BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang sangat penting, sehingga dalam pembangunannya perlu mengikuti standar yang tinggi agar tidak mudah rusak dan dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya. Setelah pembangunan selesai, tahapan selanjutnya adalah masa pemeliharaan dan pemanfaatan dari rumah sakit tersebut. Di dalam pemanfaatannya, baik rumah sakit maupun gedung lainnya perlu dievaluasi kinerjanya sehingga dapat dipastikan gedung tersebut selalu berfungsi secara maksimal. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Harjono terletak di Jalan Letnan Jenderal Soeprapto No.50, Ponorogo. Rumah sakit ini, khususnya Gedung Rawat Inap Keluarga Miskin (Irna Gakin terdiri dari 3 lantai), Gedung Rawat Inap Kelas (Irna Kelas terdiri dari 4 lantai), Gedung Hemodialisis, dan Gudang dan Farmasi menjadi objek audit tindak pidana korupsi oleh Pusat Studi Ilmu dan Teknologi (PSIT) UGM. Pemeriksaan pembangunan RSUD dr. Harjono Ponorogo APBN TA 2009 & 2010 dilakukan untuk memenuhi permintaan dari KPK perihal permintaan bantuan tenaga ahli bidang konstruksi terkait kegiatan penyidikan Polres Ponorogo dalam perkara tindak pidana korupsi dalam pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Harjono, Kabupaten Ponorogo, sumber dana APBN Tahun Anggaran 2009 dan Tahun Anggaran 2010. Audit tersebut bermula dilakukan karena banyak terdapat aduan dari masyarakat Kabupaten Ponorogo bahwa rumah sakit tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Item pekerjaan mechanical electrical seperti elevator, AC, nurse call, fire alarm dan sprinkler banyak yang tidak terpasang. Bahkan lantai ke-4 dari gedung Irna Kelas belum dapat dimanfaatkan karena pekerjaan arsitektural dan mechanical electrical belum dikerjakan. 1 2 Audit oleh PSIT dilakukan dengan cara review dan analisis dokumen kontrak serta gambar perencanaan dan as built, perhitungan volume item pekerjaan, wawancara dengan unsur-unsur proyek, peninjauan lokasi untuk menghitung item yang terdapat di lapangan dan melakukan uji mutu material beton dengan hammer test, rebar detector, dan core drill, serta melakukan perhitungan penyimpangan nilai kontrak terhadap realisasinya di lapangan. Survey untuk pengujian material telah dilakukan sebanyak 2 kali oleh PSIT UGM. Hasil uji mutu material dari survey pertama menunjukkan mutu beton yang sangat rendah. Dengan hasil tersebut dipertanyakan apakah tingkat kerugian dianggap total loss atau masih bisa diperhitungkan mutu terpasang, sehingga dilakukan survey kedua untuk melakukan hammer test dan core drill kembali untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan. Hasil uji mutu beton survey kedua juga menunjukkan mutu beton yang masih di bawah spesifikasi beton K-300 yang disyaratkan, sehingga benar-benar dapat disimpulkan terdapat penyimpangan mutu material beton struktural gedung-gedung tersebut. Seluruh hasil audit dari PSIT digunakan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menentukan besarnya kerugian yang ditimbulkan. Hasil mutu beton yang rendah ini belum digunakan untuk mengevaluasi kelayakan kekuatan gedung secara struktural. Hal-hal yang telah disebutkan di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian pada gedung Irna Gakin dan gedung Irna Kelas karena keduanya merupakan gedung utama yang menampung banyak pasien sehingga penting untuk dilakukan. Selain itu, gedung Irna Gakin dibangun pada tahun 2009, sedangkan gedung Irna Kelas dibangun pada tahun 2010, sehingga keduanya perlu dievaluasi keamanannya terhadap standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung terbaru yang berlaku di Indonesia saat ini, yaitu SNI 03-17262012. Penelitian yang dilakukan penulis adalah mengevaluasi defleksi antar lantai yang terjadi akibat gempa dan menganalisis kapasitas tampang elemen struktur berdasar hasil uji mutu beton yang didapat serta membandingkannya dengan gaya dalam 3 akibat kombinasi beban berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012. Analisis ini diharapkan dapat menyajikan informasi detail kemampuan dan kelayakan elemen struktur dalam menahan beban yang terjadi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kondisi keamanan/ kelayakan kedua struktur bangunan tersebut serta dapat menjadi referensi dalam menentukan perkuatan struktur bilamana diperlukan. Tentunya hal tersebut perlu dilakukan dengan penelitian lebih lanjut seperti disyaratkan oleh insinyur profesional bersertifikat. Rumusan Masalah Tugas Akhir ini melakukan evaluasi kelayakan defleksi yang terjadi akibat beban gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012 dan melakukan analisis terhadap keamanan elemen struktur rangka portal gedung Irna Gakin dan Irna Kelas RSUD dr. Harjono Kabupaten Ponorogo berdasarkan standar-standar tersebut dengan menggunakan mutu beton sesuai hasil uji mutu core drill di lapangan. Pedoman yang digunakan untuk menganalisis kelayakan struktur adalah SNI 032847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Pembebanan struktur menggunakan pedoman Perancangan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPURG 1989) dan SNI 03-1726-2002 dan 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Hasil evaluasi diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi kekuatan struktur existing gedung tersebut. Berdasarkan uraian tersebut permasalahan dari Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah defleksi antar lantai yang terjadi akibat beban gempa pada struktur rangka gedung Irna Gakin dan Irna Kelas RSUD Ponorogo memenuhi persyaratan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012? 4 2. Apakah berdasarkan SNI 03-2847-2013, balok dan kolom dari kedua gedung dengan mutu beton yang ada masih aman/ layak untuk menahan kombinasi beban SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012? Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kapasitas dan nilai gaya dalam elemen balok dan kolom struktur Bangunan Gedung Rawat Inap Kelas dan Rawat Inap Gakin RSUD Ponorogo akibat kombinasi beban berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012 dengan menggunakan SNI 03-2847-2013. 2. Mengetahui besarnya defleksi lateral yang terjadi beserta batas defleksi yang diizinkan pada struktur Bangunan Gedung Rawat Inap Kelas dan Rawat Inap Gakin RSUD Ponorogo sesuai SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012. 3. Mengetahui seberapa banyak peningkatan geser dasar, defleksi lateral, dan jumlah elemen balok dan kolom yang tidak aman akibat adanya Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa yang baru. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Dapat mengetahui peningkatan jumlah balok dan kolom Gedung Irna Kelas dan Irna Gakin RSUD Ponorogo yang tidak aman terhadap pembebanan berdasarkan SNI 03-1726-2012 yang menggantikan SNI 03-1726-2002. Besarnya jumlah elemen yang tidak aman dapat menjadi referensi dalam menentukan perkuatan struktur yang diperlukan. Tentunya hal tersebut perlu dilakukan dengan penelitian/ evaluasi kekuatan lebih lanjut. 2. Sebagai informasi/ kajian teknis tentang kekuatan struktur bangunan kepada Instansi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ponorogo dalam menanggapi kondisi mutu beton yang terpasang. 5 3. Memberikan prosedur evaluasi kelayakan elemen-elemen struktur bangunan gedung, dengan melalui tahapan pengambilan data, analisis pembebanan, pemodelan, analisis dan evaluasi kapasitas tampang yang tersedia, dan evaluasi defleksi lateral yang terjadi berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-17262012. Batasan Penelitian Adapun batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bangunan yang menjadi objek penelitian adalah bangunan Irna Kelas yang terdiri atas 4 lantai dan Irna Gakin yang terdiri atas 3 lantai. 2. Struktur yang dikaji adalah struktur beton bertulang dengan sistem rangka pemikul momen. 3. Struktur bawah (fondasi) tidak ditinjau, jenis tanah pada lokasi bangunan diasumsikan tanah sedang. 4. Struktur plat dan elemen nonstruktur tidak dianalisis karena tidak terlalu penting untuk ditinjau keamanannya secara detail, namun tetap dimasukkan sebagai beban mati yang membebani struktur. 5. Pada tinjauan mengevaluasi tampang yang tersedia, penampang yang digunakan adalah sesuai dengan as-built drawing dan mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan hasil uji core-drill. Mutu baja tulangan digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis kontrak. 6. Pengaruh P-Δ tidak diperhitungkan. Berdasarkan SNI 03-1726-2002, Struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf penjepitan lateral adalah kurang dari 10 tingkat atau 40 m, tidak perlu diperhitungkan pengaruh P-Δ. 7. Penyusunan tugas akhir ini mengacu pada beberapa aturan, yaitu : Peraturan-peraturan maupun standar yang digunakan dalam Tugas Akhir ini antara lain, sebagai berikut. a. Pedoman Perancangan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPURG 1989). 6 b. SNI 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. c. SNI 03-1726-2002 dan 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Keaslian Penelitian Penelitian ini difokuskan pada evaluasi simpangan lateral akibat gempa yang disyaratkan dalam Pasal 8.1 dan 8.2 SNI 03-1726-2002 dan Pasal 7.12.1 SNI 031726-2012 serta menganalisis kapasitas tampang elemen struktur berdasar hasil uji mutu beton yang didapat serta membandingkannya dengan gaya dalam akibat kombinasi beban menurut kedua standar tersebut, kemudian menentukan dan membandingkan jumlah elemen balok dan kolom yang tidak aman terhadap pembebanan menurut kedua standar tersebut. Sepengetahuan penulis, penelitian serupa pada struktur eksisting Gedung Irna Gakin dan Irna Kelas RSUD dr. Harjono Ponorogo tersebut belum pernah dilakukan, sehingga penelitian ini bersifat asli.