29-10-2017 1/1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id PENURUNAN 280 JUTA KASUS TRACHOMA DALAM 2 DEKADE DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 04 JANUARI 2007 09:18:45, DIBACA : 49.291 KALI Penyakit trachoma merupakan penyakit infeksi pada mata yang banyak menyerang beberapa negara di seluruh belahan dunia. Trachoma sedikitnya menyerang sebanyak 56 negara-negara miskin dan terpencil di Afrika, Asia, Amerika Tengah dan Selatan, Australia, dan Timur Tengah. Banyak negara telah berupaya untuk menanggulangi penyakit ini, mulai dari promosi kesehatan, pencegahan dan deteksi dini hingga pengobatan. Negara-negara di kawasan Afrika dan Asia melaporkan keberhasilan mereka dalam menurunkan kasus trachoma.Trachoma berasal dari infeksi pada mata menular dari orang ke orang, sering terjadi penularan dari anak ke anak dan dari anak ke ibu dalam satu keluarga, khususnya pada lingkungan dengan kondisi kekurangan air, banyak lalat, dan penuh sesak. Selain menular melalui mata manusia yang terinfeksi, trachoma juga menular melalui tangan, pakaian, dan lalat yang hinggap pada wajah seseorang.. Pada puncaknya infeksi ini berakibat pada kebutaan yang tidak bisa disembuhkan, yang secara tipikal biasanya berawal pada usia antara 30-40 dan sering menyebabkan kemiskinan yang semakin parah bagi penderita dan keluarganya. Frekuensi kebutaan pada wanita sebesar 2-3 kali lebih sering dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan kontak yang lebih sering dengan anak-anak. Diperkiraan jumlah orang yang terkena trachoma menurun dari 360 juta pada tahun 1985 menjadi hampir 80 juta pada tahun 2005 sehingga sebanyak 280 juta orang dapat diselamatkan selama 2 dekade. Penurunan fantastis ini merupakan hasil dari upaya yang dilakukan oleh Aliansi WHO untuk Eliminasi Global Trachoma (GET 2020) dengan strategi yang direkomendasikannya, yaitu SAFE ( Surgery, Antibiotic, Facial Cleanliness, Environmental Changes). Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dengan adanya pembangunan sosial ekonomi di negara-negara endemis. Situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia tersebut menyebutkan bahwa beberapa negara seperti Iran, Meksiko, Maroko dan Oman telah melaporkan kesusesan mereka dalam menerapkan SAFE ke dalam strategi nasionalnya. Strategi yang direkomendasikan oleh GET 2020 ini merupakan pendekatan kesehatan masyarakat dengan menerapkan langkah operasi, pengobatan dengan antibiotik, menjaga kebersihan wajah, dan melakukan perubahan lingkungan yang menunjang kesehatan tubuh terutama indera penglihatan yaitu mata. Dengan pelaksanaan yang komprehensif dari tiap item, strategi ini dapat mencegah banyak kasus kebutaan akibat trachoma. Kemajuan ini disambut positif oleh Direktur Jenderal WHO, Dr.LEE Jong Wook. ?Ini merupakan perkembangan yang menggembirakan, jika beberapa negara terus berada pada angka ini, tujuan global untuk mengurangi trachoma yang menyebabkan kebutaan hingga tahun 2020 dapat dicapai.? Kata Dr. LEE. Dalam waktu dekat WHO akan meningkatkan metode evaluasi terhadap efektivitas strategi nasional suatu negara dalam menurunkan kasus trachoma dengan kebutaan. Negara yang dinilai berhasil dalam menurunkan kasus penyakit ini akan memperoleh sertifikat. Oleh karena itu, kini WHO sedang mengembangkan penilaian epidemiologi spesifik untuk menentukan kriteria bagi sebuah negara yang dinyatakan secara penuh menurunkan trachoma dengan kebutaan. Kriteria tersebut diharapkan dapat diselesaikan hingga akhir tahun 2006. 1