Jaminan Kesehatan Terancam

advertisement
0
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Pusat Dokumentasi dan Jaringan lnformasi Hukum Nasional
JI.May.Jen. Sutoyo - Cililitan- Jakarta Timur
Sumber : KOMPI))
Subjek:
I Hari/Tgl: X!l!)'I'AT j.2:s
AGUST11S' 20
/G&--s- e__, -1111-??Yi
4Yv e /Jr/Y f 1 - }7t-on I/'/A-r!
I~
:Xi I 2-s
Bidang:
!-
mm/Kol
Jaminan Kesehatan
Terancam
---~'
Oleh HASBULLAH THABRANY
ebekuan sikap penentu
anggaran di Indonesia
dapat menggagalkan jaminan sosial dan pada akhirnya
menghancurkan negara karena
sebagcp bang&a tidak dapat hidup
sehat aan produk:tif.
K
.
.
Kesehatan dan produktivi.tas tidak diberikan Tuhan secara gratis. Negara-negara yang' telah berbudaya dan mempunyai ekonomi menengah ke atas menghabiskan 6-18 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk kesehatan.
Negara paling boros adalah Amerika
Serikat yang sistem kesehatannya didominasi asuransi komersial sehingga menghabiskan 18 persen PDB untuk kesehatan.
Negara-negara Eropa Barat menghabiskan
8clQ persen PDB dengan kinerja yang
lebih baik dari Amerika dengan mekanisme pendanaan asuransi sosial.
Belanja kesehatan negara besar yang
baru tumbuh (emerging countries), seperti
China dan India, mencapai 5 persen PDB.
AdapiJn Indonesia dalam 40 t~un terakhir hanya membelanjakan 2-3 persen
P:QB. Pemerintah Indonesia sampai saat
ini masih "omdo" alias omong doang untuk mengutamakan kesehatan karena proporsi belanja pemerintah untuk kesehatan
dalam 40 tahun terakhir masih sekitar 1
persen PDB.
Ketertinggalan Indonesia bertambah
parah dengan salah urusnya sistem jaminan kesehatan yang tahun depan mulai
dikoreksi. Indonesia telah mener;apkan ,
sistem asuransi sosial untuk memobilisasi
dana jaminan kesehatan pegawai negeri
sejak 45 tahun lalu. Jadi, Indonesia perlu
waktu 50 tahun jika mampu menjamin
seluruh penduduk tahun 2018, bandingkan dengan Korea Selatan y,ang hanya
inemerlukan 12 tahun:
Kesalahan masa lalu adalah menyerahkan penyelenggaraan asuransi sosial
kepada PT (Persero). Kekeliruan)tu dikoreksi dengan Undang-Undang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU
Badan Penyelenggara Jarninan Sosial
(BPJS). Dalam UU SJSN diatur program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun
2004 yang baru akan dilaksanakan tahun
2014, tertunda lO tahun.
·
UU SJSN mengatur JKN dan UU BPJS
mengatur badan pengelolanya, tidak lagi ·
PT Persero tetapi Badan Hukum Publik,
sama qengan badan hukum pemerintahan
dan badan hukum Bank Indonesia.
Mekanisme a~uransi
Dalam mengatasi ketertinggalan, Indonesia memilih mekanisme asuransi sosial dalam pengumpulan dana, pilihan
paling tepat urituk Indonesia saat ini.
Sayang sebagian pihak, termasuk sebagian
'kecil ak:ademisi, tidak utuh memaharni
konsep asuransi sosial. Mekanisme pajak
seperti yang diterapkan di Inggris, Italia,
Spanyol, Malaysia, 'dan Hongkong belum
layak di Indonesia karena pembayar pajak
baru sekitar 20 juta orang dari sekitar no
juta angkatan kerja.
Mekanisme asuransi ·sosial mengharuskan jarninan dihitung secara benar
untuk menghasilkan program. Hitungan
para ahli menyimpulkan besaran iuran Rp
25.500 ~er orang per bulan untuk penduduk miskin dan tidak mampu. Namun,
yang bayar pemerintah, bukan mereka
Besaran iuran tersebut untuk layanan di
puskesmas dan rumah sakit pemerintah.
luran yang berbasis harga keekonomian
dan diselenggarakan fasilitas kesehatan
swasta sekitar Rp 50.000 per orang per
bulan. Para ahli telah menghitung dan
mengonversi iuran tersebut dengan upah
pekerja Indonesia dan menghasilkan kecukupan iuran minimal 5 persen upah
Sambungan
Somber:
IHlm/Kol:
I Hari/Tgl:
sebulan dengan batas upah perhitungail - -.
.
_
tiga kali Penghasilan Tidak Kena Pajak. hany~ mengalokasikan Rp 20 triliun untuk
Besaran iuran belum memperhitungkan 86,4 JUta penduduk, dengan iuran sebesar
koreksi rendahnya kualitas layanan ke- Rp_ 19.225 per oran~ per bulan. Inggris,
sehatan di Indonesia Besaran tersebut Tru.wan, dan Austral1a melakukan hal itu.
harus terus ditingkatkan untuk me- Ko~sep cukai rokok adalah konsep denda
ngoreksi ketertinggalan, karena Pemerin- bagi orang y;mg mengonsumsi rokok yang
tah Thailand misalnya, membayar iuran I membahay~ kesehatan. Maka sehaper orang per bulan Rp 80.000:
.
rusnya, ~enenmaan cukai rokok untuk
Apabila iuran ke BPJS sudah sampai I mendanm k_esehatan.
. __.. ~
harga keekonomian, dengan sendirinya
S~gat disayan~an bahwa pemerintah
maldistribusi dokter <;ian fasilitas kese- ma_sih sangat peht .untuk rakyat kecil,
hatan akan terkoreksi. Banyak pejabat dan 1 pad~al me_r~ka penyumbang cukai rokok.
tokoh bersikap naif dengan menyatakan Hasil penelitian Abdullah Ahsan dari Lem c
bahwa ancaman JKN adalah maldistribusi baga Demografi UI menunjukkan bahwa
fasilitas kesehatan. Maldistribusi fasilitas kelas menengah ke bawah mengutamakan
kesehatan memang kita alam~ ;~~gn bel~ja rokok setelah belanja beras. Bukan
akibat sistem kesehatan yang berbasis d~ging yang mencerdaskan atau pendimekanisme pasar.
dikan yang menambah pengetahuan.
JKN akan mengoreksi lial itu dengan
. Pelitnya p_emerintah disambut oleh limewajibkan pemerintah membayar iuran ~iknya sebagian pengusaha yang ineminta
ke BPJS berbasis hitungan per orang per mran JKN cukup 3 persen saja sampai
bulan. Maka pembayaran iuran Penerima batas maksimum upah :{tp 2 juta. Sebagian
Bantuan luran (PBI) oleh pemerintah ke t~~ohpekerjajugamerenaahkanmartabat
BPJS merupakan suatu mekanisme aliran dirmya dengan m~minta agar pekerja tidana dari pusat ke daerah yang paling dak ~t m:ngiur. Iur~ ~yang dibayar
d di peke':Ja, baik pegawru. negen mauptm peefektif. Penduduk y g di" .
daerah, hak mereka ~bay1ra;~:r~tah gtawru. sw~ta, adalah ~tuk dirinya, istri
.
a au suammya, sampru. tiga anak.
o· luruh d ·
·
·
pusat. J ika sakit, mereka akan berobat di
daerah. Maka pemda dan investor
. 1 se . . unla, umumnya mran Jaanf
.
tk.
mman sos1al dibayar bersama separuh-se. t b"
swas a 1sa mem aa an pe.
luang rm·· untuk memb angun f a- paruh antara
pemberi
kerja
· pekerJa
. dan
.
.
.
sill".taskesehatandidaerahsehingga .Itulah ~Jud solidantas soslal,. WUJUd
terjadi redistribusi tenaga dan ·fa- tan~g Jawab bers~a, dan WUJUd ke,
silitas kesehatan.
.peduli~ ~eluarga. D1 Singapura, iuran
Sayang kons~p JKN belum banyak untuk Jamman kesehatan yang besarnya
~pahmni.· Pem·e rintah di luar Kernen6-8 persen ditanggung 50:50 antara pet~nan Kesehatan masih terjebak pada kerja dan pemberi kerja Di Korea Selatan
belenggu dan paranoia fiskal. Bahkan da- juga demikian, dengan iuran maksimum
lam pertemuan di Komisi IX DPR, Wakil dalam undang-undang 8 persen' upah.
Kekeliruan penetapan iuran mep.jadi
Menteri Keuangan dengan jelas menya- 1
takan bahwa mengalokasikan 5 persen ancaman terbesar gagalnya JKN. Jika iurAPBN untuk kesehatan sesuai perintah an dinegosiasikan dengan melobi menteri
UU Kesehatan tidak mungkin. Jika pe- terkait atau mengikuti saja tuntutan pemrilaku ini masih terus dipertahankan, beri kerja dan pekerja, JKN akan menjadi
b~gsa ini akan terus menjadi bangsa produk inferior. Pekerja akan sangat dikuh.
rugikan karena jika iuran tidak memadai,
tidak ada dokter dan rumah sakit swasta ·
Kondisi fiskal
yang mau melayani peserta
Banyak perusahaan yang selama ini
Ruang fiskal Indonesia masih sangat
mengalokasikan
satu bulan gaH untuk be- .
besar. Rasio penerimaan pajak kita baru 13
persen PDB, negara menengah lain sudah lanja kesehatan karyawannya Satu bulan
gaji sama dengan l/12 atau seki.tar .8 persen
18-20 persen. Setelah menyediakan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat, . gaji setahun.' Jadi, bagi mereka iuran 6
rasio pajak Thailand naik dari 13 persen persen pun sesungguhnya menguntungmenjadi 18 persen. Rakyat menyadari bah- kan. S~al pembagian porsi pekerja dan
pemberi kerja silakan dirundingkan oleh
wa pemerintah peduli.
Jika pemerintah konsisten mengguna- lembaga bipartit atau tripartit. Namun,
kan penerimaan cukai rokok yap.g tahun besarnya iuran bukan untuk dirunding2012 mencapai Rp 77 triliun untuk iurail kan, melainkan dihitung kecukupannya
Sejarah akan mencatat pejabat-pejabat
jarllinan kesehatan, · sesungguhnya tidak
ada masalah fiskal. Namun, pemerintah yang memperiuangkan kualitas JKN· dan
1
I
I'
Sambungan
Sumber:
IHari/Tgl:
pejabat-pejabat yang tidak peduli masa
depan JKN dan bangsa Jika kita sepakat
tujuan menjamin seluruh penduduk untuk mencegah pemiskinan karen;;~ sakit
dan meningkatkan produktivitas- sebagaimana dilakukan Malaysia, .Thailand,
Taiwan, Korea Selatan, dan negara .maju
lainnya sejak puluhan tahun lalu- aiJ.ggaran harus dicari. Mekanismenya sudah
diatur dalam UU SJSN, yaitu mekanisme
asuransi sosial, bukan dari APBN. Sekali
lagi, dana APBN hanya untuk membatu
iuran penduduk yang miskin dan tidak
mampu.
Pemerintah atrun ditantang untuk mengurangi kemiskinan c;lan memperbanyak
lapangan keJ.ja di sektor formal. Semakin.
sedikit yang miskin dan semakin banyak
lapangan kerja formal, semakin sedikit
kewajiban pemerintah membayar.
. Sistem jaminan sosial adalah darah Segar pembangunaD., tetapi ditelantarkan
selama 10 tahun dan sampai kini pun
belum tampak gempitanya Ini karena
jaminan sosial yang berbasis iuran wajib
(SJSN) yang di negara lain diperlakukan
sebagai berlian 100 karat (sangat berharga), di Indonesia diperlakukan sebagai
· barang karatan.
Tengok saja sosialisasi SJSN. Berapa
dana yang dikucurkan pemerint;ili dan
calon BPJS (PT Askes dan PT Jamsostek)?
Nyaris tak terdengar. Padahal, sosialisasi
besar-besaran (pemasaran sosial) a'drua:h"{
investasi yang sangat efektif dan efisien.
Apabila pemerintah menganggarkan
Rp 1 triliun untuk .sosialisasi SJSNJ,sehingga SJSN dipahami lebih dari Kehiarga
· Berencana pada zaman Pak Harto, tiap
tahun Dana Amanat (dana jaminan sosial)
, yang terkumpul dapat mencapai Rp 100
triliun. Suatu nilai yang cukup besar untuk
membuka lapangan Rekerjaan baru.
·HASBULLMI THABJtANY
Guru Besar Universitas Indonesia
lHlm/Kol:
Download