BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras sangat tinggi sehingga dapat memunculkan masalah kerawanan pangan. Hal ini disebabkan karena pertambahan penduduk yang tidak diikuti oleh peningkatan jumlah konsumsi beras (BSN, 1999). Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan dengan pemanfaatan umbi – umbian yang potensial namun kemanfaatann belum maksimal. Ganyong merupakan tanaman salah satu tanaman penghasil umbi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai penghasil karbohidrat dan serat. Tanaman ini banyak dibudidayakan di pedesaan sejak dahulu dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat alternatif. Ganyong selain sebagai sumber energi juga berfungsi sebagai pangan fungsional. Pangan fungsional adalah pangan yang memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan disamping memenuhi kebutuhan nutrisi dasar. Pada saat harga bahan makanan pokok naik, umbi ganyong dapat dipilih sebagai makanan alternatif, disamping harganya cukup murah juga bergizi. Tepung ganyong bermutu tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan industri. Sebagai sumber daya lokal yang yang mengandung karbohidrat, serat dan makanan sehat maka diperlukan penelitian tentang analisis kandungan 17 karbohidrat, nilai indeks glikemik (IG), uji aktivitas anti ulser dan uji aktivitas anti kolesterol. Sumber-sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah diperlukan sebagai upaya pengendalian penyakit degeneratif seperti Diabetes Mellitus (DM) dan obesitas. Pangan yang memiliki nilai indeks glisemik yang rendah dapat dijadikan salah satu alternatif yang murah untuk penderita diabetes karena dapat menekan peningkatan kadar gula darah penderita diabetes. Hal ini disebabkan karena pada pangan yang memiliki IG rendah, absorpsi karbohidrat akan sangat lambat, menyebabkan peningkatan glukosa darah dan insulin secara lambat dan bertahap. Kandungan serat (dietary fiber) dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar kolesterol. Pada pasien yang memiliki kandungan kolesterol tinggi tetapi rendah konsumsi serat bahan makanan, dengan meningkatkan konsumsi dietary fiber akan nyata turun kadar kolesterol dalam darahnya terutama bila hal tersebut dilakukan secara kontinyu (Winarno, 2004). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan karbohidrat, pati, serat, nilai indeks glisemik, uji aktivitas anti ulser dan anti kolesterol dari umbi ganyong. 1. Rumusan M asalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Berapakah kandungan karbohidrat, serat dan pati dalam serbuk simplisia dan pati umbi ganyong tersebut? 18 b. Berapakah nilai indeks glisemik dari serbuk simplisia dan pati umbi ganyong ? c. Apakah serbuk simplisia dan pati umbi ganyong mempunyai aktivitas anti ulser terhadap lambung tikus dewasa galur Wistar yang sebelumnya diinduksi asetosal serta bagaimana gambaran histopatologinya ? d. Apakah serbuk simplisia dan pati umbi ganyong dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan galur Wistar yang sebelumnya telah diberi diet lemak tinggi? 2. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis kandungan karbohidrat, serat dan pati dalam Serbuk simplisia dan pati umbi ganyong; analisis nilai indeks glisemik serta aktivitas anti ulser dan anti kolesterol dalam umbi ganyong melengkapi beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sebelumnya menyatakan infusa umbi ganyong mengandung flavonoid sehingga memiliki aktivitas anti ulserogenik (Lestari, 2004) dan perasan umbi ganyong terbukti sebagai anti ulser (Lestari, 2008). Selain itu Piyachomkwan et al.,(2002) mengemukakan bahwa rendemen pati ganyong lebih rendah dibandingkan dengan pati singkong, tetapi mempunyai viskositas dan ukuran granula yang lebih besar dibandingkan pati singkong. Pati ganyong pada konsentrasi 5% mempunyai viskositas pasta panas yang rendah yaitu 9,67 (dPa.s) dan stabil. Viskositas meningkat setelah pendinginan menjadi 14,67 (dPa.s) (Harmayani, et al., 2011). Gelatinisasi pati ganyong lebih cepat membentuk gel yang lebih baik jika didinginkan. Ganyong yang berasal dari daerah Kebumen lebih tinggi 19 kandungan gizinya dibandingkan dari daerah Karang Gayam (Susanto & Suhardianto, 2004). Pada penelitian aktifitas anti ulser dan anti kolesterol ini dilakukan dengan membuat Serbuk simplisia dan pati dari umbi ganyong, kemudian langsung diberikan secara oral kepada hewan uji. Dosis pemberian kepada hewan uji dapat terkontrol dengan baik dalam bentuk Serbuk simplisia dan pati dibandingkan jika umbi ganyong diberikan dalam bentuk bahan campuran dengan pakan. 3. Urgensi Penelitian Penelitian ini penting dilakukan karena diharapkan dapat diperoleh manfaat yaitu mendapatkan informasi tentang kandungan karbohidrat, serat, pati, nilai indeks glisemik dan aktivitas anti ulser serta aktivitas antikolesterol dalam serbuk simplisia dan pati umbi ganyong, sehingga dapat dikembangkan manfaat ganyong tidak hanya sebagai alternatif pangan pengganti beras tetapi juga sebagai pangan fungsional terutama untuk penderita DM dan gangguan sistem pencernaan. B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui adanya kandungan karbohidrat, serat dan pati yang ada pada Serbuk simplisia dan pati umbi ganyong. 2. Mengetahui nilai indeks glisemik Serbuk simplisia dan pati umbi ganyong. 20 3. Mengetahui apakah serbuk simplisia dan pati umbi ganyong mempunyai aktivitas anti ulser terhadap lambung tikus dewasa galur Wistar yang sebelumnya diinduksi asetosal serta Gambaran histopatologinya. 4. Mengetahui aktivitas anti kolesterol total dari serbuk simplisia dan pati umbi ganyong pada tikus jantan galur Wistar yang sebelumnya telah diberi diet lemak tinggi. 21