BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis restoran hingga saat ini masih dipercaya sebagai salah satu bisnis yang berprospek baik. Bisnis ini bahkan dapat tetap bertahan walaupun kondisi ekonomi dunia sedang kritis. Hal ini dibuktikan dari data pertumbuhan usaha restoran di Indonesia pada tahun 2007 hingga 2010. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran/Rumah Makan Tahun Jumlah Restoran/Rumah Makan Pertumbuhan (%) 2007 1.615 - 2008 2.235 38,39 2009 2.704 20,98 2010 2.916 7,84 Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2010) Jumlah total restoran di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 2.916 restoran, dimana pertumbuhan restoran yang baru sebanyak 212 restoran dibandingkan tahun sebelumnya. Bukti ini menunjukkan persaingan bisnis yang semakin nyata pada industri kuliner Indonesia. Oleh karena itu, inovasi baru di dalam perindustrian makanan perlu diadakan agar tidak menimbulkan kejenuhan pasar. 1 2 Spaetzle adalah salah satu jenis pasta yang dikategorikan sebagai soft dumplings. (Green, 2012) Di dalam pembuatannya, salah satu bahan dasar yang digunakan adalah tepung terigu. Di Indonesia, tepung terigu merupakan produk yang penting karena banyak digunakan di dalam pembuatan berbagai macam produk makanan. Sangat disayangkan, bahan baku dalam pembuatan tepung terigu, gandum, terus menerus diimpor oleh Indonesia dari tahun ke tahun dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat dibuktikan melalui data impor gandum Indonesia yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik bahwa ada peningkatan impor biji gandum secara terus menerus dari tahun 2008 – 2012. Bahkan ada lonjakan dalam jumlah yang cukup dashyat antara tahun 2010 dan 2011 sebesar 0,79 juta ton biji gandum impor. Tabel 1.2 Data Impor Gandum Indonesia Tahun Jumlah Biji Gandum Impor (juta ton) 2008 4,50 2009 4,66 2010 4,81 2011 5,60 2012 6,25 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Wahyuni (2013) menambahkan bahwa menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2013, tepatnya pada bulan Januari – Juli, Indonesia telah mengeluarkan uang negara sebesar US$ 1,46 miliar yang berarti Rp 16,5 triliun untuk mengimpor biji gandum sebesar 3,9 miliar kilogram dari 3 sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, India, Singapura, dan lainnya. Melalui keadaan yang ada ini, pengembangan berbagai upaya dalam penciptaan produk alternatif dilakukan sehingga mampu mensubstitusikan tepung terigu. (Salim, 2011:2) Gardjito, Djuwardi, Harmayani (2013: 189) mengatakan bahwa, “kegunaan ubi jalar sebagai bahan baku menjadi semakin luas, terutama untuk industri makanan dan sebagai produk antara (intermediate product), seperti dibuat keripik, chips, tepung, mi, snack, permen, dan gula fruktosa.” Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah dari ubi jalar terletak pada produk olahannya. Ubi jalar dapat dijadikan sebagai tepung dan bentuk produk ini bersifat kering, awet, dan tahan disimpan lama. Oleh karena itu, tepung ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai substitusi tepung terigu. (Gardjito, Djuwardi, Harmayani, 2013:200) Di dalam penelitian ini, ubi jalar yang akan digunakan dan dijadikan tepung adalah ubi jalar ungu karena ubi jalar ungu merupakan ubi yang sangat diminati oleh konsumen diantara jenis ubi lainnya. Daging dan kulit buahnya berwarna ungu pekat sehingga dapat memikat hati yang melihatnya. (Khotimah & Tim Redaksi Cemerlang, 2013:64) Adanya kemungkinan tepung terigu dapat disubstitusikan oleh tepung ubi jalar ungu, maka di dalam penelitian ini peneliti akan membuat Spaetzle dengan menggunakan tepung ubi jalar ungu dan meneliti apa hasil jadinya. 4 1.2 Formulasi Masalah Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perbedaan tekstur, warna, aroma, rasa dan bentuk pada Spaetzle yang menggunakan tepung ubi jalar ungu dengan perbandingan 15% dan 45%? 2. Produk mana (Spaetzle A yang menggunakan tepung ubi jalar ungu sebesar 15% atau Spaetzle B yang menggunakan tepung ubi jalar ungu sebesar 45%) yang dinilai lebih baik oleh para responden? 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai subjek yang diteliti Bahan pengganti yang digunakan adalah Tepung Ubi Jalar Ungu. 2. Sebagai objek yang diteliti Produk makanan yang dibuat adalah Spaetzle. 3. Parameter yang diukur Uji organoleptik terhadap tekstur, warna, aroma rasa dan bentuk pada Spaetzle yang menggunakan tepung ubi jalar ungu dengan perbandingan 15% dan 45%. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan tekstur, warna, aroma, rasa dan bentuk pada Spaetzle yang menggunakan tepung ubi jalar ungu dengan perbandingan 15% dan 45% 5 2. Untuk mengetahui produk mana (Spaetzle A yang menggunakan tepung ubi jalar ungu sebesar 15% atau Spaetzle B yang menggunakan tepung ubi jalar ungu sebesar 45%) yang dinilai lebih baik oleh responden. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktisi Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Untuk memberitahu para pembaca bahwa tepung ubi jalar ungu dapat digunakan di dalam pembuatan Spaetzle. 2. Para pembaca diharapkan dapat menggunakan tepung ubi jalar ungu dalam pengolahan produk makanan lainnya 1.5.2 Manfaat Teoritis Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, yaitu: 1. Memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada para pembaca mengenai pembuatan soft dumplings Spaetzle dengan menggunakan tepung ubi jalar ungu. 2. Sebagai bahan pustaka dalam penelitian selanjutnya. 6 1.6 Tinjauan Pustaka THE CHARACTERISTICS OF "KEROPOK PILUS" WHICH THE TAPIOCA FLOUR WAS SUBSTITUTED BY PURPLE SWEET POTATO (IPOMOEA BATATAS L.) FLOUR Author: Sri Anggrahini, Supriyanto (Journal of Food Science and Engineering, Vol. 02 No. 3 2012/3) "Keropok pilus" is a traditional snack food in Indonesia, it's made from tapioca flour and the main characteristic is crispiness. Purple sweet potato flour has potency as starch and anthocyanin source, the anthocyanin can be used as natural antioxidant in food. The objective of this research was to know how much whole or peeled purple sweet potato flour ratio can be used to substitute tapioca flour in "keropok pilus" being acceptable by panelist and to know the effects of substitution to the physical characteristic and the anthocyanin content of "keropok pilus". The research was started from making of purple sweet potato flour (whole and peeled tuber). The chemical characteristics (moisture content, starch content, amylose content, total sugar content and anthocyanin content) and physical characteristic (Water Holding Capacity = WHC) of the purple sweet potato flour were observed. The next step was preparing the "keropok pilus" formula. The substitution ratios of tapioca flour with purple sweet potato flour were 100:0; 75:25; 50:50; 75:25 and 0:100. The organoleptic test of "keropok pilus" was done by Hedonic test. The physical characteristics and the anthocyanins content of preferable "keropok pilus" then were analysed. 7 The result shows that maximum substitusion of purple sweet potato flour (whole and peeled) to produce preferable "keropok pilus" was 50%. The characteristics of accepted "keropok pilus" were brown colour, good taste, sweet, crispy and specific flavor of sweet potato. Anthocyanins content of "{keropok pilus" with 50% purple whole and peeled sweet potato flour substitusion were 32.36 mg/100g dry weight and 31.06 mg/100g dry weight, respectively. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada tugas akhir ini ialah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan: Dalam bab ini ditentukan latar belakang timbulnya pemikiran mengenai topik yang dibahas, formulasi masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan pustaka, dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori: Pada bab ini mengupas tentang pengenalan dasar tepung ubi jalar ungu, teori dasar pembuatan tepung ubi jalar ungu, serta resep dan teori dasar dalam pembuatan Spaetzle berdasarkan landasan dan gagasan dari ahlinya. Bab 3 Metode Penelitian: Bab ini akan dituliskan mengenai penelitian yang seperti apa dilakukan. Penulis melakukan penelitian secara studi pustaka dan di lapangan dalam bentuk pembuatan Spaetzle dengan menggunakan tepung ubi jalar ungu, dengan perbandingan 15% dan 45%. 8 Bab 4 Hasil dan Bahasan: Bab ini berisi pembahasan mengenai hasil-hasil yang didapat berdasarkan penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Spaetzle Menggunakan Tepung Ubi Jalar Ungu. Bab 5 Simpulan dan Saran: Bab ini merupakan kesimpulan dari masalah yang dibahas dari bab-bab sebelumnya, dan saran yang dapat diterapkan sebagai hasil pemikiran yang diambil dari hasil pembahasan dan hasil kesimpulan peneliti.