1 Prosedur Audit Umum atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA

advertisement
1
Prosedur Audit Umum atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) pada Laporan
Keuangan PT Bank B
Verdianto Prakoso, Ludovicus Sensi Wondabio
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Laporan magang ini membahas prosedur audit atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Bank B. Bank B
merupakan perusahaan yang bergerak di industri perbankan. Tim audit KAP OBSE melakukan prosedur audit
dimulai dari tahap penerimaan dan kelanjutan hubungan klien, dilanjutkan dengan perencanaan audit,
pendesainan audit, pekerjaan lapangan, dan terakhir penyelesaian dan pelaporan. Temuan dari audit atas Agunan
Yang Diambil Alih (AYDA) adalah banyak AYDA yang tidak jelas upaya penyelesaiannya dan dokumentasi
upaya penyelesaian hanya mencakup sebagian dari total AYDA. Selain itu banyak AYDA yang dinilai tidak
menggunakan KJPP Independen dan laporan penilai intern kurang dapat diandalkan.
Kata kunci : agunan yang diambil alih, AYDA, bank, prosedur audit
General Audit Procedures of Foreclosed Collateral on PT Bank B Financial Statement
ABSTRACT
This report is discussing about audit procedure of foreclosed collateral on PT Bank B. Bank B is a company
which provides services on financial industry especially banking. KAP OBSE audit team perform audit
procedures starting from the stage acceptance and continuance of client relationship, followed by audit planning,
audit design, fieldwork, and the last is completion and reporting. Audit team found there is some asset that isn’t
clear about its settlement effort. Besides there is only half of foreclosed collateral which documentation is
completed. Another founding is some foreclosed collateral are assessed without independent appraisal and
internal appraisal found less reliable.
Keywords : foreclosed collateral, AYDA, bank, audit procedure
PENDAHULUAN
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi dituntut
untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat, komprehensif, dan mencerminkan kinerja
Bank secara utuh. Salah satu syarat dalam rangka penyajian laporan keuangan yang akurat
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
2
dan komprehensif, laporan keuangan dimaksud harus disajikan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku.
Dalam rangka memelihara kelangsungan usahanya, Bank perlu tetap mengelola
eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai antara lain dengan menjaga kualitas aset
dan tetap melakukan penghitungan penyisihan penghapusan aset. Salah satu komponen yang
harus diperhatikan oleh Bank saat melakukan penghapusan kredit adalah Agunan Yang
Diambil Alih (AYDA).
Audit atas AYDA tidak saja memperhatikan kewajaran siklus akuntansi yang
dilakukan perusahaan terhadap AYDA tersebut, namun juga meliputi kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan BI mengenai kualitas penilaian AYDA, upaya penyelesaian, dan
perhitungan pencadangan AYDA.
Penulis mengambil tema laporan “Prosedur Audit Umum atas Agunan Yang Diambil
Alih (AYDA)” tidak saja karena pada saat magang penulis berkesempatan untuk membantu
mengerjakan kertas kerja pemeriksaan AYDA yang meliputi prosedur memastikan nilai
appraisal AYDA dan upaya penyelesaian AYDA. Namun berdasarkan penjabaran di atas
terlihat bahwa topik mengenai AYDA ini sangat menarik untuk diangkat. Ditambah lagi
penulis menemukan fakta bahwa penelitian mengenai AYDA khususnya di UI masih sangat
minim. Oleh karena itu penulis berniat untuk membuat laporan ini sebagai tambahan referensi
mengenai AYDA, khususnya mengenai prosedur audit.
LANDASAN TEORI
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)
Bedasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) tahun 2008, AYDA
(Aset Yang Diambil Alih) adalah aset yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun
di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau
berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada bank.
Agunan Yang Diambil Alih diatur dengan PBI PBI No. 14/15/PBI/ 2012 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, PSAK 1: Paragraf 16, dan PSAK 16: Paragraf 45.
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
3
Auditing
Audit merupakan proses akumulasi dan evaluasi terkait informasi untuk menentukan
dan melaporkan korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. (Arens et al.
2009)
Secara umum, terdapat 4 (empat) tahap audit laporan keuangan yang dilakukan oleh
auditor. Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan melalui gambar 1
Tahap I : Perencanaan dan
Merancang Pendekatan Audit
Tahap II : Test of Controls dan
Substantive Test of Transactions
Tahap III : Prosedur Analitis
dan Test of Details of Balances
Tahap IV : Menyelesaikan Audit
dan Menerbitkan Laporan Audit
Gambar 1. Tahap dalam Audit Laporan Keuangan
Sumber : Arens et al ( 2009)
Pada tahap I, tiga kunci penting yang harus dilaksanakan auditor adalah memahami
bisnis klien dan lingkungannya, memahami pengendalian internal klien dan menilai risiko
pengendalian, dan menentukan risiko salah saji. Dengan memahami bisnis dan pengendalian
internal klien, auditor dapat merancang program audit yang sesuai dengan karakteristik klien.
Setelah auditor memahami bisnis klien dan menentukan program audit yang akan
dijalankan, tahap selanjutnya adalah melakukan test of control. Test of control berfungsi untuk
menguji efektivitas pengendalian internal perusahaan. Apabila Test of Control menunjukkan
pengendalian berjalan efektif, maka auditor dapat mengurangi risiko pengendalian yang telah
dirancang sebelumnya. Pengendalian yang efektif juga membuat substantive test of
transaction menjadi lebih sedikit dilakukan auditor.
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
4
Pada tahap III, auditor melakukan prosedur analitis dan test of details. Prosedur
analitis dilakukan untuk menilai apakah saldo akun telah disajikan secara wajar. Test of
details adalah prosedur spesifik untuk menguji salah saji moneter dalam laporan keuangan.
Pada tahap terakhir, auditor mengkombinasikan semua informasi yang diperoleh
selama audit untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Tahap ini merupakan proses yang sangat subjektif mengingat tahap ini sangat bergantung
pada pertimbangan profesional auditor.
PROFIL PERUSAHAAN
Profil Kantor Akuntan Publik OBSE
Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (OBSE) merupakan anggota
firma Deloitte Touche Tomatsu Limited (DTTL). KAP OBSE berafiliasi dengan Deloitte Tax
Solutions (Firma Konsultan Pajak) dan PT Deloitte Konsultan Indonesia (Financial Advisory
Services Firm) sebagai satu kesatuan yang tergabung dalam anggota DTTL untuk menyajikan
pelayanan berkualitas dan konsisten kepada perusahaan yang listing di bursa, BUMN, institusi
publik, dan perusahaan multinasional. KAP OBSE menggabungkan keahlian teknis dan
pengetahuan industri yang mendalam meliputi lima area profesional, di antaranya: audit,
konsultasi bisnis dan risiko, pajak, dan penasihat keuangan.
Dalam melakukan audit atas klien-kliennya, KAP OBSE memiliki metodologi yang
telah disusun oleh DTTL yang telah dipublikasikan pada 9 Oktober 2009. Metodologi ini
terdapat di DTTL Audit Approach Manual dan diaplikasikan kepada semua anggota firma
DTTL dalam melakukan audit laporan keuangan atau informasi keuangan historis lainnya.
Objektif, persyaratan, dan panduan dalam metodologi ini berdasarkan International Standard
of Auditing (ISA) yang dikeluarkan oleh International Federation of Accountants. Audit
approach diagram dari KAP OBSE dapat dilihat di gambar 2.
Audit approach diagram merupakan tahap-tahap yang dilakukan auditor KAP OBSE
dalam melakukan praktik auditnya. Dimulai dari menerima dan melanjutkan hubungan
dangan klien (Acceptance and continuance of client relationship), dilanjutkan dengan
perencanaan audit (audit planning) yang diikuti dengan pendesainan audit (audit designing),
kemudian tahap audit lapangan (audit field work) dan diakhiri dengan penyelesaian dan
pelaporan (completion and reporting).
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
5
Profil Perusahaan Klien PT Bank B
Bank B merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada
tahun 1971 di Jakarta. Bank B merupakan hasil merger dari tiga bank. Pada tahun 1972 Bank
B mendapat izin sebagai bank devisa. Pada tahun 1982 Bank B mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta (Sekarang Bursa Efek Indonesia) dan merupakan bank pertama yang go
public di Indonesia.
Bank B memiliki struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal yang
tinggi, sehingga Bank B termasuk dalam bank berkategori A yang tidak harus direkapitalisasi
pemerintah pasca krisis 1998.
Bank B sejak tahun 2012 hanya memiliki 3 entitas anak yaitu PT E Finance, PT F
Syariah, dan PT G Multi Finance. Sebenarnya pada tahun 2011 Bank B memiliki 4 entitas
anak, namun karena keluarnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/14/PBI/2012, tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank yang berlaku efektif pada tanggal 18 Oktober 2012,
entitas anak Bank B, yaitu PT Asuransi H, tidak dikonsolidasikan lagi sejak 1 Oktober 2012.
Selanjutnya penyertaan dalam PT Asuransi H dicatat sebagai penyertaan dalam bentuk saham
dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
PEMBAHASAN
Gambaran Umum
AYDA terbentuk dimulai dari bisnis bank yang utama yaitu kredit (lending). Dalam
Deloitte Global Learning mengenai Loan Operation, Lending dibagi menjadi dua jenis, yaitu
Retail (Consummer) Lending dan Commercial Lending. Retail (Consummer) Lending
melakukan transaksi langsung kepada konsumen/ nasabah, bukan dengan perusahaan atau
bank lain. Sedangkan Commercial Lending melakukan transaksi dengan perusahaan atau
bisnis, bukan dengan individual.
Deloitte Global Learning menjelaskan proses pemberian kredit yang umum dilakukan
oleh bank. Mulai dari origination, decisioning, process and close, booking/ funding, servicing,
dan default management. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) merupakan bagian dalam
proses pemberian kredit, pengelolaan kredit macet (default management).
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
6
Acceptance and
Continuance of Client
Relationship
Audit Planning
Audit Designing + Audit
Fieldwork
Completion and
Reporting
Gambar 2. Audit Approach Diagram KAP OBSE
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
7
Pada bagian pembahasan laporan magang ini, penulis akan membahas AYDA mulai
dari kebijakan akuntansi di Bank B, Pengendalian internal AYDA di Bank B, prosedur audit
atas AYDA oleh KAP OBSE dan ditutup dengan analisis mengenai kebijakan akuntansi,
pengendalian internal, prosedur audit, dan temuan auditor.
Kebijakan Akuntansi Bank B
Bank B menyusun laporan keuangan konsolidasinya berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk
laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang penyajian untuk penyusunan
laporan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasian
tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun
berdasarkan pengukuran lain. Tabel 1 menjelaskan ringkasan kebijakan akuntansi atas AYDA
Bank B.
Tabel 1. Ringkasan Kebijakan Akuntansi untuk Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)
Isu Akuntansi AYDA
Penjelasan
Pengakuan (Recognition)
AYDA diakui setelah Bank B benar-
AYDA
benar menguasai Agunan secara
keseluruhan baik melalui cara
pelelangan, di luar pelelangan,
penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan, maupun kuasa untuk
menjual di luar lelang dari pemilik
agunan (debitur)
Pengukuran
AYDA diakui sebesar nilai realisasi
(Measurement) AYDA
bersih.
Penyajian (Presentation)
AYDA disajikan di laporan keuangan
AYDA
dalam kelompok Aset Lain-lain
Pengungkapan
Laporan Keuangan Bank B
(Disclosure) AYDA
mengungkapkan kebijakan akuntansi
atas AYDA, mutasi Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN),
dan pernyataan manajemen
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
8
(sambungan)
bahwa bank telah melakukan upaya
penyelesaian atas AYDA
Sumber: Laporan Keuangan Bank B telah diolah kembali
Pengendalian Internal Bank B atas AYDA
Bank B memiliki beberapa buku pedoman yang mengatur operasi bank secara
keseluruhan, tidak terkecuali mengenai perkreditan. Bank B telah memiliki dan menyusun
buku pedoman tersebut untuk memberikan panduan kepada karyawannya untuk menjalankan
prosedur standar sesuai yang diharapkan manajemen dan sebagai penerapan dari pengendalian
internal bank.
Sayangnya buku pedoman ini masih bersifat umum dan tidak terpisahkan antara
operasional dan perlakuan akuntansi. Akibatnya untuk melihat perlakuan akuntansi terhadap
akun spesifik seperti Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) perlu usaha lebih, dalam
menafsirkan prosedur-prosedur dari buku pedoman perkreditan yang di dalamnya memuat
prosedur AYDA beserta perlakuan akuntansinya. Ditambah lagi, buku ini dibuat sejak tahun
2006 dan belum ada buku pedoman terbaru. Untuk tetap mematuhi peraturan terbaru dari BI
dan PSAK, Direksi Bank B biasanya menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk merevisi atau
menambahkan beberapa prosedur supaya tetap mematuhi aturan yang berlaku. SOP untuk
menangani AYDA pada Bank B terdiri dari:
•
Pengertian AYDA
•
Penanganan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)
•
Penentuan Nilai Agunan Sebagai AYDA
•
Kualitas AYDA
•
Pembentukan Cadangan Khusus AYDA
•
Penjualan AYDA
Audit terhadap AYDA
Pendekatan audit yang dilakukan KAP OBSE menggunakan pendekatan berbasis
risiko (Risk Based Approach) berdasarkan ISAs. Pendekatan ini mengikuti ketetapan dari
DTTL yang diaplikasikan ke seluruh firma anggotanya termasuk KAP OBSE. Mereka
mengklaim pendekatan berbasis risiko ini lebih efektif dan efisien untuk memfokuskan
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
9
pekerjaan mereka pada area yang lebih berisiko dan oleh karena itu memiliki potensi lebih
besar untuk terjadi salah saji material.
Pendekatan ini mengharuskan KAP OBSE untuk mengidentifikasi dan merespon
risiko salah saji material pada laporan keuangan. KAP OBSE mengidentifikasi risiko salah
saji material melalui proses mendapatkan pemahaman yang menyeluruh dari entitas dan
lingkungannya. Untuk merespon risiko yang dinilai tersebut, KAP OBSE mendesain dan
melakukan prosedur audit selanjutnya. Untuk area yang tidak teridentifikasi salah saji
material, tidak dilakukan prosedur audit lebih lanjut. Dengan catatan risiko tidak sama dengan
risiko signifikan.
Untuk aktivitas utama yang dilakukan KAP OBSE untuk menerapkan pendekatan
berbasis risikonya, KAP OBSE mengikuti Audit Approach Diagram dengan melalui 5 (lima)
tahapan. Tahapan tersebut dimulai dengan Acceptance and continuance of client relationship,
kemudian dilanjutkan dengan perencanaan audit, diikuti oleh Audit designing, kemudian
dilakukan Audit fieldwork, dan terakhir ditutup dengan Completion and reporting. Berikut
akan dijabarkan lebih spesifik tahapan audit yang dilakukan atas AYDA.
1. Acceptance and continuance of client relationship
Tahap pertama dari prosedur audit KAP OBSE adalah penerimaan dan
kelanjutan hubungan klien. Pada tahap ini, KAP OBSE melakukan penilaian risiko
atas perikatan yang akan dibuat dengan Bank B dan menyusun ketentuan dari
perikatan audit. Tahap ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Menilai Risiko Perikatan
b. Penerimaan dan Kelanjutan Hubungan Klien dan Perikatan Audit
c. Menyepakati Ketentuan dari Perikatan Audit
d. Penugasan Tim Perikatan
2. Audit Planning
Tahapan ini terdiri dari beberapa prosedur yang dilakukan oleh KAP OBSE.
Dimulai dengan memahami Entitas dan lingkungan bisnis klien, kemudian
dilanjutkan dengan mengukur risiko salah saji material dari klien, diikuti dengan
prosedur analitikal dasar, dan terakhir penentuan tingkat materialitas
3. Audit Designing
Tahapan audit ini menuntut auditor untuk mendesain dan mengembangkan
prosedur yang akan dijalankan dalam tahapan audit berikutnya. Dalam mendesain
prosedur audit ini KAP OBSE menggunakan istilah Model Audit Program (MAP).
MAP dapat digunakan untuk mengarahkan performance of control dan substantive
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
10
tests untuk account balances, kelompok transaksi atau pengungkapan. Pada tahap
ini auditor menuliskan kembali risiko yang telah diidentifikasi pada tahap audit
planning kemudian ditetapkan asersi yang relevan dari risiko tersebut dan
dianalisis prosedur yang harus dilakukan untuk memeriksa risiko tersebut.
Dari MAP yang disusun oleh KAP OBSE untuk aset lain-lain, penulis
merangkum model audit program untuk spesifik AYDA pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel MAP AYDA
Completeness
Dapatkan rincian AYDA, yang menunjukkan saldo
awal dan akhir dan penambahan pada periode tersebut.
Rincian juga harus menunjukan deskripsi setiap hal,
tanggal pengambilalihan, debitur, dan penjualan yang
berlangsung serta laba rugi penyelesaian.
Existence
Periksa fisik AYDA, lakukan survey ke alamat yang
diinformasikan pada rincian AYDA berdasarkan
sample yang dipilih
Right and Obligation
Lakukan pemilihan sample dari AYDA untuk dites
dan diperiksa sertifikat kepemilikan dan dokumentasi
pendukung lainnya.
Valuation and Allocation
Dapatkan rincian AYDA, yang menunjukkan saldo
awal dan akhir dan penambahan pada periode tersebut.
Rincian juga harus menunjukan deskripsi setiap hal,
tanggal pengambilalihan, debitur, dan penjualan yang
berlangsung serta laba rugi penyelesaian.
1. Tes isi rincian
2. Temukan total asset akhir tahun pada saldo neraca
yang benar di buku besar
3. Pastikan terdapat dokumen pendukung yang
memadai
4. Verifikasi jumlah yang tercatat di buku besar telah
tepat dan sesuai standar akuntansi
Dapatkan laporan appraisal AYDA untuk menentukan
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
11
(sambungan)
besarnya impairment.
Presentation and Disclosure Periksa kebijakan akuntansi dan laporan keuangan
perusahaan, apakah telah sesuai dengan PSAK dan
PAPI
4. Field Work
Tahap ini dilakukan sebagai pelaksanaan dari prosedur yang telah
direncanakan atau didesain pada tahap audit design. Prosedur yang penting
dilakukan pada tahap ini adalah test of control, substantive testing, dan test of
detail balance.
a. Perform Test of Control
Untuk melakukan uji pengendalian atas AYDA, tim audit Bank B KAP OBSE
melakukan pemahaman pengendalian internal atas siklus kredit Bank B.
Pemahaman dilakukan dengan mengajukan pertanyaan (inquiry) kepada salah satu
kepala bagian kredit Bank B di kantor pusat.
Setelah dilakukan pemahaman tersebut, langkah yang dilakukan adalah
melakukan Design and Implementation (DI) atas siklus kredit tersebut.
Dari hasil tabel DI KAP OBSE untuk siklus kredit Bank B didapatkan hasil
bahwa prosedur pengujian pengendalian yang harus dilakukan atas risiko ini
(berkaitan dengan AYDA) adalah “Melakukan review Laporan CKPN yang
dikirimkan oleh cabang-cabang kepada Kantor Pusat untuk memverifikasi
supervisi dan otorisasi yang ada.” Selain itu dokumen yang diperiksa untuk
pengujian pengendalian ini adalah “Laporan CKPN cabang Senayan”. Berdasarkan
tahap pengujian tersebut KAP OBSE menyimpulkan untuk pengendalian terhadap
risiko yang berkaitan dengan AYDA ini tergolong efektif. Namun hasil tes
pengendalian yang efektif tersebut tidak serta merta mengurangi prosedur audit
selanjutnya.
b. Substantive Testing dan Test Of Detail Balance
Pengujian substantif dan pengujian detail merupakan prosedur yang paling
banyak memakan waktu dan sumber daya dalam proses audit KAP OBSE. Pada
tahap ini auditor KAP OBSE melakukan pengujian terhadap akun-akun yang
diidentifikasi memiliki risiko untuk salah saji, tidak terkecuali untuk AYDA.
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
12
Auditor pada tahap ini menguji dan mengumpulkan bukti audit yang diperlukan
sebagai dasar perumusan opini audit di akhir perikatan.
Berikut akan dijelaskan lebih detail mengenai prosedur pengujian substantif
dan pengujian detail atas AYDA yang dikelompokkan dalam akun aset lain-lain.
§
Penyusunan Leadsheet Aset Lain-lain
Prosedur pertama kali dilakukan saat pengujian substantif suatu akun adalah
membuat leadsheet atas akun tersebut. Leadsheet dibuat agar auditor memiliki
acuan dalam memeriksa suatu akun tertentu, dalam hal ini aset lain-lain.
Leadsheet dibuat berdasarkan Trial Balance (TB) klien yang didapat dari staf
akunting perusahaan. Pada Bank B trial balance didapat dari Biro Keuangan.
Setelah didapat dari klien, TB tersebut kemudian dipecah pecah sesuai akun, atau
lebih dikenal dengan proses “mutilasi”. TB yang telah dimutilasi kemudian
dikelompokkan sesuai kelompok akunnya. Barulah setelah itu auditor menyusun
leadsheet atas aset lain-lain. Untuk AYDA fokus pembuatan leadsheet untuk akun
ini adalah nilai perolehan AYDA/ nilai AYDA yang tercatat di laporan Bank B dan
cadangan yang dibentuk (CKPN) atas AYDA.
§
Pembuatan Working Paper AYDA
Setelah leadsheet dibuat, langkah selanjutnya dalam prosedur pengujian
substantif atas AYDA adalah penyusunan working paper (wp). Untuk pengujian
substantif atas AYDA ada dua wp yang harus dibuat, yaitu AYDA konsolidasi
Bank B dan AYDA khusus kantor pusat Bank B. Wp AYDA Konsolidasi berisi
semua AYDA yang dimiliki Bank B termasuk AYDA yang terdapat di cabangcabang di seluruh Indonesia, sedangan wp AYDA kantor pusat hanya berfokus
pada AYDA yang dimiliki kantor pusat dari debitur yang terdapat khusus di kantor
pusat.
5. Completion and Reporting
Tahap Penyelesaian dan Pelaporan merupakan tahap akhir dari proses audit
KAP OBSE. Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan auditor untuk
menyelesaikan prosedur auditnya. Pertama adalah melakukan penilaian atas buktibukti audit yang telah dikumpulkan pada prosedur audit sebelumnya. Setelah bukti
tersebut dirasa cukup dan memadai untuk pembentukan opini audit, auditor akan
mengunci angka pada laporan keuangan untuk diproses dalam laporan yang berisi
opini audit. Angka yang telah dikunci tersebut akan dijadikan dasar untuk
membuat concluding analytical procedure. Selama periode pemeriksaan sejak
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
13
tutup buku laporan keuangan perusahaan hingga laporan audit diterbitkan, tim
audit KAP OBSE juga melakukan pengumpulan bukti mengenai peristiwaperistiwa yang mempengaruhi angka pada laporan keuangan, disebut dengan
subsequent event review.
Apabila tidak ada masalah dalam concluding analytical procedure dan
subsequent review tersebut maka auditor akan menyusun laporan yang berisi opini
audit.
Laporan tersebut akan direview oleh partner dan Quality Assurance dari KAP
OBSE untuk memastikan tidak terdapat salah saji material dan opini yang
diberikan sesuai dengan laporan yang dibuat. Hasil dari laporan yang telah
direview tersebut dikomunikasikan kepada manajemen dan direksi klien (Bank B)
dan auditor meminta Management Representation Letter dari Bank B yang
merupakan bukti bahwa keseluruhan isi laporan keuangan merupakan tanggung
jawab manajemen. Setelah itu, laporan keuangan dapat diterbitkan dan
dipublikasikan kepada publik.
Analisis Kebijakan Akuntansi Bank B
Kebijakan akuntansi merupakan hasil keputusan dari manajemen suatu perusahaan.
Kebijakan tersebut yang menjadi acuan dalam melakukan pencatatan dan siklus akuntansi
dalam perusahaan. Walaupun ditetapkan oleh manajemen, namun kebijakan tersebut tidak
boleh melanggar atau berlawanan dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Dalam laporan keuangan Bank B, tidak ditemukan penjelasan bahwa Bank B
menyusun laporan keuangan berdasarkan PAPI. Hanya dinyatakan bahwa Bank B membuat
kebijakan akuntansi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Namun sebagai bank sudah
seharusnya Bank B juga mengikuti pedoman yang telah disusun oleh BI ini.
Analisis Kebijakan Akuntansi atas AYDA Bank B dilakukan dengan merinci
kebijakan akuntansi yang disebutkan Bank B di Laporan Keuangannya kemudian
dibandingkan dengan PSAK tertentu, PBI atau PAPI
a. “Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh bank) disajikan
dalam akun Agunan yang Diambil Alih dalam kelompok Aset Lain-lain.”
Analisis: Berdasarkan bagian penyajian PAPI tertulis “AYDA disajikan secara terpisah
dari aset lainnya dalam neraca dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.”
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
14
Hal ini berbeda dengan apa yang ditetapkan oleh Bank B dimana AYDA disajikan dalam
kelompok Aset Lain-lain
b. “Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih.”
Analisis: Pada bagian pengakuan dan pengukuran PAPI no. 1 disebutkan “Pada saat
pengakuan awal, AYDA dibukukan pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjualnya, yaitu maksimum sebesar kewajiban debitur di neraca.” Penulis menafsirkan
nilai realisasi bersih dapat disamakan dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
Sehingga untuk poin ini kebijakan akuntansi Bank B sejalan dengan PAPI.
c. “…selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit atau piutang pembiayaan,
agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo kredit atau piutang
pembiayaan dan selisihnya dicatat dalam administratif Bank.”
Analisis: Masih pada bagian pengakuan dan pengukuran PAPI no. 1 tertulis “Bank tidak
dapat mengakui keuntungan pada saat pengambilalihan aset.” Selisih lebih nilai realisasi
bersih di atas saldo kredit dapat ditafsirkan sebagai keuntungan, namun Bank B hanya
mengakui AYDA sebesar saldo kredit. Hal ini menunjukkan kebijakan akuntansi Bank B
sejalan dengan PAPI dimana tidak diakui keuntungan pada kondisi tersebut.
d. “Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui
sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.”
Analisis: Pada bagian pengakuan dan pengukuran PAPI no. 6 tertulis “Pada saat
penjualan, selisih antara nilai AYDA yang dibukukan dan hasil penjualannya diakui
sebagai keuntungan atau kerugian non operasional.” Dapat dilihat pada bagian ini antara
kebijakan akuntansi Bank B dan PAPI dapat dikategorikan sejalan.
e.
“Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi
untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laba rugi.”
Analisis: PAPI bagian pengakuan dan pengukuran no. 3 menyebutkan “Jika AYDA
mengalami penurunan nilai (impairment), maka bank mengakui rugi penurunan nilai
tersebut” Di sini terlihat Kebijakan akuntansi Bank B telah sesuai dengan PAPI.
Berdasarkan beberapa analisis di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Kebijakan
akuntansi Bank B atas AYDA sebagian besar telah sesuai dengan PAPI kecuali dalam hal
pengelompokkan AYDA dalam Aset lain-lain. Namun 4 dari 5 indikator telah membuktikan
Kebijakan akuntansi AYDA Bank B telah tunduk pada PAPI. Dan walaupun tidak tertulis
secara tersurat oleh Bank B di Kebijakan Akuntansi-nya, Bank B berarti juga memperhatikan
PAPI dalam menyusun kebijakan akuntansinya.
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
15
Perlu dicatat bahwa pengelompokkan Agunan Yang Diambil Alih sebagai Aset Lainlain dalam laporan keuangan bertentangan dengan PAPI dan seharusnya tidak boleh terjadi.
Namun dalam praktiknya, setelah dikomparasi dengan laporan keuangan Bank Umum lain di
Indonesia baik swasta maupun milik pemerintah yang diaudit oleh KAP big 4 lainnya,
komponen Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) selalu disajikan bersama dengan Aset Lainlain dalam laporan keuangan.
Analisis Pengendalian Internal AYDA Bank B
Berdasarkan penjabaran pengendalian internal Bank B atas AYDA yang dimilikinya,
penulis mengidentifikasi beberapa kelebihan dan kekurangan dari pengendalian internal
tersebut.
•
Buku SOP yang mengatur AYDA telah lama sekali pembuatannya; Berdasarkan
penjabaran di atas disebutkan bahwa buku SOP tersebut dibuat sejak tahun 2006 dan
belum pernah diperbarui, sedangkan peraturan-peraturan baru baik dari BI maupun
Kementrian Keuangan terus bermunculan. Dikhawatirkan terdapat SOP yang sudah tidak
relevan lagi dengan peraturan yang berlaku saat ini.
•
SOP tentang AYDA masih sangat umum; Seperti telah dijelaskan di atas, SOP AYDA
merupakan bagian dari SOP kredit Bank B. Pendekatan yang dijabarkan juga lebih
menekankan operasional penanganan fisik AYDA dan belum jelas pembagian tugas untuk
divisi-divisi terkait yang menangani AYDA. Berdasarkan keterangan salah satu karyawan
Bank B, pemisahan tugas dilakukan berdasarkan praktik saja tanpa tertulis dalam SOP.
Hal ini menjadi sedikit menyusahkan bagi pihak yang ingin melakukan pemahaman
internal atas prosedur penanganan AYDA ini. Selain itu untuk perlakuan akuntansi atas
AYDA belum ada SOP yang jelas mengenai prosedur perlakuan akuntansi bagi divisi
terkait yang sebenarnya wajib atau memiliki tugas untuk melakukan pencatatan tersebut.
•
Isi dari SOP AYDA cukup mengakomodir PBI; Dari SOP yang telah dijabarkan di atas
dapat dilihat bahwa beberapa ketentuan dalam SOP tersebut telah sejalan dengan PBI
yang diwajibkan BI untuk diterapkan, seperti kewajiban melakukan upaya penyelesaian,
pembentukan CKPN, penilaian AYDA baik oleh appraisal internal maupun KJPP yang
disertai dengan kriteria sesuai PBI, dan pengelompokkan kualitas AYDA.
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
16
Analisis Prosedur Audit atas AYDA Bank B
Prosedur audit KAP OBSE seperti dijelaskan di atas menggunakan pendekatan
berbasis risiko yang mengharuskan KAP OBSE untuk mengidentifikasi risiko salah saji
material pada laporan keuangan kemudian merespon risiko tersebut dengan melakukan
prosedur audit. Dengan penggunaan pendekatan ini, audit yang dilakukan KAP OBSE sangat
ditekankan untuk melakukan penilaian risiko di awal, sebagai dasar dalam melakukan
serangkain tes selanjutnya, khususnya substantive test dan test of detail balance.
Berbeda dengan teori yang ditulis oleh Arens et al (2009) dalam bukunya, dimana
prosedur audit dilakukan sesuai siklus mulai dari perencanaan kemudian pengujian kontrol,
pengujian substantif dan terakhir pembentukan opini serta melakukan komunikasi dengan
klien. Praktik audit yang dilakukan oleh KAP OBSE berbasiskan risiko dimana risiko atas
akun-akun tertentu diidentifikasikan, ditetapkan materialitas atas klien dan langsung dapat
dilakukan tes substantif dan detail transaksi. Tes substantif yang membutuhkan sample
ditentukan berdasarkan risiko yang ditetapkan di awal. Sedangkan tes pengendalian dilakukan
bersamaan dengan dilakukannya tes substantif dan tes detail. Hasil dari pengujian
pengendalian klien tidak serta merta mempengaruhi pengujian substantif dan pengujian detail
tersebut.
Pada audit atas AYDA, pengujian pengendalian disimpulkan efektif namun hal ini
tidak mempengaruhi prosedur pengujian substantif maupun pengujian detail atas AYDA. Pada
saat pemilihan sample atas AYDA yang harus dilihat keberadaan sertifikatnya, auditor KAP
OBSE menggunakan teknik pemilihan sample berdasarkan tabel yang ditentukan oleh DTT
dan wp khusus bernama Monetary Unit Sampling.
Tahap-tahap audit yang dilaksanakan oleh KAP OBSE sedikit berbeda dengan teori
yang dikemukakan Arens et al (2009). KAP OBSE mengacu kepada DTT Audit Approach
dalam melakukan auditnya yang dapat dikelompokkan menjadi 5 tahap utama yaitu dimulai
dengan Acceptance and continuance of client relationship, kemudian dilanjutkan dengan
perencanaan audit, diikuti oleh Audit designing, kemudian dilakukan Audit fieldwork, dan
terakhir ditutup dengan Completion and reporting. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh
Arens et al (2009) membagi tahap audit menjadi 4, yaitu Perencanaan dan Merancang
pendekatan audit dilanjutkan dengan Test of Control dan Substantive Test of Transaction;
kemudian melakukan prosedur analitis dan test of detail balances; dan terakhir menyelesaikan
audit dan menerbitkan laporan audit. Apabila dilihat lagi, kedua tahapan tersebut memiliki
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
17
kemiripan hanya pengelompokkan pengerjaannya saja sedikit berbeda, namun secara prinsip
kedua tahapan tersebut sama.
Analisis Temuan Audit atas AYDA Bank B
Pada tes substantif KAP OBSE yang dilakukan penulis, terdapat dua temuan utama
mengenai prosedur pembuatan wp AYDA dimana laporan appraisal Bank B terlihat tidak
dapat diandalkan. Selain itu banyak AYDA yang tidak jelas upaya penyelesaiannya dan
dokumentasi upaya penyelesaian hanya mencakup sebagian dari total AYDA. Hal ini menurut
penulis terjadi disebabkan kurang efektifnya pengendalian terhadap penyampaian laporan
appraisal dan upaya penyelesaian atas AYDA. Analisis temuan tersebut dapat dirangkumkan
dalam tabel 3.
Tabel 3. Tabel Temuan atas AYDA
AYDA dan Beban CKPN
No.
1
Existing
Regulasi
Risk Identified
Risk Responses
Banyak AYDA
Pasal 35 PBI No.
AYDA tidak
yang dinilai
14/15/PBI/ 2012:
diukur secara
pengendalian
tidak
Penetapan net
benar sesuai net
internal atas
menggunakan
realizable value
realizable value
penilai
KJPP
sebagaimana
independen
Independen dan
dimaksud pada ayat
AYDA di
laporan penilai
(1) wajib dilakukan
seluruh cabang
intern kurang
oleh penilai
dapat
independen, untuk
AYDA
diandalkan
AYDA dengan nilai
bernilai > Rp 5
Rp 5,000,000,000
Milyar
(lima milyar rupiah)
pastikan
atau lebih.
menggunakan
•
•
Tingkatkan
Untuk seluruh
KJPP
independen
2
Banyak AYDA Pasal 34 PBI No.
AYDA dicatat
Seluruh AYDA baik
yang tidak jelas 14/15/PBI/ 2012:
overstated
milik kantor pusat
upaya
karena Bank
dan cabang harus
(1) Bank wajib
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
18
(sambungan)
penyelesaiannya melakukan upaya
tidak lagi
dilakukan
dan
penyelesaian
memiliki kontrol
penyelesaian sesuai
dokumentasi
terhadap AYDA
dan hak atas aset
SOP
upaya
yang dimiliki.
yang tercatat
didokumentasikan
penyelesaian
(2) Bank wajib
hingga periode
secara
hanya
mendokumentasikan berakhir
selalu
mencakup
upaya penyelesaian
informasinya
sebagian
dari AYDA.
dan
baik
selama
total AYDA
upaya
serta
diperbarui
periode
berjalan
KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis atas kebijakan akuntansi, pengendalian internal, dan
prosedur audit atas AYDA Bank B, beberapa kesimpulan yang dapat ditarik antara lain:
a. Kebijakan akuntansi Bank B atas AYDA sebagian besar telah sesuai dengan PAPI
kecuali dalam hal pengelompokkan AYDA dalam Aset lain-lain. Sehingga, walaupun
tidak tertulis secara tersurat oleh Bank B di Kebijakan Akuntansi-nya, Bank B berarti
juga memperhatikan PAPI dalam menyusun kebijakan akuntansinya.
b. Perlu dicatat bahwa pengelompokkan Agunan Yang Diambil Alih sebagai aset Lainlain dalam laporan keuangan bertentangan dengan PAPI, namun dalam praktiknya
Bank Umum lain dengan auditor big four lain juga menyajikan AYDA dalam
komponen Aset Lain-lain.
c. Kekurangan dalam pengendalian internal atas AYDA pada Bank B adalah buku SOP
yang belum diperbarui termasuk buku pedoman kredit yang berkaitan dengan AYDA.
Hal ini berpotensi dilakukannya prosedur yang sudah tidak relevan lagi dengan
peraturan saat ini dan juga menimbulkan kebingungan dari karyawan dalam
melakukan prosedur dalam SOP, khususnya AYDA.
d. Kekurangan lain dari pengendalian internal adalah SOP mengenai AYDA masih
sangat umum. Khususnya untuk perlakuan akuntansi, belum ada prosedur khusus yang
menjelaskan bagaimana AYDA diakui, diukur, disajikan dan diungkapkan.
e. Kelebihan dari pengendalian internal AYDA adalah isi yang cukup mengakomodir
hal-hal yang diatur dalam PBI. Sebagian besar prosedur sejalan dengan PBI, namun
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
19
PBI yang digunakan masih PBI lama sebelum perubahan. Hal ini berkaitan dengan
poin c dimana SOP harus diperbarui termasuk dalam hal dasar acuan.
f. Prosedur audit KAP OBSE menggunakan pendekatan berbasis risiko yang sedikit
berbeda dengan teori audit Arens et al (2009) dimana prosedur audit dilakukan seperti
sebuah siklus.
g. Tahapan prosedur audit atas AYDA yang dilakukan KAP OBSE sejalan dengan teori.
h. Terdapat dua temuan mengenai AYDA yang ditemukan penulis saat magang, yaitu
laporan appraisal atas AYDA Bank B kurang dapat diandalkan dan terdapat banyak
AYDA yang belum jelas upaya penyelesaiannya.
Saran untuk KAP OBSE
Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama mengikuti program magang di KAP
OBSE, saran yang dapat penulis berikan antara lain:
a. Hendaknya KAP OBSE memperhatikan pembagian tugas saat prosedur audit
berlangsung. Tugas dan workload sebaiknya diperhatikan untuk disesuaikan
berdasarkan level karyawan agar didapatkan hasil pekerjaan sesuai yang diharapkan
b. Agar setiap karyawan baru termasuk peserta magang yang masuk di tengah-tengah
periode audit diberitahu lebih jelas mengenai tujuan audit dan lain-lain supaya
mengerti apa yang sebenarnya dikerjakan dan dapat menghasilkan pekerjaan yang
lebih maksimal.
c. Hendaknya KAP OBSE menambah jumlah staff untuk perikatan dengan Bank B
karena jumlah pekerjaan yang banyak dengan sumber daya sedikit seringkali
menghambat proses audit, sehingga didapat hasil yang kurang maksimal
d. Hendaknya untuk audit atas AYDA Bank B lebih diperhatikan lagi keandalan dari
laporan appraisal Bank B, termasuk untuk AYDA di atas Rp 5,000,000,000 agar
benar-benar didasarkan oleh laporan appraisal independen.
e. Hendaknya KAP OBSE lebih memperhatikan upaya penyelesaian atas seluruh AYDA
yang dimiliki oleh Bank B dan pastikan seluruh AYDA telah memiliki upaya
penyelesaian yang jelas.
Saran untuk Bank B
Saran yang dapat diberikan Penulis untuk Bank B terkait dengan AYDA antara lain:
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
20
a. SOP yang dimiliki Bank B sebaiknya segera diperbarui agar isi dari SOP tersebut
relevan dengan peraturan yang berlaku saat ini dan tidak menyebabkan kebingungan di
tengah-tengah karyawan yang menjalankannya.
b. Sebaiknya selain diatur dalam SOP Kredit, pengaturan pengendalian internal atas
AYDA dibuatkan juga dalam bentuk SOP akuntansi agar pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan atas AYDA lebih mudah diidentifikasi dan
mempermudah bagian akuntansi dalam mencatatnya.
c. Divisi entitas agar mempersiapkan semua laporan appraisal dan dokumentasi upaya
penyelesaian AYDA lebih baik lagi supaya siap saat auditor akan melakukan
pemeriksaan.
d. Agar ditingkatkan lagi pengendalian internal atas penyusunan laporan appraisal dan
upaya penyelesaian AYDA untuk seluruh cabang supaya ke depan tidak lagi
melanggar peraturan BI mengenai kepatuhan ini.
DAFTAR REFERENSI
Annual Report Bank B 2011 www.bank-b.co.id (situs disamarkan untuk kepentingan klien)
Arens, Alvin, Beasley, Elder, Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services an
Integrated Approach-An Indonesian Adaptation. Singapore: Prentice Hall.
Deloitte Company Profile 2011
http://www.deloitte.com/assets/DcomIndonesia/Local%20Assets/Documents/OBS%20Company%20profile%202011.pdf (diakses
2 Mei 2013)
Deloitte Touche Tohmatsu Limited Audit Approach Manual published: October 2009;
Modified: July 2010, September 2010, September 2012
Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/pbi_141512.htm (diakses 2 Mei 2013)
Siamat, Dahlan. (2005) Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan
ed 5. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008) Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia cetakan Desember 2008, Jakarta: Bank Indonesia
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
21
Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013
Download