47 senam bermanfaat terhadap penurunan kadar kolesterol, trigliserida, dan kolesterol LDL yang diakibatkan adanya penurunan berat badan disertai dengan perubahan pola makan (Fatimah 2011). 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Tidak terdapat perbedaan yang nyata status antropometri pada kelompok intervensi senam aerobik intensitas sedang (low impact) dengan frekuensi 2x seminggu, 3x seminggu dan 4x seminggu untuk berat badan dan IMT. Latihan senam aerobik intensitas sedang yang dilakukan 4x seminggu mempunyai kecenderungan paling baik untuk menurunkan berat badan dan IMT mahasiswi. 2. Tidak terdapat perbedaan yang nyata komposisi tubuh dan lemak bawah kulit pada kelompok intervensi senam aerobik intensitas sedang (low impact) dengan frekuensi 2x seminggu, 3x seminggu dan 4x seminggu untuk triceps, abdomen, paha, LBM, PBF, MBF,TBW dan SLM. Kelompok intervensi senam aerobik intensitas dengan frekuensi 4x seminggu mempunyai kecenderungan paling baik untuk membuat komposisi tubuh menjadi lebih seimbang dan komposisi lemak menjadi berkurang. 3. Tidak terdapat perbedaan yang nyata profil lipid pada kelompok intervensi senam aerobik intensitas sedang (low impact) dengan frekuensi 2x seminggu, 3x seminggu dan 4x seminggu untuk total kolestrol, LDL,HDL dan trigliserida. Kelompok frekuensi senam aerobik intensitas sedang 4x seminggu mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan kadar HDL darah dan menurunkan total kolestrol, LDL dan juga trigliserida. 4. Terdapat perbedaan yang nyata status kebugaran antara ketiga kelompok intervensi senam aerobik intensitas sedang (low impact) dengan frekuensi 2x seminggu, 3x seminggu dan 4x seminggu untuk vertical jump dan tidak terdapat perbedaan nyata antara ketiga kelompok perlakuan untuk push up, sit up, sprint 100m dan lari jarak 1000m. Latihan senam aerobik intensitas sedang dengan frekuensi 4x seminggu cenderung paling baik untuk meningkatkan status kebugaran mahasiswi. 5. Terdapat perbedaan yang nyata konsumsi pada kelompok intervensi senam aerobik intensitas sedang (low impact) dengan frekuensi 2x seminggu, 3x seminggu dan 4x seminggu untuk konsumsi protein hari non-intervensi, konsumsi lemak hari intervensi. Sedangkan untuk konsumsi energi hari intervensi dan non-intervensi, dan juga konsumsi protein hari intervensi mempunyai perbedaan yang tidak nyata. Kelompok senam aerobik intensitas sedang dengan frekuensi 4x cenderung paling baik dilakukan dalam menjaga asupan makanan agar zat-zat gizi dapat terpenuhi. 48 Saran 1. Latihan aerobik intensitas sedang (low impact) dengan frekwensi 4x dalam seminggu cenderung mempunyai peranan yang paling baik digunakan untuk meningkatkan status kebugaran dan status gizi mahasiswi. 2. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk membandingkan pengaruh senam aerobik intensitas sedang (low impact), senam aerobik intensitas tinggi (high impact) dan juga program diet terhadap status kebugaran dan status gizi remaja. 3. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat sekarang ini semakin banyak memunculkan berbagai bentuk latihan yang dapat meningkatkan status kebugaran dan status gizi salah satunya adalah latihan High Intensity Interval Training (HIIT), Body Pump, Taebo, RPM dll yang dewasa ini sangat popular di pusat-pusat kebugaran yang dapat menjadi pembanding sebagai program yang paling baik untuk dilakukan pada semua kelompok usia. DAFTAR PUSTAKA Abe, T., Sakurai, J., Kawakami, Y. & Fukunaga, T. 1996 Subcutaneous and visceral fat distribution and daily physical activity : comparison between young and midle age women. Br. J. Sports Med. 30 : 297 – 300. Abe, T., Kawakami, Y., Sugita, M. & Fukunaga, T. 1997 Relationship between training frequency and subcutaneous and visceral fat in women. Med. Sci. Sports Exerc. 29 : 1549 – 53. Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. American Heart Association. 2011. Cholesterol. http: // www.heart.org/ HEARTORG/ Conditions/ Cholesterol/ About Cholesterol /About-Cholesterol _ UCM_001220 _Article . jsp [15 Juli 2011]. Anam et al. 2010. Pengaruh Diet dan Olahraga Terhadap Indeks Masa tubuh, Lemak Tubuh dan Kesegaran Jasmani Pada Anak Obes. Sari Pediatri. 12(1)3641. Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. PT Gramedia. Jakarta. Andersson, B., Xu, X. F., Rebuffe-Scrive, M., Terning, K., Krotkiewski, M., & Bjorntorp, P. 1991. The effects of exercise, training on body composition and metabolism in men and women. International Journal of Obesity, 15(1), 75-81. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Ata AB, Mansi K, Aburjai T. 2008. Lipid profile of gymnasts of the Jordan National Team. American Journal of Applied Science. Blair SN, LaMonte MJ, Nichaman MZ. 2004. The Evolution Of Physical Activity Recommendations: How Much Is Enough?. Am J Clin Nutr. 79.913S–20S. Brook, C.GD. 1978 Cellular Growth : Adipose Tissue, dalam Fulkner, F. and Tanner, J.M. (eds.) : Human Growth 2 : Principles and Prenatal Growth, pp. 21 – 31. Plenum Press, New York.