BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Pengertian Desain 3.1.1Desain

advertisement
BAB III
TEORI PENUNJANG
3.1 Pengertian Desain
3.1.1Desain grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang
menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan
informasi atau pesan.Seni desain grafis mencakup kemampuan
kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar,
dan page layout.Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang
komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan
komunikatif.Desain
grafis
melingkupi
segala
bidang
yang
membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan
secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media
publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan
seefektif mungkin.
Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk
kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang
dihasilkan
(desain/rancangan).
Desain
grafis
pada
awalnya
diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan
brosur.Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman,
desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik yang sering
kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design), atau
“desain multimedia” (multimedia design).
Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam
disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (bentuk (form),
tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar
desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan
(balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (proportion)
dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural
komposisi yang lebih luas.
3.1.2 Unsur-unsur Desain
A. Garis
Garis dalam desain grafis dibagi menjadi 4, yaitu: vertikal,
horisontal, diagonal, dan kurva. Dalam pekerjaan desain grafis,
garis digunakan untuk memisahkan posisi antara elemen grafis
lainnya di dalam halaman.Selain itu bisa digunakan sebagai
penunjuk bagian-bagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas
kepada pembaca. Dalam konteks tabloid misalnya kita bisa
menggunakan garis untuk memisahkan nama rubrik dengan
berita. Dalam sebuah diagram mengenai Tuhan sebagai Alpha
dan Omega dan proses menuju itu misalnya, kita bisa memberikan
garis yang menunjukkan arah bagaimana proses itu terjadi dan
sebagai pedoman mengarahkan gerakan mata. Garis juga
digunakan sebagai pemisah antara dua bagian publikasi yang
berbeda atau memberikan penekanan.Seperti yang terlihat di
bawah ini garis horisontal diterapkan memisahkan informasi dalam
iklan sebuah buku.Di bagian atas garis adalah informasi
buku.Sedangkan
di
bawahnya
adalah
informasi
mengenai
penulis.Demikian halnya dengan garis yang memisahkan antara
periode
terbit
sebuah
tabloid
dengan
berita-berita
di
bawahnya.Jenis huruf, tentu saja, ada di sekitar kita.Dalam desain
grafis, tujuannya adalah untuk tidak hanya menempatkan teks saja
pada artwork, tetapi lebih untuk memahami dan menggunakannya
secara efektif untuk komunikasi.Pilihan font (tipografi), ukuran,
alignment, warna, dan jarak semua ikut bermain.Jenis huruf dapat
diambil lebih lanjut dengan menggunakannya untuk menciptakan
bentuk dan gambar.
B. Bentuk
Bentuk adalah suatu bidang yang terjadi karena dibatasi oleh
sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang
berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karenanya
adanya tekstur. Bentuk bisa berupa wujud alam (figur), yang tidak
sama sekali menyerupai wujud alam (non figur). Bentuk memiliki
perubahan wujud berupa stilisasi, distorsi, dan transformasi.Makna
ini dikonstruksi dalam grafis dua dimensi.Lazim juga disebut area.
Sedangkan dalam grafis 3 dimensi bentuk disamaartikan dengan
massa.
C. Ruang
Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai kedalaman
sehingga terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui
indra penglihatan. Elemen ini dalam praktik desain grafis koran
misalnya digunakan sebagai elemen ruang bernafas bagi mata
pembaca. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu lelah membaca
teks yang terlalu panjang.
Ruang kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom
teks koran. Selain itu memberikan kesan desain yang lapang dan
rapi.Hal ini diistilahkan dengan white space (ruang kosong).Ruang
kosong berarti ketidakberadaan teks ataupun gambar.Benarbenar
kosong, dan bukan berarti tempat yang terbuang dan sia-sia,
bukan sama sekali. Ruang kosong itu adalah bahasa tersendiri
dari desain yang Anda buat.
D. Tekstur
Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan
bahan (material), yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam
susunan untuk mencapai bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata
ataupun semu.Misalnya kesan tekstur kayu, bulu atau gelas.
Sedangkan menurut Kusmiati dalam “Teori Dasar Desain
Komunikasi Visual”, tekstur adalah sifat dan kualitas fisik dari
permukaan suatu bahan (material), seperti kasar, mengkilap,
pudar, kusam, yang dapat diterapkan secara kontras, dan serasi.
E. Warna
Warna sebuah obyek ditentukan bagaimana cahaya yang jatuh
pada obyek dan dipantulkan ke mata kita.Sebab cahaya memiliki
spektrum (rangkaian sistematis) warna, dan spektrum warna
tersebutlah yang membantu manusia mengenali warna.Spektrum
warna secara fisika direpresentasikan dengan cahaya putih,
semisal dari matahari atau bola lampu.Sebab warna-warna yang
dikandungnya dikeluarkan seimbang. Sedangkan jika warnawarna yang dikeluarkan tidak seimbang kita akan melihat warna
lain selain putih. Oleh sebab itulah obyek jeruk nipis terlihat hijau
karena ia memantulkan cahaya hijau.
Panjang
gelombang/spektrum
merepresentasikan
warna-warna
warna
yang
berikut
dihasilkan
ini
cahaya
putih.Warna yang bisa dilihat oleh mata manusia adalah warna
dalam rentang 400 nm hingga 700 nm.Sedangkan di atas 700 nm
adalah sinar infra merah.Sedangkan di bawah 400 nm adalah
sinar ultra violet, sinar X dan sinar Gamma.Warna ditimbulkan
oleh
perbedaan
kualitas
cahaya
yang
direfleksikan
atau
dipancarkan oleh obyek.Pada saat kita melihat warna, sebenarnya
kita melihat gelombang cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan
oleh obyek yang kita lihat.(Wartmann, 2004).Sama seperti bentuk,
warna memberikan kesan pesan yang lebih sangat mendalam.
Warna merah misalnya mengesankan semangat, kegairahan, dan
panas api. Atau warna ungu mengesankan kepucatan, layu dan
tidak semangat.Kombinasi antar warna memberikan kesan visual
yang bervariasi yang tentu saja berdampak pada kerja desain
grafis Anda. Seperti jelas pakar desain grafis David Dabner dalam
Design and Layout: Understanding and Using Graphics, warna
yang Anda pilih menimbulkan efek yang luar biasa pada kesan
desain dan cara orang meresponnya (feedback). Sedangkan
sebuah obyek terlihat bersinar karena memantulkan cahaya ke
mata. Obyek akan terlihat transparan karena cahaya menembus
permukaannya, menyentuh obyek di belakangnya dan dipantulkan
kembali ke permukaan.
F. Typografi
Tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah
rancangan desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkan
dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata
yang sesuai dengan ruang yang tersedia dan menandai naskah
untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran
huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada
keterbacaan dan kemenarikan dan desain huruf tertentu yang
dapat menciptakan gaya dan karakter atau menjadi karakteristik
subjek yang diiklankan.
Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari
fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami
komputerisasi.Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi
menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan
jenis pililhan yang ratusan jumlahnya.
Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang
dilakukan James craig, antara lain sebagai berikut:
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip atau kaki yang berbentuk
lancip pada ujungnya.Huruf Roman memiliki ketebalan dan
ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai, dan feminin.
2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki atau sirip yang
berbentuk persegi papan dengan ketebalan yang sama atau
hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat,
kekar dan stabil.
3. Sans Serif
Pengertian sans serif adalah tanda sirip/serif, jadi huruf jenis ini
tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan
huruf yang sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini
adalah modern kontemporer dan efisien.
4. Script
Huruf script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan
dengan pena, kuas atau pensil tajam biasanya miring ke kanan.
Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk
yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornament atau garisgaris dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan
ornamental.
G. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang
sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa
akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang.
Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan.Jika salah satu
atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut,
arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
H. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar
nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika
kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa
tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah
keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang
bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini
tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan
dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling
membebani.
I. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian.Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya
diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat.Pada dasarnya
proporsi
adalah
perbandingan
matematis
dalam
sebuah
bidang.Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang
paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa
hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan
Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga
dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang
ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh
manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan
sendiri.Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam
perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
J. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus
menerus.Dalam bentuk-bentuk alam bisa kita ambil contoh
pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedaunan, dan lain-lain.Prinsip irama sesungguhnya adalah
hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.
K. Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang
harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari
kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan
istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan
pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga
disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.Dominasi
mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian,
menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
3.2Media
3.2.1 Pengertian Media
Media merupakan alat dan bahan fisik yang terdapat di
lingkungan untuk menyajikan pesan kegiatan sehingga dapat
merangsang keingintahuan.Media juga merupakan sarana interaksi
penerima dengan isi pesan dalam media, maka penerima hendaknya
mengetahui
seluk-
beluk
dan
manfaat
media
agar
dapat
berlangsungnya komunikasi dan interaksi dengan efektif dan efesien.
Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata “medium“yang berarti “pengantar atau
perantara“,
dengan
demikian
dapat
diartikan
bahwa
media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
3.2.2 Media Komunikasi
Media komunikasi didefinisikan sebagai alat yang digunakan
untuk komunikasi. Pengertian media komunikasi dapat diartikan
sebagai alat bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima untuk kelancaran proses komunikasi.
Bentuk komunikasi yang memerlukan media komunikasi yang
tidak
memungkinkan
antara
sumber
dan
penerima
untuk
menjalankan proses komunikasinya tanpa alat. Biasanya tergantung
dari jarak antara sumber terhadap penerima yang pada akhirnya
memerlukan media komunikasi atau tidak.Misalnya komunikasi
antara sumber dan penerima tidak bertatap muka langsung.
Dalam media komunikasi, media yang digunakan ialah media
komunikasi massa. Pengertian media komunikasi massa itu sendiri
ialah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima
yang sifatnya terbuka antara lain setiap orang dapat membaca,
melihat, dan mendengarkannya.
Ada dua jenis media komunikasi massa :

Media cetak, media yang menggunakan unsur percetakan untuk
menyampaikan pesannya sehingga dapat dilihat dan dibaca oleh
penerimanya seperti majalah, surat kabar, poster, spanduk,
brosur, stiker, dan lain sebagainya.

Media elektronik, media ini menggunakan perangkat elektonik
untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.
Pesan dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh khalayak luas
secara kompleks beda dengan sekedar media cetak dikarena
dengan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin cepat.
Contohnya
televisi,
radio,
komputer,
internet,
dan
lain
sebagainya.
3.3 Promosi
3.3.1 Pengertian Promosi
Promosi meliputi kegiatan perencanaan, implementasi dan
pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada konsumen
serta sasaran lainya.Promosi merupakan kumpulan aktivitas yang
memberitahu kebaikan produk dan membujuk pelanggan sasaran
untuk
membelinya.
Promosi
dapat
dikategorikan
sebagai
komponen dalam campuran pemasaran yang menekankan teknik
yang berkesan untuk menjual produk.
Promosi bersangkutan dengan metode komunikasi yang
ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang
tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat.
Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan
massal dan promosi penjualan.Berdasarkan ketiga pendapat
tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah
usaha-usaha
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan
ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut
dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar
(audience) yang sifatnya membujuk.
Menurut Ben M. Enis(1974:378) promosi diartikan sebagai “...as
comunication that inform potential customers of the existence of
product and persuade them that those product have want satisfying
capabilities“. Promosi bisa diartikan sebagai sejenis komunikasi
yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen
tentang barang dan jasa ataupun sebuah proses membagi ide,
informasi atau perasaan audiens.
Menurut Kotler dan Gary A. dalam Alexander Sindoro (2000),
”Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi
penjualan
dan
hubungan
masyarakat
yang
dipergunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya”.
Promosi berkaitan dengan metode komunikasi yang ditujukan
kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang
dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi
mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan
promosi penjualan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen
supaya
membeli
produk
yang
dihasilkan
ataupun
untuk
menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan para pendengar yang sifatnya
membujuk.Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini
umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli
atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau
tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka
menginginkan
suatu
informasi/keterangan
mengenai
harga,
kualitas dan sebagainya dari pihak penjualan.
Menurut Basu Swastha dalam Marius P. Angipora (1999),
bauran promosi adalah “Kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat Promosi
lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan.” Beberapa faktor yang mempengaruhi bauran
promosi menurut Stanton (1991:432) antara lain :
1. The amount of money available for promotion (Jumlah uang
yang tersedia untuk melakukan promosi). Jumlah modal yang
dimiliki suatu perusahaan sangat mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk melakukan promosi. Perusahaan yang
memiliki
modal
tinggi
tentu
lebih
memiliki
kemampuan
membaurkan elemen-elemen promosi dengan mudah;
2. The nature of the market (Kondisi pasar). Termasuk di
dalamnya yaitu keadaan geografis daerah pemasaran guna
menjamin kelancaran kedatangan pelanggan atau konsumen;
3. The nature of product (Kondisi Produk). Produk tersebut
diproduksi untuk siapa? apakah konsumen terakhir ataukah
sebagai pasokan bagi industri lain;
4. The stage of the product’s life cycle (Tingkat siklus kehidupan
produk). Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah
dicapai akan mempengaruhi promosi yang digunakan.
Sedangkan William J. schoel (1993:425) faktor-faktor yang
mempengaruhi promotion mix adalah the marketer, the target
market, product dan the situation.
3.3.2 Tujuan Promosi
Tujuan
utama
dari
promosi
adalah
menginformasikan,
mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan
sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara
rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Menginformasikan, maksudnya adalahmenginformasikan pasar
tentang produk baru,mengemukakan manfaat baru sebuah
produk,
menginformasikan
pasar
tentang
perubahan
harga,menjelaskan bagaimana produk bekerja,menggambarkan
jasa yang tersedia, memperbaiki kesanyang salah, mengurangi
ketakutan pembeli,membangun citra perusahaan.
2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenaiatribut
produk agar diterima pembeli.
3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingatpembeli
sepanjang masa, mempertahankan kesadaranakan produk
yang paling mendapat perhatian.
Setelah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaituadanya
pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelianadalah akhir dari
proses komunikasi. Pembeli jugamemiliki keterikatan yang tinggi
dengan produk yangdikonsumsinya.
3.3.3 Bauran Promosi
Adapun bauran promosi menurut Plilip Kotler yang tercantum
dalam bukukarangan Drs. Djaslim Saladin (2004 : 172) adalah
sebagai berikut :
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal,
promosi ide-ide, promosibarang atau jasa yang dilakukan oleh
sponsor yang dibayar.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah variasi insentif jangka pendek untuk
merangsangpembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
3. Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and
Publicity)
Hubungan masyarakat adalah suatu usaha (variasi) dari
rancangan program gunamemperbaiki, mempertahankan, atau
melindungi perusahaan atau citra produk.
4. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam
suatupembicaraan
dengan
satu
atau
beberapa
pembeli
potensial dengan tujuan untukmelakukan penjualan.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon,
fax,
e-mail,
atauinternet
untuk
mendapatkan
tanggapan
langsung dari konsumen secara jelas.
Dengan demekian
maka promosi merupakan
kegiatan
perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk
kepada konsumen sehingga kegiatan tersebut konsumen tertarik
untuk melaukan pembelian.
Pelaksanaan
promosi
akan
dilakukan
beberapa
tahap
(Basuswata Dh & Irawan, 1990:359-361):

Menentukan tujuan
Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika
perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka
hendak dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang
hendak dicapai terlebih dahulu.

Mengidentifikasi pasar yang dituju
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam
promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor
demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas
individu-individu yang sekira bersedia membeli produk tersebut
selama periode yang bersangkutan.

Menyusun anggaran
Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan
perencanaan keuangan dari manager pemasaran. Anggaran
digunakan untuk mengarahkan pengeluaran dalam mencapai
tujuan tersebut.

Memilih berita
Tahap selanjutnya memilih berita yang tepat untuk mencapai
pasar yang dituju tersebut. sifat berita itu akan berbeda-beda
tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih
berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya,
maka informasi produk akan menjadi akan menjadi topik utama.
Sedangkan
cenderung
pada
tahap
mengutamakan
selanjutnya
tema
perusahaan
promosi
yang
lebih
bersifat
persuasive.

Menentukan promotional Mix
Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbedabeda pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya
hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan
kesan positif terhadap perusahaan diantaranya para pembeli.
Periklanan dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran
kepada pembeli untuk suatu produk atau perusahaan yang
menawarkannya.

Memilih media Mix
Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada
khalayak sasaran. Untuk di alternative media secara umum
dapat dikelompokan menjadi media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid brosur selebaran) media elektronik (televisi, radio) media
luar ruang (baliho, poster, spanduk, balon, raksasa) media lini
bawah (pameran, direct mail, point of purchase, kalender) untuk
itu menejer harus memilih media yang cocok untuk ditunjukan
pada kelompok sasaran produk perusahaan.

Mengukur efektifitas
Pengukuran efektifitas ini sangat penting untuk menejer. Setiap
alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa
dilakukannya pengkuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui
apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.

Mengendalikan dan memodifikasi kampanye
Setelah
dilakukan
pengukuran
kemungkinan
dilakukan
perubahan
efektifitas,
rencana
ada
promosi,
perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix,
berita, anggaran promosi atau acara pengalokasian anggaran
tersebut. yang terpenting, perusahaan harus memperhatikan
kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat untuk menghindari
kesalahan yang sama di masa mendatang.
Teori awal mengenai perilaku konsumen didasarkan pada
teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak
secara rasional untuk memaksimumkan keuntungan (kepuasan)
mereka dalam membeli barang dan jasa.Penelitian belakangan
ini menemukan bahwa para konsumen mungkin sekali membeli
secara implusif dan dipengaruhi tidak oleh keluarga, teman,
iklannya,
tetapi
juga
suasan
hati,
keadaan
dan
emosi.Semuanya tergabung sehingga membentuk perilaku
konsumen yang menyeluruh dan mampu mencermikan aspek
pengertian dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan
pembeli.
3.4 Media Promosi Cetak
Media atau menurut Erick barrow disebut “printed paged” adalah
meliputi segala barang yang dicetak yang ditunjukan untuk umum.
Dengan demikian yang dimaksud adalah meliputi surat kabar, majalah,
atau barang yang dicetak yang ditujukan untuk menyebarluaskan pesanpesan komunikasi.
Media cetak biasanya mempunyai jenis berupa surat kabar,majalah
dan media lainnya yang pembuatannya memakai teknik cetak
mencetak, adapun contoh media-media promosi yang dicetak adalah
sebagai berikut :
A. Poster
Poster adalah pengumuman berupa gambar atau tulisan yang
ditempelkan di dinding, tembok, dan tempat-tempat umum untuk
penyebaran yang lebih luas. Pada dasarnya poster sama dengan
iklan. Keduanya bertujuan untuk menarik minat calon pembeli atau
pembaca.Macam-macam poster:
1.
poster niaga
2.
poster penerangan
3.
poster pendidikan
4.
poster kegiatan.
Poster digunakan untuk berbagai macam keperluan, tapi
biasanya hanya menyangkut satu dari empat tujuan berikut ini:
1. Mengumumkan / memperkenalkan suatu acara
2. Mempromosikan layanan / jasa
3. Menjual suatu produk
4. Membentuk sikap atau pandangan (propaganda)
Karena biasanya sasarannya adalah orang yang bergerak, maka
selain berukuran besar, poster yang baik semestinya:
1. Berhasil menyampaikan informasi secara cepat
2. Ide dan isi yang menarik perhatian
3. Mempengaruhi, membentuk opini / pandangan
4. Menggunakan warna-warna mencolok
5. Menerapkan prinsip ’simplicity’
B. Flyer
Istilah flyer diambil dari cara distribusinya pada era Perang
Dunia 1, yaitu dengan menebarkannya dari atas pesawat. Pada
masa itu flyer menjadi alat propaganda yang sangat efektif.Isi dari
flyer tersebut berbeda-beda, tergantung pada kepentingan dari
penggunaan flyer tersebut.Namun satu unsur utama yang dominan
adalah informasi.Baik itu dalam bentuk teks maupun visual.Flyer
pada dasarnya memang dibuat untuk memberitahu dan sekaligus
sebagai alat pendekatan yang persuasif, untuk mengajak atau
bahkan membentuk opini bagi orang banyak.Fomatnya juga
beraneka ragam, pada zaman dulu bentuknya hanya segi empat dan
ukurannya kurang lebih seukuran kartu pos standar.Namun pada
masa sekarang ini, bentuk flyer mulai dibuat beragam. Mulai dari
ukuran cetak A5 (14,8 cm x 24 cm) hingga sekecil kartu nama,
bahkan ada yang bentuknya asimetris. Flyer biasa dibagikan
beberapa saat sebelum sebuah kejadian / event berlangsung.
C. X-Banner
X Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan
informasi,
berbentuk
banner
dengan
konstruksi
penyangga
berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. Konstruksi X
Banner memiliki beberapa ukuran standart yaitu: 60x160 cm, 80x180
cm, dan 80x200 cm. Isi X Banner pada umumnya berisi tentang
suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah,
nama produk, perusahaan atau sekedar gambar saja. Isi X Banner
di-design semenarik dan se-sederhana mungkin dimaksudkan agar
audience tertarik tanpa harus mengerti dulu maksud dari isi X Banner
tersebut. Penggunaan X Banner biasanya dipasang di bagian depan
toko, perusahaan, event, atau tempat-tempat yang perlu pengenalan
agar orang tertarik dan mendatangi tempat tersebut.
D. Sticker
Stiker adalah media promosi yang aplikasinya ditempelkan pada
produk sebagai identitas sebuah merk agar mudah dikenali oleh
target market dan membedakan dengan pesaing. Stiker yang bagus
hendaknya mudah diingat dari segi bentuk dan visual grafisnya.
Stiker berfungsi sebagai media promosi tempel pada kemasan dan
label produk. Memberikan identitas tertentu pada merk dagang yang
ada,
agar
konsumen
mudah
mengenali
dan
tertarik
untuk
menggunakannya secara terus-menerus.Keuntungan stiker adalah
harga
murah
sedangkan
dan
memiliki
ukurannya
tidak
fleksibilitas dalam
terbatas,
pelanggan dan kemampuan percetakan.
penerapannya
tergantung
kemauan
3.5 Layout
Layout bukan sebatas menata letak material-material (content) suatu
halaman media.Layout itu tentang bagaimana mengorganisasikan
ruang.Pemahaman tentang ruang inilah yang kurang disadari oleh
beberapa desainer.Ruang-ruang tersebut berbeda sifat dan jenisnya
untuk tiap media.Ada ruang formal, ada ruang informal.Ada ruang statik,
ada pula ruang dinamik. Jika layout adalah tentang bagaimana desainer
mengorganisasikan ruang, hal tersebut didahului dengan memelajari
semua content dalam ruang tersebut. Pendek kata, sebelum melayout
sebaiknya desainer memelajari apa yang akan dilayout. Desainer
sebaiknya memahami content, dalam hal ini ya membaca content
tersebut.
3.5.1 Prinsip-Prinsip Layout
Prinsip layout antara lain urutan, penekanan, keseimbangan,
kesatuan,
dan
konsistensi.
Urutan
menunjuk
pada
aliran
membaca.Penekanan menunjuk pada objek-objek penting dalam
urutan pembacaan.Keseimbangan menunjuk pada pembagian
berat ruang, termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela).Kesatuan
menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk
ruang secara keseluruhan.Konsistensi menunjuk pada kontrol
estetik
tampilan
keseluruhan.Konsistensi
kian
terasa
pada
penerbitan berkala.Konsistensi selain sebagai kontrol estetik
terutama berguna bagi koordinasi keseluruhan material yang
dilayout.
Disamping lima prinsip di atas, terdapat dua prinsip lagi yang
penting terutama untuk layout penerbitan berkala. Dua prinsip
tersebut yaitu konstanta dan variabel.“Konstanta adalah elemenelemen yang konstan, elemen yang selalu dipertahankan…
sedangkan
variabel
adalah
elemen-elemen
yang
berubah.”
(Koskow, Merupa Buku, pp. 171-172) Konstanta dan variabel
memperjelas prinsip konsistensi. Penerapan konstanta dan variabel
yang konsisten bisa dipahami sebagai gaya selingkung sebuah
penerbitan. Dalam pemahaman yang demikian gaya selingkung
tidak sebatas tata bahasa, namun juga tata visual.
Tipografi merupakan unsur penting dalam layout.Tipografi
sebaiknya tidak dipahami sebatas memilih jenis huruf.Tipografi
adalah soal mengorganisasikan huruf.Pengorganisasian tersebut
tak sebatas memilih jenis huruf yang cocok untuk headline,
subheadline, body text, caption, dll. Pengorganisasian di sini
meliputi pengaturan jarak antar baris, antar huruf, antar kata, spasi,
termasuk memastikan bentuk/anatomi huruf yang sebaiknya
memiliki perbedaan dengan angka (misalkan huruf i kapital
sebaiknya tidak sama dengan angka 1). Pemilihan jenis huruf juga
dengan memerhatikan kelengkapan seri huruf seperti regular, bold,
bold italic, italic.Tipografi pun termasuk ke dalam prinsip konstanta
dan variabel. Misalkan, body textsurat kabar atau jurnal umumnya
merupakan konstanta, baik jenis maupun ukuran. Sedangkan untuk
headline selain memiliki konstanta pada jenis huruf biasanya
memiliki
variabel
ukuran
dengan
alasan
pertimbangan
keseimbangan ruang. Disamping itu, body text yang konstan
berkaitan dengan hitungan jumlah karakter yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan ruang/kolom.
3.5.2 Mendesain
Dalam bahasan ini melayout adalah mendesain juga.Lebih
lanjut
dapat
mendesain
digunakan
menekankan
terminologi
arti
mendesain,
aktivitas
mengingat
memecahkan
persoalan.Layout dalam pengertian yang demikian menjadi sebuah
aktivitas
yang
tidak
sebatas
organisatoris.Literatur
teknis
kreativitas
namun
juga
filosofis,
mengistilahkan
aktivitas
mendisain melibatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
Salah satu metode metodenya yaitu dengan mengamati hasil
desain lain. Jika mendesain jurnal tak ada salahnya mengamati
beberapa desain jurnal.Mengamati dalam hal ini bukan untuk
meniru namun mengetahui pertimbangan-pertimbangan dalam
desain. Di samping itu dengan malakukan pengamatan konseptual
akan diketahui disiplin layout sebuah penerbitan. Artinya, pilihlah
beberapa desain yang layak, baik secara teknik produksi, tampilan
layout, dan gagasan ruang.
Pengalaman saya memberi sejenis pertimbangan (pengetahuan)
tipografi yaitu jangan terlalu banyak memakai jenis huruf.Pastikan
seri huruf yang dipilih lengkap (regular, italic, bold, bold italic), serta
bentuk huruf yang berbeda dengan angka.Terlalu banyak memakai
jenis huruf menyebabkan kekacauan (too much variables).Salah
satunya disebabkan dalam tipografi itu sendiri, yaitu ruang sela
antar huruf dan kata yang (terlalu) beragam (letter spacing, word
spacing,
leading).Organisasi
huruf
yang
tidak
terkontrol
menyebabkan munculnya ruang lebar dalam baris-baris kalimat
yang jika diamati membentuk garis sungai.
Tipografi yang terorganisir dimudahkan pengorganisasianya jika
kita mendisain menggunakan program layout, misalkan Adobe
Pagemaker,
Adobe
Indesign
(misalkan
melalui
Paragraph
Styles).Biasanya saya menggunakan dua jenis huruf, yang satu
berkait,
satunya
lagi
tak
berkait.Penggunaan
ini
dengan
mempertimbangan kebutuhan teks dalam artikel, misalkan untuk
headline,
subheadline,
body
text,
caption,
dll.
Sebelum mendisain pelajari content yang akan kita layout. Sikap
yang demikian memperlihatkan bahwa desain tidak sebatas teknis
pragmatis, namun kreativitas, yaitu akan tercipta layout yang unik
namun
memiliki
relevansi
dengan
sifat
penerbitan.
3.6 Komposisi
Komposisi
merupakan
cara
kita
untuk
mengatur
atau
mengorganisasikan elemen-elemen pembentuk desain, seperti tata letak
obyek, warna, tekstur dan lain-lain sehingga mencapai keharmonisan
tertentu baik antar bagian, maupun dengan keseluruhan desain.
Komposisi yang harmonis, sejauh yang saya tau, meliputikesatuan
(unity), keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, fokus (pusat
perhatian)serta proporsi.
Secara bertahap, akan dibahas satu demi satu prinsip komposisi ini
dalam posting ini dan dalam beberapa posting mendatang.
Dimulai dengan Prinsip Komposisi Kesatuan.
Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan
pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun. Biasanya prinsip ini
dipakai untuk “menyatukan” object yang terdiri atas beberapa elemen.
Dengan adanya kesatuan itulah, elemen-elemen yang ada akan saling
mendukung dan bukannya saling membunuh sehingga diperoleh fokus
yang dituju.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mencapai kesatuan:
1. Menentukan dominasi agar diperoleh pengaruh yang tepat. Dominasi
yang sesuai dengan porsinya, sudah pasti akan menyatukan berbagai
elemen desain hingga menjadi satu kesatuan utuh. Beberapa bentuk
dominasi yang dapat diterapkan dalam desain :

Dominasi pada ukuran. Ukuran yang besar sudah pasti akan
memenuhi prinsip dominasi. Namun hendaknya hati-hati, karena
juga akan mempengaruhi balance atau keseimbangan desain.

Dominasi warna. Warna sudah pasti akan memberikan arti dam
estetika keindahan yang lebih menonjol dalam desain. Dominasi
warna tertentu lebih memudahkan untuk mengarahkan konsentrasi
saat mencerna sebuah desain. Jangan pergunakan warna yang
saling membunuh. Tentukan maksimal 2 warna saja yang dominan.

Dominan
pada
letak/penempatan.
Pertimbangkan
tempat
peletakan desain yang nantinya Anda buat, dan lalu perhatikan
bahwa posisinya akan berpengaruh dan berperan menentukan.
2. Ukuran sebagai daya tarik. Untuk memperoleh daya tarik, gunakanlah
ukuran sebagai salah satu faktornya. Sebuah karya publikasi yang
berukuran besar akan tampak lebih menonjol dibandingkan dengan
yang berukuran kecil, sehingga akan menarik minat untuk diketahui,
dibaca dan diintip. Ada semacam reaksi berantai oleh si penerima atau
penikmat desain jika minatnya memang sudah tergelitik. Contoh
kasus:
Ada seorang desainer grafis. Ketika dia menikah, ia membuat
undangannya terbuat dari Art Paper 100 gr berukuran A0 (ukuran
kertas plano utuh) yang dicetak secara grayscale bolak-balik. Tentu
saja ini merupakan ide yang sangat menarik.Ukuran undangan sudah
merupakan satu dominasi yang tak dapat dibantah. Maka akan muncul
pertanyaan seperti, “Apa ini?” “Dari siapa ini?” “Hajat apa?” … dan lalu
akan ada reaksi selanjutnya seperti “Oooo si anu akan menikah.”
“Tanggal berapa?”“Mana tanggalnya?” “Oooo tanggal 5 bulan depan.”
“Dimana nih?”“Hotel Bintang?Wahhh jauh juga ya. Tapi kayanya
bakalan seru nih. Oke deh.”
Dengan seperti itu berarti desain Anda berhasil mendapatkan perhatian
dan respon seperti yang diharapkan.
3. Menyatukan arah. Sebuah karya desain sebaiknya mempunyai point
of view, artinya sebagai arah perhatian yang mula-mula harus
diberikan oleh respondennya. Arah juga dapat diartikan sebagai alur
untuk mengamati/membaca sebuah karya. Dengan demikian, elemen
arah jelas merupakan sarana kesatuan yang harus diperhitungkan.
4. Menyatukan bentuk. Sebuah karya desain yang berisi bentuk-bentuk
yang semrawut akan lebih sulit dicerna. Bentuk-bentuk yang menyatu
memiliki kemungkinan untuk dicerna lebih cepat.
Sebuah karya lukisan, sebagai contoh, yang memiliki banyak elemen
pembentuk seperti warna dan berbagai bentuk yang sangat bervariasi
memerlukan waktu yang lama untuk dicerna oleh target penikmat.
Lukisan yang demikian biasanya akan bertahan lama hingga bertahuntahun jika diletakkan di ruang keluarga atau ruang makan, misalnya,
untuk dipandangi lagi setiap hari oleh penghuni rumah baik secara
sengaja ataupun sambil lalu.
Berbeda dengan lukisan dekoratif atau yang bersifat stereotip (repro
lukisan Bali, lukisan-lukisan naturalis, pemandangan dsb) yang biasa
diletakkan di ruang tamu rumah, hotel, kantor dan ruang-ruang publik
pada umumnya, lukisan tersebut bersifat mudah dicerna karena memiliki
elemen-elemen bentuk dan warna yang tidak terlalu kompleks. Hal ini
bertujuan agar si target penikmat langsung dapat merasakan mood atau
feel dari ruangan tersebut.Demikian juga pada desain visual atau grafis.
Karena
bertujuan
sebagai
penyampai
pesan,
Anda
tak
perlu
menghasilkan karya yang harus dinikmati bertahun-tahun. Keep it simple
and straightforward. Cukup dengan sekali pandang, orang langsung
mengerti pesan yang ingin disampaikan.
Download