SERANGAN Escherichia coli galur baru Di DARATAN EROPA

advertisement
1
SERANGAN Escherichia coli galur baru Di DARATAN EROPA
DENGAN SASARAN UTAMA WANITA
_______________________________________________________f.g.winarno
EROPA GEGER
Seluruh masyarakat Eropa geger, bukan oleh tsunami atau gempa bumi
atau gunung meletus, tetapi karena kepanikan, timbulnya wabah keracunan
makanan yang tercemar oleh Eschericia coli atau yang lebih dikenal dengan
nama bakteri E.coli.
Bagaimana tidak hingga akhir minggu pertama Juni tahun ini, secara
resmi telah dilaporkan sedikitnya ada 22 orang telah meninggal dunia, karena
terinfeksi E.coli dan lebih dari 2.000 orang telah terinfeksi . Kasus merebaknya
wabah tersebut telah menyebar ke 12 negara Eropa.
Sayang nya hingga tulisan ini selesai ditulis, sumber penularannya secara
pasti belum dapat ditentukan. Namun telah dicurigai oleh masyarakat Swiss
berasal dari Terong, Inggris mencurigai berasal dari buah buahan dan sayuran,
Spanyol mencurigai ketimun sebagai biang keladinya, dan Austria mencurigai
berasal dari tomat. Namun secara umum mereka sepakat dan mencurigai
penyebab penyebarannya berasal dari sayur-sayuran yang dikonsumsi dalam
bentuk salad, yang disajikan dari bahan mentah yang kurang hygienis cara
mencucinya. Disamping wabah tersebut melanda Negara Jerman, juga banyak
korban berjatuhan sakit oleh E.coli tersebut yang berasal dari: Austria,
Republik Ceko,Denmark, Perancis, Belanda, Norway, Spanyol, Swiss, Inggris
dan juga Amerika Serikat.
HAMBURG SEBAGAI EPI CENTRUM
Kasus keracunan E.coli tersebut pertama muncul dan diketahui di
kawasan Jerman Utara, tepatnya antara pertengahan dan akhir Mei , tahun ini,
saat itu baru menelan satu korban meninggal dunia tetapi sudah ratusan orang
lain terinfeksi. Kasus kematian tersebut terjadi pada seorang wanita lanjut usia
2
(83 tahun), yang mengalami gejala diare berdarah, dengan waktu inkubasi 3-4
hari. Dan setelah dianalisa penyebabnya adalah E.coli.
Hamburg merupakan Epi Centrum dari wabah serangan E.coli , yang
telah membunuh 28 orang sejak 2 Mei 2011. Penyakit epidemic tersebut
dipandang sebagai wabah ganas yang paling mematikan yang diakibatkan oleh
E.coli dalam sejarah dunia modern. Lebih dari 1.700 orang penduduk Jerman
telah menderita sakit dengan jumlah 520 orang yang nyawanya terancam
karena timbulnya komplikasi yang dapat membahayakan gagal ginjal.
Sepuluh orang Amerika Serikat mengalami serangan yang sama, 8 dari
jumlah tersebut ternyata baru saja selesai berkunjung ke kawasan utara
Jerman. Epidemic tersebut menimbulkan keadaan kacau balau dan chaos di
ruang gawat darurat University Medical Center Hamburg-Eppendorf. Kondisi
sanitasi di ruang gawat darurat tersebut menjadi sangat tidak hygienis karena
semua pasien mengalami diare berdarah dan hanya tersedia masing-masing
satu toilet untuk pria dan wanita. It was “completely mess”, kata seorang
pasien yang sedang dirawat disitu.
Para pakar Kesehatan meneliti dengan seksama dan memburu asal mula
bakteri pembunuh tersebut dengan menelusuri pusat suplai satu persatu
bahan mentah yang memasok makanan segar ke suatu restoran di Jerman
Utara, dimana 17 tamunya jatuh sakit pada tanggal 13 Mei. Restoran tersebut
terletak di Baltic Seaport dari Lubeck yang dimiliki oleh Kartoffelkeller.
Tamu-tamu restoran yang jatuh sakit, semuanya terjadi setelah
mengkonsumsi steak dan salad. Food supplier-nya berasal dari a Wholesaler di
Moelin, mereka membeli bahan-bahan mentah tersebut dari Central Food
Market di Hamburg, suatu tempat dimana sepuluh kasus serangan E.coli juga
telah dilaporkan. Sebagian besar pasiennya adalah wanita, diduga
kemungkinan karena mereka mengkonsumsi makanan yang lebih disukai
wanita dibanding pria.
3
Para pejabat Kesehatan setempat telah melakukan penyuluhan dan
sosialisasi, mengenai bakteri E.coli. Pada umumnya E.coli sering menjadi
penyebab keracunan makanan. Secara umum terjadinya infeksi tersebut
dengan mudah dapat dihindari dengan cara mencuci tangan dan bahan
mentah pangan khususnya sayuran dan buah-buahan yang akan dikonsumsi
dalam keadaan segar, seperti misalnya salad. Dengan mencuci tangan banyak
mereduksi jumlah E.coli yang mencemari tangan dari faeces, kontaminasi
silang, atau sumber lain.
Yang mengherankan wabah tersebut dengan cepat menjalar ke mana-mana,
jumlah korban meningkat dengan gejala yang sama. Para pakar memiliki
pendapat yang sama yaitu untuk menduga korban, sebelumnya mengkonsumsi
sayuran dalam bentuk salad. Salad merupakan campuran dari berbagai jenis
sayuran, dan bila salah satu jenis sayurannya ada yang tidak dicuci dengan
bersih atau kurang hygienis, maka hal itu akan mencemari seluruh bagian lain
dari salad tersebut.
4
MENGENAL E.coli DARI DEKAT
E.coli adalah jenis bakteri berbentuk batang oval, merupakan bakteri
yang banyak terdapat didalam perut hewan memamah biak. Bakteri mana
dengan mudah pindah ke manusia, pada saat mereka mengkonsumsi makanan
segar yang tidak dimasak lebih dahulu.
Menurut pakar WHO, E.coli yang menjadi biang keladi penyebab wabah
adalah bakteri E.coli yang telah mengalami mutasi sehingga menjadi jenis galur
atau strain baru yang jauh lebih ganas dari aslinya. Bakteri jenis galur mana
belum pernah ditemukan sebelumnya. Para pakar diseluruh Dunia khususnya
yang berada di Eropa sedang giat-giatnya melacak darimana sumber awalnya,
serta sifat-sifat genetiknya. Yang jelas jenis galur baru tersebut sangat ganas
dan toksik, yang dapat menyebar dengan kecepatan tinggi.
Galur E.coli tersebut memiliki kemampuan menempel pada dinding usus
dimana ia kemudian memompa (menyemprotkan) toksin, yang mengakibatkan
diare berdarah dan masalah ginjal.
Bakteri E.coli jenis galur baru tersebut tahan atau kebal terhadap
antibiotika. Untuk meneliti sifat genetiknya para pakar Cina (Institut Genom,
Beijing) dan koleganya di Jerman telah berhasil melakukan sekuen terhadap
genome dari E.coli penyebab wabah tersebut.Menurut ESCMID = European
Society of Clinical Microbiology and Infecious Diseases, di Basel ,Swiss
,penyebab wabah adalah jenis bakteri baru. Dan para pakar WHO memberi
peringatan dini bahwa saat ini Eropa sedang terancam serangan wabah bakteri
baru yang menakutkan.
5
Dr. Holger Rohde, pakar mikroba dari Klinik Universitas Eppendorf telah
berhasil mengungkapkan uraian kode genetic bakteri tersebut yaitu EHEC
0104. Bakteri tersebut memiliki gen yang memproduksi racun dan zat kimia
lain yang membantu mengkolonisasi lambung. Bakteri tersebut menyebabkan
komplikasi yang mematikan berupa haemolytic-uremic syndrome, yaitu
gangguan berat terhadap ginjal yang merusak sel darah merah dan
mempengaruhi sistem syaraf pusat. Secara umum sasarannya wanita muda,
seringkali wanita usia lanjutpun menjadi korbannya.
E.coli yang menjadi penyebab epidemic tersebut tergolong sangat ganas
dari galur Virulent Entero Haemorrhagic E.coli (EHEC), dengan gejala perut
kejang, diarrhea, demam, muntah-muntah.
WHO telah menerbitkan beberapa rekomendasi untuk membendung
menjalarnya wabah foodborne infection E.coli tersebut, diantaranya dihimbau
untuk memisahkan bahan mentah dari yang matang, serta selalu mencuci
bahan mentah dengan baik sebelum dikonsumsi, juga mencuci tangan dengan
bersih sebelum menyantap makanan.
Dalam menanggapi timbulnya wabah serangan E.coli EHEC yang sangat
toxic dan virulent tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia
menginstruksikan agar seluruh airport dan seaport selalu dalam keadaan siaga
dan perlu melakukan extra precaution, agar para pejabat setempat segera
melaporkan bila ada penumpang yang sakit dan memperlihatkan gejala diare
berdarah.
Menteri Pertama Negara Bagian Lower-Saxony Jerman, menyatakan
kecambah (bean sprout) dicurigai sebagai penyebab mewabahnya bakteri
E.coli (EHEC), meskipun belum
ada bukti pasti.
Alasan
tersebut
didasarkan
bahwa semua korban (22 orang)
meninggal di Jerman, kecuali
sorang yang meninggal di Swedia.
Hasil uji awal terhadap produsen
6
kecambah di luar kota Lueneburg, memperlihatkan adanya kontaminasi EHEC.
Produsen tersebut menghasilkan kacang dari berbagai jenis, termasuk biji
selada dan kacang hijau. Dua orang karyawannya (wanita) mengalami diare
dan salah satunya di diagnose terkontaminasi EHEC. Kecambah secara alami
tumbuh dengan baik pada suhu 37 derajat celcius, yang merupakan suhu ideal
bagi semua jenis bakteri. Hasil produksi kecambah dikirim langsung atau
melalui pedagang ke restoran di Hamburg yaitu Schleswig-Holstein,
Mecklenburg-Western Pomerania, dan Lower Saxony.
Download