Model Efek Latihan Fisik terhadap Dinamika

advertisement
RINGKASAN
NOERHAYATI ROFIAH. Model Efek Latihan Fisik terhadap Dinamika Glukosa
dan Insulin. Dibimbing oleh AGUS KARTONO dan IRMANSYAH.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan
manusia di dunia pada abad 21. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi
kenaikan penderita diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
21,3 juta penderita pada tahun 2030. Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya
sekresi insulin pankreas (tipe 1) atau muncul resistensi yang dikembangkan oleh
tubuh terhadap tindakan pengaturan glukosa dalam tubuh oleh insulin (tipe 2).
Untuk mencegah komplikasi penyakit DM dengan penyakit lain, penting untuk
selalu menjaga konsentrasi glukosa plasma dalam kisaran normal glikemia (70120 mg/dL). Efek jangka panjang dari diabetes yang disebabkan karena terjadi
hiperglikemia, yaitu konsentrasi glukosa plasma melebihi 120 mg/dL.
Hiperglikemia berkepanjangan dapat menyebabkan komplikasi dengan penyakit
lain, sehingga dapat menyebabkan penyakit ginjal, kebutaan, dan bahkan
kehilangan anggota tubuh. Begitupun dengan hipoglikemia, yaitu kadar glukosa
plasma di bawah 70 mg/dL. Hipoglikemia dapat menyebabkan pusing, koma, atau
bahkan kematian.
Latihan fisik yang teratur dapat mengurangi risiko serangan diabetes tipe 2
atau yang dikenal dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Efek perlindungan ini berhubungan dengan tingkat latihan fisik yang dilakukan
secara berkesinambungan. Latihan fisik meningkatkan pemanfaatan insulin oleh
sel tubuh. Pengaruh latihan fisik dalam model yang dibuat dibandingkan antara
orang yang menderita diabetes dengan subyek normal.
Model minimal dinamika glukosa dan insulin yang dibuat dalam penelitian
ini valid. Hasil simulasi model menunjukkan kesesuaian dengan data eksperimen.
Pada subyek normal yang melakukan latihan fisik dapat menurunkan kadar
glukosa darah, hal yang sama juga terjadi pada penderita diabetes. Penderita
diabetes yang melakukan aktivitas fisik dan tanpa dibantu dengan suntikan insulin
dengan kadar glukosa basal yang tinggi (di atas 140 mg/dL) akan turun di bawah
kadar glukosa orang normal yaitu 100 mg/dL, tetapi lama kelamaan kadar glukosa
basal akan kembali pada kadar glukosa semula, sedangkan penderita diabetes
yang melakukan aktivitas fisik dan dibantu dengan suntikan insulin dengan kadar
glukosa basal yang tinggi (di atas 140 mg/dL) akan turun sangat rendah, hingga
mencapai 50 mg/dL dan kadar glukosa basal awal lebih rendah daripada kadar
glukosa basal semula. Secara umum dari model ini dapat dijelaskan bahwa latihan
fisik dapat menurunkan kadar glukosa basal sementara setelah latihan, namun
lama-kelamaan akan naik kembali ke tingkat glukosa basal awal, sehingga untuk
menjaga agar glukosa darah tetap normal harus dilakukan olahraga yang teratur
dan dengan dibantu terapi insulin yang sesuai dengan kebutuhan penderita.
Kata kunci: latihan fisik, glukosa, insulin, model minimal, diabetes
Download