Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jawer Kotok

advertisement
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
dikenal memiliki keanekaragaman hayati.
Dari sekian juta tanaman yang dapat tumbuh
di Indonesia, banyak di antaranya yang
dimanfaatkan sebagai tanaman obat.
Masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu
telah mengenal dan menggunakan tumbuhan
obat
sebagai
salah
satu
upaya
penanggulangan
masalah
kesehatan.
Pengetahuan masyarakat mengenai obat
tradisional merupakan budaya bangsa
Indonesia secara turun-menurun. Tumbuhan
obat asli Indonesia pada kenyataannya
sampai saat ini masih banyak dipakai oleh
masyarakat dalam pengobatan berbagai jenis
penyakit. Adanya keanekaragaman sumber
hayati di Indonesia dapat dimanfaatkan
secara optimal sehingga dapat mengurangi
ketergantungan bahan baku obat-obatan dari
luar negeri dalam memenuhi kebutuhan obat
dalam negeri.
Bakteri patogen merupakan salah satu
penyebab penyakit pada manusia dan
makhluk hidup lainnya. Banyak usaha yang
telah dilakukan untuk melawan bakteribakteri patogen tersebut yaitu dengan
menemukan senyawa-senyawa kimia yang
mampu membunuh bakteri. Senyawasenyawa tersebut dikenal dengan nama
antibiotik. Antibiotik tersebut terdiri atas
antibiotik alami dan sintetika. Banyak yang
menyadari akan efek buruk antibiotik
sintesis jika digunakan sembarangan.
Antibiotik tidak hanya mematikan bakteri
patogen (yang menimbulkan penyakit) tetapi
juga bakteri-bakteri yang berguna bagi
tubuh. Meski demikian, minat masyarakat
untuk menggunakan antibiotik secara bebas
makin tinggi. Padahal alam telah
menyediakan senyawa pelawan bakteri
alternatif sebagai antibiotik yang terdapat
dalam tumbuhan. Tumbuhan tersebut selain
manjur juga mudah didapatkan di sekitar
kita.
Jawer kotok merupakan salah satu
tanaman yang dikenal sebagai tanaman obat.
Tumbuhan ini memiliki fungsi ganda, yaitu
selain sebagai tanaman hias juga sebagai
tanaman obat. Daun jawer kotok
mengandung minyak atsiri, antara lain
karvakrol yang bersifat antibiotik, eugenol
bersifat menghilangkan nyeri, etil salisilat
menghambat
iritasi.
Daunnya
juga
mengandung zat-zat alkaloida, mineral dan
sedikit lendir.
Beberapa
penelitian
menyebutkan
tanaman ini memiliki khasiat pengobatan
ambeien dan diabetes melitus. Masyarakat
sering menggunakan tanaman ini untuk
berbagai pengobatan misalnya diare,
pengobatan pasca melahirkan dan terlambat
datang bulan, demam, diare (sakit perut),
dan bisul. Namun penelitian secara ilmiah
tentang khasiat obat dari tanaman
ini
sebagai antibakteri belum dilakukan.
Penelitian ini akan mempelajari aktivitas
antibakteri dan Konsentrasi Hambat
Tumbuh Minimum (KHTM) dari filtrat daun
jawer kotok terhadap dua jenis bakteri yaitu
bakteri Gram positif (Staphylococcs aureus
dan Bacillus subtilis) dan bakteri Gram
negatif (Escherchia coli dan Pseudomonas
aeruginosa). Keempat jenis bakteri ini
merupakan
bakteri
yang
umumnya
menyebabkan penyakit pada masyarakat
seperti diare, penyakit kulit, dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan
informasi ilmiah tentang aktivitas antibakteri
dan konsentrasi hambat minimum ekstrak
daun jawer kotok terhadap pertumbuhan
bakteri.
Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak
daun jawer kotok memiliki senyawa aktif
yang bersifat antibakteri. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah mengenai potensi antibakteri filtrat
dan ekstrak daun jawer kotok. Selain itu
hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa tanaman ini mempunyai efek
antibakteri, sehingga dapat meningkatkan
nilai guna bagi tanaman tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Jawer Kotok (Coleus scutellarioides [L.]
Benth.)
Jawer kotok (Coleus scutellarioides [L.]
Benth.) (Gambar 1) umumnya ditanam di
pekarangan sebagai tanaman hias atau
tanaman obat. Herba yang berasal dari Asia
Tenggara ini ditemukan tumbuh liar pada
tempat-tempat yang lembab dan terbuka
seperti di pinggir selokan, pematang sawah,
atau di tepi jalan pedesaan pada ketinggian
1-1.300 di atas permukaan air laut (dpl).
Corak, bentuk, dan warna daun ini beraneka
ragam, tetapi yang berkhasiat obat adalah
daun yang berwarna merah kecoklatan
(Dalimartha 2000).
Download