BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cepu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan (8 minggu) mulai bulan AgustusSeptember dengan frekuensi pertemuan tiga kali dalam seminggu yaitu hari Senin, Rabu,
Jum’at. Penentuan waktu latihan dengan frekuensi tiga kali seminggu tersebut dimaksudkan
agar melalui latihan tiga hari dalam setiap minggunya agar terjadi peningkatan kualitas dari
fisik anak tersebut dan otot tidak kembali normal serta dapat memberikan kesempatan bagi
tubuh agar dapat beradaptasi terhadap beban yang diterima.Hal ini sesuai dengan pendapat
M. Sajoto (1995: 35) bahwa, “Para pelatih dewasa ini pada umumnya setuju untuk
menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis.
Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”.
Pertemuan dilaksanakan diluar jam sekolah yaitu pada sore hari pukul 14.00 WIB
sampai selesai. Dengan tujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar pada siswa.
Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 18 kali pertemuan. Uraian
terperinci mengenai perencanaan waktu penelitian tersebut selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
B. Metode Penelitian
Jenis atau metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Metode eksperimen dipilih untuk mengetahui
gejala-gejala tertentu melalui perlakuan yang dikenakan terhadap sampel. Pengaruh yang
ditimbulkan dari perlakuan atau treatment yang dikenakan pada sampel penelitian,
diobservasi selama berlangsungnya eksperimen.
Menurut pendapat Sugiyanto (1995 : 30) memaparkan bahwa, rancangan faktorial
adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk dimanipulasi secara
simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap variabel independen terhadap
variabel dependen, dan juga pengaruh interaksi antara variabel-variabel independen.
Dalam desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simultan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat, disamping pengaruhpengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel. Adapun rancangan faktorial
penelitian tersebut dapat digambarkan dalam matriks tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2
Metode Latihan(B)
Metode Latihan (B)
Metode Up Hill(b1)
Metode Down Hill (b2)
Tinggi (a1)
a1b1
a1b2
Rendah (a2)
a2b1
a2b2
Rasio panjang
tungkai dan
tinggi badan (A)
( Sugiyanto 1995 : 30 )
Keterangan:
A1B1 : Kelompok siswa yang memiliki rasio panjang tungkai-tinggi badan yang tinggi diberi
latihan dengan metode latihan lari up hill sprint.
A1B2 : Kelompok siswa yang memiliki panjang tungkai-tinggi badan yang tinggi diberi
latihan dengan metode latihan down hill sprint.
A2B1 : Kelompok siswa yang memiliki rasio panjang tungkai-tinggi badan yang rendah diberi
latihan dengan metode latihan up hill sprint.
A2B2: Kelompok siswa yang memiliki rasio panjang tungkai-tinggi badan yang rendah yang
diberi latihan dengan metode latihan down hill sprint.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) dan satu variabel
terikat (dependent) dengan perincian variabel sebagai berikut :
a) Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya variabel
bebas dalam penelitian ini terdiri dari:
a Variabel manipulatif, yang terdiri dari dua perlakuan yaitu:
1. Latihan Melalui Metode latihan up hill sprint
2. Latihan Melalui Metode latihan down hill sprint
b. Variabel atributif yang dikendali yaitu rasio panjang tungkai dan tinggi badan. Bentuk
tubuh yang ideal sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajari merupakan salah satu
syarat yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga salah satunya adalah
tinggi badan dan panjang tungkai yang sanagt dominan dalam peningkatan lari 100
meter.
2.Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah prestasi lari sprint100 meter.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan devinisi dari variabel-variabel penelitian yang ada.
Devinisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Metode latihan up hill sprint.
Metode latihan up hill sprint merupakan bentuk latihan lari cepat yang dilakukan
pada lintasan naik atau lari menaiki bukit. Dengan kata lain, latihan lari cepat up hill
yaitu lari cepat pada lintasan naik. Lari mendaki bukit (up hill) yaitu atlet diharuskan
untuk berlari mendaki bukit dengan kecepatan menengah berulang-ulang. Latihan ini
bertujuan untuk mengembangkan dynamic strength pada otot-otot tungkai. Lintasan yang
digunakan adalah lapangan menanjak dimana siswa berlari naik dengan sudut
kemiringan 3-5 derajat dengan jarak 30-40 meter. Proses latihan dilakukan sesuai dengan
jumlah program latihan dan istirahat antar repetisi dengan berjalan dari garis finis sampai
start kemudian diukur denyut nadi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum melakukan
pengulangan latihan.
2.
Metode latihan down hill sprint
Metode latihan down hill sprintmerupakan latihan lari cepat dengan menuruni
bukit yang dilakukan dengan kecepatan maksimal tanpa mengurangi kecepatan serta
menahan berat tubuh agar mendapatkan kecepatan yang maksimal. Lari menuruni bukit
(down hill) bertujuan untuk melatih kecepatan frekuensi langkah kaki, dimana guna
merangsang otot-otot syaraf motorik fast twitc dan slow twitchuntuk dapat melakukan
gerakan yang maksimal. Latihan menurun ini juga dapat meningkatkan dynamic
strenght.Lintasan yang digunakan adalah lapangan menanjak dimana siswa berlari naik
dengan sudut kemiringan 3-5 derajat dengan jarak 30-40 meter. Proses latihan dilakukan
sesuai dengan jumlah program latihan dan istirahat antar repetisi dengan berjalan dari
garis finis sampai start kemudian diukur denyut nadi untuk mengetahui kondisi siswa
sebelum melakukan pengulangan latihanJarak yang ditempuh dalam latihan menurun ini
antara 30-40 meter.
3. Rasio Panjang Tungkai dan Tinggi Badan
Rasio panjang tungkai dan tinggi badan merupakan perbandingan antara panjang
tungkai dan tinggi badan. Perbandingan atau rasio tersebut didapat dengan membagi
panjang tungkai dengan tinggi badan di kali 100%. Panjang tungkai dan tinggi badan
diukur dalam satuan cm.Panjang tungkai dapat diukur dengan mengukur panjang dari
batas pinggul sampai ujung kaki paling bawah, sedangkan tinggi badan dapat diukur
dengan tinggi siswa dari kepala sampai ujung kaki.
4. Prestasi Lari Sprint 100 Meter
Prestasi larisprint 100 meter adalah pencapaian hasil yang maksimal yang dinilai
dalam satuan waktu kemampuan melakukan lari cepat dengan secepat mungkin yang
menempuh jarak 100 meter. Pengambilan waktu terbaik dengan cara melakukan dua kali
tes lari dimana siswa lari dari start sampai finish dengan kecepatan maksimal kemudian
diambil waktunya menggunakan stopwatch. Dari dua kali percobaan lari tersebut diambil
waktu yang terbaik.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga
pada SMP Negeri 1 Cepuberjumlah 50 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler
disetiap cabang olahraga SMP Negeri 1 Cepuyang berjumlah 40 siswa. Adapun 40 besar
sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling, yaitu dari sejumlah populasi yang ada,
untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun ketentuan-ketentuan dalam tujuan penelitian
tersebut adalah, sebagai
berikut:
a)
Berjenis kelamin laki-laki.
b) Berminat untuk mengikuti penelitian.
c)
Sehat jasmani dan rokhani.
d) Tidak melakukan aktivitas atau latihan fisik lain yang terprogram.
e)
Bersedia menjadi sampel penelitian dan mengikuti program latihan yang telah
direncanakan.
Seluruh populasi penelitian selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap panjang
tungkai dan tinggi badan, dengan tujuan untuk mengetahui siswa putra ekstrakurikuler yang
memiliki rasio panjang tungkaidan tinggi badan tinggi dan rendah kemudian dirangking. Dari
hasil rangking tersebut diambil 40 orang. Dengan cara (yaitu siswa yang berada pada
rangking 1 sampai 20 teratas sebagai sampel dengan rasio panjang tungkaidan tinggi badan
tinggi dan siswa yang berada pada rangking 31 sampai 50 sebagai sampel dengan rasio
panjang tungkaidan tinggi badan rendah. Selanjutnya sampel yang berada pada rangking 21
sampai 30 dihilangkan. Agar terdapat perbedaan dan jenjang yang jelas antara siswa yang
memiliki rasio panjang tungkaidan tinggi badan yang tinggi dengan rasio panjang tungkaidan
tinggi badan yang rendah.
Kemudian kedua kelompok yang sudah terbentuk dari setiap kelompok, selanjutnya
dengan cara purposive sampling ditentukan menjadi kelompok yang mendapat perlakuan
metode Up hill sprint dan down hill sprint untuk kemudian dibentuk menjadi 4 kelompok
latihan yang masing-masing jumlahnya 10 tiap selnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada dua macam data yang dibutuhkan sesuai dengan variabelveriabel yang diteliti, yaitu :
1.
Data rasio panjang tungkai dan tinggi badan
2.
Data prestasi lari sprint 100 meter
Untuk dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan maka diperlukan teknik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah
teknik tes dan pengukuran. Teknik tes diperlukan untuk memperoleh data mengenai prestasi
lari sprint 100 meter, sedangkan teknik pengukuran dipergunakan untuk memperoleh data
rasio tinggi badan dan panjang tungkai
1.
Data Rasio Panjang Tungkai dan Tinggi Badan
Untuk mengetahui rasio panjang tungkai dan tinggi badan dilakukan pengukuran
terhadap postur tinggi badan dan panjang tungkai. Tinggi badan juga diukur dengan
menggunakan meteran dalam satuan cm, dengan cara mengukur tingginya pada posisi berdiri
tegak lurus dari ujung kaki sampai ujung kepala. diperoleh melalui tes dan pengukuran
terhadap panjang tungkai dengan menggunakan stadiometer, individu diukur berdiri tegak
dengan kedua kaki rapat, bahu kendor, kedua lengan disamping badan, dan membelakangi
skala pengukuran pada stadiometer dan tes akhir setelah diberi perlakuan. Rasio tinggi badan
dan panjang tungkai didapat dari, tinggi badan dibagi dengan panjang tungkai dikali 100%.
2.
Data Tes Lari 100 Meter
Data ini diperoleh dengan melakukan tes lari 100 meter menggunakan peraturan dari
PASI.Pelaksanaan pengambilan catatan waktu sebanyak dua kali percobaan lari, hasil dari
dua kali percobaan lari yang diambil catatan waktunya yang terbaik dipakai sebagai data
sampel.Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
G. Teknik Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
mengenai perbedaaan pengaruh (main effect) dan interaksi (interaction) adalah dengan
menggunakan teknik Analisis Variansi (ANAVA) Dua Jalan
atau Analisis of Varians
(ANOVA) Two Way (Isaac, Stephen &Mitchel, William B., 1984 : 182). Untuk dapat
menggunakan ANAVA, maka perlu dilakukan uji persyaratanyangmeliputi :
a. Uji Normalitas.
Pengujian ini dilakukan terhadap setiap sel untuk mengetahui apakah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Teknik yang digunakan adalah statistik Anderson-Darling (pendekatan grafik)
yang dilakukan dengan menggunakan bantuan softwareMINITAB (Siswandari, 2009 :
202).
b. Uji Homogenitas Variansi
Tujuan pengujian ini adalah untuk menaksir selisih rata-rata dan menguji
kesamaan atau perbedaan dua rata-rata. Perlu ditekankan adanya asumsi bahwa kedua
kelompok mempunyai variansi yang sama agar kegiatan menaksir dan menguji dapat
berlangsung. Untuk menghitung uji homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf
signifikansi α = 0.05. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika X2h< X2t padataraf
signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data dalam penelitian bersifat homogen.
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yang dilakukan dengan
manual dan agar lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan
dengan uji stistik dengan bantuan softwareMINITAB (Siswandari, 2009 : 210-212).
Untuk pengecekan dan pemahaman dilanjutkan penghitungan manual dengan memakai
rumus:
 x   x 

2
2
S1
2
n 1
Apabila x2
hitung<
x2
(Sudjana, 1992: 261-466).
tabel,
homogen. Sebaliknya apabila x2
maka H0 diterima, artinya varians sampel bersifat
hitung>
x2
tabel,
maka H0 ditolak, artinya varians sampel
bersifat tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas variansi, maka pemanfaatan
ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan.Data hasil tes terakhir lompattinggi
gayastraddle dianalisis dengan statistika ANAVA Dua Jalan dan pengujian hipotesis
dengan perhitungan Uji F pada taraf signifikansi 0.05% yang sebelumnya telah dilakukan
uji persyaratan.
Siswandari (2009 :116) mengemukakan rangkuman ANAVA Dua Jalan sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Rangkuman ANAVA Dua Jalan
Sumber Variansi
JK/ SS
db/ df
RK/ MS
F
P
Baris (A)
JKa
dba
RKa
Fa
F.05
Kolom (B)
JKb
dbb
RKb
Fb
F.05
Interaksi (AB)
JKab
dbab
RKab
Fab
F.05
Galat
JKg
dbg
RKg
Total
JKt
dbt
Efek utama :
Keterangan :
A
= kelompok latihanlari sprint
B
= kelompok berdasarkan rasio panjang tungkai tinggi badan
AB
= interaksi antara kelompoklatihan lari dengan panjang tungkai dan tinggi
badan
Teknik analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yang
dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil yang
diperoleh dilanjutkan dengan uji stistik dengan bantuan software MINITAB (Siswandari,
2009 : 210-212).Kriteria pengujian yang digunakan adalah :
1) Tolak H0 jika F1< F.05
2) Tolak H0 jika F2< F.05
3) Tolak H0 jika F1x2< F.05
Untuk pengecekan dan pemahaman dilanjutkan penghitungan manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah-langkah perhitungannya :
a. Sum of Square
(1) Total Sum of Square (SSr)
 X 

2
SS r   X
2
N
(2) Between
Group
Sum
Square
(SSB)
 X   X   X   X 




2
SS B
of
2
1
N1
2
2
N2
2
k
Nk
N
(3) Within group Sum Square (SSw)
SS w  SS r  SS B
(4) Sum of Square for Factor 1 (SS1)
SS1  
(5) Sum
SS 2  
2
sum of eachcolumn 2   X 
N in eachcolumn
N
of
for
Square
Factor
2
sum of eachcolumn 2   X 
N in eachcolumn
N
(6) Sum of Square for Interactions (SS1x2)
. SS1x2 = SSB – SS1 – SS2
b. Degrees of Freedom
(1) Total Degrees of Freedom
dfr = N – 1
(2) Degrees of Freedom Within Groups
dfw = N – K
(3) Degrees of Freedom for Factor 1
df1 = one less than the number of levels for factor 1
(4) Degrees of Freedom for Factor 2
df1 = one less than the number of levels for factor 2
(5) Degrees of Freedom for Interaction
df1x2 = df1 x df2
(6) Degrees of Freedom between Groups
dfB = k – 1
2
(SS2)
c. Mean Square
(1) Mean Square between Group (MSB)
MS B 
SS B
df B
(2) Mean Square Within Group (MSW)
SSW
df W
MSW 
(3) Mean square for factor 1 (MS1)
MS B 
SS1
df1
(4) Mean Square for Factor 2 (MS2)
MS B 
SS 2
df 2
(5) Mean Square for Interaction (MS1x2)
MS1x 2 
SS1x 2
df1x 2
d. F rations and Tests of Significance
(1) Effect of Between Group (FB)
F
MS B
MSW
(2) Effect of factor 1 (F1)
F
MS1
MSW
(3) Effect of Factor 2 (F2)
F
MS 2
MSW
(4) Effect of Interaction (F1x2)
F
MS1x 2
MSW
Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan : 1) observasi untuk masingmasing kelompok independent, 2) setiap kelompok perlakuan memiliki variansi yang
sama (homogen), 3) populasi berdistribusi normal. “ Namun demikian analisis
variansi (Anava) tetap tegar (Robust) dan akan tetap memberikan hasil yang akurat
walaupun variansi tidak homogen ”.(Welkowitz et all ,1982:251).
3. Uji Rentang Newman–Keuls Setelah ANAVA
Selanjutnya untuk membandingkan rata-rata perlakuan dengan menggunakan uji
Rentang Newman–Keuls (Sudjana, 1992: 36 - 40), bertujuan untuk mengetahui perlakuan
manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap kemampuan lompat jauh yang dicapai oleh
sampel, dengan langkah-langkah dan rumus sebagai berikut:
a.
Mengurutkan nilai peningkatan perlakuan dari yang paling kecil ke yang besar.
b. Dari rangkuman ANAVA, diambil harga RJKE disertai dk-nya.
c.
Selanjutnya Hitung Kekeliruan Baku Rata-Rata untuk tiap perlakuan dengan rumus
dibawah ini:
Sy =
RJK ( kekeliruan)
n1
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA
d.
Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan Daftar Rentang Student. Daftar ini
mengandung dk = v dalam kolom kiri dan p dalam baris atas. Untuk uji Newman-Keuls,
diambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p = 2, 3, .... k. Harga-harga yang didapat dari
badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dan p supaya dicatat.
e.
Kalikan harga-harga yang didapat di titik 8 di atas masing-masing dengan s1. Dengan
jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan Rentang Signifikan Terkecil (RST).
f.
Bandingkan selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil dengan RST untuk p = k,
selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-1), dan
seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata
terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil
kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan
ada Vt k (k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih
besar daripada RST-,nya masing-masing, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan di antara rata-rata perlakuan.
Download