Analisis kinerja keuangan dan strategi

advertisement
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka berikut ini
penulis akan menyajikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Hasil analisis kinerja keuangan menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis
rasio, untuk rasio likuiditas (rasio lancar) rata-rata adalah 3,2. Rasio lancar
tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp
3,2 aktiva lancar yang dimilikinya. Sementara standarnya adalah 2 (200
persen). Dengan demikian, kemampuan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa
Jetis dalam menjamin hutangnya dengan aktiva lancar yang kuat. Rata-rata
rasio solvabilitas untuk total hutang dengan total harta adalah 0,66. Artinya Rp
0,66 seluruh kewajiban dapat dijamin dengan Rp 1,00 dari seluruh harta yang
dimiliki. Artinya kemampuan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis
dalam membiayai seluruh kewajibannya sudah cukup bagus (standar yaitu
0,5). Rasio solvabilitas total hutang dengan modal sendiri rata-rata adalah
3,41. Artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp
3,41 total hutang koperasi. Standar maksimumnya adalah 1,00, yaitu satu
satuan hutang dijamin dengan satu satuan modal sendiri yang dimiliki.
Faktor-faktor penyebabnya adalah masih banyaknya jumlah piutang yang
belum dibayar oleh peminjam.
Nilai rasio rentabilitas untuk Return on
Investmet (ROI) rata-rata sebesar 6,01 persen di mana Koperasi Perikanan
Mina Usaha Desa Jetis akan memperoleh laba bersih setelah memperoleh
SHU sebesar Rp 601 dari Rp 10.000 total aktivanya. Rata-rata rentabilitas
modal sendiri sebesar 16,04 persen menandakan Koperasi Mina Usaha Desa
Jetis mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 16,04 dan modal sendiri sebesar
Rp 100,00. Kondisi ini cukup, apabila standar yang dipakai >15 persen.
Namun perkembangan nilai rentabilitas modal sendiri menunjukkan trend
yang menurun. SHU yang menurun dikarenakan kurang produktifnya usaha
dan manajemen koperasi dalam mengelola unit usaha.
Sementara hasil
analisis trend pada neraca menunjukkan hampir setiap pos mengalami
kenaikan kecuali pada pos kekayaan bersih. Trend pada rugi laba beberapa
pendapatan mengalami penurunan meskipun pendapatan secara keseluruhan
mengalami kenaikan terutama dari pendapatan jasa simpan pinjam. Dimana
dari pendapatan simpi ini juga memberikan konstribusi terhadap meingkatnya
pos biaya yang naik setiap periode secara signifikan.
Kondisi tersebut
berakibat pada penurunan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh.
2) Hasil identifikasi dan evaluasi faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi perkembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis
adalah:
a) Faktor eksternal
Peluang:

Pangsa pasar ikan dan udang yang luas.

Posisi tawar menawar nelayan (anggota) sebagai pemasok yang tinggi.

Dana bergulir (BBM dan MAP) dari pemerintah.

Kebijakan pemerintah untuk mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada
pengurus/karyawan dan anggota.

Permintaan/konsumsi ikan dan udang yang tinggi.

Lokasi usaha berada dekat dengan kawasan wisata.
Ancaman:

Adanya pihak swasta dalam distribusi udang dan ikan.

Koperasi perikanan lain sebagai pesaing.

Adanya produk substitusi.

Kondisi cuaca yang kurang menentu akhir-kahir ini.

Posisi tawar menawar konsumen (pembeli/bakul) yang tinggi.
b) Faktor internal
Kekuatan:

Program kerja yang jelas.

Struktur organisasi yang tersusun dengan baik.

Ikatan sosial nelayan (anggota) yang kuat.

Keahlian karyawan/pegawai sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.

Pelatihan dan pendidikan berkala bagi pengurus, karyawan dan anggota.
100
Kelemahan

Ketergantungan dengan pemasok/nelayan/anggota dalam pengadaan ikan
dan udang

Akses informasi dan teknologi yang masih kurang termasuk dalam hal
lemahnya penanganan pasca panen pada saat kelebihan produksi

Evaluasi yang kurang teratur/tidak periodik (faktor ketergantungan pada
ketua koperasi)

Kualitas SDM anggota yang masih rendah.

Alat tangkap nelayan yang masih tradisional dan sejenis.

Rasio hutang dan modal sendiri yang masih tinggi.
3) Hasil strategi melalui analisis SWOT dengan mempertimbangkan kondisi
keuangan sebagai salah satu faktor internal koperasi beserta variabel internal
dan eksternal lainnya, rumusan strategi yang diperoleh adalah: 1)
Meningkatkan integritas/loyalitas dan jumlah anggota. 2) Peningkatan
produktivitas pengurus dan karyawan. 3) Kerjasama dengan pemerintah dan
pihak lain dalam pengembangan wisata. 4) Peningkatan kemampuan anggota
dalam kegiatan penangkapan ikan. 5) Memperkuat modal dan peran bakul
lokal untuk meningkatkan daya beli di TPI. 6) Meningkatkan hubungan dan
pelayanan yang baik dengan nelayan sebagai pemasok sekaligus anggota dan
dengan bakul sebagai pelanggan. 7) Perbaikan program evaluasi, dan 8)
Mengupayakan penerapan tekhnologi pasca panen.
7.2. Saran
1) Jumlah modal sendiri perlu ditingkatkan untuk menaikkan rasio dan kinerja
keuangan yang positif terutama untuk rasio solvabilitas hutang dengan modal
sendiri yang relatif tinggi. Peningkatan modal sendiri bisa dengan menambah
jumlah anggota dan tetap mengupayakan agar para anggota berdisiplin dalam
melakukan pembayaran simpanan wajib dan sukarelanya. Mekanisme dalam
pemberian dan penagihan piutang terutama bakul perlu dibuat dan disepakati
bersama dengan para bakul. Hal ini untuk mengontrol ketersediaan modal
sendiri akan lebih kuat.
Pemberian sanksi kepada bakul yang terlambat
melakukan pembayaran hutang dari hasil lelang di TPI bisa diterapkan dengan
101
membatasi jumlah pembelian dan tidak memberikan pinjaman lagi, sampai
pinjaman dilunasi. Sanksi terberat bisa diterapkan dengan tidak membolehkan
bakul tersebut mengikuti proses pelelangan. Namun demikian, mekanisme ini
perlu disosialisasikan terlebih dahulu agar para bakul mengetahui dan sebagai
antisipasi mereka melakukan manajemen usahanya dengan baik.
Jangan
sampai mekanisme ini justru membuat bakul tidak berkembang.
2) Hubungan sosial anggota/nelayan yang sudah tinggi agar tetap dipertahankan
sebagai modal sosial dalam mendukung kegiatan pengembangan koperasi.
Koperasi tetap berperan dalam kegiatan-kegiatan baik yang terkait dengan
koperasi secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung hubungan
sosial tersebut. Diantaranya adalah kegiatan tradisi sedekah laut yang sudah
rutin dilakukan agar koperasi tetap berperan dalam penyelenggaraan tradisi
tersebut. Selain itu, tradisi tersebut bisa dijadikan salah satu bentuk kegiatan
wisata yang bisa lebih dijual. Hal ini juga bisa diarahkan untuk bekerjasama
dengan pihak pemerintah setempat maupun pihak lain yang berminat dalam
pengembangan wisata. Salah satunya yang bisa dikembangkan adalah wisata
bahari dengan nuansa kegiatan penangkapan ikan dan proses lelang di TPI
dengan melibatkan para wisatawan.
3) Penerapan teknologi pasca panen akan dapat menambah nilai jual hasil
produksi ketika musim panen tiba, sehingga masalah kelebihan produksi dan
harga yang rendah pada saat musim panen bisa diatasi. Penerapan teknologi
yang bisa dijadikan pilihan diataranya adalah menambah umur simpan dan
pakai produk hasil tangkap sehingga produk dapat dijual pada saat tidak
musim panen/paceklik. Beberapa diantaranya yang bisa dilakukan adalah
dengan pengawetan sistem kering (pengeringan) atau pengasapan dan
pengasinan.
4) Koperasi bisa mengupayakan peningkatan jenis alat tangkap yang ada, baik
dari segi jenis maupun kapasitas. Jenis armada nelayan anggota semua masih
sama yaitu berupa perahu jukung dengan alat tangkap jaring. Kondisi tersebut
beimplikasi pada jelajah area tangkap (fishing gorund) dan jumlah hasil
tangkap. Peningkatan kapasitas bisa dengan menambah ukuran kapal dan
kekuatan mesin yang dipakai serta jenis dan jumlah alat tangkap. Hal ini
102
nantinya akan berimplikasi pada peningkatan hasil tangkap/produktivitas
tangkapan anggota.
5) Program evaluasi yang sudah dibuat agar bisa dilaksanakan secara rutin dan
periodik. Rapat anggota tahunan (RAT) agar segera dilakukan. Hal ini juga
terkait fungsi ketua yang kurang optimal karena juga menjabat sebagai Kepala
Desa sehingga program evaluasi tidak berjalan dengan semestinya. Fungsi
evaluasi yang juga berkaitan dengan pengawasan memegang peran penting
untuk melihat kinerja setiap bagian dan unit usaha yang ada. Hasil evaluasi
akan dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil langkah dan tindakan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pertimbangan tersebut bisa atas
dasar kondisi internal maupun eksternal koperasi.
Untuk lebih melengkapi hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengkaji kelayakan dan langkah operasional yang
diperlukan dalam implementasi prioritas strategi. Diharapkan dari peneltian lebih
lanjut tersebut nantinya akan mendapatkan suatu usulan dalam tingkatan yang
lebih terperinci dalam pelaksanaan strategi.
103
Download