BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan
Pengajaran pada dasarnya merupakan suatu proses terjadinya interaksi
antara guru dengan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan.
Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku yang disadari.
Untuk mencapai interaksi itu tentunya adanya komunikasi yang jelas antara guru
dan murid. Untuk itulah guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif
untuk dapat mengembangkan interaksi yang dinamis anatara guru dan murid.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain. Pesan
itu dapat berupa informasi, ajakan imbauan, keterangan, bahkan provokasi atau
hasutan. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin atau harus disampaikan
kepada pihak lain. Komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan, karena tanpa
komunikasi kita tidak dapat mengetahui apa yang disampaikan seseorang kepada
kita, karena komunikasi adalah sebagai penyampai pesan dari komunikan kepada
komunikator, tanpa ada komunikasi banyak masalah yang akan terjadi. Apalagi
jika kita hanya menggunakan komunikasi non verbal, maka komunikasi akan
terlihat tak satu arah dan banyak yang tidak akan mengerti.
Komunikasi antara guru dan murid dapat diartikan dimana seorang guru
akan berinteraksi dengan muridnya selama beberapa jam di dalam kelas atau di
lingkungan sekolah, komunikasi antara guru dan murid di kelas dan di sekitar
lingkungan sekolah atau dengan kata lain komunikasi antarpribadi,
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Pada setiap komunikasi akan terjadi interaksi yang dapat menimbulkan
reaksi kepada setiap penerima pesannya tersebut, karena menurut Effendi, pada
hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator
dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis
berupa percakapan.
Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia lima tahun yang dilakukan melalui
pemberian
rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
merupakan
salah
satu
bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Sebagian
besar pertumbuhan anak terjadi pada usia dibawah lima tahun yaitu pada usia
emas tersebut. Oleh karenanya, tingkat keberhasilan pertumbuhan anak akan
ditentukan pada usia tersebut. Pendidikan Taman Kanak-kanak akan menentukan
pendidikan pada jenjang berikutnya, sehingga eksistensinya perlu mendapatkan
apresiasi dari berbagai pihak. Itulah proses pembelajaran yang wajar dialami anak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Anak akan dengan mudah menirukan apa yang sebagian dari mereka lakukan,
tanpa berfikir baik dan buruknya perbuatan tersebut. Meniru adalah sebuah proses
sosial yang lumrah terjadi khususnya dalam suatu kelompok seperti dalam
kelompok bermain pada TK.
Departemen pendidikan membuatkan
kurikulum pendidikan usia dini,
kurikulum dibuat karena hal ini menunjukkan bahwa kurikulum memiliki peranan
yang sangat strategis dan menentukan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan.
Demikian keberadaan kurikulum menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses
pendidikan itu sendiri. Dalam perkembangan terakhir, kebijakan pemerintah
menerapkan kurikulum tahun 2013 dalam hal ini menyangkut Penanganan Anak
Usia Dini (PAUD) sesuai dengan Peremendiknas No 58 tahun 2009 tengang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, haruslah memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri serta berkreasi dalam menggali berbagai potensi yang di
miliki. Pola komunikasi yang terjalin antara guru dan murid adalah pola yang
terjadi dalam suatu hubungan dalam belajar mengajar, bagaimana guru menjalin
komunikasi agar murid mengerti apa yang diajarkan guru kepadanya dan juga
bagaimana pola komunikasi murid kepada guru ketika kita belum paham tentang
pelajaran yang belum mengerti.
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang
atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua
macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada
sosial yang mempunyai arah hubungan yang berlainan. Tubbs dan Moss
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu dapat diartikan oleh
komplementaris atau simetris. Dalam hubungan komplementer satu bentuk
perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya.
Dalam simetris, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan.
Dominasi bertemu dengan dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan” Dalam
sebuah kehidupan manusia tercipta komunikasi yang memberikan pengertian
tentang suatu pesan yang disampaikan. Hal ini karena manusia tercipta sebagai
mahkluk sosial, dalam kehidupan bersosialisasi dibutuhkan orang lain agar dapat
terjalin komunikasi yang seimbang, agar kehidupan dapat terharmonisasi dengan
baik. Menurut Jalaludin Rahkmat menyatakan bahwa suatu jalinan dapat terjalin
suatu harmonisasi, salah satu bentuk yang dapat menentukan keharmonisasian
adalah dengan adanya komunikasi interpersonal. Menurut Little John komunikasi
Interpersonal adalah komunikasi antar individu-individu.
Bentuk pola komunikasi interpersonal yang terjadi antara guru dan murid
adalah salah satu contohnya, seorang anak yang sedang dalam masa
perkembangan membutuhkan suatu sosok yang dipanuti yaitu orang tuanya dan
juga guru sebagai panutan, anak bayi atau balita sangat membutuhkan pola
komunikasi interpersonal agar anak dapat mengerti tentang apa yang dia tidak
mengerti dan anak akan belajar bagaimana sebuah komunikasi dapat terjalin,
sedangkan perkembangan anak yang pesat terjadi di sekolah karena di sekolah
anak belajar dengan berbagai macam kelompok atau teman yang lain, anak juga
belajar melihat dan mengerti mana hal yang baik dan yang buruk. Dalam
menerima pelajaran pun anak sedang menjalin komunikasi interpersonal dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
gurunya, begitupun juga dengan gurunya yang mengajar, karena guru sebagai
panutan di sekolah bahkan karena sudah senang dan terbiasanya sehari-hari di
ajari oleh gurunya dan juga bertemu guru, bahkan anak bisa lebih mnejadi penurut
terhadap gurunya dibandingkan dengan orang tuanya di rumah. Selain itu
komunikasi guru dengan anak murid yang terjalin cukup erat karena guru di
sekolah tidak hanya mengajarkan pelajaran akademis tetapi guru juga memberikan
pembelajaran bagaimana menjadi anak yang sukses dan menghormati orang tua
dan orang lain.
Hal ini terkait dengan bagaimana pola komunikasi guru dan murid yang
terjalin dengan baik dan harmonis di sekolah Citra Bangsa Tangerang, sebagai
seorang guru Taman Kanak-kanak banyak sekali strategi dan pola komunikasi
guru kepada anak muridnya. Anak tidak hanya diajarkan pelajaran oleh gurunya
melainkan pelajaran tentang keseharian mereka dalam bersoasialisasi dan juga
dalam berinteraksi, yang mana baik dan buruk, bagaimana anak dapat berbagi
dengan teman yang lainnya. Anak taman kanak-kanak yang masih berumur 3-6
tahun tersebut harus mengerti bagaimana cara belajar yang baik dari mulai anak
memegang pensil hingga membaca dan berhitung, disinilah guru Citra Bangsa
melakukan komunikasi interpersonal agar anak-anak murid mau belajar. Karena
anak yang masih balita sangatlah sulit untuk diajarkan bahkan belajar, ketika
anak-anak TKB sudah dapat membaca dan juga berhitung matematika sesuai
dengan kurikulum PAUD. Disanalah komunikasi interpersonal lebih dekat
terlihat, karena tidak semua anak mau dan senang untuk melakukan hal-hal
tersebut, anak-anak masih mendambakan bermain sepuasnya, bagaimana seorang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
guru dapat membujuk anak-anak agar mau masuk ke kelas karena anak tersebut
malas sekolah. Tidak semua anak-anak karakternya sama rata, bahkan dalam satu
kelas pun sifat anak bisa saja berbeda semuanya, ketika guru dapat membujuk
anak-anak tersebut komunikasi sudah terjalin dengan baik dan terharmonisasi,
guru juga harus bertanggung jawab atas semua proses belajar mengajar agar
berlangsung dengan aman, nyaman dan juga tenang. Semuanya itu dapat terjalin
agar anak dapat mencapai prestasi yang baik dan yang diharapkan orang tuanya,
disinilah peran
guru sangat dipertanggung jawabkan terhadap perkembangan
anak di sekolah dan bertanggung jawab untuk perkembangan secara akademis
agar anak-anak dapat menyayangi pelajaran dan juga menyayangi teman-teman
sebayanya juga guru bertanggung jawab untuk membangun suasana belajar dan
suasana sekolah senyaman mungkin.
Pola komunikasi interpersonal untuk membujuk dan membuat anak
tersebut yakin dapat mengerjakan pelajarannya yaitu diajak berkomunikasi dan
duduk berhadapan sambil mengajari dan memberikan motivasi bahwa setiap
orang untuk mencapai kesuksesannya adalah dengan belajar, jika anak salah
dalam mengerjakan pekerjaan sekolah sebagai guru memberikan pengarahan agar
anak
tersebut
menjadi
percaya
diri
bahwa
dirinya
sebenarnya
bisa
mengerjakannya.
Sebagai guru mengolah komunikasi yang baik sangatlah diperlukan,
komunikasi guru dan murid juga hal terpenting bagaimana seorang guru menjadi
panutan yang sentral di sekolah. Berkembangnya sekolah-sekolah yang
menawarkan pendidikan yang terbaik adalah hal yang wajar, tetapi kembali lagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
kepada pribadi seorang guru ketika berhadapan dengan murid yang sedang dalam
masa perkembangan. Karena anak akan mengikuti perilaku guru dan ucapan
seorang guru di kelas, mengolah dan juga melakukan komunikasi dua arah antara
guru dan murid perlu sangat hati-hati dan santai, karena anak-anak yang masih
balita belum banyak mengerti bahasa orang dewasa dan bukan tidak mungkin juga
murid tidak mengerti apa yang dikatakan oleh gurunya. Bisa saja terjadi
kesalahpahaman antara murid dan guru ketika sedang berinteraksi, ketika anak
yang masih berumur 3 tahun diajak berkomunikasi interpersonal sebagai guru
harus mengerti bagaimana karakter anak di umur tersebut dan bagaimana cara
untuk melakukan komunikasi agar abak tersebut mengerti apa yang dikatakan
oleh gurunya. Sebagai orang tua yang menyekolahkan anaknya akan sangat
percaya kepada guru yang mengajarkan anaknya tersebut, jika pola komunikasi
kita salah dengan anak maka anak akan menjadi pribadi yang guru dan orang tua
tidak inginkan.
Dalam dunia pendidikan pendidik mempunyai banyak fungsi, baik
pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan
baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar subjek didik. Terdapat dua factor yang utama yaitu :
faktor fisiologis dan faktor psikologis
Dalam mengajar anak-anak usia dibawah umur sering sekali mengalami
kesulitan ketika harus berhadapan dengan sesuatu hal yang tidak disukai, dan hal
ini menjadi problem bagi guru untuk mengajar, problem yang dihadapi adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
ketika siswa kurang fokus dalam menerima pelajaran, kurangnya media
pembelajaran, siswa cenderung mengekspersikan emosinya dengan bebas dan
terbuka, dan juga sulit untuk mengingat pelajaran dengan baik, dan lambat dalam
menerima pelajaran, mengantuk di kelas dan tampak tidak ingin mengikuti
pelajaran di kelas.
Pada pola komunikasi, terkadang guru (komunikator) tidak dapat
menyampaikan pesannya dengan sukses karena siswa (komunikan) sulit
memahami apa-apa yang disampaikan oleh guru, sulitnya komunikan memahami
pesan disebabkan dari berbagai kendala yang terjadi dalam komunikasi.
Kendala tersebut dapat dihilangkan atau setidaknya dapat diminimalisasi
jika komunikator memiliki kepekaan dalam menganalisa reaksi komunikan yang
diapresiasikan tidak secara lisan, tetapi terpancar melalui bahasa tubuhnya.
Yayasan Citra Bangsa School merupakan salah satu lembaga pendidikan
terbaik di wilayahnya karena mempunyai peran penting dalam mengembangkan
bakat-bakat anak-anak TK dan dapat menjadi panutan bagi sekolah lain dalam hal
pendidikan anak usia dini pada perkembangan motorik, kognitif dan juga
perkembangan sosial dan kreativitas anak. Tetapi penulis disini hanya terfokus
pada kegiatan memotivasi belajar anak dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas,
karena pada saat ini untuk memotivasi belajar anak sangat sulit dilakukan dan
perlu penanganan yang baik dengan komunikasi yang baik dan benar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Dilatar belakangi masalah di atas, maka peneliti
tertarik untuk dapat
memahami pola komunikasi interpersonal yang terjadi antara guru dan murid di
sekolah. Maka dari itu peneliti mengambil judul “Pola Komunikasi
Interpersonal Guru dan Murid Dalam Memotivasi Belajar TK Kelompok B
Di Citra Bangsa School Tangerang”
1.2
Fokus Peneltian.
Fokus penelitian ini adalah untuk dapat mengemukakan dan mengkaji
tentang Pola Komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Joseph
Devito :
1. Keterbukaan (Openess)
2. Empati (Empaty)
3. Dukungan (Supportiveness)
4. Rasa Positif (Positiveness)
5. Kesamaan (Equality)
1.3
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Permasalahan maka Fokus permasalahan
yang akan diteliti di Sekolah Citra Bangsa adalah :
“Bagaimana pola komunikasi interpersonal guru dan murid dalam
memotivasi belajar TK kelompok B di Citra Bangsa School Tangerang?”
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang permasalahan dan
identifikasi masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
mengetahui bagaimana pola komunikasi interpersonal guru dan murid
dalam memotivasi belajar TK kelompok B di Citra Bangsa School
Tangerang”
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Kegunaan Akademis
1. Kegunaan akademis adalah untuk pengembangan dunia
akademis dan terutama sebagai pembanding antara Ilmu
Komunikasi dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan.
Karena hal ini akan dapat membantu banyak pihak di masa
yang akan datang.
2. Hasil penelitian ini juga dapat menambah wawasan peneliti
tentang pengetahuan baik teori maupun prakteknya, peneliti
juga bisa belajar bagaimana menganalisa dan melatih daya fikir
dan berguna juga bagi para peniliti lain untuk mendapatkan
referensi tentang hal atau peristiwa yang sama yang akan di
teliti.
1.5.2
Kegunaan Praktis
1. Untuk manajemen dan juga Humas di tempat peneliti
melakukan penelitian tentang bagaimana komunikasi guru dan
murid, dan dapat dilakukan upaya perbaikan dalam sistem
pengajaran terkait komunikasi antara guru dan murid di sekolah
terutama di Sekolah Citra bangsa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download