ANALISIS PROFIL LITERASI SAINS PADA SOAL UJIAN NASIONAL DAN OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT PROVINSI TAHUN 2014-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: FATMA SEPTIYANI NIM. 13303241017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i ANALISIS PROFIL LITERASI SAINS PADA SOAL UJIAN NASIONAL DAN OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT PROVINSI TAHUN 2014-2016 Oleh : Fatma Septiyani NIM : 13303241017 ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui profil komponen literasi sains kimia pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumenter. Subjek penelitian ini adalah soal Ujian Nasional (UN) dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi (OP) Tahun 2014-2016. Soal ujian nasional yang dianalisis terdiri dari 1200 butir soal sedangkan soal olimpiade yang dianalisis terdiri dari 109 butir soal. Objek dalam penelitian ini adalah komponen profil literasi sains kimia yang terdiri dari 17 indikator yang mengacu pada jurnal dari Shawartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) serta PISA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 mengandung literasi sains kimia yang tersebar pada beberapa indikator. Indikator mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) untuk UN dan OP, yaitu: 26,67% dan 58,72%; menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d): 11,25% dan 1,83%; menjelaskan pengetahuan faktual (e): 15% dan 10,09%; menjelaskan pengetahuan konseptual (f): 98,33% dan 100%; menjelaskan pengetahuan prosedural (g): 6,42% dan 2,75%; memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i): 13,33% dan 10,09%; memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j): 0,83% dan 5,50%; memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k): 36,17% dan 31,19%; mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l): 21,25% dan 8,26%; menganalisis soal (C4) (o): 26,67% dan 58,72%; mengevaluasi soal (C5) (p): 0% dan 11,01%; dan menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q): 1,67% dan 0,92%. Presentase indikator lain dalam soal adalah 0%. Kata kunci: Literasi Sains, Literasi Sains Kimia, Ujian Nasional, Olimpiade ii THE PROFILE ANALYSIS OF SCIENCE LITERATURE IN QUESTIONS OF FINAL EXAMINATION AND PROVINCE CHEMISTRY OLYMPIAD FOR SENIOR HIGH SCHOOL IN YEAR 2014 – 2016 By : Fatma Septiyani NIM : 13303241017 ABSTRACT This research was a qualitative descriptive research which aimed to find out the component profile of science chemistry literature in question packages of Final Examination for Senior High School and Province Chemistry Olympiad for Senior High School in year 2014 – 2016. This research used documentary study as the data collection technique. The research subjects were the Final Examination’s questions for Senior High School and Province Chemistry Olympiad for Senior High School in year 2014 – 2016. The questions of final examination that was analysis consist of 1200 items while the questions of olympiad that was analysis consist of 109 items. The research object was the component profile of science literature there were 17 indicators based on Journal of Shawartz, Ben-zvi, and Hofstein (2006) and PISA. The research finding showed that the Final Examination’s questions for Senior High School and Province Chemistry Olympiad for Senior High School in year 2014 – 2016 contained the science chemistry literature that spread to some indicators. Indicators able to identify problems to investigate (b) for Final Examination and Province Olympiad, it was: 26,67% and 58,72%; were using experiment’s result to describe the chemistry phenomena (d): 11.25% and 1.83%; describing factual knowledge (e): 15% and 10,09%; describing conceptual knowledge (f): 98,33% and 100%; describing procedural knowledge (g): 6,42% and 2,75%; giving macroscopic explanation of chemistry phenomena (i): 13,33% and 10,09%, giving sub-microscopic explanation of chemistry phenomena (j): 0,83% and 5,50%; giving symbolical explanation of chemistry phenomena (k): 36,17% and 31.19%; knowing the importance of chemistry to describe the daily phenomena (l): 21,25% and 8,26%; question analysis (C4) (o): 26,67% and 58,72%; question evaluation (C5) (p): 0% and 11,01%; and show interest in learners of current chemical issues (q): 1,67% and 0,92%. The percentage of other indicators in the matter is 0%. Keyword: Sacience Literacy, Chemistry Science Literacy, National Examination, Olympiad iii iv v HALAMAN PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawahini, saya : Nama : Fatma Septiyani NIM : 13303241017 Program Studi : Pendidikan Kimia Fakultas : MIPA Universitas Negeri Yogyakarta JudulPenelitian :Analisis Profil Literasi Sains pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang diambil sebagai bahan acuan penelitian ini. Selanjutnya apabila ada hal-hal yang tidak sesuai sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Yogyakarta, 15 Juni 2017 Yang Menyatakan, Fatma Septiyani NIM. 13303241017 vi MOTTO Manfaatkanlah semangatmu sebaik mungkin, sebelum malasmu menghancurkan masa depanmu Semangat dan kemalasanmu bebas kau pilih, tapi tidak dengan konsekuensinya vii HALAMAN PERSEMBAHAN Banyak suka duka yang menyertai perjalanan ini hingga terselesaikannya tugas akhir skripsi ini, namun berkat kesabaran dan dukungan semua pihak dapat terlewati dengan mudah. Saya sangat berterimakasih dan mempersembahkan hasil tugas akhir skripsi ini kepada: Allah SWT, Dzat pemberi kehidupan, yang telah memberikan karunia nikmat yang tak terhingga, mencerahkan dari segala gelap, melindungi dari segala bahaya dan memudahkan dari segala kesulitan. Kedua orang tua yang tidak pernah lelah untuk selalu memberikan dorongan, semangat, dan doa yang tiada henti mereka panjatkan untuk saya. Adik perempuan terbongsor, Della Aprilia Sari, teman jahil dan teman curhat ketika dirumah. Dosen pembimbing, Bapak Crys Fajar Partana, M.Si yang telah ikhlas dan bersungguh-sungguh membimbing saya dari awal perencanaan sampai tersusunnya laporan skripsi ini. Bapak dan Ibu dosen FMIPA UNY, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberi masukan penulisan laporan skripsi. Riris Kasduing Galih seperjuangan skripsi, banyak suka duka telah kita lewati berdua dan alhamdulillah kita berhasil melewatinya. Agus Ardiyanto, untuk yang satu ini, biar kedua mataku yang berbicara padanya. viii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tertuju kepada Nabi Besar Muhamad SAW beserta para pengikutnya. Berkat rahmat dan hidayah-Nyalah maka, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Profil Literasi Sains pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kimia di FMIPA UNY. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang dicapai bukanlah karena kerja individu semata, tetapi berkat bantuan semua pihak yang ikut mendukung terselenggaranya penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik, dari awal hingga penyusunan laporan skripsi. 2. Kedua orang tua dan semua keluarga penulis yang telah memberikan perhatian, dukungan, dan doa yang tiada henti. 3. Bapak Dr. Crys Fajar Partana, M.Si. selaku dosen pembimbing penelitian yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian dan telah berkenan meluangkan tenaga, waktu, dan pikiran ix untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penelitian sampai tersusunnya laporan skripsi ini. 4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd. selaku koordinator tugas akhir skripsi yang telah memberikan masukan dan koreksi pada skripsi ini. 5. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga kebaikan atas bantuan yang diberikan dari semua pihak di atas mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak senantiasa penulis nantikan demi perbikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perbaikan pendidikan di masa yang akan datang, khususnya di bidang pendidikan Kimia. Yogyakarta, Mei 2017 Penulis x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii ABSTRACT .................................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ vi MOTTO .......................................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7 D. Perumusan Masalah ............................................................................ 7 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8 BAB II. KAJIAN PUSTAKA xi A. Deskripsi Teori................................................................................... 9 1. Pembelajaran Kimia ..................................................................... 9 2. Analisis Soal ................................................................................ 10 3. Literasi Sains ................................................................................ 11 B. Kerangka Berpikir .............................................................................. 23 C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 25 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ................................................................................ 26 B. Desain Operasional Istilah Penelitian ................................................. 27 C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 27 D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ......................... 28 E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 31 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34 B. Pembahasan ......................................................................................... 37 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................................. 92 B. Saran ................................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96 LAMPIRAN ..................................................................................................... 99 xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.Rerata Skor dan Peringkat Literasi Sains Berdasarkan Studi PISA ...................................................................................................... 3 Tabel 2.Gambaran Kemampuan Sains Siswa Indonesia pada setiap Level Kemampuan (Benchmark) ................................................................. 4 Tabel 3. Kisi-Kisi Dimensi Literasi Sains Kimia ............................................ 30 Tabel4. Lembar Tabulasi setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional dan Olimpiade ............................................................ 33 Tabel 5. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 ................................................................................ 35 Tabel 6. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 36 Tabel 7. Presentase Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks untuk Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 37 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 39 Gambar 2. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 40 Gambar 3. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 56 Gambar 4. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 56 Gambar 5. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 66 Gambar 6. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 66 Gambar 7. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 76 Gambar 8. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 76 Gambar 9. Grafik Korelasi Dimensi Aspek Afektif dalam Soal Ujian Nasional dan dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 xiv 82 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Validasi Instrumen Penelitian................................................100 Lampiran 2. Instrumen Literasi Sains..................................................................103 Lampiran 3. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016............................................................................107 Lampiran 4. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016................................................152 Lampiran 5. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016......................................159 Lampiran 6. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016.........172 Lampiran 7. Tabulasi Setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016...........................................................................174 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting, karena memungkinkan peserta didik untuk memahami apa yang terjadi disekitar mereka. Kurikulum kimia umumnya menggabungkan beberapa konsep abstrak, yang penting untuk dipelajari lebih lanjut baik dalam ilmu kimia maupun ilmu sains lainnya (Sirhan, 2007). Kimia merupakan pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh semua peserta didik, terutama bagi mereka yang mengambil jurusan IPA. Melalui pembelajaran kimia, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik secara kritis dan kreatif terutama dalam memecahkan masalah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi (High Order Thinking). Oleh karena itu, peserta didik perlu dibiasakan untuk mengerjakan soal-soal yang bervariasi yang tentunya dapat meningkatkan kemampuan berfikir mereka. Kimia sendiri memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yakni untuk memperoleh pemahaman kimia yang berkaitan dengan fakta, kemampuan mengenal, dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam menggunakan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Sastrawijaya, 1988). Kimia memegang peranan tersendiri dalam bidang pendidikan sebagai upaya pemerintah memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah berperan 1 serta dalam studi internasional yang diselenggarakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan menguji kompetensi peserta didik di seluruh dunia. Salah satu studi yang dilakukan adalah PISA (Programme of International Students Assesment) yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Indonesia sendiri sudah mengikuti studi ini sejak awal diselenggarakannya, yaitu pada tahun 2000. Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011) menyatakan bahwa PISA merupakan studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara berkala kemampuan peserta didik pada usia 15 tahun, yaitu kisaran peserta didik kelas tiga SMP atau kelas satu SMA dalam membaca (reading literacy), matematika (mathematics literacy) dan sains (scientific literacy). Studi PISA yang dilaksanakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation & Development) dan Unesco Institute for Statistics) digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam rangka tantangan yang ada di masyarakat (knowledge society)dewasa ini. PISA 2006 mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah itu dalam kehidupan sehari-hari. Rerata skor Literasi Sains Indonesia berdasarkan hasil studi PISA ditunjukkan pada Tabel 1. 2 Tabel 1. Rerata Skor dan Peringkat Literasi Sains Berdasarkan Studi PISA No. Tahun Studi Rerata Skor Peringkat Jumlah Negara Literasi Sains Indonesia Peserta 1. 2000a 379 38 41 a 2. 2003 381 38 40 3. 2006a 395 50 57 b 4. 2009 383 60 65 5. 2012c 382 64 65 d 6. 2015 395 62 70 a b c d Keterangan Sumber : :PISA 2006 , :PISA 2009, :PISA 2012, :PISA 2015. Tahun 2015 peserta didik Indonesia kembali mengikuti tes PISA, skor rerata literasi sains yang diperoleh sebesar 395. Dengan rincian, untuk kemampuan sains mendapatkan skor rerata 403, skor ini meningkat dari 3 tahun keikutsertaan tes sebelumnya, yaitu sebesar 3 poin. Untuk kemampuan membaca mendapatkan skor rerata literasi sains sebesar 397, skor ini menurun dari 3 tahun keikutsertaan tes sebelumnya, yaitu sebesar 2 poin. Kemampuan matematika skor yang diperoleh sebesar 386, skor ini meningkat dari 3 tahun keikutsertaan tes sebelumnya, yaitu sebesar 4 poin. Skor rerata yang diperoleh peserta didik Indonesia pada tahun 2015 tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan rerata OECD, yaitu sebesar 493. Hasil rata-rata skor yang diperoleh Indonesia tersebut berdasarkan level kemampuan (Benchmark) masih berada pada level terendah, yaitu pada level 1 dari 6 level. Artinya, kemampuan peserta didik Indonesia masih pada level dasar, sedangkan pada level kemampuan lebih tinggi, presentase jumlah peserta didik Indonesia semakin kecil, bahkan tidak ada satupun peserta didik Indonesia yang berada pada level 5 dan level 6. Rendahnya kemampuan peserta didik Indonesia dalam literasi sains antara lain disebabkan 3 rendahnya kemampuan mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains. Data gambaran kemampuan sains peserta didik Indonesia pada setiap level kemampuan (Benchmark) yang terdapat dalam Ringkasan Studi PISA 2006 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Gambaran Kemampuan Sains Peserta didik Indonesia pada setiap Level Kemampuan (Benchmark) Level kemampuan Skor Presentase (%) Dibawah level 1 Di bawah 334,94 20,3 Level 1 334,94-409,54 41,3 Level 2 409,54-484,14 27,5 Level 3 484,14-558,73 9,5 Level 4 558,73-633,33 1,4 Level 5 633,33-707,93 - Level 6 Di atas 707,93 - Selain turut serta dalam studi PISA, perbaikan kualitas pendidikan juga dilakukan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran yang diselenggarakan oleh pemerintah setiap tahunnya. Bentuk evaluasi yang diselenggarakan pemerintah pada pendidikan formal, yaitu melalui Ujian Nasional. Melalui evaluasi ini kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami apa yang telah dipelajarinya dan keberhasilan guru dalam penyampaian materi. Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional yang digunakan oleh pemerintah pusat sebagai salah 4 satu instrumen penting untuk standarisasi mutu pendidikan. Menurut Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2015 tentang kriteria kelulusan peserta didik, penyelenggaraan ujian nasional, dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah/pendidikan kesetaraan pada SMP/MTs atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat, ujian nasional didefinisikan sebagai kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Selain itu, pemerintah juga menyelenggarakan suatu kompetisi untuk mencari peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, yaitu melalui olimpiade. Olimpiade merupakan ajang kompetisi bergengsi tahunan yang diikuti oleh peserta didik yang berprestasi dari penjuru daerah di Indonesia. Masing-masing sekolah/dinas pendidikan daerah saling berlomba dalam mempersiapkan tim yang tangguh yang akan mewakili sekolah atau daerahnya untuk berkompetisi sampai tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena, ajang ini diperuntungkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, maka soal yang diujikan pun dianggap memiliki kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan soal-soal yang diberikan di sekolah. Saat ini, belum banyak data yang memberikan informasi mengenai seberapa besar adanya profil literasi sains yang terdapat dalam soal ujian nasional dan juga olimpiade. Data mengenai profil literasi sains tersebut sangat penting untuk diketahui, khususnya oleh guru-guru agar dalam penyusunan soal-soal mereka tetap memperhatikan adanya profil literasi sains dalam soal yang mereka buat. 5 Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian pada soal Ujian Nasional dan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 berkaitan dengan profil literasi sains kimia. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Hasil survei PISA menunjukkan bahwa literasi sains peserta didik di Indonesia masih rendah, bahkan dibawah rata-rata skor Internasional. Kebanyakan peserta didik di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains. Harusnya mereka sudah mampu mengomunikasikan dan mengaitkan kemampuan itu dengan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. 2. Perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan pada sistem pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mampu bersaing dalam dunia Internasional. 3. Belum diketahui seberapa besar adanya profil literasi sains pada soal Ujian Nasional Kimia. 4. Belum diketahui seberapa besar adanya profil literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi. 6 C. Pembatasan Masalah Merujuk pada identifikasi masalah, maka penelitian ini membatasi masalah penelitian yang berfokus pada analisis profil literasi sains pada soal Ujian Nasional Kimia dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Fokus analisis literasi sains ini pada pelajaran kimia, sehingga kriteria yang digunakan mengacu pada aspek literasi sains kimia. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana profil komponen literasi sains pada paket soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016? 2. Bagaimana profil komponen literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian analisis terhadap profil literasi sains pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 adalah untuk : 1. Mengetahui profil komponen literasi sains pada paket soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016. 2. Mengetahui profil komponen literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. 7 F. ManfaatPenelitian Hasil penelitian Analisis Profil Literasi Sains pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ini dapat digunakan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti a. Memberikan pengalaman empiris tentang penelitian pendidikan kimia terutama cara menganalisis soal yang berkaitan dengan literasi sains. b. Menambah khasanah pengetahuan dalam bidang pendidikan. 2. Bagi guru a. Memberikan gambaran bagi guru kimia maupun calon guru kimia mengenai soal yang mengandung dimensi literasi sains. b. Masukan bagi guru kimia sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun soal-soal ulangan supaya lebih memperhatikan aspek literasi sains sehingga soal yang dibuat merupakan soal yang berkualitas. 3. Bagi pihak lain a. Sumber informasi bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai profil literasi sains. b. Memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait, kaitannya dengan mengembangkan bentuk-bentuk soal dan instrumen penilaian, seperti Dinas Pendidikan Kabupaten atau Provinsi. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimia Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu dasar yang didalamnya mencakup konten, konteks, proses, afektif dan ilmu lainnya. Melalui pengetahuan ini dapat digunakan untuk memahami ilmu pengetahuan melalui konteks yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dapat mengemabngkan kepribadian, kemampuan berpikir, sikap ilmiah, dan etika kehidupan. Proses ilmiah yang digunakan bersma pembelajaran IPA dapat membuat kemampuan berpikir peserta didik menjadi lebih berkembang. Melalui ilmu pembelajaran, orang akan menganali keteraturan di alam, keterbatasan ilmu, dan memahami bahwa penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan harus disertai dengan etika ilmiah. Semua definisi diatas mengarah pada gagasan literasi sains. Seseorang yang memiliki literasi sains berarti dia dapat memahami ilmu pengetahuan dan menerapkannya sesuai dengan kebutuhan di masyarakat (Rubini & Permanasari, 2014). Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (Natural Science). Menurut Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011) kimia merupakan ilmu tentang pemahaman dan rekayasa materi karena dapat menjelaskan perubahan materi menjadi materi lain. Kimia juga sering didefinisikan sebagai ilmu tentang susunan sifat perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut. Supardi dan Putri (2010) menjelaskan bahwa kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan. Pembelajaran kimia di 9 SMA perlu ditingkatkan dalam pemahaman peserta didik terhadap pemanfaatan dan penerapannya di masyarakat. Kimia sendiri memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai seperti yang diungkapkan oleh Sastrawijaya (1988), yakni memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam menggunakan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam kenyataan sehari-hari. Untuk mewujudkan tujuan tersebut harus diperoleh dalam jumlah waktu yang terbatas, dengan jumlah alat dan bahan yang tersedia, dan tenaga pengajar yang terbatas jumlah serta kemampuannya. 2. Analisis Soal 1. Analisis secara Teoritik atau Analisis Kualitatif. Surapranata (2004) mengkategorikan analisis kualitatif sebagai penelaahan soal berdasarkan validitas logis (logical validity) dan juga dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Validitas logis (logical validity) berupa penelaahan untuk menganalisis soal ditinjau dari segi teknis, isi, dan editorial. Analisis secara teknis merupakan penelaahan soal berdasarkan aturan-aturan pengukuran dan format penulisan soal. Analisis secara isi merupakan penelaahan khusus yang berkaitan dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis secara editorial merupakan penelaahan yang khususnya berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lainnya. Analisis materi merupakan penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Analisis konstruksi merupakan penelaahan yang umumnya berkaitan 10 dengan teknik penulisan soal. Analisis bahasa merupakan penelahaan soal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD. Melalui analisis kualitatif dapat diketahui berfungsi tidaknya sebuah soal. 2. Analisis Kuantitatif Analisis soal secara kuantitatif lebih menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Sukiman (2011), menyatakan bahwa karakteristik internal secara kuantitatif yang dimaksudkan adalah analisis soal secara kuantitatif yang diarahkan untuk menelaah tingkat validitas soal, reabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan khusus untuk model soal pilihan ganda perlu juga ditelaah efektifitas fungsi distraktor. Hasil analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal dapat membedakan antara peserta tes yang kemampuannya tinggi dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dengan peserta tes yang kemampuannya rendah. 3. Literasi Sains a. Pengertian Literasi Sains PISA 2003 dalam Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman, (2011) mendefinisikan literasi sains sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, kemampuan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada agar dapat memahami dan membantu peserta didik dalam membuat suatu keputusan mengenai dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Literasi sains sendiri memiliki dua kompetensi utama, yaitu pertama, kompetensi belajar sepanjang hayat, termasuk membekali peserta didik untuk belajar di sekolah yang lebih lanjut dan kedua, 11 kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi. Selain pengertian tersebut, terdapat dua pandangan mengenai makna literasi sains. Mohapatra (2013) menyampaikan dua pandangan literasi sains sebagai : 1. Memandang literasi sains sebagai pusat pengetahuan sains. 2. Memandang literasi sains menunjuk pada kegunaanya pada masyarakat. Pandangan tersebut menjelaskan bahwa literasi sains merupakan suatu hal yang perlu dimiliki untuk dapat menghadapi tantangan perubahan dunia yang sangat cepat sehingga pandangan ini menunjuk pada pembangunan life skill. b. Ruang Lingkup Literasi Sains Dalam pengukuran literasi sains, PISA 2006 menetapkan empat dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yaitu konten/pengetahuan sains, kompetensi/proses sains, konteks aplikasi sains, dan aspek sikap peserta didik akan sains. 1). Aspek Konten Aspek konten menekankan pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan aktivitas manusia yang dilakukan terhadap alam (Zuriyani, 2012). Menurut PISA konten sains yang dimaksud disini adalah pada pengetahuan yang menjadi kurikulum sains di sekolah dan pengetahuan yang diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia. Kriteria penentuan aspek konten sains adalah sebagai berikut : 12 a) Relevan dengan situasi nyata, b) Merupakan pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka panjang, c) Sesuai untuk tingkat perkembangan anak usia 15 tahun. 2). Aspek Kompetensi/ Proses PISA mengkaji proses literasi sains sebagai kemampuan peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan pemahaman ilmiah yang dimilikinya. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi kemampuan peserta didik untuk mencari, menafsirkan, dan memperlakukan bukti-bukti (Toharudin, Hendrawati, & Rustaman, 2011). PISA menetapkan tiga aspek dari komponen kompetensi/proses sians dalam penilaian literasi sains, yakni mengidentifikasi pertanyaan imiah, menjeaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti imiah. Zuriyani (2012), menyatakan bahwa proses kognitif yang termasuk dalam proses sains antara lain penalaran induktif/deduktif, berfikir kritis dan terpadu, pengubahan representasi, mengkonstruksi eksplanasi berdasarkan data, berfikir dengan menggunakan model dan menggunakan matematika. Kompetensi/proses sains dalam PISA dibagi menjadi tiga aspek, yaitu : a) Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah Pertanyaan ilmiah merupakan pertanyaan yang meminta jawaban yang disertai dengan bukti ilmiah, yang didalamnya mencakup juga mengenal pertanyaan yang mungkin diselidiki secara ilmiah dalam situasi yang diberikan, 13 mencari informasi dan mengidentifikasi kata kunci serta mengenal fitur penyelidikan ilmiah. b) Menjelaskan fenomena secara ilmiah Kompetensi ini mencakup mengaplikasikan pengetahuan sains yang sudah dimiliki dalam permasalahan yang sedang dihadapi, mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan identifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang sesuai. c) Menggunakan bukti ilmiah Kompetensi ini menuntut peserta didik untuk memahami penemuan ilmiah sebagai bukti untuk membuat kesimpulan. Peserta didik juga diharapkan dapat menyatakan bukti dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau dalam bentuk representasi. Dengan kata lain, peserta didik harus mampu menggambarkan hubungan yang jelas dan logis antara bukti dan kesimpulan atau keputusan. 3). Aspek Konteks Konteks literasi sains dalam PISA, lebih menekankan pada kehidupan seharihari daripada kelas atau laboratorium. Konteks sains melibatkan isu-isu yang sangat penting dalam kehidupan secara umum, seperti juga terhadap kepedulian pribadi. Butir-butir soal pada penilaian. Menurut PISA 2006, konteks sains lebih berfokus pada situasi yang terikat pada diri individu, keluarga, dan kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terikat pada kehidupan lintas negara (global), yang meliputi a) Kesehatan; b) sumber daya alam; c) lingkungan; d) bahaya; dan e) perkembangan sains dan teknologi. 14 4). Aspek Sikap Sikap-sikap akan sains berperan penting dalam pengambilan keputusan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar karir dalam sains, menggunakan konsep, dan metode ilmiah dalam kehidupan mereka. PISA memandang bahwa kemampuan sians peserta didik tidak hanya kecakapan dalam sains, tetapi juga bagaimana sifat mereka akan sains. Kemampuan sains seseorang di dalamnya memuat sikap-sikap tertentu, seperti kepercayaan, termotivasi, pemahaman diri, dan nilai-nilai (Zuriyani, 2012). c. Literasi Sains Kimia Literasi sains merupakan konsep yang luas, mengajarkan pelajaran khusus dalam pendidikan sains yang harus berkontribusi pada tujuan peserta didik secara ilmiah. Kimia berkontribusi pada literasi kimia pada khususnya dan pada literasi sains pada umumnya (Shwartz et al dalam Celik, 2014). Tsaparlis dalam Celik, 2014 mendefinisikan literasi kimia sebagai kemampuan memahami kimia dan kemampuan untuk menerapkan pemahaman yang dimilikinya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan instrumen yang mengacu pada apa yang disampaikan oleh Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan sebagian mengacu pada PISA, yaitu : 1. Saintifik dan pengetahnuan konten kimia Orang yang berpengetahuan tentang kimia paham akan beberapa ide, dibawah ini: 15 a. Ide santifik umum 1) Kimia adalah ilmu eksperimental. Kimiawan membuat rumusan masalah saintifik, membuat hipotesis, dan menyarankan teori-teori untuk menjelaskan dunia. 2) Kimia menyediakan ilmu untuk menjelaskan fenomena di ilmu lain seperti ilmu kebumian dan ilmu kehidupan. Di dalam komponen ini, ilmu yang dimaksud adalah ranah pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan epistemik. a) Pengetahuan Faktual Kuswana (2012) mendefinisikan pengetahuan faktual sebagai pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang mudah diobservasi. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang terminologi (pengetahuan khusus label-label atau simbol-simbol verbal dan nonverbal) dan pengetahuan tentang pokok-pokok dan bagian-bagiannya (berkenaan dengan pengetahuan berbagai peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber, informasi dan informasi yang spesifik dan tepat). b) Pengetahuan Konseptual Pengetahuan yang menunjukkan hubungan saling keterkaitan antara unsurunsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersamasama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Pengetahuan konseptual ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang 16 prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur (Widodo, 2006). c) Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural adalah pengetahaun tentang bagaimana melakukan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun baru. Menurut Kuswana (2012) pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang keterampilan umum-khusus dan algoritma, pengetahuan tentang metode dan teknik khusus, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat. d) Pengetahuan Epistemik Pengetahuan epistemik menurut Duschl (dalam OECD, 2013) diartikan sebagai pengetahuan membangun dan mendefinisikan fitur esensial untuk membangun proses pengetahuan dalam sains dan aturan mereka dalam menjastifikasi pembentukan pengetahuan. Pengetahuan ini memiliki peran dalam menjastifikasi pembentukan pengetahuan sains dalam mengontrol, mengambil keputusan, dan menentukan tingkat kepercayaan berdasarkan fakta-fakta dan bukti empiris dalam penyelidikan ilmiah. Justifikasi dari fitur-fitur saintifik tersebut digunakan dalam kehidupan nyata sebagai bentuk individu yang mencerminkan melek terhadap sains. b. Karakteristik kimia (ide pokok) 1) Kimia mencoba menjelaskan fenomena makro dalam bentuk struktur molekul dari sebuah hal 2) Kimia menginvestigasi dinamika proses dan reaksi 3) Kimia menginvestigasi perubahan energi selama reaksi kimia 17 4) Kimia bertujuan dalam hal memahami dan menjelaskan kehidupan dalam hal struktur-struktur kimia dan proses-proses dari sistem kehidupan 5) Kimia menggunakan bahasa yang spesifik. Orang yang berpengetahuan tidak harus menggunakan bahasa ini, tetapi harus mengapresiasi kontribusinya dalam peningkatan disiplin ilmu. Di dalam aspek ini, karakteristik kimia yang dimaksud berkaitan dengan representasi yang terdiri dari representasi makroskopik, sub-mikroskopik dan simbolik. a) Representasi Makroskopik Representasi makroskopik merupakan tingkatan yang konkret, pada level ini peserta didik mengamati fenomena yang terjadi, baik melalui percobaan yang dilakukan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Indrayani (2013), fenomena yang diamati dapat berupa timbulnya bau, terjadinya perubahan warna, pembentukan gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi kimia. b) Representasi Sub-mikroskopik Representasi sub-mikroskopik merupakan representasi yang memiliki tingkatan untuk menjelaskan dan menerangkan fenomena yang diamati sehingga menjadi sesuatu yang dapat dipahami. Pada tingkat sub-mikroskopik ini lebih menekankan pada partikel dan sifatnya. Representasi ini memberikan penjelasan pada tingkat partikel, materi digambarkan sebagai susunan dari atom-atom, molekul-molekul dan ion-ion (Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust, & Mocerino 2007). 18 c) Representasi Simbolik Representasi simbolik digunakan untuk merepresentasikan fenomena makroskopik dengan menggunakan persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, dan analogi-analogi (Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust, & Mocerino 2007). Dalam mempelajari ilmu kimia, huruf alfabet dapat menjadi suatu simbol unsur kimia, suatu kata dapat menjadi simbol dari rumus kimia suatu zat. Bahasa simbol tersebut perlu dipahami ketika mempelajari kimia. Kurangnya pemahaman mengenai hal itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman konsep (Markic & Childsb, 2016). 2. Kimia dalam konteks Orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk: a. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari b. Menggunakan pemahaman kimianya dalam kehidupan kesehariannya, sebagai konsumen produk dan teknologi baru, pengambilan keputusan dan partisipasi dalam debat sosial yang berhubungan dengan isu-isu kimia c. Mengerti mengenai hubungan antara inovasi kimia dan proses social Konteks kimia berdasarkan PISA 2006 lebih berfokus pada situasi yang terikat pada diri individu, keluarga, dan kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terikat pada kehidupan lintas negara (global), yang meliputi a) Kesehatan; b) sumber daya alam; c) lingkungan; d) bahaya; serta e) perkembangan sains dan teknologi. 19 Feinstein dalam Ogunseemi (2015) berpendapat bahwa pendidikan sains harus fokus pada “aspek kegunaan” literasi ilmiah, yaitu sejauh mana pendidikan sains ini dapat membantu orang dalam memecahkan permasalahan pribadi, masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan juga membuat keputusan terkait dengan ilmu penting. 3. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) Orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk membuat pertanyaan, mencari informasi, dan menyambungkannya, saat dibutuhkan. Dia akan bisa menganalisis kerugian atau keuntungan disetiap debat (sederet keterampilan dan konteks kimia yang berkaitan diberikan didokumen lengkap mengenai “ pengetahuan kimia”). Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) ini merujuk pada domain proses kognitif yang terdiri dari C4 (analisis), C5 (evaluasi), dan C6 (mencipta). a. Jenjang Kemampuan Analisis (C4) Di tingkat kemampuan analisis, Basuki dan Hariyanto (2016) menyatakan bahwa seorang peserta didik akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi tersebut ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannnya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Peserta didik juga akan mampu membedakan antara fakta dan simpulan. 20 b. Jenjang Kemampuan Evaluasi (C5) Pada jenjang kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu materi (pernyataan, sejarah kimia, laporan penelitian) untuk tujuan-tujuan yang ditentukan. Peserta didik harus dapat menentukan dan mengambil keputusan berdasarkan kesesuaian suatu pernyataan dengan kriteria yang berlaku (Arifin, Sudja, Ismail, HAM, & Wahyu, 2005). c. Jenjang kemampuan Mencipta (C6) Jenjang ini dikenali dari kemampuan untuk menempatkan unsur-unsur bersama-sama untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren dan berfngsi, mengorganisasikan kembali unsur-unsur menjadi suatu pola baru atau struktur baru melalui membangkitkan, merencanakan, atau menghasilkan sesuatu (Basuki & Hariyanto, 2016). 4. Aspek afektif Orang yang pengetahuan kimia mempunyai pandangan kimia yang menyeluruh dan realistis dan aplikasinya. Terlebih lagi, dia menunjukkan ketertarikan dalam isu-isu kimia khususnya dalam gagasan yang nonformal (seperti program TV). Aspek afektif ini merujuk pada domain afektif yang digunakan dalam pengukuran penampilan khusus. Domain afektif ini menurut Joesmani (1988) berkaiatan dengan sikap, perasaan apresiasi, dan minat. Aspek afektif ini berkaitan dengan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai tanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu (Siregar & Nara, 2011). 21 Sikap (attitude) dalam literasi sains merujuk pada adanya ketertarikan terhadap sains, adanya dukungan terhadap penelitian ilmiah, dan adanya dorongan untuk bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukan, sebagai contoh dalam sumber daya alam dan lingkungan tempat tinggal (OECD, 2006). Joesmani (1998) mengkategorikan sikap-sikap yang termasuk domain afektif, yaitu : a. Sikap mau menerima (receving) Menerima merupakan suatu sifat yang menunjukkan kesediaan atau kesiapan seseorang dalam menerima suatu fenomena khusus atau sebuah rangsangan tertentu. Kemauan untuk menerima adanya suatu eksistensi dapat menimbulkan minat untuk memperhatikan, hal tersebut akan membangkitkan kesadaran peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari di kelas. b. Sikap mau meresponi (responding) Merespon menunjukkan sikap partisipasi yang aktif dari diri peserta didik. Merespon tidak hanya sekedar memperhatikan tetapi juga ikut terlibat secara aktif dalam situasi tersebut. Kemampuan yang diharapkan muncul adalah timbulnya kesadaran diri untuk mengikutsertakan diri secara suka rela terhadap suatu kegiatan sehingga dapat memberi kepuasan bagi dirinya sendiri. c. Sikap menghargai (valuing) Menilai merupakan suatu sikap yang menunjukkan adanya penghargaan atau penilaian peserta didik terhadap suatu objek, fenomena ataupun perilaku tertentu. Penilaian yang dimaksud adalah dimulai dari tingkat rendah, yaitu ketersediaan menerima suatu fenomena (acceptance of a value) sampai dengan tingkat 22 menjadikan nilai tersebut sebagai miliknya (commitmen). Kemampuan yang diharapkan akan muncul dari peserta didik adalah konsistensi yang mantap terhadap nilai-nilai yang telah diterimanya sehingga sangat berkaitan dengan pembentukan sikap (attitide) dan apresiasi (appreciation). d. Sikap mengorganisasi (organization) Mengorganisasikan menunjukkan sikap yang dapat mengorganisasikan nilainilai dari berbagai nilai yang berbeda, bahkan yang bertolak belakang satu dengan yang lainnya. Kemampuan yang diharapkan terbentuk adalah pembentukan konsep nilai dan pengorganisasian sistem nilai pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran digunakan untuk mengajarkan perkembangan filsafat hidup. e. Sikap mau menyatakan (characterization) Sikap mau menyatakan berarti individu telah memiliki sistem nilai yang dapat mengontrol perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkembang menjadi gaya hidup. Perilaku yang diharapkan yang akan muncul dalam proses pembelajaran berada pada rentang yang luas dengan tekanan utamanya adalah kenyataan bahwa peserta didik telah mempunyai perilaku khusus sebagai karakteristiknya serta mempunya pola tersendiri dalam penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional (Joesmani, 1988). B. Kerangka Berpikir Hasil survai literasi sains peserta didik Indonesia yang dilakukan oleh PISA (Programme of International Students Assesment) masih tergolong rendah dan bahkan masih berada dibawah rata-rata skor internasional yang ditetapkan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation & Development) dan Unesco 23 Institute for Statistics. Hasil yang diperoleh ini, seharusnya menjadi kritikan tersendiri bagi sistem pendidikan dan menjadi tantangan baru didunia pendidikan dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Indonesia sendiri tidak pernah absen dari ajang tes literasi sains sejak awal diselenggarakan tes tersebut. Hingga keikutsertaanya pada tahun 2015 ini, skor literasi sains yang diperoleh peserta didik Indonesia masih rendah dan bahkan masih berada dibawah skor rata-rata yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan kemampuan sains peserta didik Indonesia masih sebatas pada mengenali sejumlah fakta dasar, mereka belum mampu mengkomunikasikan dan mengkaitkan kemampuan yang dimilikinya dengan berbagai permasalahan sains. Kegagalan yang diperoleh ini, tidak serta merta disebabkan oleh rendahnya kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik. Bentuk dan jenis soal yang diberikan kepada peserta didik di sekolah juga menjadi faktor lain rendahnya hasil tes literasi sains yang diperoleh. Bentuk dan jenis soal yang diberikan ini akan sangat mempengaruhi cara berfikir peserta didik kita. Soal-soal yang didalam penyampaiannya dikaitkan dengan fenomena sains terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, akan mengubah cara berfikir peserta didik menjadi lebih berkembang. Peserta didik akan menjadi lebih kritis karena soal-soal yang diberikan terkait dengan permasalahan yang sering mereka jumpai dikehidupan mereka. Tentunya diharapkan dapat membawa dampak besar pada hasil capaian tes literasi sains pada tahun berikutnya. Soal yang mengandung literasi sains, didalam penyelesaiannya membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi 24 pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Penelitian ini akan menganalisis profil literasi sains pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dengan tujuan untuk mengetahui komponen profil literasi sains pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi setiap butir soal, didasarkan pada kriteria dimensi literasi sains kimia yang terdiri dari 17 indikator. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana profil komponen literasi sains pada paket soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016? 2. Bagaimana profil komponen literasi sains pada soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016? 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sukmadinata (2006), menyatakan penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Metode penelitian deskriptif maupun kualitatif keduanya sama-sama menafsirkan fenomena yang terjadi secara alamiah. Arifin (2012), menjelaskan bahwa penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi, serta membuat kesimpulan (Sukmadinata, 2006). 26 B. Definisi Operasional Istilah Penelitian Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang keliru, maka variabel yang berupa literasi sains kimia ini diberikan definisi operasional setiap variabel sebagai berikut : 1. Literasi Sains adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains yang di milikinya dalam rangka untuk membuat keputusan atas permasalahan yang terjadi pada alam akibat aktivitas manusia. 2. Kriteria soal yang mengandung literasi sains kimia mengacu pada jurnal Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan sebagian mengacu pada PISA, yaitu : a. Saintifik dan konten kimia b. Kimia dalam konteks c. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) d. Aspek afektif C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini berupa soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Soal ujian nasional tahun 2014 yang dianalisis terdiri dari 20 paket soal dan masing-masing paket terdiri dari 40 butir soal dan untuk tahun 2015 dan 2016 masing-masing memiliki 5 paket soal yang terdiri dari 40 butir soal. Jadi, untuk soal ujian nasional kimia soal keseluruhan yang dianalisis adalah 1200 butir soal. Soal olimpiade tahun 2014 terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda serta 7 butir soal uraian dan untuk tahun 2015 dan 2016 27 terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda dan 6 butir soal uraian. Jadi, untuk soal olimpiade soal keseluruhan yang dianalisis adalah 109 butir soal. 2. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikenakan pada subjek adalah komponen profil literasi sains kimia, terdiri dari 17 indikator yang mengacu pada jurnal Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan PISA. D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar pengumpulan data yang meliputi lembar analisis dimensi literasi sains kimia dan lembar penjabaran indikator kimia dalam konteks. Kedua instrumen pengumpulan data tersebut sebelum digunakan untuk analisis soal terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan juga divalidasi oleh dosen dari Jurusan Pendidikan Kimia. Adapun secara rinci lembar pengumpulan data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Lembar pengumpulan data analisis dimensi literasi sains kimia Lembar pengumpulan data analisis dimensi literasi sains kimia menggunakan instrumen yang berupa tabel yang terdiri dari nomor, kode soal, dan kriteria dimensi literasi sains kimia. Melalui pengisian instrumen ini dapat diketahui jumlah dan presentase masing-masing soal yang mengandung kriteria dimensi literasi sains kimia, baik dalam soal Ujian Nasional maupun Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Secara lengkap hasil pengisian lembar 28 analisis dimensi literasi sains kimia dapat dilihat pada Lampiran 3 untuk soal ujian nasional dan pada Lampiran 4 untuk soal olimpiade. 29 Karakteristik kimia (ide pokok) Aspek-Aspek Ide santifik umum Tabel 3. Kisi-Kisi Dimensi Literasi Sains Kimia Dimensi 1. Saintifik dan pengetahuan konten kimia 2. Kimia dalam konteks 3. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) 4. Aspek afektif o p Kode a b c Indikator Literasi Sains Kimia Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia Menjelaskan pengetahuan faktual Menjelaskan pengetahuan konseptual Menjelaskan pengetahuan prosedural Menjelaskan pengetahuan epistemik Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia Menganalisis soal (C4) Mengevaluasi soal (C5) q n m d e f g h i j k l Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini. 30 b. Lembar pengumpulan data penjabaran indikator kimia dalam konteks Lembar penjabaran untuk indikator kimia dalam konteks menggunakan instrumen yang berupa tabel yang terdiri dari nomor, kode soal, dan kolom penjabaran indikator kimia dalam konteks. Melalui pengisian instrumen ini dapat diketahui jumlah dan jenis konteks pada soal yang mengandung indikator kimia dalam konteks, baik dalam soal Ujian nasional maupun soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Secara lengkap hasil pengisian lembar penjabaran untuk indikator kimia dalam konteks dapat dilihat pada Lampiran 5 untuk soal ujian nasional dan pada Lampiran 6 untuk soal olimpiade. 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumenter. Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2006). Dokumendokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. E. Teknik Analisis Data Analisis dimensi literasi sains kimia pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dilakukan dengan mengidentifikasi butir setiap soal dengan kriteria dimensi literasai sains kimia. Adapun langkah-langkah analisis soal Ujian nasional pada semua paket soal yang 31 berbeda dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, sebagai berikut : 1. Mengelompokkan butir soal berdasarkan tahun, untuk soal Ujian Nasional butir soal yang sama dalam paket yang berbeda dikelompokkan menjadi satu kelompok. Butir soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi dikelompokkan berdasarkan tahun. 2. Menuliskan kode butir soal untuk soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ke dalam lembar analisis dimensi literasi sains kimia, dengan format sebagai berikut : a. Untuk soal UN Kimia UN.14.01.02, yang berarti bahwa soal yang dianalisis adalah soal UN tahun 2014 paket soal 01 dengan nomor soal 02, begitu juga selanjutnya. b. Untuk soal Olimpiade Tingkat Provinsi 1) OP14.PG.01, yang berarti bahwa soal yang dianalisis adalah soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014 dalam bentuk soal pilihan ganda dengan nomor soal 01, begitu juga selanjutnya. 2) OP14.ES.01, yang berarti bahwa soal yang dianalisis adalah soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014 dalam bentuk soal essay (uraian) dengan nomor soal 01, begitu juga selanjutnya. 3. Setiap kode soal yang mengandung kriteria literasi sains kimia yang telah ditetapkan diberi tanda cheklist (√). 4. Menjumlahkan tanda cheklist (√) untuk setiap kriteria. 32 5. Data yang diperoleh kemudian dihitung presentase menggunakan rumus presentase sebagai berikut : X= Xi x 100% Xn Keterangan: Xi = jumlah butir soal yang sesuai dengan dimensi literasi sains kimia yang diukur Xn = jumlah keseluruhan butir soal X = presentase butir soal yang sesuai dengan dimensi literasi sains kimia yang diukur Presentase kriteria dimensi literasi sains kimia yang diperoleh merupakan presentase soal untuk setiap tahun. Selanjutnya dihitung rata-rata presentase dimensi literasi sains kimia untuk keseluruhan tahun, yaitu tahun 2014-2016. 6. Data hasil perhitungan setiap kriteria tersebut ditabulasikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Lembar Tabulasi setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional dan Olimpiade No. Kriteria 1. a 2. b 3. c 4. Dst. Jumlah (%) 2014 2015 2016 UN OP UN OP UN OP 33 UN OP Total BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dianalisis secara kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal Ujian Nasional Kimia SMA dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi. Soal yang dianalisis tersebut adalah soal pada tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2014-2016 untuk jenjang pendidikan SMA. Analisis yang dilakukan pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 adalah pada profil literasi sains kimia dalam soal tersebut. Analisis profil literasi sains kimia dalam soal dilakukan dengan cara mengidentifikasi soal berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. Indikator-indikator ini terbagi dalam 4 dimensi, yaitu saintifik dan pengetahuan konten kimia, kimia dalam konteks, keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking), dan aspek afektif. Dimensi-dimensi ini merupakan hasil kombinasi dari apa yang disampaikan oleh Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein (2006) dan sebagian mengacu pada ringkasan PISA. Presentase profil literasi sains kimia dalam soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Hasil analisis soal tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 untuk soal ujian nasional dan pada Lampiran 4 untuk olimpiade. 34 13. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1. 2. 3. n. m. d. e. f. g. h. i. j. k. l. a. b. c. Indikator Literasi Sains Kimia Tabel 5. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional Tahun 2014-2016 14. o. p. q. No. 15. 16. 17. Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia Menjelaskan pengetahuan faktual Menjelaskan pengetahuan konseptual Menjelaskan pengetahuan prosedural Menjelaskan pengetahuan epistemik Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia Menganalisis soal (C4) Mengevaluasi soal (C5) Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini. Jumlah Soal 35 0 0 10 10 97,5 6,88 0 7,25 0 37,38 25,25 30 0 0 200 0 0 12,50 20 100 8,5 0 20 0 30 19 40 0 0 200 0 0 15 30 100 2,5 0 30 5 37,50 7,5 Presentase (%) Ujian Nasional 2014 2015 2016 0 0 0 22,5 30 40 0 0 0 26,67 0 1,67 1200 0 0 11,25 15 98,33 6,42 0 13,33 0,83 36,17 21,25 0 26,67 0 Total 22,5 0 2,5 800 Tabel 6. Presentase Literasi Sains Kimia dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 No. Indikator Literasi Sains Kimia Presentase (%) Olimpiade Kimia SMA 2014 2015 2016 0 0 0 62,16 69,44 44,44 0 0 0 1,83 10,09 100 2,75 0 10,09 5,50 31,19 8,26 0 58,72 0 Total 2,78 8,33 100 2,78 0 8,33 5,56 30,56 8,33 a. b. c. 2,78 13,89 100 0 0 13,89 2,78 30,56 11,11 0 1. 2. 3. 0 8,11 100 5,41 0 8,11 8,11 32,43 5,41 0 d. e. f. g. h. i. j. k. l. 0 0 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 0 0 m. 0 13. 0 n. 58,72 11,01 0,92 109 14. 44,44 8,33 0 36 o. p. q. 69,44 19,44 0 36 15. 16. 17. 62,16 5,41 2,70 37 Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia Menjelaskan pengetahuan faktual Menjelaskan pengetahuan konseptual Menjelaskan pengetahuan prosedural Menjelaskan pengetahuan epistemik Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia Menganalisis soal (C4) Mengevaluasi soal (C5) Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini. Jumlah Soal 36 Analisis selanjutnya adalah mengenai penjabaran indikator kimia dalam konteks, analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi adanya konteks kimia dalam kehidupan sehar-hari yang terdapat dalam soal Ujian Nasional maupun Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Penjabaran soal yang mengandung indikator kimia dalam konteks disajikan pada Tabel 6 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5 untuk soal ujian nasional dan pada Lampiran 6 untuk soal olimpiade. Tabel 7. Presentase Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks untuk Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 No. Kimia dalam Konteks Jumlah Ujian Presentase (%) Olimpiade Nasional Ujian Olimpiade Nasional 1. Kesehatan 0 4 0 3,67 2. Sumber Daya Alam 3 2 0,25 1,83 3. Lingkungan 23 0 1,92 0 4. Sains dan Teknologi 229 3 19,08 2,75 1200 109 Jumlah Soal 2. Pembahasan Penelitian profil literasi sains kimia pada butir-butir soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ini, ditinjau berdasarkan empat kriteria dimensi literasi sains kimia yang telah ditetapkan. 1. Saintifik dan pengetahuan konten kimia Penelitian terhadap butir-butir soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 mengenai profil literasi sains kimia, 37 pertama ditinjau dari dimensi saintifik dan pengetahuan konten kimia. Dimensi ini terbagi menjadi dua aspek, yaitu ide saintifik umum dan karakteristik kimia (ide pokok). Selanjutnya aspek-aspek ini terbagi lagi menjadi beberapa komponen. a. Ide saintifik umum Aspek ide saintifik umum, terbagi menjadi dua komponen yang selanjutnya komponen-komponen ini akan terbagi lagi menjadi beberapa indikator. Komponen yang pertama dari ide saintifik umum, yaitu kimia adalah ilmu eksperimental. Kimiawan membuat rumusan masalah saintifik, membuat hipotesis, dan menyarankan teori-teori untuk menjelaskan dunia. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini terdiri dari 4 buah indikator, yaitu merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a), mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b), merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c), dan menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d). Komponen yang kedua dari aspek ide saintifik umum, yaitu kimia menyediakan ilmu untuk menjelaskan fenomena di ilmu lain seperti ilmu kebumian dan ilmu kehidupan. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini terdiri dari 4 buah indikator, yaitu menjelaskan pengetahuan faktual (e), menjelaskan pengetahuan konseptual (f), menjelaskan pengetahuan prosedural (g), dan menjelaskan pengetahuan epistemik (h). Ditinjau dari ide saintifik umum diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari delapan indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA 38 Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi ide saintifik umum pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 1 dan Gambar 2. Rata-rata Aspek Ide Saintifik Umum (%) 120 100 80 60 UN 2014 UN 2015 40 UN 2016 20 0 a b c d e f g h Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 1. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 39 Rata-rata Aspek Ide Saintifik Umum (%) 120 100 80 OP 2014 60 OP 2015 40 OP 2016 20 0 a b c d e f g h Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 2. Grafik Korelasi Aspek Ide Saintifik Umum dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 Keterangan : a : Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia b : Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki c : Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah d : Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena e : Menjelaskan pengetahuan faktual f : Menjelaskan pengetahuan konseptual g : Menjelaskan pengetahuan prosedural h : Menjelaskan pengetahuan epistemik 40 Rincian presentase hasil analisis aspek ide saintifik umum pada masing-masing indikator untuk soal Ujian Nasional Kimia ditunjukkan pada Tabel 5 dan untuk Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang paling banyak terkandung di dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade adalah menjelaskan pengetahuan konseptual (f). Soal UN Kimia Tahun 2015 dan UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 100%. Selanjutnya diikuti soal UN Kimia Tahun 2014 sebesar 97,5%. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi (OP), OP Kimia Tahun 2014, 2015, dan 2016 memiliki presentase yang sama besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 100% atau dapat dikatakan semua soal dalam olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 mengandung indikator ini. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Ujian nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase OP Kimia (100%) dan UN Kimia (98,33%). Indikator kedua yang terkandung didalam soal adalah mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase 40%. Selanjutnya diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (30%) dan UN Kimia Tahun 2014 (22,5%). Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2015 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 69,44%, selanjutnya diikuti OP Kimia Tahun 2014 (62,16%) dan OP 41 Kimia Tahun 2016 (44,44%). Berdasarkan analisis secara keseluruhan, soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Ujian Nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase OP Kimia (58,72%) dan UN Kimia (26,67%). Indikator ketiga yang terdapat dalam soal adalah menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 15%. Selanjutnya diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (12,50%) dan UN Kimia Tahun 2014 (10%). Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2015 dan 2016 merupakan soal yang mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 2,78%. Berbeda halnya dengan soal OP Kimia tahun 2014, didalamnya tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini. Berdasarkan analisis secara keseluruhan, soal Ujian Nasional memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (11,25%) dan OP Kimia (1,83%). Indikator keempat yang terkandung didalam soal adalah menjelaskan pengetahuan faktual (e). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 30%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (20%) dan UN Kimia Tahun 2014 (10%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2015 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase 13,89%. Diikuti soal OP Kimia Tahun 2016 (8,33%) dan OP Kimia Tahun 2014 (8,11%). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan soal Ujian Nasional Kimia memiliki presentase paling 42 besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (15%) dan OP Kimia (10,09%). Indikator kelima yang terkandung didalam soal adalah menjelaskan pengetahuan prosedural (g). Soal UN Kimia Tahun 2015 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 8,5%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2014 (6,88%) dan UN Kimia Tahun 2016 (2,5%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014 merupakan soal yang hanya mengandung indikator ini dengan presentase 5,41%. Diikuti soal OP Kimia Tahun 2016, yaitu sebesar 2,78%. Namun, dalam soal UN Kimia 2015 tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini atau dengan kata lain presentasenya 0%. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan soal Ujian Nasional Kimia memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (6,42%) dan OP Kimia (2,75%). Contoh soal yang mengandung indikator mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) adalah sebagai berikut : 1). UN16.03.06 Konfigurasi elektron unsur X dan Y berturut-turut adalah: X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 Y : 1s2 2s2 2p5 Jika X dan Y membentuk senyawa XY2, maka bentuk molekulnya adalah .... A. huruf V B. huruf T C. linier 43 D. piramida segitiga E. tetrahedral Soal UN16.03.06 termasuk dalam indikator mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) karena peserta didik diminta untuk menentukan bentuk molekul dari kedua senyawa (X dan Y) yang belum diketahui tersebut. Penyelesaian soal ini menuntut peserta didik untuk dapat memahami konsep struktur atom, terutama menentukan elektron valensi suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya, mengetahui bagaimana kecenderungan kedua unsur untuk dapat mencapai kestabilan pada saat pembentukan ikatan, menentukan rumus senyawa dari kedua unsur yang berikatan dan menggambarkan struktur Lewis dari pembentukan ikatan tersebut, merumuskan tipe molekul, dan menentukan bentuk molekul. Peserta didik harus memiliki keterampilan dalam memilih konsep kimia yang relevan dan mampu mengaplikasikannya dalam setiap tahapan penyelesaian. 2). OP14.PG.07 Dalam molekul metanol berikut ini, berturut-turut, apa jenis orbital hibrida digunakan untuk atom karbon dan oksigen? A. sp3 ; dsp2 B. sp2 ; sp3 C. dsp2 ; sp2 D. sp3 ; sp3 E. sp2 ; sp3 Soal OP14.PG.07 termasuk dalam indikator mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) karena peserta didik diminta untuk menentukan jenis 44 orbital pada atom karbon dan oksigen dalam senyawa metanol tersebut. Bentuk soal yang disertai dengan gambar struktur metanol tersebut akan memudahkan peserta didik dalam mengidentifikasi jenis orbital dari atom karbon dan oksigen tersebut. Menurut Suwarto (2010), kemampuan mengidentifikasi atau menganalisis soal merupakan usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian–bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Soal tersebut termasuk kedalam kemampuan menganalisis untuk jenis mengorganisasi (organizing). Proses mengorganisasi adalah mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan mengenali cara hubungan antar elemen tersebut sehingga elemen tersebut dapat disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren. Contoh soal yang mengandung indikator menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d) adalah sebagai berikut : 1). UN16.05.05 Perhatikan data sifat fisik dari dua buah zat berikut! Senyawa Titik Leleh Daya Hantar Listrik o ( C) Lelehan Larutan P -115 Tidak Menghantarkan Menghantarkan Q 810 Menghantarkan Menghantarkan Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang terdapat pada senyawa P dan Q berturut-turut adalah .... A. ion dan kovalen non polar B. kovalen polar dan kovalen non polar C. kovalen polar dan ion D. kovalen polar dan hidrogen E. hidrogen dan ion Soal UN16.05.05 termasuk dalam menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d) karena di dalam soal tersebut disajikan tabel 45 mengenai hasil percobaan dari senyawa P dan Q. Adanya tabel hasil percobaan dua senyawa tersebut, peserta didik dapat membedakan jenis ikatan dari senyawa tersebut yang didasari dari teori yang sudah ada. Semua soal yang didalamnya terdapat hasil percobaan dan memiliki data lebih dari satu tergolong di dalam indikator ini. 2). OP16.PG.19 Reaksi berikut ini : 2HgCl2(aq) + C2O4-2(aq) 2Cl-(aq) + 2CO2(g) + HgCl2(aq) Untuk menentukan laju awal reaksi, reaksi dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi dua pereaksi. Hasilnya diperoleh seperti data pada tabel berikut ini : Percobaan 1 2 3 4 [C2O4-2] M 0,15 0,30 0,15 0,30 [HgCl2] M 0,05 0,05 0,10 0,10 Laju awal (M/det) 8,75 x 10-6 3,25 x 10-5 1,75 x 10-5 7,00 x 10-5 Persamaan laju awal reaksi tersebut adalah : A. Laju = r = k [HgCl2] [C2O4-2] B. Laju = r = k [HgCl2]2[C2O4-2]2 C. Laju = r = k [HgCl2] [C2O4-2]2 D. Laju = r = k [HgCl2]2 [C2O4-2] E. Laju = r = k [HgCl2] [C2O4-2]4 Soal OP16.PG.19 termasuk dalam menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d) karena di dalam soal tersebut disajikan tabel secara berulang mengenai hasil percobaan dari dua pereaksi yang dilakukan selama empat kali dengan variasi konsentrasi dari dua pereaksi tersebut. Data yang disajikan ini merupakan informasi untuk menjawab permasalahan dari soal tersebut. Berdasarkan hasil percobaan tersebut peserta didik akan dapat 46 menentukan laju awal reaksi dari persamaan reaksi tersebut karena peserta didik memiliki data yang dapat dibandingkan sehingga rumus laju awal reaksi dapat diketahui. Contoh soal yang mengandung indikator menjelaskan pengetahuan faktual (e), adalah sebagai berikut : 1). UN14.20.39 Suatu unsur logam dibuat dengan reaksi: MgCl2(l)Mg (s) + Cl2(g) Nama proses pembuatan unsur tersebut adalah .... A. Goldschmidt B. Deacon C. Dow D. Frasch E. Hall-Herault Soal UN14.20.39 termasuk dalam menjelaskan pengetahuan faktual (e) karena di dalam soal tersebut hanya menyajikan informasi yang sudah pasti, yaitu mengenai nama-nama proses pengolahan suatu unsur. Peserta didik hanya diminta untuk menyebutkan nama proses pengolahan dari unsur tersebut berdasarkan persamaan reaksi yang disajikan. Soal tersebut termasuk dalam pengetahuan faktual tentang pokok-pokok dan bagian-bagiannya karena didalam soal tersebut berkenaan dengan pengetahuan tentang berbagai peristiwa. Menurut Kuswana (2012), didalam pengetahuan faktual memiliki ciri-ciri yang tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang dapat diamati dengan mudah. Pengetahuan faktual ini berisi bagian-bagian materi pokok dan mendasar yang harus peserta didik ketahui terlebih dahulu jika mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah. 47 2). OP15.PG.06 Suatu zat padat mempunyai titik leleh yang tajam dan jelas di atas 100oC. Zat padat tersebut tidak dapat menghantarkan listrik bahkan dalam keadaan lelehan. Zat padat tersebut larut dalam pelarut hidrokarbon. Struktur yang paling tepat mengenai zat padat tersebut adalah.... A. kristal atom B. kristal ion C. kristal molekul raksasa D. kristal molekul E. logam Soal OP15.PG.06 termasuk dalam menjelaskan pengetahuan faktual (e) karena di dalam soal tersebut dipaparkan ciri-ciri atau karakteristik yang sudah pasti dimiliki oleh suatu zat. Peserta didik hanya diminta untuk menentukan zat padat yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan dalam soal. Kuswana (2012) memaparkan bahwa pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang mudah diobservasi. Soal tersebut termasuk dalam pengetahuan faktual tentang pengetahuan yang detail dan elemen-elemen yang spesifik karena memaparkan ciri-ciri yang spesifik dari suatu zat padat. Contoh soal yang mengandung indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f), adalah sebagai berikut : 1). UN14.01.27 Perhatikan beberapa persamaan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari berikut! (1) C6H12O6(aq) 2C2H5OH (aq) + 2CO2(g) (2) C6H12O6(aq) + O2(g)6CO2 (g) + 6H2O(l) (3 ) H2O(aq) H2(g) + 1/2O2(g) (4) C8H18(g) + 12O2(g) 8CO2(g) + 9H2O(g) (5) C(s) + 2H2O(g) CO2(g) + 2H2(g) 48 Reaksi eksoterm terjadi pada.... A. (1) dan (3) B. (1) dan (5) C. (2) dan (4) D. (2) dan (5) E. (3) dan (5) Soal UN14.01.27 termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f) karena peserta didik dituntut untuk mengetahui konsep atau pengertian dari reaksi eksoterm sehingga peserta didik akan dapat menentukan persamaan reaksi yang termasuk reaksi eksoterm tersebut. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika reaksi terjadi dan menghasilkan suhu panas. Suhu panas ini dapat diperoleh melalui pembakaran atau pemanasan. Persamaan reaksi pembakaran atau pemanasan dibutuhkan adanya oksigen (O2) atau ditandai dengan adanya penangkapan oksigen, sehingga persamaan reaksi nomor (2) dan (4) termasuk dalam reaksi eksoterm. Soal UN14.01.27 merupakan soal konseptual tentang klasifikasi dan kategori hal ini dikarenakan soal tersebut menuntut peserta didik untuk mengkategorikan reaksi-reaksi yang termasuk ke dalam reaksi eksoterm. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahuan ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan (Widodo, 2006). 2). OP15.PG.15 Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat: HNO3(aq) + 2H2SO4(aq) ↔ NO2+(aq) + 2HSO4-(aq) + H3O+(aq) 49 Pernyataan yang paling tepat mengenai reaksi kesetimbangan ini adalah A. penambahan H2O akan mengurangi konsentrasi NO2+ B. HNO3 dan NO2+ adalah pasangan asam-basa konjugasi C. asam nitrat bertindak sebagai suatu oksidator D. asam sulfat bertindak sebagai dehidratator E. asam sulfat bertindak sebagai suatu basa Soal OP15.PG.15 termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f) karena dalam mengerjakan soal tersebut peserta didik harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan termasuk dalam pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori. Hal ini karena pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu (Widodo, 2006). Presentase adanya indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f) dalam soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 20142016 rata-rata mendekati 100%. Artinya hampir semua soal yang disajikan mengandung konsep-konsep dasar kimia. Seperti yang kita ketahui ujian nasional merupakan suatu bentuk evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dicantumkan oleh pemerintah. Ujian Nasional telah memiliki standar kelulusan tersendiri sehingga soal yang disajikan disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi digunakan untuk menjaring dan memfasilitasi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan peserta didik lainnya. Keduanya memiliki tingkat presentase menjelaskan pengetahuan konseptual (f) 50 sama tinggi, namun yang membedakan diantara keduanya soal yang disajikan berbeda dengan cukup signifikan. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki kedalaman konten materi soal yang lebih dalam dibandingkan soal Ujian Nasional. Contoh soal yang mengandung indikator menjelaskan pengetahuan prosedural (g), adalah sebagai berikut : 1). UN15.03.07 Untuk membuat tape digunakan singkong yang didalamnya mengandung karbohidrat (C6H12O6). Jika senyawa tersebut difermentasikan akan dihasilkan alkohol dan gas karbon dioksida. Reaksi setara dari fermentasi tersebut adalah .... A. B. C. D. E. C6H12O6 (aq) C2H5OH(aq) + CO2(g) C6H12O6 (aq) 2C2H5OH(aq) + 2CO2(g) C6H12O6 (aq) 3C2H5OH(aq) + 3CO2(g) C6H12O6 (aq) 3C2H5OH(aq) + 4CO2(g) C6H12O6 (aq) 4C2H5OH(aq) + 5CO2(g) Soal UN15.03.07 termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan prosedural (g) karena dalam soal tersebut dipaparkan mengenai prosedur pembuatan tape, meskipun dipaparkan secara tersirat. Peserta didik diminta untuk menentukan reaksi yang tepat selama proses pembuatan tape tersebut. Indikator menjelaskan pengetahuan prosedural (g) merupakan pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan metode-metode yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur (Kuswana, 2012). Soal tersebut termasuk ke dalam pengetahuan prosedural mengenai pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan 51 dengan suatu bidang tertentu. Hal ini dikarenakan dalam soal tersebut disebutkan mengenai pengetahuan tentang pembuatan tape. 2). OP14.ES.3c Mineral fluorospar Sumber utama florin adalah mineral flurospar (juga disebut fluorite) yang kandungan utamanya adalah kalsium florida, CaF2. c. Tahapan pertama pembebasan florin dari CaF2 adalah menghaluskan senyawa ini dan kemudian mereaksikannya dengan asam sulfat pekat. Hasil reaksi ini adalah hidrogen florida dan kalsium sulfat CaSO4. Tuliskan persamaan setara dan fasa reaktan dan produk untuk reaksi ini. Soal OP14.ES.3c meruapakan soal OP Kimia Tahun 2014 esai nomor 3c termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan prosedural (g) karena dalam soal tersebut disebutkan mengenai prosedur pembebasan florin dari CaF2. Peserta didik diminta untuk menentukan persamaan reaksi yang tepat selama proses pembebasan florin tersebut. Menurut Widodo (2006), pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Soal tersebut termasuk ke dalam pengetahuan prosedural mengenai pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu. Adanya soal yang mengandung pengetahuan prosedural ini dapat juga untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik terutama berkaitan dengan keterampilan menentukan atau menetapkan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Bagaimana cara membuat larutan elektrolit, bagaimana 52 melakukan titrasi, dan tata cara menghindari kesalahan kerja saat berada dalam laboratorium merupakan contoh keterampilan yang termasuk dalam indikator menjelaskan pengetahuan prosedural (g) dalam ilmu kimia. Dari keseluruhan soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, tidak terdapat soal yang mengandung indikator merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a), merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c), dan menjelaskan pengetahuan epistemik (h). Soal yang disajikan biasanya berkaiatan dengan data-data percobaan yang telah dilakukan dan soal tersebut biasanya meminta peserta didik untuk mengolah data yang ada berdasarkan pertanyaan dari soal tersebut. Indikator (a) dan (c), termasuk kedalam keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) untuk tingkat mencipta (C6). Soal ini tidak dimunculkan dalam soal Ujian Nasional maupun Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dikarenakan terlalu tinggi tingkatannya bagi anak SMA. Indikator merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a) termasuk dalam tingkat kognitif mencipta bagian merencanakan (planing). Proses merencanakan merupakan suatu proses untuk menentukan rencana atau cara yang sesuai dari permasalahan yang sedang dihadapi. Proses merencanakan ini berupa langkah-langkah untuk menciptakan solusi yang dapat diterapkan pada suatu masalah. Nama alternatif untuk proses merencakan ini adalah merancang (designing) Suwarto (2010). 53 Indikator merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan- kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c) merupakan tingkat kognitif mencipta bagian memunculkan (Generating). Menurut Suwarto (2010) proses memunculkan merupakan proses penyajian masalah dan menemukan alternatif penyelesaiannya atau hipotessis yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Tujuan dari proses memunculkan yang termasuk dalam kategori mencipta lebih bersifat divergen yang berarti untuk memperoleh berbagai macam kemungkinan atau dapat membuat hipotesis. Indikator menjelaskan pengetahuan epistemik (h) merupakan bagian dari pengetahuan metakognitif yang mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Hasil penelitian-penelitian berkaitan dengan pengetahuan metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangan peserta didik menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi, dan apabila peserta didik bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar (Widodo, 2006). Jadi, pengetahuan epistemik merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan diri sendiri dan berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan filsafat. Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini karena tingkat pengetahuan kita didalam dunia pendidikan belum sampai disitu. Soal yang mengandung indikator ini juga dapat menimbulkan persepsi jawaban pertanyaan yang subjektif dari setiap peserta didik sehingga tidak dimunculkan dalam soal ujian nasional maupun olimpiade. 54 b. Karakteristik kimia (ide pokok) Aspek kedua dari dimensi saintifik dan pengetahuan konten kimia adalah karakteristik kimia (ide pokok). Di dalam aspek tersebut terdapat tiga komponen yang masing-masing komponen memiliki satu buah indikator literasi sains kimia. Komponen yang pertama dari karakteristik kimia (ide pokok), yaitu kimia mencoba menjelaskan fenomena mikro dalam bentuk struktur molekul dari sebuah hal. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i). Komponen yang kedua dari aspek karakteristik kimia (ide pokok), yaitu kimia bertujuan dalam hal memahami dan menjelaskan kehidupan. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j). Komponen yang ketiga dari karakteristik kimia (ide pokok), yaitu kimia menggunakan bahasa yang spesifik. Orang yang berpengetahuan tidak harus menggunakan bahasa ini, tetapi harus mengapresiasi kontribusinya dalam peningkatan disiplin ilmu. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k). Ditinjau dari aspek karakteristik kimia (ide pokok) diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari tiga indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi aspek karakteristik kimia (ide pokok) pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. 55 Rata-rata Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) (%) 40 35 30 25 UN 2014 20 UN 2015 15 UN 2016 10 5 0 i j k Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 3. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 35 Rata-rataAspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) (%) 30 25 20 OP 2014 15 OP 2015 OP 2016 10 5 0 i j k Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 4. Grafik Korelasi Aspek Karakteristik Kimia (Ide Pokok) dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 56 Keterangan : i : Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia j : Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia k : Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia Rincian presentase hasil analisis aspek karakteristik kimia (ide pokok) pada masing-masing indikator untuk soal Ujian Nasional ditunjukkan pada Tabel 5 dan untuk Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang paling banyak terkandung di dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade adalah memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 37,50%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2014 (37,38%) dan UN Kimia Tahun 2015 (30%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi (OP), OP Kimia Tahun 2014 memiliki presentase yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 32,43% dan selanjutnya diikuti OP Kimia Tahun 2015 dan OP Kimia Tahun 2016 dengan presentase sebesar 30,56%. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Ujian nasional memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (36,17%) dan OP Kimia (31,19%). Indikator kedua yang banyak terkandung didalam soal adalah memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase 57 sebesar 30%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (20%) dan UN Kimia Tahun 2014 (7,25%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2015 memiliki presentase yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 13,89%, selanjutnya diikuti OP Kimia Tahun 2016 (8,33%) dan OP Kimia Tahun 2014 (8,11%). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Ujian nasional memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Rata-rata presentase UN Kimia (13,33%) dan OP Kimia (10,09%). Indikator ketiga yang terkandung didalam soal memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 5%. Namun, berbeda halnya dengan soal UN Kimia Tahun 2014 dan 2015, tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini (0%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2014 memiliki presentase yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 8,11%. Diikuti OP Kimia Tahun 2016 (5,56%) dan OP Kimia Tahun 2015 (2,78%). Berdasarkan analisis secara keseluruhan, soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Ujian nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase OP Kimia (5,50%) dan UN Kimia (0,83%). Contoh soal yang mengandung indikator memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i), adalah sebagai berikut : 58 1). UN15.02.18 Perhatikan gambar uji senyawa karbon berikut! Berubahnya air kapur menjadi keruh membuktikan adanya unsur .... A. hidrogen dan oksigen B. karbon dan oksigen C. oksigen dan nitrogen D. nitrogen dan kobalt E. kalsium dan oksigen Soal UN15.02.18 termasuk kedalam indikator memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i), karena soal tersebut berupa hasil percobaan pengujian senyawa karbon yang dapat dilihat oleh mata, ditunjukkan dengan berubahnya air kapur menjadi keruh. Peserta didik akan dapat mengerjakan soal tersebut dengan mudah karena peserta didik dapat melihat perubahan yang terjadi selama percobaan meskipun itu dalam bentuk gambar. 2). OP16.PG.20 Perhatikan diagram sel elektrokimia berikut ini. Bila anda mengamati reaksi di dalam sel tersebut berlangsung, ternyata elektroda timah putih (Sn) nampak semakin kecil sedangkan elektroda perak (Ag) terbentuk endapan (deposit). Pernyataan yang benar adalah: A. elektroda perak adalah katoda dan elektroda timah putih adalah anoda B. elektron mengalir dari elektroda perak ke elektroda timah putih 59 C. ion nitrat mengalir melalui jembatan garam ke larutan perak nitrat D. setengah reaksi yang terjadi di eleketroda timah putih adalah Sn+4 + 2e- Sn+2 E. elektroda perak adalah anoda dan elektroda timah putih adalah katoda Soal OP16.PG.20 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i), karena peserta didik dituntut untuk mengerjakan soal berdasarkan gambar yang telah disediakan. Soal tersebut mempermudah peserta didik karena dalam menyelesaikannya peserta didik cukup melihat apa yang tersedia di gambar. Gambar yang disediakan merupakan visualisasi dari suatu percobaan yang nyata sehingga peserta didik akan dapat melihat perubahan apa saja yang terjadi dalam percobaan tersebut. Representasi makroskopik merupakan level yang konkret, pada level ini peserta didik dapat mengamati fenomena yang terjadi, baik melalui percobaan yang dilakukan atau fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Fenomena yang diamati dapat berupa timbulnya bau, terjadinya perubahan warna, pembentukan gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi kimia (Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust,& Mocerino 2007). Contoh soal yang mengandung indikator memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j), adalah sebagai berikut : 1). UN16.03.29 Perhatikan gambar berikut! 60 Larutan yang mempunyai tekanan uap paling kecil ditunjukkan oleh gambar nomor .... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) Soal UN16.03.29 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j) karena memberikan gambaran dari suatu partikel yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Representasi submikroskopik dalam soal tersebut sangat membantu peserta didik karena peserta didik dapat melihat proporsi seberapa banyak adanya zat terlarut yang tidak menguap dan zat pelarut sehingga peserta didik dapat menentukan tekanan uap yang paling kecil. Adanya bentuk soal seperti ini akan sangat membantu peserta didik dalam memahami soal terutama soal-soal yang berkaitan dengan partikel, atom, dan ion yang tidak mudah untuk dilihat. 2). OP14.PG.06 Muatan formal atom C, O dan Cl yang diberi tanda dari struktur Lewis berikut ini berturut-turut adalah: A. 0, 0, 0 B. 0, -1, -1 C. +1, -1, 0 D. -1, +1, 0 E. 0, +1, 0 61 Soal OP14.PG.06 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia (j) karena memberikan gambaran dari suatu atom yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Representasi sub-mikroskopik dalam soal tersebut sangat membantu peserta didik karena peserta didik dapat melihat adanya pasangan elektron bebas (PEB) dari atom oksigen dan atom klorin. Bentuk soal seperti ini akan membantu peserta didik dalam menentukan muatan formal dari atom karbon, oksigen, dan klorin dalam senyawa tersebut. Menurut Chandrasegaran, Treagust, & Mocerino (2007), representasi submikroskopik merupakan level abstrak yang menjelaskan fenomena makroskopik. Representasi ini memberikan penjelasan pada level partikel, materi digambarkan sebagai susunan dari atom-atom, molekul-molekul dan ion-ion. Hal senada juga diungkapkan oleh Addin, Ashadi, dan Masykuri (2016), yang menyatakan submikro merupakan deskripsi dari fenomena makro namun tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau mikroskopoptik sekalipun seperti atom, ion, dan molekul. Contoh soal yang mengandung indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k), adalah sebagai berikut : 1). UN14.06.10 Berikut ini kurva perubahan harga pH pada titrasi : CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l) 62 Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah .... A. B. C. D. E. P Q R L M Soal UN14.06.10 termasuk dalam indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia, hal ini dikarenakan soal tersebut berupa kurva yang akan mempermudah peserta didik dalam mengerjakan soal tersebut. Grafik merupakan bagian dari simbolik karena merepresentasikan atau memberi gambaran mengenai perubahan harga pH dari titrasi larutan penyangga. Representasi simbolik digunakan untuk merepresentasikan fenomena makroskopik dengan menggunakan persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, dan analogianalogi (Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust,& Mocerino 2007). 2). OP14.ES.7c Reaksi reaksi Organik Senyawa dari A sampai F diperoleh dari gas hidrokarbon A melalui rangkaian seperti terlihat dalam skema berikut. 63 Senyawa A dapat menghilangkan warna brom dalam air, spektrum H1 –NMR dan C13 –NMR dari A berupa puncak singlet. Reaksi pembakaran A akan menghasilkan CO2 dan 2H2O c. Bagaimana mekanisme reaksi dari F menjadi G Soal OP14.ES.7c termasuk dalam indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) karena peserta didik diberi gambaran mengenai proses reaksi dari A sampai menjadi G. Adanya representasi simbolik yang menggambarkan terjadinya reaksi ini sangat membantu peserta didik terutama dalam menganalisis reaktan yang digunakan maupun produk yang dihasilkan. Selain itu peserta didik juga dituntut untuk membuat mekanisme reaksi dari F menjadi G. Penentuan atau penggambaran mekanisme reaksi ini merupakan representasi simbolik dari submikro untuk menggambarkan atom, baik terdiri dari satu unsur atau tergabung dalam grup dari beberapa unsur, atau tanda untuk menggambarkan muatan listrik, tanda baca di bawah garis untuk mengindikasikan banyaknya atom dalam sebuah ion atau molekul, huruf untuk mengindikasikan keadaan fisik dari suatu zat seperti (solid (s), liquid (l), gas (g), dan aqueous (aq), dan larutan lain), juga dapat digunakan untuk persamaan ionik dan kimia (Addin, Ashadi,& Masykuri, 2016). 2. Kimia dalam konteks Analisis dimensi kimia dalam konteks pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dilakukan dengan mengidentifikasi soal-soal yang didalam penyajiannya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dimensi kimia dalam konteks ini selanjutnya dibagi menjadi tiga komponen, masing-masing komponen memiliki satu indikator. 64 Komponen yang pertama, yaitu mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini adalah mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l). Komponen yang kedua dari dimensi kimia dalam konteks adalah menggunakan pemahaman kimianya dalam kehidupan kesehariannya, sebagai konsumen produk dan teknologi baru, pengambilan keputusan dan partisipasi dalam debat sosial yang berhubungan dengan isu-isu kimia. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini adalah menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m). Komponen yang ketiga dari dimensi kimia dalam konteks adalah mengerti mengenai hubungan antara inovasi kimia dan proses sosial. Indikator literasi sains kimia dari komponen ini adalah menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n). Ditinjau dari dimensi kimia dalam konteks diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari tiga indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi dimensi kimia dalam konteks pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 5 dan Gambar 6. 65 Rata-rata Dimensi Kimia dalam Konteks (%) 30 25 20 15 UN 2014 UN 2015 10 UN 2016 5 0 l m n Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 5. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks pada Soal Ujian Nasional Tahun 2014-2016 Rata-rata Dimensi Kimia dalam Konteks (%) 12 10 8 6 OP 2014 OP 2015 4 OP 2016 2 0 l m n Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 6. Grafik Korelasi Dimensi Kimia dalam Konteks pada Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 66 Keterangan : l : Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari m : Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia n : Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia Rincian presentase hasil analisis dimensi kimia dalam konteks pada masingmasing indikator untuk soal Ujian Nasional Kimia ditunjukkan pada Tabel 5 dan untuk Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang paling banyak terkandung di dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade adalah mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l). Soal UN Kimia Tahun 2014 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 25,25%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (19%) dan UN Kimia Tahun 2016 (7,5%). Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi (OP), OP Kimia Tahun 2015 memiliki presentase yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 11,11%, untuk OP Kimia 2016 (8,33%) dan OP Kimia 2014 (5,41%). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Ujian nasional memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi untuk indikator ini. Ratarata presentase UN Kimia (21,25%) dan OP Kimia (8,26%). Indikator selanjutnya, yaitu menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan 67 dengan isu kimia (m) dan menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n) tidak terkandung dalam soal baik ujian nasional maupun olimpiade. Jadi, dapat dikatakan untuk indikator (m) dan (n) memiliki presentase sebesar 0%. Berdasarkan ringkasan studi PISA tahun 2006, dijelaskan bahwa terdapat lima jenis konteks dalam sains, yaitu kesehatan, sumber daya alam, lingkungan, bahaya, serta sains dan teknologi yang diaplikasikan secara personal, sosial, maupun global. Di dalam soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 terdapat beberapa soal yang mengandung jenis konteks tarsebut. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 hanya mengandung jenis konteks sumber daya alam, lingkungan, serta sains dan teknologi. Berbeda halnya dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang mengandung konteks kesehatan, sumber daya alam, serta sains dan teknologi. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 tidak terdapat soal yang mengandung konteks kesehatan atau dapat dikatakan presentasenya 0%. Berbeda halnya dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang memiliki presentase sebesar 3,67% untuk jenis konteks kesehatan. Contoh soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks kesehatan, adalah sebagai berikut: 1). OP15.ES.04 Senyawa hidroksi apatit adalah senyawa pembentuk tulang dan gigi yang memiliki rumus kimia Ca5(PO4)3OH. Untuk mencegah lubang pada gigi, pasta gigi mengandung senyawa yang dapat melepaskan ion F-dan membentuk senyawa Ca5(PO4)3F pada gigi. 68 Soal OP15.ES.04 merupakan bagian dari soal OP Kimia Tahun 2015 esai nomor 4 yang mengandung jenis konteks kesehatan karena didalamnya memberikan pengetahuan pada peserta didik berkaitan dengan kesehatan gigi. Dengan adanya soal ini, akan memberikan tambahan pengetahuan kepada peserta didik mengenai senyawa yang dapat membentuk tulang dan gigi serta dapat mencegah gigi berlubang. Namun, dalam soal Ujian Nasional Kimia Tahun 20142016 tidak terdapat soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks kesehatan. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 terdapat soal yang mengandung konteks sumber daya alam, yaitu sebesar 0,25%. Begitu juga dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang memiliki presentase sebesar 1,83%. Contoh soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks sumber daya alam, adalah sebagai berikut: 1). UN15.04.07 Pada peristiwa pembakaran gas LPG yang mengandung propana menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Persamaan reaksi yang sesuai dengan peristiwa tersebut adalah ,... A. C3H8 (g) CO2 (g) + H2O (l) B. C3H8 (g) 3CO2 (g) + 4H2O (l) C. C3H8 (g) + O2(g) CO2 (g) + H2O (l) D. C3H8 (g) + O2(g) 3CO2 (g) + 4H2O (l) E. C3H8 (g) + 5O2(g) 3CO2 (g) + 4H2O (l) Soal UN15.04.07 termasuk dalam konteks sumber daya alam karena dalam soal tersebut menjelaskan pemanfaatan dari alam, yaitu gas propana yang 69 digunakan sebagai gas pengisi pada tabung LPG. Dalam peristiwa pembakaran gas LPG tentunya mengalami reaksi kimia, peserta didik diminta untuk menuliskan persamaan reaksi dari terjadinya reaksi kimia dari pembakaran gas LPG. Soal dengan bentuk seperti ini, selain memacu peserta didik untuk berfikir mengenai terjadinya reaksi juga dapat memberikan pengetahuan bagi peserta didik mengenai reaksi yang terjadi selama proses pembakaran gas LPG. Selain mengandung konteks sains soal tersebut juga termasuk kedalam indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) karena peserta didik diminta untuk menentukan persamaan reaksi yang tepat dari proses pembakaran gas LPG. Soal tersebut juga termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f) karena selain menentukan persamaan reaksi yang tepat peserta didik juga diminta untuk menyetarakan reaksi tersebut sesuai dengan konsep penyetaraan reaksi. 2). OP16.ES.06 Daun herbal dan kandungannya Senyawa hidrokarbon ß-osimena banyak terkandung dalam daun herbal, misalnya daun kemangi (Ocinum bassilum, Ferina citratum) yang mempunyai aroma dan cita rasa menarik. Senyawa ini mempunyai rumus molekul C10H16 dan mengabsorbsi sinar UV pada panjang gelombang = 232 nm. Soal OP16.ES.06 termasuk dalam konteks sumber daya alam karena dalam soal tersebut menjelaskan karakteristik dari daun kemangi. Daun kemangi merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh di alam bebas dan daun ini banyak dimanfaatkan sebagai pemberi aroma dalam makanan. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 memiliki soal yang mengandung konteks lingkungan, yaitu sebesar 1,92%. Berbeda halnya dengan soal Olimpiade 70 Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang tidak memiliki jenis konteks lingkungan atau dapat dikatakan presentasenya 0%. Contoh soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks lingkungan, adalah sebagai berikut : 1). UN14.19.07 Di daerah bukit kapur, air sukar berbuih. Hal ini disebabkan terjadi kesadahan sementara pada air tersebut. Kesadahan sementara tersebut dapat dihilangkan dengan pemanasan. Persamaan reaksi setara yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah .... A. CaCO3(s) + CO2(g) +H2O(l) Ca(HCO3)2(aq) B. MgSO4(s) + CO2(g) +H2O(l) Mg(HCO3)2(aq) C. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) D. Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + CO2(g) +H2O(l) E. MgSO4(aq) MgO(s) + SO3(g) Soal UN14.19.07 termasuk dalam konteks lingkungan karena soal tersebut berkaitan dengan terjadinya fenomena alam disuatu tempat yang mengalami reaksi kimia. Kesadahan ini dapat terjadi karena adanya kandungan kapur yang berlebih pada air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Selain mengandung konteks sains soal tersebut juga mengandung indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) karena peserta didik diminta untuk menentukan persamaan reaksi yang tepat dari proses penghilangan kesadahan melalui pemanasan. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 memiliki beberapa soal yang mengandung konteks sains dan teknologi, yaitu sebesar 19,08%. Sama halnya dengan soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang 71 memiliki presentase sebesar 2,75%. Contoh soal yang mengandung indikator mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks sains dan teknologi, adalah sebagai berikut : 1). UN14.02.07 Senyawa natrium hidrogen karbonat atau yang dikenal dengan nama soda kue banyak digunakan untuk mengembangkan adonan kue. Pada saat dipanaskan soda kue terurai menghasilkan natrium karbonat, air dan gas karbon dioksida yang menyebabkan adonan kue mengembang. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut .... A. Na2HCO3(s) Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) B. 2NaHCO3(s) Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) C. NaHCO3(s) NaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) D. NaH2CO3(s) NaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) E. NaHCO3(s) Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) Soal UN14.02.07 termasuk kedalam konteks perkembangan sains dan teknologi. Hal ini dikarenakan dalam soal tersebut dipaparkan mengenai adanya senyawa yang dapat mengembangkan adonan kue, yaitu natrium hidrogen karbonat atau soda kue. Penentuan senyawa ini sebagai bahan pengembang tentunya sudah mengalami beberapa kali eksperimen hingga dipastikan bahwa senyawa natrium hidrogen karbonat tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan adonan kue. Selain mengandung konteks sains soal tersebut juga termasuk kedalam indikator memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k). Hal ini karena berkaitan dengan penentuan persamaan reaksi yang merupakan simbol dari reaksi kimia ketika natrium hidrogen karbonat atau soda kue dipanaskan. 72 2). OP14.ES.04 Aditif dalam deterjen, natrium tripolifosfat Senyawa natrium tripolyfosfat Na5P3O10, dihasilkan dari proses pemanasan stoikiometri dinatriumfosfat, Na2HPO4, dan mononatriumfosfat, NaH2PO4, dibawah kondisi yang terkendali. Senyawa ini digunakan sebagai aditif dalam deterjen untuk mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah sehingga dapat mencegah pengendapan garam asam lemak pada pakaian yang dicuci. Soal OP14.ES.04 merupakan bagian dari soal OP Kimia Tahun 2014 esai nomor 4 yang mengandung jenis konteks sains dan teknologi. Teknologi yang dimaksud disini adalah pemanfaatan senyawa natrium tripolifosfat yang biasanya ditambahkan pada deterjen untuk mengurangi kesadahan dalam air. Soal tersebut dapat memberikan pengetahuan tambahan pada peserta didik terutama mengenai senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Indikator selanjutnya, yaitu menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m) dan menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n). Indikator menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m) yang dimaksud disini adalah keputusan yang dapat mempengaruhi masyarakat luas termasuk juga pemerintah terkait dengan isu-isu kimia yang terjadi dilingkungan masyarakat. Sedangkan untuk indikator menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n) yang dimaksud disini adalah pembuatan suatu produk baru terutama dibidang kimia yang dapat digunakan untuk menanggapi permasalahan atau isu-isu kimia. 73 Kedua indikator ini, yaitu menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m) dan menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n) tidak terdapat dalam soal Ujian Nasional maupun Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Hal ini dikarenakan kebanyakan dalam soal ujian nasional maupun olimpiade hanya mengukur tingkat kognitif sehingga soal yang dibuat disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Bentuk soal yang dibuatpun kebanyakan dalam bentuk pilihan ganda yang tidak memerlukan penjelasan jawaban dari setiap soal. Meskipun di dalam soal olimpiade terdapat soal esai, namun jawaban yang dimintapun tidak memerlukan analisis yang dapat menimbulkan persepsi ganda. 3. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) Analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dilakukan dengan mengidentifikasi soal-soal yang didalam penyajiannya mengandung tingkat kognitif berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking). Dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) ini selanjutnya dibagi menjadi satu komponen, komponen ini terbagi lagi menjadi dua indikator. Komponen yang dimaksud disini adalah orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk membuat pertanyaan, mencari informasi, dan menyambungkannya, saat dibutuhkan. Dia akan bisa menganalisis kerugian atau keuntungan disetiap debat (sederet keterampilan dan konteks kimia yang 74 berkaitan diberikan didokumen lengkap mengenai “pengetahuan kimia”). Indikator literasi sains kimia dari komponen ini dijabarkan dari dimensi proses kognntif Blooms yang dapat dikatakan sebagai HOCS (Higher Order CognitifveSkills), yaitu berupa menganalisis soal (C4) (o) dan mengevaluasi soal (C5) (p). Dimensi kognitif tingkat mencipta (C6) pada penelitian ini tidak digunakan karena dimensi ini dianggap terlalu tinggi tingkatannya bagi anak SMA. Ditinjau dari dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari dua indikator tersebut untuk Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 tidak terdapat soal yang mengandung keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking). Jadi, dapat dikatakan presentase rata-rata dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi pada soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 adalah 0% sehingga tidak disajikan diagram yang mengambarkan presentase rata-rata dimensi tersebut. Hasil analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) pada soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan pada gambar 7 dan gambar 8. 75 Rata-rata Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (%) 45 40 35 30 25 UN 2014 20 UN 2015 15 UN 2016 10 5 0 o p Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 7. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) dalam Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 80 Rata-rata Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (%) 70 60 50 40 OP 2014 30 OP 2015 OP 2016 20 10 0 o p Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 8. Grafik Korelasi Dimensi Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) dalam Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 76 Keterangan : o : Menganalisis soal (C4) p : Mengevaluasi soal (C5) Rincian presentase hasil analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking) pada masing-masing indikator untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator yang paling banyak terkandung di dalam soal ujian nasional dan olimipade adalah menganalisis soal (C4) (o). Soal UN Kimia Tahun 2016 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase sebesar 40%. Diikuti soal UN Kimia Tahun 2015 (30%) dan UN Kimia Tahun 2014 (22,5%). Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi, OP Kimia Tahun 2015 memiliki presentase yang paling besar untuk indikator ini, yaitu sebesar 69,44%. Diikuti OP Kimia Tahun 2014 (62,16%) dan OP Kimia Tahun 2016 (44,44%). Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi memiliki presentase paling besar dibandingkan dengan soal Ujian Nasional untuk indikator ini. Rata-rata presentase OP Kimia (58,72%) dan UN Kimia (26,67%). Indikator kedua, yaitu mengevaluasi soal (C5) (p) tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini dalam soal Ujian Nsional Kimia Tahun 2014-2016. Hal ini dikarenakan kebanyakan soal dalam Ujian Nasional Kimia hanya mengukur ketrampilan berfikir tingkat rendah (Low Order Thinking), yaitu C1, C2, dan C3 dan keterampilan berfikir tingkat tinggi untuk sekelas ujian nasional baru sampai C4 (menganalisis). Soal dengan ketrampilan berfikir tingkat tinggi (High Order 77 Thinking) yang lain, yaitu C5, dan C6 sangat jarang terdapat dalam Ujian Nasional. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2015 merupakan soal yang paling banyak mengandung indikator ini dengan presentase 19,44%. Diikuti soal OP Kimia Tahun 2016 (8,33%) dan OP Kimia 2014 (5,41%). Contoh soal yang mengandung indikator menganalisis soal (C4) (o), adalah sebagai berikut : 1). UN14.01.24 Hasil reaksi identifikasi zat organik dengan rumus molekul C2H4O : (1) Zat tersebut dapat mereduksi pereaksi Fehling (2) Dengan KMnO4 menghasilkan zat yang dapat memerahkan lakmus biru Gugus fungsi senyawa tersebut adalah .... Soal UN14.01.24 termasuk dalam indikator menganalisis soal (C4) (o) karena soal tersebut menuntut peserta didik untuk mengidentifikasi gugus fungsi suatu senyawa berdasarkan rumus molekul yang diketahui, kemuadian peserta didik harus mengklasifikasikannya ke dalam salah satu golongan senyawa turunan alkana berdasarkan informasi hasil reaksi identifikasi dari rumus molekul tersebut dan selanjutnya menentukan gugus fungsi yang dimilikinya. 78 Soal tersebut termasuk dalam tingkat menganalisis (C4) bagian mengorganisasi (organizing). Hal ini karena dalam menyelesaikan soal tersebut peserta didik dituntut untuk paham mengenai hubungan yang sistematis berdasarkan informasi yang disediakan dan mengaitkannya satu sama lain sehingga menjadi struktur yang saling melengkapi. Menurut Widodo (2006), mengorganisasi (organizing) merupakan mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu. 2). OP14.PG.07 Suatu sampel dari senyawa X, bila dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida akan menghasilkan gas A. Bila X dipanaskan dalam asam sulfat pekat, akan dihasilkan gas B. Bila gas A dan B direaksikan, maka akan dihasilkan kembali senyawa X. Berdasarkan informasi tersebut maka senyawa X adalah .... A. CH3CO2C2H5 B. NH2CH2CO2CH3 C. NH4CI D. NH4I E. (NH4)2SO4 Soal OP14.PG.07 termasuk dalam indikator menganalisis soal (C4) (o) karena peserta didik dituntut untuk menentukan jenis senyawa X yang belum diketahui berdasarkan uraian yang ditampilkan dalam soal. Selain itu, peserta didik dituntut untuk paham mengenai persamaan reaksi dan menganalisis produk yang dihasilkan dari hasil reaksi-reaksi yang berlangsung. Soal tersebut hanya dapat diselesaikan peserta didik dengan cara menuliskan persamaan reaksi dari masing-masing senyawa (senyawa X dan Y). Kemudian menentukan gas yang dihasilkan dari reaksi masing-masing senyawa X dan Y. Selanjutnya peserta didik 79 dituntut untuk mereaksikan gas yang dihasilkan dari kedua senyawa tersebut sehingga akan dihasilkan senyawa baru yang merupakan senyawa X. Soal tersebut mengorganisasi termasuk (organizing). dalam tingkat Proses menganalisis mengorganisasi (C4) bagian merupakan proses mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan mengenali cara hubungan antar elemen tersebut sehingga elemen tersebut dapat disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren. Dalam proses ini peserta didik pertama-tama akan mengidentifikasi elemen-elemen yang penting atau relevan terlebih dahulu dan kemudian menentukan bentuk struktur atau kesatuan keseluruhan dari elemen-elemen tersebut (Suwarto, 2010). Contoh soal yang mengandung indikator mengevaluasi soal (C5) (p), adalah sebagai berikut : 1). OP16.PG.11 Pernyataan yang benar mengenai metana (CH4) dan ion amonium (NH4+) adalah : A. secara kimia CH4 dan NH4+ tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya B. geometri CH4 adalah tetrahedral, sedangkan NH4+ adalah bidang segi empat datar C. keduannya memiliki sifat fisik yang sama D. CH4 dan NH4+ adalah isoelektrik E. pada temperatur kamar, CH4 dan NH4+ adalah gas Soal OP16.PG.11 termasuk dalam indikator mengevaluasi soal (C5) (p) karena berkaitan dengan pengambilan keputusan yang tepat dari metana (CH4) dan ion amonium (NH4+). Soal tersebut dapat dikerjakan jika peserta didik paham mengenai karakteristik yang dimiliki metana (CH4) dan ion amonium (NH4+). Selain itu, peserta didik dituntut untuk paham mengenai penentuan bentuk orbital. 80 Menurut Widodo (2006), keterampilan mengevaluasi merupakan keterampilan dalam membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Soal tersebut termasuk dalam tingkat mengevaluasi (C5) bagian memeriksa (checking). Proses memeriksa merupakan proses menilai konsistensi berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut). Berdasarkan hasil analisis dimensi keterampilan berfikir tingkat tinggi soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 banyak didominasi oleh soal tipe Low Order Thinking. Artinya, soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 belum menekankan kemampuan berfikir tingkat tinggi terutama keterampilan menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5). Sebaiknya jumlah soal tipe High Order Thinking dimunculkan lebih banyak agar peserta didik terpacu untuk menggunakan semua kemampuan yang dimilikinya dan peserta didik terbiasa mengahadapi soal-soal yang mengandung keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking). 4. Aspek afektif Analisis dimensi aspek afektif pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dilakukan dengan mengidentifikasi soalsoal yang didalam penyajiannya dikaitkan dengan isu-isu kimia terkini yang baru saja terjadi. Dimensi aspek afektif ini selanjutnya dibagi menjadi satu komponen, komponen ini memiliki satu indikator. Komponen yang dimaksud disini adalah orang yang memiliki pengetahuan kimia mempunyai pandangan kimia yang menyeluruh dan realistis dan aplikasinya. Terlebih lagi, dia menunjukkan ketertarikan dalam isu-isu kimia khususnya dalam gagasan yang non-formal 81 (seperti program TV). Indikator literasi sains kimia dari komponen ini, yaitu menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q). Ditinjau dari dimensi aspek afektif diperoleh hasil rata-rata perbandingan dari indikator tersebut untuk Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016, disajikan dalam grafik korelasi dimensi aspek afektif pada Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 ditunjukkan dalam Gambar 9. 1.8 Rerata Dimensi Aspek Afektif (%) 1.6 1.4 1.2 1 0.8 UN 0.6 OP 0.4 0.2 0 q Indikator Literasi Sains Kimia Gambar 9. Grafik Korelasi Dimensi Aspek Afektif dalam Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 Keterangan : q : menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini 82 Rincian presentase hasil analisis dimensi aspek afektif pada masing-masing indikator untuk soal Ujian Nasional Kimia ditunjukkan pada Tabel 5 dan untuk Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk indikator menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini paling banyak terdapat dalam soal UN Kimia Tahun 2014-2016, yaitu sebesar 1,67%. Rinciannya adalah bahwa dalam soal UN Kimia Tahun 2014 terdapat indikator ini dengan presentase 2,5%, namun dalam soal UN Kimia Tahun 2015-2016 tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 memiliki presentase sebesar 0,92 untuk indikator ini, dengan rincian dalam soal OP Kimia Tahun 2014 dengan presentase 2,70%, namun dalam soal OP Kimia Tahun 2015-2016 tidak terdapat soal yang mengandung indikator ini. Contoh soal yang mengandung indikator menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q), adalah sebagai berikut : 1). UN14.semua paket.36 Cara yang paling tepat dilakukan untuk melindungi hiasan rumah yang terbuat dari besi dari peristiwa-peristiwa korosi adalah .... A. dilapisi dengan perak B. dilapisi dengan alurninium C. proteksi katodik D. dilumuri dengan oli E. dilapisi dengan seng Soal UN14.semua paket.36 termasuk kedalam indikator menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q) karena soal tersebut 83 meminta peserta didik untuk menentukan suatu cara untuk melindungi korosi. Adanya soal yang meminta respon dari peserta didik tersebut dapat digunakan untuk mengetahui adanya ketertarikan peserta didik terhadap isu-isu kimia yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Selain itu, dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap respon yang akan dimunculkan oleh peserta didik, meskipun soal tersebut hanya dalam bentuk pilihan ganda tetapi kita dapat melihat sikapsikap yang dimiliki oleh peserta didik. Soal ini termasuk kedalam sikap mau meresponi (responding). Merespon menunjukkan sikap partisipasi yang aktif dari diri peserta didik. Merespon tidak hanya sekedar memperhatikan tetapi juga ikut terlibat secara aktif dalam situasi tersebut. Kemampuan yang diharapkan muncul adalah timbulnya kesadaran diri untuk mengikutsertakan diri secara suka rela terhadap suatu kegiatan sehingga dapat memberi kepuasan bagi dirinya sendiri, (Joesmani, 1998). Soal tersebut juga termasuk kedalam indikator menjelaskan pengetahuan konseptual (f) karena untuk melindungi korosi pada barang-barang yang terbuat dari besi dapat dilakukan dengan menerapkan konsep reaksi redoks, yaitu melalui perlindungan katodik. Proses tersebut kita harus melakukan pengorbanan terhadap logam yang bertindak sebagai anoda. E0sel besi harus lebih besar daripada E0sel logam manapun. Logam pelindung ini akan ditanam dalam tanah atau air dekat logam yang akan dilindungi sehingga akan terbentuk “sel volta raksasa” dengan logam pelindung yang bertindak sebagai anoda. 84 2). OP14.ES.3e Sumber utama fluorin adalah mineral fluorospar (juga disebut fluorite) yang kandungan utamanya adalah kalsium fluorida, CaF2. e. Pada tahap pertama pembebasan florin dari CaF2 haruskah reaksi ini dipanaskan atau didinginkan? Soal OP14.ES.3e termasuk kedalam indikator menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q) karena soal tersebut meminta peserta didik untuk memberikan pendapat mengenai perlakuan dalam pembebasan florin dari CaF2 apakah harus dipanaskan atau didinginkan. Jawaban yang diberikan setiap peserta didik tersebut dapat digunakan untuk mengetahui adanya ketertarikan peserta didik terhadap isu-isu kimia yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Selain itu, dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik berkaitan dengan konsep perubahan entalpi. Soal tersebut termasuk kedalam sikap mau menyatakan (characterization). Sikap mau menyatakan berarti individu telah memiliki sistem nilai yang dapat mengontrol perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkembang menjadi gaya hidup. Perilaku yang diharapkan yang akan muncul dalam proses pembelajaran berada pada rentang yang luas dengan tekanan utamanya adalah kenyataan bahwa peserta didik telah mempunyai perilaku khusus sebagai karakteristiknya serta mempunya pola tersendiri dalam penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional (Joesmani, 1988). Dari hasil analisis soal Ujian Nasional dan olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 tersebut, ternyata terdapat beberapa soal yang 85 mengandung lebih dari satu indikator. Berikut ini terdapat beberapa soal yang mengandung lebih dari satu indikator literasi sains kimia, diantaranya : 1). UN14.13.08 Perhatikan data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber yang tercemar limbah : Jenis Air Nyala Lampu Pengamatan Lain Derajat Ionisasi (œ) (1) Redup Ada Gelembung 0,8 (2) Terang Ada Gelembung gas 1 (3) Redup Ada Gelembung gas 0,2 (4) Redup Ada Gelembung gas 0,8 (5) Terang Ada Gelembung gas 1 Berdasarkan data tersebut, air tercemar limbah yang digolongkan dalam elektrolit kuat adalah .... A. (1) dan (3) B. (1) dan (5) C. (2) dan (3) D. (2) dan (5) E. (3) dan (4) Soal UN14.13.08 mengandung empat indikator literasi sains kimia, yaitu menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d), menjelaskan pengetahuan konseptual (f), memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (j), dan mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l). Soal tersebut mengandung indikator menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d), karena di dalam soal tersebut disajikan tabel secara berulang mengenai hasil percobaan pengujian daya hantar listrik air dari berbagai sumber yang tercemar limbah. Data yang disajikan tersebut merupakan informasi untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan dari soal. Adanya tabel 86 hasil percobaan pengujian air limbah tersebut, sangat membantu peserta didik dalam menentukan air limbah mana yang tergolong sebagai elektrolit kuat. Indikator kedua yang terkandung dalam soal tersebut adalah menjelaskan pengetahuan konseptual (f), hal ini karena untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik dituntut untuk mengetahui konsep maupun ciri-ciri dari larutan elektrolit kuat. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sehingga ketika dilakukan pengujian pada air limbah yang termasuk larutan elektrolit kuat akan dapat menyalakan lampu dengan terang. Selanjutnya akan terjadi reaksi reduksi dari air (H2O) sehingga disekitar elektrode akan terdapat banyak gelembung gas yang merupakan gas (H2), dan harga energi ionisasinya adalah satu (œ =1). Soal tersebut tergolong soal konseptual tentang klasifikasi dan kategori hal ini dikarenakan soal tersebut menuntut peserta didik untuk mengklasifikasikan ciri-ciri khusus yang dimiliki larutan elektrolit kuat dari hasil pengujian air limbah. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan suatu materi (Suwarto, 2010). Indikator selanjutnya yang terdapat dalam soal tersebut adalah memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (j), karena di dalam soal tersebut disajikan tabel mengenai hasil percobaan pengujian pada air limbah. Data yang disajikan dalam tabel tersebut merupakan data yang dapat diamati oleh mata manusia secara langsung. Pengujian air limbah yang mengandung elektrolit kuat dalam percobaannya akan dapat menyalakan lampu dengan terang. Selain itu, pada elektroda juga akan dikelilingi oleh gelembung gas (H2). 87 Indikator terakhir yang terdapat dalam soal adalah mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) untuk jenis konteks lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam soal tersebut membahas mengenai pengujian pada air limbah dari berbagai sumber. Air limbah ini termasuk salah satu jenis permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan. Namun, jika air limbah tersebut merupakan larutan elektrolit kuat maka dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat. 2). OP15.ES.01 Mineral dan senyawa mangan Pyrolusite adalah suatu mineral mangan dioksida yang berwarna kehitaman atau coklat yang merupakan sumber utama bijih mangan. Carl Scheele di tahun 1774 melakukan percobaan dengan menambahkan sejumlah asam sulfat ke dalam mineral pyrolusite, ternyata dia memperoleh suatu gas A yang berupa suatu unsur. Pada temperatur ruang, gas A tersebut tidak berwarna, serta tidak mempunyai bau dan rasa. Pada percobaan berikutnya, ke dalam mineral tersebut dia menambahkan larutan asam klorida, dan menghasilkan gas B, yang juga berupa unsur berwarna kuning-kehijauan dengan bau yang kuat dan khas, serta gas tersebut dikenal luas banyak dihasilkan dalam kebanyakan zat pemutih rumah tangga. a.Tuliskan persamaan reaksi untuk eksperimen Scheele tersebut, yaitu reaksi antara mineral pyrolusite dengan asam sulfat dan dengan asam klorida, serta tuliskan nama gas A dan gas B b. Jelaskan jenis reaksi apakah yang terjadi 88 Ke dalam mineral MnO2 ditambahkan campuran larutan BaCl2 dan larutan H2SO4 c. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam campuran tersebut Pyrolusite mempunyai struktur tetragonal ( Gambar 2) Dalam sel unitnya (sel satuannya) , a = b = 4,4 Å dan c = 2,9 Å d. Hitunglah rapat massa pyrolusite (dalam g/cm3) Mangan dioksida yang terkandung dalam mineral pyrolusite dapat digunakan sebagai sumber untuk pembuatan KMnO4 berdasarkan reaksi: 2MnO2 + 2KOH + O2 2KMnO4 + H2 Untuk membuat KMnO4 ke dalam 1 kg bubuk pyrolusite ditambahkan sejumlah larutan pekat KOH berlebih dan kemudian ke dalamnya dialirkan gas O2 yang juga berlebih. Setelah reaksi berakhir, dan kemudian produk KMnO4 diisolasi, ternyata diperoleh sebanyak 1,185 kg KMnO4 murni. Bila dianggap dalam proses tersebut hanya MnO2 dalam pyrolusite yang bereaksi, maka: e. Hitunglah persen berat MnO2 dalam pyrolusite f. Hitunglah berapa liter volume gas H2 yang dapat dihasilkan reaksi tersebut (diketahui volume gas pada STP = 22,4 L/mol) Soal OP15.ES.01 mengandung empat indikator literasi sains kimia, yaitu menjelaskan pengetahuan konseptual (f), memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i), memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j), dan memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k). Indikator pertama yang terdapat dalam soal tersebut adalah menjelaskan pengetahuan konseptual (f), karena pada soal f peserta didik diminta untuk menentukan volume gas H2 yang dihasilkan dari reaksi. Untuk dapat mengerjakan 89 soal tersebut peserta didik dituntut untuk mengetahui konsep dari konsep mol (stoikiometri) mengenai volume molar gas (Vm). Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan mempunyai volume gas yang sama pula. Jika peserta didik sudah paham dengan konsep ini, tentu peserta didik akan dapat mengerjakan soal tersebut dengan mudah. Indikator kedua yang terdapat dalam soal tersebut adalah memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j), hal ini karena didalam soal tersebut disajikan gambar (gambar 2) mengenai bentuk geometri dari pyrolusite yang memiliki bentuk struktur tetragonal. Informasi yang diberikan ini tentunya bermanfaat untuk menjawab pertanyaan d, yaitu untuk menghitung rapat massa dari pyrolusite (MnO2). Indikator selanjutnya yang terdapat dalam soal tolimpiade tersebut adalah memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (j), karena di dalam soal tersebut dijelaskan bahwa pyrolusite tersebut merupakan suatu bijih mangan yang berwarna kehitaman atau coklat. Selain itu, dalam soal juga disajikan mengenai gambar dari pyrolusite tersebut, yang di dalam dunia nyata bijih mangan tersebut dapat dilihat langsung oleh mata. Indikator terakhir yang terdapat dalam soal adalah memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k), karena pada soal a peserta didik dituntut untuk membuat persamaan reaksi dari eksperimen yang dilakukan oleh Scheele, yaitu reaksi antara mineral pyrolusite dengan asam sulfat dan dengan asam klorida, serta peserta didik diminta untuk menuliskan nama gas A dan gas B. Simbolik 90 merupakan representasi dari submikro untuk menggambarkan atom, baik terdiri dari satu unsur atau tergabung dalam grup dari beberapa unsur, atau huruf untuk mengindikasikan keadaan fisik dari suatu zat seperti (solid (s), liquid (l), gas (g), dan aqueous (aq), dan larutan lain), juga dapat digunakan untuk persamaan ionik dan kimia (Addin, Ashadi, & Masykuri, 2016). 91 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 yang dianalisis mengandung profil komponen literasi sains kimia yang mempunyai sebaran sebagai berikut : a. Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) sebesar 26,67 b. Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d) sebesar 11,25%. c. Menjelaskan pengetahuan faktual (e) sebesar 15%. d. Menjelaskan pengetahuan konseptual (f) sebesar 98,33%. e. Menjelaskan pengetahuan prosedural (g) sebesar 6,42%. f. Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i) sebesar 13,33%. g. Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j) sebesar 0,83%. h. Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) sebesar 36,17% i. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) sebesar 21,25% j. Menganalisis soal (C4) (o) sebesar 26,67% k. Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q) sebesar 1,67% 92 l. Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a), merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c), menjelaskan pengetahuan epistemik (h), menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m), menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n), dan mengevaluasi soal (C5) (p) sebesar 0%. 2. Soal Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 yang dianalisis mengandung profil komponen literasi sains kimia yang mempunyai sebaran sebagai berikut : a. Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki (b) sebesar 58,72% b. Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia (d) sebesar 1,83% c. Menjelaskan pengetahuan faktual (e) sebesar 10,09%. d. Menjelaskan pengetahuan konseptual (f) sebesar 100%. e. Menjelaskan pengetahuan prosedural (g) sebesar 2,75%. f. Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia (i) sebesar 10,09%. g. Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia (j) sebesar 5,50%. h. Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia (k) sebesar 31,19%. i. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari (l) sebesar 8,26%. 93 j. Menganalisis soal (C4) (o) sebesar 58,72%. k. Mengevaluasi soal (C5) (p) sebesar 11,01%. l. Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini (q) sebesar 0,92%. m. Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia (a), merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah (c), menjelaskan pengetahuan epistemik (h), menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia (m), dan menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia (n) sebesar 0%. B. Saran 1. Pemerintah harus lebih giat lagi dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, terutama untuk daerah-daerah pinggiran supaya ketika dilakukan tes literasi sains oleh PISA hasil yang diperoleh akan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. 2. Melakukan pelatihan bagi guru-guru mengenai teknik-teknik dalam membuat soal yang mengandung literasi sains. 3. Untuk soal-soal Ujian Nasional terutama kimia, lebih diperbanyak lagi soal dengan tingkat HOT (High Order Thinking) terutama untuk keterampilan C5 (mengevaluasi) agar peserta didik dapat menggunakan seluruh kemampuannya dan terbiasa mengerjakan soal-soal yang membutuhkan keterampilan berfikir tingkat tinggi. 94 4. Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel yang berbeda terutama buku-buku pegangan peserta didik, supaya dapat diketahui seberapa besar adanya profil komponen literasi sains dalam sampel tersebut. 95 DAFTAR PUSTAKA Addin, I., Ashadi, Masykuri, M. (2016). Analisis Representasi Kimia pada Materi Pokok Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA. Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia (JKPK), 1(2), 58-65. Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., HAM, M., & Wahyu, W. (2005). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang : UM PRESS. Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya. Basuki, I., & Hariyanto. (2016). Asesmen Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Celik, S. (2014). Chemistry Literacy Levels of Science and Mathematics Teacher Candidats. Australian Journal of Teacher Education. 39(1). Chandrasegaran, A.L, Treagust, D.F.,& Mocerino, M. (2007). The development of A Two-Tier Multiple-choice Diagnostic Instrument For Evaluating Secondary School Students’ Ability To Describe And Explain Reactions Using Multiple Levels of representation. Chemistry education Research and Practice, 8(3), 293-307. Indrayani, P. (2013). Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan Simbolik Titrasi Asam-Basa Peserta didik Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Jurnal Pendidikan Sains, 1(2), 109-120. Joesmani. (1988). Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung : Remaja Rosdakarya. Markic, S., & Childsb P.E. (2016). Language and The Teaching and Learning of Chemistry.Chemistry Education Reascerh and Practice, 17, 434-438. Mohapatra, A.K. (2013). Eksploring Prespectives of Scientific Literacy on Overview. Cognitive Discourses International Multidiesiplinary journal ISSN : 2321-1075, 1(1). 96 Ogunseemi, O.E. (2015). Science and Technology in Africa for The Twenty First Century : Perspectives for Change. European Scientific Journal. ISSn :1857-7881. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD-PISA) (last revised 2006), Assessment of scientific literacy in the OECD / Pisa project, http://www.pisa.oecd.org/ Organization for Economic Co-operation and Development (OECD-PISA) (last revised 2015), Assessment of scientific literacy in the OECD / Pisa project, http://www.pisa.oecd.org/. Ringkasan studi PISA 2006. (2007). Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan. Rubini, B., Permanasari, A. (2014). The Development of Contextual Model with Collaborative Strategy in Basic Science Course to Enhance Students’ Scientific Literacy. Journal of Education and Practice. 5(6). ISSn : 22221735. Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Shwartz, Y., Ben-zvi, R., & Hofstein, A. (2006). The Use of Scientific Taxonomy for Assessing The Development of Chemical Literacy Among HighSchool Students. Chemistry education Research and Practice, 7(4), 203225. Siregar, E., & Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia. Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Chemistry : An Overview. Journal of Turkish Science Education, 4(2), 2-20. Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sukiman. (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta : Insan Madani. Supardi, K.I. dan Putri, I.R. (2010). Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari Internet pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta didik SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,4(1), 574-581. Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya. 97 Suwarto. (2010). Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif dalam Pendidikan. Widyatama, 19(1). Toharudin, U., Hendrawati, S.,& Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik.Bandung : Humaniora. Widodo, A. (2006).Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik, 3 (2),18-29. Zuriyani, E. (2012). Literasi Sains dan pendidikan. Diperoleh dari http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagjl1343099486.pdf pada tanggal 09 November 2016. 98 LAMPIRAN 99 Lampiran 1. Surat Validasi Instrumen Penelitian 100 101 102 Dimensi Aspek-Aspek Komponen Kimia adalah ilmu eksperimental. Kimiawan membuat rumusan Ide santifik umum pengetahuan masalah saintifik, membuat Saintifik dan Lampiran 2. Instrumen Literasi Sains Kimia No. 1. konten kimia hipotesis, dan menyarankan teori- a. b. c. Indikator Literasi Sains Kimia Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki Merumuskan hipotesis untuk meramalkan lain seperti ilmu kebumian dan menjelaskan fenomena di ilmu Kimia menyediakan ilmu untuk h. g. f. e. Memberikan penjelasan makroskopik dari Menjelaskan pengetahuan epistemik Menjelaskan pengetahuan prosedural Menjelaskan pengetahuan konseptual Menjelaskan pengetahuan faktual teori untuk menjelaskan dunia. kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah Menggunakan hasil eksperimen untuk ilmu kehidupan. i. d. Kimia mencoba menjelaskan menjelaskan fenomena kimia. Karakteristik kimia fenomena mikro dalam fenomena kimia (ide pokok) 103 2. bentukstruktur molekul dari sebuah hal Kimia bertujuan dalam hal memahami dan menjelaskan kehidupan Kimia menggunakan bahasa yang spesifik. Orang yang berpengetahuan tidak harus menggunakan bahasa ini, tetapi harus mengapresiasi kontribusinya dalam peningkatan disiplin ilmu. j. k. Memberikan penjelasan sub-mikroskopik dari fenomena kimia Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia Mengetahui peran penting pengetahuan Mengetahui peran penting kimia untuk menjelaskan fenomena sehari- l. Kimia dalam pengetahuan kimia untuk m. Menggunakan pemahaman kimianya untuk konteks Menggunakan pemahaman mengambil keputusan yang berhubungan hari kimianya dalam kehidupan dengan isu kimia menjelaskan fenomena sehari-hari kesehariannya, sebagai konsumen produk dan teknologi baru, 104 3. pengambilan keputusan dan partisipasi dalam debat sosial yang berhubungan dengan isu-isu kimia. Mengerti mengenai hubungan antara inovasi kimia dan proses n. Menghubungkan antara inovasi kimia dan tinggi (High berfikir tingkat Keterampilan informasi,dan membuat pertanyaan, mencari tentang kimia akan bisa untuk Orang yang berpengetahuan p. Mengevaluasi soal (C5) o. Menganalisis soal (C4) proses sosial dalam menanggapi isu kimia Order menyambungkannya, saat social Thinking) dibutuhkan. Dia akan bisa menganalisis kerugian atau keuntungan disetiap debat (sederet keterampilan dan konteks kimia yang berkaitan diberikan didokumen lengkap mengenai “pengetahuan kimia”). 105 4. Aspekafektif Orang yang memiliki pengetahuan kimia mempunyai pandangan kimia yang menyeluruh dan realistis dan aplikasinya. Terlebih lagi, dia menunjukkan ketertarikan dalamisu-isu kimia khususnya dalam gagasan yang non-formal (seperti program TV). 106 q. Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini. Kode Soal UN14.01.01 UN14.02.01 UN14.03.01 UN14.04.01 UN14.05.01 UN14.06.01 UN14.07.01 UN14.08.01 UN14.09.01 UN14.10.01 UN14.11.01 UN14.12.01 UN14.13.01 UN14.14.01 UN14.15.01 UN14.16.01 a b c d e f √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ g h i j k √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Dimensi Literasi Sains Kimia Saintifik dan Pengetahuan Konten Kimia Ide Santifik Umum Karakteristik Kimia (Ide Pokok) Lampiran 3. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 107 m n Kimia dalam Keteramp Konteks ilan Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) o p l Aspek Afektif q 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. UN14.17.01 UN14.18.01 UN14.19.01 UN14.20.01 UN14.01.02 UN14.02.02 UN14.03.02 UN14.04.02 UN14.05.02 UN14.06.02 UN14.07.02 UN14.08.02 UN14.09.02 UN14.10.02 UN14.11.02 UN14.12.02 UN14.13.02 UN14.14.02 UN14.15.02 UN14.16.02 UN14.17.02 UN14.18.02 UN14.19.02 UN14.20.02 UN14.01.03 UN14.02.03 UN14.03.03 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 108 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. UN14.04.03 UN14.05.03 UN14.06.03 UN14.07.03 UN14.08.03 UN14.09.03 UN14.10.03 UN14.11.03 UN14.12.03 UN14.13.03 UN14.14.03 UN14.15.03 UN14.16.03 UN14.17.03 UN14.18.03 UN14.19.03 UN14.20.03 UN14.01.04 UN14.02.04 UN14.03.04 UN14.04.04 UN14.05.04 UN14.06.04 UN14.07.04 UN14.08.04 UN14.09.04 UN14.10.04 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 109 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. UN14.11.04 UN14.12.04 UN14.13.04 UN14.14.04 UN14.15.04 UN14.16.04 UN14.17.04 UN14.18.04 UN14.19.04 UN14.20.04 UN14.01.05 UN14.02.05 UN14.03.05 UN14.04.05 UN14.05.05 UN14.06.05 UN14.07.05 UN14.08.05 UN14.09.05 UN14.10.05 UN14.11.05 UN14.12.05 UN14.13.05 UN14.14.05 UN14.15.05 UN14.16.05 UN14.17.05 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 110 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. UN14.18.05 UN14.19.05 UN14.20.05 UN14.01.06 UN14.02.06 UN14.03.06 UN14.04.06 UN14.05.06 UN14.06.06 UN14.07.06 UN14.08.06 UN14.09.06 UN14.10.06 UN14.11.06 UN14.12.06 UN14.13.06 UN14.14.06 UN14.15.06 UN14.16.06 UN14.17.06 UN14.18.06 UN14.19.06 UN14.20.06 UN14.01.07 UN14.02.07 UN14.03.07 UN14.04.07 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 111 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. UN14.05.07 UN14.06.07 UN14.07.07 UN14.08.07 UN14.09.07 UN14.10.07 UN14.11.07 UN14.12.07 UN14.13.07 UN14.14.07 UN14.15.07 UN14.16.07 UN14.17.07 UN14.18.07 UN14.19.07 UN14.20.07 UN14.01.08 UN14.02.08 UN14.03.08 UN14.04.08 UN14.05.08 UN14.06.08 UN14.07.08 UN14.08.08 UN14.09.08 UN14.10.08 UN14.11.08 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 112 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. UN14.12.08 UN14.13.08 UN14.14.08 UN14.15.08 UN14.16.08 UN14.17.08 UN14.18.08 UN14.19.08 UN14. 20.08 UN14.01.09 UN14.02.09 UN14.03.09 UN14.04.09 UN14.05.09 UN14.06.09 UN14.07.09 UN14.08.09 UN14.09.09 UN14.10.09 UN14.11.09 UN14.12.09 UN14.13.09 UN14.14.09 UN14.15.09 UN14.16.09 UN14.17.09 UN14.18.09 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 113 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. UN14.19.09 UN14. 20.09 UN14.01.10 UN14.02.10 UN14.03.10 UN14.04.10 UN14.05.10 UN14.06.10 UN14.07.10 UN14.08.10 UN14.09.10 UN14.10.10 UN14.11.10 UN14.12.10 UN14.13.10 UN14.14.10 UN14.15.10 UN14.16.10 UN14.17.10 UN14.18.10 UN14.19.10 UN14. 20.10 UN14.01.11 UN14.02.11 UN14.03.11 UN14.04.11 UN14.05.11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 114 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. UN14.06.11 UN14.07.11 UN14.08.11 UN14.09.11 UN14.10.11 UN14.11.11 UN14.12.11 UN14.13.11 UN14.14.11 UN14.15.11 UN14.16.11 UN14.17.11 UN14.18.11 UN14.19.11 UN14. 20.11 UN14.01.12 UN14.02.12 UN14.03.12 UN14.04.12 UN14.05.12 UN14.06.12 UN14.07.12 UN14.08.12 UN14.09.12 UN14.10.12 UN14.11.12 UN14.12.12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 115 233. 234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. UN14.13.12 UN14.14.12 UN14.15.12 UN14.16.12 UN14.17.12 UN14.18.12 UN14.19.12 UN14. 20.12 UN14.01.13 UN14.02.13 UN14.03.13 UN14.04.13 UN14.05.13 UN14.06.13 UN14.07.13 UN14.08.13 UN14.09.13 UN14.10.13 UN14.11.13 UN14.12.13 UN14.13.13 UN14.14.13 UN14.15.13 UN14.16.13 UN14.17.13 UN14.18.13 UN14.19.13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 116 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273. 274. 275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. UN14. 20.13 UN14.01.14 UN14.02.14 UN14.03.14 UN14.04.14 UN14.05.14 UN14.06.14 UN14.07.14 UN14.08.14 UN14.09.14 UN14.10.14 UN14.11.14 UN14.12.14 UN14.13.14 UN14.14.14 UN14.15.14 UN14.16.14 UN14.17.14 UN14.18.14 UN14.19.14 UN14. 20.14 UN14.01.15 UN14.02.15 UN14.03.15 UN14.04.15 UN14.05.15 UN14.06.15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 117 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313. UN14.07.15 UN14.08.15 UN14.09.15 UN14.10.15 UN14.11.15 UN14.12.15 UN14.13.15 UN14.14.15 UN14.15.15 UN14.16.15 UN14.17.15 UN14.18.15 UN14.19.15 UN14. 20.15 UN14.01.16 UN14.02.16 UN14.03.16 UN14.04.16 UN14.05.16 UN14.06.16 UN14.07.16 UN14.08.16 UN14.09.16 UN14.10.16 UN14.11.16 UN14.12.16 UN14.13.16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 118 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 314. 315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. UN14.14.16 UN14.15.16 UN14.16.16 UN14.17.16 UN14.18.16 UN14.19.16 UN14. 20.16 UN14.01.17 UN14.02.17 UN14.03.17 UN14.04.17 UN14.05.17 UN14.06.17 UN14.07.17 UN14.08.17 UN14.09.17 UN14.10.17 UN14.11.17 UN14.12.17 UN14.13.17 UN14.14.17 UN14.15.17 UN14.16.17 UN14.17.17 UN14.18.17 UN14.19.17 UN14. 20.17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 119 √ √ √ √ √ √ √ 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354. 355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. UN14.01.18 UN14.02.18 UN14.03.18 UN14.04.18 UN14.05.18 UN14.06.18 UN14.07.18 UN14.08.18 UN14.09.18 UN14.10.18 UN14.11.18 UN14.12.18 UN14.13.18 UN14.14.18 UN14.15.18 UN14.16.18 UN14.17.18 UN14.18.18 UN14.19.18 UN14. 20.18 UN14.01.19 UN14.02.19 UN14.03.19 UN14.04.19 UN14.05.19 UN14.06.19 UN14.07.19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 120 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 368. 369. 370. 3371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393. 394. UN14.08.19 UN14.09.19 UN14.10.19 UN14.11.19 UN14.12.19 UN14.13.19 UN14.14.19 UN14.15.19 UN14.16.19 UN14.17.19 UN14.18.19 UN14.19.19 UN14. 20.19 UN14.01.20 UN14.02.20 UN14.03.20 UN14.04.20 UN14.05.20 UN14.06.20 UN14.07.20 UN14.08.20 UN14.09.20 UN14.10.20 UN14.11.20 UN14.12.20 UN14.13.20 UN14.14.20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 121 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 395. 396. 397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. UN14.15.20 UN14.16.20 UN14.17.20 UN14.18.20 UN14.19.20 UN14. 20.20 UN14.01.21 UN14.02.21 UN14.03.21 UN14.04.21 UN14.05.21 UN14.06.21 UN14.07.21 UN14.08.21 UN14.09.21 UN14.10.21 UN14.11.21 UN14.12.21 UN14.13.21 UN14.14.21 UN14.15.21 UN14.16.21 UN14.17.21 UN14.18.21 UN14.19.21 UN14. 20.21 UN14.01.22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 122 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432. 433. 434. 435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. UN14.02.22 UN14.03.22 UN14.04.22 UN14.05.22 UN14.06.22 UN14.07.22 UN14.08.22 UN14.09.22 UN14.10.22 UN14.11.22 UN14.12.22 UN14.13.22 UN14.14.22 UN14.15.22 UN14.16.22 UN14.17.22 UN14.18.22 UN14.19.22 UN14. 20.22 UN14.01.23 UN14.02.23 UN14.03.23 UN14.04.23 UN14.05.23 UN14.06.23 UN14.07.23 UN14.08.23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 123 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 449. 450. 451. 452. 453. 454. 455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465. 466. 467. 468. 469. 470. 471. 472. 473. 474. 475. UN14.09.23 UN14.10.23 UN14.11.23 UN14.12.23 UN14.13.23 UN14.14.23 UN14.15.23 UN14.16.23 UN14.17.23 UN14.18.23 UN14.19.23 UN14. 20.23 UN14.01.24 UN14.02.24 UN14.03.24 UN14.04.24 UN14.05.24 UN14.06.24 UN14.07.24 UN14.08.24 UN14.09.24 UN14.10.24 UN14.11.24 UN14.12.24 UN14.13.24 UN14.14.24 UN14.15.24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 124 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 476. 477. 478. 479. 480. 481. 482. 483. 484. 485. 486. 487. 488. 489. 490. 491. 492. 493. 494. 495. 496. 497. 498. 499. 500. 501. 502. UN14.16.24 UN14.17.24 UN14.18.24 UN14.19.24 UN14. 20.24 UN14.01.25 UN14.02.25 UN14.03.25 UN14.04.25 UN14.05.25 UN14.06.25 UN14.07.25 UN14.08.25 UN14.09.25 UN14.10.25 UN14.11.25 UN14.12.25 UN14.13.25 UN14.14.25 UN14.15.25 UN14.16.25 UN14.17.25 UN14.18.25 UN14.19.25 UN14. 20.25 UN14.01.26 UN14.02.26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 125 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 503. 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513. 514. 515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529. UN14.03.26 UN14.04.26 UN14.05.26 UN14.06.26 UN14.07.26 UN14.08.26 UN14.09.26 UN14.10.26 UN14.11.26 UN14.12.26 UN14.13.26 UN14.14.26 UN14.15.26 UN14.16.26 UN14.17.26 UN14.18.26 UN14.19.26 UN14. 20.26 UN14.01.27 UN14.02.27 UN14.03.27 UN14.04.27 UN14.05.27 UN14.06.27 UN14.07.27 UN14.08.27 UN14.09.27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 126 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540. 541. 542. 543. 544. 545. 546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553. 554. 555. 556. UN14.10.27 UN14.11.27 UN14.12.27 UN14.13.27 UN14.14.27 UN14.15.27 UN14.16.27 UN14.17.27 UN14.18.27 UN14.19.27 UN14. 20.27 UN14.01.28 UN14.02.28 UN14.03.28 UN14.04.28 UN14.05.28 UN14.06.28 UN14.07.28 UN14.08.28 UN14.09.28 UN14.10.28 UN14.11.28 UN14.12.28 UN14.13.28 UN14.14.28 UN14.15.28 UN14.16.28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 127 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 557. 558. 559. 560. 561. 562. 563. 564. 565. 566. 567. 568. 569. 570. 571. 572. 573. 574. 575. 576. 577. 578. 579. 580. 581. 582. 583. UN14.17.28 UN14.18.28 UN14.19.28 UN14. 20.28 UN14.01.29 UN14.02.29 UN14.03.29 UN14.04.29 UN14.05.29 UN14.06.29 UN14.07.29 UN14.08.29 UN14.09.29 UN14.10.29 UN14.11.29 UN14.12.29 UN14.13.29 UN14.14.29 UN14.15.29 UN14.16.29 UN14.17.29 UN14.18.29 UN14.19.29 UN14. 20.29 UN14.01.30 UN14.02.30 UN14.03.30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 128 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 584. 585. 586. 587. 588. 589. 590. 591. 592. 593. 594. 595. 596. 597. 598. 599. 600. 601. 602. 603. 604. 605. 606. 607. 608. 609. 610. UN14.04.30 UN14.05.30 UN14.06.30 UN14.07.30 UN14.08.30 UN14.09.30 UN14.10.30 UN14.11.30 UN14.12.30 UN14.13.30 UN14.14.30 UN14.15.30 UN14.16.30 UN14.17.30 UN14.18.30 UN14.19.30 UN14. 20.30 UN14.01.31 UN14.02.31 UN14.03.31 UN14.04.31 UN14.05.31 UN14.06.31 UN14.07.31 UN14.08.31 UN14.09.31 UN14.10.31 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 129 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 611. 612. 613. 614. 615. 616. 617. 618. 619. 620. 621. 622. 623. 624. 625. 626. 627. 628. 629. 630. 631. 632. 633. 634. 635. 636. 637. UN14.11.31 UN14.12.31 UN14.13.31 UN14.14.31 UN14.15.31 UN14.16.31 UN14.17.31 UN14.18.31 UN14.19.31 UN14. 20.31 UN14.01.32 UN14.02.32 UN14.03.32 UN14.04.32 UN14.05.32 UN14.06.32 UN14.07.32 UN14.08.32 UN14.09.32 UN14.10.32 UN14.11.32 UN14.12.32 UN14.13.32 UN14.14.32 UN14.15.32 UN14.16.32 UN14.17.32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 130 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 638. 639. 640. 641. 642. 643. 644. 645. 646. 647. 648. 649. 650. 651. 652. 653. 654. 655. 656. 657. 658. 659. 660. 661. 662. 663. 664. UN14.18.32 UN14.19.32 UN14. 20.32 UN14.01.33 UN14.02.33 UN14.03.33 UN14.04.33 UN14.05.33 UN14.06.33 UN14.07.33 UN14.08.33 UN14.09.33 UN14.10.33 UN14.11.33 UN14.12.33 UN14.13.33 UN14.14.33 UN14.15.33 UN14.16.33 UN14.17.33 UN14.18.33 UN14.19.33 UN14. 20.33 UN14.01.34 UN14.02.34 UN14.03.34 UN14.04.34 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 131 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 665. 666. 667. 668. 669. 670. 671. 672. 673. 674. 675. 676. 677. 678. 679. 680. 681. 682. 683. 684. 685. 686. 687. 688. 689. 690. 691. UN14.05.34 UN14.06.34 UN14.07.34 UN14.08.34 UN14.09.34 UN14.10.34 UN14.11.34 UN14.12.34 UN14.13.34 UN14.14.34 UN14.15.34 UN14.16.34 UN14.17.34 UN14.18.34 UN14.19.34 UN14. 20.34 UN14.01.35 UN14.02.35 UN14.03.35 UN14.04.35 UN14.05.35 UN14.06.35 UN14.07.35 UN14.08.35 UN14.09.35 UN14.10.35 UN14.11.35 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 132 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 692. 693. 694. 695. 696. 697. 698. 699. 700. 701. 702. 703. 704. 705. 706. 707. 708. 709. 710. 711. 712. 713. 714. 715. 716. 717. 718. UN14.12.35 UN14.13.35 UN14.14.35 UN14.15.35 UN14.16.35 UN14.17.35 UN14.18.35 UN14.19.35 UN14. 20.35 UN14.01.36 UN14.02.36 UN14.03.36 UN14.04.36 UN14.05.36 UN14.06.36 UN14.07.36 UN14.08.36 UN14.09.36 UN14.10.36 UN14.11.36 UN14.12.36 UN14.13.36 UN14.14.36 UN14.15.36 UN14.16.36 UN14.17.36 UN14.18.36 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 133 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 719. 720. 721. 722. 723. 724. 725. 726. 727. 728. 729. 730. 731. 732. 733. 734. 735. 736. 737. 738. 739. 740. 741. 742. 743. 744. 745. UN14.19.36 UN14.20.36 UN14.01.37 UN14.02.37 UN14.03.37 UN14.04.37 UN14.05.37 UN14.06.37 UN14.07.37 UN14.08.37 UN14.09.37 UN14.10.37 UN14.11.37 UN14.12.37 UN14.13.37 UN14.14.37 UN14.15.37 UN14.16.37 UN14.17.37 UN14.18.37 UN14.19.37 UN14.20.37 UN14.01.38 UN14.02.38 UN14.03.38 UN14.04.38 UN14.05.38 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 134 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 746. 747. 748. 749. 750. 751. 752. 753. 754. 755. 756. 757. 758. 759. 760. 761. 762. 763. 764. 765. 766. 767. 768. 769. 770. 771. 772. UN14.06.38 UN14.07.38 UN14.08.38 UN14.09.38 UN14.10.38 UN14.11.38 UN14.12.38 UN14.13.38 UN14.14.38 UN14.15.38 UN14.16.38 UN14.17.38 UN14.18.38 UN14.19.38 UN14.20.38 UN14.01.39 UN14.02.39 UN14.03.39 UN14.04.39 UN14.05.39 UN14.06.39 UN14.07.39 UN14.08.39 UN14.09.39 UN14.10.39 UN14.11.39 UN14.12.39 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 135 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 773. 774. 775. 776. 777. 778. 779. 780. 781. 782. 783. 784. 785. 786. 787. 788. 789. 790. 791. 792. 793. 794. 795. 796. 797. 798. 799. UN14.13.39 UN14.14.39 UN14.15.39 UN14.16.39 UN14.17.39 UN14.18.39 UN14.19.39 UN14.20.39 UN14.01.40 UN14.02.40 UN14.03.40 UN14.04.40 UN14.05.40 UN14.06.40 UN14.07.40 UN14.08.40 UN14.09.40 UN14.10.40 UN14.11.40 UN14.12.40 UN14.13.40 UN14.14.40 UN14.15.40 UN14.16.40 UN14.17.40 UN14.18.40 UN14.19.40 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 136 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 800. 801. 802. 803. 804. 805. 806. 807. 808. 809. 810. 811. 812. 813. 814. 815. 816. 817. 818. 819. 820. 821. 822. 823. 824. 825. 826. UN14.20.40 UN15.01.01 UN15.02.01 UN15.03.01 UN15.04.01 UN15.05.01 UN15.01.02 UN15.02.02 UN15.03.02 UN15.04.02 UN15.05.02 UN15.01.03 UN15.02.03 UN15.03.03 UN15.04.03 UN15.05.03 UN15.01.04 UN15.02.04 UN15.03.04 UN15.04.04 UN15.05.04 UN15.01.05 UN15.02.05 UN15.03.05 UN15.04.05 UN15.05.05 UN15.01.06 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 137 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 827. 828. 829. 830. 831. 832. 833. 834. 835. 836. 837. 838. 839. 840. 841. 842. 843. 844. 845. 846. 847. 848. 849. 850. 851. 852. 853. UN15.02.06 UN15.03.06 UN15.04.06 UN15.05.06 UN15.01.07 UN15.02.07 UN15.03.07 UN15.04.07 UN15.05.07 UN15.01.08 UN15.02.08 UN15.03.08 UN15.04.08 UN15.05.08 UN15.01.09 UN15.02.09 UN15.03.09 UN15.04.09 UN15.05.09 UN15.01.10 UN15.02.10 UN15.03.10 UN15.04.10 UN15.05.10 UN15.01.11 UN15.02.11 UN15.03.11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 138 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 854. 855. 856. 857. 858. 859. 860. 861. 862. 863. 864. 865. 866. 867. 868. 869. 870. 871. 872. 873. 874. 875. 876. 877. 878. 879. 880. UN15.04.11 UN15.05.11 UN15.01.12 UN15.02.12 UN15.03.12 UN15.04.12 UN15.05.12 UN15.01.13 UN15.02.13 UN15.03.13 UN15.04.13 UN15.05.13 UN15.01.14 UN15.02.14 UN15.03.14 UN15.04.14 UN15.05.14 UN15.01.15 UN15.02.15 UN15.03.15 UN15.04.15 UN15.05.15 UN15.01.16 UN15.02.16 UN15.03.16 UN15.04.16 UN15.05.16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 139 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 881. 882. 883. 884. 885. 886. 887. 888. 889. 890. 891. 892. 893. 894. 895. 896. 897. 898. 899. 900. 901. 902. 903. 904. 905. 906. 907. UN15.01.17 UN15.02.17 UN15.03.17 UN15.04.17 UN15.05.17 UN15.01.18 UN15.02.18 UN15.03.18 UN15.04.18 UN15.05.18 UN15.01.19 UN15.02.19 UN15.03.19 UN15.04.19 UN15.05.19 UN15.01.20 UN15.02.20 UN15.03.20 UN15.04.20 UN15.05.20 UN15.01.21 UN15.02.21 UN15.03.21 UN15.04.21 UN15.05.21 UN15.01.22 UN15.02.22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 140 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 908. 909. 910. 911. 912. 913. 914. 915. 916. 917. 918. 919. 920. 921. 922. 923. 924. 925. 926. 927. 928. 929. 930. 931. 932. 933. 934. UN15.03.22 UN15.04.22 UN15.05.22 UN15.01.23 UN15.02.23 UN15.03.23 UN15.04.23 UN15.05.23 UN15.01.24 UN15.02.24 UN15.03.24 UN15.04.24 UN15.05.24 UN15.01.25 UN15.02.25 UN15.03.25 UN15.04.25 UN15.05.25 UN15.01.26 UN15.02.26 UN15.03.26 UN15.04.26 UN15.05.26 UN15.01.27 UN15.02.27 UN15.03.27 UN15.04.27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 141 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 935. 936. 937. 938. 939. 940. 941. 942. 943. 944. 945. 946. 947. 948. 949. 950. 951. 952. 953. 954. 955. 956. 957. 958. 959. 960. 961. UN15.05.27 UN15.01.28 UN15.02.28 UN15.03.28 UN15.04.28 UN15.05.28 UN15.01.29 UN15.02.29 UN15.03.29 UN15.04.29 UN15.05.29 UN15.01.30 UN15.02.30 UN15.03.30 UN15.04.30 UN15.05.30 UN15.01.31 UN15.02.31 UN15.03.31 UN15.04.31 UN15.05.31 UN15.01.32 UN15.02.32 UN15.03.32 UN15.04.32 UN15.05.32 UN15.01.33 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 142 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 962. 963. 964. 965. 966. 967. 968. 969. 970. 971. 972. 973. 974. 975. 976. 977. 978. 979. 980. 981. 982. 983. 984. 985. 996. 997. 988. UN15.02.33 UN15.03.33 UN15.04.33 UN15.05.33 UN15.01.34 UN15.02.34 UN15.03.34 UN15.04.34 UN15.05.34 UN15.01.35 UN15.02.35 UN15.03.35 UN15.04.35 UN15.05.35 UN15.01.36 UN15.02.36 UN15.03.36 UN15.04.36 UN15.05.36 UN15.01.37 UN15.02.37 UN15.03.37 UN15.04.37 UN15.05.37 UN15.01.38 UN15.02.38 UN15.03.38 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 143 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 989. 990. 991. 992. 993. 994. 995. 996. 997. 998. 999. 1000 1001. 1002. 1003. 1004. 1005. 1006. 1007. 1008. 1009. 1010. 1011. 1012. 1013. 1014. 1015. UN15.04.38 UN15.05.38 UN15.01.39 UN15.02.39 UN15.03.39 UN15.04.39 UN15.05.39 UN15.01.40 UN15.02.40 UN15.03.40 UN15.04.40 UN15.05.40 UN16.01.01 UN16.02.01 UN16.03.01 UN16.04.01 UN16.05.01 UN16.01.02 UN16.02.02 UN16.03.02 UN16.04.02 UN16.05.02 UN16.01.03 UN16.02.03 UN16.03.03 UN16.04.03 UN16.05.03 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 144 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1016. 1017. 1018. 1019. 1020. 1021. 1022. 1023. 1024. 1025. 1026. 1027. 1028. 1029. 1030. 1031. 1032. 1033. 1034. 1035. 1036. 1037. 1038. 1039. 1040. 1041. 1042. UN16.01.04 UN16.02.04 UN16.03.04 UN16.04.04 UN16.05.04 UN16.01.05 UN16.02.05 UN16.03.05 UN16.04.05 UN16.05.05 UN16.01.06 UN16.02.06 UN16.03.06 UN16.04.06 UN16.05.06 UN16.01.07 UN16.02.07 UN16.03.07 UN16.04.07 UN16.05.07 UN16.01.08 UN16.02.08 UN16.03.08 UN16.04.08 UN16.05.08 UN16.01.09 UN16.02.09 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 145 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1043. 1044. 1045. 1046. 1047. 1048. 1049. 1050. 1051. 1052. 1053. 1054. 1055. 1056. 1057. 1058. 1059. 1060. 1061. 1062. 1063. 1064. 1065. 1066. 1067. 1068. 1069. UN16.03.09 UN16.04.09 UN16.05.09 UN16.01.10 UN16.02.10 UN16.03.10 UN16.04.10 UN16.05.10 UN16.01.11 UN16.02.11 UN16.03.11 UN16.04.11 UN16.05.11 UN16.01.12 UN16.02.12 UN16.03.12 UN16.04.12 UN16.05.12 UN16.01.13 UN16.02.13 UN16.03.13 UN16.04.13 UN16.05.13 UN16.01.14 UN16.02.14 UN16.03.14 UN16.04.14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 146 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1070. 1071. 1072. 1073. 1074. 1075. 1076. 1077. 1078. 1079. 1080. 1081. 1082. 1083. 1084. 1085. 1086. 1087. 1088. 1089. 1090. 1091. 1092. 1093. 1094. 1095. 1096. UN16.05.14 UN16.01.15 UN16.02.15 UN16.03.15 UN16.04.15 UN16.05.15 UN16.01.16 UN16.02.16 UN16.03.16 UN16.04.16 UN16.05.16 UN16.01.17 UN16.02.17 UN16.03.17 UN16.04.17 UN16.05.17 UN16.01.18 UN16.02.18 UN16.03.18 UN16.04.18 UN16.05.18 UN16.01.19 UN16.02.19 UN16.03.19 UN16.04.19 UN16.05.19 UN16.01.20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 147 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1097. 1098. 1099. 1100 1101. 1102. 1103. 1104. 1105. 1106. 1107. 1108. 1109. 1110. 1111. 1112. 1113. 1114. 1115. 1116. 1117. 1118. 1119. 1120. 1121. 1122. 1123. UN16.02.20 UN16.03.20 UN16.04.20 UN16.05.20 UN16.01.21 UN16.02.21 UN16.03.21 UN16.04.21 UN16.05.21 UN16.01.22 UN16.02.22 UN16.03.22 UN16.04.22 UN16.05.22 UN16.01.23 UN16.02.23 UN16.03.23 UN16.04.23 UN16.05.23 UN16.01.24 UN16.02.24 UN16.03.24 UN16.04.24 UN16.05.24 UN16.01.25 UN16.02.25 UN16.03.25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 148 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1124. 1125. 1126. 1127. 1128. 1129. 1130. 1131. 1132. 1133. 1134. 1135. 1136. 1137. 1138. 1139. 1140. 1141. 1142. 1143. 1144. 1145. 1146. 1147. 1148. 1149. 1150. UN16.04.25 UN16.05.25 UN16.01.26 UN16.02.26 UN16.03.26 UN16.04.26 UN16.05.26 UN16.01.27 UN16.02.27 UN16.03.27 UN16.04.27 UN16.05.27 UN16.01.28 UN16.02.28 UN16.03.28 UN16.04.28 UN16.05.28 UN16.01.29 UN16.02.29 UN16.03.29 UN16.04.29 UN16.05.29 UN16.01.30 UN16.02.30 UN16.03.30 UN16.04.30 UN16.05.30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 149 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1151. 1152. 1153. 1154. 1155. 1156. 1157. 1158. 1159. 1160. 1161. 1162. 1163. 1164. 1165. 1166. 1167. 1168. 1169. 1170. 1171. 1172. 1173. 1174. 1175. 1176. 1177. UN16.01.31 UN16.02.31 UN16.03.31 UN16.04.31 UN16.05.31 UN16.01.32 UN16.02.32 UN16.03.32 UN16.04.32 UN16.05.32 UN16.01.33 UN16.02.33 UN16.03.33 UN16.04.33 UN16.05.33 UN16.01.34 UN16.02.34 UN16.03.34 UN16.04.34 UN16.05.34 UN16.01.35 UN16.02.35 UN16.03.35 UN16.04.35 UN16.05.35 UN16.01.36 UN16.02.36 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 150 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1178. 1179. 1180. 1181. 1182. 1183. 1184. 1185. 1186. 1187. 1188. 1189. 1190. 1191. 1192. 1193. 1194. 1195. 1196. 1197. 1198. 1199. 1200. UN16.03.36 UN16.04.36 UN16.05.36 UN16.01.37 UN16.02.37 UN16.03.37 UN16.04.37 UN16.05.37 UN16.01.38 UN16.02.38 UN16.03.38 UN16.04.38 UN16.05.38 UN16.01.39 UN16.02.39 UN16.03.39 UN16.04.39 UN16.05.39 UN16.01.40 UN16.02.40 UN16.03.40 UN16.04.40 UN16.05.40 Jumlah - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 320 - √ √ √ √ √ 135 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 180 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1180 151 77 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 160 10 √ √ √ 434 √ √ √ √ √ 255 - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 320 - 20 √ h Karakteristik Kimia dalam Keterampilan Aspek (High Order p Thinking) o √ √ √ √ q Afektif n Berfikir m Tingkat √ k Kimia j Tinggi i √ √ √ (Ide Pokok) l Konteks Dimensi Literasi Sains Kimia Lampiran 4. Data Literasi Sains Kimia pada Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 √ Kode Soal OP14.PG.01 √ No. 1. OP14.PG.02 √ g Saintifik dan Pengetahuan Konten Kimia Ide Santifik Umum 2. OP14.PG.03 √ f 3. OP14.PG.04 √ e 4. OP14.PG.05 √ √ d 5. OP14.PG.06 √ √ c 6. OP14.PG.07 √ b 7. OP14.PG.08 a 8. OP14.PG.09 √ 9. 152 24. 23. 22. 21. 20. 19. 18. 17. 16. 15. 14. 13. 12. 11. 10. OP14.PG.25 OP14.PG.24 OP14.PG.23 OP14.PG.22 OP14.PG.21 OP1.PG.20 OP14.PG19 OP14.PG.18 OP14.PG.17 OP14.PG.16 OP14.PG.15 OP14.PG.14 OP14.PG.13 OP14.PG.12 OP14.PG.11 OP14.PG.10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25. OP14.PG.26 √ √ 26. OP14.PG.27 √ 27. 153 33. 32. 31. 30. 29. 28. OP14.ES.04 OP14.ES.03 OP14.ES.02 OP14.ES.01 OP14.PG.30 OP14.PG.29 OP14.PG.28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34. OP14.ES.05 √ √ √ √ 35. OP14.ES.06 √ √ 36. OP14.ES.07 √ √ 37. OP15.PG.01 √ √ 38. OP15.PG.02 √ 39. OP15.PG.03 √ 40. OP15.PG.04 √ √ 41. OP15.PG.05 √ 42. OP15.PG.06 √ √ 43. OP15.PG.07 √ 44. OP15.PG.08 √ 45. 154 √ √ √ 53. 52. 51. 50. 49. 48. 47. 46. OP15.PG.17 OP15.PG.16 OP15.PG.15 OP15.PG.14 OP15.PG.13 OP15.PG.12 OP15.PG.11 OP15.PG.10 OP15.PG.09 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 54. OP15.PG.18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 55. OP15.PG.19 √ √ √ 56. OP15.PG.20 √ √ √ √ 57. OP15.PG.21 √ √ √ √ 58. OP15.PG.22 √ √ √ √ 59. OP15.PG.23 √ √ √ √ 60. OP15.PG.24 √ √ √ 61. OP15.PG.25 √ √ 62. OP15.PG.26 √ 63. 155 √ 70. 69. 68. 67. 66. 65. 64. OP15.ES.04 OP15.ES.03 OP15.ES.02 OP15.ES.01 OP15.PG.30 OP15.PG.29 OP15.PG.28 OP15.PG.27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 71. OP15.ES.05 √ √ √ 72. OP15.ES.06 √ √ √ 73. OP16.PG.01 √ √ √ 74. OP16.PG.02 √ √ √ 75. OP16.PG.03 √ √ 76. OP16.PG.04 √ √ 77. OP16.PG.05 √ √ 78. OP16.PG.06 √ √ 79. OP16.PG.07 √ 80. √ √ OP16.PG.08 √ 81. 156 95. 94. 93. 92. 91. 90. 89. 88 87. 86. 85. 84. 83. 82. OP16.PG.23 OP16.PG.22 OP16.PG.21 OP16.PG.20 OP16.PG.19 OP16.PG.18 OP16.PG.17 OP16.PG.16 OP16.PG.15 OP16.PG.14 OP16.PG.13 OP16.PG.12 OP16.PG.11 OP16.PG.10 OP16.PG.09 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 96. OP16.PG.24 √ 97. OP16.PG.25 √ 98. OP16.PG.26 √ 99. 157 √ √ √ √ √ √ √ √ 102. 101. 100. OP16.PG.30 OP16.PG.29 OP16.PG.28 OP16.PG.27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 103. OP16.ES.01 √ √ √ √ √ √ 9 64 34 √ √ 104. √ OP16.ES.02 √ √ 105. √ - OP16.ES.03 - 106. 6 √ √ 11 √ - OP16.ES.04 √ √ 109 3 107. √ 11 OP16.ES.05 2 108. √ 64 - OP16.ES.06 - 109. Jumlah 158 √ 12 1 Lampiran 5. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal Ujian Nasional Kimia Tahun 2014-2016 No. 1. Kode Soal UN14.02.06 2. UN14.03.06 3. UN14.06.06 4. UN14.17.06 5. UN14.18.06 6. UN14.02.07 7. UN14.03.07 8. UN14.06.07 9 UN14.07.07 10. UN14.09.07 11. UN14.12.07 12. UN14.15.07 13. UN14.17.07 14. UN14.18.07 15. UN14.19.07 16. UN14.20.07 17. UN14.01.08 Keterangan Sains dan Teknologi : Pembuatan asam nitrat dalam industri Sains dan Teknologi: Pembuatan logam besi dalam industri Sains dan Teknologi: Pembuatan logam besi dalam industri Sains dan Teknologi : Pembuatan asam nitrat dalam industri Sains dan Teknologi : Pembuatan asam nitrat dalam industri Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hidrogen karbonat atau soda kue untuk pengembang adonan kue Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida atau karbit untuk bahan mengelas Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida atau karbit untuk bahan mengelas Lingkungan : Terjadinya kesadahan pada air yang terjadi daerah bukit kapur Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hidrogen karbonat atau soda kue untuk pengembang adonan kue Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida atau karbit untuk bahan mengelas dan untuk mengisi balon udara Lingkungan : Terjadinya kesadahan pada air yang terjadi daerah bukit kapur Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hidrogen karbonat atau soda kue untuk pengembang adonan kue Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida atau karbit untuk bahan mengelas Lingkungan : Terjadinya kesadahan pada air yang terjadi daerah bukit kapur Sains dan Teknologi : Pemanfaatan kalsium karbida atau karbit untuk bahan mengelas dan untuk mengisi balon udara Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air limbah 159 18. UN14.02.08 19. UN14.03.08 20. UN14.04.08 21. 22. 23. UN14.05.08 UN14.06.08 UN14.07.08 24. UN14.08.08 25. 26. 27. 28. 29. UN14.09.08 UN14.10.08 UN14.11.08 UN14.12.08 UN14.13.08 30. UN14.14.08 31. UN14.15.08 32. 33. UN14.16.08 UN14.17.08 34. UN14.18.08 35. 36. UN14.19.08 UN14.20.08 37. UN14.01.14 38. UN14.02.14 39. UN14.03.14 40. UN14.04.14 41. UN14.05.14 Lingkungan : Pengujian air limbah yang dapat menghantarkan listrik dengan baik Lingkungan : Pengujian air limbah yang dapat menghantarkan listrik dengan baik Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian air limbah yang dapat menghantarkan listrik dengan baik Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air dari berbagai sumber yang tercemar limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah di suatu selokan Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air dari berbagai sumber yang tercemar limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan pada air dari berbagai sumber yang tercemar limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah di suatu selokan Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah Lingkungan : Pengujian keelektronegatifan air limbah di suatu selokan Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari 160 42. UN14.06.14 43. UN14.07.14 44. UN14.08.14 45. UN14.09.14 46. UN14.10.14 47. UN14.11.14 48. UN14.12.14 49. UN14.13.14 50. UN14.14.14 51. UN14.15.14 52. UN14.16.14 53. UN14.17.14 54. UN14.18.14 55. UN14.19.14 56. UN14.20.14 57. UN14.01.15 Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep sifat koligatif larutan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep koagulasi 161 58. UN14.02.15 59. UN14.03.15 60. UN14.04.15 61. UN14.05.15 62. UN14.06.15 63. UN14.07.15 64. UN14.08.15 65. UN14.09.15 66. UN14.10.15 67. UN14.11.15 68. UN14.12.15 69. UN14.13.15 70. UN14.14.15 71. UN14.15.15 72. UN14.16.15 dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep adsorpsi dan koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep elektroforesis dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep elektroforesis dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep adsorpsi dan koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep koagulasi dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep adsorpsi dan koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep elektroforesis dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep koagulasi dan dialisis yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari- 162 73. UN14.17.15 74. UN14.18.15 75. UN14.19.15 76. UN14.20.15 77. UN14.01.16 78. UN14.02.16 79. UN14.03.16 80. UN14.04.16 81. UN14.05.16 82. UN14.06.16 83. UN14.07.16 84. UN14.08.16 85. UN14.09.16 86. UN14.10.16 87. UN14.11.16 88. UN14.12.16 89. UN14.13.16 90. UN14.14.16 91. UN14.15.16 92. UN14.16.16 hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep dialisis dan koagulasi yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep efek Tyndall dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep efek Tyndall dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan konsep efek Tyndall dan elektroforesis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari 163 93. UN14.17.16 94. UN14.18.16 95. UN14.19.16 96. UN14.20.16 97. UN14.01.22 98. UN14.02.22 99. UN14.03.22 100. UN14.04.22 101. UN14.05.22 102. UN14.06.22 103. UN14.07.22 104. UN14.08.22 105. UN14.09.22 106. UN14.10.22 107. UN14.11.22 108. UN14.12.22 109. UN14.13.22 110. UN14.14.22 111. UN14.15.22 112. UN14.16.22 113. UN14.17.22 114. UN14.18.22 115. UN14.19.22 Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa nitrobenzena dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer 164 116. UN14.20.22 117. UN14.01.23 118. UN14.02.23 119. UN14.03.23 120. UN14.04.23 121. UN14.05.23 122. UN14.06.23 123. UN14.07.23 124. UN14.08.23 125. UN14.09.23 126. UN14.10.23 127. UN14.11.23 128. UN14.12.23 129. UN14.13.23 130. UN14.14.23 131. UN14.15.23 132. UN14.16.23 133. UN14.17.23 134. UN14.18.23 135. UN14.19.23 136. UN14.20.23 137. UN14.01.25 dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan dari suatu polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari 165 138. UN14.02.25 139. UN14.03.25 140. UN14.04.25 141. UN14.05.25 142. UN14.06.25 143. UN14.07.25 144. UN14.08.25 145. UN14.09.25 146. UN14.10.25 147. UN14.11.25 148. UN14.12.25 149. UN14.13.25 150. UN14.14.25 151. UN14.15.25 152. UN14.16.25 153. UN14.17.25 154. UN14.18.25 155. UN14.19.25 156. UN14.20.25 157. UN14.03.33 158. UN14.11.33 159. UN14.12.33 160. UN14.13.33 Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hipoklorit sebagai pemutih pakaian Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hipoklorit sebagai pemutih pakaian Sains dan Teknologi : Pemanfaatan gas klorin dan larutan NaOH sebagai pemutih pakaian Sains dan Teknologi : Pemanfaatan gas klorin dan 166 161. UN14.16.33 162. UN14.20.33 163. UN14.01.36 164. UN14.02.36 165. UN14.03.36 166. UN14.04.36 167. UN14.05.36 168. UN14.06.36 169. UN14.07.36 170. UN14.08.36 171. UN14.09.36 172. UN14.10.36 173. UN14.11.36 174. UN14.12.36 175. UN14.13.36 176. UN14.14.36 177. UN14.15.36 178. UN14.16.36 179. UN14.17.36 180. UN14.18.36 181. UN14.19.36 182. UN14.20.36 larutan NaOH sebagai pemutih pakaian Sains dan Teknologi : Pemanfaatan gas klorin dan larutan NaOH sebagai pemutih pakaian Sains dan Teknologi : Pemanfaatan natrium hipoklorit sebagai pemutih pakaian Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi Sains dan Teknologi : Cara mencegah korosi yang terjadi pada hiasan rumah yang terbuat dari besi 167 183. UN14.01.40 184. UN14.02.40 185. UN14.03.40 186. UN14.04.40 187. UN14.05.40 188. UN14.06.40 189. UN14.07.40 190. UN14.08.40 191. UN14.09.40 192. UN14.10.40 193. UN14.11.40 194. UN14.12.40 195. UN14.13.40 196. UN14.14.40 197. UN14.15.40 198. UN14.16.40 199. UN14.17.40 200. UN14.18.40 201. UN14.19.40 Sains dan Teknologi : Senyawa untuk campuran pembuatan garam dapur dan untuk mematangkan buah Sains dan Teknologi : Senyawa yang digunakan untuk rnelelehkan salju di jalan dan bahan pembuat korek api Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada pabrik kertas dan pengempal Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada membuat sabun dan menetralkan asam lambung Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada membuat sabun dan menetralkan asam lambung Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada membuat sabun dan menetralkan asam lambung Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk pembuatan kembang api dan penyepuhan pada patah tulang Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk pembuatan kembang api dan penyepuhan pada patah tulang Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada pabrik kertas dan pengempal Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan pada pabrik kertas dan pengempal Sains dan Teknologi : Senyawa untuk campuran pembuatan garam dapur dan untuk mematangkan buah Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk pengembang dan pengempal bahan makanan Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk mencairkan salju dan pembuatan korek api Sains dan Teknologi : Senyawa yang digunakan untuk rnelelehkan salju di jalan dan bahan pembuat korek api Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk pengembang dan pengempal bahan makanan Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk mencairkan salju dan pembuatan korek api Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk pembuatan kembang api dan penyepuhan pada patah tulang Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk pengembang dan pengempal bahan makanan Sains dan Teknologi : Senyawa yang diperlukan untuk mencairkan salju dan pembuatan korek api 168 202. UN14.20.40 203. UN15.02.07 204. UN15.03.07 205. UN15.04.07 206. UN15.01.14 207. UN15.02.14 208. UN15.03.14 209. UN15.04.14 210. UN15.05.14 211. UN15.01.15 212. UN15.02.15 213. UN15.03.15 214. UN15.04.15 215. UN15.05.15 216. UN15.01.16 217. UN15.02.16 218. UN15.03.16 219. UN15.04.16 220. UN15.05.16 221. UN15.01.21 222. UN15.02.21 Sains dan Teknologi : Senyawa untuk campuran pembuatan garam dapur dan untuk mematangkan buah Sumber Daya Alam : Proses fermentasi pada pembuatan tape singkong Sumber Daya Alam : Proses fermentasi pada pembuatan tape singkong Sumber Daya Alam : Proses pembakaran gas elpiji yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar minyak tanah Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek Tyndall dan dialisis dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek Tyndall dan dialisis dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep adsorpsi dan koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Pemanfaatan konsep efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang digunakan sebagai pelarut dan desinfektan Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang digunakan sebagai pengawet makanan dan bahan karet sintetis Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang digunakan sebagai pelarut dan desinfektan Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang digunakan sebagai pelarut dan desinfektan Sains dan Teknologi : Senyawa turunan benzena yang digunakan sebagai pengawet makanan dan bahan karet sintetis Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon 169 223. UN15.03.21 224. UN15.04.21 225. UN15.05.21 226. UN15.01.23 227. UN15.02.23 228. UN15.03.23 229. UN15.04.23 230. UN15.05.23 231. UN15.01.25 232. UN15.02.25 233. UN15.03.25 234. UN15.04.25 235. UN15.05.25 236. UN15.01.37 237. UN15.02.37 238. UN15.03.37 239. UN15.04.37 240. UN15.05.37 241. UN16.01.27 242. UN16.02.27 243. UN16.03.27 244. UN16.04.27 dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam tubuh Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam tubuh Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam tubuh Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam tubuh Sains dan Teknologi : Kegunaan karbohidrat dalam tubuh Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Proses endoterm dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan suatu unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari 170 245. UN16.05.27 246. UN16.01.28 247. UN16.02.28 248. UN16.03.28 249. UN16.04.28 250. UN16.05.28 251. UN16.01.40 252. UN16.02.40 253. UN16.03.40 254. UN16.04.40 255. UN16.05.40 Sains dan Teknologi : Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam kehidupan sehari-hari Sains dan Teknologi : Kegunaan unsur dalam kehidupan sehari-hari 171 Lampiran 6. Penjabaran Indikator Kimia dalam Konteks pada Soal Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 No. Kode Soal Keterangan 1. OP14.PG.05 Kesehatan : Larutan glukosa intravena (larutan untuk infus) yang dapat memberikan tekanan osmosis sama seperti tekanan darah manusia. 2. OP14.ES.04 Sains dan Teknologi : Pemanfaatan senyawa natrium tripolyfosfat sebagai zat aditif dalam deterjen yang dapat mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah sehingga dapat mencegah pengendapan garam asam lemak pada pakaian yang dicuci 3. OP15.PG.03 Kesehatan : Penggunaan senyawa ibuprofen sebagai pil sakit kepala 4. OP15.ES.04 Kesehatan : Senyawa hidroksi apatit Ca5(PO4)3OH merupakan senyawa pembentuk tulang dan gigi. Selain itu dapat digunakan untuk mencegah lubang pada gigi karena pada pasta gigi mengandung senyawa yang dapat melepaskan ion F- 5. OP15.ES.05 Kesehatan : Senyawa o-hidroksi benzoat atau asam salisilat merupakan perkusor (zat intermediet) untuk membuat obat analgesik (Aspirin) dan minyak winter (untuk salep) 6. OP15.ES.06 Sains dan Teknologi : Senyawa poli etilen tereftalat (TEL) banyak diaplikasikan untuk serat sintetis, seperti Dacron, film tipis seperti Mylar, dan sebagai bahan pembuat botol minuman bersoda 7. OP16.PG.17 Sumber Daya Alam : Pigmen klorofil menyebabkan warna hijau pada tumbuhan yang terdapat pada kloropas 8. OP16.ES.04 Sains dan Teknologi : Pemanfaatan turbin proton 172 sebagai molekul yang dapat menggerakkan beberapa jenis bakteri yang dijalankan oleh aliran ion H+ (proton) 9. OP16.ES.06 Sumber Daya Alam : Senyawa hidrokarbon C10H16 banyak terkandung dalam daun herbal, misalnya daun kemangi (Ocinum bassilum; Ferina citratum) yang mempunyai aroma dan cita rasa menarik 173 Kriteria Merencanakan eksperimen untuk membuktikan suatu teori kimia Mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki Merumuskan hipotesis untuk meramalkan kemungkinankemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan ilmiah Menggunakan hasil eksperimen untuk menjelaskan fenomena kimia. Menjelaskan pengetahuan faktual Menjelaskan pengetahuan konseptual Menjelaskan pengetahuan prosedural 80 10% 180 22,5% 0 0% UN 0 0% 3 8,11% 37 100% 2 5,41% 0 0% 23 62,16% 0 0% OP 0 0% 0 0% 40 20% 200 100% 17 8,5% 25 12,50% 60 30% 0 0% UN 0 0% 0 0% 5 13,89% 36 100% 0 0% 1 2,78% 25 69,44% 0 0% OP 0 0% 0 0% 60 30% 200 100% 5 2,5% 30 15% 80 40% 0 0% UN 0 0% 0 0% 3 8,33% 36 100% 1 2,78% 1 2,78% 16 44,44% 0 0% OP 0 0% Jumlah dan Presentase 2016 0 0% 180 15% 1180 98,33% 77 6,42% 135 11,25% 320 26,67% 0 0% 0 0% UN 0 0% 11 10,09% 109 100% 3 2,75% 2 1,83% 64 58,72% 0 0% 0 0% OP 0 0% 191 14,59% 1289 98,47% 80 6,11% 137 10,45% 384 29,34% 0 0% 0 0% Total 2015 80 10% 780 97,5% 55 6,88% 0 0% 2014 0 0% Lampiran 7. Tabulasi Setiap Kriteria Literasi Sains Kimia dalam Soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 No. a. b. 1. 2. e. c. 5. f. 3. 6. g. d. 7. h. 4. 8. Menjelaskan pengetahuan epistemik 174 15. p. Mengevaluasi soal (C5) i. Memberikan penjelasan makroskopik dari fenomena kimia j. Memberikan penjelasan submikroskopik dari fenomena kimia k. Memberikan penjelasan simbolik dari fenomena kimia l. Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena seharihari m. Menggunakan pemahaman kimianya untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan isu kimia n. Menghubungkan antara inovasi kimia dan proses sosial dalam menanggapi isu kimia o. Menganalisis soal (C4) 9. 16. 14. 13. 12. 11. 10. 17. q. Menunjukkan ketertarikan peserta didik terhadap isu kimia terkini. Jumlah Soal 800 180 22,5% 0 0% 20 2,5% 0 0% 0 0% 299 37,38% 202 25,25% 0 0% 60 7,50% 37 23 62,16% 2 5,41% 1 2,70% 0 0% 0 0% 12 32,43% 2 5,41% 3 8,11% 3 8,11% 200 60 30% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 60 30% 38 19% 0 0% 40 20% 36 25 69,44% 7 19,44% 0 0% 0 0% 0 0% 11 30,56% 4 11,11% 1 2,78% 5 13,89% 200 80 40% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 75 37,5% 15 7,5% 10 5% 60 30% 36 16 44,44% 3 8,33% 0 0% 0 0% 0 0% 11 30,56% 3 11,11% 2 5,56% 3 8,33% 1200 320 26,67% 0 0% 20 1,67% 0 0% 0 0% 434 36,17% 255 21,25% 10 0,83% 160 13,33% 109 64 58,72% 12 11,01% 1 0,92% 0 0% 0 0% 34 31,19% 9 8,26% 6 5,50% 11 10,09% 1309 384 29,34% 12 0,92% 21 1,60% 0 0% 0 0% 468 35,75% 264 20,17% 16 1,22% 171 13,06% 175 176