ekonomika - Universitas Mercu Buana

advertisement
EKONOMIKA
I n f l a s i
MODUL 12
Oleh :
Sahibul Munir,Ir.,SE.,MSEc.
FAKULTAS EKONOIM DAN BISNIS
PROGRAM KELAS KARYAWAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2012
‘12
1
Ekonomika
Ir. Sahibul Munir, SE,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan E-learning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Penggolongan inflasi ini berdasarkan pada parah tidaknya tingkat inflasi,
berguna untuk melihat dampak dari inflasi yang bersangkutan.
Jika inflasi masih tergolong ringan, maka inflasi ini justru berdampak
positif terhadak keadaan ekonomi suatu negara. Inflasi yang tergolong ringan
ini dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat produsen menjadi
bergairah bekerja atau ada insentif untuk bekerja, menabung, maupun
mengadakan investasi.
Sebaliknya pada masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi
hiperinflasi,
keadaan
perekonomiannya
menjadi
kacau,
orang
tidak
bersemangat bekerja menabung maupun mengadakan investasi dan
produksi.
Para pengusaha yang bergerak dalam produksi barang akan enggan
melakukan kegiatan berproduksi untuk menghasilkan output. Karena pada
saat proses produksi telah menghasilkan produk jadi yang siap untuk dijual,
harga bahan baku telah mengalami kenaikan yang cukup tinggi, sehingga
harga jual produk jadi tersebut tidak dapat menutu harga bahan baku dan
bahan penolong yang diperlukan untuk proses produksi berikutnya.
Sehingga para pemilik modal lebih senang berspekulasi dengan
membeli barang dan kemudian menyimpannya, kemudian menjualnya pada
saat harganya sudah cukup tinggi. Akibatnya kegiatan investasi dan produksi
digantikan oleh kegiatan spekulasi. Bersamaan dengan itu, tabungan akan
menjadi semakin
lenyap dan digantingkan dengan “hoarding”
yaitu
menyimpan dalam bentuk barang.
Akibat keseluruhan dari adanya “hyperinflasi” adalah jumlah barang dan
jasa menjadi semakin langka dalam perekonomian, sehingga harga makin
membumbung dan perekonomian semakin parah keadaanya.
2. Inflasi berdasarkan pada sumber penyebabnya
a. Demand – pull inflation (inflasi tarikan permintaan)
b. Cost-push inflastion (supply inflation)
c. Mixed inflation (inflasi campuran).
a. Demand – pull inflation (inflasi tarikan permintaan)
‘12
3
Ekonomika
Ir. Sahibul Munir, SE,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan E-learning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
keadaan “full-employment” (suplly tetap), maka adanya peningkatan
permintaan akan mengakibatkan adanya kenaikan harga (inflasi).
b. Cost Pust Inflation
Cost-pus inflation adalah inflasi yang ditimbulkan oleh adanya desakan
biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat disebabkan oleh
adanya tuntutan kenaikan upah oleh organisasi buruh (wage push
inflation),
maupun
karena
perusahaan
menghendaki
kenaikan
keuntungan (profit push inflation).
P
S1
S2
P2
P1
D1
0
Q2
Q
Q1
Akibat kenaikan biaya produksi, kurva supply bergeser dari S1 ke S2 dan
harga naik dari P1 ke P2, dan jumlah barang yang diperjualbelikan turun
dari Q1 menjadi Q2. Bilan kenaikan harga ini terjadi terus menerus maka
akan terjadi inflasi (cost-push inflation).
Menurut Nopirin proses terjadinya cost-push inflation adalah :
Cost-push inflation ini biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam
penawaran total (aggregat supply), sebagai akibat adanya kenaikan biaya
produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul karena beberapa
faktor, diantaranya :
1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil dalam menuntut kenaikan
upah.
‘12
5
Ekonomika
Ir. Sahibul Munir, SE,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan E-learning
Universitas Mercu Buanahttp://www.mercubuana.ac.id
Download