HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ANTARA GURU DAN MURID DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA Makalah Disusun Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan Logika Sesi 11 OLEH: ANNA SANDRA TOBING NIM 2014-52-094 PROGRAM STUDI HUMAS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Guru Dan Murid Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Siswa” Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Akhir kata semoga rangkuman ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Jakarta, Januari 2015 Penulis i DAFTAR ISI Kata Pengantar .............................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................ ii Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 4 Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5 2.1 Kerangka Teori ................................................................................... 5 2.1.1 Komunikasi Antar Pribadi ............................................................... 5 2.1.2 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi ............................................. 6 2.1.3 Kenakalan Siswa ............................................................................. 8 2.1.4 Faktor Penyebab Kenakalan Siswa ................................................. 10 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 12 2.3 Hipotesis ............................................................................................. 12 Bab III Kesimpulan ....................................................................................... 13 Daftar Pustaka ............................................................................................... 14 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorang pun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi itu sendiri ada dimana-mana seperti di rumah, sekolah, kantor, rumah sakit dan di semua tempat yang melakukan sosialisasi. Artinya hampir seluruh kegiatan manusia selalu tersentuh komunikasi. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. 1 Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi berasal dari perkataan inggris yaitu Communication yang bersumber dari bahasa latin yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran makna asli dari Communicatio adalah communis yang artinya adalah sama atau kesamaan arti.2 Pada sisi lain komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar terjadi perubahan terhadap diri orang yang menerima pesan tersebut. Komunikasi sebagai suatu proses tersendiri atas komponen-komponen yakni komunikator, pesan, saluran, komunikan dan efek atau pengaruh. Selain komponen tersebut, komponen lain yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi yaitu tanggapan balik lingkungan dan gangguan yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Namun pada kenyataannya, dari berbagai macam komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seharihari. Karena komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam 1 2 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Utama, 2007). Hal.1 Onong Uchjana Effendi, Spektur Komunikasi, (Bandung: Bandar Maju, 1992). Hal.4 1 situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.3 Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi antar pribadi berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat didalamnya. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. Karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan peting hingga kapanpun, selama manusia mempunyai emosi. Fungsi komunikasi antar pribadi tidak sebatas pertukaran ingormasi atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kegiatan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide-ide agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik, maka komunikator perlu menyampaikan pola komunikasi yang baik pula.4 Salah satu organisasi yang dimaksud ialah menggunakan sarana atau tempat yang ada dan dikenal oleh masyarakat sekolah yaitu Sekolah. Sekolah merupakan lembaga organisasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan mengenai etika, moral serta kedisiplinan. Peningkatan pengetahuan disini tidak lepas dari prestasi belajar seseorang dalam hal ini adalah siswa tidak hanya itu saja, prestasi belajar 3 www.lusa.web.id/Komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-Communication/ Diakses 26 Desember 2014. 4 Asnawair dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) Hal 7 2 siswa harus disertai dengan etika dan moral yang baik, yang akhirnya dapat menumbuhkan sikap kedisiplinan. Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan disekolah tersbut, maka peranan kredibilitas yang dimiliki oleh seorang guru dalam mendidik siswa dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas siswa dalam prestasi belajar dan prestasi etika, moral, sikap dan tingkah laku. Sekolah memerlukan guru yang memiliki kompetisi mengajar dan mendidik, yang inovatif, yang kreatif, yang cukup waktu untuk menekumi tugas profesionalnya, yang dapat menjaga wibawanya dimata para siswanya. Jadi guru merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, artinya segaa kebijakan rencana inovasi gagasan pendidikan yang ditetapkan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, yang pada akhirnya mutu pelaksanaan terletak ditangan guru. Adapun dalam belajar mengajar proses penyampaian pesan sumbernya bisa dari murid, guru dan lain sebagainya. Media pendidikan adalah salurannya dan penerimanya adalah muridnya.5 Pelajar atau siswa adalah sseseorang yang sedang menginjak usia remaja, yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Siswa menengah umum ini rata-rata berusia 15 sampai 18 tahun. Pada usia inilah akan timbul berbagai macam gejolak jiwa, keragu-raguan yang dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam dirinya. Kesulitan-kesulitan yang datang tentu akan meyebabkan rasa ketidakpuasan siswa yang dapat menganggu konsentrasi belajar. Permasalahan ini membuat tugas sebagai pengajar menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai sifat dan sikap secara individual. Dengan komunikasi antar pribadi secara persuasif dan efektif antara guru kepada siswanya diharapkan akan membantu memotivasi, menggerakkan, serta mendorong siswa untuk lebih giat belajar, karena dengan komunikasi antar pribadi yang berjalan baik, maka akan membuat siswa lebih komunikatif dan mau bekerja 5 H.M. Alisufsabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta, 2005), Hal.1 3 sama untuk lebih giat sehingga rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai yaitu menciptakan siswa yang bermutu. Adapun syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi antara komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau pemindahaan informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan oleh komunikator. Untuk itu penulis menuangkan dalam bentuk tulisan yang berjudul “Hubungan Komunikasi Antar Pribadi antara Guru dan Murid dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Siswa”. 1.2 Rumusan Masalah Memperhatikan luasnya masalah yang diuraikan, maka penulis membatasi rumusan masalah yang ditulis yaitu adakah hubungan komunikasi antar pribadi antara guru dan murid dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa?. 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan Logika. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Antar Pribadi Pada hakikatnya setiaap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena manusia merupakan mahkluk sosial yang dalam kehidupannya selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Pergaulan lebih sering dalam bentuk komunikasi antar pribadi. Komunikasi berasal dari kata Communication yang berpangkal dari perkataan Latin yaitu Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan. Astrid Susanto mengemukakan, perkataan komunikasi berasal dari kata Communicare yang dalam bahasa Latin mempunyai atri berpartisipasi atau memberitahukan, menyampaikan pesan, informasi, gagasan dan pendapat yang dilakukan mengharapankan feedback. oleh 6 seseorang kepada orang lain dengan Secara umum, komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Karena terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu. Selain itu, pengertian komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 6 Phil Astrid Susanto, Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: Bina Cipta, 1980) Hal 29. 5 2004:31).7 Komunikasi antar pribadi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi. Dari pengertian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, dimana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama lambanglambang bahasa. 2.1.2 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan, dan merupakan komunikasi paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi ini bersifat dialogis yang artinya, arus balik terjadi secara langsung. Menurut Porter dan Samovar, terdapat tujuh cirri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu: melibatkan perilaku melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan / ungkapan; bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan pesan yang harus berkaitan); dipandu oleh tata aturan yang ebrsifat intrinsic dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta komunikasikomunikasi antarpribadi yang melibatkan persuasi (Loliweri,1997:28)8 a. Pesan : mencakup pesan verbal maupun nonverbal Verbal merupakan pesan/informasi berupa kata-kata/lambang yang mengandung arti. Nonverbal merupakan pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara. 7 8 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004) Hal.31. Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi. (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1997) Hal. 28 6 b. Pernyataan ungkapan yang tergantung pada tujuan dan sasaran hubungan, situasi dan kondisi, waktu dan tempat berkomunikasi, yang dilatarbelakangi oleh alasan emosional maupun rasional. c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan emosional maupun rasional. d. Hubungan interaksi adalah setiap yang dilakukan di mana guru dan siswa terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e. Tata aturan, meliputi tatanan intrinsic maupun ekstrinsik. Tatanan intrinsic merupakan tata aturan sebagai standarisasi perilaku yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi antar pribadi. Tatanan ekstrinsik merupakan tata aturan yang timbul akibat pengaruh pihak ketiga atau situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar pribadi harus diperbaiki. f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antar pribadi. g. Tindakan persuasi merupakan komunikasi antar pribadi bertujuan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan. Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan cukup besar untuk mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan informasi secara bersama. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih, yang terjadi saat individu mempresepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterimanya dari lingkungannya. Di masa lalu pendekatan komunikasi antarpribadi ditekankan pada situasi dua orang atau kelompok kecil. Dengan adanya perubahan perspekstif tentang bagaimana komunikasi berlangsung, pendekatan komunikasi antarpribadi berubah menjadi bersifat hubungan yang terjalin di antara individu. Keefektifan hubungan 7 antar pribadi adalah taraf seberapa jauh akibat-akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan tertentu, menciptakan kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain. Terkadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan. Keefektifan dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas tentang apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita. 2.1.3 Kenakalan Siswa Pembelajaran didalam kelas merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Interaksi edukatif senantiasa dikemas secara rapi oleh pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan, dan hasil dari belajar tersebut bisa langsung diamati bahwa pendidikan yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Peserta didik atau siswa memiliki karakter berbeda-beda hal ini muncul karena mereka berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Lingkungan itulah yang membentuk pribadi siswa itu sendiri. Perilaku siswa dapat dinilai dan diamati dalam hubungan dengan teman, guru, dan lain sebagainya, dikatakan menyimpang apabila siswa melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan yaitu peraturan sekolah. Dan, dikatakan baik apabila siswa melaksanakan peraturan sebagaimana mestinya. Untuk menjadi siswa yang baik peran guru sebagai pengajar dan pendidik sangatlah dibutuhkan. Jadi pedoman awal bagi para guru adalah bagaimana membentuk pribadi siswa yang baik dan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam bentuk apapun didalam ataupun luar sekolah. Kenakalan berasal dari kata “nakal” yang berarti kurang baik (tidak menurut, mengganggu dan sebagainya) terutama pada anak-anak. Menurut Sudarsono sebagaimana mengutip pendapat Bimo Walgito memberikan pengertian 8 tentang kenakalan anak sebagai berikut :“Tiap perbuatan, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan oleh anak, khususnya anak remaja. 9 Kenakalan anak adalah suatu contoh perilaku yang ditunjukan oleh remaja di bawah usia 18 tahun dan perbuatan tersebut melanggar aturan, yang dianggap berlebihan dan berlawanan dengan norma masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan perilaku yang berupa penyimpangan atau pelanggaran pada norma yang berlaku. Ditinjau dari segi hukum kenakalan merupakan pelanggaran terhadap hukum yang belum bisa dikenali hukum pidana sehubungan dengan usianya.10 Kenakalan siswa pada usia remaja dapat diidentifikasi lewat pelanggaranpelanggaran yang dilakukan yang secara alami. Pada masa perkembangan menuju dewasa inilah siswa remaja mempunyai daya kuat untuk melakukan perlawananperlawanan terhadap peraturan yang ada. Membahas perilaku menyimpang sebenarnya tidak dapat melepaskan diri dari perilaku yang dianggap normal dan sempurna yang dapat diterima oleh masyarakat umum sesuai dengan pola kelompok masyarakat setempat dan cocok dengan norma sosial yang berlaku pada saat dan di tempat tertentu. Sehingga permasalahan perilaku menyimpang berbatas waktu dan tempat. Sedang predikat pribadi yang normal yaitu menampilkan diri secara sempurna, ideal, berada dalam skor rata-rata secara statistik, tanpa adanya sindromsindrom medis adekuat (serasi dan tepat). Sehingga secara umum bisa diterima oleh kelompok sosial yang berlaku. Pribadi normal mempunyai ciri: relatif dekat dengan integrasi jasmani dan rohani yang ideal. Kehidupan psikisnya relatif stabil, tidak banyak memendam konflik batin dan tidak berkonflik dengan lingkungan. Batinya 9 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka), 2002 edisi III cet. 2 hlm. 971. 10 Endang Poerwanti & Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang), 2002, hlm. 139. 9 tenang seimbang, badannya selalu merasa kuat serta sehat. Sedangkan predikat Abnormal diterjemahkan dalam pengertian sosiologis yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Sosiopatik, yaitu perilaku menyimpang secara sosial, tidak mampu menyesuaikan diri, tingkah lakunya tidak dapat diterima oleh umum, dan tidak sesuai norma-norma sosial yang berlaku.11 Kenakalan juga mempunyai arti semacam "seruan pemberontakan" terhadap gaya belajar tertentu yang dipaksakan. Karena peserta didik menganggap gaya belajar yang diterapkan kepadanya tidak sesuai dengan gaya belajar alamiah mereka.12 Artinya, sistem yang disajikan oleh peraturan yang ada dalam lingkup sekolah tidak mampu memberikan kenyamanan dalam interaksi dalam kehidupan kesehariannya di sekolah. Dari beberapa pengertian diatas dapat sedikit penulis simpulkan bahwa kenakalan adalah pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik dan mengarah pada penyimpangan perilaku sewajarnya baik dalam kelas ataupun luar kelas, dan pelanggaran tersebut adalah pelanggaran pada peraturan yang sudah ada. 2.1.4 Faktor Penyebab Kenakalan Siswa Problem yang muncul pada kehidupan remaja dalam lingkungan sekolah seringkali termanifestasi dalam bentuk kesulitan dalam menghadapi pelajaran di sekolah, baik dalam tulisan maupun penyelesaian tugas. Kesulitan semacam ini bukan timbul semata-mata karena reaksi spontan terhadap suatu keadaan, tetapi biasanya merupakan akibat dari satu rangkaian peristiwa yang sudah berlangsung lama atau berlarut-larut. Remaja yang mengalami problem disekolah pada umumnya mengemukakan keluhan bahwa mereka tidak ada minat terhadap pelajaran dan bersikap acuh tak acuh, prestasi belajar menurun kemudian timbul sikap-sikap dan 11 12 Ibid, hlm. 140 www.sumardiono.com/index.php, Kamis, 01 Januari 2015 Pukul 10.30 WIB 10 perilaku yang tidak diinginkan seperti membolos, melanggar tata tertib, menentang guru, berkelahi, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai dimensi penyenebab yaitu faktor-faktor diantaranya adalah: Kurang adanya kematangan fisik, mental dan emosi sesuai dengan teman sebaya dan harapan sosial. 1) Adanya hambatan fisik atau kelainan organisme, baik pendengaran, penglihatan, cacat tubuh dan sebagainya. 2) Kemauan yang kurang atau justru terlalu tinggi. 3) Adanya hambatan atau gangguan emosi akibat tekanan dari orang dewasa khususnya guru sebagai pendidik di sekolah.13 Sedangkan menurut Zakiah darajat penyebab terjadinya kemorosotan moral (akhlak) yang nantinya akan berakibat pada kenakalan siswa. Adalah sebagai berikut; 1) Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang dalam masyarakat. 2) Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi maupun sosial politik. 3) Pendidikan moral yang tidak terlaksana menuurt semestinya, baik di sekolah, keluarga, maupun dalam masyarakat luas. 4) Suasana rumah tangga siswa yang kurang baik adan harmonis. 5) Diperkenankanya secara popular obat-obatan dan alat anti hamil secara lebih luas dan terbuka. 6) Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, keseniankesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar, dan tuntutan moral yang seimbang dengan pembentukan karakter siswa. 7) Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu terluang dengan cara yang lebih baik dan membawa kepada pembinaan moral. 13 Ibid, hlm. 134. 11 8) Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dalam mendukung terwujudnya peningkatan moral siswa. Dari keterangan diatas berarti penyebab munculnya kenakalan bersumber dari berbagai faktor yang berhubungan dengan peserta didik baik berasal dari faktor dalam ataupun luar siswa. 2.2 Kerangka Berpikir Komunikasi Antar Pribadi Kenakalan Siswa Guru dan Siswa 2.3 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Ada hubungan Komunikasi Antar Pribadi Guru antara murid dengan kenakalan siswa”. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Komunikasi antar pribadi guru dengan murid, maka semakin rendah kemungkinan siswa untuk melakukan tindak kenakalan, sebaliknya semakin rendah tingkat Komunikasi antar pribadi guru dengan murid, maka semakin tinggi kemungkinan siswa untuk melakukan tindak kenakalan. 12 BAB III KESIMPULAN Berdasarkan penulisan yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: a) Terdapat hubungan antara komunikasi antar pribadi guru dengan murid terhadap kenakalan siswa b) Komunikasi antar pribadi Guru dengan murid memberikan sumbangan efektif terhadap kenakalan remaja. 13 DAFTAR PUSTAKA Buku: Alisufsabri, Muhammad. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta. Asnawair dan Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Utama Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka Effendi, Onong Uchjana. 1992. Spektur Komunikasi. Bandung: Bandar Maju Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Poerwanti, Endang & Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Susanto, Phil Astrid. 1980. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta. Website: www.lusa.web.id/Komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-Communication/ Diakses 26 Desember 2014, pukul 11.00 WIB www.sumardiono.com/index.php. Diakses 01 Januari 2015, pukul 10.30 WIB 14