Terusirnya Yahudi Bani an-Nadhir dari Madinah [Bagian 1]

advertisement
my BLOG
http://blog.tohaboy.web.id
Terusirnya Yahudi Bani an-Nadhir dari Madinah [Bagian 1]
#Kisah #KisahMuslim #DownloadPDF
Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah hidup di lingkungan yang lebih majemuk dibandingkan
sewaktu beliau berada di kampung halamannya Mekah. Selain tinggal bersama orang-orang
musyrik Arab, Rasulullah juga hidup bertetangga dengan ahlul kitab dari kalangan Yahudi. Di
antara kabilah Yahudi yang tinggal di Madinah adalah kabilah Bani an-Nadhir.
Sebagai penguasa Madinah, Rasulullah menetapkan beberapa aturan dalam muamalah
masyarakat yang heterogen ini. Beliau juga mengikat perjanjian dengan beberapa kabilah
Yahudi termasuk Bani an-Nadhir. Namun demikianlah orang-orang Yahudi, mereka tidak pandai
memegang janji. Akhirnya mereka pun terusir dari Kota Madinah.
Siapakah Bani an-Nadhir?
Bani Nadhir adalah kabilah Yahudi yang tinggal di wilayah Utara Jazirah Arab, di sebuah oase
yang dahulu dikenal dengan nama Yatsrib. Mereka tinggal di wilayah tersebut hingga nama
kota itu berganti dengan Madinah an-Nabawiyah. Pada abad ke-7 M, mereka pun terusir dari
wilayah yang telah lama mereka diami karena penghianatan perjanjian yang mereka lakukan.
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di Kota Madinah, kabilahkabilah Yahudi seperti Bani Qainuqa’, Bani Quraizhah, dan Bani Nadhir sering terlibat
perselisihan bahkan peperangan dengan kabilah-kabilah besar Arab di sana, semisal Aus dan
Khazraj. Di antara mereka ada yang bersekutu dengan Aus untuk memerangi Khazraj, demikian
pula sebaliknya ada yang bersekutu dengan Khazraj untuk memerangi Bani Aus. Sampai suatu
hari orang-orang Yahudi Yatsrib ini berdoa,
‫ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺑﻌﺚ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﺠﺪﻩ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﺣﺘﻰ ﻧﻐﻠﺐ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ ﻭﻧﻘﺘﻠﻬﻢ‬
“Ya Allah, utuslah kepada kami seorang Nabi yang kami dapati tercatat dalam kitab kami
1/3
my BLOG
http://blog.tohaboy.web.id
(Taurat), hingga kami bisa mengalahkan dan membunuh orang-orang musyrik (Arab).”
Mereka berdoa agar Allah mengutus Rasul kepada mereka. Tatkala Allah mengutus Rasul
tersebut dari bangsa Arab bukan dari kalangan mereka, mereka pun mengkufurinya karena
hasadnya mereka terhadap bangsa Arab. Walaupun mereka mengetahui bahwa laki-laki Arab
itu (Nabi Muhammad) adalah utusan Allah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala,
‫ﻭَﻟَﻤﱠﺎ ﺟَﺎءَﻫُﻢْ ﻛِﺘَﺎﺏٌ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﻣُﺼَﺪﱢﻕٌ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻳَﺴْﺘَﻔْﺘِﺤُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻓَﻠَﻤﱠﺎ‬
َ‫ﺟَﺎءَﻫُﻢْ ﻣَﺎ ﻋَﺮَﻓُﻮﺍ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﺑِﻪِ ۚ ﻓَﻠَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦ‬
“Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada
pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk
mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang
telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang
yang ingkar itu.” (QS. Al-Baqarah: 89).
Sebab Terusirnya Bani Nadhir dari Madinah
Ada beberapa sebab yang melatar-belakangi terusirnya Bani Nadhir dari Kota Madinah, di
antaranya:
Pertama, Bani Nadhir merusak perjanjian mereka dengan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwasanya mereka tidak akan mengganggu dan melakukan tindakan ofensif terhadap
umat Islam. Tidak hanya mengganggu umat Islam, Bani Nadhir menjalin persengkongkolan
dengan kafir Quraisy untuk memerangi Rasulullah dan para sahabatnya. Salah seorang tokoh
Bani Nadhir yang bernama Salam bin Misykam mengadakan pertemuan dengan Abu Sufyan
untuk mengabarkan tentang keadaan kaum muslimin di Madinah.
Kedua, melakukan percobaan pembunuhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ini adalah kesalahan fatal yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dari Bani Nadhir. Mereka
mencoba untuk membunuh Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal sebelumnya
mereka telah berjanji untuk tidak mengganggu seorang muslim pun.
Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama beberapa orang sahabatnya pergi ke
perkampungan Bani Nadhir untuk meminta diyat terkait terbunuhnya dua orang dari Bani Kilab
oleh Amr bin Umayyah ad-Damiri. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutarakan
maksud kedatangan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Bani Nadhir , awalnya mereka
menyanggupinya. Mereka mengatakan :
َ‫ ﺍﺟْﻠِﺲْ ﺣَﺘﱠﻰ ﻧَﻘْﻀِﻲَ ﺣَﺎﺟَﺘَﻚ‬, ِ‫ﻧَﻔْﻌَﻞُ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﺍﻟﻘَﺎﺳِﻢ‬
Wahai Abul Qasim, kami akan memenuhinya. Silahkan duduk sampai kami bisa memenuhi
2/3
my BLOG
http://blog.tohaboy.web.id
kebutuhanmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di dekat tembok rumah mereka bersama Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu , Umar bin Khaththabradhiyallahu ‘anhu , Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu ‘anhu dan beberapa sahabat lainnya.
Sementara di tempat lain orang-orang Bani Nadhir berkumpul dan berencana membunuh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Mereka mengatakan, “Siapa diantara kalian yang mau
menjatuhkan batu ini ke kepala Muhammad sampai pecah ?”
Salah satu dari mereka yang bernama Amru ibnu Jihasy mengatakan, ”Saya.”
Mendengar rencana ini, Salam bin Misykam berusaha mencegah mereka, ”Jangan kalian
lakukan! Demi Allah, pasti Allah akan memberitahukan rencana kalian ini kepadanya.”
Peringatan Salam bin Misykan ini tidak diindahkan. Mereka tetap berencana meneruskan niat
jahat mereka.
Apa yang dikhawatirkan Salam bin Misykan pun benar-benar terjadi, Allah ‘Azza wa
Jalla menurunkan wahyu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui Malaikat Jibril
‘alaihissallam memberitahukan rencana tersebut. Setelah mendapat wahyu itu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam segera beranjak dari tempat duduknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun
dan pulang ke Madinah begitu pula para sahabat. Mereka bertanya tentang apa yang
menyebabkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba bangkit dari tempat beliau dan
pulang. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan niat keji orang-orang yahudi yang
hendak membunuhnya.
Tidak beberapa lama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Muhammad bin
Maslamah untuk menyampaikan keputusan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Bani
Nadhir. Muhammad bin Maslamah berkata kepada orang-orang Yahudi Bani Nadhir, “Keluarlah
kalian dari Madinah. Aku beri kalian tenggat waktu 10 hari. Jika aku menemu kalian setelah 10
hari tersebut, akan aku tebas batang lehernya!”
Important!
Sumber:
- Shalabi, Ali Muhammad. 2007. Ghazawatu ar-Rasul, Durus wa ‘Ibar wa Fawa-id. Kairo:
Muassasah Iqra.
- alaukah.net
Source:
http://blog.tohaboy.web.id/2014/terusirnya-yahudi-bani-an-nadhir-dari-madinah-bagian-1.view
3/3
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download