pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap keputusan

advertisement
PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
HYPERMART DI BATAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
LINA
NIM. 11003040
JURUSAN AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN
BATAM
2016
ABSTRAK
PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HYPERMART DI BATAM
Oleh:
Lina
11003040
Dosen Pembimbing:
Subatrio P Saragih S.E., M.Si
Perkembangan konsep pemasaran sekarang ini semakin pesat. Untuk memperluas
pangsa pasar, maka perusahaan harus mampu mengetahui apa yang dibutuhkan
atau diharapkan oleh konsumennya. Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian
sangat dipengaruhi oleh promosi dan kualitas produk. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian pada Hypermart di Batam.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode penarikan Accidental Sampling.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 orang responden. Analisa yang
dilakukan adalah analisis regresi berganda, adapun tahap-tahap pengujiannya
yaitu uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda,
pengujian hipotesis melalui uji F dan uji T, dan koefisien determinasi.
Hasil uji regresi berganda memperoleh Y = 2,211 + 0,237 X1 + 0,648 X2. Dapat
dilihat bahwa variabel yang paling mempengaruhi keputusan pembelian di
Hypermart yaitu kualitas produk (0,648), diikuti variabel promosi (0,237). Pada
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa kedua
variabel bebas yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan
pembelian dapat dilihat Fhitung 104,703 > Ftabel 3,09 nilai signifikansi 0,05 dan
tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Berdasarkan uji T bahwa diantara kedua
variabel bebas yang paling mempengaruhi keputusan pembelian di Hypermart
adalah kualitas produk 6,161. Analisa koefisien determinasi (R Square) yang
diperoleh sebesar 0,683. Hal ini berarti 68,3% keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh variabel bebas (promosi dan kualitas produk). Sedangkan sisanya
31,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci : Keputusan Pembelian, Promosi, Kualitas Produk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, kemampuan
perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam persaingan bisnis. Setiap
perusahaan pada umumnya ingin berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Usaha
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan salah
satunya melalui kegiatan pemasaran, yaitu proses dimana perusahaan menciptakan
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan
dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan. Dalam
melaksanakan pemasaran yang baik, produsen harus mengetahui dahulu apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga produk yang ditawarkan
akan sesuai dengan permintaan konsumen.
Pada dasarnya kebutuhan dan keinginan konsumen selalu mengalami
perubahan bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, maka perusahaan
perlu mengadakan suatu riset pemasaran dalam usahanya untuk mengetahui
produk apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.
Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang
ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product,
promotion and place (marketing mix).
Harga merupakan hal penting, karena setiap harga yang ditetapkan
perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk berbeda.
Hubungan antara harga dengan keputusan pembelian yaitu harga mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian, semakin tinggi harga maka
keputusan pembelian semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah keputusan
pembelian berubah semakin tinggi(Kotler dan Amstrong, 2005). Harga memiliki
pengaruh yang besar terhadap konsumen untuk membeli. Setiap konsumen
membutuhkan lebih banyak bentuk diskon atau potongan harga(Rajput, et.al.
2012).
Selain harga, faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah
promosi. Promosi merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan
dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan
transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkan. Dengan
promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen.
Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran
karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik
terhadap suatu produk bisa berubah pikiran dan menjadi tertarik pada produk
tersebut(Sugiyono, Endar 2004).
Faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu kualitas
produk.Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi
dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli
atau tidak. Menurut Kotler dan Armstrong (2001), produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Kualitas merupakan keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang
kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas
maupun tersamar (Brian,1993).Selain itu, kualitas merupakan suatu proses
perbaikan yang terus menerus, yang dapat diukur baik secara individual,
organisasi, dan tujuan kinerja nasional.
Dalam pengambilan keputusan tentang barang dan jasa mana yang akan di
konsumsi oleh konsumen, maka perilaku konsumen merupakan hal penting yang
sangat menentukan, apalagi untuk perusahaan atau pemasar untuk mengetahui
proses yang dilalui konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli
adalah salah satu kunci sukses barang yang akan dipasarkan. Ini bisa diartikan
bagaimana pemasar berusaha untuk memasuki setiap fase dalam pengambilan
keputusan membeli konsumen sehingga konsumen tertarik terhadap produk yang
ditawarkan perusahaan.Pasar dapat dibedakan menjadi berbagai macam, yaitu
pasar nyata, pasar abstrak, pasar modern, pasar trandisional, dan lain-lain. Ciri-ciri
pasar modern, yaitu barang-barang sudah diberi label harga (barcode) untuk
memudahkan pembeli, tidak ada tawar-menawar dan pelayanan dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.Contohnya hypermart, pasar
swalayan atau mini market.
Menurut Nielsen (2006), bisnis ritel modern dalam toko serba ada seperti
Hypermart telah menjadi pilihan utama sebagai tempat berbelanja bagi konsumen
di Indonesia. Konsumen lebih memilih toko serba ada karena adanya beberapa
pertimbangan dan faktor, seperti keragaman barang yang tersedia, harga rendah,
kemudahan dengan konsep berbelanja di satu tempat (one stop shopping), hingga
kenyamanan.
Pertimbangan-pertimbangan
berkembangnya ritel saat ini.
inilah
yang
menjadi
alasan
Tabel 1.1Ritel Terbesar di Indonesia
1
PT. Matahari Putra
Sebuah perusahaan ritel di Indonesia yang
Prima Tbk
merupakan pemilik dari jaringan supermarket
Hypermartdi lebih dari 50 kota di Indonesia.
2.PT PT. Ramayana
Lestari Sentosa Tbk
Sebuah layanan belanjasatu atap yang membuat
ramayana telah menjadi rantai ritel dominan di
area sasaran.
3.
Carrefour
Sebuah kelompok
supermarket internasional,
berkantor pusat di Perancis.
4.
Hero Pasar Swalayan Merupakan
industri
ritelpasar
swalayan
(supermarket) terbesar di Indonesia.
5.
Indomaret
Merupakan
jaringan
minimarket
yang
menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan
sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200
m2.
6.
Hipermarket
Menambah panjang jaringan ritel matahari di
seluruh Indonesia, menjadikannya salah satu
perusahaan ritel terbesar di Asia Tenggara.
7.
Alfamidi
Merupakan jaringan ritel kelas mini market
pertama yang masuk segmen frozen food seperti
daging segar serta sayuran dan buah segar.
8.
Superindo
Merupakan jaringan ritel Internasional Delhaize
Group, yang berpusat di Belgia.
9.
Alfamart
Perusahaan dagang aneka produk oleh Djoko
Susanto sekeluarga.
10. Circle K Minimart
Convenience store dengan pertumbuhan yang
cepat di Asia,dengan 3500 store di Indonesia
khususnya kota besar.
Sumber:pustakaarief.blogspot/ritel-terbesar-di-indonesia (diakses tanggal 15 Juni 2016)
Hypermart merupakan salah satu peritel terbesar di Indonesia. Perusahaan ini
mulai beroperasi sejak tahun 2004. Hipermarket besar ini dulunya diawali dengan
berdirinya toko kecil bernama Mickey Mouse pada tahun 1958. Pada tahun 1972,
Matahari berhasil menjadi pelopor konsep toko serba ada di Indonesia. Pada tahun
1991, Matahari melakukan ekspansi bisnis pertama yang ditandai dengan
mengoperasikan supermarket Super Bazaar. Dari sini Super Bazaar berubah
menjadi Matahari Supermarket pada tahun 2000.
Pada tahun 2002, Matahari memisahkan bisnis inti menjadi bisnis independen
demi kemajuan perusahaan dengan mengembangkan bisnis perusahaan baru
seperti Matahari Supermarket. Matahari Supermarket yang membidik pasar
menengah ke atas menawarkan konsep One Stop Shopping melalui 63 gerainya
yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan hingga Sulawesi.
Sedangkan konsep Mega M adalah pionir konsep hypermarket pertama di
Indonesia yang gerai pertamanya berdiri di Pluit dan dilanjutkan ke Lippo
Karawaci, Kedung Badak Bogor, Surabaya hingga Batam. Di tahun 2003,
Matahari yang telah menjadi salah satu pemimpin pasar supermarket di Indonesia
memperkenalkan konsep baru yang didirikan dengan nama Market Place. Toko
pertamanya didirikan di WTC Serpong lalu berlanjut ke Metropolis, Kelapa
Gading, Eka Lokasari Bogor hingga ke Pakuwon Surabaya. Ternyata kebutuhan
konsumen Indonesia terhadap adanya supermarket semakin besar.Supermarket
saja tidak cukup, sehingga perlu didirikan hipermarket. Maka pada tahun 2004
Hypermart berdiri dibawah bendera PT. Matahari Putra Prima Tbk yang hadir
sebagai peritel paling bungsu yang mampu bersaing dengan peritel asing
(wikiindonesia.org/wiki/Hypermart-Indonesia diakses 15 Juni 2016).
Tabel 1.2Lokasi Hypermart di Indonesia
Hypermart Cibubur Junction
Hypermart Mall Pejaten Village
Hypermart Jacc Thamrin Plaza
Hypermart Gajah Mada Plaza
Jakarta
Hypermart Kelapa Gading Trade Centre
Hypermart Mall Puri Matahari Daan Mogot
Hypermart Puri Indah
Hypermart Mega Glodok Kemayoran
Hypermart Depok Town Square
Hypermart Supermall Karawaci
Hypermart Cyberpark Karawaci
Tangerang
Hypermart Metropolis Town Square
Hypermart Mall WTC Matahari Serpong
Hypermart Bellanova Country Mall
Bekasi
Hypermart Plaza Pondok Gede, Bekasi
Hypermart Grand Mall Bekasi
Hypermart Mall Lippo City Cikarang
Banten
Hypermart Mayofield Cilegon
Hypermart Mall of Serang
Hypermart Bandung Indah Plaza
Bandung
Hypermart Metro Trade Centre Bandung
Hypermart Miko Mall Bandung
Hypermart Mall Panakukang
Hypermart Mayofield Mall
Hypermart Plaza Pekalongan
Hypermart Solo Square
Hypermart Solo Grand Mall
Hypermart Mall Paragon Semarang
Hypermart Java Mall
Hypermart Supermall Pakuwon Indah Plaza
Jawa dan Bali
Hypermart Royal Plaza Surabaya
Hypermart City Of Tomorrow Surabaya
Hypermart East Coast Surabaya
Hypermart Ciputra World
Hypermart Malang Town Square
Hypermart Plaza Madiun
Hypermart Mall Bali Galeria
Hypermart Mall Kediri Town Square
Sumatera
Hypermart Mall Grand Palladium
Hypermart Sun Plaza
Hypermart Central Plaza Lampung
Hypermart Palembang Indah Mall
Hypermart Bengkulu Indah Mall
Riau
Hypermart Binjai Supermall
Hypermart Mall SKA Pekanbaru
Batam
Hypermart Mega Mall Batam Centre
Hypermart Nagoya Hill Superblock Batam
Jambi
Hypermart WTC Batanghari, Jambi
Hypermart Plaza Mulia Samarinda
Kalimantan
Hypermart Plaza Balikpapan
Hypermart Duta Mall Banjarmasin
Hypermart A. Yani Megamall
Hypermart GTC Mall Makassar
Sulawesi
Hypermart Manado Town Square
Hypermart MTC Manado
Sumber:wikiindonesia.org/wiki/Hypermart-Indonesia (diakses 15 Juni 2016)
Usaha bisnis Hypermart di sektor makanan pada awalnya bukanlah hal yang
mudah. Saat pertama kali memulai bisnisnya, Hypermart mengalami banyak
kerugian karena tidak memiliki pengalaman dan jam terbang dalam bidang
penjualan makanan seperti daging dan buah-buahan segar. Agar tetap eksis,
Hypermart mendatangkan para ahli bidang makanan segar untuk memberi
konsultasi, membuat sistem dan menata bisnisnya. Selain di bidang makanan
Hypermart juga menghadapi banyak saingan dari segi harga, kualitas, dan
promosi terhadap produk lainnya, seperti produk kebutuhan sehari-hari konsumen.
Selain murah, produk yang berkualitas, promosi yang menarik juga sistem
pelayanan yang baik dan ramah dapat menarik minat konsumen. Artinya,
sekarang konsumen sudah mulai efisien dalam waktu dan rasional dalam
pengambilan keputusan untuk membeli.
Dengan motto Low Price and More.... yang artinya harga yang murah dan
masih banyak lagi keuntungan lainnya, Hypermart mengharapkan jumlah
konsumen yang lebih banyak lagi melakukan pembelian di Hypermart. Selain
menyediakan kebutuhan sehari-hari sampai barang elektronika, Hypermart juga
sering melakukan promosi-promosi yang menarik seperti diskon yang diberikan
pada produk yang berkualitas, sehingga Hypermartmenjadi pilihan utama
masyarakat Indonesia sebagai tempat berbelanja(Manurung, 2013).
Berdasarkan data sensus penduduk tahun2015, Indonesia memiliki jumlah
penduduk sebesar 255 juta jiwa, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan
penduduk terbanyak ke-4 di dunia (wikipedia.org/wiki/demografi-indonesia
diakses 15 juni 2016). Sedangkan jumlah penduduk di Kota Batam berdasarkan
data sensus penduduk tahun 2015 memiliki jumlah penduduk sebesar 1 juta jiwa
(wikipedia.org/wiki/Kota-Batam diakses 15 juni 2016).
Dengan banyaknya penduduk di Indonesia khususnya di Kota Batam, maka
peluang untuk berkembangnya usaha bisnis Hypermart semakin besar. Pada tahun
2004, Hypemart mulai masuk di Kota Batam melalui konsep Mega M, yaitu
pionir konsep hypermarket pertama di Indonesia. Cabang Pertamanya di buka
dilokasi Nagoya Hill Superblock Batam dan selanjutnya Hypermart memperbesar
bisnisnya di Kota Batam dengan membuka cabang kedua di Mega Mall Batam.
Sampai saat ini konsumen Hypermartdi Batam sudah semakin banyak.
Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
penulistertarikuntukmelakukanpenelitiandengan judul “Pengaruh Promosi dan
Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian padaHypermart di Batam”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1.
Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada
Hypermart di Batam ?
2.
Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada
Hypermart diBatam ?
3.
Apakah terdapat pengaruh antara promosi dan kualitas produk secara
simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermartdi Batam?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan
masalah
sangatlah
penting,
karena
untuk
menghindari
kesalahpahaman yang menyimpang dari judul. Oleh karena itu, untuk mendukung
hasil yang baik, peneliti perlu membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1.
Data penelitian ini merupakan penilaian dari konsumen di Hypermart Batam
mengenai produk, harga dan promosi.
2.
Penelitian ini hanya membahas mengenai bauran pemasaran (Marketing Mix)
yang meliputi :
a. Produk
: Produk yang ditawarkan, kondisi produk.
b. Promosi
: Tingkat harga yang ditawarkan, potongan harga,
periklanan danpersonal selling.
3.
Keputusan pembelian, yaitu konsumen melakukan pembelian atau tidak di
Hypermart Batam.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian pada
Hypermart di Batam.
2.
Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
pada Hypermart di Batam.
3.
Untuk mengetahui pengaruh bersama-sama bauran pemasaran dalam hal ini
produk dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Hypermartdi Batam.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang
akademi khususnya bidang manajemen, serta sebagai salah satu masukan
dalam strategi pemasaran yang baik.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas informasi serta wawasan
pengetahuan peneliti khususnya dibidang manajemen untuk menganalisa
pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
konsumen.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang
penetapan harga, promosi dan kualitas yang diharapkan konsumen.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan sebagai referensi atau bahan acuan bagi peneliti lain
dalam hal menganalisa promosi dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
2.1.1
Promosi
Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara pengunaannya atau
penyampaiannya dengan menggunakan media, seperti televisi, radio, papan
nama dan lain-lain yang bertujuan untuk menarik minat konsumen terhadap
hasil produksi suatu perusahaan.
2.1.1.1 Pengertian Promosi
 Menurut Stanton (1993), promosi adalah kegiatan memberikan
informasi kepada konsumen, mempengaruhi dan menghimbau
khalayak ramai.
 Menurut Saladin (2003), promosi adalah salah satu unsur dalam
bauran pemasaran perusahaan yang di dayagunakan untuk
memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk konsumen
tentang produk perusahaan.

Menurut Swastha (1991), promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
 Menurut Zimmerer (2002), promosi adalah segala macam bentuk
komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan
pelanggan tentang produk atau jasa dan untuk memengaruhi
mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup
publisitas, penjualan perorangan dan periklanan.
 Menurut Boyd (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk
orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan.
 Menurut Boone dan Kurtz (2002), promosi adalah proses
menginformasikan,
membujuk
dan
mempengaruhi
suatu
keputusan pembelian.
 Menurut Suryana (2001), promosi adalah cara mengkomunikasikan
barang dan jasa yang di tawarkan supaya konsumen mengenal
dan membeli.
 Menurut Kusmono (2001), definisi promosi adalah usaha yang
dilakukan
pasar
untuk
mempengaruhi
pihak
lain
agar
berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran.
 Menurut
Madura
(2001),
promosi
adalah
tindakan
menginformasikan atau mengingatkan tentang spesifikasi produk
atau merek.
2.1.1.2 Jenis-jenis Promosi
Promosi dapat dibagi menjadi :

Potongan Harga
Harga suatu produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian,
sehingga penetapan harga harus tepat. Dari sudut pandang
konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai
dimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
didapatkan dari suatu barang atau jasa. Menurut Asri (1986),
harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan
oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Sedangkan
menurut Swastha (2010), harga adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa dengan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Diskon
adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada
pembeli sebagai penghargaan atas aktifitas tertentu dari pembeli
yang menyenangkan bagi pembeli. Menurut Jerome (1996),
potongan harga adalah pengurangan dari harga tercatat yang
diajukan penjual kepada pembeli, yang apakah tidak melakukan
fungsi pemasaran tertentu atau melakukan sendiri fungsi itu.
 Periklanan
Menurut Kotler (2002), periklanan didefinisikan sebagai bentuk
penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal
oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2005) mengatakan bahwa
iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari
pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu
produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan
rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang
untuk melakukan pembelian. Menurut Wells (1992),periklanan
adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak
sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan
mempengaruhi audience.
 Personal Selling
Menurut Fandy Tjiptono (2008), personal selling adalah
komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga
mereka kemudian akan mencoba membelinya. Sedangkan
menurut Philip Kotler (1993), personal selling adalah potensi
lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon
pembeli untuk tujuan melakukan penjualan. Menurut Spiro and
Weitz (1990), personal selling adalah salah satu sarana
komunikasi yang membawa pesan sesuai dengan kebutuhan dan
keyakinan spesifik dari setiap konsumen.
 Sales Promotion
Menurut Converse (1989), promosi penjualan adalah suatu istilah
yang
dipakai
untuk
menyatakan
aktivitas-aktivitas
yang
melengkapi baik penjualan perorangan maupun advertising dan
membuatnya efektif. Sedangkan menurut Philip Kotler (1987),
definisi
promosi
penjualan
merupakan
kegiatan-kegiatan
pemasaran selain penjualan oleh perorangan, advertensi dan
publisitas yang mendorong konsumen untuk membeli dan
mendorong keberhasilan penjualan. Menurut Nickles(1998),
promosi
penjualan
didefinisikan
sebagaikegiatan-kegiatan
pemasaran selain penjualan perseorangan, periklanan dan
publisitas, yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dari
pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan,
pameran, demonstasi dan sebagainya.
 Publicity
Menurut Lesly (1992), publisitas adalah penyebaran pesan yang
direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media
tertentu
untuk
kepentingan tertentu dari organisasi
dan
perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Sedangkan
menurut Swastha (1999), publisitas adalah sejumlah informasi
tentang sasaran, barang, atau organisasi yang disebarluaskan
kemasyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa
pengawas dari sponsor. Menurut Herbert M. Baus, publisitas
yaitu sebagai pesan yang direncanakan, dieksekusi, dan
didistribusikan
melalui
media
tertentu
untuk
memenuhi
kepentingan publiknya tanpa membayar pada media.
2.1.1.3 Indikator Promosi
Promosi diukur dengan indikator sebagai berikut :

Iklan dimedia, seperti kuantitas penayangan iklan di media
promosi.

Iklan melalui poster, brosur.

Adanya promosi penjualan, misalnya pemberian hadiah, bonus
dan kupon.
2.1.2 Kualitas produk
2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk
yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud
untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh
sekumpulan kegunaan atau fungsinya termasuk di dalamnya daya
tahan, ketergantungan pada produk, kenyamanan, dan wujud luar.
Pengertian kualitas produk menurut beberapa ahli :
 Menurut Kotler (2005), kualitas produk adalah keseluruhan ciri
serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
 Menurut Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa konsumen akan
merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
 Menurut Kotler dan Amstrong (2001),menyatakan bahwa segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
 Menurut Kadir (2001), menyatakan bahwa kualitas adalah suatu
tujuan yang sulit dipahami (elusive goal), sebab harapan dari
konsumen akan selalu berubah.
2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk
Indikator yang mencirikan kualitas produk, yaitu :
 Produk tidak mudah rusak dan memiliki umur ekonomis yang
lama.
 Produk memenuhi standard sistem keamanan pangan.
 Produk memenuhi standard layak uji dalam pemakaian.
 Penampilan produk yang menarik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dibawah ini adalah ringkasan dari hasil penelitian terdahulu :
1.
Ernest W. Wurara (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Influensi Keputusan Pembelian Harian Komentar Berdasarkan Kualitas
Produk. Dengan hasil penelitian sebagian responden menilai kualitas produk
memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian Harian Pagi
Komentar dengan variabel-variabel kualitas produk yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian secara parsial yaitu performance,reliability,
serviceability, estetika, kualitas yang dipersepsikan.
2.
Peneliti lain, Lia Natalia (2009), dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermart
Bekasi. Dengan hasil penelitian variabel lokasi, kelengkapan produk,
kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi
berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja.
3.
Peneliti lain, Yuniarti Herwinarni (2008), dengan judul penelitian Pengaruh
Harga, Pelayanan dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Merk Beijing diwilayah Kota Tegal. Dengan hasil penelitian variabel
harga, pelayanan dan promosi berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian konsumen.
4.
Peneliti lain, Praba Sulistyawati (2009), dengan judul penelitian Analisis
Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Laptop Merek Acer di Kota Semarang. Dengan hasil penelitian, citra merek
dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
5.
Peneliti lainnya Herry Widagdo, dengan judul penelitian Analisis Pengaruh
Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli
Komputer pada PT. XYZ Palembang. Dengan hasil penelitian, variabel
kualitas layanan dan promosi berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan konsumen membeli komputer.
6.
Peneliti lainnya Ety Dwisusanti (2006), dengan judul penelitian Analisis
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pelanggan Tetap
Menginap di Hotel Garden Palace Surabaya. Dengan hasil penelitian harga,
fasilitas, dan pelayanan mempunyai hubungan yang nyata dengan keputusan
konsumen tetap untuk menginap di hotel garden palace.
7.
Peneliti lainnya Muryani (2001), dengan judul penelitian Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air
Minum Mineral di Kotamadya Surabaya. Dengan hasil penelitian faktor
pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi berpengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam pembelian.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan dari variabel independen,
dalam hal ini adalah promosi (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap variabel
dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen di
Hypermart Batam.
Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Promosi (X1)
KualitasProduk (X2)
KeputusanPembelian (Y)
Uji Validitas &Uji
Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Regresi Linier Berganda
Uji T
Uji F
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji, dan sering digunakan sebagai dasar keputusan
atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif.
Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat
dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang
diuji.
Variabel :
X1 = Promosi
X2 = Kualitas Produk
Y = Keputusan Pembelian
Hipotesis 1
Apakah
promosi
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian pada Hypermart di Batam ?

H1
= Ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.

H1
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
Hipotesis 2
Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Hypermartdi Batam ?

H2
= Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.

H2
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
Hipotesis 3
Apakah terdapat pengaruh antara promosi dan kualitas
produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Hypermart di Batam ?

H3
= Ada pengaruh yang signifikan antara promosi dan kualitas
produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Hypermart di Batam.

H3
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara promosi dan kualitas
produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Hypermart di Batam.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini, banyak
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya, demikian juga pemahaman akan
kesimpulan penelitian ini dilengkapi dengan tabel (Arikunto, 2006).
Tujuan penelitian ini adalah penelitian terapan dengan tujuan
menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis (Sugiyono,1999).
Metode yang digunakan adalah metode survei yaitu penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 1999).
Tingkat eksplanasi penelitian ini adalah penelitian asosiatif atau
hubungan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih (Sugiyono, 1999).
Cross sectional adalah dimensi waktu penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu dengan melibatkan satu waktu tertentu dengan
banyak sampel (Jogiyanto, 2004). Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal
01 Juni 2016 sampai dengan 31 July 2016 dengan unit of analysis adalah
individual (para konsumen Hypermart di Batam). Tempat penelitian yaitu
Hypermart Nagoya Hill Batam dan Hypermart Megamall Batam.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Bulan
No
Kegiatan
Juni
1
1
Penelitian Pendahuluan
2
Penulisan Isi Penelitian
3
Pengumpulan Data
4
2
3
Juli
4
1
2
3
4
Pengolahan dan
Analisis Data
Jenis data dan analisis pada penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan/scoring
(Sugiyono, 1999). Skala penggukuran yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah skala likert jenjang
lima.
Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih
dahulu, apakah data tersebut dapat dipertanggung-jawabkan atau tidak dan
untuk mengetahui hasil pengukurannya dapat dipercaya atau tidak.
Selanjutnya
data
akan
dianalisis
untuk
menguji
hipotesis
dengan
menggunakan metode analisis regresi berganda, sehingga dapat diketahui
apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan
itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak. Langkah terakhir adalah
jawaban terhadap rumusan masalah yang dituangkan dalam kesimpulan.
3.2 Populasi Dan Sampel
3.2.1
Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok obyek yang
karakteristiknya hendak diuji (Djarwanto dan Pangestu, 1996). Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2007). Dalam
penelitian ini yang dimaksud populasi adalah semua pelanggan Hypermart di
Batam dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka digunakan teknik
penentuan sampel untuk populasi tidak terhingga (Widiyanto, 2008).
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan dari populasi (Djarwanto
dan Pangestu, 1996). Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu (Sugiono,2007). Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara accidental sampling yang
merupakan bagian dari teknik non-probability sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2008). Penarikan sampel yang digunakan adalah menggunakan
teknik convenience sampling. Pada teknik ini, peneliti hanya sekedar
menghentikan seseorang yang sedang berada di area Hypermart Nagoya Hill
Batam dan Hypermart Megamall Batam lalu meminta izin orang tersebut
untuk menjadi responden peneliti (Ferdinand, 2006).
Sedangkan cara pengambilan data adalah dengan memberikan
kuesioner kepada responden pada saat dilaksanakan penelitian, berada pada
lokasi penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah semua pelanggan Hypermart di
Batam dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka digunakan teknik
penentuan sampel untuk populasi tidak terhingga sebagai berikut (Widiyanto,
2008):
n=
Z²
4(moe)²
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z = tingkat keyakinan
moe = Margin of Error
Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z = 1,96 dan tingkat
kesalahan maksimal sampel yang masih bisa ditoleransi atau moe sebesar
10%, maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut:
n=
1,96²
4(0,1)²
n = 3,8416
0,04
n = 96,04
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang
baik dari populasi minimal sebesar 96,04 orang. Namun untuk mempermudah
perhitungan dan karena adanya unsur pembulatan, maka jumlah sampel yang
digunakan adalah berjumlah 100 responden. Karena di Batam Hypermart
terdapat di dua lokasi, maka pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner
dilakukan dengan proporsi 50% : 50%.
3.3 Data Penelitian
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah segala keterangan atau informasi mengenai hal
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, tempat dimana data yang
diperlukan dalam penelitian ini diperoleh. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah menggunakan data primer. Yang dimaksud sumber data
primer dalam penelitian ini adalah responden.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tanggapan
responden yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang promosi, kualitas
produk dan keputusan pembelian yang disebar kepada sampel yang telah
ditentukan sebelumnya yaitu konsumen Hypermart di Batam.
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu:
 Data Kualitatif
Data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar seperti
literature, serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
 Data Kuantitatif
Data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dibuat menjadi
angka (scoring).
Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
 Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumber
pertama yang dikumpulkan secara khusus melalui wawancara, hasil
pengisian kuesioner, serta observasi yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti (Umar, 2000).
 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak
lain (Umar, 2000). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari informasi-informasi atau hasil penelitian yang
disediakan oleh unit atau lembaga-lembaga yang ada, buku referensi,
media massa, internet, dan lainnya yang menunjang dengan masalah
yang diteliti. Selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap data yang
telah dikumpulkan sehingga data yang ada akan saling melengkapi.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :
 Kuesioner
Kuesioner dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data yang
berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang telah disusun secara
sistematik kepada responden untuk diisi (Sugiyono, 2008). Kuesioner
dibuat dengan menggunakan pertanyaan terbuka, yaitu terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan untuk menjelaskan identitas responden dan
pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk
memilih salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan.
Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan
dalam bentuk skala untuk mengukur sikap responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Likert Scala 1-5 digunakan
dalam penelitian ini yang terbagi menjadi :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-ragu/Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini membutuhkan waktu
kurang lebih 1 bulan, dilakukan antara bulan Juni 2016 hingga July
2016 pada Hypermart Nagoya Hill Batam dan Hypermart Mega Mall
Batam.
 Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang bersifat non verbal,
dimana digunakan indra visual, pendengaran, rabaan dan penciuman.
Observasi dalam penelitian ini, peneliti mengamati, memahami,
mencatat sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan di Hypermart
Batam dengan mengadakan tinjauan langsung dilapangan.
 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan membaca literatur, referensi,
dokumen-dokumen maupun sumber tertulis lain yang berkaitan
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun nara sumber atau sumber data. Dalam metode wawancara ini,
peneliti mengajukan pertanyaan terhadap orang-orang yang dianggap
tahu tentang hal yang diteliti.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yaitu :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas sering disebut dengan istilah variabel Independen
(Independent Variable). Menurut Sugiyono (1999), variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Dalam penelitian ini ada
2 variabel bebas yang diteliti pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Hypermart di Batam, yaitu promosi (X1) dan kualitas
produk (X2).
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat sering disebut dengan istilah variabel dependen
(Dependent Variable). Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen
(Sugiyono, 1999). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian konsumen untuk membeli barang di Hypermart
Batam.
3.5 Metode Analisis Data
Pada penelitian ini penulis menganalisa data menggunakan metode
kuantitatif. Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan
angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik untuk menguji
kebenaran hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya. Dengan alat
bantu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21. Sedangkan
model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel
terikat dengan variabel bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi dan
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2006). Tahaptahap yang dilakukan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Menurut Priyatno (2010), “validitas adalah teknik untuk mengukur
sejauh mana ketepatan dan kecermatan terhadap apa yang akan di ukur”. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatukuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesionermampu
untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali 2013).Uji validitas ini akan dilakukan dengan penggunaan
program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item pada
kuesioner sudah sah atau layak dalam mengukur apa yang ingin diukur
(Ghozali, 2006). Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik
Corrected Item – Total Correlation, dengan kriteria penilaian uji validitas
sebagai berikut (Ghozali, 2009) :
1.
Apabila nilai korelasi rhitung lebih besar dari 0,196 maka pertanyaan
yang dibuat dikategorikan valid.
2.
Apabila nilai korelasi rhitung lebih kecil dari 0,196 maka pertanyaan
yang dibuat dikategorikan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Menurut
Priyatno
(2010),
uji
reliabilitas
digunakan
untuk
mengetahui sejauh mana konsistensi alat ukur tersebut, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang.
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakanindikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jikajawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2013).Uji reliabilitas ini akan
dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for
Social Sciences) versi 21.Nilai reliabilitas variabel dapat menggunakan
metode Cronbach’s Alpha.
c. Uji Asumsi Klasik
Sebuah model regresi bisa dipergunakan untuk melakukan prediksi
jika terlebih dahulu menguji sejumlah asumsi, yang disebut uji asumsi
klasik (Santoso, 2010). Berikut ini beberapa uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2013). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histrogram dari residualnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menguji
normalitas data dalam penelitian ini yaitu :
i. Uji Kolmogrov Smirnov, pedoman yang digunakan dalam
pengambilan keputusan dalam uji ini adalah :
Jika nilai signifikasi <0.05 maka distribusi data tidak
o
normal
Jika nilai signifikasi > 0.05 maka distribusi data normal
o
ii. Histrogam adalah pengujian dengan menggunakan ketentuan
bahwa data normal berupa bentuk lonceng (Bell shaped). Data
yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal.
Data
yang
dikatakan
normal
apabila
kurva
berbentuk
kemiringan yang cenderung imbang, baik disisi kanan maupun
sisi kiri.
iii. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan
adalah :
o Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
o Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013),uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya kolerasi antar
variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Ada tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF), kedua ukur ini menunjukkan setiap
variabel
independen
independen lainnya.
manakah
yang
dijelaskan
Tolerance mengukur
oleh
variabel
variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance> 0.10
atau sama dengan dengan nilai VIF < 10.

Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013),uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengujian
dengan Scatter Plot. Menurut Ghozali (2013), dasar analisis adalah
sebagai berikut :
o Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang,melebar kemudian meyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
o Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
d. Analisis Regresi Berganda
Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi
berganda. Dimana dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independen,
yaitu promosi dankualitas produk serta 1 variabel dependen, yaitu
keputusan pembelian yang mempunyai hubungan saling mempengaruhi
antara ketiga variabel tersebut.
Analisis regresi berganda ini dengan menggunakan SPSS, dengan
persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y= a+b1X1+b2X2
Keterangan :
Y : Keputusan pembelian
a : Konstanta
b1 : Koefisiensi regresi Promosi
b2 : Koefisiensi regresi Kualitas produk
X1 : Variabel independen (Promosi)
X2 : Variabel independen (Kualitas Produk)
3.6 Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menurut Ghozali (2013), pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0
≤R2≤1). Apabila R2 = 0 maka menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar
mendekati
1,
menunjukkan
semakin
kuatnya
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen, dan apabila R2 semakin kecil
mendekati 0, maka semakin kecilnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
b. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)
Menurut Ghozali (2013), uji statistik T pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara
individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji T
digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen, sehingga akan diketahui dimensi promosi dan
kualitas produk Hypermart yang mempunyai pengaruh paling besar
terhadap keputusan pembelian konsumen.
Uji T ini dilakukan denganmelihatsignifikansi dengan kriteria sebagai
berikut :

Jikatingkatsignifikansi> 0.05 makaHoditerima

Jikatingkatsignifikansi< 0.05 maka Ha diterima
c. Uji Simultan (Uji-F)
Menurut Ghozali (2013), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (terikat). Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel
bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat (Y).
Uji F ini dilakukan denganmelihatsignifikansi dengan kriteria sebagai
berikut :

Jikatingkatsignifikansi> 0.05 makaHoditerima

Jikatingkatsignifikansi< 0.05 maka Ha diterima
Download