Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Tahun 2014 Niasty Lasmy Zaen,SST Nurhidayah Nurhikmah Harahap ABSTRAK ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni tanpa tambahan makanan lain sampai bayi berusia enam bulan. Berdasarkan data dinas kesehatan kota Medan angka pemberian ASI eksklusif hanya 46,37 masih jauh dari target yang harus dilaksanakan yaitu 80%. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2014. Desain penelitian bersifat One Group Pretest-postest. Populasi penelitian adalah ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah sebanyak 40 orang dan sampel dalam penelitian adalah ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah sebanyak 40 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Uji analisis yang dilakukan adalah uji paired sampel t-test. Hasil penelitian sebelum diberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (55%) dan setelah diberikan penyuluhan didapatkan hasil mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang (47,5%). Sikap responden sebelum diberikan penyuluhan mayoritas kurang sebanyak 22 orang (55%) dan setelah diberikan penyuluhan mayoritas sikap responden cukup sebanyak 19 orang (47,5%). Hasil uji t pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif diperoleh nilai t hitung = -7,398 dengan nilai signifikansi 0,00 (<0,05) dan hasil uji t sikap ibu tentang ASI Ekslusif diperoleh nilai t hitung = -4,852 dengan nilai signifikansi 0,00 (<0,05). Terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013 sehingga disarankan kepada bidan perlu meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam pemberian ASI Eksklusif khususnya dengan memberikan penyuluhan agar masyarakat mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif. Kata Kunci Daftar Pustaka : Penyuluhan, pengetahuan, sikap, ASI eksklusif : 13 Pustaka (2005-2011) 4 internet (2006-2008) PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi yang sangat ideal berkomposisi seimbang dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan bayi hingga usia enam bulan. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan terlindung dan disayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri (Danuatmaja, 2009 ; 40). Dalam penelitian, bayi yang kekurangan gizi berat pada masa pertumbuhan cepat pertama yaitu dari usia 0-6 bulan akan menerima dampak pengurangan jumlah sel otak sebanyak 155 (20%). Alam membekali manusia obat gangguan gizi untuk periode ini yaitu ASI. Pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin terjadinya perkembangan potensi kecerdasan anak secara optimal (Danuatmaja, 2009 ; 39). Ada banyak manfaat yang terkandung dalam ASI. Oleh karena itu tidak ada alasan apa pun bagi ibu untuk tidak menyusui. Pemberian ASI merupakan hak anak sehingga jika ibu menolak melakukannya maka ia telah menelantarkan anaknya sendiri. Makanan terbaik sebenarnya bukan susu formula tetapi ASI eksklusif yaitu makanan terbaik bagi bayi yang harus diberikan kepada bayinya karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Tidak ada yang dapat menggantikan ASI karena ASI di desain khusus untuk bayi, sedangkan komposisi susu sapi (susu sapi segar atau susu formula yang sudah diformulasikan khusus untuk bayi) sangat berbeda sehingga tidak dapat menggantikan ASI (Yuliarti, 2010 ; 2). Para ahli menyatakan bahwa manfaat ASI meningkat jika bayi hanya diberikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian ASI eksklusif, serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI memberikan semua energi dan gizi atau nutrisi (Yuliarti, 2010 ; 31). Definisi ASI ekslusif menurut World Health Organisation (WHO, 2002) telah bergeser dalam hal periode pemberian ASI, yakni sejak bayi dilahirkan diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan apapun maupun makanan padat sampingan sampai usia enam bulan. Sebelum tahun 2002, definisi ASI ekslusif hanya sampai 4 bulan. Rendahnya persentase bayi di Indonesia yang mendapat ASI ekslusif didukung data dari Unicef, lembaga bagian dari WHO yang menangani permasalahan anak-anak, yakni 30% pada periode survey tahun 20032008. Sedangkan data baru pada tahun 2010 yang diambil dari riset kesehatan dasar persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif di Indonesia adalah 15,3% (http://thedoctorundercover. wordpress.com). Pencapaian pemberian ASI Eksklusif di Kota Malang Tahun 2011 41,54% dimana cakupan tersebut masih kurang dari target 50%. Target pada Tahun 2012 meningkat menjadi 55%. Kota Malang merupakan salah satu dari 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur yang mendapat bantuan fasilitas laktasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang bekerja sama dalam rangka penyediaan ruang laktasi dan kelengkapan lainnya (http://Ebookbrowse.com). Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Medan pada tahun 2012 angka pemberian ASI eksklusif baru tercapai sebanyak 46,37%, sedangkan target yang harus dicapai yaitu 80%. Sedangkan jumlah kelahiran per tahun di kota Medan adalah 4.500 bayi. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan kesibukan ibu yang bekerja dari pagi sampai sore sehingga kebutuhan bayi akan ASI terabaikan (http//infosumutasieksklusif.co.id). Setelah penulis melakukan survey awal pada akhir Februari 2013 di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan pada 7 orang ibu nifas tentang pengetahuan dan sikap terhadap ASI eksklusif, di dapatkan 4 orang ibu pernah mendapatkan informasi tentang Pemberian ASI eksklusif, akan tetapi ibu tidak memberikannya karena menurut ibu bayi tidak akan merasa kenyang dan rewel pada malam hari jika diberikan ASI saja dan ibu memberikan makanan pendamping ASI seperti madu dan Susu formula sedangkan 3 orang ibu lagi tidak pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan tidak memberikannya kepada bayi. Berdasarkan uraian tersebut penulis perlu melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Tahun 2013”. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, dapat di identifikasikan permasalahan dan faktor apa saja yang mempengaruhi penyuluhan ASI Ekslusif? Meliputi bagaimana mengembangkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan bagaimana sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif. 1.3 Pembatasan Masalah Dari identifikaasi masalah diatas, penulis membatasi permasalahan pada Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. 1.4 Rumusan Masalah Apakah ada Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013? 1.5 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.5.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi penyuluhan ASI eksklusif pada ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. 2. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Hadijah Medan Tahun 2013 pada pretes dan posttest. 3. Untuk mengidentifikasi sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Hadijah Medan Tahun 2013 pada pretes dan posttest. 4. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. 5. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. 1.6.1 Manfaat Teoritis a. Menambah khasanah pengetahuan tentang pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. METODOLOGI PENELITIAN kemudian penyuluhan (perlakuan) dan postest. Penelitian ini untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu nifas terhadap penyuluhan ASI Eksklusif. 3.3 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena untuk menghindari tanggapan yang berbeda-beda tentang istilah atau pun konsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti akan memberikan batasan operasional sebagai berikut: Tabel 1 Definisi operasional 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di lakukan di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Variabel Hadijah Medan, alasan pemilihan lokasi No. Penelitian penelitian yaitu karena adanya masalah Independen: kurangnya pengetahuan dan sikap ibu nifas 1. Penyuluhan tentang ASI eksklusif, belum pernah ASI diteliti sebelumnya, populasi dan sampel Eksklusif mencukupi, mudah dijangkau dari tempat peneliti serta adanya referensi. Waktu penelitian dilaksanakan 2. Dependent: Pengetahuan pada tanggal 1 Juni - 30 Juni 2013. 3.2 Jenis dan Desain Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini bersifat Quasi Eksperimen yaitu untuk melihat apakah ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu nifas, Karena itu peneliti cenderung untuk mencari apakah berpengaruh atau tidak dan menguji keberartian dari pengaruh yang terjadi. 3.2.2 Desain Penelitian Desain penelitian secara umum sangat ditentukan oleh rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian, tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah dan desain penelitian yang digunakan adalah rancangan One Group Pretest-postest yaitu tidak ada kelompok pembanding hanya kelompok perlakuan, penelitian ini dilakukan pretest 26 Sikap 3.4 Definisi Alat Ukur Hasil U Upaya pemberian informasi kesehatan kepada ibu nifas tentang ASI eksklusif Lembar observasi a. Dilaku b. Tidak dilaku Apa yang diketahui oleh responden tentang ASI Eksklusif Kuesioner 13 pernyataan dengan pilihan: Benar, Salah Baik = 11 Cukup = Kurang = reaksi atau respon seseorang terhadap pemberian ASI eksklusif Kuesioner 15 pernyataan dengan pilihan setuju tidak, setuju Baik = 11 Cukup = Kurang = HASIL PEMBAHASAN DAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai 30 Juni 2013 dengan total responden sebanyak 40 orang. Masing-masing dari Klinik Harapan keluarga berjumlah 20 orang dan Klinik Hadijah berjumlah 20 orang. Penelitian dengan menggunakan rancangan One Group Pretest-postest untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu nifas di klinik harapan keluarga dan klinik hadijah Medan. Penilaian tentang pengetahuan terdiri 13 pertanyaan, untuk penilaian sikap terdiri dari 15 pertanyaan. 4.2 Data Demografi Berdasarkan hasil penelitian di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan diketahui data demografi ibu dengan mengetahui karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang diperoleh dari 20 responden dari klinik harapan keluarga daan 20 responden dari klinik hadijah Medan. Hasil data demografi responden disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini: Tabel 2 Data Demografi Responden di Klinik 36 Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Tahun 2013 Data Demografi Frekuensi Presentase (%) 20 12 8 50 30 20 Jumlah Pendidikan SMP SMA S-1 40 100 9 21 10 22,5 52,5 25 Jumlah 40 100 Umur 20 – 30 thn 31 – 40 thn > 40 thn Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Negeri 25 12 3 62,5 30 7,5 Jumlah Sumber Informasi Media(cetak/elektronik) Pengalaman Tenaga kesehatan Orang lain 40 100 21 5 9 4 52,5 12,5 22,5 10 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel diatas, data demografi responden di klinik harapan keluarga dan Khadijah mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 20 orang (50%), berpendidikan SMA sebanyak 21 orang (52,5%), ibu rumah tangga sebanyak 25 orang (62,5%), dan sumber informasi yang diperoleh dari media (cetak/elektronik) sebanyak 21 orang (52,5%). 4.3 Deskripsi Data Penelitian 4.3.1 Penyuluhan ASI Eksklusif pada ibu nifas di Klinik Harapan keluarga dan Klinik Hadijah. Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyuluhan ASI eksklusif di Klinik Harapan keluarga dan klinik Hadijah tahun 2013 Penyuluhan ASI eksklusif Dilakukan Tidak Dilakukan Total Jumlah responden (orang) 40 - Persentase (%) 40 100 100 - Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang diberikan penyuluhan ASI eksklusif sebanyak 40 orang (100%). 4.3.2 Pengetahuan ibu nifas tentang ASI eksklusif Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Tahun 2013 Pre Test Post Test F % F % Baik Cukup Kurang 22 18 55 45 19 11 10 47,5 27,5 25 Jumlah 40 100 40 100 Pengetahuan Berdasarkan hasil pretest didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (55%). Sedangkan post test di dapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan mayoritas memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang (47,5%). 4.3.3 Sikap ibu nifas tentang ASI eksklusif Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap tentang ASI Ekslusif di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Tahun 2013 Sikap Baik Cukup Kurang Jumlah Pre Test F % Post Test F % 18 22 40 9 19 12 40 45 55 100 22,5 47,5 30 100 Berdasarkan hasil pretest di dapatkan hasil tingkat sikap responden sebelum diberikan penyuluhan kurang sebanyak 22 orang (55%), sedangkan post test di dapatkan hasil bahwa tingkat sikap responden setelah diberikan penyuluhan mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 19 orang (47,5%). 4.3.4 Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu Nifas di Klinik Harapan keluarga dan Hadijah Tabel 6 Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu Nifas di Klinik Harapan keluarga dan Hadijah Tahun 2013 Pengetahuan Sebelum penyuluhan Sesudah penyuluhan Ratarata Standart Deviasi 5,60 1,795 8,90 Ci Lower Upper -4,202 -2,398 3,125 Berdasarkan hasil pengujian diatas terdapat nilai rata-rata pengetahuan ibu nifas sebelum penyuluhan sebesar 5,60 dan standart deviasi 1,795. Sedangkan nilai rata-rata sesudah penyuluhan sebesar 8,90 dan standart deviasi 3,125. Selisih sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan antara -4,202 sampai -2,398. Hasil pengujian terlihat bahwa terjadi peningkatan pengetahuan yang sangat berarti sesudah dilakukan penyuluhan. Diperoleh t hitung = -7,398 dengan nilai signifikansi 0,000 (<0.05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang bearti ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan tahun 2013. Besar pengaruh yang diberikan oleh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap pengetahuan ibu nifas sebesar 7,398 (73,98%). 4.3.5 Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Sikap Ibu Nifas di Klinik Harapan keluarga dan Hadijah Tabel 7 Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Sikap Ibu Nifas di Klinik Harapan keluarga dan Hadijah Tahun 2013 Sikap Ratarata Standart Deviasi Sebelum pesnyuluhan 6,00 1,468 Sesudah penyuluhan 8,25 2,968 t-hitung p -4,852 0,000 Berdasarkan hasil Pengujian diatas terdapat nilai rata-rata sikap ibu nifas sebelum penyuluhan sebesar 6,00 dan standart deviasi 1,468. Sedangkan nilai rata-rata sesudah penyuluhan sebesar 8,25 dan 2,968 standart deviasi. Selisih sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan antara 3,188 sampai -1,312 Hasil pengujian terlihat bahwa terjadi peningkatan sikap yang sangat berarti sesudah dilakukan penyuluhan. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas, diperoleh t hitung = -4,852 dengan nilai signifikansi 0,000 (<0.05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang bearti ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan tahun 2013.Besar pengaruh yang diberikan oleh penyuluhan ASI Eksklusif sikap ibu nifas sebesar -4,852 (48,52%). 4.4 Pembahasan 4.4.1 Identifikasi penyuluhan ASI eksklusif pada ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa jumlah responden yang diberikan penyuluhan ASI eksklusif sebanyak 40 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest. Dimana hasil postest pengetahuan dan sikap yang didapatkan terjadi peningkatan setelah diberikan penyuluhan di bandingkan dengan pretest. Hal ini didukung oleh data demografi ibu yang mayoritas berusia 20-30 tahun sebanyak 20 orang, mayoritas berpendidikan SMA sekitar 21 orang, mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25 orang, dan mayoritas sumber informasi yang di dapat dari media (cetak/elektronik) sebanyak 21 orang. Menurut Nyswander (1947) penyuluhan yaitu suatu proses perubahan diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat. Penyuluhan bukanlah suatu yang dapat diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan bukan pula sesuatu rangkaian tata laksana yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai, melainkan suatu proses perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana seseorang dapat menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru dan perilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arbon dan Byme (2001) bahwa dukungan orang-orang yang terdekat seperti saudara, teman dekat, tenaga kesehatan dan lingkungan hidup juga merupakan faktor terlaksananya pemberian ASI. Dukungan bisa dilakukan dengan memberikan informasi atau pengetahuan tentang keuntungan menyusui dan cara menyusui, member pengertian, menyayangi dan memberikan pertolongan fisik agar ibu dapat menyusui bayinya karna dukungan seperti itu dapat membangkitkan rasa percaya diri ibu. Menurut Williams (2003) menyatakan bahwa pertama kali seorang ibu merawat bayi mungkin akan merasa kecil hati sejenak, merasa kaku untuk mengerjakannya dan ingin lari dari kenyataannya. Perasaan ini hanya dialami setiap orang tua yang baru pertama kali merawat anaknya karena kurangnya keterampilan dan pengalaman ibu dalam merawat bayi. Berbeda dengan kelahiran anak kedua dan ketiga yang akan memberi perubahan yang lebih jauh untuk memerankan fungsinya dengan baik dalam merawat bayi. Menurut asumsi peneliti memberikan penyuluhan pada ibu nifas tentang ASI ekslusif merupakan salah satu bentuk dukungan yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan dalam menyukseskan pemberian ASI ekslusif. Dengan penyuluhan yang diberikan, maka pengetahuan yang dimiliki oleh ibu nifas menjadi semakin bertambah akibatnya muncul suatu respon/sikap yang positif dari ibu nifas tersebut tentang pemberian ASI ekslusif. Bahkan hal yang paling penting adalah ibu nifas bersedia untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya. 4.4.2 Identifikasi pengetahuan ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Hadijah Medan Tahun 2013 pada pretes dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan mayoritas ibu nifas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 orang, sedangkan setelah dilakukan penyuluhan mayoritas ibu nifas memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang. Hal ini didukung oleh data demografi ibu yang mayoritas berpendidikan SMA sekitar 21 orang, semakin meningkatnya kedewasaan semakin meningkat pula pengetahuan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta prosedur teknik dan teori. Bagi seseorang yang berpendidikan, timbul kesadaran dan tanggung jawab bahwa kualitas anak yang dilahirkan lebih penting dari pada kuantitasnya sehingga orang yang berpendidikan cenderung untuk memelihara anaknya dengan cara yang lebih baik dengan memenuhi kebutuhan fisik maupun psikisnya. Pekerjaan ibu mayoritas Ibu rumah tangga sekitar 25 orang sehingga ibu lebih banyak memiliki waktu luang yang dimanfaatkan oleh ibu untuk menonton TV atau membaca majalah yang berkaitan dengan ASI eksklusif serta ibu lebih mudah untuk memberikan ASI ekslusif dibandingkan ibu yang bekerja diluar rumah. Umur ibu nifas mayoritas 20-30 tahun sekitar 20 orang sehingga semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin meningkat pula kedewasaan seseorang sehingga lebih mudah menerima informasi yang diberikan khususnya tentang penyuluhan ASI ekslusif. Melalui pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lainnya. Karena pengalaman merupakan gambaran pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Menurut Asumsi peneliti proses pemberian ASI eksklusif bergantung pada visi para ibu terutama ibu baru harus menambah pengetahuan mengenai pentingnya ASI eksklusif, termasuk untuk keterikatan antara ibu dan bayi (bonding) dan tingginya imunitas dalam ASI sehingga anak akan jarang sakit. Selain manfaat bagi bayi, pemberian ASI eksklusif juga bermanfaat bagi ibu untuk mengurangi anemia, mempercepat pengembalian berat badan pasca kehamilan, dan mencegah kanker payudara. 4.4.3 Identifikasi sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Hadijah Medan Tahun 2013 pada pretes dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan mayoritas ibu nifas memiliki sikap kurang sebanyak 22 orang, sedangkan setelah dilakukan penyuluhan mayoritas ibu nifas memiliki sikap baik sebanyak 19 orang. Hal ini didukung oleh data demografi ibu yang mayoritas berpendidikan SMA sekitar 21 orang dan umur ibu nifas mayoritas 20-30 tahun sekitar 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa baik buruknya tindakan seorang ibu dalam pemberian ASI ekslusif tergantung dari pada reaksi atau respon dari ibu itu sendiri. Jika seorang ibu bersikap baik maka pemberian ASI ekslusif akan baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa sikap itu merupakan reaksi atau respon seseorang yang baik atau buruk terhadap suatu atau stimulus atau objek, jadi dengan adanya sikap yang baik maka akan ada reaksi baik pula terhadap suatu objek. Apabila individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu stimulus atau objek kesehatan maka ia akan mempunyai sikap yang menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, bila ia memiliki sikap tidak mendukung terhadap suatu objak maka ia akan memiliki sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakkan atau tidak setuju ( Notoatmodjo, 2010 ; 32). Menurut Asumsi Peneliti keberhasilan ASI eksklusif bisa diperoleh bila ibu punya persepsi yang benar, sehingga sikap ibu akan benar pula soal ASI eksklusif dan keadaan emosinya stabil. Dengan demikian, ASI eksklusif akan diberikan dengan senang hati. Rasa cemas, stress, bingung dan depresi pada ibu yang menyusui akan menyebabkan hubungan ibu dan bayi kurang harmonis sehingga umumnya mengurangi frekuensi menyusui. 4.4.4 Pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat dilihat bahwa pengetahuan responden terjadi perubahan sangat berarti. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh thitung= -8,388 dengan nilai signifikasi 0,000 yang mana nilai p<0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu nifas pada saat pretest dan postest dan besar pengaruh penyuluhan ASI eksklusif dipengaruhi oleh karena ibu yakin bahwa bayi yang diberikan ASI Eksklusif selama 0-6 bulan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan yang diberi susu formula, memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dan praktis. Sesuai teori ASI disebut makanan ajaib bagi bayi karena mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat berkualitas tinggi yang antara lain berguna untuk daya tahan tubuh bayi karena mengandung berbagai zat antibody sehingga bayi akan jarang sakit, meningkatkan kecerdasan, dengan menyusui maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayi, sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan, melindungi anak dari serangan alergi, mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehungga bayi lebih pandai, meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Padilla Hidayanti tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011 bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir (nilai p=0,0001). Berdasarkan penelitian Rika Candra Emilia (2009) dengan judul Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan Simelue Tengah Kab. Simeulue (NAD). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa t hitung adalah -16, 852 dengan nilai probabilitas (p=0,000) oleh karena (P<0,005) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif. Menurut Roesli (2005) bahwa hambatan utama tercapainya ASI ekslusif adalah karena kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI ekslusif pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan yang baik dalam menyusui. Kehilangan pengetahuan tentang menyusui berarti kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan terbaik untuk bayinya dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital dan cara perawatan yang optimal. Pengetahuan yang kurang mengenai ASI eksklusif terlihat dari pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan pemberian atau nasi sebagai tambahan ASI di pedesaan. 4.4.5 pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat dilihat bahwa sikap responden terjadi perubahan sangat berarti. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh thitung= -7,251 dengan nilai signifikasi 0,000 yang mana nilai p<0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu nifas pada saat pretest dan posttest dan besar pengaruh penyuluhan ASI eksklusif dipengaruhi oleh karena ibu menerima informasi yang disampaikan peneliti pada saat penyuluhan, merespon memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan penelitian Rika Candra Emilia (2009) dengan judul Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan Simelue Tengah Kab. Simeulue (NAD). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa t hitung adalah -16, 852 dengan nilai probabilitas (p=0,000) oleh karena (P<0,005) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan dan sikap antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang ASI Eksklusif. Kunci sukses dalam menyusui secara eksklusif adalah percaya diri. Ibu yang ragu-ragu, bahkan meyakini bahwa pemberian ASI saja tidak mencukupi. Ini akan mempengaruhi rasa percaya diri pada pengasuh bayinya, apalagi bila tidak ada dukungan dari keluarga. Dukungan aktif hanya memberikan ASI eksklusif perlu diperoleh sejak masa kehamilan terutama keluarga dan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Di Klinik Harapan Keluarga Dan Klinik Hadijah Medan 2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Efektifitas dari penyuluhan ASI eksklusif Positif bagi ibu nifas. 2. Mayoritas Ibu nifas memiliki pengetahuan yang cukup sebelum diberi penyuluhan ASI eksklusif dan sesudah diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan baik. 3. Mayoritas Ibu nifas memiliki sikap yang kurang sebelum diberi penyuluhan ASI eksklusif dan sesudah diberikan penyuluhan memiliki sikap cukup. 4. Terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013 dengan t-hitung 83,38% dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) 5. Terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu nifas di Klinik Harapan Keluarga dan Klinik Hadijah Medan Tahun 2013 dengan t-hitung 72,51% dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) 5.2 Implikasi Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa penyuluhan ASI eksklusif sangat berpengaruh dalam pengetahuan dan sikap ibu nifas dalam pemberian ASI Ekslusif. Walaupun demikian, masih ada hal lainnya yang dapat dilakukan agar pengetahuan dan sikap ibu nifas menjadi lebih baik lagi dalam pemberian ASI Ekslusif, seperti menempelkan poster-poster tentang ASI Ekslusif. Ibu juga harus menambah pengetahuan agar ilmu yang diketahui tentang pemberian ASI Ekslusif bisa lebih luas lagi. Ibu bisa mengikuti penyuluhanpenyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan karena informasi yang disampaikan akan mempengaruhi prilaku ibu nantinya dalam pemberian ASI Ekslusif. Diharapkan kepada ibu untuk meluangkan waktunya dalam memberikan ASI demi keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Bagi bidan maupun keluarga harus menghindari susu formula atau makanan tambahan lainnya sampai bayi berusia 6 bulan. Dukungan bidan juga sangat mempengaruhi prilaku ibu dalam pemberian ASI Ekslusif, selain dukungan dari bidan dukungan dari suami atau keluarga pun dapat mempengaruhi keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Ekslusif. Dukungan dapat diberikan dengan bentuk pemberian semangat kepada ibu dan memperhatikan keadaan ibu. 5.3 Saran Dari hasil penelitian yang di dapat maka muncul saran dari peneliti yaitu 1. Klinik Harapan keluarga dan klinik Hadijah Perlu meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam pemberian ASI Eksklusif khususnya dengan memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif supaya masyarakat mengetahui apa itu ASI Eksklusif dan apa manfaat dari ASI Eksklusif tersebut. 2. Institusi Pendidikan Diharapkan kepada pihak pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan untuk menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bahan bacaan diperpustakaan agar dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan mahasiswi khususnya tentang pengaruh penuluhan ASI eksklusif. 3. Peneliti Selanjutnya Semoga penelitian ini dapat menjadi bahan acuan penelitian dan referensi serta dapat mengembangkan dengan melakukan penelitian yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperbanyak responden yang akan diteliti dengan jenis penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, E.W, Wulandari. D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta. Nuha Medika. Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia. Edisi II. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Danuatmaja, B. Meiliasari, M. (2009). 40 hari pasca persalinan. Jakarta. Puspa Swara. Dewi, V.N. Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta Selatan. Salemba Medika. Hidayat, A, A. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Analisa. Jakarta. Penerbit Salemba Medika Mubarak, W.I. ; Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas “Pengantar Dan Teori”. Jakarta. Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta. ______(2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. PT Rineka Cipta. ______(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Sudjana. (2005). Bandung. Tarsito. Metode Statistika. Sujiyatini, Dkk. (2010). Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta. Cyrillus Publisher. Susilo, Rakhmat. (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta. Nuha Medika. Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI. Yogyakarta. CV. Andi offset. _____(2008). Ruang Menyusui Khusus di Pusat Perbelanjaan. Malang. (http://Ebookbrowse.com). Tanggal 16 Januari 2013. Jam 22.25 WIB _____(2006). Angka Kejadian Menurut WHO dan Susu Formula Di Masyarakat. (http://thedoctorundercover.wordpr ess.com). Tanggal 12 Februari 2013. Jam 05.30 WIB _____(2007). Data Dinkes Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. (http://www.mailarchive.com). Tanggal 12 Februari 2013. Jam 06.00 WIB _____(2008). Informasi terbaru tentang manfaat ASI. Cirebon. (http://dinkes.cirebonkab.go.id). Tanggal 20 februari 2013. Jam 21.00 WIB