20 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Landasan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Permintaan
Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang
yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia
mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan
kebutuhan ini manusia atau individu mempunyai permintaan akan barang. Banyaknya
penduduk suatu negara menunjukkan pula besarnya permintaan masyarakat negara
tersebut akan suatu barang tertentu.
Di dalam dunia nyata, suatu barang itu mempunyai harga di pasar. Oleh
karena itu permintaan baru akan mempunyai arti pendukung oleh tenaga beli dari
yang meminta barang tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan beli
seseorang tergantung dari pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang.
Secara matematis dapat dijelaskan bagaimana perubahan harga dan pendapatan secara
bersama-sama mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta. Supaya dapat
dianalisis dengan jelas tingkah laku konsumen yang dinyatakan dalam hukum
permintaan. Artinya bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaanya membeli barang
yang bersangkutan, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lainnnya dianggap
konstan) (Sadono, 2003).
20
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Fungsi Permintaan
Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan
tersebut
merupakan fungsi permintaan. Menurut
Soediyono
(1989), dapat
didefinisikan sebagai fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah dari suatu
barang yang akan terbeli persatuan waktu dari berbagai nilai dari dua atau lebih
variabel yang turut menentukan jumlah pembelian.
Secara umum fungsi permintaan dirumuskan sebagai berikut :
Qx = f (Px, Py, M, E, N)
Di mana :
Qx
= kuantitas barang tersebut
Px
= harga barang x
Py
= harga barang y
M
= pendapatan konsumsi yang tersedia untuk dibelanjakan
E
= selera dan faktor-faktor lain
N
= jumlah penduduk
2.1.3 Hukum Permintaan
Teori konsumen menjelaskan bagaimana tingkah laku atau kegiatan
konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsinya. Tingkah laku atau
kegiatan tersebut dapat dijumpai kalau kita melihat bagaimana reaksi konsumen
didalam bersangkutan, terhadap berubahnya selera yang dimiliki.
Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah
yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun, maka
jumlah yang diminta barang tersebut naik cateris paribus” (Sadono, 2003). Hukum
21
Universitas Sumatera Utara
permintaan menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta akan suatu barang
dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan
bahwa semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah yang diminta akan
barang tersebut.
Hakikat hukum permintaan dapat ditulis sebagai berikut :
1. Kenaikan harga barang menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang
dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga.
2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang sehingga
memaksa para konsumen untuk mengurangi pembelian berbagai jenis barang
terutama yang mengalami kenaikan harga. Di dalam analisis permintaan perlu
dibedakan antara dua istilah yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta.
Dikatakan permintaan jika yang dimaksudkan adalah keseluruhan hubungan antara
harga dan jumlah yang diminta maksudnya adalah banyak permintaan pada suatu
tingkat harga tertentu (Sadono, 2003).
2.1.4 Elastisitas Permintaan
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari,
adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana resposifnya permintaan
terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran
kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga
terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan.
a. Koefisien elastisitas permintaan harga
Adalah koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang
menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta
22
Universitas Sumatera Utara
apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas prmintaan
dihitung dengan menggunakan rumus :
Jenis-jenis elastisitas permintaan Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara
nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila perubahan harga tidak akan
mengubah jumlah yang diminta, yaitu yang diminta tetap saja jumlahnya walaupun
harga mengalami kenaikkan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien
elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan sumbu tegak. Jadi
bentuknya adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (i). kurva permintaan yang
seperti itu adalah kurva permintaan yang dinamakan tidak elastis sempurna.
Koefisien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga apabila pada suatu
harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Berapa pun
banyaknya barang yang ditawarkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya
akan dapat terjual. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak
terhingga berbentuk sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal
sebagai elastis sempurna. Gambar (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan
yang bersifat elastis sempurna. Satu lagi kurva permintaan yang berbentuk istimewa
adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar (iii). Kurva itu mempunyai koefisien
elastisitas permintaan sebesar 1 dan lazim disebut sebagai kurva permintaan yang
elastisitasnya bersifat elastisitas uniter. Pada umumnya sifat permintaan terhadap
23
Universitas Sumatera Utara
kebanyakan barang adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (iv) dan (v).
Permintaan yang terdapat dalam Gambar 2.1 (iv) adalah permintaan yang bersifat
tidak elastis. Suatu permintaan adalah bersifat tidak elastis apabila koefisien
elastisitas permintaan tersebut adalah di antara nol dan satu. Koefisien permintaan
mempunyai nilai yang demikian apabila persentase perubahan harga adalah lebih
besar daripada persentase perubahan jumlah yang diminta. Kurva permintaan yang
terdapat dalam Gambar 2.1 (v) adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambarkan
bahwa apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan
persentase yang melebihi persentase perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari
permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari satu.\
P
P
0
Q
(i)
0
Tidak elastis sempur na
Q
(ii)
P
Elastis sempurna
P
0
Q
(ii)
0
Elastis uniter
Q
(iv)
Tidak elastis
24
Universitas Sumatera Utara
P
0
Q
(v)
Elastis
Sumber : Pengantar Teori Makroekonomi, Sadono 2003.
Gambar 2.1
Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas
permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah :
•
Banyaknya barang pengganti yang tersedia Sekiranya
sesuatu barang yang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Pada
waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan
membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan
barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya
tidak mengalami perubahan dan sebaliknya. Permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang
pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) jika kalau
25
Universitas Sumatera Utara
harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang
pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang
tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak
berkurang, dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak
banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli
yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapat dirumuskan : semakin
banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang,
semakin elastic sifat permintaannya.
•
Persentase pendapatan yang dibelanjakan Semakin besar
bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu
barang, semakin elastis permintaan terhadap barang
tersebut.
•
Jangka waktu analisis Semakin lama jangka waktu di mana
permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan
suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan
bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan
yang harus terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para
pembeli. Dalam jangka waktu yang lebih panjang para
pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami
kenaikkan harga dan ini akan banyak mengurangi
permintaan terhadap suatu barang.
26
Universitas Sumatera Utara
b. Elastisitas permintaan silang
Adalah koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan
permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang
lain. Besarnya elastisitas silang dapat dihitung berdasarkan rumus :
Nilai elastisitas silang berkisar di antara tak terhingga yang negatif kepada tak
terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai
negatif, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan
perubahan harga barang Y. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti
adalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah ke arah yang
bersamaan dengan harga barang penggantinya.
c. Elastisitas permintaan pendapatan
Adalah koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan
permintaan tehadap suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan
pembeli. Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus :
27
Universitas Sumatera Utara
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya
adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan
yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis
apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih
besar daripada perubahan pendapatan. (Sadono, 2003)
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan
Permintaan akan suatu barang mengalami perubahan karena disebabkan oleh
faktor-faktor selain harga barang tersebut antara lain :
1. Tingkat harga barang lain
Tingkat harga barang lain yang mempengaruhi perubahan permintaan yaitu
sebagai berikut (Sadono, 2003) :
a. Barang pengganti
Apabila harga barang pengganti harganya bertambah murah maka
barang
yang
digantikan
permintaannya
akan
mengalami
suatu
meningkat
pengurangan.
b. Barang pelengkap
Apabila
permintaan
akan
barang
maka
permintaan terhadap barang pelengkapnya juga akan bertambah.
2. Harga Barang Itu Sendiri.
Suatu hipotesis ekonomi dasar adalah bahwa harga suatu komoditi dan
kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetapi
28
Universitas Sumatera Utara
sama dengan kata lain, semakin rendah harga suatu komoditi itu akan semakin besar,
dan semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta (Lipsey, 1995).
Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali
harga komoditi itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel
yang sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke
posisi yang baru (Lipsey, 1995).
D
Gambar 2.2
Pengaruh perubahan harga barang X terhadap
Jumlah barang X yang diminta
Sumber : Pengantar Ekonomi Mikro, Lipsey 1995
Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta
konsumen pada sumbu horisontal. Bila harga barang X naik dari P1 menjadi P2 maka
jumlah barang yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga
barang X turun dari P2 menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari
Q2 menjadi Q1.
29
Universitas Sumatera Utara
3. Pendapatan
Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam
menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan pada sifat
perubahan permintaan yang berlaku.
Apabila pendapatan berubah maka jenis barang dapat dibedakan sebagai
berikut (Suparmoko, 1990) :
a. Barang inferior
Barang inferior yaitu barang yang banyak diminta oleh orang-orang
yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah maka
permintaan akan barang-barang inferior akan digantikan oleh barangbarang yang lebih baik mutunya.
b. Barang esensial
Barang esensial yaitu barang yang sangat penting artinya dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari yang biasanya terdiri dari kebutuhan
pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian.
c. Barang normal
Barang normal yaitu barang dimana permintaan atas barang akibat
kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
-
Pertambahan
pendapatan
menambah
kemampuan
untuk
membeli lebih banyak barang.
-
Pertambahan pendapatan memungkinkan seseorang menukar
konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya ke
barang yang lebih baik mutunya.
30
Universitas Sumatera Utara
4. Distribusi pendapatan
Sejumlah pendapatan masyarakat tertentu besarnya akan dapat menimbulkan
corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut berubah
distribusinya. Sebagai contoh, apabila ada kenaikan pajak atas orang-orang kaya dan
hasil pajak tersebut digunakan untuk menaikkan pendapatan pekerja yang bergaji
rendah, maka corak permintaan atas berbagai
barang mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya
permintaannya berkurang, sedangkan permintaan atas barang-barang yang digunakan
oleh orang yang baru meningkat pendapatannya akan bertambah.
5. Selera
Perubahan selera yang lebih menyenangi suatu barang yang akan mendorong
peningkatan permintaan atas barang tersebut.
6. Jumlah penduduk
Secara tidak langsung pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan
dalam kesempatan kerja sehingga akan menambah daya beli dalam masyarakat,
selanjutnya akan menambah permintaan. Dalam lingkup rumah tangga, jumlah
anggota keluarga yang dependen terhadap penerima penghasilan menentukan
sedikitnya permintaan rumah tangga tersebut, misalnya anak yang belum bekerja.
7. Ekspektasi
Ekspektasi akan terjadi kanaikkan harga dan kelangkaan barang di pasar akan
mendorong seseorang membeli barang-barang pada saat sekarang untuk menghindari
31
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan harus membayar lebih tinggi dari masa depan. Dari faktor-faktor lain
yang berpengaruh pada permintaan suatu barang.
2.1.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen
Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan
kemudian membelanjakan untuk pembelanjaan barang dan jasa. Dalam perekonomian
konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasa untuk dikonsumsi. Konsumen
pada umumnya terdiri dari individu atau perorangan dalam masyarakat dalam
kenyataannya sebagian besar terkumpul dalam suatu rumah tangga.
Menurut Lipsey sebuah rumah tangga didefinisikan sebagai semua orang yang
bertempat tinggal dalam satu atap dan memuat keputusan keuangan bagi mereka.
Sedangkan pengertian rumah tangga menurut Sadono Sukirno adalah pemilik dari
berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.
Menurut Lipsey rumah tangga dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten seperti
rumah tangga itu terdiri dari satu orang, sehingga dapat
dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat
perilaku konsumen.
2. Rumah tangga secara konsisten berusaha memperoleh
keputusan maksimal atau utilitas dalam batas sumber daya
yang tersedia.
3. Rumah tangga merupakan pemilik utama faktor produksi
yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan
sebagai imbalannnya.
32
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sadono Sukirno, pada umumnya rumah tangga menggunakan
penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu :
1. Membeli
berbagai
macam
barang
atau
jasa
yang
diperlukan
memungkinkan rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian
yang
rendah taraf perkembangannya
sebagian
besar
pendapatan
dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang paling pokok (makan dan
pakaian).
2. Disimpan atau ditabung. Penabung ini dikatakan untuk memperoleh bunga
atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan
kesusahan di masa depan atau untuk berjaga-jaga.
2.2 Sumber Daya Air
Sumber daya adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam
kondisi dimana kita dapat menemukannya. Pengertian air adalah semua air yang
terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini
termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat.
Sedangkan pengertian sumber daya air adalah air dan semua potensi yang terdapat
pada air, sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat
dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekayaan hewani yang ada di dalamnya.
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yakni
peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air
secara konsisten peradaban manusia tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh
karena itu, pengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar
peradaban manusia.
33
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik sumber daya air amat dipengaruhi aspek topografi dan geologi,
keragaman penggunaannya, keterkaitannya, waktu serta kualitas alaminya. Oleh
karena faktor topografi dan geologi maka sumber daya air dapat bersifat lintas
wilayah administrasi. Dengan demikian, kuantitas dan kualitas air amat bergantung
pada tingkat pengelolaan sumber daya air masing-masing daerah.
Untuk mencapai terwujudnya kelestarian sumber daya air diharapkan adanya
koordinasi terpadu antar sektor, antar daerah dan kesadaran dari msyarakat serta
kemampuan tenaga pengelola pengairan yang berada di lapangan. Meningkatnya
jumlah kebutuhan air, baik secara kualitas maupun kuantitas adalah merupakan
tanggung jawab bidang pengairan. Tanggung jawab ini akan lebih besar karena
terkait dengan bidang lain yang berpengaruh terhadap kelestarian sumber daya air
baik secara kuantitas maupun kualitas. Beberapa sebab terganggunya kelestarian
sumber daya air antara lain:
• Berkurangnya lahan sebagai daerah resapan air akibat dari berkembangnya
daerah permukiman dan industri.
• Menurunnya kualitas air sebagai akibat pembuangan berbagai limbah ke
sungai atau sumber air.
• Menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kelestarian fungsi dan manfaat
sumber daya air akibat perilaku pemanfaatan lahan di daerah hulu yang
kurang terkendali.
34
Universitas Sumatera Utara
• Terganggunya kelestarian sumber-sumber air dan terancamnya kelestarian
fungsi bangunan-bangunan pengairan sebagai akibat kurang terkendalinya
pengambilan bahan galian utnuk bangunan.
2.3 Air sebagai Barang Publik
2.3.1. Pengertian dan Sifat Barang Publik
Barang publik (public goods) dalam banyak hal sangat dibutuhkan oleh
masyarakat namun tidak seorang pun yang bersedia menghasilkannya. Kalaupun ada
pihak swasta yang menyediakannya dan jumlahnya sudah tentu terbatas. Barang
publik adalah barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar yaitu melalui
transaksi antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu, barang-barang publik
disediakan oleh pemerintah karena sistem pasar gagal dalam menyediakan barang
tersebut. Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang tertentu karena manfaat dari
adanya barang tersebut tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi dinikmati
oleh banyak orang.
Suatu jenis barang dinamakan barang publik, bila mengandung dua
karakteristik utama, yaitu:
a. Penggunaannya tidak bersaingan (non-rivalry). Satu orang dapat meningkatkan
kepuasannya dari barang ini tanpa mengurangi kepuasan orang lain yang juga
menikmatinya dalam waktu bersamaan. Misalnya, jalan raya yang tidak padat lalu
lintasnya, penggunaan oleh seseorang tidak akan mengurangi kenikmatan orang lain
yang juga sedang memanfaatkannya pada saat bersamaan.
b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability). Bila barang
publik sudah tersedia, maka setiap orang dapat memanfaatkannya tanpa ada
35
Universitas Sumatera Utara
pengecualian. Misalnya, dalam kasus prasarana jalan. Kecuali jalan tol, maka
pemerintah tidak dapat mencegah setiap orang yang berniat menggunakan prasarana
jalan yang sudah disediakan.
Karena pihak swasta tidak mau menghasilkan barang publik, maka
pemerintah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat
ditingkatkan. Sebagai contoh ketika pihak swasta memproduksi mobil, maka otomatis
yang diperlukan adalah tersedianya prasarana jalan raya yang dibangun oleh
pemerintah. Kalau prasyarat ini tidak dipenuhi maka kesejahteraan masyarakat pun
tidak mencapai titik optimal. Pada barang publik ini, seseorang tidak bersedia untuk
menghasilkannya karena adanya masalah kepemilikan.
Penyediaan barang-barang publik yang dilakukan oleh pemerintah seperti
pertahanan nasional, jalan raya, kehakiman, pekerjaan umum dan sebagainya dapat
juga dihasilkan oleh perusahaan swasta tetapi dapat juga dihasilkan oleh perusahaan
negara misalnya kereta api, jasa penerbangan. Jadi yang dimaksud dengan suatu
barang publik yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang milik pemerintah
yang dibiayai melalui anggaran belanja negara tanpa melihat siapa yang melaksanakn
pekerjaannya. Jalan raya negara pembiayaannya dilakukan melalui anggaran negara
dan jalan tersebut dapat dikerjakan oleh pihak swasta atau oleh pemerintah sendiri.
Dalam setiap sistem perekonomian, baik sistem perekonomian kapitalis atau
sistem perekonomian sosialis pemerintah selalu mempunyai peranan yang penting.
Peranan pemerintah sangat besar dalam sistem perekonomian sosialis dan sangat
terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti dalam sistem kapitalis
36
Universitas Sumatera Utara
yang dikemukakan oleh Adam Smith. Adam Smith mengemukakan teori bahwa
pemerintah mempunyai tiga fungsi pokok sebagai berikut:
1. Memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan.
2. Menyelenggarakan peradilan.
3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta
misalnya prasarana jalan, bendungan dan sebagainya.
Dapat dipahami bahwa dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan di
setiap negara, tidak ada satu pun negara kapitalis di dunia ini yang melaksanakan
sistem kapitalis murni. Dalam dunia modern, peranan pemerintah diharapkan
mengatur jalannya perekonomian dan tidak sepenuhnya diatur oleh pihak swasta.
Adam Smith berpendapat bahwa dalam perekonomian kapitalis seseorang akan
melakukan hal-hal yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap individu akan
melaksanakan aktivitas yang harmonis seakan-akan telaj diatur oleh tangan gaib yang
tak nampak (invisible hand). Karena itu, Adam Smith menyatakan lingkup aktivitas
pemerintah sangat terbatas.
Prinsip kebebasan ekonomi ini dalam kenyataannya menghadapi berbagai
benturan kepentingan, karena tidak adanya koordinasi yang harmonis di antara
kepentingan masing-masing individu. Misalnya, kepentingan pengusaha sering
bertentangan dengan kepentingan karyawan dan bahkan saling bertentangan.
Dalam hal ini, pemerintah mempunyai peranan dan wewenang untuk
mengatur, memperbaiki atau mengarahkan aktivitas sektor swasta. Hal ini disebabkan
oleh karena sektor swasta tidak dapat mengatasi masalah perekonomian, sehingga
perekonomian tidak mungkin diserahakan sepenuhnya kepada sektor swasta.
37
Universitas Sumatera Utara
Dalam perekonomian modern peran pemerintah dapat diklasifikasikan
menjadi tiga ketegori berikut:
1. Peran alokasi
Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta.
Barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang
publik (public goods) yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi
antara penjual dan pembeli. Barang swasta (private goods) adalah barang yang
ketersediaannya dapat dipenuhi oleh sistem pasar. Adanya barang yang tidak dapat
disediakan melalui sistem pasar disebabakan karena adanya kegagalan sistem pasar
(market failure). Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang dan jasa tertentu oleh
karena manfaat dari adanya barang tesebut tidak hanya dirasakan secara pribadi akan
tetapi dinikmati oleh orang lain. Contoh barang dan jasa yang tidak dapat disediakan
melalui sistem pasar antara lain: prasarana jalan, pembersihan udara dan sebagainya.
Oleh karena itu, peranan pemerintah di sini adalah menyediakan barang dan jasa yang
tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta dan menjamin bahwa tujuan swasta tidak
terhambat.
2. Peran distribusi
Peranan pemerintah di bidang alokasi sumber daya ekonomi adalah
mengusahakannya agar alokasinya dilakukan secara efisien. Peran lain yang perlu
diupayakan pemerintah adalah menjadikannya sebagai alat distibusi pendapatan.
Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor produksi, permintaan
dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan memperoleh
pendapatan. Kemampuan memperoleh pendapatan bagi seseorang tergantung dari
38
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, bakat sedangkan warisan tergantung dari hukum yang berlaku. Pemilikan
faktor produksi sebagai sumber pendapatan tergantung dari permintaan akan faktor
produksi dan jumlah yang ditawarkan oleh pemilik faktor produksi. Sementara
permintaan dan penawaran faktor produksi akan menentukan harga dari faktor
produksi yang bersangkutan dan akhirnya, pasar faktor produksi amat dipengaruhi
oleh tingkat teknologi.
3. Peran stabilisasi
Selain peran alokasi dan distribusi, pemerintah mempunyai peranan utama
sebagai stabilisator perekonomian. Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan
kepada sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan-goncangan keadaan yang
menimbulkan pengangguran dan inflasi.
2.3.2. Teori Penyediaan Barang Publik
Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa yang
tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah seberapa besar
pemerintah harus menyediakan barang publik, karena keterbatasan kemampuan
anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik dalam jumlah yang terlalu besar
akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber-sumber ekonomi, sebaliknya
penyediaan barang dan jasa publik yang terlalu sedikit akan menimbulkan
ketidakpuasan masyarakat.
Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti Pigou,
Bowen, Lindahl, Samuelson dan teori anggaran.
Teori Pigou
39
Universitas Sumatera Utara
A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan memberi
manfaat (utility) bagi masyarakat sebaliknya pajak yang dikenakan akan
menimbulkan ketidakpuasan masyarakat (disutility). Semakin banyak barang dan jasa
publik disediakan pemerintah maka tambahan manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena law of
deminishing marginal utility returns. Misalnya, pada kasus segelas air yang diberikan
terus-menerus kepada seseorang. Gelas pertama akan memberi kepuasan yang besar,
gelas ketiga memberikan kepuasan yang lebih kecil dan akhirnya gelas keenam,
ketujuh dan setersnya mungkin sudah tidak memberi kepuasan sama sekali.
Sebaliknya semakin banyak barang dan jasa publik semakin besar biaya yang
dibutuhkan dan konsekuensinya semakin besar pula pajak yang dipungut dari
masyarakat. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat.
Secara teoritis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal apabila kepuasan
masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan masyarakat dari
pemungutan pajak.
Kelemahan dari analisis ini adalah, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena analisisnya
didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak dan
rasa kepuasan marginal terhadap barang publik.
Teori Bowen
Bowen mengemukakan suatu teori mengenai penyediaan barang publik dan
didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta.
40
Universitas Sumatera Utara
Bowen mendefenisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak
dapat ditetapkan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak seorang
pun yang dapat dikecualikan dari manfat barang tersebut, misalnya saja pertahanan
nasional. Sekali pemerintah menyediakan pertahanan nasioanal, tak seorang pun yang
dapat dikecualikan dari menerima manfaat pertahanan. Kelemahan teori Bowen
adalah karena Bowen menggunakan analisis permintaan dan penawaran. Yang
menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian
sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang
tersebut.
Teori Erick Lindahl
Lindahl mengemukakan analisis yang mirip dengan teori yang dikemukakan
oleh Bowen, hanya saja pembayaran masing-masing konsumen tidak dalam bentuk
harga absolut akan menggunakan harga relatif yaitu persentase dari total pembiayaan
pemerintah. Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah
teori yang sangat berguna membahas penyediaan barang publik yang optimum dan
secara bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara
anggota masyarakat.
Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai
barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan
oleh sektor swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.
Teori Samuelson
Sedangkan Samuelson juga mengemukakan teorinya dengan menggunakan
pendekatan keseimbangan umum. Ia menyimpulkan, bahwa adanya barang publik
41
Universitas Sumatera Utara
tidak menghambat masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang
optimal.
Teori Samuelson mengenai pengeluaran pemerintah merupakan teori paling
baik karena sederhana, jelas dan komprehensif. Namun, ini juga mengandung
beberapa
kelemahan
misalnya
pada
anggapan
bahwa
konsumen
dapat
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik yang menjadi dasar
pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Hal ini merupakan kelemahan
yang mendasar dari analisis pengeluaran pemerintah karena masalah utamanya adalah
bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen barang publik. Tidak
seorang pun yang mau dengan sukarela mengemukakan kesukaannya akan barang
sosial karena kesukaan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengenakan
tarif. Selain itu, apabila barang publik sudah tersedia mereka tidak dapat dikecualikan
dari penggunaan barang tersebut.
Kelemahan berikutnya adalah barang publik yang dibahas memiliki
kebersamaan yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama. Barangbarang publik yang memilki sifat tersebut praktis sangat terbatas misalnya
pertahanan, kehakiman. Sementara itu, sebagian besar dari barang publik tidak
mengandung sifat-sifat tersebut seperti rumah sakit dan sekolah.
Teori Anggaran
Teori lain yang menerangkan tentang penyediaan barang publik adalah teori
alokasi barang sosial melalui anggaran. Teori ini didasarkan pada suatu analisis,
42
Universitas Sumatera Utara
bahwa setiap orang harus membayar penggunaan barang pubik dalam jumlah yang
sama sesuai dengan sistem harga utnuk barang swasta.
Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik di atas secara
konseptual sangat baik. Sayangnya, semua itu kurang bermanfaat untuk diterapkan
dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cara mengenai penentuan jumlah
barang publik perlu meminjam teori yang dikembangakn dalam ilmu politik yaitu
pemungutan suara (voting).
Pemungutan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi cara yang
terbaik adalah dengan aklamasi dimana suatu program pemerintah akan dilaksanakan
hanya apabila semua orang menyatakan setuju. Hasil yang diperoleh dengan cara
aklamaxi akan sama dengan mekanisme pasar sehinggan bisa dicapai hasil yang
terbaik.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahannya dapat diajukan beberapa
hipotesa. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan dan tidak
terlepas dari kerangka teori yang terkait.
1. Pendapatan total keluarga diduga berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara
2. Pengeluaran energi diduga berpengaruh negatif terhadap permintaan air bersih
di Kabupaten Tapanuli Utara.
3. Jumlah Tanggungan keluarga diduga berpengaruh positif terhadap permintaan
air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara.
43
Universitas Sumatera Utara
4. Sumber air lainnya diduga berpengaruh secara negatif terhadap permintaan air
bersih di Kabupaten Tapanuli Utara.
BAB III
44
Universitas Sumatera Utara
Download