Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.849 KEMATANGAN EMOSI PADA “ASD” SISWA BERPRESTASI KELAS VA SD NEGERI 4 WATES EMOTIONAL MATURE OF “ASD” ACHIEVEMENT STUDENT CLASS VA SD N 4 WATES Oleh: Hesti Tri Rahayu, PGSD/PSD, UNY, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kematangan emosi pada salah satu siswa berprestasi di kelas VA SD Negeri 4 Wates. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan subjek seorang siswa berprestasi di kelas VA SD Negeri 4 Wates. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Berdasarkan aspek kesadaran emosi, penerimaan emosi, cara berinteraksi dengan orang lain dan penguatan dalam bergerak dan bertindak, tampak kematangan emosi pada siswa berprestasi kurang sesuai dengan kemampuan kognitif yang dimiliki. Siswa berprestasi kurang wajar dalam mengekspresikan perasaan yang dialami karena masih berlebihan dan meledak-ledak. Siswa berprestasi berperilaku kurang sesuai dengan usianya karena berkaitan dengan kepribadian sebagai anak tunggal yang ditunjukkan dengan egosentris tinggi dan ingin dominan sehingga dianggap kekanak-kanakan dan kurang diterima oleh orang lain. Kata kunci: kematangan emosi, siswa berprestasi Abstract This research aimed to describe about the emotional mature of an achievement student at class VA SD N 4 Wates. This research used qualitative approach with study case type and the subject was an achievement student at class VA SD N 4 Wates. The data collecting technique used observation, interview, and documentation study. The data analysis technique used data reduction, data display, and conclusion. The data validation used source triangulation and technique triangulation. The research result showed that based on emotional awareness aspect, emotional acceptance, interaction way with other and reinforcement in movement and taking step appeared the achievement student emotional mature was not appropriate with the cognitive ability. That student was less proper in expressing feeling that be done because still abundant and blew out. The student did not act appropriate with her age because be related to her personality as singular child that be showed with high egocentric and dominant will so she reputed childish and did not quite accept with other. Keywords: emotional mature, student achievement merangsang PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan, manusia. kecerdasan, dan pembentukan watak, serta nilai Pendidikan dimulai sejak seseorang lahir hingga dan sikap yang positif bagi setiap warga negara tidak terlepas dari kehidupan akhir hayatnya melalui proses belajar dan latihan untuk menjadi pribadi yang utuh sesuai tahapan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang telah perkembangan, baik didapatkan di lingkungan ditetapkan dan dapat dicapai oleh seseorang rumah, menunjukkan adanya sebuah keberhasilan yang sekolah maupun masyarakat. Aip Syarifudin (dalam Arif Rohman, 2011: 8) mendefinisikan pendidikan adalah proses yang dirancang dan disusun secara sistematis untuk erat kaitannya dengan prestasi. Prestasi dipandang oleh masyarakat umum sebagai suatu kebanggaan dalam mencapai suatu 1.850 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016 keunggulan. Menurut Atkinson seperti dikutip yang bersifat kognitif, namun juga faktor-faktor Houston, menyatakan bahwa terdapat kebutuhan non kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian untuk berprestasi, yaitu usaha seseorang untuk dan pengaruh lingkungan. Salah satu dari faktor menemukan atau melampaui standar keunggulan, non kognitif yang mempunyai peranan besar bagi dengan seseorang adalah emosi. adanya dorongan untuk mengatasi Emosi hambatan, melatih kekuatan, berusaha untuk menurut Kartono (dalam melakukan suatu pekerjaan yang sulit dengan Sugihartono, dkk, 2012: 20) adalah tergugahnya cara yang baik dan secepat mungkin (Djaali, perasaan 2011: 105). Dengan demikian, sebuah prestasi perubahan dalam tubuh. Dalam mengungkapkan yang emosi diperoleh dapat menjadi tolak ukur yang yang disertai ada, dengan perubahan- masing-masing siswa keberhasilan seseorang dalam suatu hal yang mempunyai cara tersendiri yang berbeda satu telah pendidikan, sama lain. Hal ini disebabkan pertumbuhan dan prestasi siswa dapat memperlihatkan keberhasilan perkembangan masing-masing siswa berbeda siswa meskipun berada dalam rentang usia sama. ditetapkan. dalam Dalam mengikuti dunia proses kegiatan pembelajaran, yang mana siswa merupakan Usia anak Sekolah Dasar berada pada subjek sasaran pendidikan. Selain itu, prestasi masa sekolah. Menurut Endang Poerwanti dan siswa berkaitan pula dengan bakat, minat ataupun Nur Widodo (2005: 97), masa sekolah yaitu fase potensi yang dimiliki oleh siswa. pada rentang usia 6 sampai 12 tahun. Masa ini Siswa yang berprestasi dalam bidang sering disebut masa kanak-kanak akhir atau masa akademik maupun non akademik menunjukkan bermain. adanya keberbakatan di dalam dirinya. Seperti perkembangan yang sangat menonjol adalah yang diungkapkan oleh Sutjihati Somantri (2007: perkembangan sikap sosial, ditandai dengan 160), keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi mulai hilangnya sikap egosentris yang kemudian kecerdasan tapi juga dilihat dari segi prestasi, berubah kreativitas, dan karakteristik pribadi/sosialnya; perkembangan sikap sosial, terdapat kemampuan- dilihat dari kemampuan yang bersifat potensial kemampuan yang hendaknya dimiliki oleh anak maupun aktual (prestasi). Dengan demikian siswa usia sekolah dasar yang disebut dengan tugas berprestasi merupakan anak berbakat yang dapat perkembangan. Siswa sebagai makhluk individu terlihat mempunyai tugas perkembangan yang berkaitan dari segi kecerdasan, kreativitas, kepribadian dan prestasi belajar. Prestasi belajar baik akademik ataupun Pada pada masa kanak-kanak orientasi sosial. akhir, Selain dengan kemampuannya menjadi pribadi yang lebih matang sesuai dengan tahap non akademik yang dimiliki siswa tidak hanya perkembangannya. Sedangkan sebagai makhluk dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu sosial, tugas perkembangan siswa berkaitan sendiri, melainkan ada pula faktor luar yang ikut dengan hubungannya terhadap orang lain. Proses mempengaruhinya. Conny R. Semiawan (2002: pendidikan melibatkan siswa dan guru di 12) mengatakan bahwa prestasi belajar tidak dalamnya, di mana siswa membutuhkan guru hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang berperan dalam membantu mengubah Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.851 perilakunya sesuai dengan tujuan yang telah menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya, ditetapkan. menjadikan Sehubungan dengan perkembangan emosi anak perkembangan berbakat emosi menunjukkan yang lebih matang dengan (Sutjihati Somantri, 2007: 174). Perkembangan perkembangan penalarannya anak sudah mulai emosi yang lebih matang ini merujuk pada mengerti bahwa ungkapan emosional adanya pada masa kanak-kanak akhir, yang berlebihan merupakan hal yang kurang baik dan hal yang sering disebut dengan kematangan emosi. Kematangan emosi merupakan salah satu secara sosial tidak dapat diterima oleh orang lain. Perkembangan yang nampak pada masa bermain standar kemandirian siswa Sekolah Dasar. adalah anak mulai belajar untuk mengendalikan Kematangan emosi pada siswa dapat dimulai ungkapan-ungkapan emosi yang bersifat negatif dengan menyadari apa yang sedang terjadi di dan cenderung untuk mulai mengungkapkan sekeliling atau lingkungan sekitar. Asosiasi emosi yang menyenangkan (Endang Poerwanti Bimbingan dan Konseling Indonesia (2007) dan Nur Widodo, 2005: 97). merumuskan bahwa kematangan emosi pada Peran emosi dalam kehidupan anak siswa Sekolah Dasar dapat dilihat melalui menjadi penting karena akan mempengaruhi bagaimana siswa mengenal dan memahami penyesuaian perasaan diri sendiri maupun orang lain serta sosial anak, yang mana perkembangan anak usia sekolah dasar yang mengekspresikan paling menonjol adalah perkembangan sikap Sedangkan sosial. Selain itu emosi-emosi positif yang ada ketidakmatangan emosional dapat ditunjukkan dalam diri seseorang dapat mendorongnya untuk melalui pola-pola respons yang beraneka ragam, berprestasi atau meraih keberhasilan sesuai tujuan yaitu dengan cara menarik perhatian, ucapan yang yang ditetapkan begitu juga sebaliknya. Daniel dibuat-buat, penampilan yang aneh, rasionalisasi, Goleman bahwa proyeksi (melemparkan kesalahan kepada orang bagaimana tingkat emosi menghambat atau lain atas kekurangan dan kelemahan sendiri), mempertinggi kemampuan untuk berpikir dan serta menolak kenyataan. (2004: 112) menyatakan perasaan menurut Djaali secara (2011: wajar. 47) merencana, untuk mengejar latihan-latihan demi Contoh kasus mengenai perkembangan sasaran jangka panjang, untuk menyelesaikan emosi anak berbakat dikemukakan oleh Sutjihati permasalahan dan semacamnya, emosi-emosi Somantri (2007: 174) dalam bukunya yang itulah yang menentukan batas kemampuan untuk berjudul Psikologi Anak Luar Biasa yaitu memanfaatkan kemampuan bawaan, dan dengan mengenai kasus ketidakstabilan emosi anak demikian dalam berbakat IS dan RS. Kehidupan emosi IS di kehidupan. Siswa berprestasi yang merupakan dalam keluarga cenderung mudah tersinggung anak kecenderungan namun kukuh dalam pendirian dan keras dalam perkembangan emosi yang lebih baik dari anak pencapaian hasil, serta cenderung ingin menjadi rata-rata. Sekiranya dengan fungsi kognitifnya, pemimpin dalam bermain maupun bergaul. anak berbakat mampu mengolah informasi dan Sementara itu kasus RS menunjukkan sering menentukan berbakat keberhasilan mempunyai 1.852 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016 terlibat pertengkaran kecil dengan saudaranya dan 2013, perbedaan karakteristik siswa dapat terlihat ingin menang sendiri. RS cenderung cengeng, pada mudah tersinggung, ingin melebihi orang lain, menggunakan lebih senang bergaul dengan teman yang lebih tua autentik menekankan pada penilaian proses. dan cenderung lambat menyesuaikan diri dengan Penilaian autentik didasarkan pada hasil belajar situasi tersebut siswa secara menyeluruh meliputi aspek kognitif, menunjukkan perkembangan emosi anak berbakat afektif dan psikomotor. Penentuan keberhasilan dapat mempunyai kecenderungan positif maupun siswa kecenderungan ditentukan dengan pengamatan dari awal hingga atau teman baru. negatif Kasus (dapat menimbulkan penilaian dalam yang penilaian proses dilakukan autentik. kegiatan dengan Penilaian pembelajaran akhir proses kegiatan pembelajaran. Selain itu, masalah perkembangan). Siswa berprestasi yang termasuk golongan prestasi siswa tidak hanya didasarkan pada anak berbakat merupakan aset berharga untuk akademik saja namun juga non akademik yang masa depan. Perkembangan siswa berprestasi di memperlihatkan bakat, minat maupun potensi masa kanak-kanak berpengaruh besar terhadap yang dimiliki siswa. bagaimana keadaan siswa di masa dewasa atau Ada beberapa siswa yang teramati sebagai tua. Seperti yang dikemukakan oleh Amelia siswa berprestasi berdasarkan hasil observasi Rahma Evanti (2005: 202-203) bahwa masa maupun wawancara dengan guru kelas VA SD kanak-kanak merupakan masa kesempatan emas Negeri 4 Wates yang dilaksanakan pada tanggal bagi pembangunan otak. Masa kanak-kanak 17 Oktober 2015 dan 21 Oktober 2015. Beberapa menjadi pembentukan siswa tersebut mempunyai prestasi di bidang kecenderungan emosi seumur hidup. Kebiasaan- akademik ataupun non akademik serta teramati kebiasaan yang diperoleh pada masa kanak-kanak sebagai siswa yang aktif dalam proses kegiatan menjadi tertera dalam jaringan sinaps dasar pembelajaran di kelas. Siswa berprestasi tersebut arsitektur persarafan dan lebih sulit diubah di yaitu ASD, BA, NCH, RS, dan SNJ. Dari data kemudian hari. Dengan demikian, perlu adanya yang didapatkan ASD pernah meraih prestasi pemahaman berprestasi juara 5 olimpiade/ cerdas cermat tingkat gugus mengekspresikan perasaan yang dialami. Hal ini tahun 2015/2016, juara 4 cerdas cermat Agama dapat untuk mengetahui tingkat kematangan tingkat gugus tahun 2015/2016, peserta OSN IPA emosi pada diri siswa berprestasi tersebut agar tingkat gugus dan kecamatan tahun 2015/2016; dapat berkembang secara optimal dan tidak BA meraih juara cerdas cermat tingkat gugus bermasalah di masa dewasa kelak. tahun 2015; NCH meraih juara 1 mewarnai masa penting bagaimana bagi siswa Praktik tingkat kabupaten Kulon Progo tahun 2010, juara Pengalaman Lapangan (PPL) bulan Agustus- 2 fashion show tingkat kabupaten Kulon Progo September 2015 di SD Negeri 4 Wates, tahun 2010, juara 3 menari tingkat gugus tahun Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, 2015; RS meraih juara 3 menari tingkat gugus memperlihatkan tersebut tahun 2015 dan juara 4 cerdas cermat Agama menggunakan kurikulum 2013. Pada kurikulum Islam tahun 2015/2016; sedangkan SNJ meraih Hasil observasi bahwa pada saat sekolah Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.853 juara 1 menggambar di Tux paint tingkat Hasil observasi ketika kegiatan pramuka Kabupaten Kulon Progo tahun 2010, dan juara 2 didapatkan bahwa ASD merupakan ketua regu menari tingkat kabupaten Kulon Progo tahun Sakura. ASD sudah dapat menghafal Tri Satya 2011. Data nilai rata-rata aspek pengetahuan dan Dasa Dharma Pramuka dengan lancar dalam proses kegiatan pembelajaran pada siswa dibandingkan teman-temannya. ASD terlihat berprestasi di kelas VA tersebut lebih dari 80. kreatif ketika didapatkan informasi bahwa yel-yel Dalam proses pembelajaran di kelas, regu yang terdengar bagus dan menjadi semangat siswa berprestasi di kelas VA yaitu ASD, BA, regu Sakura dibuat olehnya. Dalam kegiatan NCH, RS, dan SNJ menunjukkan sikap yang baik bersama dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa membantu mengajari teman regunya untuk berprestasi di kelas VA aktif mengikuti kegiatan membuat simpul dasar tali-temali. Namun di sisi pembelajaran yang berlangsung dan antusias lain, ASD teramati berbicara kurang sopan ketika mengerjakan tugas ataupun menjawab (dengan nada membentak) kepada teman regunya pertanyaan yang diajukan guru ketika kegiatan ketika temannya tersebut lama dalam menjawab tanya jawab materi pembelajaran yang dipelajari. pertanyaan yang diberikan. Informasi lebih lanjut Namun pembelajaran didapatkan dari hasil wawancara dengan guru berlangsung, salah satu siswa berprestasi yaitu kelas VA yang menyatakan bahwa ASD banyak ASD mempunyai tingkah laku yang lebih bicara dan terkesan dibuat-buat. ASD merupakan menonjol terlihat dari sisi positif maupun negatif salah satu siswa berprestasi di kelas VA yang dibandingkan dengan teman sekelasnya. ASD mempunyai sikap kurang sesuai dengan umurnya aktif dalam proses kegiatan pembelajaran terlihat yaitu sikap egosentris yang masih terlihat karena ketika berani mengemukakan pendapat dan sering mementingkan diri sendiri. Hal tersebut diduga menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya karena ASD merupakan anak tunggal. ketika kegiatan diri. Selain itu ASD teramati cepat dalam regu, ASD menunjukkan sikap ASD merupakan siswa dengan berbagai menyelesaikan tugas dengan hasil yang baik. prestasi Namun di sisi lain, ASD menunjukkan pola mempunyai kreativitas yang baik serta percaya respons selalu mencari perhatian dan sering diri. Potensi atau bakat yang dimiliki ASD berbicara dengan cukup keras. Ketika kegiatan sebagai siswa berprestasi ini merupakan aset diskusi kelompok, ASD kurang sopan dalam berharga untuk masa depannya, terlebih ASD berbicara terlihat masih berada pada masa kanak-kanak akhir. membentak teman disertai memukul meja. Dari Namun di lapangan, ASD menunjukkan sikap hasil observasi tersebut, pengamatan difokuskan yang pada satu siswa berprestasi di kelas VA SD perkembangannya Negeri lakunya perhatian, kurang sopan dalam berbicara baik menujukkan pola respons yang beragam terlihat kepada teman maupun guru terlihat dari sering dari sisi positif maupun negatif. berbicara dengan cukup keras serta egosentrisnya kepada 4 Wates temannya yang karena tingkah yang telah kurang diraihnya. sesuai yaitu: ASD juga dengan tingkat sering mencari masih terlihat karena mementingkan diri sendiri. 1.854 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016 teknik. Peneliti melakukan triangulasi sumber METODE PENELITIAN dengan melakukan wawancara kepada guru kelas, Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan guru mata pelajaran, siswa, orang tua siswa dan kualitatif. Penelitian ini termasuk pada penelitian teman siswa. Peneliti melakukan triangulasi yang bersifat deskriptif. Secara lebih khusus, teknik penelitian ini termasuk dalam penelitian kasus observasi, wawancara dan dokumentasi dengan membandingkan data hasil (case studies). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siswa berprestasi sudah dapat menyadari Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober perasaan diri sendiri. Siswa berprestasi mampu 2016. mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari baik, namun cara berbicaranya kurang wajar sampai dengan bulan Maret 2016. Penelitian ini karena masih banyak bicara dan cenderung dilaksanakan di SD Negeri 4 Wates Kulon Progo, berlebihan seperti berteriak dengan keras dan khususnya di kelas VA. Sekolah tersebut terletak nada dibuat-buat seperti diulur. Seperti pendapat di Jalan Stasiun No. 4 Wates, Kulon Progo. Hurlock (1980: 154) yang menyatakan bahwa 2015 sampai dengan bulan Maret secara normal, menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, Target/Subjek Penelitian anak-anak semakin sedikit berbicara. Ini bukan disebabkan anak takut di Subjek pada penelitian ini difokuskan pada satu siswa berprestasi di kelas VA yaitu ASD. Sedangkan untuk pengumpulan data yang mendukung, sumber data diperoleh dari guru kelas VA, guru yang mengajar di kelas VA, orang tua ASD dan teman ASD. Pengumpulan dilakukan secara triangulasi. sebagian dari sindromatik menarik diri yang merupakan ciri dari masa puber. Oleh karena itu, siswa berprestasi kurang wajar dalam mengungkapkan perasaan yang dialami karena masih berlebihan dalam berbicara terutama ketika sedang senang. Saat sedang jengkel atau marah, siswa Instrumen Penelitian yang kritik atau dicemooh melainkan merupakan berprestasi kurang wajar dalam Instrumen penelitian ini adalah peneliti mengungkapkan karena sering membentak dan dibantu dengan nada keras. dengan pedoman observasi, Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi yang berhubungan dengan kematangan emosi siswa berprestasi kurang wajar dalam pada siswa berprestasi di kelas VA SD Negeri 4 mengekspresikan perasaan yang dialami saat Wates. senang maupun saat marah atau jengkel karena berlebihan atau meledak-ledak seperti sering Uji Keabsahan Data berteriak dengan suara keras. Siswa berprestasi Uji keabsahan data dalam penelitian ini terlalu menggebu-gebu dalam mengekspresikan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi perasaan senang. Saat marah atau jengkel, siswa Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.855 berprestasi cenderung tidak dapat mengendalikan Siswa berprestasi sudah dapat menyadari emosi atau amarahnya sehingga bertindak kurang perasaan orang lain dengan memberikan respon wajar ditunjukkan dengan perilaku yang kekanak- berupa kanakan seperti seperti menghentak-hentakkan cenderung ke bersikap biasa saja dan tidak mau kaki dengan keras sambil muka cemberut, terlalu ikut campur urusan orang lain. Seperti saat memukul ada teman yang mendapatkan nilai tinggi atau meja, menjambak rambut dan tindakan. Siswa berprestasi lebih sebuah prestasi, siswa berprestasi lebih kepada menendang kaki teman. Siswa berprestasi yang berada pada masa mengembalikan kepada dirinya sendiri dan kanak-kanak akhir kurang mampu mengendalikan menjadi termotivasi untuk menjadi lebih baik. ungkapan-ungkapan emosi yang dialaminya. Sedangkan saat ada teman yang mendapat nilai Temuan tersebut juga kurang sesuai dengan rendah, siswa berprestasi lebih sering tidak pendapat Hurlock (1980: 154) yang menyatakan mempedulikan dan bersikap biasa saja. bahwa anak segera mengetahui bahwa ungkapan Respon yang dilakukan siswa berprestasi emosi terutama emosi yang kurang baik secara terhadap teman yang sedang senang seperti ikut sosial tidak diterima oleh teman-teman sebaya. tersenyum, Anak mempunyai keinginan yang kuat untuk mengucapkan mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi anak. berprestasi dan mengajak berbicara teman yang Namun begitu, berbeda dengan saat senang, sedang senang. Siswa berprestasi terlihat sering marah atau jengkel, diketahui siswa berprestasi memberikan respon tindakan ketika ada teman cenderung diam dan menyendiri, terkadang yang dengan berkaca-kaca mencoba menenangkan, menemui guru dan maupun dengan menulis di buku diary dalam mengingatkan teman yang bersalah untuk minta mengekspresikan perasaan sedih. maaf. Saat ada teman yang marah kepadanya, menangis atau hanya Siswa berprestasi tersebut masih kurang wajar dalam mengekspresikan emosi tertawa, sedang bertepuk selamat menangis tangan, dan teman yang kepada dengan mendekati, siswa berprestasi hanya diam sambil cemberut. yang Pada aspek kesadaran emosi, siswa dialaminya saat senang, jengkel atau marah dan berprestasi sudah dapat menyadari perasaan diri dianggap oleh orang di sekitarnya kekanak- sendiri maupun orng lain. Siswa berprestasi kanakan karena berperilaku kurang sesuai dengan sudah usianya. maupun mengekspresikan perasaan yang sedang Temuan tersebut sejalan dengan dapat mengungkapkan dengan lisan pendapat Hurlock (1980: 175) bahwa anak akan dialami, dianggap tidak matang baik oleh teman-teman terhadap orang lain meskipun lebih cenderung sebaya maupun orang-orang dewasa apabila tidak mau terlalu ikut campur urusan orang lain. masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi Namun demikian, siswa berprestasi masih kurang yang kurang menyenangkan, seperti amarah yang wajar dalam mengekspresikan perasaan karena meledak-ledak, dan juga apabila emosi seperti masih berlebihan dan meledak-ledak. marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang lain. dan memberikan respon tindakan Penerimaan diri pada siswa berprestasi ditunjukkan dengan sikap yang tidak membeda- 1.856 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016 bedakan teman meskipun mengeluh diawal ketika kurang baik dikarenakan masih memperlihatkan berkelompok secara acak. Siswa berprestasi dapat sikap menghargai teman, hormat kepada guru, dan meledak-ledak menghargai orang lain yang sedang berbicara, sehingga kurang diterima oleh orang lain. egosentris dan dalam ingin dominan menyikapi suatu serta hal namun sering muncul egoisnya yang tinggi Cara berinteraksi siswa berprestasi dengan sehingga berbicara dengan nada keras dan diulur teman ditunjukkan melalui bagaimana cara dengan ekspresi kurang menyenangkan ketika berinteraksi siswa berprestasi saat proses kegiatan berbicara pembelajaran atau mengemukakan saat ada pendapat. teman Siswa yang maupun di luar kegiatan berprestasi pembelajaran. Cara berinteraksi siswa berprestasi menunjukkan penerimaan diri terhadap orang lain terhadap teman saat kegiatan pembelajaran dengan dapat menghargai keberadaan orang lain terlihat lebih banyak mengajak berbicara atau dan tidak membeda-bedakan teman. mengobrol dengan teman sekitar tempat duduk, Meskipun demikian, didapatkan temuan sering mengemukakan pendapat dalam kegiatan bahwa siswa berprestasi dalam situasi dan kondisi diskusi dan cenderung dominan, dapat berdiskusi tertentu masih memperlihatkan sikap egosentris dengan teman ketika ada tugas, bertanya saat dan ingin dominan seperti saat mengemukakan mengalami kesulitan, serta membantu teman yang pendapat serta meledak-ledak dalam menyikapi membutuhkan atau bertanya padanya. Secara suatu hal seperti tidak dapat menerima ketika keseluruhan, cara berinteraksi siswa berprestasi temannya mendahului dalam mengerjakan tugas terhadap teman ketika kegiatan pembelajaran dengan membentak dengan suara keras, sehingga masih cenderung ingin dominan. Namun siswa kurang diterima oleh orang lain. Siswa berprestasi berprestasi sudah dapat mengelola emosi yang menunjukkan penyesuaian yang kurang baik menyenangkan saat berinteraksi dengan orang karena masih menunjukkan perilaku kekanak- ketika kegiatan pembelajaran. kanakan seperti egosentris yang masih terlihat Sedangkan di luar kegiatan pembelajaran sekali dan ingin dominan. Temuan ini tidak lebih sering terlihat bersama dengan sahabat mendukung pendapat Sutjihati Somantri (2007: dekat seperti ke Perpustakaan, jajan di kantin atau 177) yang mengungkapkan bahwa karakteristik bermain bersama sahabat. Interaksi dengan teman anak menunjukkan terlihat sekedar menyapa atau menjawab ketika penyesuaian emosial yang lebih baik daripada ada yang bertanya seperti membantu teman yang anak rata-rata, walaupun kecenderungan ini lebih mengalami kesulitan dan mengajak berbicara erat kaitannya dengan latar belakang sosial untuk memberi dukungan teman yang akan ekonomi daripada kecerdasan. lomba. Siswa berprestasi mempunyai kelompok berbakat cenderung Pada aspek penerimaan emosi, siswa berprestasi menunjukkan adanya penerimaan diri bermain atau geng yang beranggotakan empat orang dengan jenis kelamin yang sama. yang ditunjukkan dengan sikap tidak membeda- Interaksi antara siswa berprestasi dengan bedakan teman dan dapat menghargai orang lain. guru, kepala sekolah, dan karyawan di luar Namun penyesuaian emosi siswa berprestasi kegiatan pembelajaran tidak begitu terlihat karena Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.857 lebih banyak menghabiskan waktu bersama sering berinteraksi dengan tetangga sekitar dengan teman atau sahabatnya. Di luar kegiatan rumah. Siswa berprestasi hanya bermain dengan pembelajaran, siswa berprestasi sering bermain anak-anak di depan atau belakang rumah. Hal ini bersama dengan ketiga sahabatnya. Temuan ini dikarenakan mendukung pendapat Syamsu Yusuf (2014: 25) mengawasi penuh pergaulan siswa berprestasi, bahwa anak-anak pada masa kelas tinggi sekolah salah satunya karena letak rumah yang berada dasar gemar membentuk kelompok sebaya, dekat dengan jalan raya besar. orang tua mengarahkan dan biasanya untuk bermain bersama-sama yang Pada aspek cara berinteraksi dengan orang mana dalam permainan itu biasanya anak tidak lain, siswa berprestasi lebih banyak berinteraksi lagi terikat kepada peraturan permainan yang dengan sahabat dekat saat di sekolah dan selalu tradisional (yang sudah ada), namun mereka bercerita dengan orang tua. Interaksi siswa membuat peraturan sendiri. berprestasi dengan orang lain seperti menyapa Dari hasil wawancara diketahui bahwa dan berjabat tangan dengan guru ataupun kepala siswa berprestasi sopan dengan menyapa atau sekolah; mengacungkan tangan terlebih dahulu berjabat tangan ketika bertemu guru atau kepala ketika akan bertanya pada guru; bercengkerama sekolah. Cara berinteraksi siswa berprestasi dengan teman sekitar tempat duduk; mengajak terlihat mengangkat tangan terlebih dahulu bicara ataupun bertanya pada teman ketika ataupun mendekati guru ketika mengajak bicara mengalami kesulitan; mengemukakan pendapat maupun dan berdiskusi dalam kegiatan kelompok. bertanya dan sering merespon pertanyaan-pertanyaan guru. Cara berbicara siswa Siswa berprestasi mempunyai keberanian berprestasi kepada guru cukup sopan namun dan kesanggupan dalam mengambil resiko. Siswa dengan suara keras dan cepat. Namun saat berprestasi tegas persiapan lomba, siswa berprestasi kurang sopan ditunjukkan dengan dalam mengajak berbicara guru olahraga terlihat menyikapi suatu hal dan dilakukan dengan dari cara mengajak berbicara terlebih dulu dengan percaya diri. Seperti mengadu pada guru saat tidak menggunakan bahasa krama dan menarik teman mencontek, mengadu kepada guru ketika lengan baju. Siswa berprestasi terkadang masih teman sebangkunya belum selesai saat guru akan terlihat tidak dapat mengontrol dirinya sehingga memulai membahas tugas yang dikerjakan, bertindak kurang sopan kepada orang yang lebih mempertahankan pendapat yang diyakini, dan tua yang dianggapnya dekat. mengingatkan teman agar segera mengerjakan Di lingkungan rumah, siswa berprestasi tugas dan dalam sikap memberitahu bersikap yang spontan dalam tugas yang harus mempunyai sopan dan hormat kepada orang tua tapi dikerjakan. Siswa berprestasi cenderung menggunakan bahasa Jawa ngoko atau keberanian untuk berkompetisi, bahasa selalu terkadang siswa berprestasi ragu-ragu atau malu- bercerita kepada orang tua terutama Ibu mengenai malu pada kondisi atau situasi tertentu. Siswa kegiatan yang dilakukan maupun kejadian yang berprestasi berani berkompetisi didasari motivasi terjadi dalam keseharian. Siswa berprestasi tidak di dalam diri dan kesadaran akan tujuan yang Indonesia. Siswa berprestasi meskipun 1.858 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016 akan didapatkan. Seperti saat ada kuis dalam kepribadian anak tunggal yang mana mempunyai kegiatan rasa egois, egosentris dan ingin dominan. pembelajaran, siswa berprestasi mempunyai tekad untuk paling banyak menjawab Sebagaimana pendapat Hall (dalam Maya karena akan mendapatkan nilai, termasuk pula Puspaning Tyas, 2008: 9) yang menyatakan menambah nilai keaktifan. bahwa perhatian dari orang tua yang biasa siswa dituntut dan didapatkan oleh anak tunggal berbakat yang memiliki semangat dan motivasi di menyebabkannya menjadi anak yang iri, egois, dalam diri yang tinggi untuk meraih prestasi. egosentris, bergantung, agresif, dominatif, atau Siswa berprestasi berusaha untuk menjadi yang argumentatif. terbaik dengan banyak belajar dan membaca berprestasi yang kurang baik daripada teman buku. Siswa berprestasi tekun dan semangat yang lain dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan tidak kepribadian sebagai anak tunggal. Siswa berprestasi tergolong Penyesuaian salah Berdasarkan mudah putus asa saat menghadapi kesulitan. emosi satunya aspek siswa dipengaruhi kesadaran oleh emosi, Motivasi untuk berprestasi yang ada pada siswa penerimaan emosi, cara berinteraksi dengan berprestasi laku orang lain dan penguatan dalam bergerak dan kesehariannya seperti senang membaca, belajar bertindak, tampak kematangan emosi pada siswa dan tekun dalam menyelesaikan tugas yang berprestasi kurang sesuai dengan kemampuan diberikan. Motivasi yang tinggi dalam diri siswa kognitif yang dimiliki. Siswa berprestasi kurang berpretasi terlihat dari keaktifan dalam kegiatan wajar dalam mengekspresikan perasaan yang pembelajaran pertanyaan, dialami karena masih berlebihan dan meledak- mengemukakan pendapat ataupun bertanya serta ledak. Diketahui bahwa hal tersebut tidak terlepas berusaha untuk selalu belajar. dari tercermin baik dalam tingkah menjawab kepribadian siswa berprestasi yang siswa merupakan anak tunggal. Siswa berprestasi bertindak berperilaku kurang sesuai dengan usianya yang berprestasi berada pada masa kanak-kanak akhir, ditunjukkan kesanggupan dengan egosentris yang tinggi dan ingin dominan mengambil resiko. Hal tersebut meliputi: tegas sehingga dianggap kekanak-kanakan dan kurang dalam bersikap yang ditunjukkan dengan sikap diterima oleh orang lain. Temuan ini tidak spontan dalam menyikapi suatu hal dan dilakukan mendukung pendapat Sutjihati Somantri (2007: dengan percaya diri; mempunyai keberanian 174) yang menyatakan bahwa sekiranya dengan untuk berkompetisi meskipun terkadang ragu- fungsi ragu atau malu-malu; dan memiliki semangat dan mengolah motivasi yang tinggi untuk meraih prestasi. kesadaran akan diri dan dunianya, menjadikan Pada berprestasi menunjukkan mempunyai aspek dalam penguatan bergerak emosi dan bahwa siswa keberanian dan Dari data penelitian diketahui bahwa siswa berprestasi merupakan anak tunggal. Terdapat keterkaitan antara kematangan emosi siswa berprestasi dengan karakteristik kognitifnya, informasi anak dan berbakat mampu menumbuhkan anak berbakat menunjukkan perkembangan emosi yang lebih matang. Kematangan Emosi pada .... (Hesti Tri Rahayu) 1.859 SIMPULAN DAN SARAN berinteraksi dengan orang lain, ASD lebih banyak Simpulan berinteraksi dengan sahabat dekat saat di sekolah dan dan selalu bercerita dengan orang tua. Interaksi pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ASD dengan orang lain seperti menyapa dan kematangan emosi pada siswa berprestasi (ASD) berjabat tangan dengan guru ataupun kepala kurang sesuai dengan kemampuan kognitif yang sekolah; mengacungkan tangan terlebih dahulu dimiliki. dalam ketika akan bertanya pada guru; bercengkerama mengekspresikan perasaan yang dialami karena dengan teman sekitar tempat duduk; mengajak masih berlebihan dan meledak-ledak. Hal tersebut bicara ataupun bertanya pada teman ketika dipengaruhi yang mengalami kesulitan; mengemukakan pendapat merupakan anak tunggal. ASD berperilaku dan berdiskusi dalam kegiatan kelompok; 4) Pada kurang sesuai dengan usianya, ditunjukkan aspek penguatan emosi dalam bergerak dan dengan egosentris yang tinggi dan ingin dominan bertindak, ASD mempunyai keberanian dan sehingga dianggap kekanak-kanakan dan kurang kesanggupan mengambil resiko. Hal tersebut diterima oleh orang lain. Secara lebih rinci, meliputi: tegas dalam bersikap yang ditunjukkan kematangan emosi pada siswa berprestasi (ASD) dengan sikap spontan dalam menyikapi suatu hal ditunjukkan melalui empat aspek sebagai berikut: dan dilakukan dengan percaya diri; mempunyai 1) Pada aspek kesadaran emosi, ASD sudah dapat keberanian untuk menyadari perasaan diri sendiri maupun orang terkadang ragu-ragu lain. ASD sudah dapat mengungkapkan dengan memiliki semangat dan motivasi yang tinggi lisan maupun mengekpresikan perasaan yang untuk meraih prestasi; 5) Kematangan emosi sedang dialami, dan memberikan respon tindakan ASD dipengaruhi oleh kepribadian sebagai anak terhadap orang lain meskipun lebih cenderung tunggal yang cenderung masih egosentris dan tidak mau terlalu ikut campur urusan orang lain. ingin dominan. Berdasarkan ASD oleh hasil kurang penelitian wajar kepribadian ASD berkompetisi atau meskipun malu-malu; dan Namun demikian, ASD masih kurang wajar dalam mengekspresikan perasaan karena masih Saran berlebihan atau meledak-ledak. Hal tersebut Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dipengaruhi oleh emosinya yang tidak stabil dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan dalam situasi dan kondisi tertentu; 2) Pada aspek beberapa penerimaan emosi, ASD menunjukkan adanya memberikan contoh dan bimbingan kepada siswa penerimaan diri dengan bersikap tidak membeda- agar siswa berprestasi dapat mengendalikan bedakan teman dan dapat menghargai orang lain. emosi Namun penyesuaian emosi ASD kurang baik menyenangkan, sehingga dapat mengekspresikan dikarenakan perasaan yang dialami secara wajar. Hal tersebut masih memperlihatkan sikap saran kepada; menyenangkan 1) Guru maupun supaya tidak egosentris dan ingin dominan serta meledak-ledak sangat dalam menyikapi suatu hal sehingga kurang maupun penyesuaian sosial siswa agar dapat diterima oleh orang lain; 3) Pada aspek cara diterima oleh lingkungan di sekitarnya; 2) Orang berpengaruh pada penyesuaian pribadi 1.860 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 19 Tahun ke-5 2016 tua diharapkan tidak hanya memperhatikan kemampuan kognitif tetapi lebih dapat memperhatikan perkembangan emosi anaknya karena usia sekolah dasar yang berada pada masa kanak-kanak menjadi masa pembentukan kecenderungan penting emosi bagi seumur hidup. Orang tua sebaiknya mengikutsertakan anak pada ekstrakurikuler ataupun kegiatan yang disukai anak. Dengan demikian, kemampuan ataupun potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun berada; 3) peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Agus Effendi. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta. Amelia Rahma Evanti. (2012). Hubungan karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu. Laporan Penelitian. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Arif Rohman. (2011). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK Departemen Pendidikan Nasional. Conny R. Semiawan. (2002). Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Pendidikan Usia Dini (Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: PT Prenhallindo. Daniel Goleman. (2004). Kecerdasan Emosi. Penerjemah: T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Endang Poerwanti dan Nur Widodo. (2005). Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Sugihartono, dkk, (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sutjihati Somantri. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama. Syamsu Yusuf. (2014). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.