BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, strategia (stratos = militer; dan ag = memimpin), strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi,secara umum dapat diartikan sebagai rencana yang disusun oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (1995) dalam Tjiptono (2008:3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua prespektif yang berbeda, yaitu (1) dari prespektif mana suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan (2) dari prespektif apa yang akhirnya organisasi dilakukan (eventually does). Berdasarkan prespektif pertama, strategi dapat difenisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Maksudnya adalah bahwa para manajer memainkan peran yang aktif, sadar, dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Sedangkan berdasarkan prespektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu Universitas Sumatera Utara hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. 2.1.2 Tipe-tipe Strategi David (2012:251) menyatakan ada dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian, yaitu: 1. Strategi Intergrasi Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, atau pesaing. Strategi integras terbagi atas tiga bagian, yaitu : a. Integrasi ke depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan skeunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar. b. Integrasi ke belakang, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. c. Integrasi horizontal, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh, meningkatnya skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu karena tidak memiliki kemampuan manajerial. Universitas Sumatera Utara 2. Strategi Intensif Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu: a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain. b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru. c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan produk atau jasa yang baru. 3. Strategi Diversifikasi Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat. a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada. b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba menurun. c. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan. Universitas Sumatera Utara 4. Strategi Defensif Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis dari strategi ini adalah sebagai berikut: a. Retrechment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat penghematan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan. c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, dan tidak ada yang berhasil. 2.1.3 Tingkatan Strategi Dalam suatu perusahaan terdapat tiga tingkatan strategi, (Hayes dan Wheelwright (1984) dalam Tjiptono (2008:4), yaitu: 1. Strategi Level Korporasi Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari satu. Pertanyaan-pertanyaan pokok yang muncul pada strategi korporasi adalah bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan? Apa sasaran dan harapan atas masing-masing bisnis? Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaransasaran tersebut? 2. Strategi Level Unit Bisnis Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi bisnis berupaya menentukan pendekatan Universitas Sumatera Utara yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap pasarnya dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu. 3. Strategi Level Fungsional Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen (terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan, produksi dan operasi, pemasaran, serta sumber daya manusia) yang dapat mendukung strategi korporasi dan strategi bisnis. Strategi fungsional umumnya lebih terperinci dan memiliki jangka waktu yang lebih pendek daripada strategi korporasi. Tujuan pengembangan strategi fungsional adalah untuk mengkomunikasikan tujuan jangka pendek, menentukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pencapaian tujuan tersebut. Stratetegi fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi. 2.2 Manajemen Strategi 2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi Manajemen strategi secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang berorientasi pada masa depan yang memungkinkan organisasi untuk membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk kesuksesan di masa mendatang. Menurut David (2012:5) manajemen strategi adalah “seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikam, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya”. Manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, Universitas Sumatera Utara keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasi. 2.2.2 Proses Manajemen Strategi Menurut David (2012:6), proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, diantaranya : 1. Perumusan Strategi Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. 2. Penerapan Strategi Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi sering disebut “tahap aksi” dari manajemen strategi. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. 3. Penilaian Strategi Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar adalah (1) peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan (3) pengambilan langkah korektif. Universitas Sumatera Utara 2.3 Pemasaran 2.3.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Disamping kegiatan pemasaran, perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik. Menurut Kotler (2005:10) pemasaran adalah “proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain”. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002:179), pemasaran adalah “sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai arti yang lebih luas daripada penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk tersebut. Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan sebagai suatu sistem untuk menghasilkan laba. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat falsafah dalam pemasaran yang disebut sebagai konsep pemasaran. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran tersebut dapat dicapai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan Universitas Sumatera Utara kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen harus menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang tepat sesuai dengan keadaan konsumen sasarannya. 2.3.2 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan demi tercapainya tujuan pemasaran. Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh perusahaan. Menurut Assauri (2007:168) strategi pemasaran adalah “serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan, serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah”. Menurut Tull dan Kahle (1990) dalam Tjiptono (2008:6), strategi pemasaran merupakan “alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variablevariabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Universitas Sumatera Utara Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, (Corey, dalam Tjiptono (2008:6), diantaranya adalah : 1. Pemilihan Pasar Yaitu memilih pasar yang akan dijalani. Keputusan ini didasarkan pada faktorfaktor, yaitu : a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasai. b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan atau fokus yang lebih sempit. c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi pelung dan tantangan. d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. 2. Perencanaan Produk Meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual. 3. Penetapan Harga Yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. Universitas Sumatera Utara 4. Sistem Distribusi Yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. 5. Komunikasi Pemasaran Yaitu meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation. Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor berikut, diantaranya : 1. Faktor Lingkungan Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan. 2. Faktor Pasar Setiap perusahaan perlu untuk selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, tren dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi. Universitas Sumatera Utara 3. Persaingan Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing. 4. Analisis Kemampuan Internal Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. 5. Peilaku Konsumen Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis, karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penetuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelititan (riset pasar), baik observasi maupun survey. 6. Analisis Ekonomi Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (Break Even Point), penilaian resiko dan laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing. Universitas Sumatera Utara 2.3.3 Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2002:18), bauran pemasaran (marketing mix) adalah “seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek”. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yang biasa disebut 4P pemasaran, yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place). Adapun penjelasan dari unsur-unsur bauran pemasaran 4P adalah sebagai berikut: 1. Produk (product) Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk merupakan elemen pertama dan yang paling penting dari bauran pemasaran. 2. Harga (price) Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengguna barang dan jasa. 3. Promosi (promotion) Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menigkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Kotler (2005:626), bauran promosi terdiri dari lima cara utama, yaitu : a. Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. Universitas Sumatera Utara b. Promosi penjualan, yaitu insentif jangka panjang untuk mendorong keinginan untuk mencoba atau membeli produk atau jasa. c. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi atau mendapatkan respon dari pelanggan. d. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. e. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan produk atau melindungi citra perusahaan. 4. Distribusi (distribution) Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi pemasaran dengan menyalurkan, mengirim atau menyampaikan produk dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian melalui jauh pendeknya rantai distribusi, yaitu : a. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana dari produsen langsung ke konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur. b. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen. 2.4 Pelanggan 2.4.1 Pengertian Pelanggan Pelanggan adalah instansi, lembaga, organisasi ataupun orang yang membeli produk (barang atau jasa) perusahaan secara rutin atau berkesinambungan karena produk yang dibelinya dirasa sangat bermanfaat. Dapat dikatakan juga pelanggan Universitas Sumatera Utara merupakan orang-orang yang memberikan perhatian penuh terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan bukan hanya orang yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan saja, akan tetapi pelanggan juga adalah orang yang memiliki rasa ingin dihormati dan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Kepuasan para pelanggan merupakan respon yang emosional dari para pelanggan pada evaluasi terhadap pengalaman saat mengkonsumsi suatu produk. Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performa perusahaan. Maine dkk (dalam Nasition, 2004:101) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan yaitu: 1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung padanya 2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya 3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan 4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan 2.4.2 Jenis-jenis Pelanggan Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) jenis pelanggan, yaitu : 1. Pelanggan Eksternal Merupakan kelompok ataupun orang yang berada di luar perusahaan yang menerima produk. Pelanggan eksternal pada setiap perusahaan merupakan masyarakat umum yang menerima produk perusahaan. Adapun beberapa hal yang diperhatikan pelanggan eksternal diantaranya: kesesuaian dengan kebutuhan produk, kualitas produk, harga yang kompetitif, pengiriman yang tepat waktu dan pelayanan. Universitas Sumatera Utara 2. Pelanggan Internal Merupakan kelompok ataupun orang di dalam perusahaan yang memiliki pengaruh pada peforma pekerjaan. Adapun hal-hal yang diperlukan pada pelanggan internal diantaranya seperti: kerjasama, kerja kelompok, sistem dan struktur kerja yang efesien, pekerjaan yang berkualitas serta pengiriman yang tepat waktu. 3. Pelanggan Antara Merupakan kelompok ataupun orang yang bertindak sebagai perantara produk, akan tetapi bukan sebagai pemakai akhir dari produk perusahaan. Misalnya seperti agen perjalanan yang bertindak sebagai pemesan kamar penginapan untuk para pemakai akhir atau seperti distributor yang bertindak dalam mendristibusikan produk-produk perusahaan. 2.5 Analisis Lingkungan Perusahaan 2.5.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan. Peluang (oppotunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Adapun yang dimaksud dengan ancaman (threats) adalah berbagai tren negatif yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan harus melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh potensi keuntungan Universitas Sumatera Utara dari peluang usaha dan meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman. Menurut Amir (2005:29) aspek luar perusahaan/eksternal biasanya dibagi dalam dua pengelompokan utama. Kelompok pertama disebut sebagai lingkungan makro, sedangkan kelompok kedua adalah lingkungan mikro. 2.5.1.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan makro terdiri atas faktor demografi, ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya. 1. Demografi Demografi adalah telaah mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamain, dan pekerjaan. Berbagai gejala yang terjadi pada aspek demografi dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dijadikan dasar dalam membuat strategi dan program pemasarannya. 2. Ekonomi Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan daya beli masyarakat. 3. Teknologi Perkembangan teknologi memberi dampak terhadap pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap sistem pemasaran perusahaan. Perusahaan harus memahami lingkungan teknologi yang berubah, sehingga perusahaan dapat menambahkan penyesuaian-penyesuaian yang perlu bagi produk maupun teknologi produksinya. Universitas Sumatera Utara 4. Politik Lingkungan politik turut mempengaruhi keputusan pemasaran perusahaan. Lingkungan ini terdiri dari Undang-Undang, lembaga pemerintahan, dan golongan yang berpengaruh atau kelompok pembela kepentingan publik. 5. Sosial Budaya Sosial budaya merupakan kekuatan yang mempengaruhi nilai-nilai dasar masyarakat, persepsi, dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, sosial budaya memberi pengaruh yang sangat kuat kepada perusahaan. 2.5.1.2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara langsung. Lingkungan mikro terdiri atas faktor pemasok/supplier, konsumen, dan pesaing. 1. Pemasok/supplier Pemasok memegang peranan penting dalam menjamin suksenya pemasaran. Pemasok berkaitan dengan sistem pengadaan input pada perusahaan. Perusahaan berhubungan dengan pemasok agar perusahaan itu dapat menyediakan produk secara efisien kepada pasar. 2. Konsumen Konsumen adalah aktor terpenting dalam lingkungan internal perusahaan. Tujuan seluruh sistem penyaluran nilai untuk target konsumen dan menciptakan relasi dengan mereka. Universitas Sumatera Utara 3. Pesaing Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar sukses, sebuah perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan, yang lebih besar dibanding para pesaingnya. 2.5.2 Faktor-faktor Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan tersebut dan secara formal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan. Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Lingkungan internal perusahaan dapat dianalisis dengan mengkaji aspek bauran pemasaran dan Sumber Daya Manusia (SDM). Unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari empat variable (4P), yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place). 2.6 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah salah satu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi suatu masalah berdasarkan faktor internal, yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), serta faktor eksternal, yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu usaha/bisnis. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dijalankan. Analisis SWOT terdiri atas 4 (empat) faktor, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan (Strength) Kekuatan (Strength) adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulankeunggulan lain yang dimiliki oleh perusahaan dan berhubungan dengan para pesaing. Universitas Sumatera Utara 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan (Weakness)merupakan keterbatasan yang terdapat dalam suatu organisasi/perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya, dan keterampilan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang (Opportunities) merupakan situasi yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman (Threats) merupakan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Dengan analisis SWOT, perusahaan diharapkan dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan perpaduan antara faktor-faktor tersebut. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa strategi perusahaan yang efektif adalah strategi yang memaksimalkan kekuatan perusahaan dengan peluang yang ada serta meminimalkan kelemahan perusahaan dan ancaman yang dihadapi. 2.7 Pupuk 2.7.1 Pengertian Pupuk Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dengan suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti Universitas Sumatera Utara hormon tumbuhan yang membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, sejumlah material suplemen dapat ditambahkan ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan. 2.7.2 Klasifikasi Pupuk Dalam pengelompokannya, pupuk dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber bahan pembuatan, kandungan unsur hara, kadar kandungan unsur hara, reaksi kimia, kelarutan, dan berdasarkan index garam. Adapaun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu : a. Pupuk organik Pupuk organik berasal dari materi mahluk hidup, seperti limbah mahluk hidup atau sisa sisa jasad mahluk hidup, contoh: Kompos dan pupuk kandang. b. Pupuk anorganik Pupuk yang dibuat berasal dari bahan-bahan kimia melalui tahapan reaksi kimia, contoh: Urea, ZA, KCL. 2. Berdasarkan kandungan unsur hara, yaitu : a. Pupuk tunggal (single fertilizer) Pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara, contoh: Urea, KCL, dan TSP. b. Pupuk majemuk (compound fertilizer) Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara, contoh: NPK, Gandasil. 3. Berdasarkan kadar kandungan unsur hara, yaitu : a. Berkadar hara tinggi (concentrated) Universitas Sumatera Utara Pupuk yang kandungan unsur haranya lebih dari 30 persen, contoh: TSP (45% P2O5), Urea (45% N), dan KCL (60% K2O). b. Berkadar hara sedang Pupuk yang kandungan unsur haranya 20 sampai 30 persen, contoh: Abu dapur è 10 - 30% K2O c. Berkadar hara rendah Pupuk yang kandungan unsur haranya 20 persen, contoh: FMP è 19% K 4. Berdasarkan reaksi kimia, yaitu : a. Pupuk masam, contoh: ZA dan Urea b. Pupuk netral, contoh: Kapur Ammonium Sendawa CaCO3 c. Pupuk basa, contoh: NaNO3 5. Berdasarkan kelarutannya, yaitu : a. Pupuk yang larut dalam air, contoh: Pupuk Nitrogen (N): Urea 45% N (+), ZA 20% N (+). Pupuk Kalium (K): KCl 60% K2O (+), ZK 50% K2O (+). Pupuk Posfat (P): DS 36% P2O5 (+), TSP 45%P2O5 (+) b. Larut dalam asam citrat (=), contoh: FMP (Fused Magnesium Phospate) & Phospate alam (=) c. Larut dalam asam keras (x), contoh: HCl 25% (x) 6. Berdasarkan index garam Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotik. Semakin tinggi index garam, maka pupuk akan cenderung merusak biji tanaman. Berdasarkan index garam, pupuk dibagi menjadi: a. Pupuk dengan IG (indek garam) tinggi, contoh: NPK, KCl b. Pupuk dengan IG (indek garam) sedang, contoh: Urea Universitas Sumatera Utara c. Pupuk dengan IG (indek garam) rendah, contoh: TSP 2.8 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari referensi yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan yang ingin diteliti. Referensi berasal dari hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pembanding dan bahan pertimbangan dalam penelitian. Ali, Hamzah Muhammad (2011) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Jakarta” hasil penelitian ini menyebutkan bahwa berdasarkan Matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran “V” sehingga strategi yang sesuai dengan kuadran tersebut adalah jaga dan pertahankan (hold and maintain) melalui pengembangan dana penetrasi pasar. Fatimah, Siti (2013) dengan judul “Analisis Pelaksanaan Strategi Distribusi Pupuk (Studi Evaluasi Pupuk Urea Bersubsidi PT. Pupuk Iskandar Muda Perwakilan Riau dan Kepri, Kasus Wilayah Kampar)” menyimpulkan bahwa secara garis besar, Pelaksanaan Distribusi yang dilakukan oleh PT Pupuk Iskandar Muda Perwakilan Rian dan Kepri Kasus Kampar yang terdiri dari kegiatan pengudangan, transportasi, tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, tepat mutu sudah berada pada kategori cukup efektif, namun ada beberapa indikator yang masih perlu mendapat perbaikan dari perusahaan, baik distributor maupun pengecernya untuk melakukan perbaikan yaitu pada tepat tempat, transportasi dan tepat waktu. Hikmawati, Rika (2002) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Pupuk Urea Pada PT. Pupuk Kujang (Persero)” menyimpulkan bahwa strategi ST merupakan Universitas Sumatera Utara strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan dalam jangka pendek. Setelah melaksanakan strategi ini perusahaan dapat melaksanakan strategi WT dan SO. Sedangkan strategi WO dapat dijalankan oleh perusahaan untuk jangka panjang. Syam, Syaiful (2014) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik Cair Pada GAPOKTAN Sipakainge” menyimpulkan bahwa alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan adalah strategi WO (strategi meminimalkan kelemahan organisasi sehingga dapat merebut peluang). Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi turn-around. Dalam hal ini kelemahan organisasi perlu diperbaiki untuk memperoleh peluang yang besar. Yunus, Kartini (2011) dengan judul “Analisis Sistem Pemasaran Pupuk Dalam Meningkatkan Penjualan Pada PT. Pupuk Sriwidjaya PPD Sulawesi Selatan” menyimpulkan bahwa pemasaran pupuk oleh PT. Pusri PPD Sulawesi Selatan sebagai distributor menggunakan 6 (enam) pola sistem pemasaran yang dimaksudkan sebagai upaya menguasai pasar, khususnya dari segi kecepatan waktu barang dari produsen ke konsumen guna menciptakan siklus produk dan nilai uang di pasaran. Sistem ini dapat meningkatkan volume penjualan sebesar 35.346,3 ton per tahun. Universitas Sumatera Utara