BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan 4.1.1. Konsep Zoning Tapak AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis Kawasan Sekolah Seni Rupa untuk kepribadian introvert di Yogyakarta ini akan terbagi menjadi dua area yaitu area pendidikan dan area publik. Area pendidikan berupa bangunan Sekolah Seni Rupa untuk kepribadian introvert, sementara ruang publik sendiri berupa gedung pameran atau auditorium yang sifatnya terbuka digunakan untuk publik. 4.1.2. Konsep Pola Pencapaian Tapak Pola pencapaian tapak menggunakan tiga jenis pola, yaitu pola langsung, tersamar, dan berputar. Pola pencapaian langsung digunakan untuk sirkulasi kendaraan bermotor. Pola 63 pencapaian tersamar digunakan untuk pedestrian. Sedangkan pola pencapaian berputar digunakan untuk pedestrian dan pengguna sepeda. 4.2. Konsep Perancangan 4.2.1. Konsep Massa Bangunan a. Konsep Gubahan Massa Bangunan Massa bangunan berupa massa jamak yang tetap saling terhubung dengan baik dan menyatu dengan penataan lansekapnya. Massa bangunan diharapkan tetap berbentuk sederhana namun dapat menyatu dengan lingkungan di sekitarnya. b. Konsep Bentuk Bangunan Bentuk bangunan diharapkan tetap dapat sederhana namun harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Bentuk bangunan disesuaikan dengan modul fungsi-fungsi ruang, terdiri dari gabungan geometris persegi dan lingkaran. Bentuk bangunan juga terkesan dinamis dan menyatu dengan lansekap. c. Konsep Orientasi Bangunan Bangunan Orientasi bangunan mengikuti sifat kepribadian introvert yang tertutup, oleh karena itu bangunan ini akan memiliki orientasi ke arah dalam. Sehingga aktivitas penggunanya diarahkan untuk lebih banyak dilakukan di dalam area kawasan bangunan. d. Konsep Citra Bangunan Citra bangunan mengikuti sifat kepribadian introvert, yaitu tertutup dan misterius namun di dalamnya terdapat banyak hal yang dapat ditelusuri dengan menyenangkan. Oleh karena itu pada fasad bangunan tidak akan banyak menggunakan material yang sifatnya transparan dan terlalu mengekspos aktivitas yang terdapat di dalam bangunan. Material yang digunakan dapat berupa batu alam dengan perpaduan beton. Sedangkan di dalam bangunan dapat menggunakan permainan batu bata ekspos dan material-material ekspos lain untuk menonjolkan keunikan setiap material. 64 4.2.2. Konsep Ruang a. Konsep Ruang Luar 1) Konsep Pola Tata Ruang Luar Gambar 2.9. Pola Massa dan Ruang (sumber: http://zepointstudio.blogspot.co.id/2012/03/teori-figure-ground.html) Pola angular, kurvilinear, dan organis dapat digunakan untuk ruang-ruang luar pada Sekolah Seni Rupa untuk kepribadian introvert di Yogyakarta. Ruang-ruang luar ini tidak akan sepenuhnya bersifat terbuka namun terbatasi oleh vegetasi-vegetasi yang akan menciptakan area-area tersendiri sehingga pada ruang luar tetap diperoleh privasi sedang. 2) Konsep Lansekap Vegetasi akan banyak digunakan pada Sekolah Seni Rupa untuk kepribadian introvert ini. Karena pada dasarnya kepribadian introvert banyak membutuhkan tempat yang tenang untuk menyendiri, maka vegetasi akan banyak digunakan untuk membatasi area-area tertentu pada lanskap. Batas-batas yang dibuat oleh vegetasi-vegetasi ini yang akan menciptakan area-area yang memiliki privasi serta unsur alami sehingga memberikan ketenangan bagi penggunanya. Vegetasi ini juga digunakan untuk unsur estetika dan peneduh ruang-ruang luar yang digunakan untuk beraktivitas. 65 b. Konsep Ruang Dalam Gambar 2.8. Pola Tata Ruang (sumber: http://blogeddyrahmanrastafara.blogspot.co.id/2012/05/struktur-tata-ruang-kota.html) Dalam mendesain ruang dalam, terutama pada ruang-ruang belajar mengajar digunakan pola gridiron menerus yang membentuk grid. Pola ini dapat diterapkan pada layout tempat duduk dalam ruang belajar mengajar. Pola lain yang dapat digunakan adalah pola linier menerus yang berbentuk satu garis lurus yang dipotong beberapa garis yang tegak lurus. Pola ini juga dapat diterapkan terutama pada layout tempat duduk dalam ruang belajar mengajar. c. Konsep Besaran Ruang Tabel 3.0. Konsep Besaran Ruang No. Nama Area Besaran (m2) 1 Area pengajaran 2277 2 Area pengelola 530.88 3 Area penunjang 3633.6 4 Area servis 480 Total 6921.48 66 Sumber: Analisis Penulis KDB yang digunakan pada bangunan ini adalah sebesar 70% dan luasan total ruang yang dibutuhkan adalah 6921.48 m2. 4.2.3. Konsep Sistem Belajar Mengajar Dalam ruang kelas, sistem belajar mengajar lebih bersifat satu arah dan menggunakan rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:35. Meminimalkan adanya tugas atau diskusi berkelompok dan memaksimalkan bekerja secara individu. Ruang kelas ini dapat berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Ketika di dalam ruangan menggunakan layout ruang dan kursi yang membentuk grid. Dan ketika di luar ruangan berada di area-area tertentu dengan pembataspembatas vegetasi untuk tetap dapat menjaga ketenangan dan privasi. Dalam ruang kelas dapat menggunakan alat-alat penunjang seperti peralatan elektronik, literatur, dan alat-alat praktek seni yang digunakan secara individu. Dalam ruang studio, sistem belajar mengajar lebih bersifat dua arah dan menggunakan rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:7. Meminimalkan adanya tugas atau diskusi berkelompok dan memaksimalkan bekerja praktek secara individu. Ruang studio ini terdapat di dalam ruangan dan memiliki pembatas-pembatas area untuk dapat bekerja dengan tingkat privasi dan ketenangan yang tinggi. Layout ruang dan kursi ditata membentuk grid dan dapat memfasilitasi penggunaan alat-alat penunjang seperti peralatan elektronik, literatur, dan alat-alat praktek seni yang digunakan secara individu. Dalam ruang laboratorium, sistem belajar mengajar dapat bersifat satu arah dan dua arah. Menggunakan rasio 1:7 dan lebih memaksimalkan bekerja secara individu, diskusi dilakukan oleh pengguna jika dirasa perlu dan nyaman. Ruang laboratorium ini terdapat di dalam ruangan dan memiliki pembatas-pembatas area untuk dapat bekerja dengan tingkat privasi dan ketenangan yang tinggi. Layout ruang dan kursi ditata membentuk grid dan dapat memfasilitasi penggunaan alat-alat penunjang seperti peralatan elektronik, literatur, dan alat-alat praktek seni yang digunakan secara individu. 67 4.2.4. Konsep Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur pondasi tiang pancang untuk sistem sub-structure dan sistem struktur rangka kolom balok untuk sistem upper-structure-nya. Sistem struktur ini diharapkan tidak akan mengganggu ataupun terganggu oleh bangunanbangunan yang di masa depan dapat terbangun di sekitar site. Oleh karena itu struktur yang digunakan haruslah sederhana, kokoh, dan dapat sesuai dengan fungsi bangunan. 4.2.5. Konsep Sistem Utilitas a. Sistem Jaringan Air Bersih Air bersih dapat diperoleh dari air hujan, PDAM, sumur. Sedangkan sistem jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem up feed. b. Sistem Jaringan Air Kotor Menggunakan sistem jaringan air kotor terpisah. Air kotor yang dihasilkan akan diolah di septictank sebelum ke pembuangan akhir. Sedangkan air besar seperti air hujan akan diresap oleh tapak atau dialirkan ke riol lingkungan. c. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan terdiri dari pencahayaan buatan pada interior maupun lanskap dan pencahayaan alami baik pada interior dan lanskap. d. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan yang digunakan menggunakan penghawaan alami dan buatan. e. Sistem Jaringan Listrik Jaringna listrik yang digunakan berasal dari PLN dan dibagikan ke keseluruhan massa bangunan. f. Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi yang digunakan menggunakan jaringan pesawat telepon. g. Sistem Fire Protection Sistem fire protection yang digunakan adalah sprinkle dan alarm kebakaran. 68