Sekretariat Negara Republik Indonesia Sambutan Presiden RI pada Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapangan Monas, Jakarta, 3 Januari 2015 Sabtu, 03 Januari 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI LAPANGAN MONUMEN NASIONAL, JAKARTA TANGGAL 3 JANUARI 2015    Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,  Bismillaahirrahmaanirrahiim,  Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, assholaatu wassalaamu 'alaa asyrofil anbiyaai wal mursaliin, sayyidina, wa habibina, wa syafi'ina, wa maulaana Muhammadin, wa 'ala aalihi, washohbihi, ajma'iin, amma ba'du.  Yang saya hormati para Alim Ulama, para Habaib, Kaum Muslimin, Muslimat yang hadir dalam majelis ini,  http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 14:37 Sekretariat Negara Republik Indonesia Marilah shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.  Sudah dua kali saya hadir di Majelis ini, di tempat yang sama. Dan, pada pagi hari ini alhamdulillaah kita semuanya bisa hadir dalam rangka Peringatan Maulid Nabi. Dan, kita semuanya perlu mengingatkan diri kita betapa keteladanan Nabi adalah inspirasi bagi umat Islam, inspirasi bagi kita semuanya dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Dengan meneladani keseharian Nabi, kita akan mendapatkan tuntunan dan menuju ke sebuah kebahagiaan dalam rangka mengangkat harkat kita. Karena semuanya adalah keteladanan menuju pada ahklak yang Nabi tuntunkan kepada kita semuanya.  Kita ingat, beliau adalah pekerja keras dalam berdagang, begitu juga kita semuanya mestinya juga harus bisa mengikuti keteladanan Nabi dalam bekerja. Bekerja keras baik untuk menghidupi keluarga, dan juga untuk umatnya. Ada beberapa dari kita yang masih belum melakukan itu. Bekerja ya biasa biasa saja. Ada juga yang masih bermalas-malasan, masih banyak. Negara kita ini kalau semuanya mau bekerja keras insya Allah kita akan menjadi sebuah negara yang sejahtera dan negara yang makmur. Tapi, memang masih belum semuanya mau bekerja keras meneladani apa yang dicontohkan oleh Nabi.  Yang kedua, Nabi juga mencontohkan sebuah ketabahan. Tabah dalam menghadapi tantangan. Tabah dalam menghadapi cobaan. Tabah dalam menghadapi hinaan. Tabah dalam menghadapi caci-maki, dan beliau selalu membalasnya, baik hinaan, caci-maki itu dengan doa, membalas dengan kebaikan dan doa. Kalau kita sanggup ndak? Menghadapi itu, dihina orang, membalas hinaan itu dengan doa. Ada di antara kita seperti itu? Kok diem? Insya Allah di Majelis ini, di Majelis Rasulullah bisa, semuanya. Karena memang kita semuanya ingin meneladani apa yang telah dikerjakan oleh Nabi. Ada ndak dari kita yang dicaci-maki oleh teman kita, oleh tetangga kita, kita balas dengan kebaikan dan doa? Insya Allah, kalau itu kita melakukan terus-menerus kita coba, dengan sabar, dengan kesabaran, dengan kesabaran, saya yakin itu juga bisa dilakukan, karena muara dari semua ibadah kita adalah memang ahklak yang baik, ahklakul karimah. Tidak mudah di zaman sekarang menghadapi seperti itu, dicaci-maki, dihina, kemudian membalasnya dengan kebaikan dan doa.  Yang saya lihat, tapi ini tidak ada yang hadir di sini. Dalam sebuah kampung misalnya menghina kampung yang lain, apa jadinya? Tawuran. Yang sering di sebelah sana itu, di sana itu maksudnya di dekat Manggarai itu loh. Iya kan? Baru lewat ada yang nyenggol dikit aja tawur, tawuran. Ada yang lewat baru ngejek sedikit aja, bukan ngejek, baru melotot dikit, ngga melotot banyak, berantem. Ini, ini bukan contoh yang diberikan Nabi. Ya mestinya kalo ada yang melotot dikit, iya didoakan supaya nanti matanya nggak melotot banyak-banyak. http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 14:37 Sekretariat Negara Republik Indonesia  Ada yang lewat menghina, didoakan. Nggak ada kalau seperti itu, kalau akhlak Nabi ya, iya kita teladani, yang menjadi tuntunan kita, kita ikuti dalam keseharian kita, dalam gaya hidup sehari-hari kita. Nggak akan ada yang namanya tawuran, nggak akan ada yang namanya berantem, nggak akan ada yang namanya berkelahi antarpemuda, antarkampung, nggak ada. Nggak ada demo yang make melotot-melotot nggak ada. Itu bukan ajaran Nabi. Difitnah dibalas dengan didoakan. Ada ndak di antara kita yang difitnah kemudian kita mendoakan yang memfitnah kita? Ada banyak yang di sini, banyak, banyak yang seperti itu.  Kemudian Nabi juga mengajarkan kita untuk mempunyai kasih sayang kepada semuanya, kepada semua makhluk, dan semuanya, juga kepada yang non-muslim itu beliau contohkan. Itulah keseharian yang harus kita contoh, karena di Indonesia juga sama, di Indonesia ada yang muslim, tapi ada yang Hindu, ada yang Katolik, ada yang Kristen, ada yang Budha. Inilah warna-warni Indonesia yang diberikan Allah kepada kita. Oleh sebab itu, Nabi juga mengajarkan kita untuk menjunjung ukhuwah, tidak hanya Ukhuwah Islamiyah, tetapi juga Ukhuwah Insaniyah, persaudaraan antarumat manusia.  Saya kira itu sedikit yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.  Terima kasih.  Wa billaahitaufiq wal hidayah, Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.     Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 14:37 Sekretariat Negara Republik Indonesia Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 14:37