AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Zingiber zerumbet ASAL PULAU TIMOR dan SIMULASI DOCKING INHIBISI SENYAWA-SENYAWA AKTIF TERHADAP ENZIM MurA ORIGENES BOY KAPITAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Aktivitas Antibakteri Ekstrak Zingiber zerumbet Asal Pulau Timor dan Simulasi Docking Inhibisi Senyawa-Senyawa Aktif Terhadap Enzim MurA adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2016 Origenes Boy Kapitan NIM G851130111 RINGKASAN ORIGENES BOY KAPITAN. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Zingiber zerumbet Asal Pulau Timor dan Simulasi Docking Inhibisi Senyawa-Senyawa Aktif Terhadap Enzim MurA. Dibimbing oleh LAKSMI AMBARSARI dan SYAMSUL FALAH. Zingiber zerumbet merupakan tanaman herbal yang secara tradisional digunakan sebagai obat borok oleh penduduk di Pulau Timor. Tanaman ini tumbuh secara liar. Dari studi literatur diketahui bahwa tanaman ini memiliki aktivitas antimikroba. Secara empiris penggunaan rimpang tanaman oleh masyarakat di Timor dalam mengobati luka borok menjadi menarik untuk dikaji. Kondisi wilayah Pulau Timor yang kering dengan iklim semi arid menimbulkan dugaan adanya aktivitas senyawa metabolit sekunder yang tinggi dalam menyembuhkan luka borok. Luka borok lebih banyak disebabkan oleh kesalahan penangan luka dan juga serangan bakteri. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibakteri dan mencari nilai KHTM dari ekstrak tanaman, mengetahui senyawasenyawa aktif yang terkandung pada ekstrak dengan aktivitas antibakteri terbaik, dan mempelajari interaksi senyawa-senyawa tersebut dengan enzim MurA melalui in silico molecular docking. Senyawa-senyawa aktif dari Z. zerumbet diekstraksi menggunakan pelarut nheksan, etil asetat, etanol, dan air. Selanjutnya diuji aktivitas antibakteri masingmasing ekstrak menggunakan metode difusi sumur terhadap bakteri Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Ekstrak dengan aktivitas terbaik digunakan untuk mencari nilai konsentrasi hambat tumbuh minumun (KHTM) terhadap bakteri. Ekstrak tersebut selanjutnya diuji secara kualitatif kandungan metabolit sekundernya menggunakan metode Harborne yang meliputi uji fenolik hidrokuinon, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan triterpenoid-steroid, serta dianalisis kandungan senyawa-senyawa aktif menggunakan LCMS. Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya digunakan sebagai ligan uji dalam mempelajari penghambatan enzim MurA secara simulasi docking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat ekstrak memiliki aktivitas antibakteri dan ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri terbaik. Nilai KHTM untuk S. aureus, B. subtilis, E. coli dan P. aeruginosa berturut-turut adalah sebesar 50, 100, 150, 250 mg mL-1. Hasil uji fitokimia mengindikasikan ekstrak kasar etanol rimpang tanaman mengandung senyawa-senyawa terpenoid, flavonoid, tanin dan fenolik. Hasil analisis LCMS memperlihatkan bahwa ekstrak kasar etanol mengandung senyawa zerumbon dan gingerglikolipid B. Energi afinitas (ΔGbinding) hasil penambatan molekular untuk ligan alami (substrat), ligan obat (fosfomisin), ligan zerumbon, dan ligan gingerglikolipid B, berturut-turut adalah senilai -10.1, 4.7, -8.3, dan -8,4 kkal mol-1. Hasil simulasi docking menunjukkan bahwa terjadi mekanisme reaksi kompetitif antara ligan uji zerumbon dengan substrat uridinediphosphate-N-asetylglucosamine pada enzim karena ligan uji menempati tempat yang sama dengan substrat sehingga menghambat terbentuknya peptidoglikan penyusun dinding sel bakteri. Kata kunci : Gingerglikolipid B, Jahe Liar, Molecular Docking, Peptidoglikan, Zerumbon SUMMARY ORIGENES BOY KAPITAN. Antibacterial Activity of Zingiber zerumbet Extracts From Timor Island and Inhibition Docking Simulation of Active Compounds Against MurA Enzyme. Supervised by LAKSMI AMBARSARI and SYAMSUL FALAH. Zingiber zerumbet is a medicinal plant which is traditionally used by Timorese people to treat ulcerative lesions in Timor island. This plant grows wildly. According to the literature, it is known that these plants have an antimicrobial activity. Empirically, the use of rhizomes of plants by people in Timor to treat ulcerative lesions is an interesting topic to study. The antibacterial activity of this plant can be attributed to the presence of specific secondary metabolites which is due to the dry and semi arid climate of Timor island region. Ulcers can be caused by a fault treatment of injury and also bacterial attack. The objective of this study was to determine the antibacterial activity and the minimun inhibitory concentration (MIC) value of Z. zerumbet extract and to determine the active compounds contained in the rhizome extract which had the highest antibacterial activity using LC-MS and to study the interaction between the test compounds and MurA enzyme through molecular docking simulations. Initially, the active compounds of Z. zerumbet were extracted using a nhexane, ethyl acetate, ethanol and aqueous solvent. Antibacterial activity test was done using the diffusion method wells of the four crude extracts of plants Z. zerumbet against bacteria Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, and Bacillus subtilis. Extract with the highest activity was then used to find the MIC value against the bacteria. The extracts were also tested to determine their secondary metabolite content using Harborne methods which include test phenolic hydroquinone, flavonoids, alkaloids, saponins, tannins and triterpenoids-steroid, and analyzed the content of the active compounds using LCMS. The active compounds were used as ligands in studying the MurA enzyme inhibition test in simulated docking. It was found that ethanol extract had the highest antibacterial activity compared to other extracts. The minimum inhibitory concentration (MIC) values of ethanol extract against S. aureus, B. subtilis, E. coli, and P. aeruginosa were respectively determined to be 50, 100, 150, 250 mg mL-1. The result of LC-MS analysis showed that the most active antibacterial compound in the ethanol extract were zerumbone and gingerglycolipid B. Energy affinity (ΔGbinding) result tethering molecule to the natural ligand (substrate), a drug ligand (fosfomycin), zerumbon ligand, and the ligand gingerglikolipid B, respectively is worth -10.1, -4.7, -8.3, and -8.4 kcal mol -1. Further docking simulations indicated that there was a competitive reaction mechanism between test ligand with an uridine-diphosphate-Nasetylglucosamine substrate in the enzyme as a test ligand occupied the same place as the substrate therefore inhibiting the formation of peptidoglycan, a major constituent of bacterial cell wall. Keywords: Gingerglycolipid B, Molecular docking, Peptidoglycan, Wild ginger, Zerumbone © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Zingiber zerumbet ASAL PULAU TIMOR dan SIMULASI DOCKING INHIBISI SENYAWA-SENYAWA AKTIF TERHADAP ENZIM MurA ORIGENES BOY KAPITAN Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biokimia SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr I Made Artika, MAppSc PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan baik yang berjudul Aktivitas Antibakteri Ekstrak Zingiber zerumbet Asal Pulau Timor dan Simulasi Docking Inhibisi Senyawa-Senyawa Aktif Terhadap Enzim MurA dengan total penelitian selama 7 bulan sejak bulan Desember 2014 sampai Juli 2015 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Bakteriologi, Divisi Mikrobiologi Medik FKH IPB. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dra. Laksmi Ambarsari, MS selaku pembimbing pertama dan Dr. Syamsul Falah, S. Hut, M. Si sebagai pembimbing kedua yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan, perhatian, motivasi dan masukkan selama penelitian serta dalam penyusunan tesis. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga (Bapa David, Mama Martha, Ka Nadus dan Yati, Ka Meri, dan Ka Olivianus), sahabat (Frans, Tirta, Ridho, Rini, Irma, Vida, Mb. Asih, Ka Fidelis, dan Ka Ocin), temanteman Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Bakteriologi, teman-teman SPs IPB program studi Biokimia 2013, dan teman-teman Gamanusratim untuk dukungan yang tidak henti-hentinya kepada penulis. Penyusunan tesis ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan penyusunan tesis ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Bogor, Januari 2016 Origenes Boy Kapitan vii DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 2 METODE PENELITIAN Bahan Alat Prosedur Penelitian 3 HASIL Identifikasi Tumbuhan Rendemen Ekstrak Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat, Etanol, dan Air Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimun Ekstrak Etanol Hasil Uji Fitokimia Analisis Kandungan Senyawa Ekstrak Etanol Karakteristik Enzim MurA Kestabilan Struktur Reseptor Potensi Ligan Menurut Aturan Lipinski Energi Afinitas (ΔGbinding) Penambatan Molekular Interaksi Penambatan Molekul Ligan pada Enzim MurA 4 PEMBAHASAN Identifikasi Tumbuhan dan Rendemen Ekstrak Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat, Etanol, dan Air dan KHTM Ekstrak Etanol Analisis Kandungan Senyawa Ekstrak Etanol Simulasi Molecular Docking Ligan Senyawa Aktif Z. zerumbet Terhadap Reseptor MurA 5 SIMPULAN dan SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP vii viii viii viii 1 1 2 2 2 3 3 3 3 6 6 6 7 8 8 9 9 11 11 12 13 14 14 15 17 18 21 21 21 22 25 35 viii DAFTAR GAMBAR 1 Tanaman Z. zerumbet: A. Rimpang; B. Batang; C. Daun; D. Bunga 2 Zona bening yang terbentuk pada ekstrak etanol tanaman Z. zerumbet ketika diuji terhadap bakteri S. aureus 3 Karakteristik enzim Mur A (a) Struktur 3D kompleks ternary enzim (b) Plot Ramachandran enzim 4 Struktur sekunder reseptor Mur A 5 Afinitas energi (ΔG) ligan alami, ligan fosfomisin (obat), ligan zerumbon, dan ligan gingerglikolipid B terhadap enzim MurA 6 7 10 10 12 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 Persentasi rendemen ekstrak Hasil uji aktivitas antibakteri Hasil uji KHTM ekstak etanol Z. zerumbet Hasil uji fitokimia ekstrak etanol Z. zerumbet Struktur 2D ligan (substrat atau UDP-N-GluAc, fosfomisin, zerumbon, dan gingerglikolipid B) 6 Hasil filter Lipinski antara ligan alami, ligan obat, dan ligan uji 7 Hasil interaksi penambatan molekuler antara ligan dengan enzim MurA 7 8 8 9 11 12 13 DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 Diagram alir penelitian 26 Hasil identifikasi tanaman 27 Ekstrak kasar n-heksan, etil asetat, etanol dan aquades tanaman Z. zerumbet 28 Profil dan kromatogram hasil analisis LCMS ekstrak etanol Z. zerumbet 28 Hasil analisis kromatogram LCMS m/z 219.12 menggunakan database HMDB 30 6 Hasil analisis kromatogram LCMS m/z 679.26 menggunakan database HMDB 30 7 Energi afinitas hasil penambatan ligan alami terhadap MurA 31 8 Energi afinitas hasil penambatan ligan obat fosfomisin terhadap MurA 31 9 Energi afinitas hasil penambatan ligan uji zerumbon terhadap MurA 32 10 Energi afinitas hasil penambatan ligan uji gingerglikolipid B terhadap MurA 32 11 Visualisasi 3D kompleks substrat, fosfomisin dan zerumbon pada enzim MurA 32 12 Visualisasi 3D kompleks substrat, fosfomisin dan gingerglikolipid B pada enzim MurA 33 13 Visualisasi 2D interaksi antara substrat, fosfomisin, zerumbon, dan gingerglikolipid B dengan residu enzim MurA 33 14 Visualisasi 2D kesamaan interaksi antara fosfomisin dan zerumbon dengan residu substrat enzim MurA 34 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman Zingiberaceae mempunyai sifat aromatik dan efek farmakologis yang dipengaruhi oleh senyawa-senyawa metabolit sekunder pada rimpangnya (Voravuthikuncai et al. 2006; Chen et al. 2008). Salah satu anggota Zingiberaceae yang menjadi daya tarik bagi para peneliti dunia karena beragamnya potensi pengobatan yang dikandung adalah Zingiber zerumbet (L.) Smith (Singh et al. 2012). Tanaman ini tersebar di wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara, Pasifik dan Oceania (Kress et al. 2002; Kress 2014). Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan sebutan lempuyang dan tersebar di wilayah Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Tanaman ini tumbuh dan diduga tersebar secara merata di Pulau Timor serta hidup secara liar. Secara empirik, masyarakat di Pulau Timor hanya memanfaatkan tanaman ini dalam penyembuhan luka borok secara topikal, sementara itu di beberapa daerah yang lain tanaman ini dimanfaatkan baik dalam kondisi ekstrak segar maupun ekstrak rebusan sebagai pembersih darah, obat disentri, nyeri perut, batu ginjal, sakit kuning, antelmintik, luka, obat borok, bisul, penurun bengkak, dan gatal-gatal, serta pereda nyeri (Sinaga et al. 2011). Voravuthikuncai et al. 2006 melaporkan bahwa Z. zerumbet yang berasal dari Thailand diketahui efektif dalam menghambat bakteri S. aureus dengan nilai konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) sebesar 0,79 mg mL-1. Sari et al. (2013) melaporkan bahwa ekstrak segar Z. zerumbet asal Sumatra Barat mempunyai aktivitas antimikrob dengan daya hambat berturut-turut sebesar 9,13 mm; 9,2 mm; dan 9,6 mm ketika diujikan pada mikrob uji S. aureus, E. coli, dan C. albicans. Uji antimikrob ekstrak kasar etanol terhadap 30 jenis patogen dan 3 jenis jamur menunjukkan bahwa tanaman Z. zerumbet asal wilayah Bangladesh mempunyai kemampuan yang sangat potensial sebagai antimikrob dengan kemampuan hambat sebesar 6-10 mm (Kader et al. 2011). Kemampuan aktivitas antibakteri tanaman disebabkan oleh kandungan metabolit sekundernya yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuh tanaman. Pulau Timor beriklim semi arid yang dicirikan oleh bulan-bulan kering yang lebih lama dari bulan-bulan basahnya, sehingga tanahnya dipengaruhi oleh kondisi kering, bersuhu tinggi dan berkelembaban rendah. Keadaan daerah yang beriklim semiarid mengakibatkan kondisi tanamannya berada dalam keadaan cekaman kekeringan dan suhu tinggi dengan intensitas penyinaran matahari lebih panjang. Kondisi ini memungkinkan tanaman Z. zerumbet untuk mensintesis dan mengakumulasikan senyawa aktif tertentu yang berbeda dengan daerah lain sebagai respon terhadap cekaman kekeringan dan panas. Senyawa-senyawa tersebut diduga memiliki aktivitas antibakteri, terlihat dari penggunaannya secara empiris dalam menyembuhkan luka borok. Kelangsungan hidup bakteri bergantung pada aktivitas enzim UDP-Nacetylglucosamine enolpyruvyl transferase, EC 2.5.1.7 (MurA) (Skarzynski et al. 1996; Eschenburg et al. 2005). MurA mengkatalisis tahapan pertama biosintesis peptidoglikan dinding sel bakteri dengan mengkondensasikan fosfoenolpiruvat (PEP) dan UDP-N-asetilglukosamin (UDP-Glc-NAc) menjadi UDP-GlcNAcenolpiruvat. Tahapan ini tidak terjadi pada mamalia sehingga MurA menjadi target dalam pengembangan obat antibakteri (Eschenburg et al. 2005). Obat komersial 2 yang bekerja menghambat inhibitor kerja enzim MurA adalah Fosfomisin (Skarzynki et al. 1996). Fosfomisin diketahui memiliki kekurangan karena semakin meningkatkan tingkat resistensi bakteri terhadap obat ini (Eschenburg et al. 2005), sehingga perlu untuk dicari obat inhibitor kerja enzim yang baru. Computer aided drug design (CADD) adalah metode pengembangan obatobatan berbasis ilmu komputasi (Scheneider dan Baringhaus 2008; Meng et al. 2011). Salah satu CADD yang digunakan adalah simulasi molecular docking. Tujuan simulasi molecular docking adalah untuk memahami dan memprediksi rekognisi molekuler (Scheneider dan Baringhaus 2008; Yanuar 2012). Molecular docking telah sering digunakan dalam mempelajari interaksi obat dan reseptor dengan memberikan prediksi orientasi ikatan atau kecocokan geometris yang paling mungkin dan prediksi afinitas ikatan atau kecocokan energi dari kandidat ligan pada protein target (Scheneider dan Baringhaus 2008; Meng et al. 2011; Yanuar 2012). Simulasi docking juga dapat digunakan untuk memperoleh mekanisme kerja suatu senyawa kimia atau makromolekul dalam skala molekuler sehingga dimungkinkan untuk mendesain obat berbasis struktur ligan (Vijesh et al. 2013). Rumusan Masalah Secara empiris penggunaan rimpang Zingiber zerumbet oleh masyarakat di Timor dalam mengobati luka borok menjadi menarik untuk dikaji. Kondisi wilayah Pulau Timor yang kering dengan iklim semi arid membuat peneliti menduga adanya aktivitas senyawa-senyawa kimia aktif (metabolit sekunder) yang tinggi dalam menyembuhkan luka borok. Luka borok lebih banyak disebabkan oleh kesalahan penangan luka dan juga serangan bakteri. Sebelum mengisolasi senyawa yang berperan dalam penyembuhan luka borok, dilakukan uji aktivitas antibakteri terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan mempelajari mekanisme penghambatan kerja enzim Mur A oleh senyawa-senyawa kimia aktif dari Z. zerumbet secara in silico. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri dan mencari nilai konsentrasi hambat tumbuh minumun dari ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol, dan air tanaman Z. zerumbet terhadap bakteri Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak Z. zerumbet, dan mempelajari interaksi senyawa tersebut dengan enzim MurA melalui in silico molecular docking. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dapat berkontribusi pada bidang farmasi mengenai informasi akan kandungan senyawa-senyawa aktif Z. zerumbet dan potensi hambatnya terhadap bakteri penginfeksi luka, sehingga dapat dikembangkan sebagai salah satu kandidat obat antibakteri baru. 3 2 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai Juli 2015 di Laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia IPB dan Laboratorium Bakteriologi, Divisi Mikrobiologi Medik FKH IPB. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang Zingiber zerumbet segar yang dikoleksi pada bulan Juni dari wilayah Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Untuk bakteri uji digunakan bakteri Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis. Bahan pendukung yang digunakan antara lain aquadest, alkohol 70%, fosfomyacin, nheksana, etil asetat, etanol 96%, dimetilsulfoksida (DMSO), media Potato Dextrose Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), dan media Mueller Hinton Agar (MHA), file berekstensi Fasta, PDB, PDBQT, struktur kimia enzim MurA, struktur kimia zerumbon, struktur kimia gingerglikolipid B, struktur kimia fosfomisin, ADT 1.5.6, VMD 1.9.2, Marvin Sketch, Discovery Studio V3.5, LigPlot+ 4.5.3, dan Autodock Vina. Alat Alat yang digunakan adalah timbangan digital (ACIS), blender, magnetic stirrer, rotavapor, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, pipet, gelas ukur, batang pengaduk, jarum ose, vortex mixer XH-D, autoklaf (N-Biotech. Inc), inkubator (Firlabo), shaker (N-Biotech. Inc), LCMS (Qmicro QAA 642), jangka sorong (Varnier), pipet mikroliter (Gilsong), laminar air flow (ESCO), pembakar Bunsen, perforator, Laptop (Intel core i3, 2GB RAM ddr2, 250 seagate HDD, dan VGA ati radeon x1200). Prosedur Penelitian Preparasi dan Ekstraksi Sampel Sampel diidentifikasi oleh Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, LIPIBogor. Ekstraksi rimpang Z. zerumbet menggunakan metode maserasi. Sampel dihaluskan dengan digiling menggunakan blender, selanjutnya diayak menggunakan ayakan berukuran 40 mesh. Sebanyak 50 gram simplisia diekstraksi mengunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol masing-masing sebanyak 150 mL selama 24 jam pada suhu ruang, sedangkan untuk pelarut akuades dilakukan pemanasan dengan suhu = 80oC selama 2 jam. Filtrat hasil maserasi disaring dan dipekatkan dengan rotavapor vakum pada suhu 60oC. Uji Aktivitas Antibakteri (Kader et al. 2011) Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar (sumuran). Bakteri-bakteri patogen Gram negatif (E. coli dan P. Aeruginosa) dan Gram positif (S. aureus dan B. subtilis) diperoleh dari koleksi Laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Inokulan bakteri ditumbuhkan pada media 4 Nutrien Agar (NA) (OxoidTM). Biakan bakteri kemudian diencerkan dengan NaCl 0,85% menggunakan metode McFarland 0.5 (setara dengan 108 CFU mL-1). Sebanyak 0.1 mL masing-masing suspensi bakteri yang telah diencerkan kemudian dicampurkan ke dalam 20 mL media Mueller-Hinton Agar (MHA) (OxoidTM) suhu ± 45oC. Setelah memadat, media dilubangi dengan cork borrer berdiameter 5.3 mm. Sebanyak 50 μL dari masing-masing ekstrak dimasukkan ke dalam sumuran. Uji aktivitas antibakteri masing-masing ekstrak dilakukan pada konsentrasi 500 mg mL-1. Fosfomisin 0.4 mg mL-1 digunakan sebagai kontrol positif dan akuades steril sebagai kontrol negatif. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Zona bening yang terlihat di sekeliling lubang menjadi petunjuk adanya aktivitas antibakteri dan merupakan zona hambat dari ekstrak tanaman Z. zerumbet. Zona bening tersebut kemudian diukur menggunakan jangka sorong. Ekstrak yang menunjukkan aktivitas terbaik kemudian diukur nilai konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM). Pengujian KHTM dilakukan menggunakan metode difusi agar dengan prosedur sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Penentuan KHTM dilakukan dengan membuat konsentrasi yang bervariasi yaitu 5, 10, 25, 50, 100, 150, dan 250 mg mL-1. Penapisan Kandungan Fitokimia (Harborne 1996) Ekstrak dengan aktivitas antibakteri terbaik selanjutnya diuji fitokimia untuk mengetahui secara kualitatif kandungan senyawa bioaktifnya. Uji ini meliputi uji fenolik hidrokuinon, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan triterpenoid-steroid. Semua uji fitokimia dilakukan menurut Harbone (1996). Senyawa fenolik hidrokuinon diuji menggunakan pereaksi FeCl3. Terbentuknya warna hijau atau hijau biru menunjukkan adanya senyawa fenol dalam ekstrak. Senyawa triterpenoid-steroid diuji menggunakan reagent Lieberman Burchard. Reaksi campuran akan menghasilkan warna merah untuk adanya triterpenoid, warna hijau atau biru untuk adanya steroid, sedangkan warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid dan steroid. Senyawa alkaloid diuji menggunakan reagent Mayer, Dragendrof, dan Wagner secara berturut-turut yang akan memberikan endapan berwarna putih, merah, dan coklat bila positif mengandung senyawa tersebut. Senyawa golongan saponin diuji dengan memanaskan ekstrak dalam akuades, kemudian dikocok. Adanya saponin diindikasikan dengan terbentuknya busa. Tanin diuji dengan memanaskan ekstrak dalam akuades kemudian campuran disaring. Filtrat direaksikan dengan FeCl 1% (w/v). Keberadaan tanin diindikasikan oleh terbentuknya warna hijau gelap atau biru gelap. Senyawa flavonoid diuji dengan memanaskan ekstrak dalam akuades dan disaring. Filtrat kemudian direaksikan dengan H2SO4 10% (w/v). Adanya flavonoid ditandai oleh terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol. Analisis Kandungan Senyawa Ekstrak teraktif Analisis kandungan senyawa yang terkandung pada ekstrak teraktif dilakukan menggunakan Liquid chromatography mass spectra (LCMS) di Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta. Spesifikasi instrumen yang digunakan adalah Qmicro QAA 642, dengan ion mode adalah ES+. Pelarut yang digunakan adalah metanol dan air dengan perbandingan 10:90 (v/v) dengan laju alir 0.20 mL mnt-1, dan temperatur kolom sebesar 40oC. 5 Analisis kromatogram massa molekul ion puncak senyawa-senyawa terkandung dilakukan menggunakan database dari The Human Metabolome Database (HMDB). Senyawa-senyawa kimia hasil analisis kemudian digunakan sebagai ligan uji dalam uji simulasi pendaratan molekul terhadap enzim MurA. Penambatan Molekuler Senyawa Aktif Terhadap Enzim MurA Secara InSilico (Kumar et al. 2012) Tahap awal untuk melakukan simulasi docking adalah menentukan reseptor dan ligan yang akan diuji. Reseptor yang digunakan adalah enzim MurA. Protein target atau reseptor diperoleh dengan mendownload file pdb enzim dari pdb bank melalui situs www.rscb.org/pdb. Proses optimasi geometri reseptor dilakukan dengan perangkat lunak AutoDock Tools (ADT) 1.5.6. Tahap awal yang dilakukan adalah penghilangan molekul air (H2O) disekitar protein, hetero atom dan ligan alami. Selanjutnya adalah penambahan muatan Gasteiger dan Hidrogen. File disimpan dalam format PDBQT. Kestabilan struktur dapat dilihat dengan VMD 1.9.2 melalui diagram plot Ramachandran. Struktur ligan diperoleh dengan menggambar struktur dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) menggunakan piranti lunak Marvin Sketch. Ligan yang akan digunakan dirancang menggunakan perangkat lunak Marvin sketch dengan format penyimpanan PDB. Proses optimasi dilakukan menggunakan ADT 1.5.6. Tahap awal adalah dilakukan merged nonpolar hidrogen, memberikan muatan Gasteiger dan semua file disimpan dalam format PDBQT. Selanjutnya dilakukan filter menurut aturan Lipinski untuk semua senyawa ligan menggunakan online access http://www.scfbio-iitd.res.in/ software/ utility/ lipinskifilters.jsp (Lipinski 2009). Selanjutnya dilakukan penambatan molekuler yang dimulai dengan proses Grid dan validasi parameter penambatan dilakukan dengan ADT 1.5.6, dan dilanjutkan dengan penambatan molekular yang dilakukan menggunakan AutoDock Vina (Scripps Research Institute, USA) dan di asumsikan semua rotatable bond (ikatan siklik) dari ligan dapat berotasi (fleksibel) dan makromolekulnya adalah tetap (rigid). Parameter berikut adalah parameter yang telah divalidasi. Ukuran grid box yang dipilih adalah 80 x 80 x 80 Å dengan spacing centered 0.375 Å pada site sisi aktif, center_x = 36.021, center_y = 19.91, center_z = 44.388 dan luas box melingkupi keseluruhan struktur MurA. Exaustiveness di atur pada angka 250. Letakkan folder vina di C:\Vina kemudian isikan file CONF.TXT dengan parameter diatas sesuai dengan angka center dan size nya. Eksekusi perintah penambatan menggunakan command pada jendela CMD, panggil Vina.exe lalu ketik perintah “C:\vina --config conf.txt --log log.txt”, lalu tekan enter dan tunggu proses sampai selesai lalu keluarkan num-mode 20. Ligan dalam kompleks MurA yang memiliki energi bebas Gibbs (∆Gbinding) terkecil dari daftar disimpan dalam format PDBQT (ADT 1.5.6) dan dikonversi ke format PDB dengan DSV 3.5. Hasil penambatan di analisis energi bebas Gibbs (∆G), ikatan hidrogen, RMSD, residu yang berikatan, gaya Van der waals dan gugus fungsi ligan menggunakan Ligplot+ 4.5.3 dengan format .pdb untuk visualisasi 2D, DSV 3.5 untuk analisis gaya Van der waals dan mode ikatan dengan DNA serta VMD digunakan untuk visualisasi struktur 3D. 6 3 HASIL Identifikasi Tumbuhan Berdasarkan hasil identifikasi, identitas sampel tumbuhan adalah Zingiber zerumbet (L.) Sm., famili Zingiberaceae. Morfologi tanaman ini ditampilkan pada Gambar 1. Z. zerumbet merupakan tanaman semak berumur tahunan (terna parennial). Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1200 m di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi botaninya, tanaman ini termasuk ke dalam: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber zerumbet A B C D Gambar 1 Tanaman Z. zerumbet: A. Rimpang; B. Batang; C. Daun; D. Bunga Rendemen Ekstrak Ekstrak adalah sedian yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dan selanjutnya semua pelarut diuapkan sehingga tersisa massanya. Teknik ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi yaitu simplisia bahan direndam dalam larutan pengekstrak yang sesuai selama 24 jam pada suhu ruang dan pada suhu 80oC. Penarikan senyawa dapat terjadi karena memanfaatkan sifat bahan sehingga senyawa larut dalam kepolaran larutan pengekstrak yang sesuai. Ini dikenal dengan prinsip like disolved like. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan antara bobot ekstrak yang dihasilkan dengan bobot sampel awal yang diekstrak. Persentasi rendemen ekstrak pada Tabel 1, memperlihatkan kemampuan pelarut air lebih besar dalam mengekstraksi komponen aktif tanaman Z. zerumbet, diikuti oleh pelarut etanol, etil asetat dan N-heksana. Rendemen ekstrak air yang lebih besar kemungkinan 7 dipengaruhi oleh polaritasnya. Polaritas relatif pelarut dapat dilihat dari nilai konstanta dielektrik masing-masing pelarut. Tabel 1 Persentasi rendemen ekstrak Pelarut Bobot sampel (g) Bobot Ekstrak (g) Rendemen (%b/b) n-Heksana Etil Asetat Etanol 200 200 100 6.30 7.60 6.20 3.15 3.80 6.20 Air 150 10.4 6.90 Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat, Etanol, dan Air Pengujian aktivitas antibakteri merupakan teknik untuk mengukur berapa besarnya potensi atau konsentrasi suatu senyawa dapat memberikan efek toksik bagi bakteri. Ekstrak Z. zerumbet dinyatakan mempunyai aktivitas antibakteri jika terbentuk zona bening di sekeliling sumuran berisi ekstrak yang ditumbuhkan pada media yang telah diinokulasi oleh bakteri (Gambar 2). Keterangan: A: Konsentrasi ekstrak uji sebesar 250 mg mL-1; B. Konsentrasi ekstrak sebesar 150 mg mL-1; C. Konsentrasi ekstrak sebesar 100 mg mL-1; D. Konsentrasi ekstrak sebesar 50 mg mL-1; E. Konsentrasi ekstrak sebesar 25 mg mL-1; F. Konsentrasi ekstrak sebesar 10 mg mL-1; G. Konsentrasi ekstrak sebesar 5 mg mL-1; H. Kontrol positif; I. Kontrol negatif Gambar 2 Zona bening yang terbentuk pada ekstrak etanol tanaman Z. zerumbet ketika diuji terhadap bakteri S. aureus Diameter hambat merupakan ukuran kekuatan hambatan substansi antibakteri. Lebarnya diameter zona bening yang terbentuk ditentukan oleh konsentrasi senyawa yang menjadi dasar pengujian kuantitatif dan mengindikasikan bahwa senyawa tersebut bisa bebas berdifusi ke seluruh medium. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak Z. zerumbet dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki diameter hambat yang lebih besar dibanding ekstrak n-Heksan, etil asetat, dan air. Ekstrak etanol terlihat lebih menghambat pada bakteri Gram positif (B. subtilis dan S. aureus) dibanding 8 pada bakteri Gram negatif (E. coli dan P. aeruginosa). Kekuatan hambat ekstrak etanol pada bakteri Gram positif masih dalam rentang resisten (8.12 mm) pada bakteri S. aureus, dan rentang intermediet (15.22 mm) untuk bakteri B. subtilis. Tabel 2 Hasil uji aktivitas antibakteri Ekstrak E. coli N-Heksana Etil Asetat Etanol Air 3.45 (R) 1.54 (R) 3.42 (R) 2.31 (R) Diameter zona hambat (mm) pada bakteri P. aeruginosa B. subtilis 4.40 (R) 6.20 (R) 7.88 (R) 5.30 (R) 14.14 (I) 10.82 (R) 15.22 (I) 8.53 (R) S. aureus 7.98 (R) 8.02 (R) 8.12 (R) 3.03 (R) Keterangan: S (susceptible): ≥ 16 mm, I (intermediate): 13-15 mm, R (resistant): ≤ 12 mm (CLSI 2007) Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimun Ekstrak Etanol Konsentrasi minimum yang dibutuhkan untuk menghambat bakteri dikenal sebagai konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM). Uji KHTM merupakan upaya mencari konsentrasi terendah yang masih mampu menghambat pertumbuhan organisme mikroba. Hasil uji aktivitas antibakteri pada Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak etanol merupakan ekstrak dengan aktivitas terbaik sehingga digunakan untuk mencari nilai KHTM. Hasil uji KHTM ekstrak etanol tanaman Z. zerumbet dapat dilihat pada Tabel 3. Terlihat bahwa KHTM ekstrak etanol dalam keempat bakteri uji terjadi untuk bakteri Gram positif S. aureus pada konsentrasi 50 mg mL-1. Tabel 3 Hasil uji KHTM ekstak etanol Z. zerumbet Konsentrasi ekstrak etanol (mg mL-1) 250 150 100 50 K+ K- Ps. Aeruginosa 2.59 (R) 8.96 (R) - Luas zona hambat (mm) pada bakteri E. coli B. subtilis 2.89 (R) 1.98 (R) 29.66 (S) - 3.42 (R) 2.72(R) 2.27 (R) 11.59 (R) - S.aureus 7.71 (R) 7.13 (R) 6.12 (R) 3.85 (R) 27.92 (S) - Keterangan: S (susceptible): ≥ 16 mm, I (intermediate): 13-15 mm, R (resistant): ≤ 12 mm (CLSI 2007) Hasil Uji Fitokimia Uji fitokimia bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dan golongan senyawa bioaktif yang terkandung di dalam ekstrak. Uji fitokimia meliputi uji kualitatif fenolik, triterpenoid-steroid, alkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid. Dari hasil uji fitokimia ini dapat diduga golongan senyawa yang berperan sebagai antibakteri. Hasil uji fitokimia mengindikasikan ekstrak 9 etanol Z. zerumbet mengandung senyawa-senyawa terpenoid, flavonoid, tanin dan fenolik (Tabel 4). Tabel 4 Hasil uji fitokimia ekstrak etanol Z. zerumbet Uji Golongan Reagent Perubahan yang terjadi Ket Fenolik Triterpenoid dan Steroid Alkaloid FeCl3 5% Lieberman Burchard Dragendorff Mayer Wagner Water FeCl3 1% H2SO4 Hijau Merah + + Tidak terlihat endapan - Busa tidak stabil Biru Pekat Jingga + + Saponin Tanin Flavonoid Keterangan: +: terdeteksi, -: tidak terdeteksi Analisis Kandungan Senyawa Ekstrak Etanol Analisis komponen kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol Z. zingiber dilakukan menggunakan LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectra). Analisis ekstrak kasar etanol tanaman Z. zerumbet menggunakan LCMS dilakukan dengan mode ionisasi positif, sehingga ion puncak (100%) molekul dari spektra massa akan muncul sebagai ion terprotonasi (M+1)+. Hasil analisis memperlihatkan adanya 3 puncak (Lampiran 4a) dengan waktu retensi berturut-turut sebesar 1.448, 15.929 dan 22.062 dengan persentasi kelimpahan berturut-turut sebesar 46.25%, 34.375% dan 100%. Analisis kromatogram ekstrak kasar etanol menunjukkan fragment ion puncak pada m/z 717.41 (Lampiran 4b), 679.26 (Lampiran 4c), dan 219.12 (Lampiran 4d). Analisis massa molekul ion puncak menggunakan database dari The Human Metabolome Database (HMDB) berdasarkan mode ionisasi positif menunjukkan bahwa senyawa dengan m/z 717 belum diketahui, m/z 679 adalah senyawa gingerglikolipid B (2-hydroxy-3-{[3,4,5-trihydroxy-6-({[3,4,5-trihydroxy-66(hydroxymethyloxan-2-yl]oxy}methyl)oxan2-yl]oxy}propyl(9Z,12Z)-octadeca9,12-dienoate), dan m/z 219 tersebut adalah zerumbon ((2E,6E,10E)-2,6,9,9tetramethyl-2,6,10-cycloundecatrienone). Karakteristik Enzim MurA Data struktur tiga dimensi dari enzim MurA yang digunakan dalam penelitian ini diunduh dari Protein Data Bank (PDB) (www.pdb.org) dengan PDB ID: 1UAE (Skarzynski et al. 1996). PDB merupakan tempat penampungan data 3D dari protein dan asam nukleat. Data tersebut merupakan hasil teknik biofisika seperti kristalografi X-ray, spektroskopi NMR, dan mikroskop elektron meliputi struktur, sisi aktif dan sekuens. Setiap berkas sekuen berisi informasi mengenai asal organisme, sekuens, dan nomor akses yang digunakan untuk mengidentifikasi sekuens tersebut. Gambar 3a memperlihatkan kompleks ternary mencakup protein, substrat atau ligan alami (uridine-diphosphate-N-asetylglucosamine) dan 10 fosfomisin atau ligan obat. Fosfomisin sebagai obat komersial yang menghambat kerja enzim ini dengan menjadi analog substrat yang bereaksi dengan residu Cys115. (A) (B) Gambar 3 Karakteristik enzim MurA: (A) Struktur 3D kompleks ternary enzim (Skarzynski et al. 1996); (B) Plot Ramachandran enzim Enzim Mur A terdiri dari 418 residu dengan komposisi helixnya sebesar 34% yang terdiri dari 18 helix dengan 143 residu asam amino. Sedangkan beta sheetnya terdiri dari 34 strand dengan 113 residu. Struktur sekunder enzim Mur A dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4 Struktur sekunder reseptor MurA: = Beta hairpin = Turn = Alfa heliks = 3/10-heliks 11 Kestabilan Struktur Reseptor Kestabilan struktur enzim MurA dilihat dari plot Ramachandran (Gambar 3b). Plot Ramachandran digunakan untuk mengetahui kualitas struktur enzim. Setiap asam amino penyusun protein akan memiliki satu sudut phi (Ф) dan psi (ψ), sehingga setiap residu asam tergambarkan sebagai satu plot (koordinat). Visualisasi plot Ramachandran diunduh pada Protein Data Bank (PDB). Kualitas struktur protein dapat diketahui dengan melihat sudut dihedral yang dilarang (dissalowed region). Bila residu non glisin yang berada pada dissalowed region lebih dari 15% maka dapat dikatakan bahwa protein tersebut memiliki kualitas struktur yang sangat tidak stabil (kurang baik). Enzim MurA bersifat stabil terlihat dari data asam amino yang berada pada daerah yang paling disukai (favorable) sebesar 97.8% (407/406) dan daerah yang diizinkan (allowed) sebesar 100.0% (416/416) serta daerah yang tidak diijinkan (disallowed) kurang dari 1%. Potensi Ligan Menurut Aturan Lipinski Struktur ligan yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 5. Sementara itu potensi ligan untuk dapat masuk ke dalam membran sel dan diserap diuji menggunakan software Lipinski dengan parameternya adalah berat molekul, jumlah gugus donor ikatan hidrogen, jumlah gugus penerima ikatan hidrogen, nilai log P dan refrakfititas molar (Lipinski et al. 2001). Pengujian dilakukan menggunakan tools online pada situs http://scfbioiitd.res.in/software/utility/lipinski filters.jsp. Hasil filter Lipinski antara ligan alami, ligan fosfomisin (obat), ligan gingerglikolipid B (senyawa uji), dan ligan zerumbon (senyawa uji) dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 5 Struktur 2D ligan (substrat atau UDP-N-GluAc, fosfomisin, zerumbon, dan gingerglikolipid B) Structur 2D Nama IUPAC [({[2R,3S,4R,5R)-5-(2,4-dioxo1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-1-yl)3,4-dihydroxyoxolan-2yl]methoxy}(hydroxyphosphoryl)o xy]({[2R,3R,4R,5S,6R)-3acetamido-4,5-dihydroxy-6(hydroxymethyl)oxan-2yl]oxy}phosphinic acid Nama umum Uridinediphosphate -N-acetylglucosamine [(1R)-1-hydroxypropyl]phosphonic Fosfomisin acid 12 (E,E,E)-2,6,9,9-tetramethyl-2,6,10- Zerumbon cycloundecatrien-1-one 2-hydroxy-3-{[3,4,5-trihydroxy-6({3,4,5-trihydroxy-6(hydroxymethyl)oxan-2yl]oxy}methyl)oxan-2yl]oxy}propyl (9Z,12Z)-octadeca9,12-dienoate Gingergliko lipid B Tabel 6 Hasil filter Lipinski antara ligan alami, ligan obat, dan ligan uji Lipinski’s rule Alami - A B C D E Obat 138 1 4 -1.3715 25.2772 Ligan Zerumbon 226 1 1 4.2973 70.4057 Gingerglikolipid B 684 9 14 0.5845 169.8644 Keterangan: A: Massa atom relatif <500, B: Donor ikatan H <5, C: Akseptor ikatan H <10, D: Log P <5, E: Refraktivitas molar 40-130, -: tidak dapat dianalisi oleh tools online Energi Afinitas (ΔGbinding) Penambatan Molekular Molecular docking memprediksi orientasi dari suatu molekul ke molekul yang lain ketika berikatan membentuk kompleks yang stabil (Meng et al. 2011). Energi dari setiap pose interaksi reseptor-ligan dihitung menggunakan fungsi scoring. Energi bebas ikatan hasil docking dilihat pada output. Kompleks liganenzim yang dipilih adalah kompleks yang memiliki nilai energi bebas ikatan terendah. Analisis energi afinitas (ΔGbinding) hasil penambatan molekular untuk ligan alami, ligan obat, ligan gingerglikolipid B, dan ligan zerumbon berturut-turut adalah senilai -10.1, -4.7, -8.4, dan -8,3 kkal mol-1 (Gambar 5). Nilai energi bebas Gibbs yang kecil menunjukkan bahwa konformasi yang terbentuk adalah stabil, sedangkan makin besarnya nilai energi bebas Gibbs menunjukkan tidak stabilnya kompleks yang terbentuk (Meng et al. 2011). Gingerglikolipid B -8,4 Zerumbon Ligan -8,3 Fosfomisin -4,7 Alami/Substrat -10,1 -12 -10 -8 -6 ∆Gbinding -4 -2 0 Gambar 5 Afinitas energi (ΔG) ligan alami, ligan fosfomisin (obat), ligan zerumbon, dan ligan gingerglikolipid B terhadap enzim MurA 13 Nilai Konstanta Inhibisi Ligan Nilai ∆G digunakan untuk mengetahui konstanta inhibisi yaitu konsentrasi inhibisi senyawa aktif terhadap waktu paruh reaksi enzim (Ki). Semakin kecil nilai Ki maka semakin kecil konsentrasi inhibitor yang dibutuhkan untuk menghambat substrat. Nilai Ki (konstanta inhibisi) diperoleh dengan persamaan: ∆G = RT ln Ki Nilai Ki bersifat linear terhadap ∆G, sehingga bisa diketahui bahwa semakin baik nilai ∆G suatu ligan maka semakin kecil konsentrasi ligan yang diperlukan sebagai inhibitor enzim. Hasil nilai Ki untuk semua ligan dapat dilihat pada Tabel 7. Interaksi Penambatan Molekul Ligan pada Enzim MurA Simulasi docking dilakukan menggunakan Autodock Vina. Dalam simulasi, reseptor bersifat rigid sementara ligan bersifat fleksibel. Hasil interaksi penambatan molekul ligan dengan enzim MurA berupa jenis ikatan, panjang ikatan, residu asam amino enzim yang berinteraksi, dan gugus fungsi ligan yang berinteraksi. Hasil penambatan molekuler memperlihatkan adanya interaksi molekul ligan obat, ligan uji, dan ligan alami dengan enzim MurA seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil interaksi penambatan molekuler antara ligan dengan enzim MurA Jenis ligan Alami (substrat) Uji gingerglikolipid B -8.4 Uji zerumbon -10.1 Obat (fosfomisin) -4.7 ΔG ( Kkal mol-1) Ki value 0.012 0.126 0.025 0.026 RMSD 1.570 1.484 1. 693 0.986 Jumlah ikatan H Residu interaksi Hidrogen 4 NH dari Arg120 N dari His125 N dari Val163 N dari Gly164 4 N dari Arg91 NH dari Arg120 N dari Arg120 N dari Gly164 3 NH dari Arg91 N dari Val161 NH dari Arg232 2 NH dari Arg91 N dari His125 Atom ligan yang berinteraksi C1B-O4B PA-O2A C6’-O6’ C5B-O5B P1-O4 C2-O1 C2-O1 P1-O3 C32-O13 C4-O3 C29-O10 C9-O C9-O Jarak ikatan hidrogen (Å) 2.80 3.13 2.98 2.87 3.28 2.92 3.11 2.81 2.79 3.29 2.74 3.02 3.19 Kekuatan ikatan medium medium medium medium weak medium medium medium medium weak medium medium medium -8.3 14 Residu interaksi hidrofobik Lys22, Asn23, Leu24, Leu26, Trp95, Arg91, Ala92, Pro121, Ser162, Val317, Phe328 Ser162, Val163, Phe32 Asn23, Val157, Lys160, Val163, Glu183, Asn184, Glu188, Asp211, Pro298, Thr304, Asp305, Val327, Phe328 Trp95, Ser162, Val163, Gly164, Val327, Phe328 Kesamaan interaksi asam amino terhadap Substrat Lys22, Asn23, Leu26, Arg91, Ala92, Trp95, Arg120, Pro121, Leu124, His125, Val161, Ser162, Val163, Gly164, Val327, Phe328 Arg91, Arg120, Ser162, Val163, Gly164, Phe328 Asn23, Arg91, Val157, Lys160, Val161, Val163, Glu183, Asn184, Glu188, Asp211, Arg232, Pro298, Thr304, Asp305, Val327, Phe328 Arg91, Trp95, His125, Ser162, Val163, Gly164, Val327, Phe328 16 (100) 6 (37,50) 6 (37,50) 8 (50) Persentase kesamaan interaksi asam amino terhadap substrat (%) 4 PEMBAHASAN Identifikasi Tumbuhan dan Rendemen Ekstrak Z. zerumbet memiliki ukuran rimpang yang besar berwarna kuning gading, dengan rasa yang cukup pahit, agak pedas, dan bau yang khas dari senyawa aromatik (spice taste) (Gambar 1A). Tinggi tanaman berkisar 1.500-1.800 cm. Memiliki batang semu dan tumbuh tegak serta berwarna kemerahan (Gambar 1B). Daunnya berbentuk obovate (bulat telur terbalik) dengan pangkal daun membulat dan ujung daunnya agak meruncing (subacuminate). Daun bertrikom halus (subglabrous) serta memiliki tangkai (petiole) bermembran, ligula bermembran, dan pelepah (sheath) (Gambar 1C). Bunga tanaman tumbuh dari pangkal rimpang berbentuk seperti bonggol (cone), dan bunganya berwarna kuning pucat (Gambar 1D). Braktea merupakan kantong tempat munculnya bunga dimana satu bunga dalam satu braktea. Braktea berwarna hijau sewaktu muda dan berubah warna menjadi merah. Perubahan warna menjadi merah terjadi setelah pembuahan (Larsen et al. 1999). Ekstraksi dilakukan dengan teknik meserasi yang mana pengambilan komponen atau zat aktif dilakukan dengan cara merendam bahan dalam cairan ekstrak yang sesuai selama beberapa waktu dan suhu tertentu. Maserasi dimaksudkan untuk dapat mengekstrak keseluruhan senyawa yang larut dalam pengekstrak yang digunakan. Komponen aktif tersebut akan larut dengan prinsip like disolved like. Penggunaan pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda bertujuan untuk mengekstrak komponen aktif yang belum sepenuhnya diketahui dalam rimpang Z. zerumbet. Selama proses meserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh kemudian dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Lampiran 3). Persentasi rendemen ektrak pada Tabel 1, memperlihatkan kemampuan pelarut air lebih besar dalam mengekstraksi komponen aktif tanaman Z. zerumbet, diikuti oleh pelarut etanol, etil 15 asetat dan N-heksana. Rendemen ekstrak air yang lebih besar kemungkinan dipengaruhi oleh polaritasnya. Polaritas relatif pelarut dapat dilihat dari nilai konstanta dielektrik masing-masing pelarut. Polaritas pelarut air adalah sebesar 0,90 yang mana lebih besar dari pelarut etanol (0.68), etil asetat (0.38) dan heksana (0.00) (Yasni 2013). Hal ini menunjukkan rendemen ekstrak makin meningkat seiring meningkatnya kepolaran pelarut. Tingginya kemampuan pelarut air dalam mengekstraksi komponen aktif berkaitan dengan polaritas (ε) pelarut yang berarti komponen senyawa yang terkandung dalam rimpang Z. zerumbet sebagian besar merupakan senyawa polar. Sifat kepolaran senyawa dilihat dari gugus polarnya seperti gugus OH, COOH, dan lain-lain. Hal lain yang memperbesar kemampuan pelarut air dalam menarik komponen aktif adalah proses ekstraksi yang menggunakan pemanasan pada suhu 80oC yang mana proses pemanasan akan memperbesar kelarutan. Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat, Etanol, dan Air dan KHTM Ekstrak Etanol Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak masing-masing dilakukan pada konsentrasi 500 mg mL-1 untuk mengetahui ada atau tidaknya kemampuan ekstrak tanaman menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Kontrol positif yang digunakan adalah fosfomisin, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest. Ekstrak Z. zerumbet dinyatakan mempunyai aktivitas antibakteri jika terbentuk zona bening di sekeliling sumuran berisi ekstrak yang ditumbuhkan pada media yang telah diinokulasi oleh bakteri. Aktivitas antibakteri ekstrak Z. zerumbet dapat dilihat pada Tabel 2. Dari data di atas, terlihat bahwa ekstrak etanol memberikan batas daerah hambat yang terefektif dengan diameter terbesar adalah 15.22 mm pada bakteri B. subtilis, dan diameter terkecil adalah 3.42 mm pada bakteri E. coli. Kader et al. (2011) melaporkan bahwa ekstrak kasar etanol Z. zerumbet dengan konsentrasi 400 µg disk-1 mampu menghambat 5 jenis bakteri Gram positif dan 8 jenis bakteri Gram negatif dengan luas zona hambat berkisar 610 mm. Sifat antibakteri ini berkaitan dengan senyawa-senyawa yang terkandung yakni zederon (suatu sesquiterpen), fenolik, saponin, dan terpenoid (Hashemi et al. 2008; Kader et al. 2010). Penghambatan aktivitas bakteri oleh senyawa aktif tanaman dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, peningkatan permeabilitas membran sel yang menyebabkan kehilangan senyawa penyusun sel, menginaktivasi enzim metabolik, dan destruksi fungsi material genetik (Yasni 2013). Pengaruh senyawa antibakteri terhadap sel bakteri dapat menyebabkan kerusakan sel yang berlanjut pada kematian. Kerusakan bakteri merupakan hasil interaksi senyawa antibakteri dengan bagian tertentu pada sel. Terjadinya proses tersebut karena perlekatan senyawa antibakteri pada permukaan sel maupun akibat berdifusinya senyawa tersebut ke dalam sel. Interaksi tersebut mengakibatkan sejumlah perubahan atau kerusakan pada sel bakteri yang mempengaruhi fungsi metabolisme sel. Data penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Z. zerumbet lebih menghambat bakteri Gram positif (S. aureus dan B. Subtilis) dibanding bakteri Gram negatif (E. coli dan P. aeruginosa). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh perbedaan komposisi dan struktur pada dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif. Struktur dinding sel bakteri Gram positif lebih sederhana, yakni berlapis 16 tunggal (90% peptidoglikan) dengan ketebalan bervariasi antara 20-40 nm (Kim et al. 2015) dengan kandungan lipid yang rendah (1-4%) sehingga memudahkan bahan bioaktif masuk ke dalam sel. Sementara itu, struktur dinding sel bakteri negatif lebih kompleks, yaitu berlapis tiga terdiri dari lapisan luar lipoprotein, lapisan tengah lipopolisakarida yang berperan menghalangi masuknya bahan bioaktif antibakteri (Griffin 2000), dan lapisan dalam berupa peptidoglikan yang berkisar 5-10 % (6.25±0.53 nm untuk E. coli dan 2.41±0.54 nm untuk Ps. aeruginosa) dengan kandungan lipid tinggi (11-12%) (Vollmer dan Seligman 2009). Data pada Tabel 3 menunjukkan nilai KHTM terendah terjadi pada bakteri S. aureus. S. aureus merupakan bakteri Gram positif, yang memiliki 40 lapisan peptidoglikan yang merupakan 50% dari bahan penyusun dinding sel. Perhusip (2006) mengungkapkan bahwa setiap zat yang menghambat salah satu langkah dalam biosintesis peptidoglikan akan menakibatkan dinding sel bakteri yang tumbuh menjadi rapuh sehingga sel akan mengalami lisis. Rusaknya dinding sel atau terhambatnya sintesis oleh senyawa antibakteri mengakibatkan terbentuknya sel-sel yang peka terhadap tekanan osmosis, terutama pada bakteri Gram positif yang mana kekuatan dinding selnya berasal dari peptidoglikan. Tekanan osmosis dalam sel bakteri menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada bakteri (Perhusip 2006). Dari data hasil uji KHTM (Tabel 3), memperlihatkan ekstrak etanol Z. zerumbet mempunyai aktivitas yang sedang. Ini berkaitan dengan kondisi ekstrak yang masih belum murni. Banyaknya senyawa yang terkandung dalam ekstrak kasar etanol ini mengakibatkan adanya sifat saling meniadakan (antagonis) antar senyawa dalam ekstrak sehingga mengurangi aktivitas antibakteri ekstrak etanol Z. zerumbet. Pemisahan atau fraksinasi senyawa dalam ekstrak lebih lanjut berperan penting dalam meningkatkan kemampuan hambat terhadap bakteri. Kader et al. 2011 melaporkan bahwa ekstrak etanol yang telah difraksinasi memiliki kemampuan hambat terendah sebesar 128-256 µg disk-1 saat diujikan pada bakteri E. coli, P. aeruginosa, S. typhi, B. cereus, S. lutea, dan V. Parahemolyticus. Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Uji fitokimia menggambarkan akan golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak. Hasil uji fitokimia mengindikasikan rimpang tanaman Z. zerumbet mengandung senyawa-senyawa terpenoid, flavonoid, tanin dan fenolik (Tabel 3). Flavanoid dan tanin merupakan bagian dari senyawa fenolik (Harbone 1996). Alkaloid diketahui tidak terkandung dalam ekstrak etanol Z. zerumbet, hal ini diduga berkaitan dengan keberadaan alkaloid dalam jaringan tumbuhan kurang dari 1 % sehingga dapat menyebabkan uji skrining alkaloid memberikan hasil negatif (Harborne 1996). Nag et al. (2013) melaporkan bahwa Z. zerumbet mengandung sesquiterpenoid, flavonoid, senyawa-senyawa aromatik, vanillin, kaempferol dan senyawa turunannya, serta polifenol. Senyawa-senyawa fenolik, flavanoid, tanin, dan terpenoid pada tanaman zingiberaceae diketahui memiliki aktivitas antibakteri (Nursal et al. 2006; Lawalata 2012). Senyawa terpen merupakan senyawa antibakteri utama dalam rempahrempah (Yasni 2013). Terpenoid diketahui dapat bersifat sebagai antibakteri (Cowan 1999). Mekanisme terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan 17 fraksi lipid membran plasma bakteri yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran yang jika diakumulasikan terus-menerus dapat mengakibatkan lisisnya material intraseluler akibat terbentuknya rongga pada lipid bilayer (Griffin 2000). Senyawa tanin dan flavonoid merupakan senyawa polifenol yang bersifat sebagai antibakteri (Cowan 1999). Senyawa flavanoid dalam aktivitas kerjanya akan membentuk ikatan kompleks dengan dinding sel bakteri sehingga menurunkan permeabilitas dinding sel (Nagappan et al. 2011) dan merusak membran sel bakteri akibat sifat lipofiliknya (de Fatima et al. 2006). Demikian halnya tanin, tanin diduga berikatan dengan dinding sel bakteri sehingga akan menginaktifkan kemampuan menempel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri (Cowan 1999). Analisis Kandungan Senyawa Ekstrak Etanol Analisis komponen kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol Z. zerumbet dilakukan menggunakan LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectra). Hasil analisis ekstrak etanol Zingiber zerumbet menggunakan KCSM (kromatografi cair spektra massa) memperlihatkan adanya 3 puncak dengan waktu retensi berturutturut sebesar 1.448, 15.929 dan 22.062 dengan persentasi kelimpahan berturutturut sebesar 46.25%, 34.375% dan 100%. Analisis ekstrak etanol Z. zerumbet menggunakan KCMS dilakukan dengan mode ionisasi positif, sehingga ion puncak (100%) molekul dari spektra massa akan muncul sebagai ion terprotonasi (M+1)+. Analisis massa molekul ion puncak menggunakan database dari The Human Metabolome Database (HMDB) berdasarkan mode ionisasi positif menunjukkan bahwa senyawa dengan m/z 219 tersebut adalah zerumbon ((2E,6E,10E)-2,6,9,9-tetramethyl-2,6,10-cycloundecatrienone). Abdul et al. (2008) mengemukakan bahwa massa ion fragmentasi terbesar (218 m/z) sebanding dengan bobot molekul senyawa. Zerumbon merupakan konstituen terbesar pada rimpang tanaman dengan kelimpahan berkisar antara 12.6-73.1 % (Yob et al. 2011; Singh et al. 2012). Zerumbon mempunyai rumus kimia C15H22O dengan berat molekul sebesar 218.3346 (Tabel 5). Zerumbon adalah senyawa monosiklik sesquiterpen dan memiliki kekhasan dalam strukturnya dimana mempunyai suatu konjugasi silang keton pada 11 anggota cincinnya (Kitayama et al. 2001). Zerumbon memiliki tiga ikatan rangkap di mana ikatan rangkap pada posisi C6 terisolasi sedangkan dua ikatan pada posisi C2 dan C10 terkonjugasi dalam sistem dienon (Kitayama et al. 2011). Ikatan rangkap pada C10 terkonjugasi silang dengan gugus karbonil pada struktur cincin beranggota 11 (Kitayama et al. 2011). Gugus keton pada atom C-8 mengakibatkan zerumbon bersifat polar sehingga bisa terekstrak pada pelarut polar dan semi polar. Sifat polaritas senyawa merupakan sifat kimia yang sangat penting. Kepolaran ini berkaitan kelarutannya dalam air dan sifat hidrofilik sehingga zat antibakteri ini dapat larut dalam fase air dimana mikroba umumnya tumbuh dalam fase air. Abdul et al. 2008 melaporkan bahwa zerumbon memiliki aktivitas antibakteri pada S. choleraesuis tetapi tidak memiliki kemampuan menghambat pada pada bakteri resisten methicillin dari S. aureus, P. Aeruginosa, S. choleraesuis dan B. subtilis. (Kumar et al. 2013) melaporkan bahwa konsentrasi MIC zerumbon dalam menghambat bakteri B. cereus, S. aureus, E. coli, dan Y. Enterocolitica berturutturut sebesar 100, 125, 75, dan 250 ppm. Senyawa sesquiterpena diketahui memiliki aktivitas antibakteri lebih baik pada bakteri Gram positif dari pada bakteri Gram 18 negatif. Ini diduga berkaitan dengan dimilikinya membran luar pada bakteri Gram negatif yang mengelilingi dinding sel, dimana membatasi difusi senyawa hidrofilik melalui lipopolysaccha. Senyawa dengan massa molekul ion puncak m/z 679 juga menjadi penyusun ekstrak etanol tanaman. Analisis menggunakan database HMDB memberikan hasil bahwa senyawa tersebut adalah Gingerglikolipid B (2-hydroxy-3-{[3,4,5trihydroxy-6-({[3,4,5-trihydroxy-6-6(hydroxymethyloxan-2yl]oxy}methyl)oxan2-yl]oxy}propyl(9Z,12Z)-octadeca-9,12-dienoate). Senyawa ini memiliki rumus kimia C33H58O14 dengan berat molekul sebesar 678.8052 (Tabel 5). Gingerglikolipid B umumnya ditemukan sebagai senyawa penyusun pada tanaman Zingiber officinale dan diketahui bersifat sebagai anti borok (Yoshikawa et al. 1994). Gingerglikolipid B merupakan suatu monoasildigalaktosilgliserol. Beragamnya senyawa-senyawa aktif yang terkandung pada tanaman Z. zerumbet dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tanaman tersebut tumbuh. Pulau Timor merupakan wilayah berkarakteristik semi arid, dimana mengalami musim kering yang panjang dan musim penghujan yang pendek. Keadaan daerah yang beriklim semiarid mengakibatkan kondisi tanamannya berada dalam keadaan cekaman kekeringan dan suhu tinggi dengan intensitas penyinaran matahari lebih panjang (Selmar 2008). Ini mengakibatkan tanaman yang tumbuh mengalami kondisi cekaman kekeringan. Kondisi stres abiotik ini mengakibatkan tanaman mengakumulasikan secara berlebih senyawa-senyawa metabolit tertentu yang berbeda dengan daerah lain sebagai toleransi akan kondisi tersebut (Sopandie 2014). Simulasi Molecular Docking Ligan Senyawa Aktif Z. zerumbet Terhadap Reseptor MurA Kelangsungan hidup bakteri bergantung pada aktivitas enzim UDP-Nacetylglucosamine enolpyruvyl transferase, EC 2.5.1.7 (MurA) (Skarzynski et al. 1996; Eschenburg et al. 2005). MurA mengkatalisis tahapan pertama biosintesis peptidoglikan dengan mengkondensasikan fosfoenolpiruvat (PEP) dan UDP-Nasetilglukosamin (UDP-Glc-NAc) menjadi UDP-GlcNAc-enolpiruvat. Peptidoglikan adalah heteropolimer glikan yang dihubungsilangkan dengan asam amino. Peptidoglikan merupakan komponen spesifik penyusun terbesar pada dinding sel bakteri, yang terletak di luar membran sitoplasma (Vollmer et al. 2008). Peptidoglikan sangat esensial bagi kehidupan bakteri karena berperan dalam menahan tekanan turgor (Vollmer et al. 2008; de Pedro dan Cava 2015) dan memberi bentuk atau kekakuan sel (Margolin 2009) sehingga melindungi bakteri dari kerusakan akibat tekanan osmosis. Terhambatnya aktivitas enzim MurA mengakibatkan ikut terhambatnya biosintesis dinding sel bakteri. Rusaknya dinding sel atau terhambatnya sintesis oleh senyawa antibakteri mengakibatkan terbentuknya sel-sel yang peka terhadap tekanan osmosis, terutama pada bakteri Gram positif yang mana kekuatan dinding selnya berasal dari peptidoglikan. Tekanan osmosis dalam sel bakteri menyebabkan terjadinya lisis, yang mengakibatkan kematian bakteri. Molecular docking adalah metode yang digunakan untuk memprediksi oreintasi antara satu molekul dengan molekul lainnya ketika terjadi suatu gaya antara satu dengan yang lain untuk membentuk suatu ikatan yang stabil ( Scheneider dan 19 Baringhaus 2008). Teknik ini memprediksikan apakah suatu molekul dapat berikatan dengan reseptor, protein, DNA dan ligan docking dengan teknik penempatan pada area tertentu. Tujuan simulasi molecular docking adalah untuk memahami dan memprediksi rekognisi molekuler dengan mencari kestabilan ikatan antara ligan dan reseptor pada keadaan energi minimum (Scheneider dan Baringhaus 2008; Yanuar 2012). Simulasi docking dapat dipergunakan untuk memperoleh mekanisme kerja suatu senyawa kimia atau makromolekul seperti protein maupun peptida, dalam skala molekuler sehingga dimungkinkan untuk mendesain obat berbasis struktur. Data struktur tiga dimensi dari enzim MurA ligase yang digunakan dalam penelitian ini diunduh dari Protein Data Bank (PDB) (www.pdb.org) dengan PDB ID: 1UAE. Data tersebut merupakan hasil teknik biofisika seperti kristalografi Xray maupun spektroskopi NMR meliputi struktur, sisi aktif dan sekuens. Gambar 3A memperlihatkan kompleks ternary mencakup protein, substrat (uridinediphosphate-N-asetylglucosamine) dan ligan (fosfomisin). Fosfomisin bereaksi dengan residu Cys115. File berformat .pdb memiliki data-data yang dibutuhkan untuk keperluan perancangan obat. Biasanya terdapat data dari posisi atom, koordinat molekul, rantai-rantai asam amino dari suatu makromolekul. Terdapat juga data jumlah dari atom protein, asam nukleat atom, heterogen atom, dan solvent atom. Bagian terpenting yang terkandung adalah susunan dari rantai asam amino yang membentuk rantai peptida dari makromolekul tersebut. Kestabilan struktur enzim MurA ligase dilihat dari plot Ramachandran (Gambar 3A). Visualisasi plot Ramachandran diunduh pada PDB. Diagram Ramachandran memiliki empat kuadran, yakni most favoured regions pada kuadran I, additional allowed regions pada kuadran II, generously allowed regions pada kuadran III, dan disallowed regions pada kuadran IV. Phi (Φ) menyatakan sumbu x, sedangkan psi (ψ) menyatakan sumbu y dari asam amino pada struktur protein (Bosco & Brasseur 2005). MurA ligase bersifat stabil terlihat dari data asam amino yang berada pada daerah yang paling disukai (favorable) sebesar 97.8% (407/406) dan daerah yang diizinkan (allowed) sebesar 100.0% (416/416) serta daerah yang tidak diijinkan (disallowed) kurang dari 1%. Semakin besar residu asam amino yang berada pada most favored region dan semakin rendah persentase residu pada disallowed region maka kualitas struktur semakin bagus dan stabil (Bosco & Brasseur 2005). Potensi ligan untuk dapat masuk ke dalam membran sel dan diserap diuji menggunakan software Lipinski dengan parameternya adalah berat molekul, jumlah gugus donor ikatan hidrogen, jumlah gugus penerima ikatan hidrogen, nilai log P dan refrakfititas molar. Hasil filter Lipinski pada Tabel 6 menunjukkan bahwa ligan fosfomisin dan gingerglikolipid B tidak memenuhi aturan Lipinski, sementara ligan zerumbon memenuhi aturan Lipinski. Ligan fosfomisin memiliki nilai refraktivitas molar dibawah 40, sehingga dinilai tidak optimal diserap dalam tubuh. Sementara itu, ligan gingerglikolipid B memiliki massa atom relatif dan nilai refraktivitas molar yang lebih besar dari yang disyaratkan sehingga disarankan untuk tidak menjadi kandidat obat pengganti fosfomisin karena tidak akan optimal diserap dalam tubuh. Molecular docking memprediksi orientasi dari suatu molekul ke molekul yang lain ketika berikatan membentuk kompleks yang stabil (Funkhouser 2007). Analisis energi afinitas (ΔGbinding) hasil penambatan molekular untuk ligan alami, 20 ligan obat, ligan zerumbon, dan ligan gingerglikolipid B berturut-turut adalah senilai -10.1, -4.7, -8.3, dab -8,4 kkal mol-1. Score energi bebas yang diperoleh menggambarkan interaksi dan aktivitas biologis dari ligan terhadap reseptor. Nilai energi bebas Gibbs yang kecil menunjukkan bahwa konformasi yang terbentuk adalah stabil, sedangkan makin besarnya nilai energi bebas Gibbs menunjukkan tidak stabilnya kompleks yang terbentuk (Meng et al. 2011; Yanuar 2012). Interaksi antara reseptor dengan ligan dikendalikan oleh pengaturan interaksi molekuler yang kompleks pada daerah binding pocket (Scheneider dan Baringhaus 2008). Interaksi yang spesifik di daerah binding pocket dikenal sebagai direct docking. Pendekatan direct docking dilakukan dengan penentuan grid box pada kantung ikatan ligan dari protein. Grid box digunakan untuk mengarahkan senyawa ligan agar berinteraksi atau terikat ke daerah katalitik reseptor (Scheneider dan Baringhaus 2008; Meng et al. 2011). Hasil interaksi penambatan molekul ligan dengan MurA ligase berupa jenis ikatan, panjang ikatan, residu asam amino enzim yang berinteraksi, dan gugus fungsi ligan yang berinteraksi. Hasil penambatan molekuler memperlihatkan adanya interaksi molekul ligan obat dengan enzim MurA ligase seperti terlihat pada Tabel 7 dan lampiran 11, 12, 13, serta 14. Interaksi ligan obat dan ligan uji berbeda dalam menempati kantung sisi aktif enzim tempat terikatnya substrat atau ligan alami. Ligan uji zerumbon memiliki kesamaan interaksi dengan 8 residu asam amino substrat (50%) pada sisi aktif kompleks enzim. Kesamaan residu interaksi antara ligan zerumbon dengan substrat MurA menunjukkan bahwa ligan zerumbon menempati sisi aktif yang sama dengan substrat pada enzim sehingga menjadi inhibitor kompetitif pada enzim MurA. Interaksi ligan uji zerumbon dengan residu asam amino dalam kantung sisi aktif enzim adalah sama dengan interaksi ligan obat dan ligan alami. Kesamaan residu asam amino yang terikat pada zerumbon dan ligan obat yakni residu Arg91, sementara dengan ligan alami yakni residu His125. Ligan alami mengikat residu asam amino yang sama dengan tempat terikat zerumbon dan ligan obat pada asamasam amino Arg120 dan His125. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi mekanisme reaksi kompetitif antara ligan uji zerumbon dengan substrat (ligan alami) pada enzim karena menempati tempat yang sama dengan substrat. Ligan obat mengikat residu asam amino Arg120 sehingga substrat terhalang untuk mengikat residu asam amino pada tempat yang sama. Ini menunjukkan bahwa ligan obat selain berperan sebagai analog untuk substrat dengan cara alkilasi balik gugus tiol asam amino Cys115, juga terjadi reaksi juga terjadi reaksi kompetitif antara ligan obat dengan substrat. Ligan gingerglikolipid B memiliki kesaman tempat pengikatan dengan ligan obat pada sisi aktif enzim, yang ditandai dengan kesamaan mengikat residu asam amino Arg91. Diduga ligan ini juga menempati tempat yang sama dengan ligan alami dari enzim MurA, yang mana terlihat juga dari kesamaan residu interaksi hidrofobik, yakni Asn23, Arg91, dan Phe328. Dilihat dari nilai energi affinitas, ∆Gbinding Gingerglikolipid B lebih baik dari ∆Gbinding zerumbon, namun perlu dipertimbangkan lagi untuk digunakan sebagai obat pengganti fosfomisin karena tidak memenuhi aturan Lipinski. Aturan Lipinski mengatur terdistribusinya obat dalam tubuh. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa zerumbon lebih mampu berdistribusi di dalam tubuh, sehingga lebih dipertimbangkan untuk menjadi kandidat obat pengganti obat fosfomisin. Senyawa zerumbon lebih dipilih untuk dipertimbangkan sebagai kandidat obat penghambat 21 sintesis dinding sel bakteri karena dilihat dari hasil interaksi antara zerumbon dengan MurA, dimana zerumbon menempati tempat atau berikatan dengan residuresidu asam amino yang sama dengan substrat maupun obat fosfomisin. Hasil simulasi molecular docking yang menunjukkan bahwa senyawa zerumbon dapat bertindak sebagai inhibitor kompetitif terhadap substrat enzim MurA. Ini mengakibatkan zerumbon dapat menghambat kerja enzim MurA sehingga mengganggu biosintesis peptidoglikan. Hasil simulasi molecular docking berkorelasi positif dengan hasil uji in vitro antibakteri. Ekstrak etanol Z. zerumbet sangat menghambat bakteri Gram positif dibanding pada bakteri Gram negatif (Tabel 2). Zerumbon merupakan komponen utama pada ekstrak etanol Z. zerumbet. Salah satu pembeda antara bakteri Gram positif dan Gram negatif adalah kandungan peptidoglikan pada dinding sel bakteri. Peptidoglikan merupakan penyusun terbesar (90%) dinding sel bakteri Gram positif dan hanya 5-10% pada bakteri Gram negatif. Terhambatnya sintesis peptidoglikan oleh zerumbon mengakibatkan terbentuknya sel-sel yang peka terhadap tekanan osmosis, terutama pada bakteri Gram positif yang mana kekuatan dinding selnya berasal dari peptidoglikan sehingga menyebabkan terjadinya lisis yang mengakibatkan kematian bakteri. 5 SIMPULAN dan SARAN Simpulan Rimpang Z. zerumbet asal Pulau Timor yang diekstrak dengan pelarut air, etanol, etil asetat, dan n-heksana memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar daripada ekstrak lainnya. Nilai KHTM ekstrak etanol terhadap S. aureus, B. subtilis, E. coli, P. aeruginosa secara berurutan adalah 50, 100, 150, 250 mg mL-1. Hasil analisis LC-MS ekstrak etanol menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam ekstrak adalah zerumbon dan gingerglikolipid B. Simulasi docking menunjukkan bahwa terjadi mekanisme reaksi kompetitif antara ligan uji zerumbon dengan substrat uridine-diphosphateN-asetylglucosamine pada enzim karena ligan uji menempati tempat yang sama dengan substrat sehingga menghambat terbentuknya peptidoglikan penyusun dinding sel bakteri. Saran Belum diketahuinya salah satu komponen metabolit sekunder ekstrak etanol hasil LCMS pada m/z 717.41 merupakan hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dan juga perlu penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri menggunakan ekstrak segar tanaman Z. zerumbet asal Pulau Timor. 22 DAFTAR PUSTAKA Abdul A B, Abdelwahab S I, Al-Zubairi A S, Elhassan M M, Murali S M. 2008. Anticancer and antimicrobial activities of Zerumbone from the rhizomes of Zingiber zerumbet. Int, J. Pharmacol., 4 (4): 301-304 Bosco KH, Brasseur R. 2005. The Ramachandran plots of glycine and pre-proline. BMC Struc Bio. 5:1-14. Brown ED, Vivas EI, Walsh CT, Kolter R. 1995. MurA (MurZ), the Enzyme That Catalyzes the First Committed Step in Peptidoglycan Biosynthesis, Is Essential in Escherichia coli. J. Bacteriol. 177(14): 4194–4197. Chen IN, Chan CC, Ng CC, Wang CY, Shyu YT, Chang TL. 2008. Antioxidant and Antimicrobial activity of Zingiberaceae Plants in Taiwan. Plant Foods Hum Nutr. 63: 15-20 Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). 2007. Performance standards for antimicrobial susceptibility testing; seventeenth informational supplement. M100-S17. Vol. 27 No. 1 Cowan M M. 1999. Plant products as antimicrobial agents. Clin. Microbiol. Rev. Vol 12, No. 4 de Pedro MA, Cava F. 2015. Structural constraints and dynamics of bacterial cell wall architecture. Front Microbiol., 6: 1-10. doi: 10.3389/fmicb.2015.00449. de Fatima A, Modo LV, Conegero LS, Pilli RA, Ferreira CV, Kohn LK, de Carvalho JE. 2006. Lactones and their derivatives biological activities,, mechanism of action and potential leads for drugs design. J. Med. Chem. (13): 3371-3384 Eschenburg S, Priestman MA, Abdul-Latif FA, Delachaume C, Fassy F, Schonbrunn E. 2005. A Novel Inhibitor That Suspends the Induced Fit Mechanism of UDP-N-acetylglucosamine Enolpyruvyl Transferase (MurA). J Biol Chem. 280 (14): 14070–14075. doi: 10.1074/jbc.M414412200. Funkhouser T. 2007. Lecture: Protein-ligand docking methods. Pricenton University Griffin S. 2000. Aspect of antimicrobial activity of terpenoids and the relationship to their molecular structure [Disertation]. New South Wales (AU): University of Western Sidney Harborne J B. 1996. Metode Fitokimia: penuntun cara modern menganalisis tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung (ID): Penerbit ITB Hashemi SR, Zulkifli I, Hair Bejo M, Farida A, Somchit MN. 2008. Acute toxicity study and phytochemical screening of selected herbal aqueous extract in broiler chikens. Int. J. Pharmacol. 4(5): 352-360. Kader M G, Habib M R, Nikkon F, Yeasmin T, Rashid M A, Rahman M M, Gibbons S. 2010. Zedorone from the rhizomes of Zingiber zerumbet and its antistaphylococcal activity. BLACPMA, 9 (1), 63-68 Kader M G, Nikkon F, Rashid M A, Yeasmin T. 2011. Antimicrobial activities of the rhizome extract of Zingiber zerumbet Linn. Asian Pac J Trop Biomed. 1(5):409-412 23 Kim SJ, Chang J, Singh M. 2015. Peptidoglycan architecture of Gram-positive bacteria by solid-state NMR. Biochim Biophys Acta. 1848: 350-362. doi: 10.1016/j.bbamem.2014.05.031. Kitayama T, Yamamoto K, Utsumi R, Takatani M, Hill R K, Kawai Y, Sawada S, Okamoto T. 2001. Chemistry of Zerumbone. 2. Regulation of ring bond cleavage and uniqui antibacterial activities of zerumbone derivatives. Biosci. Biotechnol. Biochem., 65 (10), 2193-2199 Krees WJ, Prince LM, Wiliam KJ. 2002. Phylogeny and a new classification of the gingers (zingiberaceae): evidance from molecular data. Am. J. Botany 89 (11): 1682-1696. Kress WJ, 2014. Zingiberales Research Website. Washington DC, USA: Smithsonian Institution. http://botany.si.edu/zingiberales/families/familypage.cfm?myfamily=Zingi beraceae Kumar DR, Lakshmi PS, Saravani N, Marimuthu S. 2012. In silico Molecular Docking on Porcine pancreatic phospholipase A2 against plant extract of phenolic inhibitor. IJRBB. 2 (3): 8-16. Larsen K, Ibrahim H, Khaw SH, Saw LG. 1999. Pollination and seed dispersal, p. 19-20. In: K. M. Wong (Ed.). Ginger of Penninsular Malysia and Singapura. Natural History Publication (Borneo). Kinabalu Lawalata V N. 2012. Rekayasa proses ekstraksi kulit buah Langsat (Lansium domesticum var. langsat) sebagai bahan antibakteri dan antioksidan. [disertasi].Bogor (ID): Program pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Lipinski CA, Lombardo F, Segawa T, Ko D. 2001. Experimental and computational approaches to estimate solubility and permeability in drug discovey and development setting. Adv Drug Deliv Rev . 46: 3-26. Kumar DR, Lakshmi PS, Saravani N, Marimuthu S. 2012. In silico Molecular Docking on Porcine pancreatic phospholipase A2 against plant extract of phenolic inhibitor. IJRBB. 2 (3): 8-16. Margolin W. 2009. Sculpting the bacterial cell. Curr Biol. 19(17): 812-822. doi: 10.1016/j.cub.2009.06.033. Meng XY, Zhang HX, Mezei M, Cui M. 2011. Molecular docking: a powerful approach for structure-based drug discovery. Curr Comput Aided Drugs Des. 7(2):146-157 Nag A, Bandyopadhyay M, Mukherjee A. 2013. Antioxidant activities and cytotoxicity of Zingiber zerumbet (L.) Smith rhizome. J Pharmacogn Phytochem. 2 (3): 102-108 Naggapan T, Ramasamy P, Wahid MEA, Segaran TC, Vairappan CS. 2011. Biological activity of carbazole alkaloids and essential oil of Murraya koenigii againts antibiotic resistant microbes and cancer cell lines. J. Molecule. (16): 9651-9664 Nursal W, Sri, Wilda S. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66 Parhusip AJN. 2006. Kajian mekanisme antibakteri ekstrak andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) terhadap bakteri patogen pangan [disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascarjana Institut Pertanian Bogor. 24 Sari KIP, Periadnadi, Nasir N. 2013. Uji antimikroba ekstrak segar jahe-jahean (Zingiberaceae) terhadap S. aureus, E. coli dan C. albicans. J. Bio. UA. 2 (1)-Maret 2013 Selmar D. 2008. Potensial of salt and drought stress to increase pharmaceutical significant secondary coumpounds in plants. Agriculture and forestry research. 58:139-144 Sinaga E, Suprihatin, Wiryanti I. 2011. Perbandingan daya sitotoksik ekstrak rimpang 3 jenis tumbuhan Zingiberaceae terhadap sel kanker MCF-7. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 3. Januari 2011: 125-133 Singh CB, Nongalleima Kh, Brojendrosingh S, Ningobam S, Lokendrajit N, Singh LW. 2012 Biological and chemical properties of Zingiber zerumbet Smith: a review. Phytochem Rev. 11:113-125 Skarzynski T, Mistry A, Wonacott A, Hutchinson SE, Kelly VA, Duncan K. 1996. Structure of UDP-N-acetylglucosamine enolpyruvyl transferase, an enzyme essential for the synthesis of bacterial peptidoglycan, complexed with substrate UDP-N-acetylglucosamine and the drug fosfomycin. Structure. 4: 1465-1474. Sopandie D. 2014. Fisiologi Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekositem Tropika. Bogor (ID): IPB Press Staniek A, Bouwmeester, Fraser PD, Kayser O, Martens S, Tissier A, Van der Krol S, Wessjohann L, Warzecha H. 2013. Natural-products-modifying metabolite pathways in plants. Biotechnol. J. 8: 1159-1171 Vijesh AM, Isloor AM, Sandeep T, Arulmoli T, Fun H-K. 2013. Molecular docking studies of some new imidazole derivatives for antimicrobial properties. Arabian J Chem. 6(2): 197-204. doi: 10.1016/j.arabjc.2011.10.007. Vishwanatha H N, Niraguna B P, Gowrishankar B S, Shridhar S B. 2012. Antimicrobial activity of zerumbone from zingiber zerumbet against staphylococcus epidermidis and Aspergillus spp. IJABPT, Vol 3, issue 4, Oct-Dec 2012 Vollmer W, Blanot D, de Pedro MA. 2008. Peptidoglycan structure and architecture. FEMS Microbiol Rev. 32(2): 149-167. doi: 10.1111/j.15746976.2007.00094.x. Voravuthikuncai SP, Limsuwan S, Supapol O, Subhadhirasakul S. 2006. Antibacterial activity of extracts from family Zingiberaceae against foodborne pathogens. J Food Safety. 26: 325-334. Yanuar A. 2012. Penambatan Molekular: Praktek dan Aplikasi pada Virtual Screening. Jakarta (ID): Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Yasni S. 2013. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Produk Ekstraktif Rempah. Bogor: IPB Press. Yob N J, Jofrry S. M, Affandi M M R, Teh L K, Salleh M Z, Zakaria Z A. Zingiber zerumbet (L.) Smith: A Review of Its Ethnomedicinal, Chemical, and Pharmacological Uses. Doi: 10.1155/2011/543216 Yoshikawa M, Yamaguchi S, Kunimi K, Matsuda H, Okuno Y, Yamahara J, Murakami N. 1994. Stomachic principles in Ginger III. An anti-ulcer principle, 6-Gingesulfonic acid, and three monoacyldigalactosylglycerols, Gingerglycolipids A, B, and C, from Zingiberis Rhizoma Originating in Taiwan. Chem Pharm Bull. 42 (6) 1226-1230 25 LAMPIRAN 26 Lampiran 1 Diagram alir penelitian Rimpang Segar Z. zerumbet Simplisia Ekstraksi Etanol Uji antibakteri: 1. E. coli 2. S. aureus 3. P. aeruginosa 4. B. subtilis Air Uji antibakteri: 1. E. coli 2. S. aureus 3. P. aeruginosa 4. B. subtilis n-Heksan Etil asetat Uji antibakteri: 1. E. coli 2. S. aureus 3. P. aeruginosa 4. B. subtilis Uji antibakteri: 1. E. coli 2. S. aureus 3. P. aeruginosa 4. B. subtilis Ekstrak dengan daya hambat terbesar Uji fitokimia - Fenolik - Alkaloid - Terpenoid - Flavanoid - Saponin - Tanin Analisis komponen menggunakan LCMS Simulasi docking senyawa-senyawa aktif terhadap enzim MurA 27 Lampiran 2 Hasil identifikasi tanaman 28 Lampiran 3 Ekstrak kasar n-heksan, etil asetat, etanol, dan aquades tanaman Z. zerumbet Lampiran 4 Profil dan kromatogram hasil analisis LCMS ekstrak etanol Z. zerumbet a 29 b c d 30 Lampiran 5 Hasil analisis kromatogram LCMS m/z 219.12 menggunakan database HMDB Lampiran 6 Hasil analisis kromatogram LCMS m/z 219.12 menggunakan database HMDB 31 Lampiran 7 Energi afinitas hasil penambatan ligan alami terhadap MurA Mode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Affinity (kcal/mol) -10.3 -10.2 -10.1 -10.1 -10.1 -10.1 -10.0 -9.9 -49.8 Dist from best mode rmsd l.b rmsd u.b 0.000 0.000 2.196 4.345 1.570 3.294 1.849 3.407 2.399 4.199 2.016 3.240 2.252 4.826 2.102 8.605 2.570 8.970 Lampiran 8 Energi afinitas hasil penambatan ligan obat fosfomisin terhadap MurA Mode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Affinity (kcal/mol) -4.8 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 Dist from best mode rmsd l.b rmsd u.b 0.000 0.000 2.372 3.305 1.414 1.580 2.862 3.825 2.354 3.137 7.418 8.364 1.431 2.129 5.818 7.184 2.881 3.746 32 Lampiran 9 Energi afinitas hasil penambatan ligan uji zerumbon terhadap MurA Mode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Affinity (kcal/mol) -8.5 -8.3 -8.3 -8.3 -8.1 -8.1 -8.1 -8.1 -8.0 Dist from best mode rmsd l.b rmsd u.b 0.000 0.000 2.575 4.719 0.986 4.314 2.612 5.679 2.121 5.014 1.951 4.717 3.238 5.627 2.689 6.249 2.779 4.850 Lampiran 10 Energi afinitas hasil penambatan ligan uji gingerglikolipid B terhadap MurA Mode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Affinity (kcal/mol) -9.1 -8.7 -8.4 -8.0 -7.8 -7.8 -7.7 -7.7 -7.7 Dist from best mode rmsd l.b rmsd u.b 0.000 0.000 10.281 15.681 1.693 2.179 8.083 15.319 6.945 12.372 29.337 35.464 29.674 33.477 17.929 21.781 19.396 26.787 Lampiran 11 Visualisasi 3D kompleks substrat, fosfomisin, dan zerumbon terhadap enzim MurA 33 Lampiran 12 Visualisasi 3D kompleks substrat, fosfomisin, dan gingerglikolipid B terhadap enzim MurA Lampiran 13 Visualisasi 2D interaksi antara substrat, fosfomisin, zerumbon, dan gingerglikolipid B dengan residu enzim MurA 34 Lampiran 14 Visualisasi 2D kesamaan interaksi antara fosfomisin dan zerumbon dengan residu substrat enzim MurA 35 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Soba-Amarasi, 2 Oktober 1988 dari ayah David Jibrael Kapitan dan Ibu Martha Kadrida Kapitan-Ottemusu. Penulis merupakan putra keempat dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 2 Kupang tahun 2006. Penulis meneruskan pendidikan di Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana tahun 2007 dan penulis mendapatkan gelar sarjana (S1) pada tahun 2012. Tahun 2013 penulis melanjutkan studinya di Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dengan beasiswa BPPDN (Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri) DIKTI 2013. Selama mengikuti perkuliahan penulis sering mengikuti pelatihan dan seminar yang diadakan baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Selan itu, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan Undana sebagai Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (2008/2009, 2009/2010), Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (2010/2011, 2011/2012), organisasi ekstra kampus pada Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Kupang (2008/2011). Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah praktikum Kimia Dasar (2011/2013), Kimia Analitik I dan II (2010/2013) untuk mahasiswa Kimia, dan Biokimia untuk mahasiswa Politeknik Kesehatan Kupang (2010/2013) dan Fakultas Kedokteran Hewan Undana (2011/2013) di Laboratorium Kimia Undana. Penulis juga aktif sebagai tenaga lapangan dalam pemantauan kualitas air dan udara pada Laboratorium Kimia Undana. Selama mengikuti perkuliahan di Pascasarjana IPB, penulis pernah mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Pascasarjana (Forum WACANA) IPB. Penulis menulis artikel penelitian yang berjudul Uji fitokimia dan identifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder ekstrak etil asetat, etanol, dan air tanaman Zingiber zerumbet asal Pulau Timor yang dipublikasikan di jurnal Current Biochemistry. Selain itu penulis juga mempublikasikan tulisan yang berjudul Inhibition docking simulation of Zerumbone, Gingerglycolipid B, and Curzerenone compound of Zingiber zerumbet from Timor island against MurA enzyme di Journal of Applied Chemical Science pada Volume 3 No. 1: 9-19.