Eleven Forum Community - SMA Negeri 11 Makassar

advertisement
Eleven Forum Community - SMA Negeri 11 Makassar
Generated: 29 October, 2017, 06:52
tato bagi suku dayak
Posted by ulfa nurfatimah - 10 Oct 2011 16:11
_____________________________________
Masyarakat subsuku Dayak Iban memiliki tradisi menato tubuh mereka. Selain menjadi ciri khas, tato
adalah simbol keberanian masyarakat Iban. Lihatlah Klaudis Kudi (74), salah seorang generasi tua
Dayak Iban, yang hampir sekujur tubuhnya berhiaskan tato. Dulu, simbol keberanian. Kini, bermakna
kenangan.
Menato tubuh adalah tradisi nenek moyang kami. Saat perang suku, tato menjadi semacam tanda
pengenal,î kata Kudi. Ia adalah tetua adat Dayak Iban di Kampung Sungai Utik, Desa Batu Lintang,
Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Selain Kudi, di Sungai Utik ada Antonius Kidau (73) dan Bandi (81) yang memiliki tato hampir di
seluruh tubuhnya. Kudi dan Kidau menato tubuhnya saat sama-sama merantau ke beberapa tempat di
Sarawak mulai sekitar tahun 1970. Bandi juga menato tubuhnya saat merantau ke Miri, Sarawak, tahun
1959.
Kidau mengatakan, dulu tato dibuat menggunakan alat sederhana, yakni jarum-jarum yang disatukan.
îGoresan bergaris hanya perlu satu jarum, tetapi untuk gambar yang memiliki bidang luas perlu
sedikitnya 12 jarum yang disatukan dan ujungnya dibatasi dengan benang,î katanya.
Batas benang itu dipakai untuk membatasi seberapa dalam jarum akan masuk ke kulit. Jarum-jarum
yang sudah dicelupkan ke pewarna akan dipukul- pukulkan perlahan ke bidang kulit yang hendak ditato.
"Kami masih menggunakan pewarna tato yang dibuat dari jelaga lampu minyak yang dicampur
dengan air tebu", kata Kidau. Untuk membuat tato, mereka perlu mengumpulkan jelaga yang
sengaja mereka buat dengan menaruh seng di atas lampu minyak. Jelaga akan terkumpul di seng yang
langsung terkena api dari lampu minyak.
Air tebu bercampur jelaga masih harus dikeringkan selama beberapa hari hingga menjadi kristal.
Kristal hitam itu kemudian dicairkan lagi saat hendak dipakai. Luka yang dihasilkan dari jarum-jarum itu
akan menjadi koreng dan ketika koreng sudah sembuh tertinggallah warna hitam sesuai pola yang
digambar saat menato.
"Pertama kali ditato, badan demam selama beberapa hari. Setelah itu, setiap kali ditato masih
tetap terasa sakit, tetapi tidak demam lagi. Yang paling sakit adalah tato di rusuk dan leher karena
kulitnya tipis dan terasa sampai ke tulang. Tato penuh satu badan ini tidak dibuat dalam sekali menato,
1/3
Eleven Forum Community - SMA Negeri 11 Makassar
Generated: 29 October, 2017, 06:52
tetapi belasan kali," ujar Kudi menunjukkan tato di tubuhnya.
Tato juga umumnya dimiliki oleh para lelaki Iban saat ini, tetapi tidak sebanyak yang dimiliki oleh
generasi tuanya. Kepala Desa Batu Lintang Raymundus Remang (46) mengatakan, menato tubuh juga
memerlukan nyali karena dulu alat tato masih tradisional. "Generasi setelah saya ada juga yang
masih punya tato, tetapi sudah menggunakan mesin sehingga tidak sesakit menggunakan tato
tradisional," kata Remang.
KOMPAS/A HANDOKO
Rumah Betang Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat pada awal September lalu. Masyarakat Iban seperti halnya sub suku Dayak lainnya di
Kalimantan Barat, memiliki tradisi hidup komunal di rumah betang atau rumah panjang.
Pergeseran makna
Pada masa lalu, tato adalah alat identifikasi paling mudah bagi masyarakat Iban. Saat perang suku,
tato itulah yang digunakan oleh masyarakat Iban untuk mengenali siapa lawan dan siapa kawan
mereka.
JU Lontaan dalam Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat (1975: Pemda TK I
Kalbar) menyebutkan, selain menjadi hiasan badan, tato pada masa lalu merupakan tanda bahwa
seseorang telah berbuat sesuatu. " Pada pria, misalnya sudah membunuh (mengayau saat perang
suku) atau menolong orang,"begitu Lontaan mendeskripsikan tato.
Setelah masa perang suku dan mengayau (memenggal kepala musuh saat perang suku) berakhir
melalui Perjanjian Damai Tumbang Anoi Tahun 1894 di Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah, makna tato
mulai bergeser. Dari semula menjadi identitas dan tanda setelah mengayau, tato lalu menjadi tanda bagi
seseorang yang merantau.
"Setelah perang suku tak ada lagi, tato dibuat untuk mengingat tempat-tempat perantauan
karena zaman itu tidak semua orang berani keluar meninggalkan tempat tinggalnya," kata Kudi.
Walaupun dipakai untuk mengingat tempat-tempat istimewa yang pernah dikunjungi oleh setiap
masyarakat Iban, gambar atau bentuk tato ternyata bukan gambaran tempat yang mereka kunjungi.
Gambar tato yang dipakai oleh komunitas Iban justru umumnya sama.
2/3
Eleven Forum Community - SMA Negeri 11 Makassar
Generated: 29 October, 2017, 06:52
Kidau mengatakan, ada beberapa bentuk tato yang umum dipakai masyarakat, merujuk pada tato
yang dipakai oleh nenek moyang orang Iban. Gambar tato yang banyak dipakai masyarakat Iban itu di
antaranya ukir degug, kalapah, bilun, ketam itit, dan bunga terung. Ukir degug adalah simbol identitas
masyarakat Dayak Iban yang ada di leher depan. Bentuknya bulat memanjang dari leher bawah hingga
di bawah dagu.
Kalapah dan bilun adalah simbolisasi berbentuk manusia. Kalapah biasanya ditato di paha,
sementara bilun di betis.
Ketam itit adalah gambaran kepiting yang sedang menjepit, umumnya berupa gambar kembar di
punggung kiri dan kanan. Serupa dengan ketam itit, bunga terung juga merupakan gambar kembar di
antara atas dada dan pundak kanan kiri.
KOMPAS/NOVAN
Remang mengatakan, kalangan wanita dari generasi tua Iban ada juga yang memiliki tato, tetapi
umumnya ada di belakang telapak tangan dan jari. "Pada masa lalu, tato itu menjadi semacam
simbol bahwa seorang perempuan sudah memiliki keahlian menganyam dan siap menikah. Sekarang
sudah jarang wanita yang bertato," katanya.
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalbar Sujarni Alloy mengatakan, saat ini belum ada sensus
khusus terhadap populasi setiap subsuku Dayak di Kalbar. Namun, ia memperkirakan jumlah populasi
masyarakat Dayak Iban ada 12.000 jiwa. Mereka adalah subsuku Dayak dengan populasi terbanyak
ketiga di Kalbar.
Alloy menambahkan, Iban adalah satu dari 186 subsuku Dayak di Kalbar. "Kalau dibedakan dari
linguistik, suku Dayak di Kalbar terbagi dalam sekitar 300 kelompok," katanya.
Sebagian generasi muda Iban masih ada yang mempertahankan seni tato itu. Namun, umumnya
tertoreh di tangan dan jumlahnya tidak sebanyak generasi tua.
============================================================================
3/3
Download