4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mangrove

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Mangrove Avicennia marina
2.1.1 Klasifikasi Avicennia marina (Api-api)
Klasifikasi Avicennia marina (Api-api) menurut Cronquist (1981) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Lamiales
Family
: Verbenaceae
Genus
: Avicennia
Species
: (Api-api) Avicennia marina
2.1.2 Deskripsi dan morfologi tumbuhan mangrove Avicennia marina
A.marina juga disebut dengan api-api yang berupa pohon yang tumbuh
tegak, dengan ketinggian mencapai 30 m. Tumbuhan ini memiliki sistem
perakaran horizontal rumit dan berbentuk pensil (seperti asparagus), akar nafas
tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik hijau-abu,
sedangkan ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning (Harianto et al, 2015)
Tumbuhan ini merupakan pionir pada lahan pantai yang terlindung,
memiliki kemampuan menempati dan tumbuh pada berbagai habitat pasang surut.
Sering bergerombol membentuk suatu kelompok pada habitat tertentu (Harianto,
et al, 2015).
4
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
5
Gambar 2.1 Tumbuhan Avicennia marina
Daun A.marina berbentuk bulat telur terbalik, dengan ujung meruncing
hingga membundar, warna di bagian bawah putih hingga abu-abu muda, dengan
ukuran 9 x 4,5 cm. Bunga berbentuk seperti trisula, bergerombol di ujung tandan,
warna kuning pucat hingga berwarna jingga tua, sedangkan buah berbentuk agak
membulat, berwarna hijau keabu-abuan, permukaan berambut halus, ukuran
berkisar 1,5 x 2,5 cm (Harianto et al, 2015).
Buahnya seperti kerucut/mente berwarna hijau muda kekuningan
berukuran 4 x 2 cm. Tumbuhan ini berbuah sepanjang tahun, dapat diolah
dijadikan tepung, sebagai bahan pembuat makanan, kerupuk ataupun sirup.
Daunnya dapat digunakan sebagaihijauan makanan ternak. Penyebaran hampir
seluruh wilayah benua dari Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia
(Wetlands, 2014).
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
6
2.1.4 Metabolit Sekunder Mangrove Avicennia marina
Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan tumbuhan namun
tidak berperan langsung dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
(Robinson, 1995). Metabolit sekunder dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
perlindungan diri dari serangga, bakteri , cendawan, dan berbagai patogen yang
lain (Salisbury & Ross, 1995).
Metabolit sekunder dikelompokkan menjadi tiga, yaitu fenolat, terpen, dan
senyawa yang mengandung nitrogen. Fenolat merupakan substansi aromatik alami
yang mengandung gugus fenol. Beberapa senyawa yang ermasuk fenolat antara
lain selulosa, lignin, flavonoid, dan tanin (Taiz & Zeiger,2010). Terpenoid
merupakan produksi metabolit sekunder yang dihasilkan paling banyak oleh
tumbuhan. Terpenoid umunya tidak mudah larut dalam air . Terpenoid disintesis
dari asetil-CoA. Terpenoid diturunkan dari gabungan unsur lima karbon yang
memiliki rangkaian rantai karbon bercabang dari isopentana (Taiz & Zeiger,
2010). Senyawa yang termasuk terpenoid antara lain monoterpenoid, diterpenoid,
triterpenoid, dan sterol.
Menurut (Taiz & Zeiger, 2010) senyawa fenol merupakan metabolit
sekunder tumbuhan yang berbentuk cincin aromatik dengan gugus fungsional
hidroksil sedangkan senyawa yang mengandung nitrogen adalah alkaloid, dan
sering tersimpan pada cincin heterosiklik (Robinson, 1995). Sejumlah metabolit
sekunder mempunyai aktifitas biologis, seperti golongan triterpenoid, flavonoid,
saponin, dan alkaloid (Poeloengan et al, 2006).
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
7
A. Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik
seperti halnya zat hijau daun yang terdapat pada tanaman yang berwarna hijau.
Senyawa ini biasanya memiliki ciri khas,yaitu mengeluarkan bau tertentu. Saat ini
lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavoid.
Flavonoid banyak berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan menggangu
fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri. Flavonoid ditemukan hampir pada
semua tumbuhan tingkat tinggi. Sedikitnya terdapat 4000 struktur flavonoid yang
telah dilaporan. Kelas flavonoid lainnya adalah flavon, flavonol, flavanon,
flavanonol yang kurang begitu berwarna terutama pada tumbuhan berkayu
(Harborne, 1987).
B. Tanin
Tanin adalah suatu nama deskripstif umum untuk satu grup substansi
fenolik polimer yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari
cairan.Struktur tanin merupakan asam polihidroksi aromatik,seperti asam gallat
dan asam ellagat,yang membuat rasa sepat dan astringen, polifenol pada
tumbuhan menyebabkan rasa pahit yang dapat mengikat dan mengendapkan
protein. Senyawa aktif ini banyak ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman
; kulit kayu, daun, buah, dan akar (Naiborhu, 2002).
C. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung nitrogen dan sering kali
terdapat dalam cincin heterosiklik. Alkaloid memiliki sifat basa dan biasanya
terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik. Senyawa alkaloid
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
8
sebagian besar berupa padatan kristal, tetapi ada beberapa yang berupa cairan
seperti nikotin. Senyawa alkaloid mempunyai kemampuan melindungi tumbuhan
dari serangga parasit dan mempunyai senyawa antifungus (Robinson, 1995).
D. Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa yang memiliki rantai beranggota lima karbon
bercabang metil pada karbon nomor 2 atau kelipatannya. Minyak atsiri
monoterpen dan seskuiterpen, steroid, kolesterol merupakan senyawa terpenoid.
Keberadaan senyawa terpenoid berbobot molekul rendah terdistribusi pada
tumbuhan dan makhluk tingkat rendah seperti jamur/fungi dan bakteri dengan
struktur sangat beragam (Saifudin, 2014).
2.2 Bakteri Aeromonas hydrophila
2.2.1 Klasifikasi Aeromonas hydrophila
Klasifikasi Aeromonas hydrophila menurut Holt et al (1998) Adalah :
Filum
: Protophyta
Kelas
: Schizomycetes
Ordo
: Pseudanonadales
Famili
: Fibrionaceae
Genus
: Aeromonas
Spesies
: Aromonas hydrophila
2.2.2 Deskripsi Bakteri A. hydrophila
Genus Aeromonas berbatang lurus dengan ujung sel membulat, diameter
dengan diameter 0,3-1 µm dan panjang 1-3,5 µm. Hidup berpasangan atau rantai
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
9
pendek, termasuk bakteri gram negatif. Biasanya motil dengan flagel polar
tunggal (flagela prtrichoud dapat terbentuk pada media padat dalam kultur muda).
Bersifat anaerob fakultatif, dan memperoleh energi menggunakan bahan organik.
Suhu optimal untuk tumbuh adalah 22-28oC, tetapi sebagian besar spesies tumbuh
baik pada suhu 37oC. Hidup di air tawar dan air kotor. Beberapa spesies bersifat
patogen ke katak, ikan, dan manusia (Cipriano, 2001). Bakteri A. hydrophila dapat
hidup pada pH 5,5 - 9,0 (Kordi, 2004). Bakteri ini merupakan mikroorganisme
normal dalam air dan menjadi patogen setelah inang lebih dahulu terinfeksi
parasit lain (fungi atau mikroba lain) atau karena ketahanan tubuh inang melemah
sehingga disebut patogen oportunistik (Mulia, 2012).
Bakteri ini umunya hidup di air tawar, terutama yang mengandung bahan
organik tinggi (Afrianto & Liviawaty, 2009). Bakteri ini juga diakui sebagai
patogen dari hewan akuatik yang berdarah dingin. Di daerah tropik dan sub tropik,
pendarahan pada organ dalam pada ikan yang disebabkan oleh bakteri A.
hydrophila pada umumnya muncul pada musim panas (kemarau) karena pada saat
itu kosentrasi bahan organik tinggi dalam kolam air. Pada ikan,bakteri ini banyak
ditemukan dibagian insang, kulit, hati dan ginjal. Ada pula yang berpendapat
bakteri ini dapat bertahan hidup pada saluran pencernaan (Irianto, 2005).
2.2.3 Penyakit MAS dan Gejala Penyerangan Bakteri Aeromonas hydrophila
Bakteri A. hydrophila merupakan salah satu bakteri oportunis yang dapat
menyebabkan masalah pada saat ikan sedang mengalami stres. Pemeliharaan pada
lebar tinggi merupakan salah satu faktor yang menimbulkan stres pada ikan.
Gejala yang terlihat pada ikan yang terinfeksi bakteri ini bervariasi, tapi umumnya
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
10
ditandai oleh adanya hemoragik pada kulit, insang, rongga mulut, dan borok pada
kulit. Tanda klinis yang sering dijumpai berupa eksophalmia, aites maupun
pembengkakan limfa dan ginjal. Penyebaran dapat terjadi secara horizontal lewat
kontak langsung dengan air atau hati yang sakit (Gardenia et al, 2010). Ikan yang
terserang bakteri A.hydrophila cenderung lamban dalam berenang, sering berada
di permukaan air untuk mengambil oksigen dan mata yang menonjol
(exopthalamus) (Faozi, 2013).
Menurut Gardenia et al (2010) infeksi bakteri A. hydophila terjadi melalui
permukaan badan yang luka, saluran pencernaan makanan atau melalui insang.
Selain menyerang kulit atau bagian luar tubuh, bakteri ini juga dapat
menimbulkan serangan sistemik ke dalam organ tubuh bagian dalam. Saat bakteri
A. hydrophila berhasil menginfeksi ikan melalui kulit luarnya, bakteri tersebut
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar pada organ dalam lain
yang menyebabkan pendarahan yang disertai haenorrhagic septicemia. Bakteri
tersebut kemudian menyebar secara cepat dan dapat mengakibatkan kematian
benih hingga 90%. Pengobatan lewat oral dan suntikan merupakan cara
pengobatan yang tepat apabila organ dalam ikan yang terserang (Faozi, 2013).
2.2.4 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat, bahan
tersebut belum mengalami pengolahan apapun dan suatu bahan yang dikeringkan.
Dalam menjaga mutu keseragaman senyawa aktif, keamanan, dan kegunaannya,
simplisia harus memenuhi syarat minimal. Untuk dapat memenuhi syarat minimal
tersebut, ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain.
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
11
a.
Bahan baku simplisia
b.
Proses pembuatan simplisia, termasuk cara penyimpanan bahan bakunya.
c.
Cara pengepekan dan penyimpanan simplisia.
Pada umunya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut :
pengumpulan bahan baku, sortasi basar, pencucian, perajangan, pengeringan,
sortasi kering, pengepekan,penyimpanan, dan pemeriksaan mutu (Depkes RI,
1995).
2.2.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses untuk menghasilkan sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku ekstrak yang telah
ditetapkan (Erliza, 2006). Metode ektraksi dengan mengunakan pelaut ada dua
cara yaitu cara dingin yang terdiri dari maserasi dan perkolasi, sedangkan cara
panas yang terdiri dari refluxs, soxhlet, digesti, infuse, dan dekok (Depkes RI,
2000)
Beberapa metode dalam mengekstraksi simplisia menurut (Depkes RI,
2000) antara lain:
a.
Maserasi, merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan/(kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode
pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti
dilakukan pengadukan yang secara terus-menerus. Remaserasi berarti
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
12
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserasi pertama dan seterusnya.
b.
Perkolasi, merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur
ruanagn. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi
antara lain, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak),
terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 – 5 kali
bahan.
c.
Refluks, merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan
proses pada residu pertama sampai 3 – 5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna.
d.
Soxhlet, merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
e.
Digesti, merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara
umum dilakukan pada temperatur 40 – 50oC.
f.
Infus, merupakan proses ekstraksi dengan pelarut air paa temperatur penangas
air ( bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur
96 – 98oC) selama waktu tertentu (15 – 20 menit).
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
13
g.
Dekok, merupakan proses ekstraksi sama dengan infus namun dengan waktu
yang lebih lama (<30 menit) dan temperatur sampai titik didih.
2.2.6 Uji Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan proses analisis pemisahan
senyawa-senyawa berdasarkan prinsip distribusi fase atau perpindahan komponen
yang
dianalisa
dari
fase
gerak
menuju
fase
diam
melalui
proses
kesetimbangan.Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase
diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang
cocok. Campuran yang akan dipisahkan berupa larutan, ditotolkan pada
kromatogram (Stahl, 1985).
Pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan
komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya
akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam
akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan
tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan
bergerak lebih cepat.
Kromatografi lapis tipis bekerja berdasarkan distribusi fase adsorbsi cair
ke padat. Sebagai absorben atau fase padatnya berupa lapisan tipis bubur
alumina, silika gel yang menempel pada selembar lempeng kaca atau lempeng
alumunium. Fase cairnya merupakan eluen yang digunakan untuk membawa zat
yang diperiksa bergerak melalui fase padat. Senyawa yang diperiksa ditotolkan
pada permukaan lapis tipis dalam garis sejajar, kemudian di masukkan kedalam
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
14
botol kromatografi yang berisi eluen dan dibiarkan hingga eluen dan senyawa
bergerak naik pada lapis tipis. Warna akan terlihat di bawah sinar ultraviolet atau
disemprotkan larutan vanillin-asam sulfat (Ihsan, 2011).
Potensi Ekstrak Daun..., Di'ayatul Choeriyah, FKIP UMP 2017
Download