abstract - IPB Repository

advertisement
2
ABSTRACT
SISMIHARDJO. The Agronomic Analysis of Fruits Plant and Vegetables
Crops on Agroforestry Structure of Pekarangan in Bogor, Puncak and
Cianjur Region (Case Study in Ciliwung Watershed and Cianjur
Watershed). Under Supervised by M.A. CHOZIN and HADI SUSILO ARIFIN.
Utilization of pekarangan for varies cultivations of plants, such as fruits tree and
vegetables crop plantation is a form of agroforestry practice. As a place of
traditional farming system, pekarangan has high potent of food stock resources.
This opportunity should be researched deeply. The objectives of research are to
analyze the intensification level of fruits tree and vegetables crop cultivation, to
analyze cropping pattern and rotation system of vegetables crops, to calculate
productivity of fruits tree and vegetables crop yields, and to measure the coverage
of vegetation canopy to the pekarangan area. These researches were conducted in
Ciliwung and Cianjur watersheds. Survey method was conducted in these
researches, i.e. field observation, measuring some objects in pekarangan such as
trees canopy and production, and interview to the householders. The measurement
and observation was done when the householders have been conducting trees and
crops cultivation process in the pekarangan. On the other hands, when they have
not been conducting this process, the data was collected by interview to the
householders. Pakarangan samples in the upper stream, the middle stream and the
down stream of both Ciliwung and Cianjur watersheds was selected by previous
researches. Thirty pekarangan was selected as pekarangan sample in each zone;
therefore, there are 180 pekarangan samples, totally. Cropping pattern, vegetables
crop rotation system, and production of each fruit tree and vegetable crop data
was analyzed descriptively. Intensification level, productivity and percentage of
canopy coverage was analyzed by T test and Duncan Test. Research results show
the upper of pekarangan location the more intensive of fruits tree and vegetables
crop cultivation, such as fertilizing (organic and an-organic fertilizer), weeding,
soil tillage, pest and disease management. Regarding species diversity, the upper
of pekarangan location the less number of fruits tree species. On the other hands,
the upper of pekarangan location the more number of vegetables species. In the
down stream of watersheds, generally the householders only planted one species;
however in the upper stream of watershed they planted more than one species with
the rotation system. Pakarangan land in the upper and the middle streams is
suitable for vegetables crop cultivation, but the down stream pekarangan is
suitable for fruits tree. Based on the percentage of canopy coverage to the
pekarangan area and the calorie was produced by pekarangan is thought that the
down stream pekarangan more productive than the upper stream one.
Keyword: Agroforestry, householders, pekarangan, tree and crop productivity,
watershed.
RINGKASAN
SISMIHARDJO. Kajian Agronomis Tanaman Buah dan Sayuran pada
Struktur Agroforestri Pekarangan di Wilayah Bogor, Puncak dan Cianjur
(Studi Kasus di DAS Ciliwung dan DAS Cianjur). Dibimbing oleh M.A.
CHOZIN dan HADI SUSILO ARIFIN.
Luas lahan pertanian makin berkurang, dilain pihak kebutuhan pangan
makin meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk. Lahan pekarangan
merupakan salah satu alternatif dalam sumbangsih ketahanan pangan di
masyarakat. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya berbagai jenis
tanaman, termasuk budidaya tanaman buah dan sayuran merupakan bentuk
praktek agroforestri. Keragaman tersebut dipengaruhi oleh kondisi agroklimat di
daerah aliran sungai (DAS). Pekarangan mempunyai potensi sebagai lumbung
pangan cukup besar, dengan lahan pekarangan yang cukup luas. Di kabupaten
Bogor sebesar 38.404 ha dan di Kabupaten Cianjur sebesar 41.273 ha. Penelitian
yang terkait tanaman tak terkecuali tanaman buah dan sayuran, pada umumnya
dilakukan di lahan yang khusus untuk budidaya tanaman tersebut. Mengingat
potensi dan luas lahan pekarangan cukup besar yang selama ini terabaikan, maka
perlu dilakukan penelitian di lahan pekarangan.
Tujuan penelitian ini yaitu (1). menganalisis tingkat intensifikasi budidaya
tanaman buah dan sayuran, pola tanam dan rotasi tanaman sayuran di hulu DAS
Ciliwung dan di DAS Cianjur. (2). Menganalisis produksi setiap jenis tanaman
buah dan sayuran penyusun agroforestri, produktivitasnya per satuan luas dan
waktu di hulu DAS Ciliwung dan di DAS Cianjur. (3) menganalisis prosentase
penutupan lahan pekarangan oleh tajuk tanaman buah dan sayuran pekarangan di
hulu DAS Ciliwung dan di DAS Cianjur.
Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu dengan pengamatan,
pengukuran secara langsung dan wawancara. Pengamatan dan pengukuran secara
langsung dilakukan, saat pengamatan pemilik pekarangan contoh sedang
melakukan proses budidaya tanaman buah dan sayuran. Wawancara dilakukan
bila pemilik pekarangan contoh tidak sedang melakukan proses budidaya saat
peneliti melakukan pengamatan. Pembagian zona untuk lokasi penelitian di
daerah aliran sungai (DAS), baik di hulu DAS Ciliwung maupun di DAS Cianjur
ditetapkan berdasarkan perbedaan ketinggian dari permukaan laut. Mengenai
letak dan posisi setiap lokasi penelitian diukur dengan alat GPS (Global
Positioning System). Lokasi pekarangan contoh penelitian sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Di hulu DAS Ciliwung zona
atas di Desa Tugu Utara, zona tengah di Desa Cilember dan zona bawah di
Kelurahan Katulampa. Di DAS Cianjur zona atas di Desa Galudra, zona tengah di
Desa Mangunkerta dan zona bawah di Desa Selajambe. Setiap zona DAS atau
lokasi penelitian menggunakan 30 pekarangan contoh yang telah ditentukan
secara acak (random). Penelitian dilaksanakan Maret 2007 sampai dengan
Februari 2008. Pengamatan di lapang meliputi tingkat intensifikasi budidaya
tanaman buah dan sayuran meliputi, pengolahan tanah dan guludan, penggunaan
pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida, praktek penyiangan gulma. Untuk
setiap kegiatan budidaya, responden / petani yang melakukan tindakan budidaya
tersebut mendapat skor 1 (satu), sedangkan yang tidak melakukan mendapatkan
1
skor 0 (nol). Skor yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dikalikan dengan
10 %, merupakan besarnya prosentase tingkat intensifikasi budidaya di zona
tersebut. Pola tanam dan rotasi tanaman sayuran meliputi, jenis tanaman, waktu
tanam 1, 2, 3, waktu panen 1, 2, 3, jenis tanaman berikutnya. Luas lahan
pekarangan (m2) merupakan luas lahan dikurangi luas bangunan. Produksi
berdasarkan berat / bobot dari bagian tanaman yang dipanen. Bobot produk per
satuan luas, bila tanaman tersebut dibudidayakan dengan jarak tanam yang
seragam. Tanaman dengan jarak tanam tidak seragam, bobot produk yang
dihasilkan per jumlah tanaman yang ada. Tanaman dengan satu kali panen,
dengan menimbang bobot saat panen. Tetapi untuk tanaman yang beberapa kali
panen, dengan menimbang saat panen awal, demikian juga panen berikutnya
sampai tanaman tersebut tidak menghasilkan. Bagian yang dipanen tersebut
berbeda-beda yaitu daun, umbi akar, bunga dan buahnya, maka bobotnya (Kg)
dikonversikan dalam satuan kalori. Luas tajuk tanaman tahunan merupakan
perkalian jari-jari tajuk (r2) dengan phi (π). Luas tajuk tanaman semusim dengan
jarak tanam seragam, luas lahan tersebut merupakan luas tajuk tanaman. Data
hasil penelitian pola tanam, rotasi tanaman sayuran dan produktivitas setiap jenis
tanaman buah dan sayuran dengan analisis deskriptif, sedangkan tingkat
intensifikasi budidaya tanaman, produktivitas tanaman per satuan luas dan waktu
serta persentase penutupan lahan pekarangan oleh tanaman buah dan sayuran
dengan analisis Uji F, dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan
0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin ke atas posisi letak pekarangan
makin intensif budidaya tanaman buah dan sayuran. Jumlah jenis tanaman buah
yang tidak dapat berproduksi makin banyak dengan makin ke atas posisi letak
pekarangan, meski dengan tingkat budidaya yang lebih intensif. Penggunaan jenis
tanaman lain makin besar pada pola tanaman sayuran dengan makin tingginya
posisi letak pekarangan. Makin rendah posisi letak pekarangan makin jarang
dilakukan rotasi dengan jenis sayuran tanaman lain. Tanaman buah lebih poduktif
atau lebih sesuai dibudidayakan di zona bawah dibandingkan di zona tengah dan
atas, sedangkan tanaman sayuran lebih produktif atau lebih sesuai dibudidayakan
di zona tengah dan atas dibandingkan di zona bawah. Lahan pekarangan dengan
luas yang sama berdasarkan perhitungan kalori yang dihasilkan di zona bawah
lebih produktif dibandingkan dengan zona tengah dan atas. Zona bawah memiliki
total luas tajuk tanaman buah dan sayuran paling besar dibandingkan luas tajuk di
zona tengah dan atas.
Download