II. 2.1 TINJAUAN PUSTAKA TEH Teh karena merupakan merupakan minuman minuman yang menyehatkan yang kaya akan antioksidan, yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Secara umum, daun teh mengalami proses pengolahan antara lain pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis (atau fermentasi), pengeringan, dan pengemasan, untuk dijadikan sebagai minuman.13 Pengolahan daun teh bertujuan untuk mengubah komposisi kimia daun teh segar, sehingga menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan karakter tertentu pada air seduhannya yang mencakup warna, rasa, dan aroma. Menurut proses pengolahannya, khususnya pada perbedaan tahap fermentasinya, teh diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam (Gambar 1). Teh putih merupakan jenis teh yang paling jarang ditemukan. Proses pembuatan teh putih hanya meliputi pelayuan dan pengeringan (udara, matahari, atau mekanik); tidak melalui tahap fermentasi.14 Seperti teh putih, teh hijau juga tidak mengalami proses fermentasi, sehingga memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi dan baik untuk kesehatan.15 Perbedaan teh putih dan teh hijau berada pada bagian teh yang dipetik, teh putih berasal dari kuncup yang belum terbuka (masih mengandung serabut-serabut putih di bagian dalamnya) 5 dan daun muda teh, sedangkan teh hijau berasal dari daun teh yang lebih tua. Jenis teh berikutnya yaitu teh oolong, merupakan jenis teh semi-fermentasi, yang tingkatan oksidasinya beragam yaitu antara 8% hingga 85%, sehingga bisa dikatakan kualitas kandungan polifenolnya hampir menyerupai teh hijau.16 Jenis teh yang paling dikenal dan paling banyak dikonsumsi di dunia adalah teh hitam. Teh hitam merupakan teh yang memiliki aroma dan rasa yang paling kuat dan kaya. Hal ini terjadi, karena teh hitam diproses dengan tingkat fermentasi paling lama diantara jenis teh yang lain (fermentasi penuh).17 Gambar 1. Appearance seduhan teh (atas) dan berbagai jenis daun teh (bawah) dari tanaman Camellia sinensis (Sumber: http://doctorscotthealth.com/antiaging/powerful-antioxidants-01-white-tea/) 6 2.2 KAROTENOID PADA DAUN TEH Senyawa karotenoid adalah senyawa pigmen alami yang mempunyai andil terhadap warna-warna dari berbagai tumbuhan, buah, dan bunga, di samping senyawa golongan flavanoid. Terdapat sekitar 700 jenis karotenoid yang terdapat di alam, dengan kisaran warna merah, oranye, dan kuning.18,19 Karotenoid memiliki kerangka atom karbon C40 dengan rantai poliena yang dapat memiliki hingga 15 ikatan rangkap terkonjugasi. Sintesis karotenoid terjadi pada organisme fotosintetik seperti tumbuhan, alga dan sianobakteri. Kelompok senyawa terpenoid ini memiliki beragam struktur dan memenuhi berbagai macam fungsi di alam dan juga memiliki banyak nilai industrial yang penting.20 Warnawarna dari degradasinya senyawa yang karotenoid dan menghasilkan produk hasil pembentukan komponen aroma, membuat senyawa ini memainkan peran yang penting pada sifat sensori dari produk makanan. Terdapat dua kelompok utama senyawa karotenoid, yaitu kelompok karoten yang merupakan karotenoid hidrokarbon (tersusun hanya oleh karbon dan hidrogen dalam struktur kimianya), dan kelompok ksantofil yang merupakan hidroksikarotenoid (mengandung oksigen dalam struktur kimianya). Pigmen karotenoid yang pernah diidentifikasi pada daun teh hijau segar antara lain yaitu α- dan β- karoten, neosantin, zeasantin, lutein, likopen, kriptosantin, dan violasantin (Gambar 2).22 7 α-karoten β-karoten neosantin zeasantin lutein 8 likopen HO kriptosantin OH O O HO violasantin Gambar 2. Contoh senyawa karotenoid pada daun teh 2.3 FLAVOR TURUNAN KAROTENOID PADA DAUN TEH Karotenoid rentan terhadap reaksi pembelahan oksidatif pada berbagai posisi ikatan rangkapnya dan menghasilkan berbagai senyawa apokarotenoid.23-25 Reaksi pembelahan oksidatif yang dimaksud, terjadi melalui berbagai proses kimia, termal, dan enzimatik. Struktur karotenoid yang khas yaitu suatu rantai poliena dengan ikatan rangkap yang terkonjugasi, merupakan dasar dari berbagai fungsi karotenoid dan juga 9 mempengaruhi sifat karotenoid yang rentan terhadap reaksi degradasi pada kondisi temperatur yang tinggi, pH yang rendah, intensitas cahaya yang tinggi, dan adanya oksigen radikal.26 Senyawa merupakan flavor salah terpenoid satu turunan komponen karotenoid penting yang mempengaruhi karakter flavor pada berbagai buah dan bunga. Senyawa terpenoid ini tergolong sebagai senyawa apokarotenoid, yaitu senyawa turunan karotenoid yang dihasilkan dari reaksi pembelahan oksidatif karotenoid.27 Kelompok senyawa prekursor flavor turunan karotenoid, umumnya terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah tetapi mempunyai efek yang kuat pada sistem olfaktori manusia. Pada flavor teh, senyawa ionone dan damascenone teridentifikasi sebagai komponen volatile penting yang mempengaruhi karakter dan aroma teh.28 Selain itu, terdapat komponen turunan karotenoid lain yang mempengaruhi theaspirone dengan karakter aroma karakter aroma teh, yaitu sweet floral, theaspirane dan juga turunan theaspirane teroksigenasi dengan karakter aroma fruity.29,30 O O O O O -ionone -damascenone theaspirone theaspirane Gambar 3. Komponen flavor penting turunan karotenoid pada teh 10 2.4 DISTILASI AIR-UAP (WATER-STEAM DISTILLATION) Distilasi atau penyulingan merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas bahan). Pada metode distilasi uap, material tumbuhan yang ingin diekstraksi komponen minyak esensialnya, dipanaskan melalui uap yang dialirkan ke dalam material tumbuhan tersebut. Uap dari campuran senyawa volatil akan naik ke atas menuju kondensor karena adanya tekanan uap yang besar dari bagian bawah, dan akhirnya masuk ke labu distilat.31,32 Metode distilasi uap banyak digunakan untuk ekstraksi minyak esensial dari tumbuhan. Ekstraksi ini merupakan metode distilasi atau proses pemisahan yang ditujukan untuk bahan-bahan yang sensitif terhadap temperature seperti minyak, resin, hidrokarbon, dal lain sebagainya, yang tidak larut dalam air dan mungkin akan terdekomposisi pada titik didihnya. Prinsip fundamental dari distilasi uap adalah dapat memisahkan senyawa atau campuran senyawa pada temperatur di bawah titik didih masing-masing senyawa penyusunnya. Pada distilasi senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih hingga 200 °C atau lebih, dengan menggunakan uap atau air yang mendidih, dapat menguapkan senyawa-senyawa tersebut sekitar suhu 100 °C pada tekanan atmosfer.33,34 Distilasi air-uap merupakan kombinasi dari metode distilasi air (water distillation) dengan distilasi (uap). 11 Prinsip kerjanya sama dengan metode distilasi uap yaitu dengan memanfaatkan uap untuk menguapkan senyawa volatil yang terkandung dalam suatu bahan (material). Pada metode distilasi air-uap, uap dihasilkan dengan cara pemanasan air. Kelebihan dari metode distilasi ini yaitu uap selalu dalam keadaan jenuh dan tidak terlalu panas dan bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap (tidak kontak dengan air panas).35 Bagan sistem alat distilasi uap-air yang digunakan, dapat dilihat pada Lampiran 1. 2.5 EKSTRAKSI PELARUT DENGAN ALAT LIKENS-NICKERSON Metode ekstraksi dengan menggunakan alat Likens-Nickerson biasa disebut dengan “Simultaneous Steam Distillation-Extraction (SDE).” Metode ekstraksi yang diperkenalkan oleh S.T. Likens dan G.B. Nickerson di tahun 1964 ini, menggunakan uap dan distilasi pelarut organik secara bersamaan.36 Prinsip dari alat LikensNickerson adalah mengekstraksi sampel yang direndam dalam air secara terus menerus dengan proses penyulingan dan penguapan. Senyawa volatil pada bahan akan menguap dan terkondensasi, sedangkan pelarut akan kembali ke labu semula. Keuntungan dari metode ini adalah penggunaan pelarut yang relatif sedikit, namun dengan kuantitas bahan (sampel) yang cukup banyak. 12 Metode ekstraksi-distilasi Likens-Nickerson ini dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi dalam analisis flavor. Pada metode ini, prinsip pemisahan senyawa volatil yang terkandung dalam sampel adalah sebagai berikut: (1) distilat dari komponen volatil bahan ikut menguap bersamaan dengan menguapnya pelarut organik (2) pemisahan campuran kondensat terjadi karena adanya perbedaan masa jenis air dengan pelarut organik yang digunakan (3) setelah proses ekstraksi selesai, komponen volatil bahan akan berada pada labu pelarut organik. Bagan sistem alat ekstraksi-distilasi Likens-Nickerson dapat dilihat pada Lampiran 2. 13