Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasihat : Herry Respatia
Pemimpin Umum : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Herry Respatia,
Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Fr David, Alin
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Sapaan Redaksi
Shalommm....
Ketemu lagi dalam Fresh Juice November
2011.
Bulan ini merupakan bulan penuh berkat
bagi DOJCC Bali. Kita patut berbangga
karena salah satu anggota kita telah berhasil menyelesaikan perjalanan panjang
pendidikan sebagai Romo. Tanggal 18
November 2011, Diakon Vincent akan
ditahbiskan menjadi seorang romo MGL
(Missionaries of God’s Love).
MGL adalah kongregrasi imam yang lahir
dari Komunitas DOJCC (Desciples Of Jesus
Covenant Community).
Sungguh suatu kebanggaan tersendiri
bagi DOJCC Bali, selain Fr. Vincent,MGL
adalah salah satu anggota pendiri
DOJCC Bali, beliau juga merupakan umat
Kuta pertama yang berhasil ditahbiskan
menjadi romo.
Profisiat Father Vincent...We Proud of You,
We Love You... God be with you always...
Salam Fresh Juice
Nathasa
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 24/2011
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
JADWAL DOJ BULAN NOVEMBER 2011
6 Nov
: Tugas Tatib jam 9.30 pagi
pk 7pm Gathering DOJ
8 Nov
: Pertemuan Worship Team
9 Nov : Latihan Koor persiapan Hans Wedding
11 Nov
Pertemuan Seksi Doa
: Misa Pernikahan Hans dan Imelda pk 3 pm
di Pasturan Lantai 4 Gereja FX.
Resepsi pk 7 pm di Seminyak
13 Nov : Tugas Tatib pk. 18.00 lanjut Gathering DOJ
16 Nov
: Doa TAIZE di Gereja FX
20 Nov
: Tugas Koor di Gereja FX lanjut dinner
26 Nov
2
dan Gathering DOJ
: Celebration Meal DOJ di Rumah Yovie sekaligus
merayakan ulang tahun anggota DOJ
27 Nov
: Tugas Tatib pk . 18.00
30 Nov
: Rapat Persiapan acara bulan Desember
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
1 November 2011 : Be Healthy, Be Holy and Be HAPPY !!
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Why 7:2-4,9-14,
Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6,
1Yoh 3:1-3,
Mat 5:1-12a
Mat 5:12a Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga”
Ada banyak orang yang beranggapan untuk bisa bergembira harus punya uang yang
banyak. Bahkan kita sering mendegar orang mengatakan “Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya perlu uang”
Saya bersyukur kepada Tuhan, istri saya tidak menganut ‘paham’ tersebut. Setidaknya
kami percaya bahwa untuk mendapatkan kebahagian tidak melulu harus memakai
uang. Istri saya lebih percaya salah satu cara untuk mendapatkan kebahagian dan
agar kita bisa bergembira adalah selalu menjaga kesehatan kita (mungkin karena istri
saya seorang dokter, jadi hal yang pertama yang dipikirkannya adalah kesehatan :)
Ada salah satu perkataan dari istri saya yang selalu saya ingat. “Pa, kamu kan sudah
melayani Tuhan. Kalau kamu mengasihi Tuhan, kamu juga pasti mengasihi tubuh yang
Tuhan sudah berikan bagi kamu yang merupakan bait Allah. Cuman ada satu yang
kurang dalam kehidupanmu yaitu menjaga kesehatan”. Saat itu dalam hati saya berpikir, saya tidak merokok (thanks buat Papa yang udah menjadi teladan saya dalam hal
ini), saya juga tidak minum-minuman alkohol, saya juga berolahraga (walau sebulan
sekali). Namun perkataan istri saya selalu terngiang-ngiang dalam pikiran saya.
Saya menyadari untuk bisa melayani Tuhan dan menikmati hidup lebih lama bersama
keluarga tidak hanya bisa melalui doa saja. Namun kita juga dituntut untuk berusaha
‘mengubah diri kita’. Menjaga kesehatan merupakan salah satu hal penting yang sering
kali dilupakan banyak orang. Banyak dari kita lebih senang berpikir untuk mengobati penyakit daripada mencegah penyakit. Salah satu contoh, dulunya saya adalah
seorang raja kuliner. Segala makanan saya coba, gak peduli sehat atau tidak yang
penting enak dan lezat. Olahraga pun jarang. Sampai suatu ketika saya mengambil
keputusan untuk menjadi seorang flexible vegetarian. Makan semuanya termasuk ikan,
susu dan telur kecuali daging. Tak terasa bulan November merupakan bulan ke-4 saya
sudah menjalaninya. Olahraga pun kini sudah berjalan teratur 3- 4 kali seminggu.
Badan lebih fresh. Pikiran juga terasa fresh. Itu yang saya rasakan setiap pagi.
so, motto baru saya Be Holy, Be Healthy and be HAPPY !!
Jadilah KUDUS (dalam setiap perkataan dan perbuatan),
jadilah orang yang SEHAT
maka engkau akan Bahagia !!
Salam bahagia!
Yovie
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 3
2 November 2011 : Dua Dunia
PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN
2Mak 12:43-46, Mzm 130:11-2,3-4,5-6a,6-7,8, 1Kor 15:12-34, Yoh 6:37-40
Yoh 6:39 “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan
pada akhir zaman”
Kebiasaan orang Aborigin ketika ada anggota keluarga yang meninggal maka pantang bagi semua anggota keluarga tersebut untuk menyebut nama almarhum dan
almarhumah, bahkan anggota keluarga yang bernama sama harus diganti. Mungkin
kebiasaan ini aneh, namun inilah cara orang Aborigin mengungkapkan kepercayaan
mereka akan dua dunia, dunia orang mati dan dunia kita yang masih hidup, bahwa
ada perbedaan antara keduanya. Saya yakin setiap kebudayaan punya cara tersendiri untuk mengungkapkan pandangan mereka tentang kematian dan kehidupan.
Gereja kita pun percaya akan ajaran tentang dua dunia berbeda ini. Namun tidak
berarti dua dunia yang berbeda ini tidak punya hubungan sama sekali. Gereja lebih
melihat bahwa kedua dunia ini pada akhirnya harus menghantar semua anggotanya
kepada persatuan dengan Allah dalam kehidupan yang kekal. Gereja Katolik mengkhususkan hari ini sebagai “Hari Semua Arwah Orang Beriman.” Lalu apa maksud Gereja
mengkhususkan hari ini untuk mendoakan semua arwah orang beriman? Mengapa kita
perlu mendoakan arwah orang beriman? Bukankah Kristus telah mengorbankan diriNya disalib untuk menyelematkan kita? Jadi untuk apa kita mendoakan arwah orang
beriman?
Memang benar, bahwa Kristus telah wafat dan bangkit untuk keselamatan kita semua.
Bahwa kita semua yang telah dibaptis harus yakin dan percaya bahwa kita adalah
anak-anak Allah dan ketika kita meninggalkan dunia ini, maka serta merta kita akan
bersatu dengan Allah Bapa kita. Namun sayangnya, kematian yang memang tidak
terduga datangnya, seringkali membuat kita tidak pernah siap. Semua manusia yang
meninggal seringkali tidak sungguh-sungguh siap lahir batin untuk menghadap Tuhan.
Sama seperti kalau saya bepergian jauh, selalu saja ada yang lupa, enam bulan lalu
contohnya, saya lupa membawa surat permandian dari Maumere untuk keperluan Tahbisan Diakonat. Ketika sudah di atas pesawat saya baru ingat, tentu saya tidak bisa
kembali ke rumah lagi, saya hanya bergantung pada pertolongan adik saya untuk
mengirimkan surat permandian lewat pos.
Perumpamaan ini memang terlalu sederhana, tetapi mungkin ini bisa menjelaskan
pentingnya kita yang hidup mendoakan teman, sanak keluarga yang telah meninggal, sebab banyak kali manusia tidak selalu siap untuk mati. Kita tidak sepenuhnya siap
lahir batin untuk menghadap Tuhan saat ini juga. Nah, melalui doa-doa kita, kita mendoakan semua arwah orang beriman agar, mereka yang telah meninggal untuk bisa
akhirnya siap bersatu dengan Allah Bapa di surga dalam kehidupan kekal.
Fr. Wenz, MGL
4
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
3 November 2011 : Menghakimi
Martinus de Porres
Rm 14:7-12, Mzm 27:1,4,13-14, Luk 15:1-10
Rm 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Allah.
Saya harus berpikir keras ketika membuat tulisan ini. Tentang menghakimi, sebuah topik
yang cukup sensitif bila dibicarakan. Dari saya kecil, saya selalu diberitahu bahwa jangan menghakimi orang kalau tidak mau dihakimi, tapi pemikiran saya menjadi bimbang ketika saya membaca I Kor 6:1-5.
6:1 Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar , dan bukan pada orangorang kudus? 6:2 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu
sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? 6:3 Tidak tahukah kamu,
bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa
dalam hidup kita sehari-hari.
Bingung adalah reaksi pertama saya setelah membacanya. Dan ternyata saya menemukan satu ayat lagi yang lebih membuat saya heran 1 Raja-raja 3 :9
3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”
Bahkan seorang raja sebijaksana Salomo pun meminta hikmat untuk bisa menghakimi?
Waduh, jadi boleh donk ya kita menghakimi? Jangan ditelan mentah mentah ya kata
menghakimi itu. Coba yuk lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia memberikan definisinya sebagai “mengadili” atau “berlaku sebagai hakim.”
Lalu apa itu “hakim”? Kamus Besar Bahasa Indonesia juga memberikan pengertian sebagai, (1) “orang yang mengadili perkara,” (2) “pengadilan” dan (3) “juri”, “penilai.” Namun juga diberikan pengertian lain sebagai “orang pandai, budiman dan ahli; orang
yang bijak.” Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa “menghakimi” adalah
suatu tindakan yang dilakukan untuk menentukan sesuatu itu benar atau salah. Jadi
betul donk kalau Salomo memohon kebijaksanaan untuk menghakimi alias menentukan yang benar dan salah.
Nah, masalahnya sekarang berarti ada di diri kita masing – masing yang terkadang
masih salah mengaplikasikan kata menghakimi dalam hidup kita sehari – hari. Menghakimi bukan menuduh dan mengambil kesimpulan sendiri soal orang lain tanpa kita
mengerti betul apa yang benar – benar terjadi ya.
Semoga…kita pun boleh selalu memohon kepadaTuhan, Roh Kebijaksanaan untuk
membimbing kita dalam setiap hal yang kita lakukan.
maia
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 5
4 November 2011 : Santo Karolus
Karolus Borromeus
Rm 15:14-21, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Luk 16:1-8
Pada hari ini, kita akan membaca kisah perjalanan
salah seorang Santo yang kita rayakan pada 4 November ini. Karolus hidup pada abad keenambelas.
Ia adalah putera seorang bangsawan Italia yang
kaya. Sama seperti para pemuda kaya lainnya, ia
bersekolah di Universitas Pavia. Tetapi, tidak seperti
kebanyakan dari mereka, ia tidak ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan yang mengundang dosa. Karolus terkesan sebagai murid yang lamban karena ia
tidak dapat berbicara dengan lancar, tetapi sungguh ia memperoleh kemajuan yang menggembirakan.
Usianya baru dua puluh tiga tahun ketika pamannya, Paus Pius IV, menyerahkan banyak tugas penting kepadanya. Karolus berhasil menyelesaikan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan
baik. Namun demikian, ia senantiasa cemas kalaukalau ia semakin jauh dari Tuhan karena banyaknya
godaan di sekelilingnya. Oleh sebab itulah, ia berlatih menyangkal diri terhadap segala kesenangan
dan senantiasa berusaha untuk rendah hati serta sabar. Sebagai seorang imam, dan
kemudian Uskup Agung Milan, St. Karolus menjadi teladan bagi umatnya. Ia menyumbangkan sejumlah besar uang kepada kaum miskin. Ia sendiri hanya memiliki sehelai
jubah lusuh berwarna hitam. Tetapi, di hadapan umum, ia berpakaian seperti layaknya
seorang kardinal. Ia ambil bagian dalam upacara-upacara Gereja dengan penuh hormat dan wibawa.
Penduduk kota Milan mempunyai banyak kebiasaan buruk, mereka juga percaya
takhayul. Dengan peraturan-peraturan yang bijakasana, dengan kelemahlembutan
dan kasih sayang, serta dengan teladan hidupnya sendiri yang mengagumkan, St. Karolus menjadikan keuskupannya teladan bagi pembaharuan gereja seluruhnya. Ia tidak
pernah dapat berbicara dengan lancar - umat hampir-hampir tidak dapat mendengarkannya - namun demikian kata-kata yang diucapkannya menghasilkan perubahan.
Ketika suatu wabah ganas menyerang dan mengakibatkan banyak kematian di Milan,
Kardinal Borromeus tidak memikirkan hal lain kecuali merawat umatnya. Ia berdoa dan
bermatiraga. Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan bagi mereka yang kelaparan. Ia bahkan mendirikan altar di jalan-jalan
agar orang-orang yang sakit itu dapat ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela rumah mereka. Orang besar ini tidak pernah terlalu sibuk untuk menolong
rakyat sederhana. Suatu ketika ia menghabiskan waktunya untuk menemani seorang
bocah penggembala hingga bocah tersebut dapat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Menjelang ajalnya, pada usia empatpuluh enam tahun, St. Karolus dengan tenang
dan damai berkata, “Lihat, aku datang!” St. Karolus Borromeus wafat pada tanggal 3
November 1584 dan dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1610.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
6
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
5 November 2011 : Take Time to Praise and Worship
Fransiska Amboisa, Guido M. Conforti
Rm 16:3-9,16,22-27, Mzm 145:2-3,4-5,10-11,Luk 16:9-15
Mazmur 145:10, “Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.”
Suatu hari kami menjual kaset dan CD Rohani. Seorang bapak setelah membayar CD
lagu Hill Song, kembali dan bertanya, “Ini lagu Protestan apa Katolik?” saya berpikir
cepat dan keluarlah jawaban yang juga tidak saya duga, “Tergantung yang mendengarnya, pak! Kalau yang dengar lagu itu orang Katolik, ya, jadi lagu Katolik. Kalau yang
dengar orang Protestan, ya jadi lagu Protestan. Namanya juga lagu pujian penyembahan kepada Tuhan Allah. Semua bisa dengar dan ikut bernyanyi.” Bapak itu tersenyum
dan berkata, “Iya juga ya?”
Tentang lagu-lagu pujian kepada Yesus, sebaiknya kita tidak membatasi diri pada satu
cara saja. Kita perlu terbuka pada indahnya keberagaman seni tersebut. Tentu pada
tempatnya masing-masing. Di luar Misa kita bisa mendengarkan dan ikut bernyanyi dari
kaset-kaset rohani, baik Pop atau slow rock.
Saya menyukai lagu pujian dan penyembahan ala Hill Song yang slow rock, tapi saya
juga bisa menikmati nada-nada kidung mazmur dan lagu-lagu Misa etnik atau pun
Gregorian pada saat mengikuti Misa. Semua lagu-lagu pujian itu bisa membawa saya
merasa dekat dengan Tuhan, di saat yang berbeda.
Setiap orang punya selera yang unik, kadang tergantung suasana perasaan. Sedangkan perasaan manusia bagaikan cuaca yang mudah berubah-ubah. Mungkin itu
sebabnya Roh Kudus menginspirasikan banyak orang untuk menciptakan lagu-lagu
pujian dan penyembahan kepada Allah dengan berbagai versi.
Umumnya orang bisa lepas bersyukur dan memuji Tuhan, saat sedang gembira, merasa
diberkati. sedangkan hati dan perasaan manusia itu rapuh. Betapa mudahnya sesuatu
yang negatif membuat kita kehilangan kegembiraan sehingga enggak bisa tertawa
apalagi bernyanyi dan memuji Tuhan. Sebuah kesedihan, kepahitan, kemarahan, atau
beban tanggung jawab bisa menekan orang berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.
membuat orang sulit tersenyum, apalagi tertawa dan bernyanyi. Gembira sehari. Sedih
bisa dibawa berhari-hari. Dalam Injil baik PL dan PB sejak jaman Musa dan Abraham,
hubungan terindah Allah dengan ciptaannya diungkapkan dalam nyanyian syukur dan
pujian. Bahkan Pujian dan Penyembahan membawa pembebasan dan penyembuhan.
Mungkin kita perlu belajar dari Daud yang memuji Tuhan dalam segala situasi hidupnya.
Misalnya bangun pagi Mazmur 3 dan 5; sebelum tidur Mazmur 4 dan 23; sedang merasa diri berdosa, Mazmur 25 dan 51; dalam ketakutan Mazmur 35 atau 55; membutuhkan penghiburan Mazmur 139; hati yang gembira Mazmur 103, dan masih banyak lagi.
Dengan begitu, kita tetap bisa bersyukur dan memuji Tuhan, sekali pun perasaan kita
tidak sedang gembira.
(Narita)
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 7
6 November 2011 : Berbenahlah demi Dia yang datang
Hari Minggu Biasa XXXII
Keb 6:13-17, Mzm 63:2,3-4,5-6,7-8, 1Tes 4:13-18Mat 25:1-13
Mat. 25:13 “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun
akan saatnya.”
Di zaman modern ini, setelah diadakannya suatu pesta pernikahan, kedua mempelai,
suami dan istri, biasanya selalu pergi ke jauh untuk menikmati ‘bulan madu.’ Karena itu
banyak orang di zaman ini pasti merasa heran jukalau mereka membaca pesan Yesus
hari ini. Di dalam tradisi orang Yahudi, kedua mempelai biasanya tidak akan pergi jauh
untuk menikmati ‘bulan madu’ dan melungkan waktunya berduaan. Namun mereka
tetap tinggal saja di rumah mereka untuk merayakan bersama dan juga menerima
ucapan selamat dari keluarga masing-masing dan juga sahabat-sahabat mereka. Selama beberapa hari mereka akan berpesta ria bersama. Pada waktu itu, orang-orang
yang datang harus mempersiapkan pelita masing-masing sebagai penerang mereka.
Injil hari ini Yesus menggunakan perumpamaan tentang sepuluh orang gadis yang
membawa ‘peilta’ mereka. Lima di antaranya bijaksana dan lima yang lainnya tidak.
Kelima gadis yang bijaksanan itu mempunya suatu perhitungan yang baik. Mereka menyadari akan semuan kemungkinan yang akan terjadi. Karena itu mereka membawa
banyak peresediaan minyak di dalam buli-buli mereka. Sedangkan yang lainnya dikatakan bodoh itu tidak mempunyai perhitungan dan pikiran kedepan akan kemungkinan yang akan terjadi. Mereka hanya memikirkan apa yang sedang terjadi dan tidak
mempunyai suatu harapan dan antisipasi akan waktu yang akan datang.
Setelah beberapa saat kemudian, merekapun telah lelah menunggu. Karena itu mengantuklah mereka lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah orang berseru,
“Mempelai datang! Songsonglah dia!”. Lalu merekapun bangun dan membereskan
pelita-pelita mereka. Lalu gadis-gadis yang bodoh meminta minyak kepada gais-gadis
yang bijaksana. Namun gadis-gadis bijaksana itu tidak memberi. Karena mereka hanya
mempunyai persediaan yang cukup untuk mereka saja.
Yesus ingin menunjukan kepada kita sesuatu hal yang sangat penting. Kita harus selalu
mempersiapkan diri dan selalu bersedia karena Dia datang tidak tepat pada waktunya.
Dia bisa saja datang sebentar atau besok atau minggu depan atau tahun depan. Dengan demikian kita harus selalu mempersiapkan hati kita. Kita haru membenahi diri, lahir
dan batin demi Yesus yang datang pada saat yang tidak kita ketahui.
Rm. Joseph, MGL
8
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
7 November 2011 : Iman Yang Sederhana
Assunta Pallota,Gratia dr Kotar
Keb 1:1-7, Mzm 139:1-3,4-6,7-8,9-10, Luk 17:1-6
Luk 17:6 ‘Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja,kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia
akan taat kepadamu’
Suatu hari saya menonton salah satu channel rohani LIFE di TV cable, yang membahas tentang Doa. Ada sebuah ajakan yang cukup menarik buat saya, untuk memulai hari dengan
disiplin bangun pagi jam 4 untuk berdialog dengan Tuhan. Wah sudah kebayang betapa
sulitnya bangun jam 4 pagi, disaat sedang enak-enaknya dalam selimut, harus bangun lalu
berdoa pula, .rasanya saya pikir-pikir lagi dah..
Tapi saat itu saya ingin sekali mencoba, dan benar besoknya tepat jam. 4 pagi saya terbangun dan berdialog dengan Tuhan. Luar biasa… Tuhan menunjukkan pada saya apa
yang paling saya butuhkan yang tidak dapat saya utarakan dengan kata-kata. Melalui
sebuah artikel rohani, Tuhan menunjukkan iman seorang anak kecil bernama Mark. Ceritanya begini, Mark ikut lomba mobil hias, mobil buatannya sangat sederhana. Sebelum
lomba dimulai dia minta waktu sebentar, lalu komat-kamit berdoa. Perlombaan dimulai dan
ternyata dia keluar sebagai pemenang. Kemudian panitia lomba bertanya: “Hai jagoan,
kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Mark terdiam. “Bukan,
Pak, bukan itu yang aku doakan” kata Mark. “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. “Aku, hanya mohon pada Tuhan, supaya
aku tak menangis, jika aku kalah. “Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuktangan. Mark, tidak memohon pada Tuhan untuk menangMark, tak memohon Tuhan untuk
meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang
lainnya. Namun, Mark, memohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi
itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan dan mau menyadari kekurangan dengan
rasa bangga.
Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita
nomor satu, yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa
untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, yang
kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering merasa
lemah dan pesimis dengan hidup ini. Tak ada semangat perjuangan yang mau kita lalui?
Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah dan
mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang beriman.
Pengertian tentang iman sebesar biji sesawi dalam hal ini, janganlah dibatasi sebatas “doa
kita dijawab Tuhan”. Seperti ilustrasi iman Mark, doanya yang sederhana, imannya yang
percaya penuh pada penyelenggaraan Tuhan “ Tidak Membatasi karya Tuhan” untuk menolong dia. Bisa jadi saat kita berdoa dengan iman kita jawabannya bisa Ya, Tunggu, ataupun Tidak sekalipun, tapi dibalik itu semua ada “sebuah proses” yang sedang dikerjakan
oleh Tuhan bagi setiap kita yang dikasihiNya. Proses yang tidak dapat kita pahami, yang
mengandung perubahan buah-buah Roh yang hanya dapat kita jalani dengan “iman
yang sebesar biji sesawi”.Sampai saatNya jawaban atas doa anda itu dinyatakan.
Selamat menjalani saat berdialog yang “mesra” dengan Tuhan.Mulai dengan iman yang
“sederhana” dengan segala ketulusan hati.Biarlah Roh Kudus yang menumbuhkan menyirami iman yang kecil ini, semakin berakar dan berkembang didalam Dia.
Tuhan memberkati
Lulu
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 9
8 November 2011 : Hamba-hamba yang tidak berguna
Elisabet dr Tritunggal
Keb 2:23 - 3:9, Mzm 34:2-3,16-17,18-19, Luk 17:7-10
Luk 17:10 “… Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna;
kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”
Kepada murid-murid-Nya dan setiap orang beriman yang dipanggil untuk melayani Tuhan ditujukan sabda Yesus dalam Injil hari ini. Yesus melukiskan perilaku seorang hamba
yang setia yang mungkin dalam mentalitas jaman sekarang ‘tidak menyenangkan’.
Namun sebenarnya Yesus mau menampilkan makna positif dari pelayanan hamba itu:
kesetiaan, kesediaan penuh, dan kerendahan hati tanpa membuat perhitungan terhadap tuannya. Demikian seharusnya sikap kita sebagai orang beriman. Melayani dan
melakukan setiap praktek iman dengan cinta kasih dan hati yang tulus murni, tetapi
tetap menyadari bahwa kita hanya hamba yang ‘tidak berguna’. Apa yang kita lakukan memang seharusnya kita lakukan. Dengan kerendahan hati seorang hamba dalam
bacaan ini membantu kita untuk hidup dalam kebahagiaan yang sejati, sempurna dan
memperoleh kedamaian batin.
Segala sesuatu dalam hidup kita adalah rahmat dari Allah. Apa yang mungkin kita
temukan di jalan pelayanan: kesulitan, tantangan, cobaan, penderitaan, pengorbanan, adalah instrumen untuk memurnikan kesetiaan, kesediaan dan kerendahan hati
kita sebagai hamba. Walaupun kadang menjadi pertanyaan ‘mengapa justru orangorang yang setia melayani harus mengalami banyak kesulitan dan penderitaan’. Namun pesan yang disampaikan dalam kitab Kebijaksanaan memberi kejelasan yang
patut diyakini. Kesulitan dan penderitaan dalam pandangan manusia memiliki arti
yang tidak ternilai di mata Tuhan yakni seperti api yang memurnikan dan menjadikannya lebih indah dan berharga. Keyakinan ini memberi jawaban atas semua pertanyaan: jangan takut untuk setia melayani Tuhan. Walaupun itu berarti harus menderita.
Kebangkitan dan hidup kekal selalu menanti kita karena kita diciptakan untuk kehidupan abadi (bdk. Keb 3,23).
Sr. Benedicta, OSB
10
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
9 November 2011 : Kolekte
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Yeh 47:1-28-9,12 atau 1Kor 3:9c-11,16-17, Mzm 46:2-3,5-6,8-9, Yoh 2:13-22
Yoh 2:13 “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi
tempat berjualan”
Di Gereja St Martin de Porres biasanya ada dua kolekte yang diedarkan setiap minggu. Kolekte pertama untuk keperluan Pastoran, dan kolekte kedua untuk dana pembangunan dan pengembangan Paroki. Nilai praktis dan nyata dari kolekte adalah untuk
mendukung semua kelancaran kegiatan parokial mulai dari membeli hosti, anggur, lilin
dan keperluan liturgy lainnya. Sedangkan nilai spiritual kolekte adalah sebagai persembahan ikhlas diri tiap anggota Gereja untuk disucikan dalam korban Ekaristi. Saya sadar
apa artinya kolekte. Tetapi tak urung, setiap kali kotak kolekte beredar, pikiran saya
selalu membayangkan apa kira-kira yang Yesus akan buat jika Ia sendiri menyaksikannya. Tiap kolekte diedarkan biasanya suasananya berubah. Semua orang sibuk, ada
yang mencari-cari dompet, ada yang mencari uang kecil, ada yang menyuruh-nyuruh
anaknya memasukkan uang ke kotak kolekte, ada pula yang mengejar-ngejar pengumpul kolekte karena terlambat menemukan uang kecil di dalam dompetnya. Jujur
saja, suasananya tidak beda-beda jauh dengan pasar. Nah, apa mungkin kalau Yesus
hidup di zaman sekarang dan pergi ke Gereja, kita semua akan dimarahi dan uang
kolekte akan Ia hamburkan di lantai Gereja?
Ceritera di atas hanyalah renungan kecil saya di pagi hari yang hangat di Darwin. Memang kita tidak memaksudkan uang kolekte sebagai alat untuk membeli rahmat dan
pengampunan dosa dari Tuhan. Di dalam Ekaristi kita tidak sedang berjual beli rahmat
Allah atau tawar menawar dengan Allah. Di dalam Ekaristi kita sepenuhnya hanya bisa
membuka diri untuk menerima rahmat Allah sebesar-besarnya. Rahmat dan pengampunan dari Allah itu tercurah tanpa batas dan tidak bergantung pada besar kecilnya
persembahan yang kita berikan, tetapi bergantung pada seberapa besar kita membiarkan diri diampuni dan dihujani rahmat Allah melalui Kristus yang disalib dan bangkit
untuk kita. Inilah dasar kuat yang Paulus maksudkan melalui pesan pastoralnya kepada
Gereja di Korintus, bahwa hidup kita harus selalu didasarkan pada iman akan rahmat
dan karya keselamatan Kristus (1 Kor 3:10-11).
Gereja dengan seluruh tingkatan kegiatan liturginya bukanlah ajang untuk berjualan
rahmat atau pengampunan. Gereja adalah tempat perjamuan dimana anggur yang
tersedia selalu saja anggur yang terbaik. Gereja adalah tempat rahmat, kasih dan pengampunan tersedia tanpa batas, ketika semua anggotanya memancarkan kasih lewat saling mengampuni tanpa syarat. Seringkali kita menyebut ajaran Kristen sebagai
ajaran kasih. Memang benar demikian, tetapi ajaran kasih tersebut diterjemahkan melalui tindakan nyata saling mengampuni dan menerima tanpa syarat, tanpa batas dan
tanpa kecuali.
Memberi ampun dan menerima sesama apa adanya memang tidak gampang.
Ingatlah, kita tidak sedang tawar menawar pengampunan, sebab pengampunan tidak
didasarkan pada perasaan, tetapi lebih pada pilihan. Kita memilih untuk mengampuni
daripada merasa ingin mengampuni. Sama seperti Yesus memilih untuk mati disalib
bukan merasa ingin mati disalib.
Fr. Wenz, MGL
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 11
10 November 2011 : Hari Akhir
Leo Agung
Keb 7:22-8:1, Mzm 119:89,90,130,135,175,Luk 17:20-25
Luk 17 : 20 Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah
Sering kita mendengarkan ada orang-orang yang mengklaim diri mengetahui kapan
hari akhir akan tiba, kapan dunia kiamat. Bukan hanya dalam negeri, di luar negeri pun
terjadi hal yang sama. Seperti Aum Shinrikyo dari Jepang, ia menyatakan kiamat akan
tiba lewat awan gas dari Amerika di tahun 1997. Namun nyatanya, 1997 telah berlalu,
dan ucapannya tak terbukti. Atau yang terbaru adalah kehebohan film 2012, yang
menceritakan dunia akan kiamat tahun depan.
Jauh sebelumnya Yesus telah memperingatkan kita akan hal ini. Akan banyak orang
mengatakan berbagai hal tentang hari akhir, namun kita tak usah mempercayainya
(ayat 23). Yesus menegaskan kita untuk tidak mempersoalkan kapan dan dimana Kerajaan Allah akan tampak, atau kapan hari akhir akan tiba karena sesungguhnya kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Kerajaan Allah tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu tertentu. Kalau begitu, tak ada seorang pun yang tahu kapan hari itu akan
tiba.
Namun satu hal yang pasti, cepat atau lambat setiap orang akan mati. Ada yang paginya masih bisa bersenda gurau, malamnya sudah kembali ke hadirat Tuhan. Tak ada
yang bisa menebak kapan waktunya akan tiba. Daripada kita kalut memikirkan kapan
hari akhir kita, lebih baik kita mempersiapkan diri dengan baik, mengisi hidup yang
cuma sebentar ini dengan menjalankan perintah Tuhan, melakukan hal-hal yang baik,
yang berguna bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga menjadi berkat bagi sesama. Menjadi garam dan terang bagi setiap orang yang kita jumpai. Setiap amal bakti
yang kita lakukan, berkat belas kasihan Tuhan, akan menjadi tabungan bagi kita saat
perziarahan hidup ini berakhir.
agatha
12
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
11 November 2011 : Setia dan Total
Martinus dr Tours
Keb 13:1-9, Mzm 19:2-3,4-5, Luk 17:26-37
Luk 17:33 Barang siapa memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya
Secara harafiah dan kalimat dalam bahasa Indonesia, saat membaca : barang siapa memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, akan timbul pertanyaan, koq bisa? Kenapa kalau aku memelihara nyawaku, maka aku
akan kehilangan nyawaku? Seperti halnya sebuah barang, bagaimana bisa
kaau aku menjaga barang baik-baik, maka aku malah akan kehilangan barang tersebut.
Dalam bacaan hari ini, saya mengartikannya sebagai kesetiaan dan total
dalam perutusan maupun dalam hal lain yang kita lakukan untuk mendatangkan kebaikan. Nyawa , saya ibaratkan sebagai sesuatu yang harus total.
Dalam tugas perutusan, kita benar benar harus menyerahkan ‘nyawa’ kita..,
total dalam tugas perutusan kita. Sama seperti misalnya dalam pekerjaan, kita
juga harus total dalam pekerjaan kita.
Nyawa dalam tugas perutusan dan pelayanan, bisa juga diartikan sebagai total keseluruhan anggota tubuh. Jika satu anggota tubuh tidak berfungsi, sama
juga kita akan kehilangan sebagian nyawa kita. Karena itu, dalam suatu pelayanan, jika kita merasa ada yang tidak berfungsi dengan normal karena ada
angota tubuh yang ‘sakit’ yang menyebabkan kita tidak bisa “menyerahkan
nyawa “ kita dengan sempurna,kita berusaha menyembuhkannya dengan
segala kerendahan hati.
Sama seperti St. Martinus yang kita kenangkan di hari ini, dia dengan kerendahan hati, menyobek sebagian mantolnya dan memberikannya kepada orang
miskin dan terhina yang ada di dekatnya. Karena dengan melakukan itu, St
martinus melihat karya dan wajah Allah
alin
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 13
12 November 2011 : Mengapa Tuhan belum juga menjawab doa saya?
Yosafat
Keb 18:14-16,19:6-9, Mzm 105:2-3,36-37,42-43,
Luk 18:1-8
Lukas 18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan
orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur
waktu sebelum menolong mereka?
Saat ini social media seperti facebook, twitter,
myspace dan blog adalah tempat untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Dari soal makanan
yang dimakan hari ini, kegiatan di kantor, promosi,
sampai doa. Doa?
Ya, apakah Tuhan membaca status facebok kita
bila kita menulis doa? Apakah itu untuk Tuhan, atau hanya untuk mencari perhatian
orang lain saja? Entahlah, tidak penting untuk membahas itu.
Ada status Facebook teman dekat saya, yang menarik disimak
21 October : Saya punya doa tumpul yg selalu hadir di musim yg sama di tahun berbeda dan berakhir mengenaskan: terlupakan. Hari ini saya berjanji utk terus melakukannya sampai Tuhan bener2 bosennn!
18 October : I’m talking to you, God, not to the room’s wall. My prayers must be blunt
and u get totally bored.
Apakah Tuhan pernah bosan mendengar doa kita, apakah Tuhan benar benar mendengar doa kita. Kenapa doa kita tidak dijawab, padahal ini sangat penting, dan sudah lama disampaikan. Dimana Tuhan? Apakah perlu doa semalam suntuk agar didengar Tuhan? Apakah ada tips2 khusus agar doa lebih cepat terkabul , express line, jalan
pintas ? Ada yang menyarankan untuk melakukan Doa Novena versi ini dan itu, Doa
Koronka, doa ini dan itu. Apakah Tuhan perlu di’sogok’ untuk mendengar doa doa kita?
Saya teringat perkataan Wayan Edi, sahabat dan ‘anak’ tercinta saya yang menderita
kanker, diamputasi kakinya, menjadi cacat, dan kembali terkena kanker paru ganas,
dan akhirnya meninggal dunia. Beberapa hari sebelum meninggal, dia sempat berkata, ‘Mengapa Tuhan baik terhadap orang jahat, mengapa orang jahat hidupnya
lebih bahagia?”. Saat itu saya tidak bisa menahan airmata dan tidak bisa menjawab
pertanyaannya.
Apa Tuhan tidak berpihak terhadap orang baik yang tiap hari berdoa pagi malam
minta kesembuhan? Doa seorang anak usia 19 tahun yang menjadi tulang punggung
keluarga? Anak laki laki satu satunya, harapan keluarga satu satunya. Apakah Tuhan
mengulur ngulur waktu untuk menjawab satu doa saja ? Kapankah Tuhan akan membenarkan doa dan permohonan kita?
Injil hari ini mengatakan (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?
Tuhan bertanya, apakah doa yang kita panjatkan itu adalah karena Iman, dan apakah
iman itu akan terus ada ketika akhir jaman. Masihkan kita memilii iman yang sama ketika
doa itu telah dijawab dan dibenarkan Tuhan?
Status facebook teman di awal October :
4 october : Saya kira Engkau tidak mendengarkan. Terima kasih dan maaf sempat
meragukan kasih-Mu
Jeff - Tajikistan
14
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
13 November 2011 : Mengembangkan bakat dan telenta
Hari Minggu Biasa XXXIII
Ams 31:10-13,19-20,30-31, Mzm 128:1-2,3,4-5, 1Tes 5:1-6, Mat 25:14-30
Mat. 25:29 “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga
ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”
Orang-orang Farisi dan Ahli-alhi Taurat selalu menjalankan Hukum sesuai apa yang
telah tertulis. Tujuan dan maksud mereka adalah ingin memelihara Taurat yang mereka
miliki tanpa suatu pemahanan yang mendalam dan suatu praktek yang baik di dalam
hidup mereka.
Melihat perbuatan dan kelakuan orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat, Yesus memberikan suatu perumpamaan kepada mereka. Perumpamaan itu adalah suatu “Perumpamaan tentang talenta.” Seperti hamba yang menerima talenta itu, dia memutusan
untuk menyimpannya atau menanamnya di dalam tanah seperti semula. Yesus mengatakan bahwa orang yang berbuat seperti ini mengandaikan sebuah agama yang
tak berpetualangan. Dia mengajak kit auntuk selalu mengembangkan talenta yang
ada.
Kita percaya bahwa Tuhan selalu memberikan kita talenta sebagai rahmat yang cuma-cuma. Dia memberikan kita talenta sesuai dengan bakat dan kemampuan kitia
masing-masing untuk mengembangan talenta itu. Karena itu percayalah bahwa, Tuhan
tidak akan pernah memaksakan dari kita. Namun Dia akan mengajak kita untuk berbuat dan mengembangkan talenta itu sesuai kemampuan kita.
Yesus mengatakan juga bahwa banyak sekali cara dan jalannya untuk mengembangkan talenta itu. Dia selalu mengharapkan kita untuk mencari tahunya dengan bantuan
Roh Kudus. Dan bagi hamba-hamba yang berkehendak untuk mengembangkan talentanya itu, akan dianugerahkan rahmat untuk melipat-gandakan talenta itu. Namun
bagi yang tidak ingin untuk berusaha dari padanya-pun akan diambil sekalipun apa
saja yang ia miliki.
Ini merupakan suatu kebenaran yang nyata di dalam realitas bahwa jikalau kita berkeyakinan untuk mengembangkan bakat dan talenta kita, ktia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Kita memperoleh apa yang kita harapkan dan juga hati kita
merasa damai dan gembira.
Marilah kita berdoa bagi Tuhan agar membantu kita untuk bisa menggunakan dan
mengembangkan talenta yagn kita miliki dan bukannya menguburkan atau menumbunnya di dalam tanah seperti orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 15
14 November 2011 : Dia mengerti yang akan Dia perbuat !!”
Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli
1Mak 1:10-15,41-43,54-57,62-64, Mzm 119:53,61,134,150,155,158,Luk 18:35-43
Luk 18:41 “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu:
“Tuhan, supaya aku dapat melihat!”
Waktu bayi, biasanya orang tua (papa mama) sangat perhatian dengan kita. Apalagi
kalau kita adalah anak pertama, so pasti bakalan disayang banget. Kehidupan mereka semakin ceria dan berwarna dengan kehadiran kita. Bagi pasangan yang baru
saja menikah, tentu ini adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan dalam kehidupan mereka. Segala waktu dan tenaga mereka bakal curahkan demi menjaga dan
merawat “si kecil” yang imut dan lucu.
Teman – teman juga pasti mengalami kejadian yang seperti aku sebutkan di atas khan
? Bagi teman cowok, kalau waktu kecil diajak papa atau mamanya ke mall atau supermarket and di sana lihat mainan mobil-mobilan, pasti langsung bilang gini “Pa, beliin
mobil itu dong !!” Papa pun biasanya menjawab, “Nanti dulu ya, lihat mobil-mobil yang
lain dulu!!”. Nach kalau teman cewek pasti minta dibeliin boneka Barbie atau mainan
yang berhubungan dengan rias-merias. Sekali lagi, biasanya mama bakalan menjawab, “eh di sana masih ada yang lebih bagus lagi atau ntar mama cariin yang lebih
bagus lagi ya !!”. (pengalaman pribadi penulis …….hehe ^_^)
Semakin besar, sekitar umur 6 tahun (mulai masuk SD) kondisi di atas mulai berubah.
Biasanya papa mama kita yang gantian bertanya kepada anaknya, “Adhi, mau tas
yang mana – kotak pensil yang warna apa? – dan pertanyaan lainnya.” Kita pun tinggal tunjuk aja, dan papa mama pun pasti tidak menghalangi kita untuk memiliki barang
tersebut.
Perikop Injil Lukas hari ini mengajak kita untuk melihat kedalaman hati kita dan menyadari iman kita akan Dia. Ketika kita sedang ingin sesuatu, pokoknya harus dan harus – kita seperti anak kecil di atas yang berkata, “aku mau itu !!”. Jika tidak dituruti,
kita akan menangis, ngambek, atau bisa-bisa marah habis-habisan ama Tuhan. Jawaban Tuhan mungkin hanya begini, “anak-ku belum saatnya kamu mendapatkannya !”.
Orang buta di dekat Yerikho dengan imannya, meminta kepada Yesus untuk menyembuhkannya. Yesus bertanya apa yang harus Ia perbuat kepadanya dan ia menjawab
bahwa ia ingin melihat. Orang buta tersebut dengan imannya, akhirnya dapat sembuh
dan melihat kembali.
Yesus selalu hadir setiap saat, dalam situasi apapun dalam kehidupan kita. Ia bukan
Tuhan yang pemarah atau mudah ngambek, tapi Ia adalah Tuhan yang setia mendengar doa anak-anakNya yang berseru kepada-Nya. Ketika sudah tiba saatnya, Yesus
akan berbicara dan bertanya kepada kita, apa yang kita harapkan dari Dia. Nach,
di saat itulah kita harus menanggapi panggilan-Nya dan dengan iman yang percaya
kita menyerahkan setiap doa dan permohonan kita kepadaNya. Masalah apakah doa
dan permohonan kita akan dikabulkan oleh-Nya, itu urusan Dia yang maha besar dan
maha tahu. Tapi, satu yang pasti – kita tetap bersyukur dan percaya dengan iman yang
kuat akan kuasa dan kebesaran Dia – putra Allah yang maha tinggi. Dijamin gak rugi
kok, malahan yang kita dapatkan bisa jadi berlipat ganda dari yang kita harapkan
sebelumnya. Amin
KRIS
16
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
15 November 2011 : Kelekatan Duniawi
Albertus Agung, Magdalena Morano
2Mak 6:18-31, Mzm 4:2-3,4-5,6-7, Luk 19:1-10
Luk 19:9 “…Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun
anak Abraham”
Dari keempat penginjil hanya Lukas yang mengisahkan pertemuan Yesus dan Lazarus. Pertemuan ini menjadi satu dari banyaknya kesaksian yang menonjolkan misi
Yesus:‘mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa’. Demikian juga dalam Luk
15 Yesus mewartakan kasih setia Allah kepada orang yang berdosa dalam perumpamaan tentang domba yang hilang, dirham yang hilang dan anak yang hilang.
Zakeus adalah orang kaya yang berstatus social tinggi dan dihormati sebagai kepala
pemungut cukai. Tetapi Yesus melihat “kemiskinan” Lazarus dalam kelimpahan harta
duniawi. Zakeus berlimpah harta tapi miskin harta yang sejati yaitu kerajaan Allah. Terdorong oleh kerinduannya, ia mencari dan berusaha sekuat tenaga untuk bertemu
dengan Yesus. Pertemuan antara Yesus dan Zakeus menimbulkan dua hal yang bertentangan. Dari satu sisi menimbulkan kebencian kaum Yahudi terhadapYesus yang selalu
bergaul dengan orang berdosa, di sisi lain ada sukacita yang begitu besar pada Zakeus
ketika menerima Yesus dalam rumahnya. Ajakan Yesus untuk turun dari pohon memiliki
arti spiritual yang dalam. Yesus mengajak Zakeus untuk merendahkan diri, melepaskan
kelekatan pada harta duniawi dan penghormatan dunia untuk menerima Yesus ‘Jalan,
Kebenaran dan Hidup’.Pertobatan adalah mujizat terbesar bagi Zakeus.
Zakeus lalu berjanji untuk memberikan setengah dari harta miliknya untuk orang miskin.
Sikap ini mengajak kita untuk bercermin. Kekayaan yang kita miliki, materi atau spiritual,
apakah mau kita bagikan juga kepada orang di sekitar kita yang membutuhkan? Tidak
ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan dalam hidup orang beriman. Setiap pertemuan kita dengan Yesus dalam doa, sakramen Ekaristi dan dalam tiap perjumpaan
dengan sesame haruslah membawa perubahan dalam hidup kita, dalam iman dan
perbuatan kita yang dapat dilihat dari kesediaan kita berbagi dalam hidup bersama
saudara seiman maupun yang tidak seiman.
Zakeus dan menyangkal kelekatan-kelekatan duniawi yang bersifat sementara demi
Yesus untuk memperoleh kehidupan kekal. Demikian juga dengan Eleazar yang tidak
menyayangkan nyawanya demi iman akan Allah. Dan bagaimana dengan anda?
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 17
16 November 2011 : Perjanjian
Margarita dr Skotlandia, Gertrudis, Rochus Gonzales, Yoh. de Castillo, Alphonsus Rodrigues
2Mak 7:1,20-31, Mzm 17:1,5-6,8b,15, Luk 19:11-28
Luk 19:27 “Setiap orang yang mempunyai, kepada-Nya akan diberi, tetapi siapa yang
tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya”
Perumpamaan tentang seorang rentenir yang meminjamkan uang kepada sepuluh
hambanya ini tidak bisa kita pahami kalau kita tidak melihat kisah sebelumnya ketika
Yesus mengunjungi Zakeus si kepala pemungut cukai (mungkin juga kepala rentenir).
Alkisah, ketika Yesus memutuskan untuk singgah dan makan di rumah Zakeus, banyak
orang yang jengkel dan bingung mengapa mau makan bersama di rumah orang berdosa? (Luk 19:6) untuk itulah Yesus kemudian berceritera tentang si rentenir yang kejam
ini.
Iman kita akan Allah selalu diartikan dengan “perjanjian.” Ada perjanjian lama, yaitu
perjanjian antara Allah dan manusia melalu bangsa Israel dan kemudian ada perjanjian baru dengan Yesus sebagai meterai perjanjian itu sendiri. Yesus menyamakan perjanjian ini sebagai perjanjian antara pemilik modal dan nasabahnya. Ambil contoh, ketika kita ingin meminjam uang di Bank, ada segudang persyaratan yang harus dipenuhi
sebelum kita bisa me mperoleh pinjaman, itu pun belum tentu dikabulkan. Saya ingat
ketika ayah saya pertama kali meminjam uang di Bank untuk mengembangkan usaha
keluarga, dia hampir putus asa, karena begitu banyak persyaratan dan tahapan melelahkan yang harus dilalui. Ada banyak fromulir dan aturan yang harus diisi dan diikuti
dengan tujuan tak lain agar ada saling pengertian antara Bank dan nasabah. Pihak
Bank harus tahu siapa nasabah tersebut, dimana tempat tinggalnya, dimana tempat
usahanya, seberapa besar kemampuan nasabah untuk mengembalikan uang pinjaman dan seterusnya. Demikian pun nasabah harus tahu aturan main pihak Bank yang
meminjamkan uang; kapan harus mengangsur uang pinjaman dan apa akibatnya kalau sampai uang pinjaman tidak bisa dilunasi. Pendek kata, pihak Bank dan nasabah
harus berada pada level pengertian dan pemahaman yang sama sebelum uang pinjaman diberikan.
Iman atau komitmen adalah perjanjian kita dengan Allah. Allah tahu siapa nasabah
yang perlu mendapat prioritas keselamatan, seperti Yesus yang tahu pasti siapa yang
perlu diselamatkan. Ia tahu, orang seperti Zakeus-lah yang patut mendapat perhatian
penuh, mengapa? Karena Ia tahu, Zakeus, sang bos rentenir yang ditakuti dan dihormati itu rela memanjat pohon hanya untuk melihat Yesus (Luk 19:4). Yesus bisa merasakan
kehausan dan kerendahan hati Zakeus untuk mengenal-Nya, karena itu tidak heran
Zakeus langsung senang setengah mati ketika tahu Yesus mau makan dan menginap
di rumahnya (Luk 19:6).
Iman adalah kehausan untuk mengenal Allah. Iman sama dengan rasa ingin tahu yang
mengalahkan semua kesombongan diri. Iman sama dengan hasrat hati seroang Zakeus
yang berlari mendahului banyak orang dan memanjat pohon sekedar untuk bisa melihat Yesus yang akan lewat (Luk 19:4). Iman yang demikian yang akan menghasilkan
keselamatan, sama seperti hamba yang berhasil mengembangkan sepuluh mina yang
dipercayakan kepadanya (Luk 19:17).
Kalau kita tahu seberapa jahat seorang rentenir atau kalau kita tahu apa yang bisa
dibuat pihak Bank kalau nasabahnya gagal mengembalikan uang pinjaman, maka
kita pun harus tahu seberapa besar cinta kasih Allah kepada kita setiap kali kita merayakan Ekaristi bahkan setiap kali kita melihat salib dengan tubuh Kristus yang tergantung
diatasnya.
Fr. Wenz, MGL
18
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
17 November 2011 : Mengucap Syukur
Elisabet dr Hungaria
1Mak 2:15-29, Mzm 50:1-2,5-6,14-15, Luk 19:41-44
Lukas 19:42 kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti
apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi
matamu.
Tuhan tahu manusia memerlukan damai dalam hatinya. Tapi seringkali manusia tidak
tahu apa yang diperlukan hatinya. Manusia mencari yang lainnya, yang dipikirnya bisa
menyenangkan hatinya dan menghilangkan kecemasannya, yaitu kekayaan, kedudukan, kekuasaan, penghargaan dari orang lain dan tidak jarang semuanya dicari dengan jalan yang salah, dengan motivasi yang salah,untuk kepuasan diri sendiri yang
tidak ada habisnya.Semua itu menyebabkan manusia diliputi kegelisahan dan mencari
yang hilang dalam hati. Yesus dalam Lukas 19:42 berkata, “Wahai, betapa baiknya jika
pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi
sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Benar, tersembunyi dari kita. Dari mata hati kita. Banyak orang yang dengan segala
cara berusaha memenuhi keinginannya akan barang berharga, kenikmatan hidup,
posisi yang bagus di pekerjaan , kesuksesan , dan lain lain. Seringkali kekuatiran dan
ketakutan memenuhi hati orang sehingga tidak ada damai. Yang kurang atau jarang
dilakukan adalah bersyukur atas semua yang telah kita miliki.. Dalam Filipi 4:6 tertulis :
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur.
Mari kita memeriksa diri..apakah kita sering menuntut Tuhan segera menjawab doa-doa
kita , merasa permohonan kita tidak didengar….namun sudahkah kita melakukan kalimat terkahir, yaitu mengucap syukur..?
sisca
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 19
18 November 2011 : Rumah Doa
Pemberkatan Gereja-gereja Basilik St.Petrus & Paulus, Rasul
1Mak 4:36-37,52-59, MT 1Taw 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd, Luk 19:45-48
Luk 19:46 “...RumahKu adalah rumah Doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun...”
Pada saat Yesus melihat halaman Bait Allah dipakai menjadi tempat jualan oleh para
penjual,Ia langsung mengusir para pedagang-pedagang itu. Mengapa Ia bertindak
demikian? Karena Bait Suci adalah rumah Bapa-Nya (Luk 19:46). Oleh karena itu orang
tidak boleh menjadikannya sebagai tempat berjualan apapun. Tuhan Yesus melakukan semua itu karena hormat kepada Bapa-Nya. Dia bertindak sebagai Anak Allah.
Para pemuka agama Yahudi tentu tidak dapat menerima tindakan Tuhan Yesus. Bait
Suci adalah wewenang mereka. Oleh karena itu merekapun berusaha untuk membinasakanNya, namun merekapun tak dapat melakukannya karena seluruh rakyat terpikat
padaNya dan ingin mendengarkan Dia (Luk 19:48).
Apa pesan tindakan Tuhan Yesus bagi kita? sebagai pengikutNya, kita diajak kembali untuk merenungkan misteri Salib suci yang di panggulNya. Dengan kematian dan
kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menghadirkan suatu babak baru dalam relasi antara
manusia dengan Allah. Orang bisa membunuh-Nya, tetapi Dia akan membangun suatu
tubuh yang baru. Tubuh yang baru ini tidak akan terikat lagi oleh ruang dan waktu. Tubuh baru ini adalah tempat kediaman Allah sendiri. Akan datang saatnya orang akan
menyembah Allah hanya di suatu tempat, Yesus sendiri akan menjadi Bait Allah yang
baru. Di dalam Dia, kita akan dapat menyembah dalam Roh dan Kebenaran. Kurban
tidak kita perlukan lagi dan kita tidak perlu lagi bersikap munafik karena ibadat yang
sejati itu terjadi di dalam hati manusia. Ibadat pada Perjanjian Baru itu adalah suatu
ibadat yang paling murah dan ibadat yang paling tidak memakan waktu dan tenaga.
Itulah pesan penting yang kita dengar dari pewartaan Injil hari ini. Bagaimana pesan
penting pewartaan Injil hari ini kita hubungkan dengan pertobatan kita? Pesan Injil hari
ini memberikan kesempatan kepada kita untuk merenungkan ibadat kita dan hubungan kita dengan Kristus. Misteri pembebasan manusia dari segala bentuk ibadat buatan tangan manusia. Oleh karena itu, mari kita sama-sama menanyakan diri kita sejauh
mana kita melangkah bersama kristus Yesus? Dia adalah anak Allah yang hidup,dalam
injil Yohanes jg dijelaskan bahwa Tubuhmu adalah bait Kristus,oleh karena itu jadikanlah
diri kita sebagai Bait Kristus yang sejati. Manfaatkan setiap waktu yang tersisa dalam
hidup ini untuk berguna bagi orang lain.
Salam..
Ardie
20
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
19 November 2011 : Arti Sebuah Doa dan Harapan
Rafael dr Yosef Kalinowski, Mechtildis
1Mak 6:1-13, Mzm 9:2-3,4,6,16b,19, Luk 20:27-40
Luk 20:38, ‘Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan
Dia semua orang hidup.”
Maria Simma, Visioner yang diberikan karunia khusus mendoakan dan mengetahui permintaan jiwa-jiwa yang telah meninggal, menceritakan pengalamannya, seperti ini.
Suatu hari Maria di atas angkot. Ada seorang bapak duduk berhadapan dengannya
dengan muka penuh kebencian. Bapak itu sedang marah pada Tuhan. dan bukan
hanya marah tapi benci dengan Tuhan, karena menurutnya Tuhan diam saja untuk
semua ketidakadilan dalam hidup yang dilihatnya sejak dia kecil bapak itu berkata,
bahwa seandainya saja dia bertemu Tuhan saat itu, dia akan menggorok Tuhan. diamdiam di dalam hatinya Maria Simma berdoa agar bapak ini suatu hari bebas dari rasa
bencinya dan mencintai Tuhan lagi. Lama kemudian, suatu hari Maria Simma didatangi
sebuah jiwa yang berterima kasih kepadanya karena doanya Maria Simma di atas
angkot ternyata menyelamatkan jiwanya. Jiwa itu ternyata jiwa bapak yang pernah
bertemu dengannya. Ia berterima kasih karena di saat-saat terakhir hidupnya, ia bertobat dan mengakui kerahiman Tuhan, sehingga sekarang ia boleh hidup dalam kebahagiaan kekal.
Ya, Allah kita adalah Allah bagi orang hidup di dunia ini dan di kehidupan abadi. Ia
bukan Allah orang mati. Karena itulah Allah ingin agar semua ciptaannya, setelah melewati kehidupan di dunia ini, tetap memperoleh kehidupan yang abadi bersama-Nya di
surga. Untuk itulah Yesus datang ke dunia ini. Dengan sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus, pintu surga terbuka bagi semua orang. Setiap tetes darah Yesus yang tertumpah
di jalan Salib, adalah demi pengampunan orang berdosa, agar sebanyak mungkin
manusia memperoleh kehidupan kekal.
Marilah, seperti Yesus dan Maria Simma, kita tidak membiarkan orang-orang yang kita
anggap jahat tetap dalam keadaan seperti itu. Apalagi mengharapkan kematian mereka. Sebaliknya dengan tulus kita mendoakan keselamatan mereka. Lewat silih atau
doa singkat yang penuh kasih kepada setiap orang, terutama mereka yang hidupnya
jauh dari Tuhan, suatu hari, kita boleh berbahagia mengetahui bahwa mereka pun bahagia di surga seperti yang kita inginkan bagi kita sendiri di kehidupan yang akan
datang.
(Narita)
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 21
20 November 2011 : kau Lakukan PadaKU
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Yeh 34:11-12,15-17, Mzm 23:1-2a,2b-3,5-6, 1Kor 15:20-26,28, Mat 25:31-46 Mat. 25:3536 :…ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku
minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang,
kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam
penjara, kamu mengunjungi Aku.”
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat selalu mempunyai pengertian yang salah tentang kasih dan kemurahan dari Allah. Mereka selalu berpikir bahwa segala sesuatu
yang mereka pikirkan itu layak bagi Allah. Mereka mengaagap diri mereka lebih berpengetahuan, mengetahui Hukum Taurat Tuhan lebih baik dari oragn-orang lain. Karena itu mereka berpikir mereka itulah yang akan layak bagi Allah dan kerajaanNya.
Namun demikian hari ini, Yesus menjelaskan bagi mereka bahwa Allah, Bapa akan
menghakimi manusia, bukan berdasarkan kepintaran dan keahlian dalan mengetahui
Taurat. Demikan juga penghakiman Allah itu bukan didasarkan pada sejauh mana kita
dikenal oleh orang lain. Namun demikian manusia akan dihakimi berdasarkan perbuatan-perbuatan baik yang manusia lakukan terhadap sesama.
Dari Injil yang telah kita dengarkan itu, kita dapa mengatakan bahwa, perbuatan baik
itu harus mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana dan harus berasal dari nurani
yang asli dan murni. Bantuan atau perbuatan baik itu juga harus tidak diperhitungkan
atau cuma-cuma dan dari hati yang terdalam. Dan bantuan ini harus diberikan kepada orang-orang disekitar kita.
Mengalami hidup di Negara maju, banyak orang selalu saja ingin pergi ke Negaranegara miskin dan berkembang seperti di Afrika dan Asia untuk membantu. Orang
begitu sibuk untuk mengadakan pengadaan dana bantuan sampai lipa akan saudara-saudarinya di sekitar mereka. Terbius dengan kesibukan itu banyak orang merasa
tersesat dan merasa terpencil dan sendirian. Dengan itu ereka sangat merindukan kasih
sayang yang walaupun hanya sebuah sapaan.
Yesus hari ini mengajak dan menantang kita sekalian untuk merefleksikan SabdaNya
di dalam hati kita. Dia mengajak kita untuk memulai memberikan perhatian dan bantuan kepada orang di sekeliling kita. Mereka itulah yang sangat membutuhkan hati
kita. Karena ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada orang lain, kita
melakukannya kepada Yesus. Yesus mengatakan, “… ketika Aku lapar, kamu memberi
Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”
Rm.Joseph, MGL
22
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
21 November 2011 : Arti Sebuah Persembahan
Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah
Dan 1:1-6,8-20, MT Dan 3:52,53,54,55,56, Luk 21:1-4
Luk 21:4 “Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya,tetapi
janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya”
Bulan maret tahun 2011 saya ingat pernah mengalami sebuah musibah, dimana saya
mengalami dirampok orang ketika parkir mobil di depan showroom di Kerobokan.
Saat itu saya stress bukan main karena peristiwanya cepat skali terjadi.Saya sempat
mengalami kehilangan sejumlah uang, kamera dan beberapa hal yang berharga
yang ada didalam tas itu. Tentu dari kita pernah mengalami “kehilangan barang kesayangan” ada beberapa teman yang pernah kehilangan blackberry,lap top atau mungkin barang berharga lainnya. Saat barang tersebut hilang sedih sekali rasanya, karena
kita membeli dengan harga yang cukup mahal. Namun bagi beberapa orang tertentu
kehilangan blackberry atau barang berharga lainnya menimbulkan reaksi yang “santai” ah kan bisa beli lagi.. Bahkan setelah barang hilang beberapa waktu kemudian
sudah ada gantinya yang baru.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, Firman pada hari ini, tentang persembahan janda
miskin, memberikan perenungan yang mendalam.. Seperti ilustrasi kehilangan barang
tadi, arti kehilangan blackberry bagi seseorang yang berkelimpahan dan seseorang
yang sederhana akan beda artinya. Demikian pula dengan sebuah “nilai persembahan”
Persembahan dalam hal ini adalah hati kita, waktu, materi, pikiran kita, yang terpenting
adalah penyerahan diri sepenuhnya pada otoritas Tuhan.
Injil memberikan contoh lebih mudah seorang janda miskin mempersembahkan diri
sepenuhnya dalam otoritas Tuhan.Satu hal yang seharusnya kita ingat, bahwa Tuhan
adalah Allah yang sangat kaya raya, tanpa persembahan kitapun Dia tetap Allah yang
kaya dan berlimpah kasih karunia. Saat kita datang membawa “persembahan” bagiNya, saat itu kita sadar Bahwa kita mengucap syukur untuk semua berkatNya dan
Dia mengambil alih kendali atas setiap pergumulan hidup kita.Ilustrasi ini tidak terbatas pada masalah persembahan harta benda, bukan?! Tapi hati yang mau terbuka
sepenuhnya, pada otoritas Tuhan.Bukan masalah kaya atau miskinnya kita secara materi, sehingga mempengaruhi arti persembahan kita dihadapan Tuhan, akan tetapi
siapkah kita juga mempersembahkan hidup kita dalam otoritas Tuhan, merendahkan
diri, menjadi pribadi yang rendah hati siap dipakai menjadi saluran berkat bagi orang
lain?!
Bersediakah anda?!
Lulu
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 23
22 November 2011 : Santa Sesilia
Sesilia
Dan 2:31-45, MT Dan 3:57,58,59,60,61, Luk 21:5-11
Luk 21:5-6 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai
barang persembahan, berkatalah Yesus: “Apa yang kamu lihat di situ?akan datang
harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;
semuanya akan diruntuhkan.”
S. Sesilia adalah satu dari 7 martir perempuan yang tercatat dalam liturgi Gereja Katolik Roma. Kepadanya didedikasikan basilika di Trastevere (Roma) pada abad IV. Ia
dihormati dimana-mana karena ia menjadi contoh perawan yang berani menderita
penganiayaan demi mempertahankan kemurnian dan cintanya kepada Kristus. Ketika
itu Sesilia di jodohkan dengan seorang pemuda yang tidak mengenal agama bernama
Valerianus. Malam sesudah pernikahan, Sesilia mengatakan bahwa dia telah berikrar
untuk hidup dalam kemurnian di hadapan Kristus dan mengajak Valerianus untuk bertobat. Mendengar ajakan Sesilia, pemuda itu bergegas menuju Via Appia dan bertemu
dengan Paus Urbanus. Ia lalu meminta untuk dibaptis menjadi seorang Kristiani. Saat
kembali menemui Sesilia, Valerianus melihatnya sedang ditemani oleh seorang malaikat dan dari malaikat itu Valerianus memperoleh pertobatan bagi saudaranya Tirbuzio.
Tetapi Turcio Almachio, kepala pemerintahan di Roma, memerintahkan untuk membunuh Valerianus dan saudaranya karena mereka membuat banyak orang menjadi
Kristiani. Salah satunya adalah Maksimus, fungsionaris di Roma yang kemudian juga
dibunuh.
Untuk merampas harta milik Valerianus, Almachio berusaha membunuh Sesilia dengan
menjatuhkannya dalam air panas, tetapi Sesilia keluar dalam keadaan sehat dan selamat. Almachio lalu memerintahkan untuk memenggal kepala Sesilia, tetapi meskipun
tiga kali diayunkan, kapak pemotong yang digunakan hanya melukai sedikit, namun
tidak bisa memotong hingga putus leher dari Sesilia. Tiga hari kemudian Sesilia membagikan semua hartanya kepada orang miskin lalu wafat dengan bahagia.
Karunia bernuat yang dimiliki nabi Daniel berguna untuk menjelaskan peritiwa yang
akan terjadi yang belum diketahui oleh raja Nabukadnezar. Tetapi penglihatan yang
dialami oleh raja memiliki arti yang lain. Batu yang jatuh dengan sendirinya dari atas
gunung merupakan prefigurasi dari Kristus, yang akan datang membangun kerajaan
abadi yang tidak akan runtuh. Setiap orang yang mengenal kebenaran ini dan mengimaninya mendapat bagian dalam kerajaan abadi itu: Gereja. Siapa yang hidup bersama Kristus tidak akan musnah, tetapi pada kehidupan ini sudah dapat menikmati
kebahagiaan sebagai bagian dari umat pilihan Allah, tubuh mistik Kristus.
Nubuat ini berabad-abad telah berlalu, tetapi janji Allah telah diwujudkan: dalam kaum
miskin, yang lemah lembut, yang murni hati, yang membuat kerajaan ini tidak dapat
diruntuhkan karena dibangun di atas dasar Kristus, Batu Penjuru.
Dalam Injil Yesus berbicara tentang Bait Allah yang menjadi kebanggaan bangsa Israel
akan runtuh. Tetapi bila tiba saat keruntuhan itu, sabda Kristuslah yang akan menjadi
penunjuk arah yang benar bagi kita. Kalau demikian, mengapa kita harus takut? Mengapa kita terus hidup dalam kekawatiran akan terjadi peristiwa yang dasyat? Bila kita
hidup dalam ketekunan menyambut sabda Allah dan melaksanakannya dalam hidup
kita, maka kita akan benar-benar hidup dalam kedamaian. Amin.
Sr.M.Grazia, OSb
24
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
23 November 2011 : Ritual
Klemens I, Kolumbanus, Kolumbanus, Mikhael Agustinus Pro
Dan 5:1-6,13-14,16-17,23-28, MT Dan 3:62,63,64,65,66,67, Luk 21:12-19
Luk 21:12, 18-19 “Kamu akan ditangkap dan dianiaya; diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara, dan dihadapkan kepada raja dan penguasan oleh karena nama-Ku.
Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu bertahan, kamu
akan memperoleh hidupmu”
Dalam setiap kebudayaan atau kelompok masyarakat selalu saja ada ritual inisiasi atau
ritual yang harus dilalui seorang remaja untuk untuk menjadi laki-laki atau perempuan
dewasa. Dalam adat istiadat orang Aborigin di Australia ada yang namanya “men’s
business” dan “women’s business” dimana setiap anak laki-laki dan perempuan pada
waktu tertentu akan diajak keluar kampungnya, jauh dari orang tua dan kerabat mengikuti para tetua adat untuk diajar cara berburu dan bertahan hidup di gurun Australia yang gersang. Dalam kalangan masyarakat Timor ada yang namanya sunat adat,
tanpa sedikit pun anastesi. Di Bali ada yang namanya upacara potong gigi, yang tentu
jauh dari menyenangkan. Di Afrika ada suku yang mengiris-iris kulitnya sendiri dengan
silet sesuai pola tertentu sebagai tanda identitas suku. Di Samoa, semua laki-laki punya
tato hampir di seluruh bagian tubuhnya. Memang pada setiap kelompok budaya atau
masyarakat, ritual inisiasi itu berbeda-beda, tetapi ada satu unsur yang sama yaitu seseorang dikenalkan dengan apa yang namanya penderitaan dan tantangan; bahwa
hidup senang sebagai anak-anak akan segera berakhir dengan kehidupan laki-laki
dan perempuan dewasa dengan penderitaan dan tanggung jawab yang khusus. Kalau mau menjadi dewasa, maka harus tahu apa bagaimana rasanya menderita dan
bertahan dalam setiap penderitaan untuk hidup terus.
Sebagai pengikut Kristus, kita pun mengenal ritual inisiasi melalui Sakramen Baptis, Komuni Pertama dan Krisma. Ketiga Sakramen tersebut memang tidak menampilkan secara penuh aspek penderitaan yang menjadi unsur ritual inisiasi seorang remaja menjadi dewasa, dengan pemikiran bahwa Kristus telah menderita atas nama kita. Malahan
sekarang, Sakramen Komuni Pertama menjadi pesta yang dinanti-nanti tiap keluarga.
Mungkin hanya Sakramen Krisma yang menyisakan sedikit aspek penderitaan. Mama
saya berceritera, dulu waktu menerima Sakramen Krisma, ia harus menerima tamparan
halus dari Uskup yang menerimakan Sakramen Krisma, selain dari itu semua Sakramen
Inisiasi kita memang tidak menampilkan secara penuh aspek tantangan dan penderitaan yang akan dialami sebagai pengikut Kristus.
Injil Lukas hari ini sedikit menjelaskan apa artinya menjadi seorang Kristen yang dewasa. Bagaimana seorang Kristen yang dewasa harus mengartikan penderitaan dan
tantangan sebagai pengikut Kristus. Kalau boleh jujur, setiap orang di dunia ini, entah
itu Kristen, Hindu, Muslim, Buddhist bahkan atheist pasti akan mengalami tantangan dan
penderitaan dalam hidup. Selanjutnya, kelompok yang bertahan adalah kelompok
yang kuat dalam menghadapi tantangan dan penderitaan, survival for the fittest, hukum alam yang paling kuat yang akan bertahan agaknya masih valid.
Menjadi Kristen itu tidak mudah, demikian pun menjadi Hindu atau Muslim atau Buddhist. Hidup itu sendiri tidak mudah, banyak tantangan dan penderitaan. Nah, sebagai pengikut Kristus, sejauh mana kita memahami penderitaan dan tantangan hidup
kita sendiri? Sebagai berkat atau sebagai kutuk? Disinilah pentingnya Sakramen Baptis,
Komuni Pertama dan Krisma; sebab ketiganya berperan sebagai kompas dan kemudi
untuk mengarahkan perahu kecil kita mengarungi samudra hidup yang penuh kejutan
yang merisaukan.
Fr. Wenz, MGL
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 25
24 November 2011 : Menghadapi Cobaan
Andreas Dung Lac, Ignasius Delgado, Vinsensius Liem, Dominikus An-Kham
Dan 6:12-28, MT Dan 3:68,69,70,71,72,73,74,Luk 21:20-28
Dan 6 : 17 “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan
engkau!”
Amir adalah pedagang mie ayam yang rajin, berkat ketekunannya, usahanya mengalami kemajuan pesat, dari yang semula berjualan dengan mendorong gerobak menyusuri jalan-jalan di perumahan warga, sekarang Amir mampu menyewa tempat yang
permanen, dan dagangannya tetap ramai dikunjungi orang. Namun kesuksesannya
mengundang iri hati dari beberapa temannya. Mereka mulai menyebarkan berita bohong tentang mie ayam Amir. Dikatakan selain pakai ayam, dagingnya juga dicampur
dengan daging tikus. Hal ini sempat membuat takut para pengunjung setianya. Namun
setelah Amir menjelaskan hal itu tidak benar, dan dia juga mempersilahkan kalau ada
pengunjung yang ingin mengecek ke dapurnya, isu negatif itu pun berlalu, warungnya
pun kembali ramai.
Dalam bacaan hari ini dikisahkan tentang Daniel yang juga mengalami fitnah dikarenakan ada orang-orang yang iri hati terhadap keberhasilannya menjadi orang
kepercayaan raja Darius. Karena Daniel rajin berdoa (ia disipilin berdoa sehari tiga
kali), dijadikanlah hal ini sebagai alasan untuk menjebak Daniel, mereka memaksa raja
mengeluarkan larangan untuk berdoa kecuali kepada raja. Apa yang dilakukan Daniel
saat mendengar akan larangan berdoa tersebut ? Apakah dia ketakutan lalu mundur
dari kebiasaan doanya ? Ternyata tidak, dia tetap berdoa dan memuji Tuhan seperti
biasanya (ayat 11). Dan Allah berkenan terhadapnya, saat Daniel dijebloskan ke gua
singa, ia selamat, tak terluka sedikit pun. Para pemfitnahnya justru akhirnya yang menjadi menjadi umpan singa.
Satu hal yang bisa kita teladani dari Daniel, bila menghadapi masalah, janganlah lari,
janganlah gentar, namun datanglah kepada Tuhan dengan doa dan pujian, mintalah
pertolongan-Nya. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, Ia sanggup menyelesaikannya karena tak ada yang mustahil bagi-Nya, asalkan kita berdoa dengan sungguh hati. Tuhan tak pernah mengecewakan orang yang berseru kepada-Nya.
agatha
26
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
25 November 2011 : Melihat, Mendengar, Merasa
Katarina dr Aleksandria
Dan 7:2-14 , MT Dan 3:75,76,77,78,79,80,81,Luk 21:29-33
Luk 21:29-30 Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja, apabila kamu
melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat
Lihat orang itu, bagaimana menurutmu? Bla..bla..bla.. akan meluncur dengan
mudah penilaian kita terhadap sesuatu yang kita lihat dengan mata kita. Walaupun terkadang, apa yang kita lihat belum tentu seperti itulah yang terlihat.
Sering kali kita salah menilai sesuatu atau seseorang. Dan sering kali penilaian
kita yang salah akan menyebabkan sesuatu yang membuat resah, menyesatkan, dan membuat hubungan yang tidak baik.
Tuhan mengijinkan beberapa tanda yang berkaitan dengan kedatangan
Anak Manusia, dengan tujuan supaya manusia menjadi bijaksana dan bertindak baik dengan berjaga – jaga sampai tiba waktunya. Prinsip kita adalah
harus selalu percaya pada firman Tuhan dan berpegang teguh pada firmannya, di luar itu, kalau kita pikirkan , maka malah aka membingungkan dan
meresahkan.
Seperti renungan Nabi Daniel pada hari ini, Tuhan memberi beberapa penglihatan kepada Daniel. Penglihatan yang menakutkan dan mendahsyatkan.
Namun Nabi Daniel meminta penjelasan kepada seseorang tentang semuanya itu, dan hanya menyimpan dalam ingatannya.
Bukalah hati, telinga dan mata untuk kebenaran firman Tuhan da percayalah
kepadaNya, dan janganlah gelisah tetapi tetap teguh dalam Tuhan Yesus Kristus, maka Engkau akan selamat dan sejahtera
alin
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 27
26 November 2011 : Vanity is definitely my favorite Sin
Leonardus, Yohanes Berchmans
Dan 7:15-27 , MT Dan 3:82,83,84,85,86,87,Luk 21:34-36
Luk 2 1:34Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan
serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tibatiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Banyak ayat dalam alkitab yang mengingatkan kita untuk tidak mabuk dalam ‘kenyamanan’. Saat kita hidup dalam limpahan kasih, semua doa seakan di dengar Tuhan, dilimpahi banyak berkat, dan menjadi bagian komunitas doa, bahkan aktif didalamnya,
seringkali, tanpa terasa, kita ‘terlena’ dalam kenyamanan. Masuk ke Comfort Zone, dan
akhirnya melupakan ada jerat, ada titik celah yang membuat kita terjebak.
Ah, tidak apalah terjerembab, kan bisa mengaku dosa, dan buat dosa lagi. Hm...
Dosa apakah yang paling mudah dibuat, titik celah apa yang biasa nya membuat kita
terjerembab?
Ada satu adegan yang saya ingat di film Devil’s Advocate yang diperankan Keanu
reeves. Dosa dosa yang manusia buat, dan yang sering dilakukan. Saat itu sang Iblis
yang diperankan AlPacino berkata
“Vanity is definitely my favorite Sin.”
Kesombongan adalah dosa favorit.
Mengapa? Karena kesombongan sangat mudah dibuat dan terkadang tidak ada rasa
bersalah untuk melakukannya. Sombong karena telah menjadi ‘berkat’ bagi banyak
orang, sombong karena menjadi ‘kesayangan’ Tuhan. Sombong karena semua bisa
didapat dengan mudah, dan akhirnya terlena dengan puja puji yang diberikan orang
pada kita.
Saat tergoda untuk bicara besar dan menyombongkan diri, ingatlah, iblis mungkin sedang bekerja untuk menjebakmu. Atau bukan iblis yang menjebak, tapi kita sendiri
yang menaruh jerat, dan terjerat perangkap sendiri.
Berjaga jagalah.
Jeff Tajikistan
28
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
27 November 2011 : Malaikat Pelindung
HARI MINGGU ADVEN I
Yes 63:16b-17, 64:1,3b-8, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, 1Kor 1:3-9, Mrk 13:33-37
Mrk. 13:33 “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah
waktunya tiba.”
Pada akhir Agustus sampai pertengahan September 2009, aku mengadakah 30 hari retret di South Australia-Sevenhill yang dipimpin oleh seorang Bruder Yesuit. Karena itu aku
harus mengikuti Spiritualitas St. Ignatius. Di dalam prograom retret itu, aku harus mengatur jadwal tersendiri untuk berdoa 5-6 kali sehari. Salah satu waktu untuk berdoa itu
pada tengah malam hari. Dimana ketika seorang sudah lelap tidur lalu bangun untuk
berdoa. Syaratnya tidak boleh menyetel alarm atau apapun alat yang dapat membangunkan kita. Aku dianjurkan untuk berdoa kepada malaiakat pelindung sebelum
tidur agar membangunkan aku untuk berdoa. Sebelumnya aku agak ragu kalau malaikat pelindungku bisa menolong aku pada saat seperti itu. Namun kemudian penuh
iman aku berdoa kepada malaikan pelindungku. Setelah aku telah lelap tertidur, aku
dibangunkan untuk berdoa. Sejak saat itu aku sungguh percaya pada malaikat pelindungku itu. Dia memang selalu membantu aku untuk selalu berjaga-jaga.
Hari ini Yesus mengingatkan kita lewat sebuah perumpamaan tentang seorang yang
pergi jauh, yang memberikan segala tanggung jawab kepada hamba-hambanya. Dia
mengatakan, “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah
waktunya tiba.” Ini adalah suatu peringatan karena kita tidak akan pernah tahu kalau
tuan itu akan datang atau kapan pencuri itu akan datang dan menyerang kita.
Namun demikian berhati-hati dan berjaga-jaga sungguh merupakan suatu hal yang
tidak mudah bagi kebanyakan orang. Terlebih pada waktu malam hari atau pada
waktu kita kelelahan dan capai. Pada waktu malam hari seluruh tubuh kita membutuhkan waktu untuk beristirahat. Demikian juga pada saat kita kelelahan, tubuh kita membutuhkan energi yang baru. Oleh sebab itu kita perlu beristirahat. Dengan demikian,
bagaimana kita dapat beristirahat jika keadaan jiwa dan badan kita seperti itu? Kita
membutuhkan seorang penolong. Aku percaya bahwa Allah telah mengnugerahkan
kita seorang penolong, malaikat pelndung kita yang selalu setia menolong kita. Marilah
kita berdoa meminta pertolongan dari malaikat palindung kit auntuk membantu kita
untuk berjaga-jaga bersama Yesus yang datang ke tengah-tengah kita.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 29
28 November 2011 : Jawab panggilanNya dengan mantap !!
Yakobus dr Marka, Katarina Laboure, Maria Helena Stollenwerk
Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6, Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5,6-7,8-9, Mat 8:5-11
Mat 8:7 Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.”
Jika anda diminta memilih, “berpikir dahulu baru menjawab” atau, “menjawab dulu
baru berpikir, apa jawaban anda ?? Secara cepat sebagian orang akan menjawab
pilihan yang pertama yaitu berpikir dahulu baru menjawab. Tapi pada kenyataannya,
tidak banyak juga yang akhirnya melakukan pilihan yang kedua.Kita main-main dulu
sebentar untuk memastikan pilihan anda semua. Tolong jangan melihat jawabannya
terlebih dahulu di bagian bawah teka-teki ini !
“Ada berapa jumlah angka 9 dari 1 hingga 100 ??” Itulah pertanyaannya. Silakan anda
coba untuk menjawabnya secara cepat dan tepat !
Kalau saya membaca pikiran anda semua, pasti ada yang menjawab 10, 11, ataupun
angka-angka lainnya. Anda sudah yakin dengan jawaban anda ? Pasti sekarang masih
berpikir untuk menghitung-hitung lagi y ? Hehehe ^_^.
Jawaban yang tepat adalah ada 20 angka 9 dari 1 – 100. Yuk, kita hitung bersama !!
9-19-29-39-49-59-69-79-89-90-91-92-93-94-95-96-97-98-sembilan-sembilan. Jadi totalnya adalah 20. Yang benar silakan bertepuk tangan sendiri y ? Hehe
Melalui teka-teki singkat di atas, kita diajak untuk belajar menjawab secara cepat dan
tepat panggilan Tuhan dalam hidup kita. Terkadang jawaban kita bisa benar dan bisa
salah. Tetapi bukan itu sebenarnya yang mau dilihat Tuhan, melainkan kesungguhan
kita dalam menjawab panggilan-Nya. Dalam Injil Matius hari ini, Yesus juga memberikan jawaban yang cepat ketika seorang perwira meminta Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Yesus tidak ragu-ragu lagi untuk melakukan mukjizat kesembuhan bagi
hamba itu. Dalam menanggapi panggilan Tuhan, terkadang kita masih berpikir terlebih
dahulu. Kita masih berpikir, apakah enak ya nanti ketika mengikuti Dia. Belum aku harus
urus ini, urus itu, dan lain-lain. Dalam hubungan dengan sesama saudara seiman pun,
terkadang kita bersikap “nanti dulu ya” atau “dia saja ya, aku gak bisa”. Ketika saudara
kita membutuhkan bantuan atau dukungan, kita masih berpikir untung-ruginya.
Memang sich gak ada salahnya untuk berpikir dahulu sebelum bertindak. Tetapi, yang
dimaksud di sini yaitu, Yesus mengajak kita untuk siap dan sunguh-sungguh menanggapi panggilan-Nya dengan iman yang percaya. Panggilan Tuhan bisa bekerja, salah
satunya yaitu melalui saudara-saudari seiman di sekitar kita. Di saat mereka membutuhkan dukungan doa, konseling, teman curhat, ataupun bantuan lainnya, kita siap untuk
hadir dan menolong mereka. Tidak harus melalui sesuatu perbuatan yang besar, tetapi
dengan senyuman – menemani mereka – memberi penguatan – dan mendoakan,
maka perbuatan kecil itu akan bernilai besar di mata-Nya.
KRIS
30
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
29 November 2011 : Mempersiapkan hati untuk kedatangan Yesus
Fredericus dr Regensburg
Yes 11:1-10, Mzm 72:2,7-8,12-13,17,Luk 10:21-24
Yes 11:9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
Bacaan-bacaan suci dalam masa Adven mengajak kita untuk lebih sadar dan tekun
dalam mempersiapkan diri untuk menantikan kedatangan Sang Penyelamat, yang
dikisahkan nabi Yesaya. Nabi ini berkarya sekitar tahun 732-722 SM. Pada masanya
keturunan raja Daud hampir punah tetapi Tuhan mengijinkan dari “tunggul” yang kering ini tumbuh tunas yang baru. Tunas yang baru ini adalah figur Mesias sang raja, Ia
yang datang untuk membawa damai ke dalam dunia. Mesias (Almasih) artinya yang
diurapi oleh Tuhan. Yesus disebut Kristus karena Dialah yang dipilih Allah menjadi penyelamat dan Tuhan. Di dalam diri Mesias Roh Allah berkuasa, Dia diutus oleh Bapa di
surga datang ke dunia untuk menyelamatkan semua manusia sebagai penggenapan
janji-Nya (bdk Yes 11, 1-5).
Ayat 6-10 dalam kitab Yesaya menceritakan suatu metafora. Ekspresi ini mau mewartakan pada kita bahwa dengan kedatangan Mesias kehidupan manusia akan
diperbaharui, permusuhan akan berubah menjadi perdamaian. Mesias yang datang
adalah pembawa damai.
Kedatangan Yesus Kristus dan mulainya pemerintahan Allah di dunia ini merupakan inti
Injil yang harus diberitakan kemana-mana. Penginjil Lukas mengisahkan tentang kembalinya ketujuh puluh murid yang diutus oleh Yesus. Melihat kegembiraan dan kebahagiaan mereka itu Yesus mengucapkan rasa syukur kepada Bapa dan memanggil para
murid-Nya dengan sebutan ‘berbahagia’ karena mereka dapat melihat dan mendengar Dia yang merupakan perwujudan dari janji Allah, Yesus, sang Mesias. Penjelmaan
kerajaan Allah dinyatakan kepada orang kecil, sederhana dan miskin, karena hati dan
pikiran mereka terbuka kepada sang Sabda. Kitapun dapat menikmati kebahagiaan ini
jika kita mau membuka hati dan menyambut-Nya dengan rendah hati.
S.Teresa dari Kanak-kanak Yesus berkata,” Saya rasa bukan hal yang tidak mungkin jika
Engkau dapat menemukan satu jiwa yang lebih lemah, lebih kecil daripadaku, Engkau
tentu akan senang menyelubunginya dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar, jika
ia memasrahkan diri sepenuhnya pada belas kasih-Mu yang tak terbatas.”
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 24/2011
Fresh JUICE ! 31
30 November 2011 : Santo Andreas
Rabu, 30 November 2011:
Pesta St. Andreas, Rasul
Rm 10:9-18,
Mzm 19:2-3,4-5,
Mat 4:18-22
Pada hari ini bertepatan dengan Pesta St Andreas, kita akan membaca kisah
singkat hidup Rasul Andreas.
Andreas, sama seperti saudaranya: Simon Petrus, adalah seorang nelayan. Ia
menjadi murid St. Yohanes Pembaptis. Tetapi, ketika Yohanes menunjuk kepada
Yesus dan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah,” Andreas mengerti bahwa Yesus lebih besar daripada Yohanes. Pada saat itu juga ia meninggalkan Yohanes
untuk mengikuti Tuan Ilahi. Yesus tahu bahwa Andreas mengikuti-Nya dari belakang. Yesus berbalik dan bertanya, “Apakah yang kamu cari?”
Andreas menjawab bahwa ia ingin tahu di manakah Yesus tinggal. Yesus menjawab, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Belum lama Andreas tinggal
bersama Yesus, ketika ia menyadari bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh
Mesias. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk mengikuti Yesus. Ia menjadi murid
Yesus yang pertama.
Selanjutnya, Andreas membawa saudaranya Simon (St. Petrus) kepada Yesus.
Yesus menerima Simon juga sebagai murid-Nya. Pada awalnya, kedua bersaudara itu tetap menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari sebagai nelayan
dan mengurus keluarga mereka. Kemudian Yesus meminta mereka untuk tinggal bersama-Nya sepanjang waktu. Ia berjanji akan menjadikan mereka penjala manusia, pada waktu itulah mereka meninggalkan jala mereka. Menurut
tradisi, dikatakan bahwa sesudah Yesus naik ke surga, St. Andreas mewartakan
Injil ke Yunani. Ia dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan, tubuhnya diikatkan pada salib, bukan dipakukan. Andreas bertahan dua hari lamanya dalam
penderitaan itu. Masih juga Andreas mempunyai cukup kekuatan untuk berkhotbah kepada orang banyak yang berkerumun di sekeliling rasul yang mereka kasihi.
Dua negara memilih St. Andreas sebagai pelindung mereka, yaitu Rusia dan
Skotlandia.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
32
Fresh JUICE !
Vol. 24/2011
Download