Sekretariat Negara Republik Indonesia Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Tertinggi dan Optimisme Masyarakat Jumat, 14 Juni 2013 Consumer confidence Index (Indeks Kepercayaan Konsumen) merupakan salah satu indikator ekonomi yang mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap performa perekonomian suatu negara dan pengaruhnya dalam menentukan pengeluaran atas keuangan pribadi. Sementara tingkat kepercayaan konsumen menggambarkan keputusan-keputusan ekonomi seperti aktivitas belanja dan menabung yang menjadi indikator kunci dalam kerangka makroekonomi. Menurut survey yang diadakan Nielsen Company, pada kuartal I tahun 2013, indeks kepercayaan konsumen dunia meningkat menjadi 93 dari 91 pada kuartal IV tahun 2012. Hal ini disinyalir sebagai manivestasi global job prospect, daya beli, dan intens belanja yang meningkat di Q1-2013. Indeks kepercayaan konsumen meningkat 60% di kuartal I tahun 2013 lebih baik dari kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 33%. Amerika Utara merupakan negara yang mengalami kenaikan indeks kepercayaan konsumen tertinggi dan disusul Asia Pasifik. Sementara kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin mengalami pelemahan indeks kepercayaan konsumen. Kawasan Eropa mengalami keadaan “steady―. Indeks kepercayaan konsumen di Jepang pada kuartal I/2013 yang mencapai 73 poin merupakan yang tertinggi sejak 2006. Sementara, di AS indeks kepercayaan konsumennya 93, naik 4 poin dibanding kuartal sebelumnya. Lalu, di Jerman mencapai 91 poin, dan Inggris 75 poin. Selain itu, di Eropa bagian selatan, meski kebijakan penghematan terus diterapkan, namun tingkat kepercayaan konsumennya masih terbilang optimistis. Proses penghitungan jumlah survey yang dilakukan Nielsen berdasarkan lebih dari 29.000 konsumen online terbagi dalam 58 negara yang berasal dari negara-negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara. Dari 58 negara tersebut, Indonesia menduduki posisi tertinggi indeks kepercayaan konsumen yakni 122. Sementara Portugal menduduki posisi terendah indeks kepercayaan konsumen yakni 31. Berikut dapat dilihat 10 negara yang memiliki indeks kepercayaan konsumen tertinggi dan terendah: http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41 Sekretariat Negara Republik Indonesia Tabel 1. 10 Negara dengan IKK tertinggi dan terendah Rendahnya indeks kepercayaan konsumen di negara-negara Eropa disinyalir karena pengaruh krisis keuangan yang terjadi di Eropa. Sementara tingginya indeks kepercayaan konsumen di negara-negara Asia dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan di kawasan Asia terhadap prospek lapangan pekerjaan di tahun-tahun kedepan yang menentukan preferensi mereka dalam membelanjakan income. Meski negara besar Asia seperti China dan India mengalami perlambatan perekonomian, namun pertumbuhan akan tetap tinggi karena ditopang oleh belanja masyarakat menengah ke atas dan maraknya urbanisasi. http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41 Sekretariat Negara Republik Indonesia Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Tertinggi Indonesia menempati posisi pertama dengan indeks kepercayaan konsumen tertinggi di 58 negara yang di survey oleh Nielsen Company yakni 122 diikuti oleh India (120), Filipina (118), dan Thailand (116). Indonesia menggeser posisi India yang pada Quartal IV 2012 menduduki posisi pertama. Berikut dapat dilihat grafik IKK negara-negara Asia Pasifik: http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41 Sekretariat Negara Republik Indonesia Gambar 1. IKK negara-negara Asia Pasifik Survey IKK yang dilakukan Nielsen berpatokan pada tiga ukuran kepercayaan yakni pandangan prospek lapangan pekerjaan lokal, pandangan keuangan pribadi, dan keinginan belanja. Menurut survey Nielsen, 76% responden online Indonesia menilai prospek lapangan pekerjaan lokal akan lebih baik atau sangat baik dalam 12 bulan ke depan, menimbang banyak sekali kesempatan kerja dalam lapangan kerja lokal. Sementara dari sisi keuangan pribadi, 83% konsumen online Indonesia percaya bahwa keadaan keuangan pribadi mereka teratur, sehingga memposisikan bahwa kondisinya akan sangat baik atau baik dalam 12 bulan ke depan, dibanding tahun lalu yang mencapai 78%. Ukuran kepercayaan yang terakhir adalah mengenai keinginan belanja dimana 55% konsumen mengindikasikan bahwa selama 12 bulan ke depan merupakan waktu yang baik atau sangat baik untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan atau butuhkan. Dengan demikian tingginya IKK memberikan angin segar bagi Indonesia. IKK tersebut menandakan tingginya optimisme masyarakat Indonesia terhadap perekonomian dalam negeri. IKK juga menggambarkan pandangan masyarakat Indonesia yang sangat positif mengenai prospek perekonomian masa depan berupa prospek lapangan pekerjaan yang memberi kesempatan kerja lebih luas, keputusan pengeluaran belanja dan optimisme perbaikan dalam keuangan pribadi. Optimisme masyarakat Indonesia tak dipungkiri dipengaruhi oleh stabilitas perekonomian dalam negeri yang tetap terjaga. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir berbagai indikator makroekonomi menunjukkan angka yang stabil dan menunjukkan daya tahan yang kuat dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Pertumbuhan Indonesia yang stabil, semakin memperluas lapangan pekerjaan dan selanjutnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini ditunjang oleh tingkat inflasi yang dapat dipertahankan di level 5%. Inflasi yang stabil menandakan kuatnya perekonomian domestik dalam menjaga harga-harga barang di level yang dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat. Hal ini memicu meningkatnya konsumsi masyarakat. http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41 Sekretariat Negara Republik Indonesia Gambar 2. Pergerakan Inflasi Indonesia Faktor lain yang membuat meningkatnya optimisme masyarakat Indonesia adalah besarnya jumlah kelas masyarakat menengah. Masyarakat kelas menengah dapat menggenjot konsumsi produk dalam negeri dan merupakan aset dalam menahan goncangan krisis global. Saat ini masyarakat kelas menengah Indonesia sudah menembus hingga 50 juta penduduk. McKinsey Global Institute memperkirakan, jumlah kelas menengah Indonesia akan mencapai 135 juta pada 2030. Lembaga ini menyebut kelas menengah sebagai consuming class, yakni individu yang berpendapatan minimum US$ 3.600 per tahun. Tingginya jumlah masyarakat kelas menengah membenarkan survey Nielsen yang mengatakan Indonesia menempati posisi pertama dalam keinginan belanja. Prilaku masyarakat kelas menengah cenderung bersifat elastis terhadap kenaikan pendapatan. Dengan kenaikan pendapatan, prilaku belanja masyarakat menengah akan bergeser dari yang awalnya berbelanja “kebutuhan― menjadi berbelanja “keinginan―. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat kelas menengah menjadi sangat konsumtif. http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41 Sekretariat Negara Republik Indonesia Meningkatnya indeks kepercayaan konsumen Indonesia juga disinyalir karena optimisme masyarakat Indonesia menghadapi pemilu presiden 2014 mendatang. Hal ini dapat diartikan sebagai stabilitas politik di dalam negeri yang dianggap tetap terjaga baik meski Pemilu akan segera dilaksanakan. Stabilitas inilah yang merupakan modal dasar dalam menciptakan perekonomian yang kokoh sehingga optimisme masyarakat terus terjaga. Konsumtif dan Optimis Tingginya permintaan dalam negeri yang teraplikasi menjadi budaya konsumtif menjadi gambaran tingkat optimisme masyarakat Indonesia. Budaya konsumtif dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mendongkrak kualitas demand. Gelombang budaya konsumtif ini juga yang menjadi penyelamat perekonomian dalam menghadapi krisis 2008 dan menjadi pemasukan utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Era perdagangan bebas makin menyuburkan budaya konsumtif di Indonesia. Berbagai produk asing memasuki pasar Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta penduduk menjadi pasar yang menjanjikan bagi investor-investor asing. Dengan fakta ini, produk-produk asing dengan mudah masuk ke Indonesia dan menjadi ancaman jika tidak disertai kesiapan bersaing. Oleh karena itu, budaya konsumtif harus diarahkan kepada produk-produk domestik sehingga terdapat efek yang lebih besar dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Diperlukan langkah-langkah strategis dalam menghadapi era perdagangan bebas. Langkah-langkah tersebut antara lain dengan menetapkan standarisasi produk domestik agar lebih unggul bersaing dengan produk asing dan kembali mempopulerkan kampanye “Aku Cinta Indonesia― dalam rangka lebih menghargai produk-produk dalam negeri dan mengangkat merk-merk Indonesia menjadi merk yang bernilai tinggi di pasar domestik serta pasar global. Langkah-langkah startegis tersebut diharapkan membuat optimisme masyarakat Indonesia dapat mengkonstruksi pembangunan Indonesia yang berkesinambungan dan memberi efek multiplier yang lebih besar bagi berbagai lapis kalangan masyarakat. Dengan demikian tujuan pembangunan yang mensejahterakan seluruh masyarakat akan segera dapat tercapai. Semoga! http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41 Sekretariat Negara Republik Indonesia (Chairil / Hamidi / Prima ) http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 29 October, 2017, 13:41