Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 Perencanaan Sumber Data Manusia Aparatur: Studi Deskriptif tentang Sistem Perencanaan SDM Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kediri Devi Isna Hayati Departemen Ilmu Administrasi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstract Phenomenon for recruitment conducted by the Local Government continuously without considering the availability of civil servants and load maps personnel expenditure budget and the imbalance between the quality of civil servants positions in the organization needs, it takes an adequate human resource planning system based on accurate analysis, integrated, and sustainable to ensure the availability of civil servants in the present and the future, so it can avoid the occurrence of mismanagement and overlap in the performance of duties. This study aims to describe how the system of civil service human resource planning is done in Kediri District Local Government to analyze component based HR planning and the factors that influence it, so that this study used a qualitative research method with a descriptive type. The results of this study indicate that in general HR planning civil servants do in Kediri already performing well but still encounter some resistance from a technical point related to the update of employee data, proposed the formation and implementation of procurement. Then the factors that affect the implementation of the Human Resource Planning PNS is comprised of the internal factors that include human resources, information systems and budget availability. While external factors are affecting the technology as well as politics and legislation. Keywords: Human Resource Management, HR planning, civil servants Pendahuluan Perencanaan sumber daya manusia merupakan inti dari sebuah manajemen sumber daya manusia karena akan dijadikan dokumen standar untuk merekrut serta melakukan penataan komposisi sumber daya dalam organisasi. Tanpa rencana yang jelas tentang kebutuhan SDM suatu organisasi akan mengalami kesulitan dan terutama dalam menentukan arah apabila suatu ketika membutuhkan tambahan pegawai (Sulistyani dan Rosidah, 2003:95). Perencanaan dibutuhkan untuk mengantisipasi dan memanfatkan sumber daya secara efektif karena mengingat sumber daya selalu terbatas dengan diiringi tujuan yang ingin dicapai selalu tidak terbatas. Seperti yang dikatakan Stone (2005) “An effective HR planning process is essential to optimizing the utilisation of an organisation’s human resources.” Dalam konteks kepegawaian di Indonesia, perencanaan SDM Pegawai Negeri Sipil diatur dalam beberapa peraturan, salah satunya adalah Peraturan Pemerintah nomor 54 tahun 2003 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. Dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk keperluan perencanaan kepegawaian secara nasional serta memenuhi jumlah dan mutu Pegawai Negeri Sipil pada satuan organisasi negara.Namun, sebagai konsekuensi dari diterapkannya UU nomor 22 tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diantaranya dilakukan penyerahan pegawai dari Pemerintah Pusat pada Pemerintah Daerah sejumlah kurang lebih 2,2 juta PNS serta daerah diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan administrasi kepegawaian daerah menyebabkan dituntutnya Pemerintah Daerah untuk mengatur sedemikian rupa formasi pegawai sehingga dapat memenuhi kebutuhan riil organisasi dan beban kerja organisasi. Konsekuensi yang lain menurut Kemenpan (2013) dalam Paparan Sosialisasi Pedoman Perhitungan Jumlah Pegawai Negeri Sipil adalah terjadinya ketidakseimbangan rasio antara belanja pegawai dengan belanja publik, jumlah pegawai dengan jumlah penduduk serta jumlah pegawai dengan luas wilayah. Yang lebih spesifik lagi, terjadi pula ketidakseimbangan antara kualitas (kompetensi) PNS dengan kebutuhan jabatan dalam organisasi atau karakteristik daerah; distribusi pegawai antar daerah yang tidak proporsional terutama yang berkualitas; dan kurang idealnya komposisi pegawai antara tenaga teknis dengan tenaga administrasi (TU), antara jabatan struktural dengan jabatan fungsional tertentu dan umum, serta antar jenjang pendidikan. 1 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 Oleh karena itu dapat diartikan bahwa jumlah PNS selama ini belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat karena PNS dinilai kurang efektif, jumlahnya yang besar tidak diimbangi kemampuan melayani yang mumpuni dan kualifikasi PNS yang kurang memadai. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena distribusi PNS yang tidak merata, seperti disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1 Distribusi PNS Berdasarkan Kelompok Jenis Jabatan dan Jenis Kelamin Januari 2013 Jabatan PNS Fungsiona l umum Fungsiona l tertentu Struktural Eselon 1 Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Jumlah Pria Perse n 62,00 Wanita 1.225.945 751.485 Perse n 38,00 1.977.430 Jumlah Persen 44,26 935.838 41,55 1.316.252 58,45 2.252.090 50,41 170.776 71,61 67.696 28,39 238.462 5,34 545 10.110 44.633 112.734 2.744 2.332.549 83,59 87,16 80,42 67,62 68,88 52,21 107 1.490 10.868 53.991 1.240 2.135.433 16,41 0,13 19,58 0,32 31,12 47,79 652 11.600 55.501 166.725 3.984 4.467.982 0,01 0,26 1,24 3,73 0,09 100,00 Sumber: www.bkn.go.id Tabel 1 menunjukkan bahwa komposisi pegawai yang kurang ideal antara jabatan fungsional dan struktural yaitu pada fungsional umum dan fungsional tertentu sebesar 44,26% dan 50,41% serta pada jabatan struktural hanya sebesar 5,34. Seperti tertera dalam lampiran PermenPAN RB nomor 26 tahun 2011, bahwa dalam pelaksanaanya setiap tahun anggaran kecenderungan untuk mengusulkan tambahan kebutuhan pegawai dengan jumlah yang cukup besar dengan alasan karakteristik dan kondisi daerah meskipun persentase belanja pegawai dalam APBD lebih besar dibanding belanja publik. Implikasi dari hal tersebut adalah semakin terbebaninya APBN dengan semakin besarnya porsi anggaran belanja untuk belanja pegawai dan ketidakseimbangan rasio antara belanja pegawai dengan belanja publik seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 2 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Menurut Jenis Pengeluaran, 2008-2012 (Ribuan Rupiah) Sumber: www.bps.go.id Tabel 2 menunjukkan bahwa jika dilihat dari komposisi menurut jenis belanja tidak langsung, porsi pengeluaran terbesar terdapat pada belanja pegawai dan semakin meningkat dari tahun ke tahun dibanding pengeluaran yang lain yang berorientasi kepada publik. Selain belanja pegawai yang meningkat dengan tidak diimbangi kualitas PNS, implikasi lain dari pengusulan tambahan pegawai tanpa perencanaan yang efektif dan peta analisis yang akurat adalah terjadinya kekosongan jabatan yang diiringi dengan banyaknya pegawai yang sudah memasuki masa pensiun. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem perencanaan SDM PNS yang memadai berdasarkan analisis kebutuhan PNS yang tepat sesuai dengan beban kerja organisasi. Namun pelaksanaan manajemen PNS selama ini masih banyak menemui kendala. BPK dalam Evaluasi Proses Penetapan Formasi dan Pengadaan PNS menghasilkan temuan yaitu pengendalian intern atas pengelolaan data kepegawaian tidak sesuai ketentuan, database pegawai menurut sistem kepegawaian instansi berbeda dengan database pegawai menurut Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang dikelola Badan Kepegawaian Negara (BKN). Indikasi lain yang ditemukan BPK adalah belum adanya SOP dan sosialisasi untuk kegiatan pengusulan formasi PNS di instansi pengusul dan usulan tambahan formasi dari instansi lembaga/provinsi/kabupaten/kota, perumusan jumlah kebutuhan pegawai belum berdasarkan analisis kebutuhan atau analisis beban kerja dan analisis jabatan.(Antaranews.com diakses pada 19 Februari 2014). Oleh karena itu, pentingnya sebuah perencanaan dalam hal ini perencanaan pegawai adalah untuk memperkirakan atau menggambarkan di muka tentang keadaan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan (Sedarmayanti, 2009:8). Sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang melaksanakan fungsi otonomi daerah, yang sedang mengembangkan Central Bussiness District (CBD) untuk meningkatkan PAD, maka Kabupaten Kediri dituntut untuk mempunyai sistem kepegawaian yang kondusif dan PNS yang profesional sehingga dapat menunjang peningkatan PAD serta dapat mengantisipasi perubahan secara efektif dan efisien. Dengan dimilikinya pegawai dan sistem kepegawaian yang efektif, maka pelayanan kepada masyarakat akan terpenuhi secara optimal. Namun pada faktanya menurut Kumorotomo (2013) dalam Diskusi Kelompok Terarah (FGD) Bappenasmengenai Temuan dan Pemikiran untuk RPJMN 2015-2019, mengatakan bahwa struktur PNS 2 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 pada faktanya menggelembung ke atas, kurang menunjang profesionalisme. (www.menpan.go.id/publikasi) Hal tersebut juga ditunjukkan oleh jumlah PNS di Kabupaten Kediri. Tabel 3 Jumlah PNS Kabupaten Kediri Menurut Golongan Jumlah % Golongan I Golongan II Golongan III 226 1,79 2262 17,95 4384 34,80 Golongan IV 5725 45,44 Sumber: BKD Kabupaten Kediri (diolah) Jumlah PNS di Kabupaten Kediri terbanyak terdapat pada Golongan IV yaitu sebesar 45,44% disusul dengan Golongan III sebesar 34,8%. Untuk lebih jelasnya persentase jumlah PNS Kabupaten Kediri menurut Golongan dapat dilihat melalui gambar berikut. Gambar 1 Jumlah PNS Kabupaten Kediri Menurut Golongan 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Sumber: BKD Kabupaten Kediri (diolah) Dari gambar 1 dapat dianalisis bahwa jumlah PNS di Kabupaten Kediri menggelembung ke atas, menunjukkan bahwa distribusi pegawai antar golongan yang kurang proporsional dan hal tersebut berakibat kurang ditunjangnya profesionalisme PNS. Oleh karena itu Perencanaan SDM PNS menjadi sebuah keharusan untuk menjamin bahwa jumah PNS menjadi proporsional. Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena mengkajibagaimana sistem perencanaan pegawai sehingga dapat mengidentifikasi apakah perencanaan SDM PNS yang dilakukan sudah konsisten dengan peraturan, dan berorientasi masa depan, apakah terdapat standar atau prosedur usulan kebutuhan pegawai masing-masing lembaga, apakah posisi yang ditempati pegawai sudah sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh organisasi, dan menganalisis apakah porsi pegawai sudah mencukupi atau memenuhi kebutuhan organisasi. Dari berbagai permasalahan yang telah diungkapkan di atas, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis bagaimana sistem perencanaan SDM PNS khususnya di Kabupaten Kediri. Oleh karena itu rumusan masalah yang diajukan untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana sistem perencanaan SDM Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kediri, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi perencanaan SDM Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kediri. Mengingat besarnya peranan Perencanaan dalam sebuah manajemen kepegawaian, maka secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan gambaran kepada Pemerintah Daerah, khusunya di Kabupaten Kediri mengenai bagaimana sistem perencanaan SDM pegawai negeri sipil di Kabupaten Kediri, dan kemudian menggambarkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perencanaan SDM pegawai negeri sipil di Kabupaten Kediri. Sistem Perencanaan SDM Perencanaan SDM pada dasarnya merupakan pemilihan kebijakan dan strategi mengenai tenaga kerja serta analisis kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga mampu mengantisipasi baik kekurangan maupun kelebihan sumber daya manusia demi tercapainya organisasi secara efektif dan efisien. Sedangkan sistem berkaitan dengan proses, langkah dan kegiatan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling berkesinambungan. Jadi sistem perencanaan SDM PNS bertujuan untuk mengetahui gambaran menyeluruh tentang proposional atau tidaknya antara supply dan demand atau kebutuhan dengan ketersediaan PNS. Penelitian ini menggunakan teori Perencanaan SDM menurut Schuler (1987) yang diderivat menjadi tahapan dalam proses Perencanaan SDM sebagai dasar dalam menganalisis pelaksanaan Perencanaan SDM di Kabupaten Kediri, yang dikaji berdasarkan perspektif sistem. Karena menurut Andrew E. Sikula (1981) dalam Mangkunegara (2009:12) perencanaan sumber daya manusia terdiri dari beberapa komponen kegiatan yang berkesinambungan dan terintegrasi. Merujuk pendapat Schuler (1987), dapat disimpulkan bahwa ada empat tahapan penting dalam proses perencanaan SDM, yaitu: 1) Gathering, Analyzing, and Forecasting Supply and Demand Data, 2) Establishing Human Resource Objectives and Policies, 3) Human Resource Programming, dan 4) Human Resource-Planning-Control and Evaluation (Yuniarsih dan Suwatno, 2008: 95-97). Tahap pertama, Gathering, Analyzing, and Forecasting Supply and Demand Data. Pada tahap ini dilakukan sejumlah aktivitas untuk mengumpulkan, menginvestigasi, menganalisis, dan memprediksi kebutuhan data untuk menetapkan supply dan demand. Sumber data bisa berasal dari lingkungan internal maupun eksternal, yang digali berdasarkan pengalaman masa lalu, pengamatan di masa kini, dan prediksi kebutuhan masa depan. Tahap kedua, Establishing Human Resource Objectives and Policies. Penetapan tujuan dan kebijakan SDM harus berlandaskan tujuan dan 3 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 kebijakan corporate yang jelas, agar dapat mengantisipasi pengembangan organisasional dalam merespon perubahan global. Tujuan utama penetapan kebijakan dalam perencanaan SDM adalah merancang kebutuhan jumlah dan kualifikasi pegawai yang handal dan memiliki kompetensi profesional untuk mendukung tercapainya sasaran corporate. Tahap ketiga, Human Resource Programming. Pada tahap ini dirancang mekanisme dan prosedur manajemen SDM yang dapat diimplementasikan dengan baik, terutama dalam rangka meningkatkan daya tawar bagi rekrutmen calon pegawai yang qualified. Kegiatannya meliputi penyusunan program yang berkaitan dengan hal-hal berikut: program pengadaan pegawai baru (mulai dari proses rekrutmen, seleksi, induksi, atau orientasi sampai ke penempatan), hingga pemeliharaan (perawatan) bagi pegawai yang produktif. Tahap keempat, Human Resource-Planning-Control and Evaluation. Pada tahap ini, kegiatannya lebih difokuskan untuk mengawasi dan mengevaluasi implementasi program-program manajemen SDM yang sedang berjalan agar tetap berada di jalur yang telah ditetapkan (on the right track). Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui kondisi objektif SD organisasi, yang kemudian dimanfaatkan sebagai feedback untuk merevisi kebijakan atau melakukan tindakan penyesuaian kepentingan sesuai dengan analisis sebabakibat. Disamping itu, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai basis feedforward, khususnya untuk menyusun perencanaan selanjutnya di masa yang akan datang. Pendapat Schuler ini yang kemudian digunakan peneliti sebagai dasar analisis untuk menjelaskan sistem Perencanaan di Kabupaten Kediri dengan mengelaborasi dari beberapa pendapat lain karena menyesuaikan dengan Perencanaan SDM sektor publik. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri terdiri dari faktor internal dan eksternal, yang nanti akan disajikan dalam pembahasan. Metode Penelitian Untuk memperoleh informasi penelitian, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualiatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu. (Bungin, 2001:48) Sedangkan alasan peneliti menggunakan metode kualitatif adalah karena penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena secara lebih mendalam melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam (Moleong, 1989). Lokasi penelitian ini ditetapkan secara purposive karena mengingat tujuan penelitian dan berdasarkan fenomena jumlah pegawai di Kabupaten Kediri. Penelitian ini dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur karena dengan pertimbangan peneliti, yaitu karena Badan Kepegawaian Daerah merupakan instansi publik yang merumuskan, mengatur dan menyelenggarakan manajemen Pegawai Negeri Sipil yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian, sehingga dari BKD Kabupaten Kediri nantinya dapat diketahui bagaimana sistem Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik teknik pengumpulan data yaitu melalui wawancara dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive, karena informan yang dipilih merupakan informan yang kredibel dan informan tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan dan memberikan data yang diperlukan peneliti. Setelah data diperoleh maka dilakukan analisis data. Analisis data kualitatif dilakukan melalui alur menurut Miles dan Huberman (1992), yaitu Reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.Selanjutnya, sebuah penelitian tidak akan transferabel jika tidak kredibel, kredibel atau tidaknya penelitian dapat dibuktikan dengan menggunakan pemeriksaan keabsahan data, hal ini dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan baik secara praktis maupun ilmiah. Untuk menetapkan keabsahan data (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan.Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui triangulasi. Triangulasi yang dipilih adalah triangulasi sumber yaitu membandingkan perspektif seseorang dengan pendapat dan pandangan orang lain, serta membandingkan hasil wawancara dengan dokumen. Hasil dan Pembahasan Sistem Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri Seperti yang sudah dijelaskan pada tinjauan teoritik, sistem perencanaan SDM PNS terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan, yang dapat diderivat menjadi langkah-langkah atau tahapantahapan dalam proses perencanaan SDM dengan melakukan Pengumpulan, analisis dan memprediksi kebutuhan data untuk menetapkan supply dan demand pegawai; melakukan penetapan tujuan dan kebijakan SDM; melakukan penyusunan program tenaga kerja; dan melakukan kontrol serta evaluasi perencanaan SDM. Sehubungan dengan konsep Perencanaan SDM PNS berdasarkan kebijakan nasional dan wewenang daerah dalam pelaksanaan Perencanaan SDM, maka peneliti melakukan penggalian informasi berdasarkan tinjauan teoritis mengenai mekanisme Perencanan SDM PNS di Kabupaten Kediri yang dapat dijelaskan sebagai berikut. 4 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 1. Perencanaan SDM PNS dengan melakukan Pengumpulan, Analisis, dan Memprediksi Kebutuhan Data untuk Menetapkan Supply dan Demand Pegawai Dalam sistem Perencanaan SDM PNS berdasarkan PP No. 97 tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil yang merupakan jumlah dan susunan jabatan/pangkat Pegawai Negeri Sipil yang dibutuhkan oleh satuan organisasi negara dalam jangka waktu tertentu untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu, maka di setiap daerah diminta untuk menyusun formasi PNS pada waktu yang telah ditentukan. Data yang disebutkan disini adalah untuk menyusun perencanaan SDM yang akurat dan eligible. Dengan kata lain kebutuhan data bertujuan untuk menyusun formasi PNS. Tahap Gathering, Analyzing, and Forecasting Supply and Demand Data seperti pernyataan Schuler (1987) secara umum sudah dilakukan oleh BKD Kabupaten Kediri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada tahap ini dilakukan sejumlah aktivitas untuk mengumpulkan, menginvestigasi, menganalisis dan memprediksi kebutuhan data. Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Miller Burrack dan Maryann dalam Sulistyani dan Rosidah (2009) yang menyebutkan langkah pokok dalam Perencanaan SDM diantaranya adalah perencanaan untuk kebutuhan dan keseimbangan masa depan. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan sangat penting karena kemungkinan permasalahan yang dihadapi organisasi akan semakin kompleks, oleh karena itu diperlukan perumusan seperti jumlah pegawai yang diperlukan, kualifikasi dan jangka waktu kebutuhan tersebut. Sedangkan perencanaan untuk keseimbangan masa depan menganalisis tentang berapa jumlah pegawai yang masih ada saat ini yang masih dapat dipertahankan pada masa depan sehingga untuk rencana kebutuhan pegawai lebih terarah. Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam pengendalian jumlah pegawai, maka Pemerintah Daerah harus mengetahui data kondisi kepegawaian untuk dapat menerapkan kebijakan yang tepat dalam pengaturan kepegawaian dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas. Dari teori tersebut dapat ditelaah sesuai konteks penelitian bahwa untuk kebutuhan data perumusan jumlah kebutuhan pegawai, dan penyusunan formasi PNS di daerah, maka dilakukan rekap data, proyeksi jumlah kebutuhan pegawai, inventarisasi SDM, serta penilaian intensitas usulan formasi masing-masing satuan kerja. Dalam hal rekap data dan untuk menyusun formasi PNS, BKD Kabupaten Kediri merekap berdasarkan peta ketersediaan PNS atau bezzetting pegawai dan dengan format yang sudah baku yaitu berdasarkan peraturan dengan memperhitungkan ketersediaan PNS di tahun sebelumnya untuk menghitung kebutuhan PNS di tahun berikutnya. Dilakukannya rekap data adalah untuk menilai selisih antara kebutuhan dengan kekuatan atau ketersediaan PNS saat ini sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya untuk kekurangan PNS. mengatasi kelebihan maupun Terkait dengan dokumen proyeksi jumlah kebutuhan pegawai, BKD Kabupaten Kediri sudah melakukan proyeksi jumlah kebutuhan berdasarkan data pegawai yang sudah dihitung dan diputuskan prioritas pegawai yang dibutuhkan berdasarkan usulan masingmasing unit kerja. BKD Kabupaten Kediri telah melakukan perkiraan kenaikan pangkat dan pensiun pegawai pada tahun berikutnya. Namun terdapat hambatan terkait dengan proyeksi PNS yang pensiun disebabkan oleh data yang belum masuk dari unit kerja sehingga terhambat untuk menghitung proyeksi PNS. Kemudian inventarisasi SDM sudah dilaksanakan oleh BKD dengan melakukan aktualisasi data dari setiap unit kerja, data pegawai yang keluar-masuk maupun yang meninggal semua dimasukkan ke dalam database pegawai. Untuk merumuskan jumlah kebutuhan pegawai juga diperlukan usulan formasi masing-masing satuan kerja. Dalam hal ini satuan kerja yang ada di Kabupaten Kediri tidak rutin untuk memberikan usulan formasi atau usulan kebutuhan pegawai. Sesuai temuan di lapangan, salah satu sebab mengapa tidak rutin diusulkan ke BKD adalah karena usulan kebutuhan pegawai yang telah diajukan ke BKD tidak selalu disetujui atau dipenuhi karena tergantung persetujuan dari Menpan. Hal tersebut berakibat kurangnya jumlah pegawai yang tersedia di setiap satker di Kabupaten Kediri karena dibatasinya jumlah pegawai oleh Menpan. 2. Perencanaan SDM PNS dengan melakukan Penetapan Tujuan dan Kebijakan SDM Tujuan dan kebijakan SDM yang ditetapkan oleh organisasi harus berlandaskan tujuan dan kebijakan corporate yang jelas. Hal ini berarti untuk menentukan kebijakan SDM harus berlandaskan dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan konteks penelitian yaitu perencanaan SDM PNS, maka BKD Kabupaten Kediri harus menetapkan dokumen Perencanaan. Dalam hal ini BKD Kabupaten Kediri telah menyusun Rencana Strategis Organisasi yang dibuat tiap kurun waktu lima tahunan yang kemudian Renstra tersebut menjadi dasar acuan BKD untuk menyusun program dan kegiatan serta BKD telah memperhatikan skala prioritas kegiatan yang menunjang visi dan misi BKD. Penetapan tujuan dan kebijakan SDM yang mengacu pada renstra juga bertujuan untuk merancang kebutuhan jumlah dan kualifikasi pegawai yang handal dan memiliki kompetensi untuk mendukung sasaran organisasi. Oleh karena itu organisasi melakukan penetapan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.Mengenai perancangan kebutuhan jumlah 5 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 dan kualifikasi pegawai, peneliti menyimpulkan bahwa perancangan tersebut sudah sesuai dengan renstra BKD dengan menetapkan kualifikasi sesuai dengan prioritas kebutuhan pegawai. Namun penentuan secara teknis kualifikasi pegawai dilakukan oleh satker yang membutuhkan tambahan jumlah pegawai. Selanjutnya, untuk menjamin bahwa kualitas dan kuantitas CPNS yang akan menempati jabatan yang dibutuhkan oleh satker di Kabupaten Kediri, BKD sudah melakukan penetapan secara jelas berdasarkan kebutuhan serta prioritas, namun jika setelah rekruitmen dan penempatan ditemukan ketidaksesuain kualifikasi pegawai dengan kebutuhan organisasi, maka kebijakan yang diambil BKD adalah analisis, penataan dan desain pekerjaan untuk menjamin pegawai lebih dapat berprestasi di bidang yang lain. Hal tersebut jika ditemukan kasus seperti performance pegawai tidak memenuhi kebutuhan organisasi Sesuai dengan pernyataan Riani (2012), organisasi menetapkan beberapa alternatif dari hasil analisis dan temuan yang menghasilkan tingkat kesesuaian antara kebutuhan dengan kondisi pegawai yang dimiliki, dari segi kualifikasi maupun jumlah pegawai. Alternatif yang dipilih salah satunya adalah keputusan desain pekerjaan yang dilakukan oleh institusi jika menurut kualifikasi dan jumlah kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhannya.Mengenai masalah kelebihan atau kekurangan pegawai, BKD Kabupaten Kediri melakukan penataan internal; mutasi jika terjadi kelebihan di satker yang satu kemudian kekurangan di satker yang lain; rangkap jabatan jika pekerjaan mendesak dan sifat pekerjaan yang tidak membutuhkan spesifikasi khusus; dan pemberdayaan tenaga honorer. 3. Perencanaan SDM PNS dengan melakukan Penyusunan Program Tenaga Kerja Setelah disusun kebijakan SDM, maka langkah selanjutnya adalah perancangan mekanisme dan prosedur manajemen SDM yang dapat diimplementasikan, terutama dalam rangka peningkatan daya tawar bagi rekrutmen calon pegawai yang qualified. Sesuai dengan konteks penelitian, maka setelah dilakukan analisis kebutuhan PNS, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan rekrutmen dan pengadaan PNS. Dalam hal ini pertimbangan BKD dalam melakukan pengadaan PNS adalah berdasarkan kebutuhan atas usul satker di Kabupaten Kediri. Hal ini sesuai dengan PP nomor 98 tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP nomor 78 tahun 2013 tentang Pengadaan yang menyebutkan bahwa ujian penyaringan memiliki peranan penting dan strategis untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi dan integritas sesuai dengan kebutuhan jabatan dan BKD sudah melakukan analisis kebutuhan jabatan. Namun sebelum dilakukan pengadaan, perlu untuk dilakukan prediksi suplai tenaga kerja atau jumlah pelamar untuk kebutuhan perencanaan anggaran. Dalam hal ini BKD Kabupaten Kediri mengalami kesulitan dalam memprediksi jumlah pelamar disebabkan oleh daerah lain yang tidak melakukan pengadaan sehingga menjadi faktor penarik pelamar dari daerah lain untuk mengikuti tes CPNS di Kabupaten Kediri. Selain itu jadwal pengadaan dari pusat tidak jelas sehingga menyulitkan daerah untk melakukan persiapan pengadaan serta merencanakan kegiatan. Untuk pengadaan tenaga honorer daerah di bidang teknis, BKD Kabupaten Kediri tidak melakukan perekrutan tenaga honorer karena sesuai dengan PP nomor 48 tahun 2005 yang tidak memperbolehkan daerah merekrut tenaga honorer daerah kecuali tenaga honorer kategori II yang masih ada merupakan tenaga honorer lama sebelum diberlakukan PP nomor 48 tahun 2005. Penyusunan Program Pengembangan SDM dan Peningkatan Kapasitas SDM dilakukan BKD melalui kegiatan seperti Diklat struktural, Diklat fungsional dan Diklat teknis. Sedangkan dalam program peningkatan kapasitas pelayanan administrasi kepegawaian, BKD Kabupaten Kediri melakukan penghitungan pemenuhan jumlah pejabat dibanding dengan jumlah kebutuhan jabatan, serta perhitungan pemenuhan pegawai dibanding dengan kebutuhan yang dalam hal ini masih belum dapat dicapai oleh BKD disebabkan oleh ketergantungan keputusan dari Menpan. 4. Perencanaan SDM dengan Melakukan Kontrol dan Evaluasi Perencanaan SDM Merujuk pendapat Schuler, tahap evaluasi Perencanaan SDM kegiatannya lebih difokuskan untuk mengawasi dan mengevaluasi implementasi programprogram manajemen SDM yang sedang berjalan agar tetap berada di jalur yang telah ditetapkan (on the right track). Berdasarkan hasil evaluasi maka akan diketahui kondisi objektif SD organisasi, yang kemudian dimanfaatkan sebagai feedback untuk merevisi kebijakan atau melakukan tindakan penyesuaian. Sesuai dengan dokumen Renstra BKD, untuk menjaga efektivitas pelaksanaan program, setiap unit di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kediri wajib melakukan pemantauan, pelaksanaan kegiatan serta tindakan koreksi yang diperlukan dan melaporkan hasil-hasilnya kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kediri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sesuai temuan peneliti, penyelenggaraan kegiatan BKD dilaporkan ke Menpan, namun evaluasi secara teknis dievaluasi sendiri secara tidak terstruktur oleh BKD. Dalam hal pelaporan, BKD Kabupaten Kediri merekap seluruh kegiatan ke dalam dokumen realisasi pelaksanaan program dan kegiatan yang terdapat dalam dokumen Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban yang dilaporkan ke pusat. Didalamnya terdapat rekapan berhasil dan ketidakberhasilan program. 6 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 Peran Pemerintah Pusat dalam Perencanaan SDM PNS Sebagai implementasi kebijakan nasional, Pemerintah Pusat mempunyai wewenang dalam beberapa hal berkaitan dengan Perencanaan SDM PNS. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan adanya Undang-undang nomor 43 tahun 1999 dengan dilakukan upaya penataan manajemen kepegawaian yang seragam dengan penetapan norma, standar, dan prosedur yang jelas dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan berarti merencanakan ketesediaan pegawai di masa yang akan datang, maka sesuai dengan PP PP No 97 Th 2000 jo PP No. 54 Th 2003 tentang Formasi PNS, Peran Pemerintah Pusat yang wewenangnya didelegasikan pada Menpan yang berkoordinasi dengan BKN dan Menteri Keuangan dalam hal formasi adalah memberikan persetujuan usulan formasi dari setiap usulan yang diajukan oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal Perencanaan untuk keseimbangan masa depan maka dilakukan dengan pengisian formasi yang lowong maka harus ditentukan jumlah pegawai. Dalam hal ini peran Pemerintah Pusat adalah berwenang dalam penentuan jumlah, jenis dan kualifikasi jenis jabatan pegawai yang akan diisi berdasarkan usulan yang diajukan oleh daerah dan pertimbangan keuangan negara. Dalam rekrutmen yang meliputi pengumuman jumlah tambahan formasi, pengumuman didelegasikan kepada daerah sehingga daerah. Sedangkan dalam hal seleksi melalui pengadaan, Pemerintah Pusat berperan dalam penentuan dan Pengadaan soal CPNS yang akan didistribusikan ke daerah. Sehingga Pemerintah Pusat berperan penuh dalam proses pengadaan CPNS mulai dari penyediaan LJK, soal dan penentuan jadwal tes. Serta dalam hal pengangkatan Pemerintah Pusat berwenang dalam pembuatan Nomor Induk Pegawai (NIP) setelah CPNS dinyatakan lulus tes dan kemudian diberikan ke daerah dan dibuat SK pengangkatan, dan pemberhentian melalui penetapan BUP, Pemerintah pusat berwenang menetapkan Batas Usia Pensiun PNS. Untuk Perencanaan dalam Pengembangan PNS maka dilaksanakan Diklat untuk meningkatkan mutu dan keahlian PNS. Pemerintah Pusat dalam hal ini berperan dalam penetapan regulasi secara umum yang telah ditetapkan dengan ketetapan Undang-undang. Sedangkan dalam hal evaluasi dan kontrol pelaksanaan Perencanaan SDM PNS, maka Pemerintah Pusat berperan mengontorl pelaksanaan manajemen PNS berdasarkan atas bahan pelaporan yang disampaikan oleh daerah setelah melakukan kegiatan. Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri dalam Perencanaan SDM PNS Sesuai dengan pasal 34a ayat (1) UU nomor 43 tahun 1999, untuk membantu kelancaran pelaksanaan manajemen kepegawaian Daerah maka dibentuk Badan Kepegawaian Daerah. BKD merupakan perangkat daerah otonom yang dibentuk oleh Kepala Daerah sebagai pejabat pembina kepegawaian Daerah. BKD Kabupaten Kediri berdasarkan Perda nomor 9 tahun 2004 tentang Susunan dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kediri mempunyai tugas secara teknis membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kediri. Dalam Perencanaan SDM PNS maka terdapat beberapa aspek yang dapat dianalisis berdasarkan wewenang Pemerintah Daerah yang dibantu oleh BKD. Untuk pemenuhan kebutuhan pegawai maka ditetapkan Formasi PNS, dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri berwenang dalam mengajukan usulan formasi PNS di Kabupaten Kediri melalui usulan masing-masing unit kerja yang dikoordinasikan oleh BKD. Dalam hal Perencanaan untuk keseimbangan masa depan, wewenang Pemerintah Kabupaten Kediri adalah dengan melakukan pengendalian jumlah pegawai melalui penataan organisasi jika ditemukan kekurangan ataupun kelebihan jumlah PNS. Penataan dilakukan dengan cara rotasi maupun mutasi, jika rotasi di dalam lingkup daerah maka hal tersebut menjadi wewenang Bupati, namun jika rotasi PNS dalam lintas provinsi maka hal tersebut menjadi kewenangan Gubernur. Perencanaan untuk rekrutmen melalui pengumuman maka Pemkab Kediri berwenang dalam mengumumkan jumlah tambahan pegawai, sedangkan dalam hal seleksi melalui pengadaan CPNS wewenang Pemkab Kediri hanya sebatas melaksanakan pengadaan dengan kebijakan dari pusat, Pemkab Kediri hanya sebagai penyelenggara pengadaan dan mengumpulkan serta mengoreksi berkas lamaran. Sedangkan dalam hal pemberhentian PNS, wewenang Pemkab Kediri adalah menetapkan pensiun dini dengan golongan PNS IIId ke bawah. Perencanaan untuk pengembangan dilakukan dengan penyelenggaraan Diklat. Dalam Diklat, wewenang Pemkab Kediri yang didelegasikan kepada BKD adalah menyelenggarakan Diklat teknis sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas PNS di satuan organisasinya. Sedangkan dalam hal evaluasi dan kontrol pelaksanaan Perencanaan SDM PNS, Pemerintah Kabupaten Kediri berwenang mengevaluasi dan mengontrol pelaksanan manajemen PNS yang sedang berlangsung maupun yang telah berlangsung dengan membuat laporan yang disetorkan kepada Bupati sebagai bahan evaluasi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Perencanaan SDM Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kediri 7 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 Perencanaan SDM pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam organisasi serta untuk menjamin tersedianya tenaga kerja baik masa kini maupun masa yang akan datang. Tindakan yang diambil organisasi harus direncanakan sebelumnya untuk memastikan atau meminimalkan gangguan pada rencana-rencana organisasi (M. Yani, 2012). Dalam melakukan perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri, BKD mengalami beberapa kesulitan seperti pada paparan sebelumnya. Kesulitan baik ketersediaan data, perancangan dan prediksi suplai pegawai atau jumlah pelamar, pencapaian sasaran kinerja, dan lain-lain terkait dengan pelaksanaan Perencanaan SDM. Menurut Sulistyani dan Rosidah (2009:124), Perencanaan SDM erat kaitannya dengan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi Perencanaan SDM. pertimbangan mengenai kecukupan dan ketersediaan anggaran. Teknologi serta Politik dan perundang-undangan sebagai faktor eksternal yang berpengaruh terhadap Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri. Dalam hal teknologi perkembangan pengolahan data pegawai, pengaturan di bidang formasi, serta penggunaan Sistem Administasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) membuat BKD membutuhkan tenaga ahli tambahan di bidang sistem informasi. Dalam politik perundang-undangan, yaitu berupa kebijakan nasional dari Pemerintah Pusat sehingga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan di BKD. Sebagai contoh kebijakan moratorium PNS yang tidak memperbolehkan penerimaan CPNS sehingga BKD dituntut untuk melakukan penataan pegawai dan memberdayakan PNS yang tersedia meskipun pada faktanya masih membutuhkan tambahan pegawai. Kesimpulan Faktor Internal terdiri dari berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Antara lain sumber daya manusia, sistem informasi dan manajemen organisasi dan koordinasi antar bidang, serta anggaran. Sedangkan faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar organisasi yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pencapaian tujuan organisasi. dalam hal ini faktor eksternal yang berpengaruh adalah Teknologi serta Politik dan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan Perencanaan SDM PNS di BKD Kabupaten Kediri, faktor internal yang berpengaruh dalam perencanaan SDM PNS adalah sumber daya manusia, sistem informasi dan manajemen organisasi dan koordinasi antar bidang, serta anggaran. Dan faktor eksternal yang berpengaruh adalah politik dan perundang-undangan. Dari segi sumber daya manusia, BKD Kabupaten Kediri masih memiliki kekurangan jumlah sumber daya manusia ditambah dengan kemampuan yang berbeda yang dimiliki oleh pegawai, terutama di unit kerja dalam merumuskan jumlah kebutuhan pegawai. Sistem informasi dan manajemen organisasi yang tersedia di BKD sudah memadai, namun terdapat hambatan seperti masalah perbaharuan data pegawai yang dimiliki tiap satker, terutama masalah perbaharuan data PNS yang meninggal dan sakit permanen. Sedangkan yang berkaitan dengan pengembangan pegawai, BKD Kabupaten Kediri masih melakukan pengembangan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka BKD Kabupaten Kediri melakukan strategi „jemput bola‟ untuk mengetahui data terbaru dari satuan kerja dan melakukan sosialisasi pada satuan kerja mengenai program yang sedang dilaksanakan oleh BKD. Faktor internal lain yang berpengaruh terhadap Perencanaan SDM PNS adalah anggaran. Anggaran sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan di BKD karena 100% kegiatan yang terealisasi di BKD dipengaruhi oleh anggaran yang dijadikan sebagai Secara umum, Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri sudah terlaksana dengan baik namun masih menemui beberapa hambatan. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yang dinilai seperti Pengumpulan, analisis dan memprediksi kebutuhan data untuk menetapkan supply dan demand pegawai sudah cukup baik tetapi secara teknis masih mempunyai kekurangan; melakukan penetapan tujuan dan kebijakan SDM sudah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan tujuan organisasi; melakukan penyusunan program tenaga kerja yang sudah dilaksanakan BKD dengan baik ditunjukkan dengan tersedianya rancangan kerja atau rancangan program yang didokumentasikan ke dalam LKPJ BKD Kabupaten Kediri, namun pada beberapa teknis kegiatan masih mengalami kesulitan; dan melakukan kontrol serta evaluasi perencanaan SDM sudah dilaksanakan melalui penyusunan pelaporan. Selanjutnya, Peran Pemerintah Pusat dalam Perencanaan SDM PNS secara umum adalah dalam hal penetapan norma, standar dan prosedur manajemen kepegawaian. Serta Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri dalam Perencanaan SDM PNS secara umum adalah sebagai pelaksana teknis di bidang manajemen kepegawaian yang dilaksanakan oleh BKD sebagai perangkat yang dibentuk oleh Bupati. Faktor yang berpengaruh terhadap Sistem Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri antara lain Faktor internal terdiri dari pertama, Sumber daya manusia yang merupakan unsur pendukung utama pelaksanaan keputusan organisasi, yang di BKD kabupaten Kediri pengetahuan dan ketrampilan teknis PNS sesuai bidang tugas yang masih kurang; kedua, tersedianya sistem informasi termasuk dalam hal ketersediaan data yang memadai dan koordinasi antar bidang guna kelancaran pelaksanaan manajemen organisasi; dan ketersediaan anggaran atau sumber daya keuangan mempengaruhi pelaksanaan program dan kegiatan organisasi di BKD Kabupaten Kediri terlihat 8 Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 dari 100% kegiatan yang sudah terealisasi dipengaruhi oleh dukungan dana yang memadai dari APBD. 7. Faktor eksternal yang mempengaruhi Perencanaan SDM PNS di Kabupaten Kediri adalah Politik dan Peraturan Perundang-undangan serta Teknologi. Politik dan perundang-undangan mempengaruhi Perencanaan SDM karena perubahan peraturan atau kebijakan nasional di bidang kepegawaian menyebabkan keputusan pelaksanaan program dan kegiatan kembali dipertimbangkan. Serta Perkembangan teknologi untuk mengakses perkembangan data, kebutuhan dalam hal formasi, dan perkembangan pengolahan data kepegawaian mempengaruhi Perencanaan SDM karena sistem kepegawaian tidak lepas dari perkembangan teknologi kepegawaian, terutama bagi PNS yang kurang trampil dalam penggunaan komputer. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji lebih dalam mengenai sistem Perencanaan SDM PNS, baik dari segi implementasi, penilaian konsistensi, serta penggunaan perspektif lain sesuai dengan perkembangan keilmuan, mengingat penelitian ini bersifat menggambarkan bagaimana sistem Perencanaan SDM Aparatur di Kabupaten Kediri, maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya di bidang Perencanaan SDM PNS. Daftar Pustaka Saran 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk mempermudah pelaksanaan manajemen kepegawaian, baik di tingkat Provinsi maupun Daerah Kabupaten/Kota sebaiknya dipetakan secara khusus mengenai Perencanaan SDM PNS sehingga tidak terjadi tumpang tindih Peraturan dan mempermudah koordinasi dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian. Perlunya peningkatan koordinasi yang bersifat horisontal yaitu antara BKD dengan satuan kerja untuk keperluan perbaharuan data sehingga tidak terjadi perbedaan data antara BKD dengan satuan kerja yang ada di Kabupaten Kediri. Selain BKD, satuan kerja juga harus proaktif dalam menyetorkan jumlah kebutuhan pegawai serta update data pegawai, sehingga dapat diantisipasi dan segera dilakukan penataan organisasi terutama terkait dengan permasalahan PNS yang menderita sakit permanen. Target secara formal seharusnya ditetapkan oleh BKD Kabupaten Kediri mengenai usulan kebutuhan pegawai masing-masing unit kerja sehingga ketika penyusunan bezetting pegawai dapat teridentifikasi secara riil kekurangan atau kelebihan jumlah pegawai. Analisis kebutuhan pegawai perlu dilakukan secara objektif berdasarkan sifat dan beban pekerjaan, tidak hanya berdasarkan perkiraan. Oleh karena itu perlu dilakukan pendokumentasian setiap kegiatan secara rutin sehingga didapat keseimbangan antara jumlah dan kualitas PNS sesuai dengan kebutuhan organisasi. BKD Kabupaten Kediri perlu menyusun perencanaan karier PNS secara formal dan jelas sehingga tidak ditemukan performance pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Dalam hal pengadaan, Perencanaan harus ditetapkan secara jelas oleh Pusat maupun daerah sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami kebingungan terkait dengan kepastian jadwal pengadaan, kepastian jumlah pelamar, serta perancangan anggaran pengadaan. BKD Kabupaten Kediri perlu merancang Diklat tambahan dalam hal penguasaan sistem informasi Kemenpan, 2011. Paparan Sosialisasi Pedoman Perhitungan Jumlah Pegawai Negeri Sipil. (http://www.menpan.go.id/publikasi/unduhdokumen-2/paparan/category/15-kedeputian-sdmaparatur) Kumorotomo, Wahyudi. 2013. Reformasi Birokrasi, Remunerasi, dan Kinerja Sektor Publik: Temuan dan Pemikiran untuk RPJMN 2015-2019. Diskusi Kelompok Terarah (FGD) Bappenas dan GIZ pada 29 November 2013 diunduh pada kumoro.staff.ugm.ac.id Moleong, Lexy J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Riani, Asri Laksmi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini. Yogyakarta: Graha Ilmu Sedarmayanti. 2007. ManajemenSumberDayaManusia: ReformasiBirokrasidanManajemenPegawaiNegeri Sipil. Bandung: PT RefikaAditama Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Perkembangan dalam Konteks Organisasi Publik Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Stone, Raymond J. 2004. Human Resource Management Fifth Edition. Australia: Wiley and Sons, Ltd. www.antaranews.com (melalui http://id.berita.yahoo.com/bpk-ri-banyakmasalah-penetapan-pengadaan-pns-2011120203110--finance.html) www.bkn.go.id www.bps.go.id www.kedirikab.bps.go.id www.menpan.go.id 9