ANALISIS PERILAKU ASERTIF ANAK JALANAN DI

advertisement
ANALISIS PERILAKU ASERTIF ANAK JALANAN DI KOTA KENDARI
(Studi Analsis Pada Pengamen Jalanan Disekitar Teluk Kendari Kelurahan
Tipulu Kecamatan Kendari Barat)
*Maya Masyta Muchtar**La Ode Jumaidin***Asrul Jaya
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS HALU OLEO, 0823-4517-9445
[email protected]
ABSTRACT
The problem in this research is how the Street Children Around Kendari
Bay Village Tipulu By Assertive Behavior In Everyday Life day. The purpose of this
study to Determine the assertive behavior of street children in Kendari Bay Village
Neighborhood Tipulu in everyday life initeori research used is attribution theory is
the work of Fritz Heider.
Subjects in this study were all street children in the city of Kendari mainly
Around Kendari Bay, Village Tipulu, Kendari District of West. Mechanical
determination of informants in this study was done by using purposive sampling
choose deliberately taking into account that the informant is concerned to know
and understand the true heart of the matter. With the number of informants 4
people. Data were collected using qualitative analysis.
The results Showed that assertive behavior in street Buskers around the bay
kendari, Village Tipulu, Kendari District of the West is very diverse in the which
they behave assertively in all places and at all the people who were in the vicinity.
Because of assertive behavior can be used as an approach to, and can survive in
an environment that does not cause excessive anxiety in the community, Because
they are Often seen as an aggressive individual. Assertiveness of singers influenced
by internal factors and external factors. Internal factors of this stems from the
attitude shown by one person to singers will trigger emotions based on their
knowledge of the singers are motivated street Ultimately Buskers to be. Internal
factors can not be separated from external factors such as the situation in the
surrounding areas and the experience of the singers. From that singers can
Determine Whether he will be assertive or not.
Keywords: assertive behavior, asertifitas, street children, street, attitude, and
motivation.
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Anak Jalanan Di
Sekitar Teluk Kendari Kelurahan Tipulu Berperilaku Secara Asertif Dalam
Kehidupan Sehari-harinya. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui perilaku
asertif anak jalanan di Sekitar Teluk Kendari Kelurahan Tipulu dalam kehidupan
sehari-hari.Dalam penelitian initeori yang digunakan adalah TEORI ATRIBUSI
yang merupakan karya dari Fritz Heider.
Subyek dalam penelitian ini adalah semua anak jalanan yang ada dikota
Kendari terutama di Sekitar Teluk Kendari, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari
Barat. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu memilih secara sengaja dengan mempertimbangkan
bahwa informan yang bersangkutan mengetahui dan memahami betul inti
permasalahan. Dengan jumlah informan sebanyak 4 orang. Data yang dikumpulkan
dengan menggunakan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku asertif pada pengamen jalanan
disekitar teluk kendari, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat sangat
beragam dimana Mereka berperilaku asertif di semua tempat dan pada semua orang
yang berada di sekitarnya. Karena perilaku asertif bisa dijadikan sebagai upaya
pendekatan, dan bisa bertahan di suatu lingkungan agar tidak menimbulkan
keresahan yang berlebih pada masyarakat, karena mereka sering dipandang sebagai
individu yang agresif. Sikap asertif dari pengamen dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal ini bermula dari sikap yang ditunjukkan oleh
seseorang kepada pengamen akan memicu emosi berdasarkan pengetahuan si
pengamen yang akhirnya memotivasi pengamen jalanan untuk bersikap. Faktor
internal ini tidak lepas dari faktor eksternal berupa situasi yang ada di sekitarnya
dan pengalaman dari pengamen. Dari situ pengamen dapat menentukan apakah
dirinya akan bersikap asertif atau tidak.
Kata Kunci: perilaku asertif, asertifitas, anak jalanan, pengamen, sikap, dan
motivasi.
PENDAHULUAN
Anak jalanan di Kota Kendari tepatnya di Sekitar Teluk Kendari Kelurahan
Tipulu kecamatan Kendari
Barat, tampaknya
telah menjadi
fenomena
keseharian.Terutama pada malam hari, dimana mereka berkeliling di jalanan sambil
mengamen ataupun mengemis. Hal itu membuat banyak orang merasa terganggu
atau tidak nyaman saat berada di sekitar daerah tersebut. Para pengamen memilih
lingkungan hidup di jalanan terkadang bukan hanya faktor kondisi kesulitan
ekonomi, namun juga karena mereka menikmati kondisi lingkungan di jalanan.
Pengamen jalanan yang tidak selalu mempunyai tempat tinggal, anak-anak yang
stress dengan kondisi keluarga dan lingkungan rumahnya, terkadang merasa lebih
nyaman memilih di jalanan sebagai lingkungan hidupnya. anak jalanan melakukan
banyak aktifitas seperti mengamen, mengemis, semir sepatu, dan lain-lain.
Bermacam-macam faktor yang mendukung alasan mereka untuk terjun ke
jalanan demi mencari nafkah diantaranya urbanisasi, pengaruh dari teman, dan
lainnya. Disisi lain faktor sosial ternyata juga mampu menjelaskan fenomena anak
jalanan yang menjadi pekerja anak. Penyebab anak turun ke jalan dapat dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu menopang kehidupan ekonomi keluarganya, mencari
kompensasi dari kurangnya perhatian keluarga, dan sekedar mencari uang
tambahan.Dalam kegiatan mencari penghasilannya mereka sering di temui
ditempat-tempat umum misalnya warung makan, terminal, jalan raya, pasar, dan
sebagainya. Anak-anak jalanan menjadikan tempat mangkalnya sebagai tempat
untuk berteduh sekaligus mencari sumber kehidupan, meskipun masih ada yang
tinggal dengan keluarganya.
Pengamen jalanan selalu dipandang negatif oleh kebanyakan orang karena
perilaku mereka yang terbilang agresif. Namun menjadi pengamen jalanan tidak
harus mendapatkan pandangan negatif mengenai perilaku mereka dari setiap
orang.Lalu bagaimana dengan perilaku asertif mereka?
Hubungan dari perilaku asertif dengan anak jalanan dapat dilihat dari
aktifitas dan tingkah laku mereka setiap hari. Pada umumnya orang yang asertif
mampu mengenal dirinya sendiri dengan baik, sehingga mampu menentukan
pilihan keinginan dan tujuan hidupnya tanpa harus mempengaruhi orang lain.
Sedangkan orang yang agresif selalu tidak puas akan apa yang mereka peroleh dan
akhirnya sering merasa tidak puas terhadap diri sendiri. Orang-orang agresif sering
memandang orang lain tidak semampu dirinya, sehingga kegagalan yang terjadi
sering dianggap lebih disebabkan orang lain.
Asertifitas masyarakat di Kota Kendari saat ini pada umumnya dan anak
jalanan khususnya berada dalam kondisi memprihatinkan. Salah satu tanda dari
penurunan tingkat asertifitas mereka dapat dilihat dari cara mereka menyampaikan
pendapat, pikiran atau perasaan mereka dengan cara yang tidak tepat, serta tidak
menghormati orang lain bahkan yang lebih tua darinya. Sedangkan asertifitas
merupakan peilaku yang mengarah pada tujuannya yaitu jujur, terbuka, dan
langsung tetapi tetap menghargai orang lain.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangann.Selama tahun
2015 jumlah anak jalanan khususnya yang berada di Sekitar Teluk Kendari
Kelurahan Tipulu ini terbilang meningkat yang sebelumnya berjumlah 13 orang
kemudian pada tahun berikutnya menjadi 19 orang. Mereka juga dikenal dengan
perilaku
mereka
yang
agresif
(berkelahi,
mengata-ngatai,
mengancam,
menganiaya, dan berbagai perilaku yang mengintimidasi). Mereka cenderung
bersikap tidak sopan pada orang-orang di sekitarnya. Para anak jalanan ini juga
selalu mengamen dengan cara berkelompok yaitu 3-7 orang.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Atribusi
Berdasarkan permasalan dalam penelitian yang mengenai perilaku asertif
pada anak jalanan, maka teori yang tepat untuk digunakan adalah TEORI
ATRIBUSI. Teori ini mencoba untuk melukiskan dan menerangkan tentang proses
mental dan komunikasi yang meliputi penjelasan sehari-hari. Kebanyakan
penjelasan khusus mengenai peristiwa-peristiwa individual dan sosial. Meskipun
atribusi-atribusi dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari.Kebanyakan teori –teori
atribusi timbul dalam – dan biasanya diteliti dari bidang psikologi (Heider, 1958).
Teori atribusi berkaitan dengan bagaimana individu menginterpretasikan
peristiwa-peristiwa dan bagaimana ini berkaitan dengan pemikiran mereka dan
perilaku. Teori Atribusi mengasumsikan bahwa orang mencoba untuk menentukan
mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan. Seseorang berusaha untuk
memahami mengapa orang lain melakukan sesuatu yang mungkin satu atau lebih
atribut menyebabkan perilaku itu. Menurut Heider seseorang dapat membuat dua
atribusi 1) atribusi internal, kesimpulan bahwa seseorang berperilaku dalam cara
tertentu karena sesuatu tentang orang, seperti sikap, karakter atau kepribadian,
pengetahuan dan pengalaman. 2) atribusi eksternal, kesimpulan bahwa seseorang
berperilaku dengan cara tertentu karena sesuatu tentang situasi dia masuk setra
pengalaman yang sudah mereka dapatkan.(Harvey & Lelah, 1985)
Atribusi kami juga secara signifikan didorong oleh drive kita emosional dan
motivasional (Lewis dan Daltroy, 1990). Kita misalnya dapat melihat proses-proses
atribusi yang berlangsung.dan menggambarkan bahwa setiap peristiwa atau
perilaku komunikasi dapat dipandang sebagai sebuah efek yang menimbulkan
beberapa alasan atau sebab, dan sebab atau alasan itu kita hubungkan yang mungkin
mempengaruhi makna mengenai tindakan itu dan bagaimana barangkali kita
meresponnya.(Suciati : 2015).
Orang yang paling sering dihubungkan sebagai pencipta teori ini adalah
Fritz Heider (1958). Pada karya awalnya, Heider mencerminkan kekuatan empiris
logis tentang teori-teori atribusi dengan membuat pernyataan global yang relatif
mengenai apa yang dilakukan orang. Secara khusus ia berpendapat bahwa orang
bertindak seperti ilmuwan-ilmuwan naïf sebagaimana mereka berusaha untuk dapat
dimengerti dengan cara yang relative sistematik tentang dunia-dunia sosial mereka
yang lebih luas. Teori atribusi (Fritz Heider) bermula dengan gagasan bahwa setiap
indovidu mencoba untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain dengan
mengamati bagaimana sesungguhnya setiap individu berlaku. Teori atribusi
kemudian berhubungan dengan cara kita menyimpulkan hal yang menyebabkan
perilaku tersebut.(Littlejohn : 2009).
Kerangka Pikir
Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena
kepribadian merupakan latar belakang dari perilaku dalam diri seorang individu.
Seperti yang telah di jelaskan, perilaku asertif merupakan perilaku sesorang dalam
mempertahankan hak pribadi serta mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan
keyakinan secara langsung dan jujur dengan cara yang tepat. Sehingga siapapun
yang mendengar pendapat atau persepsi mereka akan tetap menerimanya tanpa
harus tersinggung.
Persperktif
sosiologi
melihat
kesejahteraan
anak
dalam
bentuk
perkembangan fisik dan kepribadian yang ditandai pola perilaku anak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku didalam masyarakat.Pada umumnya mereka
anak-anak yang hidup dijalanan, hanya bisa memperoleh penghasilan dari hasil
mengemis, mengamen,, menjadi tukang parkir, pemuling, dan lain-lain. Tidak
jarang anak jalanan mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari anak
jalanan lainnya yang berusia jauh diatasnya.
Sesuai dengan teori atribusi diatas yang menjelaskan tentang bagaimana seseorang
mampu menginterpretasikan dan memahami apa yang ada dibalik perilaku-perilaku
kita dan orang lain. Alasannya adalah karena masyarakat sering dibuat tidak
nyaman dengan kehadiran anak jalanan. Sedangkan para anak jalanan juga senang
jika mereka bisa menjadi pusat perhatian atas perilaku mereka. Asumsi dasar dari
teori atribusi ini adalah bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa orang
melakukan apa yang mereka lakukan. Menurut Heider, seseorang dapat membuat
dua atribusi. Pertama, atribusi internal, kesimpulan bahwa seseorang berperilaku
dalam cara tertentu karena sesuatu tentang orang lain, seperti sikap pengetahuan
dan pengalaman. Kedua, atribusi eksternal, kesimpulan bahwa seseorang
berperilaku dengan cara tertentu karena sesuatu tentang situasi saat dia masuk dan
pengalaman yang didapatkan di lingkup tersebut. Dari asumsi tersebut, kita bisa
melihat bagaimana anak jalanan berperilaku dalam kehidupan sehari-harinya.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tepatnya
di Sekitar Teluk Kendari, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat. Lokasi
yang dipilih merupakan lokasi dimana terdapat banyak anak jalanan yang
berkeliaran terutama pada malam hari.
Subyek dan Informan Penelitian
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah semua anak jalanan yang ada dikota
Kendari terutama di Sekitar Teluk Kendari, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari
Barat.
Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dapat mewakili
subyek, yang memenuhi kriteria yang dapat memberikan keterangan terhadap
permasalahan yang diteliti. Informan penelitian ini berjumlah 4 orang dari anak
jalanan.
Teknik Penentuan Informan
Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, artinya
informan ditentukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu yang
dianggap sesuai untuk memperoleh data yang berkaitan dengan perilaku asertif
anak jalanan. Jadi informan yang mewakili secara proposional berdasarkan jumlah
anak jalanan.
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh berdasarkan bahan informasi atau
temuan dari obyek yang diteliti
2. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang telah
tersedia dalam bentuk angka atau jumlah.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer adalah data yang bersumber dari lapangan atau data yang diperoleh
secara langsung melalui observasi serta wawancara dari informan dan
dokumentasi terhadap obyek penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu
dengan cara menganalisis literatur-literatur berupa buku-buku, artikel, internet,
dan jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observastion) yaitu melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian dilapangan untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan dapat
mendeskripsikan suatu gambaran hasil penelitian secara nyata sesuai dengan
kenyataan yang ada dilapangan
2. Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya dengan memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, dengan tanya
jawab langsung atau tatap muka dengan informan menggunakan pedoman
wawancara
3. Studi pustaka (Library Study) yaitu cara memperoleh data dengan mempelajari
literatur laporan dan bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan judul
penelitian.
4. Dokumentasi, yaitu cara memperoleh data langsung dari tempat penelitian
meliputi laporan kegiatan, peraturan-peraturan, foto-foto, dan film yang
dibutuhkan peneliti menggunakan gambar dengan maksud agar data yang
dikumpulkan lebih akurat
Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan
menggunakan bentuk Anaisis kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan hasil
penelitian berdasarkan temuan dilapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan
kesimpulan. Data secara kualitatif ini diuraikan dengan menggunakan kalimat
secara logis dan kemudian merelevansikannya dengan teori yang mendukung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perilaku asertif dalam suatu interaksi, digunakan sebagai upaya komunikasi
oleh seseorang untuk memperoleh maksud baik agar orang lain tidak merasa
tersinggung atau terganggu dengan perkataan kita. Perilaku sendiri dapat
dipengaruhi oleh sikap, emosi, atau persuasi seseorang. Pengamen jalanan sendiri
umumnya berasal dari keluarga yang berekonomi lemah yang tumbuh dan
berkembang di latar kehidupan jalanan yang akrab dengan penganiayaan dan
hilangnya kasih sayang sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku
negatif.
Perilaku asertif pada pengamen sendiri sangat jarang di temukan. Mereka
berperilaku seperti itu hanya di jika orang lain juga berperilaku sama pada darinya.
Untuk memahami hal tersebut diperlukan sebuah kerangka teori yang mendalam.
Teori yang digunakan yaitu Teori Atribusi dari Fritz Heider (1958). Ada dua faktor
penting yang dibahas dalam teori atribusi yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal sendiri terbagi empat yaitu sikap, pengetahuan, emosional dan
motivasi. Sedangkan faktor eksternalnya sendiri terdari dari situasi dan
pengalaman.
1) Faktor Internal
a. Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang
lebih
bersifat
permanen
mengenal
asper-aspek
tertentu
dalam
lingkungannya. Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan, perasaanperasaan, dan kecenderungan untuk bertindak.
b. Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran
seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan
lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi,
keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran.
c. Emosional adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang
menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya
mengandung kemungkinan untuk meletus. Emosi terbagi dua yaitu, emosi
positif: suka, senang, bersemangat, dan emosi negative: marah, takut,
kecewa, cemas.
d. Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Faktor Eksternal
a. Situasi adalah suatu kondisi tertentu dimana berlangsung hubungan antara
individu yang satu dengan yang lain atau terjadi saling berhubungan antar
dua individu atau lebih, hubungan yang terjadi antara individu tersebut tidak
terlepas dari rangsangan-rangsangan sosial dan lingkungan.
b. Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun
non-formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
Kaitan Perilaku Asertif pada Pengamen Jalanan di Sekitar Teluk Kendari
Kelurahan Tipulu Kecamatan Kendari Barat dengan Teori Atribusi yaitu, bahwa
teori atribusi yang publikasikan Frizt Heider yaitu Faktor Internal: Sikap,
Pengetahuan, Emosional, Motivasi, dan Faktor Eksternal: Situasi dan Pengalaman.
Dimana dari Faktor Internal indikator pertama yaitu Sikap. Sikap dalam berperilaku
asertif yang dilakukan anak jalanan ditentukan dari cara orang lain bersikap pada
mereka. Mereka tidak akan bertindak kasar jika orang lain bersikap baik
terhadapnya. Maka dari itu, perilaku asertif pada pengamen ini tidak selalu melekat
pada diri mereka.
Mereka cenderung tidak menyadari perilaku mereka walaupun kadangkadang mereka bertindak agresif tapi mereka mampu mengontrol diri mereka
sejauh mana mereka akan bertindak. Pengetahuan pengamen jalanan akan
kesadaran dalam berperilaku asertif bisa dilihat dari ketakutan mereka pada
masyarakat. Mereka menyadari bahwa jika mereka bertindak gegabah, mereka
akan di larang untuk mengamen ataupun berkeliaran di sekitar lingkungan
tersebut.
Hal ini juga berpengaruh pada bagaimana para pengamen mengendalikan
emosinya. Emosi yang dimaksudkan adalah emosi negatif yakni rasa marah dari
orang yang memberikan penolakan pada mereka dengan kasar atau penuh
makian. Karena mereka sendiri merasa bahwa mereka tidak pantas untuk
mendapat perlakuan kasar dari apa yang mereka kerjakan selama itu tidak
merugikan orang lain. Hal tersebut yang memotivasi mereka untuk membalas
perlakuan orang lain yang kasar dengan cata tertentu, misalnya dengan kembali
memaki orang tersebut, sampai memukul benda-benda yang ada disekitarnya.
Tapi hal pertama yang memotivasi merekamenjadi pengamen adalah untuk
memperoleh kebebasan, bentuk perilaku menyimpangnya berupa minumminuman keras dan obat-obatan yang digunakan secara bersama-sama, faktor
keluarga, faktor ekonomi, faktor teman dan faktor lingkungan.
Dari faktor eksternal, Situasi yang dimaksudkan adalah ketika mereka
berada di tempat mengamen para anak jalanan terlebih dahulu melihat apakah ada
anak jalanan lain yang sedang mengamen ataupun mengemis. Tapi terkadang anak
jalanan yang bekerja sebagai pengemis tidak memperdulikan pengamen yang ada
disekitarnya, karena menurut mereka profesi mereka berbeda.
Sedangkan Pengalaman yang didapatkan para anak jalanan selama hidup di
jalanan sangat beragam. Mulai dari saling kejar karena salah mengambil daerah
kekuasaan pengamen lain. Merasakan bagaimana makanan sisa orang lain. Sampai
mendapat respon yang kurang baik dari orang sekitarnya. Walaupun begitu mereka
ingin menjalani rutinitasnya sebagai anak jalanan karena faktor kebebasan yang
sudah melekat pada diri mereka. Dari sana mereka menjadi tahu bagaimana mereka
harus merespon dan orang lain, menghargai orang lain dengan mengamen sesuai
pembagian wilayah masing-masing.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai
“Perilaku Asertif Pengamen Disekitar Teluk Kendari, Kelurahan Tipulu”. Perilaku
asertif sebagai perilaku antar pribadi yang bersifat jujur dan terus terang dalam
mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan mempertimbangkan pikiran dan
kesejahteraan orang lain. Karena melihat perilaku anak jalanan yang dikenal agresif
membuat peneliti ingin mengetahui sejauh mana pegamen berperilaku asertif dalam
kehidupan sehari-hariannya.
Mereka berperilaku asertif di semua tempat dan pada semua orang yang
berada di sekitarnya. Karena perilaku asertif bisa dijadikan sebagai upaya
pendekatan, dan bisa bertahan di suatu lingkungan agar tidak menimbulkan
keresahan yang berlebih pada masyarakat, karena mereka sering dipandang sebagai
individu yang agresif. Sikap asertif dari pengamen dipengaruhu oleh faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal ini bermula dari sikap yang ditunjukkan oleh seseorang
kepada pengamen akan memicu emosi berdasarkan pengetahuan si pengamen yang
akhirnya memotivasi pengamen jalanan untuk bersikap. Faktor internal ini tidak
lepas dari faktor eksternal berupa situasi yang ada di sekitarnya dan pengalaman
dari pengamen. Dari situ pengamen dapat menentukan apakah dirinya akan
bersikap asertif atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, Badjuri. 2008. Modul 1: Pelatihan Pelatih Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Rumah Singgah, Jakarta: Depsos bekerjasama dengan Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia.
--------. 2008. Modul 2: Pelatihan Pelatih Pendampingan Orang Tua Anak
Jalanan, Jakarta: Depsos bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan
Anak Indonesia.
--------. 2010. Pelatihan Pelatih Monitoring dan Evaluasi Pemberdayaan Anak
Jalanan dan Orang Tua, Jakarta: Depsos bekerjasama dengan Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia.
Gosita,Arif. 1989. Masalah Perlindungan Anak. Jakarta : Akademia Pressindo ed.1.
Hariadi, Sri S. dan Bagong Suyanto. 1999. Anak Jalanan Di Jawa Timur : Masalah
dan Upaya Penanganannya. Surabaya : Airlangga University Press.
Heider, F. (1958).Psikologi Hubungan Interpersonal. New York: Wiley.
Harvey, J.H. & Lelah, G. (1985). Atribusi: Isu Dasar dan Aplikasi, Academic Press,
San Diego.
Jones, EE, DE Kannouse, HH Kelley, RE Nisbett, S. Valins, dan B. Weiner, Eds.
(1972). Atribusi: Pasrah Penyebab Perilaku. Morristown, NJ: Umum Tekan
Belajar.
Liliweri, A. 2015.Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Kencana.
Littlejohn, Stephen W.. 2009. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2005. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soekanto, Soerdjono. 1987. Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat. Jakarta :
Rajawali Press.
Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.
Suciati. 2015. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.
UNICEF. 1997. Progress Of Nation Indonesia. Jakarta : Unicef.
Sumber Elektronik:
Http://Www.Amygadget.Blogspot.co.id //Pratanti, 02 Maret 2016
Http://Zhalabe.Blogspot.co.id /2012/01/perilaku-asertif.html, 02 Maret 2016
Http://gantengbgt-tugas.blogspot.com/2013/11/kehidupan-sosial-pengamenjalanan.html=1, 13 Maret 2016
http://etzawijayanti.blogspot.co.id/2013/05/atribusi.html
Http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-sikap-apa-itu-sikap.html, 03
April 2016
Http://www.alhassanain.com/indonesian/articles/philosophy_and_gratitude_librar
y/definisi_pengetahuan/001.html, 03 April 2016
Http://documents.tips/documents/situasi_sosial.html, 03 April 2016
Http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/03/pengertian-pengalamanauditor.html, 03 April 2016
Http://www.kompasiana.com/jannah_92/anak-jalanan-yangmalang_55006058a333112370510c62.html, 20 Desember 2016
https://lp2mkita.wordpress.com/2010/05/04/pengertian-emosi-dan-emosional/
Download