Ringkasan Khotbah - 21 Nov`10

advertisement
Ringkasan Khotbah - 21 Nov'10
Penghiburan bagi dan Respon dari Umat Tuhan
Yes.40:1-5
Ev. Bakti Anugrah, M.A.
Kita sedang memasuki satu masa penantian akan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus yang
disebut sebagai masa Advent. Meskipun kita tidak terlalu jelas kapan tanggal natal itu (bahkan
juga kemungkinan besar bukan bulan Desember), namun sebagai umat Tuhan yang sudah
ditebus adalah satu hal yang baik bagi kita untuk menyambut Raja-Nya.
Kita yang hidup di jaman sekarang mungkin tidak terlalu mengerti pergumulan apa yang dialami
oleh bangsa Israel sebagai umat Tuhan sampai mereka harus menerima penghiburan (ay.1).
Akan tetapi apabila kita membaca pasal 39:5-7 dan pasal 6:9-13 kita akan memperoleh
gambaran tentang kesukaran yang mereka terima sebagai umat Tuhan. Bangsa ini dibuang
Tuhan karena mereka menyembah berhala dan hatinya keras sehingga tidak mau bertobat
walaupun sudah menerima peringatan firman Tuhan dari nabi-nabinya, khususnya Yesaya
dalam konteks ini. Dari begitu banyak orang yang dipanggil menjadi umat Tuhan hanya sedikit
sekali yang dipilih (6:13). Dalam PB Tuhan Yesus mengatakan bahwa jalan yang lebar menuju
kebinasaan sedangkan jalan yang sempit menuju kehidupan.
G.F. Handel dalam mahakaryanya, oratorio Messiah, menggambarkan penghiburan ini dalam
repertoire “Comfort Ye” yang dinyanyikan dengan begitu indah dan menggugah oleh Anthony
Rolfe-Johnson (5 Nopember 1940 – 21 Juli 2010). Kata ‘hiburkanlah’ ini berbentuk jamak dan
diulangi sampai dua kali sebagai perintah Tuhan untuk disampaikan Yesus kepada umat yang
sedang berada dalam pembuangan. Bayangkanlah mereka tercabut dari tanah kampung
halamannya, tidak lagi bisa beribadah di Bait Suci kepada Tuhan (kalau jaman sekarang berarti
tidak bisa lagi ke gereja pada hari Minggu, ikut PD, STRIS, dan sebagainya), bahkan mungkin
harus terpisah dari anak, istri, orang tua dan sanak keluarga yang dikasihi, kehilangan identitas,
berada dalam pembuangan yang negerinya sama sekali asing bagi kita. Hal semacam ini
1/4
Ringkasan Khotbah - 21 Nov'10
mungkin sedikit memiliki kemiripan dengan apa yang dialami oleh para pengungsi bencana
alam seperti di Wasior, kepulauan Mentawai, dan Merapi. Dan masa pembuangan ini tidaklah
singkat, terjadi selama kurang lebih 70 tahun (atau sekitar 2 atau 3 generasi, satu generasi
dalam Alkitab sekitar 25-40 tahun).
Setiap orang yang menjadi anak Tuhan setelah percaya kepada Kristus tidak akan dihukum
lagi. Kematian Kristus di kayu salib telah menebus semua dosanya sebelum dan setelah ia
percaya sampai kedatangan-Nya yang kedua nanti. Tuhan tidak akan menghukum kita lagi
setelah kita percaya meskipun kita berbuat dosa lagi karena, seperti dikatakan seorang hamba
Tuhan, adalah tidak adil apabila Ia menuntut dua kali pembayaran untuk sesuatu yang sudah
dilunaskan Anak-Nya di kayu salib. Artinya konsekuensi dosa secara kekal, kematian dan
keterpisahan kita dari Allah, murka di neraka itu tidak akan kita alami lagi. Namun ini bukan
berarti tidak ada konsekuensi temporer akibat dosa kita.
Jangan berpikir saya sudah melayani Tuhan maka Tuhan pasti berkenan, padahal ada
dosa-dosa yang belum ditinggalkan. Kita yang sudah percaya selamat, namun bagaimana
dengan anak cucu kita? Apakah kita rela iman yang menyelamatkan kita tidak berlanjut pada
generasi berikutnya? Ini adalah pemikiran yang egois yang juga dimiliki oleh raja Hizkia
(Yes.39:8). Ingat saja Daud, seorang anak Tuhan yang sangat dikasihi-Nya, yang jatuh ke
dalam dosa yang begitu berat, Tuhan mengampuninya tetapi konsekuensi dosa yang
dilakukannya tetap harus ditanggungnya (2Sam.11:7-15). Namun tujuan Tuhan menghukum
atau mendisiplin anak-anak-Nya adalah supaya mereka tidak dihukum bersama-sama dengan
dunia (2Kor.11:32), selain itu juga karena kita yang percaya adalah sungguh anak-anak-Nya
maka pasti akan mendisiplin kita (Ibr.12:5-8). Akan tetapi setelah disiplin itu berakhir Tuhan
masih tetap mengasihi kita. dalam kasus Daud misalnya setelah anak pertamanya yang hasil
berjinah itu mati maka Tuhan kemudian membuat Batsyeba hamil lagi dan anak kedua yang
lahir itu diberi nama Salomo dan TUHAN mengasihi anak itu (2Sam.11:24, 25, nama Yedija
dalam bahasa Ibrani berarti dikasihi oleh TUHAN).
Setelah masa pembuangan yang begitu menyesakkan itu maka Tuhan memerintahkan Yesaya
sebagai nabi-Nya menghibur, menenangkan hati mereka dan menyerukan mereka bahwa
perhambaan mereka sudah berakhir, hukuman yang harus mereka tanggung karena kesalahan
itu sudah selesai (ay.2). Di sini kita melihat dua karakter Tuhan yang agung: Dia adalah
Mahaadil dan sekaligus Mahakasih. Keadilan-Nya tidak akan membiarkan umat Israel berbuat
dosa sesukanya dan menghukum mereka sedangkan kasih-Nya tetap mengampuni dan
menghibur mereka. Kedua hal inilah yang berpadu di atas kayu salib, kematian Kristus adalah
penghakiman Allah atas dosa manusia yang diwakilkan oleh-Nya karena kasih Allah demi
menebus dan mengampuni mereka.
2/4
Ringkasan Khotbah - 21 Nov'10
Sewaktu kita sedang mengalami kesulitan yang sangat berat apakah yang dapat menghibur
kita? Apakah kelegaan terbesar dalam hidup kita? Bukan alkohol, bukan seks, dan apapun
yang ditawarkan oleh dunia. Penghiburan sejati hanya berasal dari Tuhan. Akan tetapi apabila
umat Tuhan tidak mengerti akan hal ini maka mereka akan mencari hal yang lain. Sebelum kita
menyadari bahwa kita adalah pendosa terbesar maka kita tidak akan mencari kelegaan
terbesar itu. Jikalau tidak kita akan merasa OK OK saja padahal kita melakukan dosa yang
tidak berkenan kepada Tuhan. Jikalau demikian mungkin kita bukanlah umat Tuhan yang sejati.
Ay. 3-4 merupakan Firman yang didengar oleh oleh Yesaya. Ini seperti menyambut raja yang
pulang dari perang dengan membawa para tawanannya. Ini seperti meluruskan jalan bagi
Tuhan yang membawa tawanan-Nya, bangsa Israel, untuk pulang ke tanah perjanjian. Yang
kedua secara rohani hal ini juga dapat berarti bahwa Raja itu mau datang maka mari kita
mempersiapkan jalan baginya. Ratakan yang tinggi menjulang, luruskan yang berkelok-kelok,
timbun yang berlubang, dan haluskan jalan yang kasar. Jikalau kita mau sungguh-sungguh
menyambut Tuhan pada masa Advent ini maka bersihkan semua dosa yang ada di dalam hati
kita, cuci gudang, bersihkan, tutup semua lubang. Yang tinggi hati rendahkan, semua pikiran
yang kotor, dosa, dan lain-lain dibersihkan. Ini juga yang dinyanyikan di dalam lagu Every
Valley. Lagu ini dinyanyikan dengan ringan dan riang. Ini seperti mau mengajar kita bahwa
dalam melepaskan semua dosa kita untuk memberikan jalan bagi Tuhan harusnya hal itu
dilakukan dengan kerelaan, riang, dan ringan karena kita sedang mau menyambut Dia,
khususnya dalam masa penantian Natal ini.
Suara yang berseru-seru di padang gurun ini di kemudian hari adalah Yohanes Pembaptis
(Mat.3:1-3; Yoh. 1:19-23). Dialah yang membuka jalan bagi Tuhan Yesus Kristus. Maka di
pinggir sungai Yordan ia membaptis mereka dan mereka diminta untuk meluruskan jalan bagi
Raja Kemuliaan yang akan datang itu. Dia berkotbah dengan sangat keras agar bangsa Israel
bertobat dan dapat menyambut Tuhannya. Hal ini masih berlaku bagi kita sampai masa ini.
Memang kita mungkin bukan berada dalam pembuangan, akan tetapi kita semua memiliki
dosa-dosa yang harus dikeluarkan, dibereskan. Itu yang Tuhan minta bagi kita.
Ay.5 menyatakan bahwa setelah kita melakukan semua itu maka kemuliaan Tuhan akan
dinyatakan. Bukan hanya bangsa Israel tetapi seluruh umat manusia akan melihat kemuliaan itu
bersama-sama yang akan dinyatakan kepada mereka. Ini janji Tuhan. Frase “sungguh, TUHAN
sendiri telah mengatakannya” bentuknya mirip dengan perkatan Tuhan Yesus di Perjanjian
Baru “sesungguhnya Aku berkata kepadamu.” Berarti janji kemuliaan Tuhan akan dinyatakan ini
adalah sesuatu yang keseriusannya begitu tinggi. Jikalau kita memberikan jalan yang rata bagi
Tuhan untuk memimpin kita sebagai umat-Nya dan Dia sebagai Raja kita, maka kemuliaan-Nya
akan dinyatakan (Saya teringat lagu sekolah Minggu, “Dia Harus Semakin Bertambah” yang
sebetulnya adalah perkataan dari Yohanes Pembaptis. Kalimat terakhir lagu ini mengatakan
bahwa, “….bila Yesus ditinggikan dan salib-Nya dib’ritakan, pasti Dia menarik semua orang
3/4
Ringkasan Khotbah - 21 Nov'10
datang kepada-Nya s’karang”).
Kata TUHAN dalam ayat 5 ini adalah YHWH, Allah perjanjian. Artinya apabila Allah perjanjian
sendiri yang mengatakan hal ini adalah Allah yang setia, maka pasti Ia tidak akan berbohong
dan akan menggenapkan apa yang dikatakan-Nya. Ia yang telah memanggil bangsa Israel
keluar dari Mesir masuk ke tanah perjanjian, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan,
dosa, dan kematian masuk ke dalam terang, kekudusan, dan kehidupan. Dia yang membawa
kita keluar dari dosa dan memimpin hidup kita sebagai umat Tuhan dalam ikatan perjanjian
dengan-Nya.
Mari kita memperhatikan dalam hidup kita ada lembah apa yang harus ditimbun; gunung apa
yang harus diratakan; dan jalan berkelok-kelok apa yang harus diluruskan dalam hidup kita?
Yang tahu adalah Saudara secara pribadi dan Tuhan. Penghiburan apa yang kita cari? Tangisi
dosa kita habis-habisan dan luruskan semua jalan bagi Tuhan, maka seluruh kemuliaan Tuhan
akan dinyatakan secara bergulung-gulung. Dalam lagu And the Glory of the Lord menyatakan
bahwa semua orang harus melihat kemuliaan itu di dalam diri kita. (BA).
4/4
Download