perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR TEORI 2.1.1 2.1.1.1 Business Analytic Pengertian Business Analytic (BA) Business Analytic adalah aplikasi dan teknik untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data untuk membantu pengguna membuat lebih baik dan strategis keputusan (juga dikenal sebagai alat pengolahan analisis, business intelligence tools atau aplikasi business intelligence) (Turban, Aronson, Liang, & Sharda, 2007). Contoh penggunaan BA meliputi (Turban, Aronson, Liang, & Sharda, 2007): Menjelajahi data untuk menemukan pola-pola baru dan hubungan (data mining) Menjelaskan mengapa hasil tertentu terjadi (analisis statistik, analisis kuantitatif) Bereksperimen untuk menguji keputusan sebelumnya (A / B testing, pengujian multivarian) Peramalan hasil di masa mendatang (predictive modeling, analisis prediktif) Lima komponen utama Business Analytic Tools adalah (Turban, Aronson, Liang, & Sharda, 2007) : Data Warehousing Komponen utama dari solusi business analytics yang mengintegrasikan informasi bisnis penting dari seluruh seluruh organisasi. Memungkinkan eksekutif untuk menangkap, menyimpan, mengelola dan mengambil data sebelum mengubahnya menjadi informasi untuk pengambilan keputusan. commit to user 5 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Business Intelligence (BI) Melengkapi eksekutif dengan informasi yang tepat untuk membuka informasi bisnis yang tepat dalam keunggulan kompetitif. Enterprise Information Manajemen (EIM) Para eksekutif tidak dapat melakukan pekerjaannya, ketika mereka mengandalkan informasi yang berlebihan atau tidak akurat. Karena itu, perusahaan terkemuka memiliki manajemen strategi informasi perusahaan yang jelas (EIM) untuk mengelola data terstruktur dan tidak terstruktur dan kegiatan yang digunakan dalam aplikasi operasional, data warehouse, business intelligence (BI) dan analisis. Pengembangan Aplikasi Sebagai daya saing lingkungan bisnis global terus meningkat, organisasi harus menjadi sangat efisien dan lebih tepat dengan setiap keputusan untuk tetap sukses. Jenis Enterprise Performance Management membutuhkan perhatian diberikan untuk pemantauan, analisis, penilaian risiko, pelaporan yang tepat waktu dan tindakan berdasarkan informasi yang datang dari banyak bagian yang berbeda dari bisnis, termasuk mitra eksternal, vendor dan pelanggan. Governance, risk & compliance (GRC) Dengan meningkatnya jumlah eksekutif, para eksekutif ingin membuktikan bahwa organisasi sedang mereka jalankan efektif, menguntungkan, dan etis, perusahaan yang sukses membutuhkan Governance, risk & compliance (GRC) strategi terpadu yang memandu orang, standarisasi proses, dan mengintegrasikan teknologi untuk menanamkan GRC pada setiap tingkat organisasi. Kategori analytic tools dan teknikya yaitu (Turban, Aronson, Liang, & Sharda, 2007) : 1. Informasi dan penemuan pengetahuan 2. Decision support dan Intelligent system 3. Visualization commit to user 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Klasifikasi Business Analytic Tolls (Turban, Aronson, Liang, & Sharda, 2007) : 1. Enterprise reporting products 2. Cube analysis 3. Ad hoc querying and analysis 4. Statistical analysis and data mining 5. Report delivery and alerting Analisis bisnis secara konvensional dibagi menjadi tiga domain : Metode deskriptif Metode deskriptif melibatkan menggunakan data untuk menggambarkan situasi masa lalu saat ini atau baru-baru ini untuk sebuah organisasi . Sebagai contoh, seseorang mungkin menggunakan metode tersebut untuk menanyakan bagaimana keuntungan didistribusikan secara geografis. Metode deskriptif biasanya tidak terikat erat dengan keputusan tertentu , dan melibatkan sedikit atau tidak ada modeling. Metode prediktif Metode prediktif juga sangat bergantung pada data, meskipun beberapa model biasanya terlibat . Di sini fokusnya adalah pada peramalan hasil masa depan, biasanya di bawah asumsi bahwa kekuatan pendorong dalam bermain di masa lalu akan terus berlanjut ke masa depan . Karena asumsi ini, metode prediksi lebih mengandalkan analisis data dari pemodelan. Metode preskriptif Metode preskriptif menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pengambil keputusan yang ingin terjadi di masa depan. Jadi mereka yang paling terkait erat dengan proses pengambilan keputusan. Data berperan dalam metode ini, tetapi pemodelan adalah alat fundamental di sini. Optimasi dan simulasi adalah alat preskriptif. commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2.1.2 2.1.2.1 Data mining Pengertian Data Mining Data mining adalah proses yang mengunakan teknik statistic, matematika kecerdasan buatan, dan machine learning untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait dari berbagai database besar (Turban, Aronson, & Liang, 2005). Data mining, sering juga disebut sebagai knowledge discovery in database (KDD). KDD adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemakaian data, historis untuk menemukan keteraturan, pola atau hubungan dalam set data berukuran besar (Santoso, 2007). Menurut Gartner Group, data mining adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola, dan kecenderungan dengan memeriksa dalam sekumpulan besar data yang tersimpan dalam penyimpanan dengan menggunakan teknik pengenalan pola seperti teknik statistika dan matematika (Larose, 2005). Faktor yang mendorong kemajuan dalam bidang data mining antara lain (Larose, 2005) : 1. Pertumbuhan yang cepat dalam kumpulan data 2. Penyimpanan data dalam data warehouse, sehingga seluruh perusahaan memiliki akses ke dalam database yang andal. 3. Adanya peningkatan akses data melalui navigasi web dan intranet 4. Tekanan kompetisi bisnis untuk meningkatkan penguasaan pasar dalam globalisasi ekonomi. 5. Perkembangan teknologi perangkat lunak untuk data mining. 6. Perkembangan yang hebat dalam kemampuan komputasi dan pengembangan kapasitas media penyimpanan Karakteristik data mining sebagai berikut (Davies & Beynon, 2004) : Data mining berhubungan dengan penemuan sesuatu yang tersembunyi dan pola data tertentu yang tidak diketahui sebelumnya. Data mining biasanya menggunakan data yang sangat besar. Biasanya data commit to user yang besar digunakan untuk membuat hasil lebih dipercaya. perpustakaan.uns.ac.id 9 digilib.uns.ac.id Data mining berguna untuk membuat keputusan yang kritis, terutama dalam strategi. 2.1.2.2 Tahap-tahap Data Mining Sebagai suatu rangkaian proses, data mining dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yang diilustrasikan di gambar dibawah. Gambar 2.1 Tahap-tahap Data Mining (Han & Kamber, 2006) Tahap-tahap data mining di bagi menjadi 6 yaitu (Han & Kamber, 2006) : 1. Pembersihan data (Data Cleaning) Pembersihan data yaitu proses menghilangkan noise data yang tidak konsisten (Han & Kamber, 2006). Pada umumnya data yang di dapat dari database perusahaan ataupun eksperimen, memiliki kekurangan misalnya isian-isian yang kurang sempurna, seperti data hilang, salah ketik ataupun data yang tidak valid. Selain itu, ada juga atribut-atribut data yang tidak commit to user relevan dengan hipotesis data mining yang dimiliki. Data-data yang tidak 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id relavan itu juga lebih baik dibuang. Pembersihan data juga akan mempengaruhi performasi dari teknik data mining karena data yang ditangani akan berkurang jumlah dan kompleksitasnya. 2. Integrasi data (Data Integration) Integrasi data merupakan penggabungan data dari beberapa database ke dalam satu database baru (Han & Kamber, 2006). Tidak jarang data yang diperlukan untuk data mining tidak hanya berasal dari satu database tetapi juga berasal dari beberapa database atau file teks. Integrasi data dilakukan pada atribut-atribut yang mengidentifikasikan entitas-entitas yang unik seperti atribut nama, jenis produk, nomor pelanggan dan lainnya. Integrasi data perlu dilakukan secara cermat karena kesalahan pada integrasi data bisa menghasilkan hasil yang menyimpang dan bahkan menyesatkan pengambilan aksi nantinya. Sebagai contoh bila integrasi data berdasarkan jenis produk ternyata menggabungkan produk dari kategori yang berbeda maka akan didapatkan korelasi antar produk yang sebenarnya tidak ada. 3. Seleksi data (Data selection) Data yang ada dalam di sebuah database tidak semuanya di pakai, oleh karena itu hanya data yang sesuai dengan analisis akan di ambil dari database tersebut. Sebagai contoh, sebuah kasus yang meneliti faktor kecenderungan orang membeli dalam kasus market basket analysis, tidak perlu mengambil nama pelanggan, cukup dengan id pelanggan saja. 4. Transformasi Data (Data transformation) Data digabung atau diubah ke dalam format yang sesuai untuk diproses di data mining (Han & Kamber, 2006). Dalam beberapa metode data mining memerlukan format data yang khusus sebelum diaplikasikan. Sebagai contoh metode standar analisis asosiasi hanya bisa menerima input data kategorikal. Oleh karena itu, data yang berupa angka numerik yang berlanjut perlu dibagi-bagi menjadi beberapa interval. Proses ini disebut sebagai proses tranformasi data. commit to user 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5. Proses mining Merupakan suatu proses utama saat metode diterapkan untuk menemukan pengetahuan berharga dan tersembunyi dari data. 6. Evaluasi pola (pattern evaluation) Untuk mengidentifikasi pola-pola menarik kedalam knowledge based yang ditemukan (Han & Kamber, 2006). Dalam tahap ini hasil dari teknik data mining berupa pola-pola yang khas maupun model prediksi dievaluasi untuk menilai apakah hipotesa yang ada memang tercapai. Bila ternyata hasil yang diperoleh tidak sesuai hipotesa ada beberapa alternatif yang dapat diambil seperti menjadikannya umpan balik untuk memperbaiki proses data mining, mencoba metode data mining lain yang lebih sesuai, atau menerima hasil ini sebagai suatu hasil yang di luar dugaan yang mungkin bermanfaat. 7. Presentasi pengetahuan (knowledge presentation) Merupakan penyajian pengetahuan mengenai metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang diperoleh oleh (Han & Kamber, 2006). Tahap yang terakhir dari proses mining yaitu bagaimana mengambil keputusan dari hasil analisis yang didapat. Ada kalanya hal ini harus melibatkan orang-orang yang tidak memahami data mining. Karenanya presentasi hasil data mining dalam bentuk pengetahuan yang bisa dipahami semua orang adalah satu tahapan yang diperlukan dalam proses data mining. Dalam presentasi ini, visualisasi juga bisa membantu mengkomunikasikan hasil data mining. 2.1.3 Association Rule Association Rule (aturan asosiatif) adalah salah satu teknik utama dalam data mining dan merupakan bentuk yang paling umum dipakai dalam menentukan pattern atau pola dari suatu kumpulan data (Kantardzic, 2003). Association Rule (aturan asosiatif) berusaha menemukan aturan – aturan tertentu yang mengasosiasikan data yang satu dengan data yang lain. Untuk mencari association commit tokita userharus mencari lebih dahulu yang rule dari suatu kumpulan data, pertama perpustakaan.uns.ac.id 12 digilib.uns.ac.id disebut frequent itemset atau sekumpulan item yang sering muncul bersamaan. Setelah semua pola frequent itemset ditemukan, barulah dicari aturan asosiatif yang memenuhi syarat yang telah ditentukan. Contoh aturan asosiatif dari analisa pembelian di suatu pasar swalayan adalah dapat diketahuinya berapa besar kemungkinan seorang pelanggan membeli roti bersamaan dengan susu. Dengan pengetahuan tersebut pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon untuk kombinasi barang tertentu. Analisis asosiasi menjadi terkenal karena aplikasinya untuk menganalisa keranjang belanja di pasar swalayan. Analisis asosiasi juga sering disebut dengan istilah market basket analysis. Analisis asosiasi dikenal juga sebagai salah satu teknik data mining yang menjadi dasar dari berbagai teknik data mining lainnya. Khususnya salah satu tahap dari analisis asosiasi yang disebut analisis pola frequensi tinggi (frequent pattern mining) menarik perhatian banyak peneliti untuk menghasilkan algoritma yang efisien. Penting tidaknya suatu aturan asosiatif dapat diketahui dengan dua parameter, support (nilai penunjuang) yaitu persentase kombinasi item tersebut dalam database dan confidence (nilai kepercayaan) yaitu kuatnya hubungan antar item dalam aturan assosiatif. Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk :{roti, mentega} → {susu} (support = 40%, confidence = 50%) yang artinya “50% dari transaksi di database yang memuat item roti dan mentega juga memuat item susu. Sedangkan 40% dari seluruh transaksi yang ada di database memuat ketiga item itu.” Dapat juga diartikan: “Seorang konsumen yang membeli roti dan mentega punya kemungkinan 50% untuk juga membeli susu. Aturan ini cukup signifikan karena mewakili 40% dari catatan transaksi selama ini.” Analisa untuk menemukan semua aturan asosiatif harus memenuhi syarat minimum untuk support (minimum support) dan syarat minimum confidence (minimum confidence). Penting tidaknya suatu aturan asosiatif diketahui dari dua parameter tersebut. Support (nilai penunjang) yaitu persentase kombinasi item commit to user(nilai kepercayaan) yaitu kuatnya tersebut dalam database sedangkan confidence 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id hubungan antar item dalam aturan asosiatif. Nilai support dari 2 item diperoleh dari Persamaan 2.1 (Larose, 2005) berikut : Support (A ∩ B) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 (2.1) Setelah semua nilai support ditemukan, barulah dicari aturan asosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk confidence dengan menghitung confidence aturan assosiatif A→B dimana A adalah antecedent dan B adalah consequent. Antecedent untuk mewakili bagian “jika” dan consequent untuk mewakili bagian “maka”. Nilai confidence dari aturan A→B diperoleh dari Persamaan 2.2 (Larose, 2005) berikut : Confidence A → B = 2.1.4 jumlah transaksi mengandung A dan B Jumlah transaksi mengandung A (2.2) Algoritma Apriori Algoritma Apriori adalah salah satu algoritma yang melakukan pencarian frequent itemset dengan menggunakan teknik association rule (Han & Kamber, 2006). Dalam algoritma apriori ini menggunakan pengetahuan frekuensi atribut yang telah diketahui sebelumnya untuk memproses informasi selanjutnya. 2.1.4.1 Kelebihan Algoritma Apriori Algoritma apriori paling terkenal untuk menemukan pola frekuensi tinggi. Pola frekuensi tinggi yaitu pola-pola item di dalam suatu database yang memiliki frekuensi atau support di atas ambang batas tertentu yang disebut dengan istilah minimum support atau disebut juga threshold (Han & Kamber, 2006). Threshold adalah batas minimum transaksi. Jika dalam suatu transaksi jumlah transaksinya kurang dari threshold, maka item atau kombinasi item tidak akan diikutkan kembali dalam perhitungan selanjutnya. Fungsi dari threshold yaitu dapat mempercepat perhitungan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 14 digilib.uns.ac.id 2.1.4.2 Tahap Algoritma Apriori Algoritma Apriori dibagi menjadi beberapa tahap yang disebut iterasi. Tiap iterasi menghasilkan pola frekuensi tinggi dengan panjang yang sama dimulai dari pertama yang menghasilkan pola frekuensi tinggi dengan panjang satu. Dalam menangani masalah asosiasi algoritma apriori mengurangi jumlah set item yang dipertimbangkan. Minimum support ditentukan oleh pengguna. Dengan diberikan nilai minimum support dan minimum confidence, pencarian aturan-aturan asosiasi dengan menggunakan algoritma apriori ada dua tahap (Han & Kamber, 2006) : 1. Join (penggabungan) Pada proses penggabungan setiap item dikombinasikan dengan item yang lainnya sampai tidak terbentuk kombinasi lagi. 2. Prune (pemangkasan) Dalam proses pemangkasan, hasil dari item yang telah dikombinasikan tersebut lalu dipangkas dengan menggunakan minimum support yang telah ditentukan oleh pengguna. Algoritma Apriori dibagi menjadi beberapa tahap yang disebut iterasi. Sistem men-scan database untuk mendapatkan kandidat 1-itemset (himpunan item yang terdiri dari 1 item) dan menghitung nilai supportnya. Misalnya T adalah himpunan dalam database. Support dari suatu itemset (S) merupakan prosentase dari transaksi dalam T yang mengandung S.Kemudian nilai support tersebut dibandingkan dengan minimum support yang telah ditentukan, jika nilainya lebih besar atau sama dengan minimum support maka itemset tersebut termasuk dalam large itemset. Itemset yang tidak termasuk dalam large itemset tidak diikutkan dalam iterasi selanjutnya (di prune). Pada iterasi kedua sistem akan menggunakan hasil large itemset pada iterasi pertama (L1) untuk membentuk kandidat itemset kedua (L2). Pada iterasi selanjutnya sistem akan menggunakan hasil large itemset pada iterasi sebelumnya (Lk-1) untuk membentuk kandidat itemset berikutnya commit to user (Lk). Sistem akan menggabungkan (join) Lk-1 dengan Lk-1 untuk 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mendapatkan Lk, seperti pada iterasi sebelumnya sistem akan menghapus (prune) kombinasi itemset yang tidak termasuk dalam large itemset. Setelah dilakukan operasi join, maka pasangan itemset baru dari hasil proses join tersebut juga dihitung supportnya. Proses pembentukan kandidat yang terdiri dari proses join dan prune akan terus dilakukan hingga himpunan kandidat itemsetnya null, atau sudah tidak ada lagi kandidat yang akan dibentuk. Setelah itu, dari hasil frequent itemset tersebut dibentuk association rule yang memenuhi nilai support dan confidence yang telah ditentukan. Association rule yang terbentuk harus memenuhi nilai minimum yang telah ditentukan. Algoritma Apriori mengambil keuntungan dari properti Apriori untuk menyusutkan ruang pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari contoh berikut. Diketahui Database transaksi D sebagai berikut : Tabel 2.1 Contoh Database Transaksi ID Transaksi ID Barang yang dibeli T100 I1, I2, I5 T200 I2, I4 T300 I2, I3 T400 I1, I2, I4 T500 I1, I3 T600 I2, I3 T700 I1, I3 T800 I1, I2, I3, I5 T900 I1, I2, I3 1. Pada iterasi pertama algoritma ini, setiap barang adalah anggota himpunan kandidat 1-itemset, C1. Algoritma ini menscan seluruh transaksi untuk menghitung jumlah kemunculan setiap barang. commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Misalkan jumlah kemunculan minimum yang dibutuhkan adalah 2. Himpunan frequent 1-itemset, L1, maka dapat ditentukan yaitu terdiri dari kandidat 1itemset yang jumlah kemunculannyamemenuhi syarat.. 3. Untuk mencari himpunan frequent 2-itemset, L2, algoritma ini menggunakan L1 untuk menghasilkan kandidat 2-itemset, C2. 4. Berikutnya data dalam D dibaca untuk dicatat akumulasi kemunculan barang di C2. 5. Himpunan frequent 2-itemset, L2, kemudian ditentukan, terdiri dari kandidat 2-itemset dalam C2 yang memenuhi batas minimum. 6. Berikutnya adalah mencari kandidat 3-itemset, C3. Seperti mencari kandidat C2, C3= L2 x L2={{I1,I2,I3,I5},{I2,I4,I5}}. 7. D discan untuk menentukan L3, yang terdiri dari kandidat 3-itemset dalam C3 yang memenuhi batas minimum yaitu {{I1,I2,I3}, {I1,I2,I5}}. 8. L3 x L3 untuk menghasilkan kandidat 4-itemset, C4. Walaupun hasilnya adalah {{I1,I2,I3,I4,I5}}, itemset ini tidak berlaku karena subset-nya {{I2,I3,I5}} tidak frequent. Jadi, C4 = ɸ, dan algoritma berhenti. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 17 digilib.uns.ac.id G a Gambar 2.2 Contoh Menemukan Kandidat Itemset n Frequent itemsets dengan Minimum Support 2 (Han & Kamber, 2006). Setelah hasilnya diperoleh, dibuat association rule yang kuat dari hasil tersebut (dimana association rule yang kuat memenuhi baik ambang minimum support dan ambang minimum confidence). Contoh : Misalkan data-data yang ada berbentuk seperti pada contoh sebelumnya, dan frequent itemset-nya adalah 1= {I1,I2,I5}. Apa saja association rule yang bisa didapat dari 1? Subset dari 1 adalah {I1,I2}, {I1,I5}, {I2,I5}, {I1}, {I2}, dan {I5}. Berikut association rule-nya dengan confidence : I1^I2 →I5 confidence = 2/4 = 50% I1^I5 →I2 confidence = 2/2 = 100% I2^I5 →I1 confidence = 2/2 = 100% I1→ I2^I5 confidence = 2/6 = 33% I2→ I1^I5 confidence = 2/7 = 29% I5→ I1^I2 confidence = 2/2 = 100% commit to user perpustakaan.uns.ac.id 18 digilib.uns.ac.id Jika amabang minimum confidence (yang ditentukan) adalah 70% maka hanya aturan kedua, ketiga, dan terakhir yang merupakan output, karena aturanaturan ini yang kuat 2.2 Penelitian Terkait Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain : 1. “Penentuan Association Rule pada Pemilihan Program Studi Calon Mahasiswa Baru Menggunakan Algoritma Apriori Studi Kasus pada Universitas Widyatama Bandung (Rumaisa, 2012)” Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan algoritma apriori untuk mengetahui asosiation rule pemilihan program studi calon mahasiswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini di dapat dari Unit PR dan Marketing mulai dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Namun informasi yang didapat tidak semua dimasukkan dalam proses data mining hanya yang berperan sebegai referensi identifikasi saja. Adapun atribut yang digunakan untuk data training yaitu Jenis kelamin, Penghasilan Orangtua, Pilihan 1, pilihan 2, pilihan 3 dan Jurusan. Dalam penelitian ini model association rules dibuat menggunakan tools dari Clementine. Data training yang sudah disiapkan menggunakan Ms.Excel dikoneksikan ke tools Clementine, dalam hal ini didefinisikan dalam objek data training. Kemudian objek ini diteruskan pada objek type data untuk memastikan type data yang diproses sudah sesuai dengan kebutuhan model. Setelah model algoritma apriori dijalankan menghasilkan model association rules yang berkaitan dengan pola pemilihan program studi calon mahasiswa baru. 2. “FpVAT : A visual Analytic Tool for Supporting Frequent Pattern Mining (Leung & Carmichael, 2010) ” Pada penelitian ini penulis mengembangkan alat analitik visual yang sederhana untuk mendukung pertambangan pola yang sering disebut FpVAT. Alat analitik visual tersebut terdiri dari dua modul yaitu satu modul memberikan pandangan kepada pengguna sehingga mereka dapat memperoleh wawasan dari usermemungkinkan pengguna untuk analisis jumlah data tersebut. commit Modul tolain 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id melakukan penalaran analitik hasil pertambangan melalui visualisasi interaktif sehingga pengguna dapat mendeteksi pola yang sering diharapkan dan menemukan pola yang sering tak terduga. FpVAT juga dilengkapi dengan beberapa fitur interaktif untuk mendukung visual yang efektif dalam analisis data dan proses datamining untuk berbagai aplikasi kehidupan nyata. 3. “CloseViz: Visualizing Useful Patterns (Carmichael & Leung, 2010)” Pada penelitian ini, penulis membahas tentang CloseViz. Ketika menangani dataset yang sangat besar, jumlah pola yang sering ditampilkan bisa menjadi banyak karena pola ledakan. Untuk memperbaiki situasi ini, penulis mengusulkan sebuah visualisator yang disebut CloseViz. CloseViz ini berfungsi untuk menunjukkan kepada pengguna, pola yang hanya berguna saja tetapi, tetap mempertahankan semua informasi yang penting. Secara khusus, CloseViz hanya menunjukkan pola yang sering tertutup. CloseViz sangat mengurangi jumlah pola yang ditampilkan tetapi, tanpa kehilangan informasi frekuensi apapun. Dengan demikian, pola tertutup yang ditampilkan ditambang dari dataset dapat disajikan sebagai pengganti semua pola yang sering yang dapat ditambang dari dataset yang sama. CloseViz juga menyediakan pengguna dengan fitur-fitur interaktif untuk eksplorasi visual. 4. “The Impact of Business Analytics on Supply Chain Performance (Trkman, McCormack, Oliveria, & Ladeira, 2010)” Pada penelitian ini penulis meneliti hubungan antara kemampuan analitik dalam perencanaan, sumber, membuat dan memberikan daerah rantai pasokan dan kinerjanya menggunakan dukungan sistem informasi. Peneliti menggunakan sampel sruktural model karyawan dari 310 perusahaan dari berbagai industri dari Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Brazil dan China. Dari sampel tersebut peneliti menemukan temuan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara kemampuan analitis dan kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengunaan Business Analitycs di bidang proses dapat mempengaruhi kinerja Supply Chain (SC). Temuan commit ini dibenarkan to user dalam sampel dari berbagai perpustakaan.uns.ac.id 20 digilib.uns.ac.id perusahaan industri yang berbeda dan berbagai negara tersebut. Hasil penelitian ini juga memperkuat pentingnya penggunaan database pada perusahaan, dari database tersebut dapat diperoleh model prediksi dan manajemen berdasarkan fakta untuk mendorong keputusan dan tindakannya. Kemampuan analitis dapat lebih mengarahkan keputusan secara eksklusif kepada manusia dan memberikan keputusan dari beberapa tugas dalam organisasi. 5. “Penerapan metode Association Rule Menggunakan Algoritma Apriori untuk Analisa Pola Data Hasil Tangkapan Ikan (Tyas D, 2008)” Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian dengan Metode Association Rule yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada data hasil tangkapan ikan. Penelitian ini menggunaka data daerah dan nama ikan dari data statistika perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan propinsi Jawa Timur. Cara penggunaan aplikasi yang dibuat penulis yaitu memilih dataset dan menentukan nilai minimum support dan minimum confidence yang akan digunakan dalam prosesnya, selanjutnya baru dilakukan proses perhitungan association rule. Setelah proses perhitungan selesai, akan diperoleh rule yang dihasilkan dan nilai confidencenya. Rule yang dihasilkan menunjukkan pola hasil tangkapan ikan di suatu daerah pada kwartal tertentu. Pola yang dimaksud yaitu jenis ikan yang sering muncul dan mempunyai jumlah yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada nelayan mengenai daerah penangkapan ikan dan potensi sumber daya ikan di suatu perairan tertentu dan membantu para nelayan dalam menentukan daerah yang akan dijadikaan sebagai tujuan pendistribusian hasil tangkapan ikannya. 2.3 Rencana Penelitian Dengan melihat tinjauan pustaka diatas, penelitian ini akan berkonsentrasi pada implementasi business analytic dan algoritma apriori serta bagaimana menganalisis hasil algoritma apriori tersebut yang berbentuk pola data atau rule. Analisis pola data menggunakan dua parameter yaitu : commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Parameter nilai pendukung atau support dan nilai kepercayaan atau confidence yang dihasilkan oleh proses algoritma tersebut. 2. Parameter kualitas kelulusan yaitu IPK dan masa studi (tahun) yang disimbolkan dengan A dan B. A merupakan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dan B untuk masa studi (tahun). commit to user