1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa
iniperubahan
lingkungan
organisasi
terjadi
secara
berkelanjutan diiringi dengan perkembangan teknologi yang cepat. Tuntutan
dari stakeholders kepada organisasi untuk meningkatkan pelayanan
membuat organisasi melakukan inovasi yang berkelanjutan, salah satunya
dengan
memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
sistem
informasi.
Keberadaan teknologi informasi dan sistem informasi menjadi hal yang
esensial seiring dengan meningkatnya penggunaan berbagai aplikasi
berbasis elektronik seperti e-commerce, e-government, dan e-learning.
Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan komponen pendukung
dan memiliki peran penting dalam sebuah organisasi. Adanya teknologi
informasi dan sistem informasi memudahkan suatu organisasi dalam
membangun konektivitas dan meningkatkan aksesibilitas para pengguna,
baik pihak internal maupun eksternal serta
meningkatkan produktivitas
organisasi tersebut.
Sholokhovich (1995, dalam Odintsova et al.,2013) mendefinisikan
teknologi informasi sebagai sarana teknis dalam pengumpulan, pengolahan,
dan penyajian informasi. Davis (1989) mendefinisikan sistem informasi
sebagai bentuk data yang telah diolahsehingga memberikan kegunaanbagi
penerimanya terutama dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
1
pengadopsian sistem informasi yang didukung dengan teknologi informasi
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas baik eksternal maupun
internal suatu organisasi, seperti peningkatan pelayanan kepada pihak luar
dan peningkatan dalam pengambilan keputusan.
Salah satu media teknologi informasi yang paling banyak
dimanfaatkan adalah internet. Internet telah menjadi bagian krusial dalam
kehidupan masyarakat modern. Pengguna internet dapat berinteraksi
antarsesama tanpa terbatas pada ruang dan waktu. Berdasarkan data dari
International Telecommunication Union (2013), jumlah pengguna internet di
seluruh dunia adalah sebanyak hampir tiga miliar pengguna dan dua pertiga
dari pengguna tersebut berasal dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pengguna internet di Indonesia adalah sebanyak hampir 63 juta jiwa dari
total populasi Indonesia yang berjumlah 248,645,008 jiwa dan akan terus
meningkat tiap tahunnya (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,
2012).
Penggunaan internet di Indonesia dimulai sejak tahun 1983 dan terus
meningkat secara signifikan hingga sekarang (Hui, 2010). Pengguna internet
di Indonesia tidak hanya masyarakat yang berdomisili di kota – kota besar
seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, namun telah menyebar ke seluruh
pelosok nusantara atau daerah – daerah terpencil di Indonesia sehingga
internet memudahkan penduduk Indonesia dalam mengakses berbagai
aplikasi berbasis elektronik atau secara online. Pemerintah Indonesia pun
melihat hal ini sebagai titik terang untuk mempermudah kegiatan
2
operasional mereka terutama dalam melayani kebutuhan dan permintaan
masyarakat yang semakin meningkat. Salah satunya adalah dengan
dibangunnya suatu sistem komputerisasi haji terpadu atau disingkat siskohat
oleh Kementerian Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
dan Penyelenggaraan Haji Republik Indonesia. Fenomena antrean panjang
pada saat melakukan prosesi terkait pelaksanaan ibadah haji seperti
pendaftaran haji yang mencakup pembayaran biaya haji dan pemeriksaan
berkas – berkas calon jemaah haji yang akan berangkat haji, informasi
mengenai status pembayaran, informasi mengenai daftar tunggu haji, dan
informasi lain terkait penyelenggaraan haji mendorong Kementerian Agama
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji
Republik Indonesia untuk secara berkelanjutan menyempurnakan siskohat.
Sistem ini berfungsi sebagai media penyampaian informasi haji dari
Kementerian Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji Republik Indonesia kepada masyarakat, terutama
masyarakat yang akan melakukan ibadah haji. Siskohat merupakan sistem
pelayanan haji berbasis web yang mengkoordinasikan antara Kantor
Wilayah Kementerian Agama di seluruh provinsi di Indonesia dan Bank
Penerima Setoran Badan Penyelenggaraan Ibadah Haji dengan pusat
komputer Kementerian Agama RI di Jakarta (KepDirjenBIPH No.D/163,
2004). Siskohat menghubungkan siskohat pusat Kementerian Agama RI di
Jakarta dengan Kantor Teknis Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia
Jeddah dan dengan setiap daerah kerja di Makkah, Madinah, dan Jeddah
3
serta 20 sektor dan Satuan Tugas Arafah - Mina di Arab Saudi (Website Haji
Kementerian Agama RI, 2013).
Seiring dengan meningkatnya jumlah jemaah haji hingga 200 ribu
jemaah, kebutuhan akan pengimplementasian sistem informasi yang dapat
mengkoordinasikan aktivitas – aktivitas terkait penyelenggaraan haji secara
cepat dan tepat serta menyempurnakan pelayanan haji yang sesuai dengan
harapan masyarakat maka dibangun siskohat pada tahun 1996 dan
disempurnakan menjadi siskohat berbasis web pada tahun 2014. Siskohat
berperan sebagai media penyampaian informasi dari badan penyelenggara
haji kepada masyarakat mengingat masyarakat menuntut transparansi dalam
penyelenggaran haji. Siskohat diciptakan untuk meningkatkan transparansi,
efektivitas, dan efisiensi pelayanan haji di Indonesia, mengingat jumlah
jemaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci sangat banyak tiap
tahunnya. Pada tahun 2013, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan adalah
sebanyak 168.800 jemaah dari seluruh provinsi di Indonesia (Website Haji
Kementerian Agama RI, 2013). Siskohat diciptakan untuk mempermudah
masyarakat di seluruh wilayah di Indonesia yang akan melaksanakan ibadah
haji karena sistem ini melayani prosesi penyelenggaraan haji secara
online,mulai dari pendaftaran calon haji yang mencakup proses pembayaran,
pemrosesan dokumen haji, status pembayaran, daftar tunggu haji, persiapan
keberangkatan haji, bimbingan ibadah haji, perkiraan keberangkatan haji,
status perjalanan keberangkatan dan kepulangan jemaah haji, mengetahui
posisi dan pergerakan kloter haji di tiga daerah yaitu Jeddah, Madinah, dan
4
Makkah, mengetahui jemaah haji yang wafat berdasarkan embarkasinya,
mengetahui jumlah jemaah dalam perawatan medis di tiga daerah yaitu
Jeddah, Madinah, Makkah beserta tempat perawatannya, hingga mengetahui
cuaca di tiga daerah yaitu Jeddah, Madinah, dan Makkah dengan mengakses
siskohat.
Pada penelitian ini penulis ingin berfokus pada tingkat intensi
penggunaan atau keberterimaan terhadap pengadopsian siskohat oleh
Kementerian Agama RI. Subjek penelitian ini adalah calon jemaah haji atau
jemaah haji yang menggunakan siskohat di Indonesia. Pada penelitian ini,
penulis ingin menghubungkan pola penggunaan siskohat denganTechnology
Acceptance Model(TAM). Technology Acceptance Model(TAM) adalah
model yang sering digunakan dalam penelitian mengenai proses
pengadopsian teknologi informasi. Technology Acceptance Model(TAM)
dikembangkan oleh Davis et al., (1989) yang diturunkan dari modelyang
dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) yaitu Theory of Reasoned
Action (TRA). TAMbertujuan untuk menjelaskan akseptasi pengguna
terhadap sebuah sistem informasi dan menjelaskan hubungan kausalitas
antara perilaku, keperluan, dan penggunaan sistem informasi terhadap
keyakinan
pengguna mengenai kemudahan penggunaan serta kegunaan
sistem informasi tersebut. Penelitian ini akan menguji secara empiris
mengenai pengaruh antarapersepsi kemudahan penggunaan (perceived ease
of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), dan sikap terhadap
5
penggunaan (attitude toward using) terhadap intensidan keberterimaan
individu dalam menggunakan siskohat.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menganalisis keberterimaan
pengadopsian siskohat di Indonesia berdasarkan Technology Acceptance
Model(TAM) serta mengetahui seberapa besar intensi pengguna dalam
penggunaansiskohat.
Penerapan
siskohat
diharapkan
dapat
mendukung
badan
penyelenggara haji di Indonesia untuk terus meningkatkan pelayanannya
dan badan penyelenggara haji di Indonesia diharapkan dapat terus
menyempurnakan sistem komputerisasi haji terpadu tersebut.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Siskohat diterapkan oleh Kementerian Agama RI agar para calon
jemaah haji maupun jemaah haji lebih mudah dalam melaksanakan ibadah
haji. Rumusan masalah utama pada penelitian ini adalah bagaimana
keberterimaan pengguna siskohat dalam pengadopsian siskohat. Seberapa
besar intensi dan akseptasi pengguna dengan pengadopsian siskohat.
Pengguna siskohat dapat berperan untuk mengevaluasi kinerja siskohat
sehingga siskohat dapat dikembangkan secara berkelanjutan baik dalam
peningkatan efektivitas maupun efisiensi.
6
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk.
1. Menguji keberterimaan siskohat dengan Technology Acceptance Model
(TAM).
2. Menguji pengaruh perceived ease of useterhadap perceived usefulness
siskohat.
3. Menguji pengaruh perceived ease of useterhadap attitude toward using
siskohat.
4. Menguji pengaruh perceived usefulnessterhadap attitude toward using
siskohat.
5. Menguji pengaruh perceived usefulnessterhadap behavioral intention to
usesiskohat.
6. Menguji pengaruh attitude toward usingterhadap behavioral intention
to use siskohat.
1.4
KONTRIBUSI PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
banyak pihak, yaitu badan
penyelenggara haji di Indonesia, pihak
akademisi, dan pihak peneliti. Kontribusi penelitian antara lain.
1.
Bagi badan penyelenggara haji di Indonesia
Memberikan gambaran faktual sejauh mana informasi, manfaat, dan
keberterimaan yang diperoleh pengguna atas penerapan Siskohat
7
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengevaluasi dan menyempurnakan kinerja sistem tersebut yang
akan berguna dalam meningkatkan pelayanan penyelenggaraan
ibadah haji.
2.
Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi baik
untuk penelitian akademis maupun bahan pembelajaran khususnya
yang berkaitan dengan keberterimaan teknologi sistem informasi.
3.
Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran faktual
mengenai
peranan
siskohat
yang
diselenggarakan
badan
penyelenggara haji sehingga dapat dijadikan referensi yang
mendukung pembuatan hipotesis.
4.
Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat menambah wawasan peneliti mengenai
peranan dan keberterimaan sistem informasi terutama siskohat.
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini menganalisis keberterimaan pengadopsian siskohat di
Indonesia. Lingkup penelitian dibatasi pada keberterimaan siskohat oleh
calon jamaah haji maupun jamaah haji yang pernah menggunakan siskohat
dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Analisis
keberterimaan dengan TAM dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
8
siskohat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengguna sehingga
pengguna menerima pengadopsian siskohat.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini memiliki lima bab yang tersusun secara sistematis yaitu
sebagai berikut.
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan secara lengkap landasan teori dan
literaturyang
berkaitan
dengan
penelitian
serta
untuk
tujuan
mengembangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. Landasan
teori bersumber dari literature, buku dan internet. Teori yang dibahas
meliputi teori terkait Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (siskohat),
Technology Acceptance Model(TAM), dan teori pendukung lain. Selain
itubab ini menguraikan penelitian tedahulu serta formulasi hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tipologi penelitian yang mana menguraikan tentang
populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, jenis dan sumber data,
pengukuran variabel, model penelitian, dan metode analisis data, serta
pengujian hipotesis.
9
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahasmengenai kondisi obyek penelitian. Bab ini
membahas pengujian hipotesis dan hasil penelitian.
BAB V: PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang terdiri dari
kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran dari peneliti.
10
Download