Varisela VARISELA PENDAHULUAN Varisela adalah Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelaianan kulit polimorf terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.(1) Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis dimulai dengan demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tears drop). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf. (1,2,3) Pemeriksaan penunjang pada varisela dapat dilakukan dengan cara pewarnaan Tzank, sediaan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak. (1) Tatalaksana pada kasus ini bersifat simptomatik dengan antipiretik dan analgesik, pemberian antiviral, antibiotik topikal dan sistemik untuk infeksi sekunder yang terjadi, untuk pencegahan dapat dapat diberikan vaksinasi. (1) Prognosa pada penyakit ini adalah baik bila dilakukan perawatan yang teliti dan memperhatikan higenitas.(1) SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 1 Varisela DEFINISI Varisela merupakan infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.(1) SINONIM Nama lain dari penyakit ini adalah, cacar air, chiken pox.(1,2,3,4) ETIOLOGI Varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut jug Virus VaricellaZoster. Virus ini merupakan kelompok virus herpes berukuran 140-200 m berinti DNA. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster. (1,2,3,4,5,6,7) Varisela tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak, tetapi dapat juga menyerang organ dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala. Virus ini sangat menular, terutama pada anakanak, jika menyerang orang dewasa biasanya lebih berat, penyakit ini cepat sekali menular pada orang-orang di lingkungan penderita. (1,2,4,5) PATOGENESIS Patogenesis terjadinya varisela dimulai dari masuknya virus ke dalam melalui mukosa traktus respiratorius bagian atas atau orofaring, kemudian mengalami multiplikasi awal setempat dan virus akan menyebar ke pembuluh darah dan saluran limfe (viremia primer). Kemudian virus akan dimakan oleh sel-sel retikuloendotelial. Disini terjadi replikasi virus SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 2 Varisela lebih banyak lagi. Pada masa ini, infeksi dihambat oleh imunitas nonspesifik. Pada kebanyakan individu, replikasi virus lebih menonjol atau lebih dominan dibandingkan imunitas tubuhnya, sehingga dalam waktu 2 minggu setelah infeksi, terjadi viremia yang lebih hebat (viremia sekunder). Hal ini menyebabkan panas dan malaise, serta virus menyebar keseluruh tubuh lewat aliran darah, terutama ke kulit dan membran mukosa. (2,4,7) GEJALA KLINIS Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis mulai dengan gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tears drop). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf. (1,2,3) Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ektremitas, serta dapat menyerang kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal. Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan dan lebih sering pada orang dewasa, berupa ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis arteritis, dan kelainan darah. (1,2,3) Gejala klinis yang ditimbulkan dapat berupa : Erupsi papulovesikuler setelah fase prodromal ringan, atau bahkan tanpa fase prodromal, dengan disertai panas dan gejala konstitusi ringan Gambaran lesi yang polimorf dengan penyebaran sentrifugal Sering ditemukan lesi pada membran mukosa Penularannya berlangsung cepat (1,4) PEMBANTU DIAGNOSIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 3 Varisela Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak. Tzanck dilakukan pada stadium erupsi, dimana vesikel sudah mulai muncul.(1,5,6) DIAGNOSIS BANDING Diagnosa banding dari varisela adalah variola, pada variola penyakit biasanya lebih berat, memberi gambaran monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh, kemudian menyebar ke badan (sentripetal). (1,2) PENGOBATAN Pengobatan pada varisela mempunyai tujuan untuk mengurangi kesakitan dan mencegah komplikasi. Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgetik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativa. Lokal diberikan bedak yang ditambah anti-gatal (mentol kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik berupa topikal dan sistemik. Dapat pula diberikan obat-obat antivirus. Dapat mencegah atau meringankan gejala varisela, diberikan intramuskular dalam 4 hari setelah terpajan.(1,3) Pencegahan varisela berupa vaksinasi. Vaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka serokonversi mencapai 97%-99% .Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau lebih. Lama proteksi belum diketahui pasti, meskipun demikian vaksinasi ulangan dapat diberikan setelah 4-6 tahun.(1) Pemberiannya secara subkutan 0,5 ml pada umur 12 bulan sampai 12 tahun. Pada umur diatas 12 tahun juga diberikan 0,5 ml, setelah 4-8 minggu diulangi dengan dosis yang sama.(1) SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 4 Varisela PROGNOSIS Dengan perawatan yang teliti yang memperhatikan higeine memberik prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul sangat sedikit.(1,2,3,5) KOMPLIKASI Komplikasi pada anak jarang terjadi. Peneumonia varisela hanya terdapat sebanyak kurang lebih 0,8% biasanya disebabkan oleh infeksi skunder dan dapat sembuh sempurna. Anak dengan defisiensi imunologis, anak yang menderita leukimia, dan anak yang sedang mendapat pengobatan metabolit atau steroid ( penderita sindroma nefrotik), demam reumatik, sering mendapat komplikasi pada susunan saraf pusat seperti ensefalitis, ataksia, nistagsimus, tremor, kelumpuhan saraf muka.(1,2) Komplikasi pada orang dewasa dapat berupa encefalistis, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, anteritis dan kelainan darah. Infeksi pada ibu hamil trismester pertama dapat menimbulkan kelainan kongenital, sedangkan infeksi menjelang beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varicela kongenital pada neonatus..(1,2) LAPORAN KASUS Telah datang seorang laki-laki bernama Barnabas Simatupang, usia 24 tahun, suku batak, agama kristen, pekerjaan mahasiswa, datang ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 13 desember 2013 dengan SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 5 Varisela keluhan utama adalah bintil-bintil dengan dasar berwarna merah disertai rasa gatal disekitar tubuh sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya os demam sejak 1 minggu yang lalu tetapi 2 hari belakangan ini os tidak demam lagi. Bintil-bintil awalnya muncul dibagian tangan kanan, kemudian menyebar keseluruh tubuh. Bintil yang kemerahan kemudian mulai berubah berisi cairan dan terasa gatal. Pada saat munculnya bintil-bintil os menggendong keponakannya, dan sekarang keponakannya juga terkena penyakit yang sama dengan os. Sebelumnya OS telah di opname di ruang rawat inap RSU dr. Pirngadi bagian Penyakit Dalam, namun sakit OS tidak juga sembuh, atas keluhan ini os datang berobat ke Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Dr. Pirngadi Medan. Riwayat penyakit keluarga tidak jelas, namun os mengaku bahwa keponakannya juga menderita penyakit yang sama. Riwayat penyakit terdahulu tidak jelas. Riwayat pemakaian obat yaitu Asiklovir tablet 3 x sehari, Paracetamol 3 x sehari. Dari pemeriksaan fisik didapati keadaan umum dan status gizi baik. Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam primer berupa papul dengan dasar eritem, vesikel berisi cairan keruh. Dijumpai pula ruam sekunder berupa erosi, eksoriasi, krusta, dan ulkus. Lokasi Generalisata. Berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dermatologis, maka diagnosa banding pasien ini adalah varisela, variola, herpes zoster. Diagnosa sementara penyakit ini adalah varisela. Penatalaksanaan pada pasien ini terdiri dari penatalaksanaan secara umum dan khusus. Penatalaksanaan secara umum istirahat yang cukup, makan-makanan yang bergizi, menjaga higienitas kulit, hindari garukan pada keropeng dan bentol-bentol, menggunakan peralatan mandi sendiri. Penatalaksanaan khusus meliputi topikal dan sistemik. Secara topikal SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 6 Varisela diberikan salep antibiotik berupa Gentamicin cream 0,5% yang ditotolkan ke daerah luka 2 x sehari. Secara sistemik diberikan obat Asiclovir tablet 800 mg 5 x sehari selama 7 hari. Prognosa pada pasien ini baik. DISKUSI Diagnosis Varisela pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dermatologis. Pada anamneses didapati keluhan berupa bintil dengan dasar SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 7 Varisela berwarna merah disertai rasa gatal diseluruh tubuh sejak + 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien demam, kemudian muncul bintil-bintil pada tangan kanan os, dan kemudian bintil tersebut mulai menyebar ke seluruh tubuh. Os juga mengatakan kalau os sempat menggendong keponakannya dan akhirnya keponakan os menderita penyakit yang sama. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa gejala klinis utama pada varisela dimulainya gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, kemudian timbul erupsi kulit berupa papul eritem yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Perubahan terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan seluruh tubuh. Varisela sangat mudah menular, yakni melalui percikan ludah dan kontak. Dari pemeriksaan fisik di dapati keadaan umum dan status gizi baik. Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam primer berupa papul dan vesikel yang berisi cairan keruh. Dijumpai juga ruam sekunder berupa erosi, krusta, serta ulkus. Lokasi Generalisata. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pada pemeriksaan timbul erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberpa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tears drop). Vesikel akan berubah menjadi pustula dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikelvesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran yang polimorfik. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dermatologis, maka diagnosis banding pasien ini adalah varisela, variola, herpes zoster. Hal ini sesuai dengan SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 8 Varisela kepustakaan yang menyebutkan diagnosa banding dari varisela adalah variola dan herpes zoster. Penatalaksanaan pada pasien ini terdiri dari penatalaksanaan secara umum dan khusus. Penatalaksanaan secara umum istirahat yang cukup, makan-makanan yang bergizi, menjaga hieginitas kulit, hindari garukan pada keropeng dan bentol-bentol, menggunakan peralatan mandi sendiri. Penatalaksanaan khusus meliputi topikal dan sistemik. Secara topikal diberikan salep antibiotik berupa Gentamicin cream 0,5% yang ditotolkan ke daerah luka 2 x sehari. Secara sistemik diberikan obat Asiklovir tablet 800 mg 5 x sehari selama 7 hari. Hal ini sesuai dengan kepustakan yang menyatakan bahwa penatalaksanaan varisela bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik seperti metampiron atau asetaminofen. Lokal diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2% untuk mencegah agar vesikel tidak mudah pecah. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik berupa salap dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat antivirus seperti asiklovir 5 x 800 mg per-hari selama 7 hari. Prognosa pada pasien ini baik, yaitu baik. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa prognosis varisela baik dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higine sehingga jaringan parut yang timbul sedikit. FOTO PASIEN SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 9 Varisela (Lokasi: Regio Nucha, ruam primer: papul, pustul, vesikel, ruam skunder: krusta) SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 10 Varisela (Lokasi:Generalisata , ruam primer: papul dengan dasar eritem, pustul, vesikel, ruam skunder: krusta) SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 11 Varisela (Lokasi: Regio infrascapularis, Ruam primer: papul, pustul, vesikel. Ruam skunder: ulkus) SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 12 Varisela (Lokasi: Regio Antebrachii Anterior, ruam primer: papul, pustul, vesikel, ruam skunder: krusta) SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 13 Varisela DAFTAR PUSTAKA 1.Djuanda, A. Varicela in: Hamzah M, Aisah S, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Keempat. FKUI. Jakarta. 2006. 115-118 2.Harahap, M. Infeksi virus dalam: ilmu penyakit penyakit Kulit. Jakarta : hipokrates: 2000. Hal 94-96 3.Siregar, R.S. Varisela dalam: Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit edisi 2. Jakarta: EGC 2004. Hal 88-89 4.Straus SE, Oxman MN, Schmader KE. Varicella and Herpes Zoster. In: Fiztpatrick’s Dermatology in General Medicine. The mc Graw-Hill Companies, inc. 2008 : 1885-1898. 5.Mansjoer, A. Varicela in : supra Haita, Wardani W, setiowulan , eds. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 2, Edisi Ketiga. FKUI. Jakarta. 2000 hal 130-131 6.Hassan, R. Varicela in Hassan R. Alatas H, eds. Buku Kuliah 2 ilmu kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1985 637-642 7.Arvin AM. Virus Varicella-Zoster in: Wahab S, ed Bahasa Indonesia. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta hal 1097-1101. SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti Sp.KK Page 14