Filsafat Pendidikan Oleh Fiqi Kurnia Rachman | 15105244011 | TP-B 2015 http://fiqirachman.blogs.uny.ac.id/ Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang pendidikan sampai ke akar-akarnya. Filsafat pendidikan pada dasarnya menjawab tiga permasalahan pokok pendidikan yaitu : 1. Apakah pendidikan itu? 2. Apa tujuan yang hendak ia capai? 3. Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan tujuan tersebut? Made Pidarta (2007:86) mengutip Zanti Arbi mengungkapkan tentang tujuan filsafat pendidikan sebagai berikut : Menginspirasikan; Menganalisis; Mengpreskriptifkan; Mengivestigasi. Maksud menginspirasi adalah memberikan inspirasi kepada para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof memaparkan idenya: Bagaimana pendidikan itu?, Kemana diarahkannya pendidikan itu?, Siapa saja yang patut menerima pendidikan?, Dan bagaiman cara mendidik dan peran pendidik?. Selanjutnya yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan adalah memeriksa secara teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat diketahui secara j jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan konsep pendidikan secara utuh tidak terjadi kerancuan, tumpang tindih, serta arah yang simpang siur. Memdeskriptifkan dalam filsafat pendidikan adalah upaya menjelaskan atau memberi pengarahan kepada pendidik melalui filsafat pendidikan. Yang dijelaskan dapat berupa hakikat manusia, aspek peserta didik yang perlu dikembangkan, batas-batas keterlibatan pendidik, arah dan target pendidikan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Maksud menginvestigasi adalah memeriksa atau meneliti kebenaran teori pendidikan. Pendidik tidak dibenarkan begitu saja mengambil suatu konsep atau teori pendidikan untuk dipraktekkan di lapangan. Senada dengan Made Pidarta, J.M. Daniel (1986:26) mengatakan bahwa filsafat memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Inspirasional, yaitu tujuan filsafat pendidikan yang menyatakan cita-cita utopia b agi pendidikan manusia, baik pendidikan formal maupun informal; 2. Analitik, yaitu menemukan dan menafsirkan makna dalam percakapan/bahasa d an praktek pendidikan; 3. Preskriptif, yaitu tujuan filsafat pendidikan memberikan panduan yang jelas dan epat bagi praktik pendidikan; 4. Investigasi, yaitu tujuan filsafat pendidikan menyelidiki kebijakan dan praktek p endidkan yang diadopsi. Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan: Filsafat Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler. Perenialisme mempunyai ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri itu adalah (Sadullah Uyoh,2004:23) : a) Perenialisme berakar pada tradisi filosofis klasik yang dikembangkan oleh plato, Aristoteles dan Santo Thomas Aquines. b) Sasaran pendidikan ialah kemampuan menguasai prinsip kenyataan, kebenaran dan nilainilai abadi dalam arti tak terikat oleh ruang dan waktu. c) Nilai bersifat tak berubah dan universal. Filsafat Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell. Menurut William C. Bagley ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut : a. b. c. d. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari upaya-upaya belajar awal yang memikkat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies mansia. Oleh karena kamampuan untunk kedisiplinan diri harus menjad tujuan pendidikan. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang pedidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teri lemah. Filsafat Pendidikan Realisme Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dn mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill Filsafat Pendidikan Materialisme Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach. Filsafat Pendidikan Pragmatisme Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich. ●Filsafat Pendidikan Progresivisme Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatugerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff. Ciri-ciri Utama Progresivisme 1. Pendidikan dianggap mampu merubah dalam arti membina kebudayaan baru yang dapat menyelamatkan manusia bagi masa depan. 2. Percaya bahwa manusia sebagai subyek yang memiliki kemampuan untuk menghadapi dunia dengan skill dan kekuatan mandiri. 3. Progress yang menjadi inti perhatiannya, maka ilmu pengetahuan yang dapat menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian-bagian utama dari kebudayaan, yaitu ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam. 4. Progresivisme adalah satu filsafat transisi antara dua konfigurasi kebudayaan yang besar. Progresivisme adalah rasionalisasi mayor daripada suatu kebudayaan yakni perubahan yang cepat dari pola-pola kebudayaan Barat yang diwarisi dan dicapai dari masa ke masa, ●Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg. ●Filsafat Pendidikan Idealisme Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali. Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/handout%20%20FILSAFAT,%20TEORI%20PEND%20&%20TEORI%20BELAJAR.pdf https://van88.wordpress.com/dasar-tujuan-dan-peranan-filsafat/ http://fskromli.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html