BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia sebagai alat
berbicara dan sebagai pengembang kebudayaan. Fungsi utama bahasa
adalah untuk berkomunikasi, baik komunikasi secara lisan maupun
komunikasi secara tulis. Manusia di dalam kehidupan sehari-hari selalu
mengadakan hubungan dengan manusia lainnya. Peranan bahasa di
dalam kehidupan manusia sangat penting sebab bahasa selalu diperlukan
oleh masyarakat untuk berkomunikasi antaranggotanya ( Nasucha, 2008:
4).
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik, dalam
menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan. Penguasaan
bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi peserta didik
karena memang masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian
potensinya dapat disaring dengan menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar.
Kesadaran pentingnya penggunaan bahasa Indonesia merupakan
suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa
serta sikap positif terhadap pengembangan pembelajaran bahasa dan
2
sastra
Indonesia
yang
bertujuan
mengembangkan
kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, dan meningkatkan kemampuan serta
keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat segi,
yaitu (a) aspek lisan aktif berupa kegiatan berbicara (speaking skills), (b)
aspek lisan pasif berupa kegiatan mendengar/menyimak (listening skills),
(c) aspek tulis aktif berupa kegiatan menulis (writing skills), (d) aspek
tulis pasif berupa kegiatan membaca (reading skills) (Nasucha, 2008:4).
Berbicara merupakan kegiatan lisan yang melibatkan organ
fisik, seperti gerakan bibir, tangan, mata dan yang lainnya (Nasucha,
2008:5).
Setiap
orang
dikodratkan
untuk
bisa
berbicara
atau
berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua memiliki keterampilan
untuk berbicara secara baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran
berbicara seharusnya mendapat perhatian dalam pengajaran keterampilan
berbahasa, karena dengan pembelajaran berbicara peserta didik dapat
berkomunikasi di dalam maupun di luar kelas sesuai dengan
perkembangan jiwanya. Pembelajaran keterampilan berbicara penting
diajarkan karena dengan keterampilan itu seorang peserta didik akan
mampu mengembangkan kemampuan berbicara, membaca, menulis, dan
menyimak.
Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2007:15) media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
3
Penggunaan
media
pembelajaran
membantu
keefektifan
proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media
pembelajaran membantu peserta didik meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, memadatkan informasi.
Kedudukan media pengajaran dapat digunakan sebagai salah
satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara guru dan peserta
didik. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar bagi guru. Penggunaan media diharapkan dapat mempertinggi
proses belajar dan kualitas hasil belajar sehingga mampu mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan didapati rata-rata
kemampuan bercerita maupun berbicara peserta didik masih rendah, hal
tersebut dapat dilihat selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peserta
didik merasa takut dan malu saat ditugasi untuk tampil berbicara di depan
teman-temannya, peserta didik kurang terampil akibat kurangnya latihan
berbicara, cenderung diam atau pasif apabila diminta bertanya tentang
materi yang belum jelas pada akhir pembelajaran atau selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, Pembelajaran berbicara yang dilakukan guru
dapat dikatakan masih sederhana atau konvensional karena masih
bertumpu pada buku pelajaran. Ketergantungan pada buku pelajaran
tersebut
menyebabkan
guru
enggan
untuk
mengubah
metode
4
pembelajaran. selain itu apabila disuruh menjawab pertanyaan atau
berpendapat kebanyakan paserta didik tidak mau atau malu-malu.
Media wayang merupakan seni kerajinan yang masih erat
kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia.
Media wayang digunakan karena sangat menarik bagi peserta didik untuk
proses pembelajaran, selain melestarikan budaya khususnya Jawa dan
memelihara kebudayaan tradisional dengan baik. Media wayang juga
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sedangkan wayang yang akan
digunakan adalah tokoh-tokoh pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna,
Nakula, sadewa) (Nanda, 2010: 5)
Banyak peneliti menggunakan media dalam proses belajar
mengajar, tetapi sebagian besar belum menggunakan media wayang.
Penulis merasa tertarik dan berkeinginan untuk meneliti tentang
penggunaan media wayang. Penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan
judul “Penggunaan Media Wayang untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Siswa, dalam Bahasa Indonesia Kelas VII SMP N 5
Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012” .
B.
Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian keterampilan berbicara ini
difokuskan pada kompetensi dasar “menceritakan tokoh idola dengan
mengemukakan
identitas
tokoh,
keunggulan,
dan
alasan
5
mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai”. Ada dua masalah
dalam penelitian ini.
1. Adakah peningkatan kemampuan berbicara peserta didik kelas VII
SMP N 5 Sukoharjo setelah mengikuti pembelajaran berbicara engan
bercerita tokoh idola dengan menggunakan media wayang?
2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran berbicara
dengan menggunakan media wayang ?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut ada dua tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini.
1. Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik kelas
VII SMP N 5 Sukoharjo dalam menceritakan tokoh idola (Pandawa)
dalam media wayang.
2. Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran berbicara
atau bercerita dengan menggunakan media wayang.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini digunakan:
a. Sebagai kajian untuk meningkatkan kemampuan berbicara atau
bercerita.
6
b. Untuk menambah atau memperkaya ilmu pengetahuan tentang
media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru Bahasa Indonesia
Guru sebagai sumber informasi dalam proses belajar
mengajar sehingga peserta didik memiliki kompetensi yang
diajarkan dan sebagai solusi bagi guru untuk mengatasi kejenuhan
dan membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran.
b. Bagi peserta didik
Dapat meningkatkan kemampuan bercerita peserta didik,
sehingga dapat memotivasi siswa agar mampu berbicara dengan
baik.
c. Bagi peneliti
Sebagai acuan pembanding dalam penelitian pengajaran
bahasa, khususnya pada keterampilan bercerita atau berbicara, dan
sebagai informasi tambahan lebih lanjut untuk memperluas
keterampilan berbicara dengan menggunakan media wayang.
d. Bagi sekolah
Bagi sekolah penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki
pembelajaran, peningkatan mutu sekolah khususnya pembelajaran
bahasa Indonesia, dan meningkatkan kinerja guru.
Download