kematangan emosi pada “asd” siswa

advertisement
Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.849
KEMATANGAN EMOSI PADA “ASD” SISWA BERPRESTASI KELAS VA SD
NEGERI 4 WATES
EMOTIONAL MATURE OF “ASD” ACHIEVEMENT STUDENT CLASS VA SD N 4 WATES
Oleh: Hesti Tri Rahayu, PGSD/PSD, UNY, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kematangan emosi pada salah satu siswa berprestasi di kelas
VA SD Negeri 4 Wates. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan subjek seorang
siswa berprestasi di kelas VA SD Negeri 4 Wates. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Berdasarkan
aspek kesadaran emosi, penerimaan emosi, cara berinteraksi dengan orang lain dan penguatan dalam bergerak dan
bertindak, tampak kematangan emosi pada siswa berprestasi kurang sesuai dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki. Siswa berprestasi kurang wajar dalam mengekspresikan perasaan yang dialami karena masih berlebihan
dan meledak-ledak. Siswa berprestasi berperilaku kurang sesuai dengan usianya karena berkaitan dengan
kepribadian sebagai anak tunggal yang ditunjukkan dengan egosentris tinggi dan ingin dominan sehingga dianggap
kekanak-kanakan dan kurang diterima oleh orang lain.
Kata kunci: kematangan emosi, siswa berprestasi
Abstract
This research aimed to describe about the emotional mature of an achievement student at class VA SD N 4
Wates. This research used qualitative approach with study case type and the subject was an achievement student at
class VA SD N 4 Wates. The data collecting technique used observation, interview, and documentation study. The
data analysis technique used data reduction, data display, and conclusion. The data validation used source
triangulation and technique triangulation. The research result showed that based on emotional awareness aspect,
emotional acceptance, interaction way with other and reinforcement in movement and taking step appeared the
achievement student emotional mature was not appropriate with the cognitive ability. That student was less proper
in expressing feeling that be done because still abundant and blew out. The student did not act appropriate with her
age because be related to her personality as singular child that be showed with high egocentric and dominant will
so she reputed childish and did not quite accept with other.
Keywords: emotional mature, student achievement
merangsang
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang
pertumbuhan,
perkembangan,
meningkatkan kemampuan dan keterampilan,
manusia.
kecerdasan, dan pembentukan watak, serta nilai
Pendidikan dimulai sejak seseorang lahir hingga
dan sikap yang positif bagi setiap warga negara
tidak
terlepas
dari
kehidupan
akhir hayatnya melalui proses belajar dan latihan
untuk menjadi pribadi yang utuh sesuai tahapan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang telah
perkembangan, baik didapatkan di lingkungan
ditetapkan dan dapat dicapai oleh seseorang
rumah,
menunjukkan adanya sebuah keberhasilan yang
sekolah
maupun
masyarakat.
Aip
Syarifudin (dalam Arif Rohman, 2011: 8)
mendefinisikan pendidikan adalah proses yang
dirancang dan disusun secara sistematis untuk
erat kaitannya dengan prestasi.
Prestasi dipandang oleh masyarakat umum
sebagai suatu kebanggaan dalam mencapai suatu
1.850 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016
keunggulan. Menurut Atkinson seperti dikutip
yang bersifat kognitif, namun juga faktor-faktor
Houston, menyatakan bahwa terdapat kebutuhan
non kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian
untuk berprestasi, yaitu usaha seseorang untuk
dan pengaruh lingkungan. Salah satu dari faktor
menemukan atau melampaui standar keunggulan,
non kognitif yang mempunyai peranan besar bagi
dengan
seseorang adalah emosi.
adanya
dorongan
untuk
mengatasi
Emosi
hambatan, melatih kekuatan, berusaha untuk
menurut
Kartono
(dalam
melakukan suatu pekerjaan yang sulit dengan
Sugihartono, dkk, 2012: 20) adalah tergugahnya
cara yang baik dan secepat mungkin (Djaali,
perasaan
2011: 105). Dengan demikian, sebuah prestasi
perubahan dalam tubuh. Dalam mengungkapkan
yang
emosi
diperoleh
dapat
menjadi
tolak
ukur
yang
yang
disertai
ada,
dengan
perubahan-
masing-masing
siswa
keberhasilan seseorang dalam suatu hal yang
mempunyai cara tersendiri yang berbeda satu
telah
pendidikan,
sama lain. Hal ini disebabkan pertumbuhan dan
prestasi siswa dapat memperlihatkan keberhasilan
perkembangan masing-masing siswa berbeda
siswa
meskipun berada dalam rentang usia sama.
ditetapkan.
dalam
Dalam
mengikuti
dunia
proses
kegiatan
pembelajaran, yang mana siswa merupakan
Usia anak Sekolah Dasar berada pada
subjek sasaran pendidikan. Selain itu, prestasi
masa sekolah. Menurut Endang Poerwanti dan
siswa berkaitan pula dengan bakat, minat ataupun
Nur Widodo (2005: 97), masa sekolah yaitu fase
potensi yang dimiliki oleh siswa.
pada rentang usia 6 sampai 12 tahun. Masa ini
Siswa yang berprestasi dalam bidang
sering disebut masa kanak-kanak akhir atau masa
akademik maupun non akademik menunjukkan
bermain.
adanya keberbakatan di dalam dirinya. Seperti
perkembangan yang sangat menonjol adalah
yang diungkapkan oleh Sutjihati Somantri (2007:
perkembangan sikap sosial, ditandai dengan
160), keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi
mulai hilangnya sikap egosentris yang kemudian
kecerdasan tapi juga dilihat dari segi prestasi,
berubah
kreativitas, dan karakteristik pribadi/sosialnya;
perkembangan sikap sosial, terdapat kemampuan-
dilihat dari kemampuan yang bersifat potensial
kemampuan yang hendaknya dimiliki oleh anak
maupun aktual (prestasi). Dengan demikian siswa
usia sekolah dasar yang disebut dengan tugas
berprestasi merupakan anak berbakat yang dapat
perkembangan. Siswa sebagai makhluk individu
terlihat
mempunyai tugas perkembangan yang berkaitan
dari
segi
kecerdasan,
kreativitas,
kepribadian dan prestasi belajar.
Prestasi belajar baik akademik ataupun
Pada
pada
masa
kanak-kanak
orientasi
sosial.
akhir,
Selain
dengan kemampuannya menjadi pribadi yang
lebih
matang
sesuai
dengan
tahap
non akademik yang dimiliki siswa tidak hanya
perkembangannya. Sedangkan sebagai makhluk
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu
sosial, tugas perkembangan siswa berkaitan
sendiri, melainkan ada pula faktor luar yang ikut
dengan hubungannya terhadap orang lain. Proses
mempengaruhinya. Conny R. Semiawan (2002:
pendidikan melibatkan siswa dan guru di
12) mengatakan bahwa prestasi belajar tidak
dalamnya, di mana siswa membutuhkan guru
hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektual
yang berperan dalam membantu mengubah
Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.851
perilakunya sesuai dengan tujuan yang telah
menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya,
ditetapkan.
menjadikan
Sehubungan dengan perkembangan emosi
anak
perkembangan
berbakat
emosi
menunjukkan
yang
lebih
matang
dengan
(Sutjihati Somantri, 2007: 174). Perkembangan
perkembangan penalarannya anak sudah mulai
emosi yang lebih matang ini merujuk pada
mengerti bahwa ungkapan emosional
adanya
pada
masa
kanak-kanak
akhir,
yang
berlebihan merupakan hal yang kurang baik dan
hal
yang
sering
disebut
dengan
kematangan emosi.
Kematangan emosi merupakan salah satu
secara sosial tidak dapat diterima oleh orang lain.
Perkembangan yang nampak pada masa bermain
standar
kemandirian
siswa
Sekolah
Dasar.
adalah anak mulai belajar untuk mengendalikan
Kematangan emosi pada siswa dapat dimulai
ungkapan-ungkapan emosi yang bersifat negatif
dengan menyadari apa yang sedang terjadi di
dan cenderung untuk mulai mengungkapkan
sekeliling atau lingkungan sekitar. Asosiasi
emosi yang menyenangkan (Endang Poerwanti
Bimbingan dan Konseling Indonesia (2007)
dan Nur Widodo, 2005: 97).
merumuskan bahwa kematangan emosi pada
Peran emosi dalam kehidupan anak
siswa Sekolah Dasar dapat dilihat melalui
menjadi penting karena akan mempengaruhi
bagaimana siswa mengenal dan memahami
penyesuaian
perasaan diri sendiri maupun orang lain serta
sosial
anak,
yang
mana
perkembangan anak usia sekolah dasar yang
mengekspresikan
paling menonjol adalah perkembangan sikap
Sedangkan
sosial. Selain itu emosi-emosi positif yang ada
ketidakmatangan emosional dapat ditunjukkan
dalam diri seseorang dapat mendorongnya untuk
melalui pola-pola respons yang beraneka ragam,
berprestasi atau meraih keberhasilan sesuai tujuan
yaitu dengan cara menarik perhatian, ucapan yang
yang ditetapkan begitu juga sebaliknya. Daniel
dibuat-buat, penampilan yang aneh, rasionalisasi,
Goleman
bahwa
proyeksi (melemparkan kesalahan kepada orang
bagaimana tingkat emosi menghambat atau
lain atas kekurangan dan kelemahan sendiri),
mempertinggi kemampuan untuk berpikir dan
serta menolak kenyataan.
(2004:
112)
menyatakan
perasaan
menurut
Djaali
secara
(2011:
wajar.
47)
merencana, untuk mengejar latihan-latihan demi
Contoh kasus mengenai perkembangan
sasaran jangka panjang, untuk menyelesaikan
emosi anak berbakat dikemukakan oleh Sutjihati
permasalahan dan semacamnya, emosi-emosi
Somantri (2007: 174) dalam bukunya yang
itulah yang menentukan batas kemampuan untuk
berjudul Psikologi Anak Luar Biasa yaitu
memanfaatkan kemampuan bawaan, dan dengan
mengenai kasus ketidakstabilan emosi anak
demikian
dalam
berbakat IS dan RS. Kehidupan emosi IS di
kehidupan. Siswa berprestasi yang merupakan
dalam keluarga cenderung mudah tersinggung
anak
kecenderungan
namun kukuh dalam pendirian dan keras dalam
perkembangan emosi yang lebih baik dari anak
pencapaian hasil, serta cenderung ingin menjadi
rata-rata. Sekiranya dengan fungsi kognitifnya,
pemimpin dalam bermain maupun bergaul.
anak berbakat mampu mengolah informasi dan
Sementara itu kasus RS menunjukkan sering
menentukan
berbakat
keberhasilan
mempunyai
1.852 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016
terlibat pertengkaran kecil dengan saudaranya dan
2013, perbedaan karakteristik siswa dapat terlihat
ingin menang sendiri. RS cenderung cengeng,
pada
mudah tersinggung, ingin melebihi orang lain,
menggunakan
lebih senang bergaul dengan teman yang lebih tua
autentik menekankan pada penilaian proses.
dan cenderung lambat menyesuaikan diri dengan
Penilaian autentik didasarkan pada hasil belajar
situasi
tersebut
siswa secara menyeluruh meliputi aspek kognitif,
menunjukkan perkembangan emosi anak berbakat
afektif dan psikomotor. Penentuan keberhasilan
dapat mempunyai kecenderungan positif maupun
siswa
kecenderungan
ditentukan dengan pengamatan dari awal hingga
atau
teman
baru.
negatif
Kasus
(dapat
menimbulkan
penilaian
dalam
yang
penilaian
proses
dilakukan
autentik.
kegiatan
dengan
Penilaian
pembelajaran
akhir proses kegiatan pembelajaran. Selain itu,
masalah perkembangan).
Siswa berprestasi yang termasuk golongan
prestasi siswa tidak hanya didasarkan pada
anak berbakat merupakan aset berharga untuk
akademik saja namun juga non akademik yang
masa depan. Perkembangan siswa berprestasi di
memperlihatkan bakat, minat maupun potensi
masa kanak-kanak berpengaruh besar terhadap
yang dimiliki siswa.
bagaimana keadaan siswa di masa dewasa atau
Ada beberapa siswa yang teramati sebagai
tua. Seperti yang dikemukakan oleh Amelia
siswa berprestasi berdasarkan hasil observasi
Rahma Evanti (2005: 202-203) bahwa masa
maupun wawancara dengan guru kelas VA SD
kanak-kanak merupakan masa kesempatan emas
Negeri 4 Wates yang dilaksanakan pada tanggal
bagi pembangunan otak. Masa kanak-kanak
17 Oktober 2015 dan 21 Oktober 2015. Beberapa
menjadi
pembentukan
siswa tersebut mempunyai prestasi di bidang
kecenderungan emosi seumur hidup. Kebiasaan-
akademik ataupun non akademik serta teramati
kebiasaan yang diperoleh pada masa kanak-kanak
sebagai siswa yang aktif dalam proses kegiatan
menjadi tertera dalam jaringan sinaps dasar
pembelajaran di kelas. Siswa berprestasi tersebut
arsitektur persarafan dan lebih sulit diubah di
yaitu ASD, BA, NCH, RS, dan SNJ. Dari data
kemudian hari. Dengan demikian, perlu adanya
yang didapatkan ASD pernah meraih prestasi
pemahaman
berprestasi
juara 5 olimpiade/ cerdas cermat tingkat gugus
mengekspresikan perasaan yang dialami. Hal ini
tahun 2015/2016, juara 4 cerdas cermat Agama
dapat untuk mengetahui tingkat kematangan
tingkat gugus tahun 2015/2016, peserta OSN IPA
emosi pada diri siswa berprestasi tersebut agar
tingkat gugus dan kecamatan tahun 2015/2016;
dapat berkembang secara optimal dan tidak
BA meraih juara cerdas cermat tingkat gugus
bermasalah di masa dewasa kelak.
tahun 2015; NCH meraih juara 1 mewarnai
masa
penting
bagaimana
bagi
siswa
Praktik
tingkat kabupaten Kulon Progo tahun 2010, juara
Pengalaman Lapangan (PPL) bulan Agustus-
2 fashion show tingkat kabupaten Kulon Progo
September 2015 di SD Negeri 4 Wates,
tahun 2010, juara 3 menari tingkat gugus tahun
Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo,
2015; RS meraih juara 3 menari tingkat gugus
memperlihatkan
tersebut
tahun 2015 dan juara 4 cerdas cermat Agama
menggunakan kurikulum 2013. Pada kurikulum
Islam tahun 2015/2016; sedangkan SNJ meraih
Hasil
observasi
bahwa
pada
saat
sekolah
Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.853
juara 1 menggambar di Tux paint tingkat
Hasil observasi ketika kegiatan pramuka
Kabupaten Kulon Progo tahun 2010, dan juara 2
didapatkan bahwa ASD merupakan ketua regu
menari tingkat kabupaten Kulon Progo tahun
Sakura. ASD sudah dapat menghafal Tri Satya
2011. Data nilai rata-rata aspek pengetahuan
dan Dasa Dharma Pramuka dengan lancar
dalam proses kegiatan pembelajaran pada siswa
dibandingkan teman-temannya. ASD terlihat
berprestasi di kelas VA tersebut lebih dari 80.
kreatif ketika didapatkan informasi bahwa yel-yel
Dalam proses pembelajaran di kelas,
regu yang terdengar bagus dan menjadi semangat
siswa berprestasi di kelas VA yaitu ASD, BA,
regu Sakura dibuat olehnya. Dalam kegiatan
NCH, RS, dan SNJ menunjukkan sikap yang baik
bersama
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
membantu mengajari teman regunya untuk
berprestasi di kelas VA aktif mengikuti kegiatan
membuat simpul dasar tali-temali. Namun di sisi
pembelajaran yang berlangsung dan antusias
lain, ASD teramati berbicara kurang sopan
ketika mengerjakan tugas ataupun menjawab
(dengan nada membentak) kepada teman regunya
pertanyaan yang diajukan guru ketika kegiatan
ketika temannya tersebut lama dalam menjawab
tanya jawab materi pembelajaran yang dipelajari.
pertanyaan yang diberikan. Informasi lebih lanjut
Namun
pembelajaran
didapatkan dari hasil wawancara dengan guru
berlangsung, salah satu siswa berprestasi yaitu
kelas VA yang menyatakan bahwa ASD banyak
ASD mempunyai tingkah laku yang lebih
bicara dan terkesan dibuat-buat. ASD merupakan
menonjol terlihat dari sisi positif maupun negatif
salah satu siswa berprestasi di kelas VA yang
dibandingkan dengan teman sekelasnya. ASD
mempunyai sikap kurang sesuai dengan umurnya
aktif dalam proses kegiatan pembelajaran terlihat
yaitu sikap egosentris yang masih terlihat karena
ketika berani mengemukakan pendapat dan sering
mementingkan diri sendiri. Hal tersebut diduga
menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya
karena ASD merupakan anak tunggal.
ketika
kegiatan
diri. Selain itu ASD teramati cepat dalam
regu,
ASD
menunjukkan
sikap
ASD merupakan siswa dengan berbagai
menyelesaikan tugas dengan hasil yang baik.
prestasi
Namun di sisi lain, ASD menunjukkan pola
mempunyai kreativitas yang baik serta percaya
respons selalu mencari perhatian dan sering
diri. Potensi atau bakat yang dimiliki ASD
berbicara dengan cukup keras. Ketika kegiatan
sebagai siswa berprestasi ini merupakan aset
diskusi kelompok, ASD kurang sopan dalam
berharga untuk masa depannya, terlebih ASD
berbicara
terlihat
masih berada pada masa kanak-kanak akhir.
membentak teman disertai memukul meja. Dari
Namun di lapangan, ASD menunjukkan sikap
hasil observasi tersebut, pengamatan difokuskan
yang
pada satu siswa berprestasi di kelas VA SD
perkembangannya
Negeri
lakunya
perhatian, kurang sopan dalam berbicara baik
menujukkan pola respons yang beragam terlihat
kepada teman maupun guru terlihat dari sering
dari sisi positif maupun negatif.
berbicara dengan cukup keras serta egosentrisnya
kepada
4
Wates
temannya
yang
karena
tingkah
yang
telah
kurang
diraihnya.
sesuai
yaitu:
ASD
juga
dengan
tingkat
sering
mencari
masih terlihat karena mementingkan diri sendiri.
1.854 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016
teknik. Peneliti melakukan triangulasi sumber
METODE PENELITIAN
dengan melakukan wawancara kepada guru kelas,
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
guru mata pelajaran, siswa, orang tua siswa dan
kualitatif. Penelitian ini termasuk pada penelitian
teman siswa. Peneliti melakukan triangulasi
yang bersifat deskriptif. Secara lebih khusus,
teknik
penelitian ini termasuk dalam penelitian kasus
observasi, wawancara dan dokumentasi
dengan
membandingkan
data
hasil
(case studies).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siswa berprestasi sudah dapat menyadari
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober
perasaan diri sendiri. Siswa berprestasi mampu
2016.
mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang
Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari
baik, namun cara berbicaranya kurang wajar
sampai dengan bulan Maret 2016. Penelitian ini
karena masih banyak bicara dan cenderung
dilaksanakan di SD Negeri 4 Wates Kulon Progo,
berlebihan seperti berteriak dengan keras dan
khususnya di kelas VA. Sekolah tersebut terletak
nada dibuat-buat seperti diulur. Seperti pendapat
di Jalan Stasiun No. 4 Wates, Kulon Progo.
Hurlock (1980: 154) yang menyatakan bahwa
2015
sampai
dengan
bulan
Maret
secara normal, menjelang berakhirnya masa
kanak-kanak,
Target/Subjek Penelitian
anak-anak
semakin
sedikit
berbicara. Ini bukan disebabkan anak takut di
Subjek pada penelitian ini difokuskan
pada satu siswa berprestasi di kelas VA yaitu
ASD. Sedangkan untuk pengumpulan data yang
mendukung, sumber data diperoleh dari guru
kelas VA, guru yang mengajar di kelas VA, orang
tua
ASD
dan
teman
ASD.
Pengumpulan
dilakukan secara triangulasi.
sebagian dari sindromatik menarik diri yang
merupakan ciri dari masa puber. Oleh karena itu,
siswa
berprestasi
kurang
wajar
dalam
mengungkapkan perasaan yang dialami karena
masih berlebihan dalam berbicara terutama ketika
sedang senang. Saat sedang jengkel atau marah,
siswa
Instrumen Penelitian
yang
kritik atau dicemooh melainkan merupakan
berprestasi
kurang
wajar
dalam
Instrumen penelitian ini adalah peneliti
mengungkapkan karena sering membentak dan
dibantu
dengan nada keras.
dengan
pedoman
observasi,
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi
yang berhubungan dengan kematangan emosi
siswa
berprestasi
kurang
wajar
dalam
pada siswa berprestasi di kelas VA SD Negeri 4
mengekspresikan perasaan yang dialami saat
Wates.
senang maupun saat marah atau jengkel karena
berlebihan atau meledak-ledak seperti sering
Uji Keabsahan Data
berteriak dengan suara keras. Siswa berprestasi
Uji keabsahan data dalam penelitian ini
terlalu menggebu-gebu dalam mengekspresikan
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
perasaan senang. Saat marah atau jengkel, siswa
Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.855
berprestasi cenderung tidak dapat mengendalikan
Siswa berprestasi sudah dapat menyadari
emosi atau amarahnya sehingga bertindak kurang
perasaan orang lain dengan memberikan respon
wajar ditunjukkan dengan perilaku yang kekanak-
berupa
kanakan seperti seperti menghentak-hentakkan
cenderung ke bersikap biasa saja dan tidak mau
kaki dengan keras sambil muka cemberut,
terlalu ikut campur urusan orang lain. Seperti saat
memukul
ada teman yang mendapatkan nilai tinggi atau
meja,
menjambak
rambut
dan
tindakan.
Siswa
berprestasi
lebih
sebuah prestasi, siswa berprestasi lebih kepada
menendang kaki teman.
Siswa berprestasi yang berada pada masa
mengembalikan kepada dirinya sendiri dan
kanak-kanak akhir kurang mampu mengendalikan
menjadi termotivasi untuk menjadi lebih baik.
ungkapan-ungkapan emosi yang dialaminya.
Sedangkan saat ada teman yang mendapat nilai
Temuan tersebut juga kurang sesuai dengan
rendah, siswa berprestasi lebih sering tidak
pendapat Hurlock (1980: 154) yang menyatakan
mempedulikan dan bersikap biasa saja.
bahwa anak segera mengetahui bahwa ungkapan
Respon yang dilakukan siswa berprestasi
emosi terutama emosi yang kurang baik secara
terhadap teman yang sedang senang seperti ikut
sosial tidak diterima oleh teman-teman sebaya.
tersenyum,
Anak mempunyai keinginan yang kuat untuk
mengucapkan
mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi anak.
berprestasi dan mengajak berbicara teman yang
Namun begitu, berbeda dengan saat senang,
sedang senang. Siswa berprestasi terlihat sering
marah atau jengkel, diketahui siswa berprestasi
memberikan respon tindakan ketika ada teman
cenderung diam dan menyendiri, terkadang
yang
dengan
berkaca-kaca
mencoba menenangkan, menemui guru dan
maupun dengan menulis di buku diary dalam
mengingatkan teman yang bersalah untuk minta
mengekspresikan perasaan sedih.
maaf. Saat ada teman yang marah kepadanya,
menangis
atau
hanya
Siswa berprestasi tersebut masih kurang
wajar
dalam
mengekspresikan
emosi
tertawa,
sedang
bertepuk
selamat
menangis
tangan,
dan
teman
yang
kepada
dengan
mendekati,
siswa berprestasi hanya diam sambil cemberut.
yang
Pada aspek kesadaran
emosi, siswa
dialaminya saat senang, jengkel atau marah dan
berprestasi sudah dapat menyadari perasaan diri
dianggap oleh orang di sekitarnya kekanak-
sendiri maupun orng lain. Siswa berprestasi
kanakan karena berperilaku kurang sesuai dengan
sudah
usianya.
maupun mengekspresikan perasaan yang sedang
Temuan
tersebut
sejalan
dengan
dapat
mengungkapkan
dengan
lisan
pendapat Hurlock (1980: 175) bahwa anak akan
dialami,
dianggap tidak matang baik oleh teman-teman
terhadap orang lain meskipun lebih cenderung
sebaya maupun orang-orang dewasa apabila
tidak mau terlalu ikut campur urusan orang lain.
masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi
Namun demikian, siswa berprestasi masih kurang
yang kurang menyenangkan, seperti amarah yang
wajar dalam mengekspresikan perasaan karena
meledak-ledak, dan juga apabila emosi seperti
masih berlebihan dan meledak-ledak.
marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga
kurang disenangi oleh orang lain.
dan
memberikan
respon
tindakan
Penerimaan diri pada siswa berprestasi
ditunjukkan dengan sikap yang tidak membeda-
1.856 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016
bedakan teman meskipun mengeluh diawal ketika
kurang baik dikarenakan masih memperlihatkan
berkelompok secara acak. Siswa berprestasi dapat
sikap
menghargai teman, hormat kepada guru, dan
meledak-ledak
menghargai orang lain yang sedang berbicara,
sehingga kurang diterima oleh orang lain.
egosentris
dan
dalam
ingin
dominan
menyikapi
suatu
serta
hal
namun sering muncul egoisnya yang tinggi
Cara berinteraksi siswa berprestasi dengan
sehingga berbicara dengan nada keras dan diulur
teman ditunjukkan melalui bagaimana cara
dengan ekspresi kurang menyenangkan ketika
berinteraksi siswa berprestasi saat proses kegiatan
berbicara
pembelajaran
atau
mengemukakan
saat
ada
pendapat.
teman
Siswa
yang
maupun
di
luar
kegiatan
berprestasi
pembelajaran. Cara berinteraksi siswa berprestasi
menunjukkan penerimaan diri terhadap orang lain
terhadap teman saat kegiatan pembelajaran
dengan dapat menghargai keberadaan orang lain
terlihat lebih banyak mengajak berbicara atau
dan tidak membeda-bedakan teman.
mengobrol dengan teman sekitar tempat duduk,
Meskipun demikian, didapatkan temuan
sering mengemukakan pendapat dalam kegiatan
bahwa siswa berprestasi dalam situasi dan kondisi
diskusi dan cenderung dominan, dapat berdiskusi
tertentu masih memperlihatkan sikap egosentris
dengan teman ketika ada tugas, bertanya saat
dan ingin dominan seperti saat mengemukakan
mengalami kesulitan, serta membantu teman yang
pendapat serta meledak-ledak dalam menyikapi
membutuhkan atau bertanya padanya. Secara
suatu hal seperti tidak dapat menerima ketika
keseluruhan, cara berinteraksi siswa berprestasi
temannya mendahului dalam mengerjakan tugas
terhadap teman ketika kegiatan pembelajaran
dengan membentak dengan suara keras, sehingga
masih cenderung ingin dominan. Namun siswa
kurang diterima oleh orang lain. Siswa berprestasi
berprestasi sudah dapat mengelola emosi yang
menunjukkan penyesuaian yang kurang baik
menyenangkan saat berinteraksi dengan orang
karena masih menunjukkan perilaku kekanak-
ketika kegiatan pembelajaran.
kanakan seperti egosentris yang masih terlihat
Sedangkan di luar kegiatan pembelajaran
sekali dan ingin dominan. Temuan ini tidak
lebih sering terlihat bersama dengan sahabat
mendukung pendapat Sutjihati Somantri (2007:
dekat seperti ke Perpustakaan, jajan di kantin atau
177) yang mengungkapkan bahwa karakteristik
bermain bersama sahabat. Interaksi dengan teman
anak
menunjukkan
terlihat sekedar menyapa atau menjawab ketika
penyesuaian emosial yang lebih baik daripada
ada yang bertanya seperti membantu teman yang
anak rata-rata, walaupun kecenderungan ini lebih
mengalami kesulitan dan mengajak berbicara
erat kaitannya dengan latar belakang sosial
untuk memberi dukungan teman yang akan
ekonomi daripada kecerdasan.
lomba. Siswa berprestasi mempunyai kelompok
berbakat
cenderung
Pada aspek penerimaan emosi, siswa
berprestasi menunjukkan adanya penerimaan diri
bermain atau geng yang beranggotakan empat
orang dengan jenis kelamin yang sama.
yang ditunjukkan dengan sikap tidak membeda-
Interaksi antara siswa berprestasi dengan
bedakan teman dan dapat menghargai orang lain.
guru, kepala sekolah, dan karyawan di luar
Namun penyesuaian emosi siswa berprestasi
kegiatan pembelajaran tidak begitu terlihat karena
Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.857
lebih banyak menghabiskan waktu bersama
sering berinteraksi dengan tetangga sekitar
dengan teman atau sahabatnya. Di luar kegiatan
rumah. Siswa berprestasi hanya bermain dengan
pembelajaran, siswa berprestasi sering bermain
anak-anak di depan atau belakang rumah. Hal ini
bersama dengan ketiga sahabatnya. Temuan ini
dikarenakan
mendukung pendapat Syamsu Yusuf (2014: 25)
mengawasi penuh pergaulan siswa berprestasi,
bahwa anak-anak pada masa kelas tinggi sekolah
salah satunya karena letak rumah yang berada
dasar gemar membentuk kelompok sebaya,
dekat dengan jalan raya besar.
orang
tua
mengarahkan
dan
biasanya untuk bermain bersama-sama yang
Pada aspek cara berinteraksi dengan orang
mana dalam permainan itu biasanya anak tidak
lain, siswa berprestasi lebih banyak berinteraksi
lagi terikat kepada peraturan permainan yang
dengan sahabat dekat saat di sekolah dan selalu
tradisional (yang sudah ada), namun mereka
bercerita dengan orang tua. Interaksi siswa
membuat peraturan sendiri.
berprestasi dengan orang lain seperti menyapa
Dari hasil wawancara diketahui bahwa
dan berjabat tangan dengan guru ataupun kepala
siswa berprestasi sopan dengan menyapa atau
sekolah; mengacungkan tangan terlebih dahulu
berjabat tangan ketika bertemu guru atau kepala
ketika akan bertanya pada guru; bercengkerama
sekolah. Cara berinteraksi siswa berprestasi
dengan teman sekitar tempat duduk; mengajak
terlihat mengangkat tangan terlebih dahulu
bicara ataupun bertanya pada teman ketika
ataupun mendekati guru ketika mengajak bicara
mengalami kesulitan; mengemukakan pendapat
maupun
dan berdiskusi dalam kegiatan kelompok.
bertanya
dan
sering
merespon
pertanyaan-pertanyaan guru. Cara berbicara siswa
Siswa berprestasi mempunyai keberanian
berprestasi kepada guru cukup sopan namun
dan kesanggupan dalam mengambil resiko. Siswa
dengan suara keras dan cepat. Namun saat
berprestasi
tegas
persiapan lomba, siswa berprestasi kurang sopan
ditunjukkan
dengan
dalam mengajak berbicara guru olahraga terlihat
menyikapi suatu hal dan dilakukan dengan
dari cara mengajak berbicara terlebih dulu dengan
percaya diri. Seperti mengadu pada guru saat
tidak menggunakan bahasa krama dan menarik
teman mencontek, mengadu kepada guru ketika
lengan baju. Siswa berprestasi terkadang masih
teman sebangkunya belum selesai saat guru akan
terlihat tidak dapat mengontrol dirinya sehingga
memulai membahas tugas yang dikerjakan,
bertindak kurang sopan kepada orang yang lebih
mempertahankan pendapat yang diyakini, dan
tua yang dianggapnya dekat.
mengingatkan teman agar segera mengerjakan
Di lingkungan rumah, siswa berprestasi
tugas
dan
dalam
sikap
memberitahu
bersikap
yang
spontan
dalam
tugas
yang harus
mempunyai
sopan dan hormat kepada orang tua tapi
dikerjakan.
Siswa
berprestasi
cenderung menggunakan bahasa Jawa ngoko atau
keberanian
untuk
berkompetisi,
bahasa
selalu
terkadang siswa berprestasi ragu-ragu atau malu-
bercerita kepada orang tua terutama Ibu mengenai
malu pada kondisi atau situasi tertentu. Siswa
kegiatan yang dilakukan maupun kejadian yang
berprestasi berani berkompetisi didasari motivasi
terjadi dalam keseharian. Siswa berprestasi tidak
di dalam diri dan kesadaran akan tujuan yang
Indonesia.
Siswa
berprestasi
meskipun
1.858 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016
akan didapatkan. Seperti saat ada kuis dalam
kepribadian anak tunggal yang mana mempunyai
kegiatan
rasa egois, egosentris dan ingin dominan.
pembelajaran,
siswa
berprestasi
mempunyai tekad untuk paling banyak menjawab
Sebagaimana
pendapat
Hall
(dalam
Maya
karena akan mendapatkan nilai, termasuk pula
Puspaning Tyas, 2008: 9) yang menyatakan
menambah nilai keaktifan.
bahwa perhatian dari orang tua yang biasa
siswa
dituntut dan didapatkan oleh anak tunggal
berbakat yang memiliki semangat dan motivasi di
menyebabkannya menjadi anak yang iri, egois,
dalam diri yang tinggi untuk meraih prestasi.
egosentris, bergantung, agresif, dominatif, atau
Siswa berprestasi berusaha untuk menjadi yang
argumentatif.
terbaik dengan banyak belajar dan membaca
berprestasi yang kurang baik daripada teman
buku. Siswa berprestasi tekun dan semangat
yang lain
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan tidak
kepribadian sebagai anak tunggal.
Siswa
berprestasi
tergolong
Penyesuaian
salah
Berdasarkan
mudah putus asa saat menghadapi kesulitan.
emosi
satunya
aspek
siswa
dipengaruhi
kesadaran
oleh
emosi,
Motivasi untuk berprestasi yang ada pada siswa
penerimaan emosi, cara berinteraksi dengan
berprestasi
laku
orang lain dan penguatan dalam bergerak dan
kesehariannya seperti senang membaca, belajar
bertindak, tampak kematangan emosi pada siswa
dan tekun dalam menyelesaikan tugas yang
berprestasi kurang sesuai dengan kemampuan
diberikan. Motivasi yang tinggi dalam diri siswa
kognitif yang dimiliki. Siswa berprestasi kurang
berpretasi terlihat dari keaktifan dalam kegiatan
wajar dalam mengekspresikan perasaan yang
pembelajaran
pertanyaan,
dialami karena masih berlebihan dan meledak-
mengemukakan pendapat ataupun bertanya serta
ledak. Diketahui bahwa hal tersebut tidak terlepas
berusaha untuk selalu belajar.
dari
tercermin
baik
dalam
tingkah
menjawab
kepribadian
siswa
berprestasi
yang
siswa
merupakan anak tunggal. Siswa berprestasi
bertindak
berperilaku kurang sesuai dengan usianya yang
berprestasi
berada pada masa kanak-kanak akhir, ditunjukkan
kesanggupan
dengan egosentris yang tinggi dan ingin dominan
mengambil resiko. Hal tersebut meliputi: tegas
sehingga dianggap kekanak-kanakan dan kurang
dalam bersikap yang ditunjukkan dengan sikap
diterima oleh orang lain. Temuan ini tidak
spontan dalam menyikapi suatu hal dan dilakukan
mendukung pendapat Sutjihati Somantri (2007:
dengan percaya diri; mempunyai keberanian
174) yang menyatakan bahwa sekiranya dengan
untuk berkompetisi meskipun terkadang ragu-
fungsi
ragu atau malu-malu; dan memiliki semangat dan
mengolah
motivasi yang tinggi untuk meraih prestasi.
kesadaran akan diri dan dunianya, menjadikan
Pada
berprestasi
menunjukkan
mempunyai
aspek
dalam
penguatan
bergerak
emosi
dan
bahwa
siswa
keberanian
dan
Dari data penelitian diketahui bahwa
siswa berprestasi merupakan anak tunggal.
Terdapat keterkaitan antara kematangan emosi
siswa
berprestasi
dengan
karakteristik
kognitifnya,
informasi
anak
dan
berbakat
mampu
menumbuhkan
anak berbakat menunjukkan perkembangan emosi
yang lebih matang.
Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.859
SIMPULAN DAN SARAN
berinteraksi dengan orang lain, ASD lebih banyak
Simpulan
berinteraksi dengan sahabat dekat saat di sekolah
dan
dan selalu bercerita dengan orang tua. Interaksi
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ASD dengan orang lain seperti menyapa dan
kematangan emosi pada siswa berprestasi (ASD)
berjabat tangan dengan guru ataupun kepala
kurang sesuai dengan kemampuan kognitif yang
sekolah; mengacungkan tangan terlebih dahulu
dimiliki.
dalam
ketika akan bertanya pada guru; bercengkerama
mengekspresikan perasaan yang dialami karena
dengan teman sekitar tempat duduk; mengajak
masih berlebihan dan meledak-ledak. Hal tersebut
bicara ataupun bertanya pada teman ketika
dipengaruhi
yang
mengalami kesulitan; mengemukakan pendapat
merupakan anak tunggal. ASD berperilaku
dan berdiskusi dalam kegiatan kelompok; 4) Pada
kurang sesuai dengan usianya, ditunjukkan
aspek penguatan emosi dalam bergerak dan
dengan egosentris yang tinggi dan ingin dominan
bertindak, ASD mempunyai keberanian dan
sehingga dianggap kekanak-kanakan dan kurang
kesanggupan mengambil resiko. Hal tersebut
diterima oleh orang lain. Secara lebih rinci,
meliputi: tegas dalam bersikap yang ditunjukkan
kematangan emosi pada siswa berprestasi (ASD)
dengan sikap spontan dalam menyikapi suatu hal
ditunjukkan melalui empat aspek sebagai berikut:
dan dilakukan dengan percaya diri; mempunyai
1) Pada aspek kesadaran emosi, ASD sudah dapat
keberanian
untuk
menyadari perasaan diri sendiri maupun orang
terkadang
ragu-ragu
lain. ASD sudah dapat mengungkapkan dengan
memiliki semangat dan motivasi yang tinggi
lisan maupun mengekpresikan perasaan yang
untuk meraih prestasi; 5) Kematangan emosi
sedang dialami, dan memberikan respon tindakan
ASD dipengaruhi oleh kepribadian sebagai anak
terhadap orang lain meskipun lebih cenderung
tunggal yang cenderung masih egosentris dan
tidak mau terlalu ikut campur urusan orang lain.
ingin dominan.
Berdasarkan
ASD
oleh
hasil
kurang
penelitian
wajar
kepribadian
ASD
berkompetisi
atau
meskipun
malu-malu;
dan
Namun demikian, ASD masih kurang wajar
dalam mengekspresikan perasaan karena masih
Saran
berlebihan atau meledak-ledak. Hal tersebut
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan
dipengaruhi oleh emosinya yang tidak stabil
dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan
dalam situasi dan kondisi tertentu; 2) Pada aspek
beberapa
penerimaan emosi, ASD menunjukkan adanya
memberikan contoh dan bimbingan kepada siswa
penerimaan diri dengan bersikap tidak membeda-
agar siswa berprestasi dapat mengendalikan
bedakan teman dan dapat menghargai orang lain.
emosi
Namun penyesuaian emosi ASD kurang baik
menyenangkan, sehingga dapat mengekspresikan
dikarenakan
perasaan yang dialami secara wajar. Hal tersebut
masih
memperlihatkan
sikap
saran
kepada;
menyenangkan
1)
Guru
maupun
supaya
tidak
egosentris dan ingin dominan serta meledak-ledak
sangat
dalam menyikapi suatu hal sehingga kurang
maupun penyesuaian sosial siswa agar dapat
diterima oleh orang lain; 3) Pada aspek cara
diterima oleh lingkungan di sekitarnya; 2) Orang
berpengaruh pada penyesuaian pribadi
1.860 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016
tua diharapkan tidak hanya memperhatikan
kemampuan
kognitif
tetapi
lebih
dapat
memperhatikan perkembangan emosi anaknya
karena usia sekolah dasar yang berada pada masa
kanak-kanak
menjadi
masa
pembentukan
kecenderungan
penting
emosi
bagi
seumur
hidup. Orang tua sebaiknya mengikutsertakan
anak pada ekstrakurikuler ataupun kegiatan yang
disukai anak. Dengan demikian, kemampuan
ataupun potensi yang dimiliki siswa dapat
berkembang
secara
optimal
dan
dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun
berada; 3) peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitian sejenis dengan ruang
lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Effendi. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad
21 Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful
Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta.
Amelia
Rahma Evanti. (2012). Hubungan
karakter
siswa
dengan
motivasi
berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic
Boarding
School
Batu.
Laporan
Penelitian. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Arif Rohman. (2011). Memahami Pendidikan &
Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV Aswaja
Pressindo.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.
(2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal
PMPTK
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Conny R. Semiawan. (2002). Belajar dan
Pembelajaran Dalam Taraf Pendidikan
Usia Dini (Pendidikan Prasekolah dan
Sekolah Dasar). Jakarta: PT Prenhallindo.
Daniel Goleman. (2004). Kecerdasan Emosi.
Penerjemah: T. Hermaya. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Endang Poerwanti dan Nur Widodo. (2005).
Perkembangan Peserta Didik. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Sugihartono, dkk, (2012). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Sutjihati Somantri. (2007). Psikologi Anak Luar
Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Syamsu Yusuf. (2014). Psikologi Perkembangan
Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Download