BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan kebutuhan ini manusia atau individu mempunyai permintaan akan barang. Banyaknya penduduk suatu negara menunjukkan pula besarnya permintaan masyarakat negara tersebut akan suatu barang tertentu. Di dalam dunia nyata, suatu barang itu mempunyai harga di pasar. Oleh karena itu permintaan baru akan mempunyai arti pendukung oleh tenaga beli dari yang meminta barang tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan beli seseorang tergantung dari pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang. Secara matematis dapat dijelaskan bagaimana perubahan harga dan pendapatan secara bersama-sama mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta. Supaya dapat dianalisis dengan jelas tingkah laku konsumen yang dinyatakan dalam hukum permintaan. Artinya bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaanya membeli barang yang bersangkutan, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lainnnya dianggap konstan) (Sadono, 2003). 20 Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Fungsi Permintaan Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan tersebut merupakan fungsi permintaan. Menurut Soediyono (1989), dapat didefinisikan sebagai fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah dari suatu barang yang akan terbeli persatuan waktu dari berbagai nilai dari dua atau lebih variabel yang turut menentukan jumlah pembelian. Secara umum fungsi permintaan dirumuskan sebagai berikut : Qx = f (Px, Py, M, E, N) Di mana : Qx = kuantitas barang tersebut Px = harga barang x Py = harga barang y M = pendapatan konsumsi yang tersedia untuk dibelanjakan E = selera dan faktor-faktor lain N = jumlah penduduk 2.1.3 Hukum Permintaan Teori konsumen menjelaskan bagaimana tingkah laku atau kegiatan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsinya. Tingkah laku atau kegiatan tersebut dapat dijumpai kalau kita melihat bagaimana reaksi konsumen didalam bersangkutan, terhadap berubahnya selera yang dimiliki. Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun, maka jumlah yang diminta barang tersebut naik cateris paribus” (Sadono, 2003). Hukum 21 Universitas Sumatera Utara permintaan menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta akan suatu barang dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah yang diminta akan barang tersebut. Hakikat hukum permintaan dapat ditulis sebagai berikut : 1. Kenaikan harga barang menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga. 2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang sehingga memaksa para konsumen untuk mengurangi pembelian berbagai jenis barang terutama yang mengalami kenaikan harga. Di dalam analisis permintaan perlu dibedakan antara dua istilah yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta. Dikatakan permintaan jika yang dimaksudkan adalah keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah yang diminta maksudnya adalah banyak permintaan pada suatu tingkat harga tertentu (Sadono, 2003). 2.1.4 Elastisitas Permintaan Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana resposifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. a. Koefisien elastisitas permintaan harga Adalah koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta 22 Universitas Sumatera Utara apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas prmintaan dihitung dengan menggunakan rumus : Jenis-jenis elastisitas permintaan Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila perubahan harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta, yaitu yang diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikkan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan sumbu tegak. Jadi bentuknya adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (i). kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva permintaan yang dinamakan tidak elastis sempurna. Koefisien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Berapa pun banyaknya barang yang ditawarkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga berbentuk sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai elastis sempurna. Gambar (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan yang bersifat elastis sempurna. Satu lagi kurva permintaan yang berbentuk istimewa adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar (iii). Kurva itu mempunyai koefisien elastisitas permintaan sebesar 1 dan lazim disebut sebagai kurva permintaan yang elastisitasnya bersifat elastisitas uniter. Pada umumnya sifat permintaan terhadap 23 Universitas Sumatera Utara kebanyakan barang adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (iv) dan (v). Permintaan yang terdapat dalam Gambar 2.1 (iv) adalah permintaan yang bersifat tidak elastis. Suatu permintaan adalah bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut adalah di antara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang demikian apabila persentase perubahan harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah yang diminta. Kurva permintaan yang terdapat dalam Gambar 2.1 (v) adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambarkan bahwa apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentase yang melebihi persentase perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari satu.\ P P 0 Q (i) 0 Tidak elastis sempur na Q (ii) P Elastis sempurna P 0 Q (ii) 0 Elastis uniter Q (iv) Tidak elastis 24 Universitas Sumatera Utara P 0 Q (v) Elastis Sumber : Pengantar Teori Makroekonomi, Sadono 2003. Gambar 2.1 Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah : • Banyaknya barang pengganti yang tersedia Sekiranya sesuatu barang yang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan dan sebaliknya. Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) jika kalau 25 Universitas Sumatera Utara harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang, dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapat dirumuskan : semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastic sifat permintaannya. • Persentase pendapatan yang dibelanjakan Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut. • Jangka waktu analisis Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang harus terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikkan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap suatu barang. 26 Universitas Sumatera Utara b. Elastisitas permintaan silang Adalah koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Besarnya elastisitas silang dapat dihitung berdasarkan rumus : Nilai elastisitas silang berkisar di antara tak terhingga yang negatif kepada tak terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti adalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah ke arah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya. c. Elastisitas permintaan pendapatan Adalah koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan tehadap suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli. Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : 27 Universitas Sumatera Utara Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. (Sadono, 2003) 2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan Permintaan akan suatu barang mengalami perubahan karena disebabkan oleh faktor-faktor selain harga barang tersebut antara lain : 1. Tingkat harga barang lain Tingkat harga barang lain yang mempengaruhi perubahan permintaan yaitu sebagai berikut (Sadono, 2003) : a. Barang pengganti Apabila harga barang pengganti harganya bertambah murah maka barang yang digantikan permintaannya akan mengalami suatu meningkat pengurangan. b. Barang pelengkap Apabila permintaan akan barang maka permintaan terhadap barang pelengkapnya juga akan bertambah. 2. Harga Barang Itu Sendiri. Suatu hipotesis ekonomi dasar adalah bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetapi 28 Universitas Sumatera Utara sama dengan kata lain, semakin rendah harga suatu komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta (Lipsey, 1995). Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga komoditi itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru (Lipsey, 1995). D Gambar 2.2 Pengaruh perubahan harga barang X terhadap Jumlah barang X yang diminta Sumber : Pengantar Ekonomi Mikro, Lipsey 1995 Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta konsumen pada sumbu horisontal. Bila harga barang X naik dari P1 menjadi P2 maka jumlah barang yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga barang X turun dari P2 menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari Q2 menjadi Q1. 29 Universitas Sumatera Utara 3. Pendapatan Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku. Apabila pendapatan berubah maka jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut (Suparmoko, 1990) : a. Barang inferior Barang inferior yaitu barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah maka permintaan akan barang-barang inferior akan digantikan oleh barangbarang yang lebih baik mutunya. b. Barang esensial Barang esensial yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang biasanya terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian. c. Barang normal Barang normal yaitu barang dimana permintaan atas barang akibat kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh 2 faktor yaitu : - Pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang. - Pertambahan pendapatan memungkinkan seseorang menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya ke barang yang lebih baik mutunya. 30 Universitas Sumatera Utara 4. Distribusi pendapatan Sejumlah pendapatan masyarakat tertentu besarnya akan dapat menimbulkan corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut berubah distribusinya. Sebagai contoh, apabila ada kenaikan pajak atas orang-orang kaya dan hasil pajak tersebut digunakan untuk menaikkan pendapatan pekerja yang bergaji rendah, maka corak permintaan atas berbagai barang mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya permintaannya berkurang, sedangkan permintaan atas barang-barang yang digunakan oleh orang yang baru meningkat pendapatannya akan bertambah. 5. Selera Perubahan selera yang lebih menyenangi suatu barang yang akan mendorong peningkatan permintaan atas barang tersebut. 6. Jumlah penduduk Secara tidak langsung pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan dalam kesempatan kerja sehingga akan menambah daya beli dalam masyarakat, selanjutnya akan menambah permintaan. Dalam lingkup rumah tangga, jumlah anggota keluarga yang dependen terhadap penerima penghasilan menentukan sedikitnya permintaan rumah tangga tersebut, misalnya anak yang belum bekerja. 7. Ekspektasi Ekspektasi akan terjadi kanaikkan harga dan kelangkaan barang di pasar akan mendorong seseorang membeli barang-barang pada saat sekarang untuk menghindari 31 Universitas Sumatera Utara kemungkinan harus membayar lebih tinggi dari masa depan. Dari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada permintaan suatu barang. 2.1.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakan untuk pembelanjaan barang dan jasa. Dalam perekonomian konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasa untuk dikonsumsi. Konsumen pada umumnya terdiri dari individu atau perorangan dalam masyarakat dalam kenyataannya sebagian besar terkumpul dalam suatu rumah tangga. Menurut Lipsey sebuah rumah tangga didefinisikan sebagai semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan memuat keputusan keuangan bagi mereka. Sedangkan pengertian rumah tangga menurut Sadono Sukirno adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Menurut Lipsey rumah tangga dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten seperti rumah tangga itu terdiri dari satu orang, sehingga dapat dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat perilaku konsumen. 2. Rumah tangga secara konsisten berusaha memperoleh keputusan maksimal atau utilitas dalam batas sumber daya yang tersedia. 3. Rumah tangga merupakan pemilik utama faktor produksi yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannnya. 32 Universitas Sumatera Utara Menurut Sadono Sukirno, pada umumnya rumah tangga menggunakan penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu : 1. Membeli berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan memungkinkan rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian yang rendah taraf perkembangannya sebagian besar pendapatan dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang paling pokok (makan dan pakaian). 2. Disimpan atau ditabung. Penabung ini dikatakan untuk memperoleh bunga atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di masa depan atau untuk berjaga-jaga. 2.2 Sumber Daya Air Sumber daya adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita dapat menemukannya. Pengertian air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Sedangkan pengertian sumber daya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekayaan hewani yang ada di dalamnya. Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yakni peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten peradaban manusia tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu, pengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia. 33 Universitas Sumatera Utara Karakteristik sumber daya air amat dipengaruhi aspek topografi dan geologi, keragaman penggunaannya, keterkaitannya, waktu serta kualitas alaminya. Oleh karena faktor topografi dan geologi maka sumber daya air dapat bersifat lintas wilayah administrasi. Dengan demikian, kuantitas dan kualitas air amat bergantung pada tingkat pengelolaan sumber daya air masing-masing daerah. Untuk mencapai terwujudnya kelestarian sumber daya air diharapkan adanya koordinasi terpadu antar sektor, antar daerah dan kesadaran dari msyarakat serta kemampuan tenaga pengelola pengairan yang berada di lapangan. Meningkatnya jumlah kebutuhan air, baik secara kualitas maupun kuantitas adalah merupakan tanggung jawab bidang pengairan. Tanggung jawab ini akan lebih besar karena terkait dengan bidang lain yang berpengaruh terhadap kelestarian sumber daya air baik secara kuantitas maupun kualitas. Beberapa sebab terganggunya kelestarian sumber daya air antara lain: • Berkurangnya lahan sebagai daerah resapan air akibat dari berkembangnya daerah permukiman dan industri. • Menurunnya kualitas air sebagai akibat pembuangan berbagai limbah ke sungai atau sumber air. • Menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya air akibat perilaku pemanfaatan lahan di daerah hulu yang kurang terkendali. 34 Universitas Sumatera Utara • Terganggunya kelestarian sumber-sumber air dan terancamnya kelestarian fungsi bangunan-bangunan pengairan sebagai akibat kurang terkendalinya pengambilan bahan galian utnuk bangunan. 2.3 Air sebagai Barang Publik 2.3.1. Pengertian dan Sifat Barang Publik Barang publik (public goods) dalam banyak hal sangat dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak seorang pun yang bersedia menghasilkannya. Kalaupun ada pihak swasta yang menyediakannya dan jumlahnya sudah tentu terbatas. Barang publik adalah barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar yaitu melalui transaksi antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu, barang-barang publik disediakan oleh pemerintah karena sistem pasar gagal dalam menyediakan barang tersebut. Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang tertentu karena manfaat dari adanya barang tersebut tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi dinikmati oleh banyak orang. Suatu jenis barang dinamakan barang publik, bila mengandung dua karakteristik utama, yaitu: a. Penggunaannya tidak bersaingan (non-rivalry). Satu orang dapat meningkatkan kepuasannya dari barang ini tanpa mengurangi kepuasan orang lain yang juga menikmatinya dalam waktu bersamaan. Misalnya, jalan raya yang tidak padat lalu lintasnya, penggunaan oleh seseorang tidak akan mengurangi kenikmatan orang lain yang juga sedang memanfaatkannya pada saat bersamaan. b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability). Bila barang publik sudah tersedia, maka setiap orang dapat memanfaatkannya tanpa ada 35 Universitas Sumatera Utara pengecualian. Misalnya, dalam kasus prasarana jalan. Kecuali jalan tol, maka pemerintah tidak dapat mencegah setiap orang yang berniat menggunakan prasarana jalan yang sudah disediakan. Karena pihak swasta tidak mau menghasilkan barang publik, maka pemerintah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat ditingkatkan. Sebagai contoh ketika pihak swasta memproduksi mobil, maka otomatis yang diperlukan adalah tersedianya prasarana jalan raya yang dibangun oleh pemerintah. Kalau prasyarat ini tidak dipenuhi maka kesejahteraan masyarakat pun tidak mencapai titik optimal. Pada barang publik ini, seseorang tidak bersedia untuk menghasilkannya karena adanya masalah kepemilikan. Penyediaan barang-barang publik yang dilakukan oleh pemerintah seperti pertahanan nasional, jalan raya, kehakiman, pekerjaan umum dan sebagainya dapat juga dihasilkan oleh perusahaan swasta tetapi dapat juga dihasilkan oleh perusahaan negara misalnya kereta api, jasa penerbangan. Jadi yang dimaksud dengan suatu barang publik yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang milik pemerintah yang dibiayai melalui anggaran belanja negara tanpa melihat siapa yang melaksanakn pekerjaannya. Jalan raya negara pembiayaannya dilakukan melalui anggaran negara dan jalan tersebut dapat dikerjakan oleh pihak swasta atau oleh pemerintah sendiri. Dalam setiap sistem perekonomian, baik sistem perekonomian kapitalis atau sistem perekonomian sosialis pemerintah selalu mempunyai peranan yang penting. Peranan pemerintah sangat besar dalam sistem perekonomian sosialis dan sangat terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti dalam sistem kapitalis 36 Universitas Sumatera Utara yang dikemukakan oleh Adam Smith. Adam Smith mengemukakan teori bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi pokok sebagai berikut: 1. Memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan. 2. Menyelenggarakan peradilan. 3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta misalnya prasarana jalan, bendungan dan sebagainya. Dapat dipahami bahwa dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan di setiap negara, tidak ada satu pun negara kapitalis di dunia ini yang melaksanakan sistem kapitalis murni. Dalam dunia modern, peranan pemerintah diharapkan mengatur jalannya perekonomian dan tidak sepenuhnya diatur oleh pihak swasta. Adam Smith berpendapat bahwa dalam perekonomian kapitalis seseorang akan melakukan hal-hal yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap individu akan melaksanakan aktivitas yang harmonis seakan-akan telaj diatur oleh tangan gaib yang tak nampak (invisible hand). Karena itu, Adam Smith menyatakan lingkup aktivitas pemerintah sangat terbatas. Prinsip kebebasan ekonomi ini dalam kenyataannya menghadapi berbagai benturan kepentingan, karena tidak adanya koordinasi yang harmonis di antara kepentingan masing-masing individu. Misalnya, kepentingan pengusaha sering bertentangan dengan kepentingan karyawan dan bahkan saling bertentangan. Dalam hal ini, pemerintah mempunyai peranan dan wewenang untuk mengatur, memperbaiki atau mengarahkan aktivitas sektor swasta. Hal ini disebabkan oleh karena sektor swasta tidak dapat mengatasi masalah perekonomian, sehingga perekonomian tidak mungkin diserahakan sepenuhnya kepada sektor swasta. 37 Universitas Sumatera Utara Dalam perekonomian modern peran pemerintah dapat diklasifikasikan menjadi tiga ketegori berikut: 1. Peran alokasi Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta. Barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang publik (public goods) yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi antara penjual dan pembeli. Barang swasta (private goods) adalah barang yang ketersediaannya dapat dipenuhi oleh sistem pasar. Adanya barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar disebabakan karena adanya kegagalan sistem pasar (market failure). Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang dan jasa tertentu oleh karena manfaat dari adanya barang tesebut tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi dinikmati oleh orang lain. Contoh barang dan jasa yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar antara lain: prasarana jalan, pembersihan udara dan sebagainya. Oleh karena itu, peranan pemerintah di sini adalah menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta dan menjamin bahwa tujuan swasta tidak terhambat. 2. Peran distribusi Peranan pemerintah di bidang alokasi sumber daya ekonomi adalah mengusahakannya agar alokasinya dilakukan secara efisien. Peran lain yang perlu diupayakan pemerintah adalah menjadikannya sebagai alat distibusi pendapatan. Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan memperoleh pendapatan. Kemampuan memperoleh pendapatan bagi seseorang tergantung dari 38 Universitas Sumatera Utara pendidikan, bakat sedangkan warisan tergantung dari hukum yang berlaku. Pemilikan faktor produksi sebagai sumber pendapatan tergantung dari permintaan akan faktor produksi dan jumlah yang ditawarkan oleh pemilik faktor produksi. Sementara permintaan dan penawaran faktor produksi akan menentukan harga dari faktor produksi yang bersangkutan dan akhirnya, pasar faktor produksi amat dipengaruhi oleh tingkat teknologi. 3. Peran stabilisasi Selain peran alokasi dan distribusi, pemerintah mempunyai peranan utama sebagai stabilisator perekonomian. Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan-goncangan keadaan yang menimbulkan pengangguran dan inflasi. 2.3.2. Teori Penyediaan Barang Publik Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah seberapa besar pemerintah harus menyediakan barang publik, karena keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik dalam jumlah yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber-sumber ekonomi, sebaliknya penyediaan barang dan jasa publik yang terlalu sedikit akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat. Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti Pigou, Bowen, Lindahl, Samuelson dan teori anggaran. Teori Pigou 39 Universitas Sumatera Utara A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan memberi manfaat (utility) bagi masyarakat sebaliknya pajak yang dikenakan akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat (disutility). Semakin banyak barang dan jasa publik disediakan pemerintah maka tambahan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena law of deminishing marginal utility returns. Misalnya, pada kasus segelas air yang diberikan terus-menerus kepada seseorang. Gelas pertama akan memberi kepuasan yang besar, gelas ketiga memberikan kepuasan yang lebih kecil dan akhirnya gelas keenam, ketujuh dan setersnya mungkin sudah tidak memberi kepuasan sama sekali. Sebaliknya semakin banyak barang dan jasa publik semakin besar biaya yang dibutuhkan dan konsekuensinya semakin besar pula pajak yang dipungut dari masyarakat. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat. Secara teoritis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal apabila kepuasan masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan masyarakat dari pemungutan pajak. Kelemahan dari analisis ini adalah, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena analisisnya didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal terhadap barang publik. Teori Bowen Bowen mengemukakan suatu teori mengenai penyediaan barang publik dan didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta. 40 Universitas Sumatera Utara Bowen mendefenisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditetapkan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfat barang tersebut, misalnya saja pertahanan nasional. Sekali pemerintah menyediakan pertahanan nasioanal, tak seorang pun yang dapat dikecualikan dari menerima manfaat pertahanan. Kelemahan teori Bowen adalah karena Bowen menggunakan analisis permintaan dan penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut. Teori Erick Lindahl Lindahl mengemukakan analisis yang mirip dengan teori yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan menggunakan harga relatif yaitu persentase dari total pembiayaan pemerintah. Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang sangat berguna membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota masyarakat. Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. Teori Samuelson Sedangkan Samuelson juga mengemukakan teorinya dengan menggunakan pendekatan keseimbangan umum. Ia menyimpulkan, bahwa adanya barang publik 41 Universitas Sumatera Utara tidak menghambat masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal. Teori Samuelson mengenai pengeluaran pemerintah merupakan teori paling baik karena sederhana, jelas dan komprehensif. Namun, ini juga mengandung beberapa kelemahan misalnya pada anggapan bahwa konsumen dapat mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Hal ini merupakan kelemahan yang mendasar dari analisis pengeluaran pemerintah karena masalah utamanya adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen barang publik. Tidak seorang pun yang mau dengan sukarela mengemukakan kesukaannya akan barang sosial karena kesukaan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengenakan tarif. Selain itu, apabila barang publik sudah tersedia mereka tidak dapat dikecualikan dari penggunaan barang tersebut. Kelemahan berikutnya adalah barang publik yang dibahas memiliki kebersamaan yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama. Barangbarang publik yang memilki sifat tersebut praktis sangat terbatas misalnya pertahanan, kehakiman. Sementara itu, sebagian besar dari barang publik tidak mengandung sifat-sifat tersebut seperti rumah sakit dan sekolah. Teori Anggaran Teori lain yang menerangkan tentang penyediaan barang publik adalah teori alokasi barang sosial melalui anggaran. Teori ini didasarkan pada suatu analisis, 42 Universitas Sumatera Utara bahwa setiap orang harus membayar penggunaan barang pubik dalam jumlah yang sama sesuai dengan sistem harga utnuk barang swasta. Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik di atas secara konseptual sangat baik. Sayangnya, semua itu kurang bermanfaat untuk diterapkan dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cara mengenai penentuan jumlah barang publik perlu meminjam teori yang dikembangakn dalam ilmu politik yaitu pemungutan suara (voting). Pemungutan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi cara yang terbaik adalah dengan aklamasi dimana suatu program pemerintah akan dilaksanakan hanya apabila semua orang menyatakan setuju. Hasil yang diperoleh dengan cara aklamaxi akan sama dengan mekanisme pasar sehinggan bisa dicapai hasil yang terbaik. 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahannya dapat diajukan beberapa hipotesa. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan dan tidak terlepas dari kerangka teori yang terkait. 1. Pendapatan total keluarga diduga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara 2. Pengeluaran energi diduga berpengaruh negatif terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara. 3. Jumlah Tanggungan keluarga diduga berpengaruh positif terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara. 43 Universitas Sumatera Utara 4. Sumber air lainnya diduga berpengaruh secara negatif terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara. BAB III 44 Universitas Sumatera Utara