BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan ANALISIS KINERJA KARYAWAN PADA PT. SURYATAMA KARTIKA ADYA SEMARANG Sofyan Surya Rochmawan1 [email protected] PT. Suryatama Kartika Adya Semarang Tukijan2 [email protected] Dosen STIE Dharmaputra Semarang ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Co.Ltd Semarang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian penjualan pada PT. Suryatama Kartika Adya Co.Ltd Semarang yang berjumlah 108 orang. Sampel yang diambil seluruh anggota populasi dan metode yang digunakan adalah sensus. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja terbukti, budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja terbukti, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti, komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti, budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti. Hasil uji Sobel menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi terbukti, bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi terbukti. Kata kunci : Komunikasi, budaya organisasi, kepuasan kerja, kinerja karyawan ABSTRACT The research aims to analyze officer job performance at PT. Suryatama Kartika Adya Semarang. Population from this research entre officers in Suryatama Kartika Adya Co. Ltd. Semarang that numbers 108 person. In this research total sample taken entire population members with census method. Data analysis method that used in this research path analysis. Hypothesis testing result shows that communication influent positive towards job satisfaction proved, organizational culture influent towards job satisfaction proved, job satisfaction influent positive towards officer job performance proved, communication influent positive towards officer job performance proved, positive influential organizational culture towards officer job performance proved. Sobel testing result shows that communication influential towards officer job performance with job satisfaction as intervening variable, organizational culture influential towards officer job performance with achievement job satisfaction as intervening variable. Keyword: Communication, organizational culture, job satisfaction, officer job performance Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 173 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan Latar Belakang Semakin tajam persaingan pada era globalisasi sekarang ini menuntut perusahaan untuk selalu menyesuaikan strateginya dengan perubahan yang terjadi agar tetap bisa bertahan hidup. Fenomena tersebut mengimplikasikan bahwa praktek dan kebijakan manajemen sumber daya manusia dapat memainkan peran penting dalam mendorong karyawan untuk meningkatkan kontribusinya bagi peningkatan kinerja perusahaan. Peran dan kontribusi tersebut adalah dengan menampilkan kinerja yang optimal sehingga akan dapat menunjang keunggulan perusahaan di dalam persaingan dengan perusahaan lain. Kinerja adalah suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang (individu) atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode tertentu (Robbins, 2007). Berbagai faktor dapat menentukan kinerja karyawan salah satunya adalah kepuasan kerja. Handoko (2001) menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil kerja. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya komunikasi dan budaya organisasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi yang telah tertata dengan baik akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, mengurangi kesewenangan dan memperoleh kedudukan yang sama dalam suatu hubungan (Anderson, 2006). Adapun budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan (Bliss, 1999). Penelitian mengenai kepuasan kerja dan kinerja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Rizka (2005) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPK Pratama Mulia di Surakarta. Kemudian Widyarini (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara. Selanjutnya hasil penelitian Maryani dan Supomo (2001) menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. Judge et al (2001) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan . Hasil penelitian Suharti (2003) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Pati. Kemudian Ogbonna & Harris (2000) dalam peneltiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di negara Inggris. Sedangkan Chen dalam peneltiannya menunjukkan bahwa budaya Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 174 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan kecil dan menengah di Taiwan. Permasalahan yang berkaitan dengan kinerja dihadapi banyak perusahaan tak terkecuali PT. Suryatama Kartika Adya Semarang perusahaan yang bergerak di bidang logistik menyangkut custom clearance , handling export & import, trucking dan freight forwarding. Perusahaan saat ini sedang mengalami penurunan omzet atau volume penjualan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dapat diketahui dari data yang nampak pada tabel berikut ini. Tabel 1 Perkembangan Volume Penjualan Jasa Pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang (Tahun 2014-2015) Sumber : PT.Suryatama Kartika Adya Semarang, 2015 Tabel di atas menunjukkan bahwa omzet atau volume penjualan jasa pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang mengalami kenaikan dan penurunan pada 4 semester di atas (selama 2 tahun) , hal ini ditunjukkan dengan volume penjualan di tahun 2014 semester II, tahun 2015 semester I dan II secara berturut-turut menurun pertumbuhannya 4,29%, 3,79% dan 4,48% . Perubahan atau penurunan di dua semester terakhir tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor kurangnya komunikasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja. Adanya kondisi di atas maka penelitian ini akan mengkaji fakor-faktor yang berkaitan dengan kinerja yaitu kepuasan kerja, komunikasi dan budaya organisasi dengan obyek penelitian pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang. Sehingga judul penelitian yang dipilih adalah : “Pengaruh Komunikasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang)” Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diketahui bahwa terdapat permasalahan yang berkaitan dengan kinerja pelayanan pada perusahaan PT. Suryatama Kartika Adya Semarang. Selain itu research gap penelitian Ogbonna & Harris (2000) dengan penelitian Chen Sehingga permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut; 1). Apakah komunikasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, 2). apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, 3). apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, 4). apakah komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, 5).apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, 6). apakah komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, 7). apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 175 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan mediasi. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang ini adalah ingin ; 1). menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja, 2). menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, 3). menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, 4). menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan, 5). menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, 6). menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, 7). menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah ; 1).Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan PT. Suryatama Kartika Adya Semarang dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan; 2). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan referensi yang bagi penelitian di masa yang akan datang. Telaah Pustaka 1. Komunikasi Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Pengertian perpindahan tersebut melibatkan lebih sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentru (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses penukaran informasi (Handoko, 2001). Komunikasi memegang peranan yang penting dalam hubungan antar fungsi dalam setiap organisasi. Komunikasi yang telah tertata dengan baik akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, mengurangi kesewenangan dan memperoleh kedudukan yang sama dalam suatu hubungan. Selain itu, komunikasi dapat dipandang sebagai sebuah proses yang digunakan untuk melakukan transfer informasi antara pihak-pihak yang melakukan komunikasi (Anderson, 2006). Komunikasi dapat diartikan sebagai sarana formal atau informal yang digunakan dalam berbagai informasi yang bermanfaat dan tepat waktu antara satu pihak dengan pihak lainnya.Pengukuran kualitas komunikasi dapat diketahui dari beberap aspek yaitu profesionalisme, kesamaan, spontanitas, orientasi dan penjelasan (Sriussadaporn dalam Mas’ud, 2004). Profesionalisme merujuk pada kekuasaan karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Kesamaan menunjukkan perlakuan pemimpin yang tidak berat sebelah terhadap seluruh karyawannya. Spontanitas merujuk pada kesempatan karyawanan untuk mengemukakan pendapat secara jujur tanpa tekanan dari pemimpin. Orientasi masalah menunjukkan bahwa pemeimpin Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 176 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan memberikan arahan yang jelas tentang kebijakan organisasi. Penjelasan (deskripsi) menunjukkan bahwa dalam menjelaskan permasalahan organisasi, pemimpin selalu bersikap objektif tanpa bias pribadi. 2. Budaya Organisasi Seseorang dalam kehidupan sehari-hari tidak akan melepas dari lingkunganya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenaranya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya. Hofstede (1986) dalam Sopiah (2008) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam lingkungannya. Menurut Beach (1993) dalam Sopiah (2008), kebudayaan merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti aktivitas memberi perintah dan larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur perilaku anggota. Jadi budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk menjalankan aktivitas organisasi. Pada dasarnya budaya organisasi dalam perusahaan merupakan alat untuk mempersatukan setiap individu yang melakukan aktivitas secara bersamasama. Bliss (1999) mengatakan bahwa didalam budaya terdapat kesepakatan yang mengacu pada suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh anggota organisasi dalam membedakan organisasi yang satu dengan yang lainnya. Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organsasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber-sumber daya yang ada sebagai stimulus seseorang bertindak. Kartono (2004) mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok-kelompok kerja dari stratifikasi kelas sosial asala buruh/pegawai, dari sumber-sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis perusahaan sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur dan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 177 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan manajer-manajer yang melatarbelakangi iklim kultur buruh-buruh dalan kelompok kecil-kecil yang informal. Robbins (2007) menyatakan bahwa untuk mengukur budaya organisasi terdapat 7 indikator yang penting terhadap budaya organisasi, yaitu inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap datail (rincian ), orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan dan kemantapan. 3. Kepuasan Kerja Individu menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan organisasi, iamempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaannya yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina, sedangkan sikap-sikap negatif hendaknya dihindarkan sedini mungkin. Sikap-sikap karyawan yang meliputi kepuasan kerja, stres, dan frustasi ditimbulkan oleh pekerjaan, peralatan, lingkungan, kebutuhan, dan sebagainya. Menurut Smith dalam Triton PB (2009), kepuasan kerja sebagai perasaan para karyawan tentang pekerjaannya secara umum. Berbagai studi menunjukkan hubungan kepuasan kerja, dengan tingkat turnover dan perasaan negatif para karyawan. Hubungan ini dapat terjadi ketika dalam diri karyawan muncul adanya rasa tidak puas. Sebaliknya jika karyawan merasa puas maka akan muncul perasaan puas dan kemauan untuk tetap bekerja di organisasi tersebut. Hal ini membuktikan kemampuan organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya akan berdampak positif pada peningkatan kinerja organisasi secara umum. Luthans (2002) menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi penting dari kepuasan kerja. Pertama, kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi dan kondisi kerja. Kedua, kepuasan kerja seringkali menentukan seberapa besar hasil yang akan dicapai atau harapan-harapan yang akan dilampaui. Misalnya, bila anggota organisasi merasa bahwa mereka bekerja lebih keras daripada yang lainnya dalam suatu departemen tetapi menerima imbalan yang lebih sedikit, maka mereka dapat memiliki sikap negatif terhadap pekerjaan, pimpinan, dan rekan sekerjanya. Mereka akan menjadi tidak puas. Sebaliknya jika mereka merasa diperlakukan dengan baik dan dibayar dengan adil, maka mereka akan memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya. Ketiga, kepuasan kerja mencerminkan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil kerja. Sedangkan Oliver mendefinisiskan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Handoko, 2001). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka karyawan akan kecewa, bila kinerja sesuai harapan, karyawan akan puas. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 178 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan Peningkatan moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan tercapai jika kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan diciptakan dengan sebaik-baiknya. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya .Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan, 2003). Ada beberapa faktor yang menjadi sebab timbulnya kepuasan kerja. Robins (2007) menyatakan adanya lima faktor yang mendukung terciptanya kepuasan kerja bagi karyawan suatu organisasi, yaitu; 1). kerja yang secara mental menantang, 2). kompensasi yang pantas, 3). kondisi kerja yang mendukung, 4). rekan sekerja yang mendukung, 5). adanya kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. 4. Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja seseorang pada satu kesatuan waktu dan ukuran tertentu. Menurut Hasibuan (2003), kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, kesungguhan waktu. Kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dan tujuan individu maupun maupun tujuan korporasi dapat bertemu. Menurut Otley dalam Marsono (2006) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu yang tekait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut.Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan dalam periode tertentu. Bila suatu organisasi menghasilkan produk secara kuantitas, misal pabrik tas, pabrik sepatu, pengukuran kinerja mudah dilakukan. Namun bagi suatu organisasi yang produknya berkaitan dengan pekerjaan pelayanan/jasa dan mengutamakan kerja tim/kelompok, maka maka pengukuran kinerja karyawan secara perorangan sulit dilakukan. Menurur Robertson dalam Marsono (2006) bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan dengan target dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Mahmudi dalam Marsono (2006) menyatakan bahwa pengukuran kinerja paling tidak harus mencakup tiga variabel penting yang harus dipertimbangkan, yaitu: (1) Perilaku (proses); (2) Output (produk langsung suatu aktivitas/program); dan (3) Outcome (value added atau dampak aktivitas/program). Baik tidaknya kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari karyawan secara induvidu maupun kolompok. Menurut Bernadin dalam Simamora (2002) ada lima kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individu, yaitu; a). Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 179 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan kualitas, b). kuantitas, c). ketepatan waktu, d). kemandirian, e). komitmen kerja. Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu : 1. Ogbonna & Harris (2000) dalam peneltiannya yang berjudul "Leadership Style, Organizational Culture and Performance: Empirical Evidence from UK Companies”, menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di negara Inggris. 2. Judge et al ( 2001) dalam penelitiannya yang berjudul : “The Job Satisfaction – Job Performance Relationship : A Qualitative and Quantitative“ menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif dan signifikan denagn kinerja karyawan 3. Maryani dan Supomo (2001) dalam peneltiannya yang berjudul “Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual“ menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. 4. Suharti (2003) dalam peneltiannya yang berjudul ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Pati”, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan komunikasi terhadap kinerja. 5. Rizka (2005) dalam peneltiannya yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada LPK Pratama Mulia Di Surakarta” menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan 6. Widyarini (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kreatifitas Pegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara” menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut: Sumber : Kerangka pikir yang dikembangkan dalam penelitian ini Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 180 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan dan lain-lain) untuk membuat sukses penukaran informasi (Handoko, 2001). Penelitian yang dilakukan Rizka (2005) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPK Pratama Mulia di Surakarta. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis 1 (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1: Komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja 2. Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja Beach (1993) dalam Sopiah (2008) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti aktivitas memberi perintah dan larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur perilaku anggota. Jadi budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk menjalankan aktivitas organisasi. Pada dasarnya budaya organisasi dalam perusahaan merupakan alat untuk mempersatukan setiap individu yang melakukan aktivitas secara bersamasama. Widyarini (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara. Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis 2 (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H2 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja 3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Smith dalam Triton PB (2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan para karyawan tentang pekerjaannya secara umum. Berbagai studi menunjukkan hubungan kepuasan kerja, dengan tingkat turnover dan perasaan negatif para karyawan. Hubungan ini dapat terjadi ketika dalam diri karyawan muncul adanya rasa tidak puas.Sebaliknya jika karyawan merasa puas maka akan muncul perasaan puas dan kemauan untuk tetap bekerja di organisasi tersebut. Hal ini membuktikan kemampuan organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya akan berdampak positif pada peningkatan kinerja organisasi secara umum. Maryani dan Supomo (2001) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. Demikian juga Judge et al 2001) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis 3 (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H3 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 4. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan Komunikasi memegang peranan yang penting dalam hubungan antar fungsi dalam setiap organisasi. Komunikasi yang telah tertata dengan baik akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, mengurangi Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 181 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan kesewenangan dan memperoleh kedudukan yang sama dalam suatu hubungan. Selain itu, komunikasi dapat dipandang sebagai sebuah proses yang digunakan untuk melakukan transfer informasi antara pihak-pihak yang melakukan komunikasi (Anderson, 2006). Hasil penelitian Suharti (2003) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Pati. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis 4 (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H4 : Komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 5. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bliss (1999) mengatakan bahwa didalam budaya terdapat kesepakatan yang mengacu pada suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh anggota organisasi dalam membedakan organisasi yang satu dengan yang lainnya. Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Ogbonna & Harris (2000) dalam peneltiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di negara Inggris. Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis 5 (H5) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H5 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 6. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi Penelitian yang dilakukan Rizka (2005) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPK Pratama Mulia di Surakarta. Selanjutnya penelitian Maryani dan Supomo (2001) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. Demikian juga Judge et al (2001) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitianpenelitian di atas maka hipotesis 6 (H6) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H6: Komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi 7. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi Widyarini (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara. Selanjutnya penelitian Maryani dan Supomo (2001) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. Demikian juga Judge et Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 182 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan al (2001) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil penelitian di atas maka hipotesis 7 (H7) yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H7: Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang yang berjumlah 108 orang , sedangkan sampel yang diambil semua anggota populasi dengan metode sensus. 2. Definisi Operasional Variabel a. Komunikasi Komunikasi dapat diartikan sebagai sarana formal atau informal yang digunakan dalam berbagai informasi yang bermanfaat dan tepat waktu antara satu pihak dengan pihak lainnya. Variabel komunikasi diukur dengan indikator (Sriussadaporn dalam Mas’ud, 2004); a).profesionalisme, b).kesamaan, c).spontanitas, d).orientasi, e).penjelasan. b. Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah perekat sosial yang mengikat anggota organisasi secara bersama-sama. Menurut Robbins (2007) ada 7 indikator untuk mengukur budaya organisasi; a).inovasi dan pengambilan resiko, b).perhatian terhadap hasil yang detail (rincian), c).orientasi hasil, d).orientasi orang, e).orientasi tim, f).keagresifan, g).kemantapan. c. Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sikap individu terhadap pekerjaannya. Variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut (Robins ,2007); a).kerja yang secara mental menantang, b).kompensasi yang pantas, c).kondisi kerja yang mendukung, d).rekan sekerja yang mendukung, e).adanya kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. d. Kinerja. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, kesungguhan. Variabel kinerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut (Simamora, 2002); a).kualitas hasil kerja, b).kuantitas hasil kerja, c).ketepatan waktu, d).kemandirian kerja, e).komitmen kerja 3. Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini digunakan adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas (Ghozali, 2011) a. Uji Validitas, yaitu pengujian tingkat ketepatan menggunakan laat pengukur terhadap suatu gejala atau kejadian. b. Uji Reliabilitas, yaitu istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukur relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini penghitungan uji validitas dan reliabilitas menggunakan progam SPSS. Bila hasil pengujian data tersebut valid (nilai r hitung > r tabel) Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 183 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan dan reliabel (cronbach’s alpha> 0,70) maka dianggap reliabel. 2. Uji Kelayakan Model Menurut Ghozali (2011) pengujian kelayakan model meliputi : a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. b. Uji F (F test) Uji F digunakan untuk mengetahui kelayakan model regresi, kriteria yang digunakan yaitu jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka model tersebut layak atau sudah tepat (fit). 3. Uji Hipotesis Uji signifikansi yaitu untuk menguji signifikansi variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel terikat. Kriteria yang digunakan : - Kalau t hitung > t tabel Ho ditolak dan Ha diterima - Kalau t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima Ha ditolak - Jika angka signifikansi < α = 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima - Jika angka signifikansi > α = 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak. 4. Analisis Jalur Model persamaan dalam Analisis Jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Jalur I : Y1 = β1X1 + β2X2+ e1 b. Jalur II : Y2 = β3Y1+ β4X1 + β5X2 e2 Dimana : X1 : Komunikasi X2 : Budaya Organisasi Y1 : Kepuasan Kerja Y2 : Kinerja Karyawan β : Koefisiensi regresi e : Error / residu Hasil dan Pembahasan Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Uji validitas dapat diketahui berdasarkan semua indikator memiliki nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,195) dengan demikian semua variabel valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan jawaban dari suatu pertanyaan atau dengan kata lain untuk mengetahui derajat stabilitas alat ukur. Berdasarkan print out komputer pada nilai Cronbach Alpha atau r hitung untuk keempat variabel yaitu komunikasi, budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan semuanya lebih besar dari 0,70 (r standar) maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian kuesioner reliabel. 2. Uji Kelayakan Model 1. Pengaruh Komunikasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja a. Koefisien Determinasi Angka adjusted R square atau adjusted 2 R sebesar 0,568. Hal ini berarti bahwa Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 184 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan variabel komunikasi dan budaya organisasi dapat menjelaskan variasi dari variabel kepuasan kerja sebesar 56,8% sedangkan yang 43,2 % dijelaskan variabel / faktor lain di luar model misalnya kompensasi, lingkungan kerja dan sebagainya. b. Uji F Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung 39,198 > F tabel = 3,07 (df1 = k = 2. dan df2 = n – k – 1 = 108 – 2– 1 = 105 , = 0,05) dapat dilihat pada lampiran –8, dengan angka signifikansi = 0.000 < = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted R2 dan Fhitung yang lebih besar dari pada F tabel (39,198 > 3,07) maka dapat disimpulkan model persamaan regresi (jalur 1) dalam penelitian ini layak untuk digunakan. 2. Pengaruh Komunikasi, Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan a. Koefisien Determinasi Hasil pengujian koefisien determinasi dapat diperoleh angka adjusted R square atau adjusted R2 sebesar 0,604 Hal ini berarti bahwa variabel komunikasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja dapat menjelaskan variasi dari variabel Kinerja Karyawan sebesar 60,4 % sedangkan yang 39,6 % dijelaskan variabel / faktor lain di luar model misalnya disiplin kerja, semangat kerja dan lainnya. a.Uji F Hasil Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung = 46,002 > F tabel = 2,68 (df1 = k = 3 dan df2 = n – k – 1 =108 – 3 – 1 = 104, = 0,05) , dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted R2 dan F di atas dapat disimpulkan model persamaan regresi (jalur II) dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Pengujian Hipotesis 1.Pengujian Hipotesis Pengaruh Komunikasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pengujian hipotesis pengaruh komunikasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini: Tabel 2 Koefisien Regresi (Jalur I) Sumbe : Data primer yang diolah, 2016 1. Hipotesis 1 (H1) : Tabel di atas menunjukan bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel Komunikasi terhadap kepuasan sebesar 2,763 > t tabel = 1,658 (df = n – k – 1 = 108 – 2– 1 = 105, = 0,05, uji satu pihak), dengan angka signifikansi = 0,009 < = 0,05 (signifikan), sehingga hipotesis 1 (H1) bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja terbukti. 2. Hipotesis 2 (H2) : Berdasarkan tabel 4 di atas juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel budaya organisasi Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 185 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan terhadap kepuasan kerja sebesar 2,853 > t table = 1,658 dengan angka signifikansi = 0,005 < = 0,05 (signifikan), sehingga hipotesis 2 (H2) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja terbukti. 2.Pengujian Hipotesis Pengaruh Komunikasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis pengaruh komunikasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3 Koefisien Regresi (Jalur II) angka signifikansi = 0,018 < = 0,05 (signifikan), sehingga hipotesis 4 (H4) bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti. 3.Hipotesis 5 (H5) : Berdasarkan tabel 5 juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan = 2,562 > t tabel = 1,658 dengan angka signifikansi = 0,012 < = 0,05 (signifikan ), sehingga maka hipotesis 5 (H5) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti. 3.Pengujian Hipotesis Pengaruh Komunikasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Variabel Mediasi 1. Penghitungan Uji Sobel : a. Uji Sobel Pengaruh X1 terhadap Y2 dengan Y1 sebagai variabel mediasi Sumber : Data primer yang diolah, 2016 1. Pengujian Hipotesis 3 (H3) : Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 2,972 > t tabel = 1,658, dengan angka signifikansi = 0,002 < = 0,05 (signifikan), sehingga hipotesis 3 (H3) bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan terbukti. 2.Hipotesis 4 (H4) : Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh varibel komunikasi terhadap kinerja karyawan sebesar 2,480 > t tabel = 1,658 dengan Hasil uji Sobel menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh tak langsung komunikasi terhadap kinerja karyawan = 3,288 > t tabel = 1,658, sehingga hipotesis (H6) bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi terbukti. b. Uji Sobel Pengaruh X2 terhadap Y2 dengan Y1 sebagai variabel mediasi Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 186 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan sebagai berikut: Hasil uji Sobel menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh tak langsung budaya organisasi terhadap kinerja karyawan = 3, 364 > t tabel = 1,658. Dengan demikian hipotesis (H7) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi terbukti. Berdasarkan analisis regresi di atas maka hasil analisis pertama menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif (p1 = 0,277) dan signifikan (sig. = 0,009) terhadap kepuasan kerja, sehingga hipotesis 1 (H1) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin lancar komunikasi maka semakin tinggi kepuasan kerja. Hal ini sejalan dengan hasil Rizka (2005) yang menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPK Pratama Mulia di Surakarta. Kedua, budaya organisasi berpengaruh positif (p2 = 0,309) dan signifikan (sig. = 0,005) terhadap kepuasan kerja, sehingga hipotesis 2 (H2) terbukti. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin dipahami budaya organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Widyarini (2009) yang menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara. Ketiga, kepuasan kerja berpengaruh positif (p3 = 0,572) dan signifikan (sig. = 0,002) terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis 3 (H3) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Hasil peneilitian ini sesuai dengan hasil penelitian Maryani dan Supomo (2001) yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja. Juga sesuai dengan penelitian Judge et al (2001) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Keempat, komunikasi berpengaruh positif (p4 = 0,115) dan signifikan (sig.= 0,018) terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis 4 (H4) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin lancar komunikasi maka semakin tinggi kinerja karyawan. Hal ini mendukung hasil penelitian Suharti (2003) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Pati. Kelima, budaya organisasi berpengaruh positif (p5 = 0,130) dan signifikan (sig. = 0,012) terhadap kinerja karyawan sehingga hipotesis 5 (H5) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin dipahami budaya organisasi maka semakin tinggi kinerja karyawan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ogbonna & Harris (2000) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 187 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan signifikan terhadap kinerja karyawan di negara Inggris. Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Chen yang menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan kecil dan menengah di Taiwan. Keenam, hasil uji Sobel menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh tak langsung komunikasi terhadap kinerja karyawan = 3,288 > t tabel = 1,658. Hal ini membuktikan hipotesis (H6) bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Ketujuh, hasil uji Sobel juga menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh tak langsung budaya organisasi terhadap kinerja karyawan = 3,364 > t table = 1,658. Hal ini membuktikan hipotesis (H7) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Dengan adanya temuan ini, diharapkan variabel kepuasan kerja sebagai variabel mediasi yang dapat mengatasi gap yang ada pada penelitian ini yaitu pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik komunikasi maka kepuasan kerja akan semakin tinggi. 2. Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik budaya organisasi maka kepuasan kerja akan semakin tinggi. 3. Pengujian hipotesis pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang semakin tinggi maka kinerja karyawan juga semakin tinggi. 4. Pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik komunikasi maka kinerja karyawan akan semakin tinggi. 5. Pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang semakin baik maka kinerja karyawan akan semakin tinggi. 6. Hasil uji Sobel menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan merupakan pengaruh tidak langsung. 7. Hasil uji Sobel menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan merupakan pengaruh tidak langsung. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 188 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan Implikasi Kebijakan Implikasi dari hasil penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan selanjutnya akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini berimplikasi pada perlunya peningkatan kualitas komunikasi melaui: a. Adanya meeting antar departemen secara rutin setiap dua minggu b. Rapat koordinasi antara departemen dengan direksi setiap bulan . c. Adanya kegiatann gathering untuk mengenal secara lebih akrab dengan anggota keluarga dari setiap karyawan 2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan selanjutnya akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini berimplikasi pada perlunya peningkatan pemahaman budaya organisasi dengan cara : a. Perusahaan perlu mensosialisasikan nilai- nilai dan budaya organsasi secara lebih intensif agar karyawan semakin memahami dan melaksanakannya b. Pemimpin perlu melakukan pendekatan pribadi terhadap karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang harmonis dan memudahkan untuk memberikan masukan terhadap nilai–nilai organisasi. 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini berimplikasi pada perlunya meningkatkan kepuasan kerja melalui : a. Pimpinan dalam melakukan pengawasan sebaiknya bersifat pembinaan sehingga karyawan tidak merasa tertekan dalam melaksanakan pekerjaan b. Menciptakan suasana kerja yang harmonis sehingga karyawan merasa nyaman dalam melakukan aktivitas kerjanya. Adanya langkah–langkah di atas diharapkan kinerja karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang semakin tinggi dan selanjutnya akan berdampak positif bagi perkembangan perusahaan tersebut. Keterbatasan Penelitian Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu : 1. Variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam penelitian ini terbatas hanya pada variabel bebas komunikasi dan budaya organisasi serta variabel mediasi (kepuasan kerja) sehingga penelitian yang akan datang perlu menambahkan beberapa variabel bebas lain yang relevan (seperti kemampuan kerja dan motivasi kerja ) 2. Penelitian ini terbatas pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang yang bergerak di bidang jasa pengurusan transportasi dan kepabeanan, agar lebih luas cakupan analisisnya maka penelitian yang akan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 189 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan datang perlu dikembangkan dengan obyek yang lebih luas misalnya seluruh perusahaan sejenis yang ada di Kota Semarang. DAFTAR PUSTAKA Anderson, James C. Dan James A. Narus, 2006 “A Model of Distributor Film Working Partnerships”, Jurnal of Manajement, Vol. 54, January, Chen, Li Yueh.2004. Examining the effect of organization culture and leadership behaviors on organizational commitment, job satisfaction, and job performance at small and middle-sized firms of Taiwan. Journal of American Academy of Business, Vol. 5, No. 2, page: 432-438. Bliss, Wliam G. 1999. Why is Coorporate Important? Work force 8-9 Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariat SPSS.Edisi Ketiga. Semarang : BP – UNDIP Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Handoko, Hani T. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE Hasibuan, , Malayu SP. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen Yogyakarta: BPFE Judge, A. Timothy, Thoresen, J. Carl, Bono, E. Joyce and Patton, K. Gregory, 2001, The Job Satisfaction – Job Performance Relationship : A Qualitative and Quantitative Review, Psychological Bulletin, Vol. 127, No.3,pp. 376-407 Kartono, Kartini. 2004. Psikologi Sosial Untuk Manajemen, Perusahaan Dan Industri. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavior, Ninth Edition. Singapore: McGraw- Hill International Editions Marsono, 2006, Faktor-faktor Penentu Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar“, Tesis Tidak Dipublikasikan, Surakarta : Program Pascasarjana Maryani, Dwi dan Supomo, Bambang. 2001. Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 3, No.1, 367-376. Mas’ud, Fuad, 2004. Survai Diagnosis Organisasional –Konsep & Aplikasi. Semarang : BP. Undip Ogbonna, Emmanuel & Harris, Lloyd C. 2000. Leadership Style, Organizational Culture And Performance: Empirical Evidence from UK Companies. The International Journal of Human Resource Management. Vol. 11, Issue 4. pages 766-788 Rizka, Atnantia , Itto (2005) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Komunikasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada LPK Pratama Mulia Di Surakarta” Tesis Pascasarjana UMS Surakarta Robins, Stephen Organisasi, Prenhallindo Simamora, Daya P, 2007.Perilaku Jakarta : PT. 2002.Manajemen Sumber Manusia, Edisi Pertama., Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 190 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Kinerja Karyawan pada PT. Suryatama Kartika Adya Semarang / Sofyan Surya Rochmawan / Tukijan Yogyakarta: BP. STIE YKPN Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset. Sugiyono,2004. Metode Penelitian Administrasi , Edisi - 2, Bandung, : Alfabeta Suharti, 2003 ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Pati”, BENEFIT, Vol 11 No. 2 Supranto, J. 2001. Metode Riset Aplikasi Dalam Pemasaran, Jakarta : Erlangga Triton. 2009 Mengelola Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Penerbit Oriza Widyarini, Dyah.2009. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kreatifitas Pegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara. Tesis. Semarang : Program Pascasarjana Undip Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 191