dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep adsorpsi dan
koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep
elektroforesis dan dialisis yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep
elektroforesis dan dialisis yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep adsorpsi dan
koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep koagulasi
dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep adsorpsi dan
koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep
elektroforesis dan dialisis yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep koagulasi
dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
162
73.
UN14.17.15
74.
UN14.18.15
75.
UN14.19.15
76.
UN14.20.15
77.
UN14.01.16
78.
UN14.02.16
79.
UN14.03.16
80.
UN14.04.16
81.
UN14.05.16
82.
UN14.06.16
83.
UN14.07.16
84.
UN14.08.16
85.
UN14.09.16
86.
UN14.10.16
87.
UN14.11.16
88.
UN14.12.16
89.
UN14.13.16
90.
UN14.14.16
91.
UN14.15.16
92.
UN14.16.16
hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan
koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep efek Tyndall
dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep efek Tyndall
dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan konsep efek Tyndall
dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
163
93.
UN14.17.16
94.
UN14.18.16
95.
UN14.19.16
96.
UN14.20.16
97.
UN14.01.22
98.
UN14.02.22
99.
UN14.03.22
100.
UN14.04.22
101.
UN14.05.22
102.
UN14.06.22
103.
UN14.07.22
104.
UN14.08.22
105.
UN14.09.22
106.
UN14.10.22
107.
UN14.11.22
108.
UN14.12.22
109.
UN14.13.22
110.
UN14.14.22
111.
UN14.15.22
112.
UN14.16.22
113.
UN14.17.22
114.
UN14.18.22
115.
UN14.19.22
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa
nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
164
116.
UN14.20.22
117.
UN14.01.23
118.
UN14.02.23
119.
UN14.03.23
120.
UN14.04.23
121.
UN14.05.23
122.
UN14.06.23
123.
UN14.07.23
124.
UN14.08.23
125.
UN14.09.23
126.
UN14.10.23
127.
UN14.11.23
128.
UN14.12.23
129.
UN14.13.23
130.
UN14.14.23
131.
UN14.15.23
132.
UN14.16.23
133.
UN14.17.23
134.
UN14.18.23
135.
UN14.19.23
136.
UN14.20.23
137.
UN14.01.25
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
165
138.
UN14.02.25
139.
UN14.03.25
140.
UN14.04.25
141.
UN14.05.25
142.
UN14.06.25
143.
UN14.07.25
144.
UN14.08.25
145.
UN14.09.25
146.
UN14.10.25
147.
UN14.11.25
148.
UN14.12.25
149.
UN14.13.25
150.
UN14.14.25
151.
UN14.15.25
152.
UN14.16.25
153.
UN14.17.25
154.
UN14.18.25
155.
UN14.19.25
156.
UN14.20.25
157.
UN14.03.33
158.
UN14.11.33
159.
UN14.12.33
160.
UN14.13.33
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hipoklorit
sebagai pemutih pakaian
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hipoklorit
sebagai pemutih pakaian
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan gas klorin dan
larutan NaOH sebagai pemutih pakaian
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan gas klorin dan
166
161.
UN14.16.33
162.
UN14.20.33
163.
UN14.01.36
164.
UN14.02.36
165.
UN14.03.36
166.
UN14.04.36
167.
UN14.05.36
168.
UN14.06.36
169.
UN14.07.36
170.
UN14.08.36
171.
UN14.09.36
172.
UN14.10.36
173.
UN14.11.36
174.
UN14.12.36
175.
UN14.13.36
176.
UN14.14.36
177.
UN14.15.36
178.
UN14.16.36
179.
UN14.17.36
180.
UN14.18.36
181.
UN14.19.36
182.
UN14.20.36
larutan NaOH sebagai pemutih pakaian
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan gas klorin dan
larutan NaOH sebagai pemutih pakaian
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hipoklorit
sebagai pemutih pakaian
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang
terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi
167
183.
UN14.01.40
184.
UN14.02.40
185.
UN14.03.40
186.
UN14.04.40
187.
UN14.05.40
188.
UN14.06.40
189.
UN14.07.40
190.
UN14.08.40
191.
UN14.09.40
192.
UN14.10.40
193.
UN14.11.40
194.
UN14.12.40
195.
UN14.13.40
196.
UN14.14.40
197.
UN14.15.40
198.
UN14.16.40
199.
UN14.17.40
200.
UN14.18.40
201.
UN14.19.40
Sains dan Teknologi : Senyawa untuk campuran
pembuatan garam dapur dan untuk mematangkan
buah
Sains dan Teknologi : Senyawa yang digunakan untuk
rnelelehkan salju di jalan dan bahan pembuat korek
api
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada
pabrik kertas dan pengempal
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada
membuat sabun dan menetralkan asam lambung
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada
membuat sabun dan menetralkan asam lambung
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada
membuat sabun dan menetralkan asam lambung
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk pembuatan kembang api dan penyepuhan pada
patah tulang
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk pembuatan kembang api dan penyepuhan pada
patah tulang
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada
pabrik kertas dan pengempal
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada
pabrik kertas dan pengempal
Sains dan Teknologi : Senyawa untuk campuran
pembuatan garam dapur dan untuk mematangkan
buah
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk pengembang dan pengempal bahan makanan
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk mencairkan salju dan pembuatan korek api
Sains dan Teknologi : Senyawa yang digunakan untuk
rnelelehkan salju di jalan dan bahan pembuat korek
api
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk pengembang dan pengempal bahan makanan
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk mencairkan salju dan pembuatan korek api
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk pembuatan kembang api dan penyepuhan pada
patah tulang
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk pengembang dan pengempal bahan makanan
Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan
untuk mencairkan salju dan pembuatan korek api
168
202.
UN14.20.40
203.
UN15.02.07
204.
UN15.03.07
205.
UN15.04.07
206.
UN15.01.14
207.
UN15.02.14
208.
UN15.03.14
209.
UN15.04.14
210.
UN15.05.14
211.
UN15.01.15
212.
UN15.02.15
213.
UN15.03.15
214.
UN15.04.15
215.
UN15.05.15
216.
UN15.01.16
217.
UN15.02.16
218.
UN15.03.16
219.
UN15.04.16
220.
UN15.05.16
221.
UN15.01.21
222.
UN15.02.21
Sains dan Teknologi : Senyawa untuk campuran
pembuatan garam dapur dan untuk mematangkan
buah
Sumber Daya Alam : Proses fermentasi pada
pembuatan tape singkong
Sumber Daya Alam : Proses fermentasi pada
pembuatan tape singkong
Sumber Daya Alam : Proses pembakaran gas elpiji
yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan
bakar minyak tanah
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep tekanan
osmotik dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep penurunan
titik beku dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep penurunan
titik beku dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep penurunan
titik beku dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep tekanan
osmotik dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek
Tyndall dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek
Tyndall dan dialisis dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek
Tyndall dan dialisis dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep adsorpsi
dan koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek
Tyndall dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang
digunakan sebagai pelarut dan desinfektan
Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang
digunakan sebagai pengawet makanan dan bahan
karet sintetis
Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang
digunakan sebagai pelarut dan desinfektan
Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang
digunakan sebagai pelarut dan desinfektan
Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang
digunakan sebagai pengawet makanan dan bahan
karet sintetis
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
169
223.
UN15.03.21
224.
UN15.04.21
225.
UN15.05.21
226.
UN15.01.23
227.
UN15.02.23
228.
UN15.03.23
229.
UN15.04.23
230.
UN15.05.23
231.
UN15.01.25
232.
UN15.02.25
233.
UN15.03.25
234.
UN15.04.25
235.
UN15.05.25
236.
UN15.01.37
237.
UN15.02.37
238.
UN15.03.37
239.
UN15.04.37
240.
UN15.05.37
241.
UN16.01.27
242.
UN16.02.27
243.
UN16.03.27
244.
UN16.04.27
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam
tubuh
Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam
tubuh
Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam
tubuh
Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam
tubuh
Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam
tubuh
Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam
kehidupan sehari-hari
170
245.
UN16.05.27
246.
UN16.01.28
247.
UN16.02.28
248.
UN16.03.28
249.
UN16.04.28
250.
UN16.05.28
251.
UN16.01.40
252.
UN16.02.40
253.
UN16.03.40
254.
UN16.04.40
255.
UN16.05.40
Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik
dalam kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam
kehidupan sehari-hari
Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam
kehidupan sehari-hari
171
Lampiran 6. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal
Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016
No.
Kode Soal
Keterangan
1.
OP14.PG.05
Kesehatan : Larutan glukosa intravena (larutan untuk
infus) yang dapat memberikan tekanan osmosis sama
seperti tekanan darah manusia.
2.
OP14.ES.04
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan senyawa natrium
tripolyfosfat sebagai zat aditif dalam deterjen yang
dapat mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah
sehingga dapat mencegah pengendapan garam asam
lemak pada pakaian yang dicuci
3.
OP15.PG.03
Kesehatan : Penggunaan senyawa ibuprofen sebagai
pil sakit kepala
4.
OP15.ES.04
Kesehatan : Senyawa hidroksi apatit Ca5(PO4)3OH
merupakan senyawa pembentuk tulang dan gigi.
Selain itu dapat digunakan untuk mencegah lubang
pada gigi karena pada pasta gigi mengandung senyawa
yang dapat melepaskan ion F-
5.
OP15.ES.05
Kesehatan : Senyawa o-hidroksi benzoat atau asam
salisilat merupakan perkusor (zat intermediet) untuk
membuat obat analgesik (Aspirin) dan minyak winter
(untuk salep)
6.
OP15.ES.06
Sains dan Teknologi : Senyawa poli etilen tereftalat
(TEL) banyak diaplikasikan untuk serat sintetis,
seperti Dacron, film tipis seperti Mylar, dan sebagai
bahan pembuat botol minuman bersoda
7.
OP16.PG.17
Sumber Daya Alam : Pigmen klorofil menyebabkan
warna hijau pada tumbuhan yang terdapat pada
kloropas
8.
OP16.ES.04
Sains dan Teknologi : Pemanfaatan turbin proton
172
sebagai molekul yang dapat menggerakkan beberapa
jenis bakteri yang dijalankan oleh aliran ion H+
(proton)
9.
OP16.ES.06
Sumber Daya Alam : Senyawa hidrokarbon C10H16
banyak terkandung dalam daun herbal, misalnya daun
kemangi (Ocinum bassilum; Ferina citratum) yang
mempunyai aroma dan cita rasa menarik
173
Kriteria
Merencanakan eksperimen
untuk membuktikan suatu teori
kimia
Mampu mengidentifikasi
masalah untuk diselidiki
Merumuskan hipotesis untuk
meramalkan kemungkinankemungkinan yang dapat
terjadi dalam suatu percobaan
ilmiah
Menggunakan hasil
eksperimen untuk
menjelaskan fenomena kimia.
Menjelaskan pengetahuan
faktual
Menjelaskan pengetahuan
konseptual
Menjelaskan pengetahuan
prosedural
80
10%
180
22,5%
0
0%
UN
0
0%
3
8,11%
37
100%
2
5,41%
0
0%
23
62,16%
0
0%
OP
0
0%
0
0%
40
20%
200
100%
17
8,5%
25
12,50%
60
30%
0
0%
UN
0
0%
0
0%
5
13,89%
36
100%
0
0%
1
2,78%
25
69,44%
0
0%
OP
0
0%
0
0%
60
30%
200
100%
5
2,5%
30
15%
80
40%
0
0%
UN
0
0%
0
0%
3
8,33%
36
100%
1
2,78%
1
2,78%
16
44,44%
0
0%
OP
0
0%
Jumlah dan Presentase
2016
0
0%
180
15%
1180
98,33%
77
6,42%
135
11,25%
320
26,67%
0
0%
0
0%
UN
0
0%
11
10,09%
109
100%
3
2,75%
2
1,83%
64
58,72%
0
0%
0
0%
OP
0
0%
191
14,59%
1289
98,47%
80
6,11%
137
10,45%
384
29,34%
0
0%
0
0%
Total
2015
80
10%
780
97,5%
55
6,88%
0
0%
2014
0
0%
Lampiran 7. Tabulasi Setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat
Provinsi Tahun 2014-2016
No.
a.
b.
1.
2.
e.
c.
5.
f.
3.
6.
g.
d.
7.
h.
4.
8.
Menjelaskan pengetahuan
epistemik
174
15.
p. Mengevaluasi soal (C5)
i. Memberikan penjelasan
makroskopik dari fenomena
kimia
j. Memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena
kimia
k. Memberikan penjelasan
simbolik dari fenomena kimia
l. Mengetahui peran penting
pengetahuan kimia untuk
menjelaskan fenomena seharihari
m. Menggunakan pemahaman
kimianya untuk mengambil
keputusan yang berhubungan
dengan isu kimia
n. Menghubungkan antara
inovasi kimia dan proses
sosial dalam menanggapi isu
kimia
o. Menganalisis soal (C4)
9.
16.
14.
13.
12.
11.
10.
17.
q. Menunjukkan ketertarikan
peserta didik terhadap isu
kimia terkini.
Jumlah Soal
800
180
22,5%
0
0%
20
2,5%
0
0%
0
0%
299
37,38%
202
25,25%
0
0%
60
7,50%
37
23
62,16%
2
5,41%
1
2,70%
0
0%
0
0%
12
32,43%
2
5,41%
3
8,11%
3
8,11%
200
60
30%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
60
30%
38
19%
0
0%
40
20%
36
25
69,44%
7
19,44%
0
0%
0
0%
0
0%
11
30,56%
4
11,11%
1
2,78%
5
13,89%
200
80
40%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
75
37,5%
15
7,5%
10
5%
60
30%
36
16
44,44%
3
8,33%
0
0%
0
0%
0
0%
11
30,56%
3
11,11%
2
5,56%
3
8,33%
1200
320
26,67%
0
0%
20
1,67%
0
0%
0
0%
434
36,17%
255
21,25%
10
0,83%
160
13,33%
109
64
58,72%
12
11,01%
1
0,92%
0
0%
0
0%
34
31,19%
9
8,26%
6
5,50%
11
10,09%
1309
384
29,34%
12
0,92%
21
1,60%
0
0%
0
0%
468
35,75%
264
20,17%
16
1,22%
171
13,06%
175
176
Download