November - Desember 2011 GENEFLASH Another personalized info Picture was taken by Iffat Lamya Jenie (courtesy of dr. Boy Abidin, Sp.OG) GENEFLASH Official newsletter of KalGen Laboratory Advisory Board Kanker Serviks Detect early, save lives! By Hera Noviana Prof I Made Nasar SpPA Prof Santoso Cornain DSc Editorial Board Ahmad R. Utomo PhD dr Virgi Saputra DR Hera Noviana Managing Editor Maria Melissa Kartawinata Staff Writers Farid Sastranagara Najmiatul Masykura Riris L.Puspitasari Dini Budhiarko Iffat L. Jenie Teguh Pribadi Putra Retno Setyaningsih Advertisement Mulyono Nano Yulia Contact us Phone: 02170381283 Email: [email protected] 1 Kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian kedua terbesar pada wanita di dunia yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Di Indonesia, kanker ini menempati pula urutan kedua penyebab kematian pada wanita dengan angka insiden 25-40 per 100.000 wanita per tahun. Walaupun memiliki tingkat kematian yang tinggi, kanker serviks dapat dideteksi sangat dini melalui pemeriksaan rutin terstandar. Saat ini, deteksi dini kanker serviks yang ideal adalah dengan pemeriksaan Papanicolaou (dikenal dengan sitologi Pap smear), baik secara sitologi konvensional maupun berbasis cairan, yang dikombinasikan dengan tes g e n o t i p e H P V. M e n u r u t NCCN Guidelines ver1.2011 Cervical Cancer Screening, deteksi dini kanker serviks dengan sitologi Pap smear dimulai saat wanita berumur 21 sampai 29 tahun dengan frekuensi pemeriksaan setiap 2 tahun. Bagi wanita umur 30 tahun atau lebih, selain sitologi, juga disarankan melakukan pemeriksaan HPV DNA. Apabila hasil negatif untuk pemeriksaan sitologi dan HPV DNA, maka pemeriksaan dilakukan kembali setelah 3 tahun. Hasil penelitian di tiga kota di Indonesia (Jakarta, Tasikmalaya, dan Bali) tahun 2004-2006 dengan total 2686 sampel, wanita menikah dan cerai, menunjukkan prevalensi HPV tipe high risk yaitu HPV 52 (23,2%), HPV 16 (18%), HPV 18 (16,1%), dan HPV 39 (11,8%)3. Sedangkan, hasil analisis di KalGen Laboratory menunjukkan dari total 54 sampel, sebanyak 3 sampel positif HPV tipe high risk (5,6%), yaitu tipe 51, 68 dan 16, serta diperoleh 1 sampel positif HPV 44 (low risk). Penatalaksanaan deteksi dini kanker serviks melalui sitologi Pap smear bersama dengan pemeriksaan HPV harus menjadi prioritas bagi setiap wanita supaya resiko kematian akibat kanker serviks dapat dicegah. 1. Woodman et al., 2007. Nat Rev. 7: 11-22 2 . Ta m b u n a n e t a l . 2 0 0 7 . Biotechnology. 6(1): 93-96 GENEFLASH November - Desember 2011 WHOSAYS Prof. DR. Dr. Andrijono, Sp.OG (K) By Virgi Saputra Ditemui di meja kerjanya di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Kebidanan dan Kandungan di RSCM, Prof. Andri (sapaan beliau) menyambut tim GENEFLASH dengan ramah. Walaupun sudah ”Pemeriksaan papsmear memiliki menjadi Guru Besar tahun sensitivitas rendah tapi spesifisitas 2010, beliau tidak berhenti tinggi, sedangkan pemeriksaan belajar, tiap hari beliau HPV DNA memiliki sensitivitas selalu mengupdate tinggi (97%) tapi spesifisitas pengetahuan melalui rendah. Oleh karena itu dianjurkan internet, terutama yang pemeriksaan keduanya sekaligus berkaitan dengan bidang agar sensitivitas dan spesifisitas onkologi. Ketika ditanya tinggi,” apa yang membuatnya memilih subspesialisasi onkologi ginekologi, beliau dapat menjangkau banyak wanita mengatakan karena tantangannya besar hingga ke daerah terpencil. Anjuran dalam menghadapi kanker ginekologi di HOGI (Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, dimulai dari pencegahan, Indonesia) adalah melakukan IVA setiap deteksi dini, diagnosa, sampai kali membuka vagina. Praktisi kesehatan manajemennya. seperti dokter dan bidan juga harus Sebut saja, kanker leher rahim atau proaktif menanyakan pasien kapan serviks yang merupakan kanker terakhir papsmear dan menganjurkan ginekologi nomor satu di Indonesia. papsmear teratur. Kanker serviks adalah kanker yang Mengenai sensitivitas pemeriksaan, dapat dicegah, tapi 70% dari penderita beliau mengatakan papsmear kanker ditemukan sudah stadium lanjut. konvensional dan IVA memiliki Menurutnya, semua jajaran harus peduli sensitivitas 60–70%. ”Disinilah pentingnya dalam deteksi dini kanker leher rahim. pemeriksaan HPV DNA,” katanya. Pemerintah harus mendukung program ”Pemeriksaan papsmear memiliki sensitivitas deteksi dini sederhana dengan IVA rendah tapi spesifisitas tinggi, sedangkan (Inspeksi Visual Asam asetat) sehingga pemeriksaan HPV DNA memiliki sensitivitas tinggi (97%) tapi spesifisitas rendah. Oleh karena itu dianjurkan pemeriksaan keduanya sekaligus agar sensitivitas dan spesifisitas tinggi,” tambahnya. Ia juga menyebutkan sitologi berbasis cairan meningkatkan sensitivitas sekitar 10% sehingga pemeriksaan HPV tetap diperlukan. Apabila hasil pemeriksaan HPV positif, sebaiknya dilakukan kolposkopi walaupun pemeriksaan sitologinya negatif karena sensitivitas sitologi relatif rendah. Sebaliknya, apabila pemeriksaan sitologi positif lebih baik periksa HPV dulu apabila negatif maka berarti hasil sitologi positif palsu, tapi apabila positif, baru diperiksa kolposkopi. Bagaimana bila menghadapi infeksi HPV yang positif untuk jenis high risk (onkogenik) tapi hasil kolposkopinya masih bagus? Minta pasien untuk memeriksa 6 bulan sekali hingga 2 tahun untuk melihat apakah infeksi HPV-nya persisten. ”Nah disinilah pentingnya HPV genotyping! Kita baru bisa katakan persisten apabila subtipe yang menginfeksi adalah jenis yang sama selama 2 tahun,” katanya. Mengapa 2 tahun? Karena 75% infeksi HPV regresi dalam 2 tahun menurut beliau. Ayah dari 2 anak dan kakek dari 2 cucu ini berharap dengan sosialisasi terus menerus diharapkan dokter-dokter kandungan mendapatkan pemahaman yang benar dalam deteksi dini kanker serviks ini agar insiden kanker ini menurun di Indonesia. Untuk KalGen pesan beliau adalah beri tes dengan harga terjangkau agar semakin banyak orang mendapatkan manfaatnya. Terima kasih Prof ! LABNOTES By Maria Melissa Kartawinata Tak terasa GENEFLASH telah memasuki edisi ketiga di bulan ini. Untuk edisi kali ini, tim GENEFLASH memfokuskan diri pada topik mengenai kanker leher rahim atau yang lebih umum dikenal dengan nama kanker serviks. Walaupun tergolong kanker dengan tingkat kematian yang cukup tinggi, kanker serviks ini sebenarnya dapat dicegah melalui program deteksi dini menggunakan pemeriksaan sitologi ataupun pemeriksaan HPV. Edukasi dan informasi yang kurang mengakibatkan masih banyaknya wanita di Indonesia yang tidak memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan leher rahimnya. KalGen Laboratory pun mengeluarkan inovasi terbaru yaitu pemeriksaan untuk kanker serviks dengan sitologi berbasis cairan (Liquid based Cytology/LBC) dan pemeriksaan genotyping HPV DNA. Diharapkan pemeriksaan-pemeriksaan ini dapat membuat para wanita di Indonesia lebih terbantu dalam menjaga kesehatan leher rahimnya. Melalui edisi ini, dari tim GENEFLASH mengharapkan pula supaya pembaca memperoleh informasi yang tepat mengenai pentingnya melakukan deteksi dini kanker serviks. Karena sesuai moto pemeriksaan kanker serviks kami, Detect early, save lives! Selamat membaca! 2 KalGen Laboratory proudly presents new tests for early detection of cervical cancer, Liquid based Cytology (LBC) and HPV DNA genotyping. Please contact our sales representatives for further information. KalGen Laboratory GENEFLASH November - Desember 2011 HOTNEWS Dukungan Dana untuk Vaksin Kanker Serviks By Farid Sastra Nagara The Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), salah satu lembaga internasional yang bergerak dalam bidang imunisasi telah menyetujui untuk mendukung dana program pemberian vaksin kanker serviks kepada negara-negara berkembang dengan harapan untuk menawarkan perlindungan terhadap penyakit yang membunuh seorang wanita setiap dua menit ini. 90% dari 275000 kematian akibat kanker serviks terjadi pada negara-negara berkembang setiap tahunnya. Angka ini dapat dihindari pada negara-negara maju dikarenakan deteksi dini kanker serviks umum dilakukan. Nina Schwalbe, direktur pengelola kebijakan dan kinerja mengatakan bahwa pembicaraan dengan pembuat dua vaksin HPV yang telah diakui dunia, Merck & Co, Inc dan GlaxoSmithKline Plc (GSK) sedang berlangsung. "Bagi perempuan di negara berkembang ini adalah satu-satunya pilihan," kata Schwalbe dalam sebuah wawancara telepon dari Bangladesh, di mana dalam pertemuan tersebut, dewan GAVI memberi lampu hijau untuk inisiasi program ini. "Pengenalan vaksin HPV merupakan terobosan medis yang sangat berharga bagi masyarakat, namun sampai saat ini vaksin ini hanya tersedia bagi perempuan-perempuan yang tinggal di negara maju", lanjutnya. GAVI menyatakan bahwa keputusan vaksinasi HPV ini menandai sebuah langkah perubahan, karena hingga saat ini vaksinasi hanya difokuskan pada bayi. Negara-negara berkembang dapat memulai dan menjalankan vaksinasi ini pada tahun 2013, seperti Rwanda dan Vietnam yang telah melakukan program percontohan sebelumnya. Merck sebagai produsen obat-obatan dari Amerika telah meyatakan bahwa tahun ini pihaknya akan menawarkan GAVI suntikan Gardasil pada harga diskon sebesar $5 per dosis, menyiratkan biaya $15 untuk tiga dosis yang biasa dilakukan dalam vaksinasi ini. Schwalbe menggambarkan ini sebagai penawaran awal yang baik. Tindakan GAVI untuk menutupi kesenjangan masyarakat dalam akses vaksinasi HPV ini disambut baik oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang juga memuji rencana lain dari lembaga ini yang berbasis di Jenewa untuk menawarkan pendanaan untuk vaksin terhadap virus rubella. HEALTHYTIPS Tips Mencegah Kanker Serviks By Retno Setyaningsih Kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat dicegah dan dihindari apabila para wanita menerapkan pola hidup yang tepat. Berganti pasangan seksual lebih dari satu dan berhubungan seks dibawah usia 20 adalah hal yang harus dihindari karena secara fisiologis, seluruh organ intim dan yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun. Bagi wanita yang aktif secara seksual atau sudah pernah berhubungan seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaan HPV. Sedangkan, bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks atau anak-anak yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV yang saat ini sudah umum beredar. Vaksin HPV tipe duplet dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 dan dapat diberikan mulai dari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat (berolahraga) merupakan hal yang mutlak dilakukan karena dengan berolahraga maka tubuh akan banyak mengeluarkan keringat sehingga metabolisme tubuh tetap terjaga. Kurangilah makanan yang mengandung kolesterol dan lemak karena mereka dapat menghasilkan energi yang nantinya akan menghasilkan minyak atau keringat pada bagian intim Anda. 3 Jika Anda sudah terjangkit, berbagai pengobatan kanker serviks dapat dilakukan antara lain dengan pembedahan (pengangkatan leher rahim, indung telur dan seluruh jaringan ! di sekitarnya), radioterapi dan kemoterapi. Tingkat keberhasilan pengobatan ini tentunya tergantung dari tingkatan kanker serviks yang dialami oleh sang pasien itu sendiri. Karenanya, jalanilah pola hidup yang sehat dan lakukan pemeriksaan secara berkala sehingga terhindar dari kanker serviks ini. GENEFLASH November - Desember 2011 EVENTSPOTLIGHT PRA PIT POGI 3–4 Juli 2011 Oleh HOGI By Virgi Saputra Bertempat di Hotel Shangri-La Jakarta, dilangsungkan Pertemuan Ilmiah Tahunan Persatuan Dokter Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Seperti biasanya, kegiatan ilmiah Pra PIT POGI diadakan dan kali ini kami menyorot Pra PIT POGI yang diselenggarakan oleh HOGI (Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia). Pada hari Minggu tanggal 3 Juli 2011, HOGI menyelenggarakan Lokakarya bertema Pencegahan Kanker Serviks di Indonesia yang mengundang POGI dari berbagai cabang untuk mempresentasikan laporannya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari lokakarya di tahun-tahun sebelumnya. Tujuan dari acara ini adalah menetapkan strategi POGI dan HOGI dalam mendukung program nasional. Dalam kegiatan ini juga dibicarakan kebijakan nasional dan program pencegahan kanker serviks termasuk pelatihan mahir IVA dan peran vaksin HPV pada kanker serviks. Paralel di hotel yang sama di ruang berbeda dilangsungkan juga Workshop Managemen Lesi Pra Kanker yang juga diselenggarakan oleh HOGI. Acara ini berlangsung 2 hari yaitu dari tanggal 3–4 Juli 2011 dan dihadiri oleh sekitar 50 peserta. Dalam acara ini dibahas mengenai penanganan lesi pra kanker mulai dari kolposkopi, cryotherapy, LEEP, dan konisasi. Tes HPV genotyping membantu meningkatkan sensitivitas pemeriksaan sitologi dan dengan deteksi yang lebih dini maka manajemen akan lebih terarah Wong Yong Wee Sebagai sponsor dalam 2 kegiatan Pra PIT POGI ini KalGen (Kalbe Genomics) juga mendatangkan pembicara dari DNA LAB Malaysia Wong Yong Wee, PhD yang membawakan tema Liquid based Cytology and HPV DNA Genotyping for Cervical Cancer Screening and Prevention. Dr. Wong selaku Chief Scientific Officer DNA Laboratories Sdn Bhd membagikan pengalamannya di Malaysia. DNA LAB telah melakukan pemeriksaan HPV terhadap sekitar 7000 sampel selama 3 tahun dan menemukan bahwa subtipe resiko tinggi terbanyak adalah subtipe 52, 16, dan 58. Menurutnya tes HPV genotyping membantu meningkatkan sensitivitas pemeriksaan sitologi dan dengan deteksi yang lebih dini maka manajemen akan lebih terarah. Sebagai penutup, pemeriksaan skrining yang bertujuan untuk deteksi ini hendaknya berjalan beriringan dengan program vaksinasi dalam memberantas kanker serviks di Indonesia. *Please contact our sales representatives for further information at +62-21-70381283 BREAKTIME 4